• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Upaya Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Generasi Muda Dalam Pembangunan Bangsa Oleh: Muchsin Rivangi (Perwakilan PC RMI NU Kebumen)

A. Siapa Generasi Muda?

Umum telah menyadari bahwa generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. Hal ini sering lebih merupakan pengertian ideologis dan kultural daripada pengertian ilmiah. Misalnya; Generasi Muda Harapan Bangsa, Generasi Muda Pemilik Masa Depan, Generasi Muda Pembangun Bangsa, dan yang lain sebagainya yang kesemuanya merupakan beban moral bagi generasi muda. Tetapi di lain pihak generasi muda menghadapi persoalan-persoalan seperti ungkapan frustasi, masa depan suram, kecemasan, kenakalan generasi muda, dan masalah lainnya. Kesemuanya akibat adanya kesenjangan (gap) antara keinginan dan harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi. Dalam hubungan ini kemungkinan timbul konflik dalam berbagai bentuk proses, baik yang terbuka maupun yang terselubung. Dalam pengertian sekarang gejolak generasi muda itu disebut gerakan mencari identitas generasi muda.

Kelompok umur generasi muda, menurut literatur psikologi, masih dianggap kelompok yang terbuang dari kawanan manusia yang “normal” dengan suatu subkultur tersendiri karena masa generasi muda ditandai dengan berbagai perubahan menuju ke arah tercapainya kematangan dalam berbagai aspek seperti biologis, intelektual, emosional, sikap, dan nilai. Kenyataan ini lebih nampak pada masa pembangunan, yang memberikan dampak perubahan sosial. Di satu pihak menimbulkan masalah penyediaan lapangan kerja, alokasi peran sosial, dan menggugah kestabilan sosial, tetapi di pihak lain merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk memodifikasi atau mengadakan perubahan-perubahan dalam strukturnya.

(2)

B. Generasi Muda Siap Jadi Pemimpin

Dulu Soekarno pada usia 25 tahun sudah menjadi pemimpin politik yang ulung karena sanggup membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI), meskipun dimusuhi kekuasaan kolonial Belanda. Begitu juga Soedirman menjadi Panglima Besar TNI saat berusia 29 tahun dengan alasan karena prestasi yang dibuktikan Soedirman dalam memimpin setiap pertempuran melawan penjajah, khususnya dalam pertempuran melawan pasukan Inggris di Ambarawa.

Maka, kalau kita tarik dari sebuah catatan sejarah di atas pada konteks kekinian, sebenarnya generasi muda mampu menjadi Bupati, Gubernur dan atau Presiden Republik Indonesia sekalipun. Tentunya kalau ada di antara generasi muda yang bisa membuktikan prestasi yang dapat menimbulkan ekspektasi rakyat tentang kepemimpinannya yang sungguh-sungguh demi rakyat dan bangsa.

Di Kebumen misalnya, dari daftar calon Bupati Kebumen periode 2015-2020 yang akan dipilih pada 9 Desember 2015 nanti tidak ada yang dari generasi muda. Meskipun kita tahu, pemimpin itu tidak hanya Bupati dan Wakil Bupati melainkan bisa DPR, DPRD, DPD dan semua pejabat daerah lainnya, karena semua itu adalah bagian dari pemimpin bangsa, yang setiap tahunnya siap mengelola keuangan negara sebesar Rp 1.500 Triliun (APBN). Artinya munculnya generasi muda untuk bisa memimpin negeri ini harus terwujud. Jika tidak, maka regenerasi sosok pemimpin di masa depan akan terancam. Karena kalau boleh jujur, kelompok kaum tua kurang produktif.

(3)

Generasi muda harus mempunyai karakter sebagai pemimpin, visioner, berani, kreatif, ideologis, dan memahami serta melaksanakan nilai-nilai konstitusi seperti yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Lalu pertanyaannya, dimanakah sumber pembentukan pemimpin muda itu? Menjawab pertanyaan tersebut rasanya tepat jika terlebih dahulu menjawan organisasi kepemudaan sebagai langkah awal membangun pola pikir generasi muda sebagai pemimpin.

Dalam versinya Gatutkaca, organisasi adalah Kawah Candhradimuka yang adalah tempat untuk menempa diri. Dengan adanya satu tekad dari masing-masing individu atau anggota dari organisasi tersebut akan mampu menopang proses pencarian jati diri generasi muda. Fakta di lapangan, karakter pemimpin muda yang berorganisasi dan yang tidak sangatlah nampak. Padahal sudah jelas, masing-masing dari kita adalah pemimpin, kita semua memiliki tanggung jawab akan kepemimpinan kita. Maka sudah seharusnya, menjadi seorang individu, generasi muda harus menempa diri dalam organisasi. Kesadaran mengenai pentingnya berorganisasi sangat penting untuk digalakkan. Demi tercapainya estafet kepemimpinan dalam organisasi itu sendiri serta pembiasaan diri sebagai generasi penerus akan tertanam.

Organisasi akan mengarahkan dan mengajarkan generasi muda untuk menemukan jati dirinya dengan baik. Jika pertanyaannya dilanjutkan lagi pada perubahan yang benar-benar mampu dipersembahkan untuk pembangunan bangsa. Tentu saja di partai politik adalah jawaban yang tepat. Karena semua jabatan publik berasal dari partai politik. Generasi muda akan sungguh-sunggu menjadi agent of change, agent of control dan agent of solutions untuk bangsa, dari yang lingkupnya lokal mau pun nasional. Jadi, sudah saatnya partai politik melepaskan jeratan kepemimpinan yang oligarkis, pragmatis dan dinastis. Sehingga rekruitmen kepemimpinan terbuka dan tidak abal-abal.

D. Kegagalan Organisasi Kepemudaan dan Partai Politik Hari Ini

(4)

seminar-seminar mau pun malasnya saya ke Kesbangpol untuk menanyakan jumlah OKP di Kabupaten Kebumen, di sana memang saya temui nama-nama OKP yang tidak punya gerakan untuk pemuda bahkan tidak ada pengkaderan bagi OKP tersebut. Mereka para OKP hanya muncul ketika ada event semacam itu. Tetapi dalam mengawal generasi muda secara rutin mereka tidak pernah nampak. Kalau demikian, layak saja Kebumen dan bangsa kita terlalu bermimpi indah untuk maju.

Dalam fakta lain, partai politik hari ini dikatakan belum mampu melahirkan pemimpin muda, bahkan sampai ada yang menyimpulkan gagal melahirkan pemimpin muda yang nasionalis, ideologis dan berkarakter sebagai negarawan. Mari sedikit melihat survey-survey, yang dilakukan dari Soegeng Sarjadi Syndicate pada awal Juni 2014 lalu menjelang Pemilu Presiden yang merilis survey pemetaan capres 2014. Seperti Prabowo Subianto meraih suara terbanyak dengan angka 25,8%, Megawati Soekarnoputri menempati posisi kedua dengan 22,4% diikuti Jusuf Kalla 14,9%. Ketua Umum Partai Golkar Aburizal bakrie yang sudah resmi diusung partainya, menempati urutan keempat dengan 10%.

Survey dari Lingkungan Survey Indonesia (LSI), Megawati berada di posisi pertama dengan angka 18,3%, disusul Prabowo 18%, Aburizal Bakrie 17,5%, Hatta Rajasa 6,8% dan Ani Yudhoyono 6,5%.

Kemudian Survey dari Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC) pada Juni 2012 yang menunjukkan bahwa dari puluhan nama bakal capres yang diuji berdasarkan tingkat popularitas di mata rakyat, hanya delapan nama yang popularitasnya di atas 50%. Yakni Megawati Soekarnoputri (93,7%), Jusuf Kalla (88,9%), Prabowo (78,8%), Wiranto (72,8%), Aburiezal Bakri (70,1%), Sri Sultan Hamengku Buwono X (53,8%), Anas Urbaningrum (55%) dan Hatta Rajasa (54,1%).

Inilah beberapa bukti nyata bahwa hari ini partai politik gagal memunculkan pemimpin muda. Selain menanamkan keminatan para generasi muda terhadap partai politik, tentunya partai politik juga harus berbenah serius dalam mengawal kaderisasi partainya. Supaya lahir generasi-generasi muda pembangun bangsa.

E. Generasi Muda Pembangun Bangsa

(5)

raga dan seluruh hidup mereka untuk membangun bangsa dari keterpurukan. Prestasi yang belum terlalu diakui dan moralitas bangsa yang kurang baik di kancah internasional harus menjadi evaluasi bersama. Berikut beberapa hal yang menjadi benang merah

1. Bersosialisasi

Melalui proses sosialisasi, seorang (generasi muda) akan terwarnai cara berfikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaiamana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak tahu atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk, dimana kepribadian itu merupakan suatu komponen penyebab atau pemberi warna dari wujud tingkah laku sosial manusia. Jadi, dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

2. Merubah Pola Pikir Mengekor

(6)

3. Menceburkan Diri Sepenuhnya

Generasi muda atau siapapun yang ingin menyandang ketangguhan dalam bidang apa saja maka yang bersangkutan harus mau membiasakan diri dengan kegiatan yang diinginkan itu. Seseorang yang ingin menjadi penulis, maka harus membiasakan diri dengan kegiatan menulis. Orang yang ingin tangguh dalam bidang olah raga, maka sehari-hari harus menekuni latihan jenis olah raga yang diminati itu. Seseorang yang ingin memiliki kelihaian dalam berpidato, maka harus membiasakan diri berpidato. Hal demikian berlaku dalam semua kegiatan. Sehari-hari yang bersangkutan harus terlibat dalam hal tersebut. Serendah apapun kemampuan seseorang, jika dilatih sehari-hari, maka lama-kelamaan akan menjadi kuat. Kebiasaan akan menjadi sumber kekuatan. Sederetan nama seperti Bayu Santoso (Designer), Pierre Coffin (Arsitek Film), Andre Surya (Animator), Christiawan Lie (Ilustrator Comic), Griselda Sastrawanita (Animator), Rini Sugianto (Animator), Wira Winata (Kartunis), Marsha Chikita (Animator), Lilyana Nastir (Atlit Bulutangkis), Tontowi Ahmad (Atlit Bulutangkis), Butet Manurung (Pejuang Pendidikan), Joey Alexander Sila (Pianist), Chris Lesmana (Perancang Mobil) dan Rio Haryanto (Pembalap F1) adalah nama-nama warga Indonesia yang berhasil memgharumkan nama-nama bangsa melalui prestasi mereka. Di Kebumen sendiri sebenarnya juga banyak, terakhir seperti Eka Rahmawati mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) alumnus SMA N Klirong yang meraih prestasi terbaik dalam Wisuda UGM 2015. Ir. Joko Widodo, Presiden pada saat melakukan ramah tamah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada 18 Agustus 2015 lalu bersama Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), Pasukan Kehormatan Taruna Akademi TNI dan Akpol mengatakan: “Saya yakin Indonesia adalah gudangnya anak-anak beprestati yang kreatif dan inovatif. Tebarkan virus keteladanan ke seluruh negeri, sehingga kita sebagai bangsa bisa segera melakukan lompatan kemajuan menjadi bangsa yang diperhitungkan di percaturan dunia.”

4. Menerapkan Persatuan

(7)

perpecahan, maka akhirnya menjadi porak poranda. Misalnya; Irak, Libya, Siria, Sudan, Yaman, Mesir, dan masih banyak lagi lainnya. Mereka tidak sempat membangun negeri dan masyarakatnya oleh karena persoalan perpecahan di dalam negeri. Kegagalan dalam menjaga persatuan, negara itu menjadi tidak sempat mengurus berbagai persoalan lainnya yang seharusnya diselesaikan.

5. Bersemangat Membangun Masyarakat

(8)

Identitas Peserta

Nama : Muchsin Rivangi

Tempat Tanggal Lahir : Kebumen, 11 Mei 1993 (22 Tahun)

Alamat : Jln. HM. Sarbini No. 125 Kebumen

Contact Person : 08998-499-499 (HP)

: Muchsin Rivangi (Facebook)

Hobi : Fotografi, Membaca dan Menulis

Cita-Cita : Fotogrhapher, Teacher and Writer

Motto : Aku mulai dari diri sendiri dan tidak untuk diri sendiri

Tokoh Favorit : Gus Miek, Gus Dur, Gus Noor, Cak Nur, Cak Nun, ...

Riwayat Pendidikan :

1. TK Mekarsari Adiluhur, Adimulyo, Kebumen 2. SD N 2 Adiluhur, Adimulyo, Kebumen 3. SMP N 2 Adimulyo, Kebumen

4. SMK Maarif 1 Kebumen 5. IAINU Kebumen

Pengalaman Organisasi :

1. Pramuka SMP N 2 Adimulyo, Kebumen 2. PMR SMK Maarif 1 Kebumen

3. PAC IPNU Adimulyo, Kebumen 4. PC IPNU Kebumen

5. Senat Mahasiswa IAINU Kebumen

Referensi

Dokumen terkait

1. Harapan pelanggan atas kualitas pelayanan jasa penerbangan Lion Air berdasarkan hasil analisis deskriptif secara keseluruhan berada dalam kategori “penting”

Larangan melakukan perkawinan sesuku tersebut bagi masyarakat Minangkabau adalah karena masyarakat Minangkabau memandang bahwa hubungan sesuku itu

Secara umum mikrokontroler digunakan untuk menjalankan alat ini menerima sebuah inputan dari sensor PIR yang mendeteksi adanya manusia atau jamaah yang akan masuk

Mewujudkan desa Kerobokan yang berbudaya dan bertaqwa terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui : Penggalian, pengembangan dan pembinaan seni budaya yang adi

Humbang Hasundutan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 42 15071902710300 HONDA SIHOTANG Kab.. Humbang Hasundutan Guru

Rekomendasi ITU-R P.525 dan rekomendasi ITU-R P.1546 memiliki hasil yang berbeda dalam perhitungan path loss spektrum frekuensi UHF untuk penyiaran TV terestrial Kota

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala UPTD Puskesmas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Penanggung Jawab UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Penanggung

Kesehatan usia lanjut dlm perspektif Islam Mahasiswa mampu menjelaskan tinjauan Islam Kuliah pakar 2 x 50 menit Handout, slide power point Ujian blok... Pertem uan ke Kom peten