• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hutan sebagai Sumber Daya Alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hutan sebagai Sumber Daya Alam"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Friska Febriyanti 16 ID 1 P 00000028169

1 Hutan Sebagai Sumber Daya Alam

Sumber Daya Alam (SDA) merupakan kekayaan alam yang dianugrahkan oleh Tuhan di bumi ini yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan masyarakat. Terdapat tiga pengelompokkan sumber daya alam, yaitu berdasarkan kemungkinan pemulihannya, berdasarkan materinya, dan berdasarkan habitatnya. Sumber daya alam berdasarkan kemungkinannya terbagi menjadi dua, yaitu SDA yang dapat diperbaharui seperti udara dan SDA yang tidak dapat diperbaharui seperi bahan tambang (minyak bumi, batu bara, gas). Sumber daya alam berdasarkan materi adalah SDA organik dan SDA anorganik. SDA organik contohnya adalah makhluk hidup, tumbuhan, dan hewan sedangkan SDA anorganik seperti benda mati, baik yang berbentuk padat,cair, atau gas. Sumber daya alam berdasarkan habitatnya dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah sumber daya alam terestris (daratan) dan yang kedua adalah akuatik (perairan).

Pada artikel ini penulis akan membahas tentang sumber daya alam terestis seperti tanah, hutan, dan tanah galian. Semua sumber daya yang memiliki hubungan dengan tanah sebagai tempat atau lahan kegiatan masyarakat. Topik kali ini adalah hutan.

Hutan adalah suatu daerah tertentu yang tanahnya ditumbuhi pepohonan, tempat hidup binatang liar dan burung-burung hutan. Hutan juga merupakan dataran tanah yang bergelombang, dan dapat dikembangkan untuk kepentingan diluar kehutan, seperti pariwisata (Salim, 2003).

Indonesia terletak pada kawasan yang strategis dan memiliki iklim tropis sehingga hutan yang ada di Indonesia merupakan hutan tropis. “Hutan mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan bangsa dan Negara.” (Salim, 2003). Manfaat yang dapat dirasakan secara langsung adalah hasil hutannya seperti kayu, rotan, getah, buah-buahan, dan madu. Menurut Salim (2003) manfaat tidak langsung dari keberadaan hutan dapat dirasakan diantaranya dapat mengatur tata air, mencegah terjadinya erosi, memberi manfaat terhadap kesehatan (oksigen), memberikan rasa keindahan, memberikan manfaat di sektor pariwisata, dan menambah devisa negara.

(2)

Friska Febriyanti 16 ID 1 P 00000028169

2 Meskipun telah diatur dasar-dasar hukum kehutanan, illegal logging (penebangan liar) masih saja terjadi.

“Penebangan liar (illegal logging) adalah kegiatan di bidang kehutanan atau yang merupakan rangkaian kegiatan yang mencangkup penebangan, pengangkutan, pengolahan hingga kegiatan jual beli (ekspor-impor) kayu yang tidak sah atau bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku, atau perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan hutan” (Sukardi, 2005).

“Bukti-bukti selama ini menunjukkan bahwa mereka yang memiliki pengetahuan hukum alam itulah yang melakukan penyimpangan” (Arifin, 2001). Arifin juga menyebutkan bahwa lebih dari 36% kerusakan hutan disebabkan oleh para pelaku ekonomi yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut dilakukan dengan sengaja karena faktor emosional dari beberapa pihak.

Selain penebangan liar banyak spekulasi yang mengatakan bahwa jumlah penduduk merupakan salah satu penyebab utama kerusakan hutan di Indonesia (Arifin, 2001). Hal tersebut di katakana karena persebaran penduduk Indonesia kurang merata. Pulau Jawa memiliki tingkat kepadatan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pulau Kalimantan maupun pulau-pulau bagian timur. Pemerintah pernah mengadakan program transmigrasi keberbagai pulau di Indonesia namun kepadatan penduduk masih terus terjadi sehingga semakin lama kawasan hutan dijadikan pemukiman dan ladang.

Dari kasus tersebut, “Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa manusia memang telah mengalami kerusakan secara total atau keseluruhan” (Hoekema, 2006). Menurut Yeremia 17:9, “Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” Seorang yang serakah tidak akan perduli dengan penebangan kayu illegal yang dia lakukan. Dia tidak akan memikirkan dampak jika tidak ada lagi pohon di bumi ini, semua yang dia pikirkan hanyalah kepuasan sementara saja walaupun ada yang tahu dampak yang akan terjadi namun tidak berbuat apa-apa selain menebang habis kayu di hutan. “Hal tersebut sama saja dengan penyembahan berhala karena orang itu menjadi terobsesi untuk menjadi nomor satu sehingga baik Allah maupun orang lain dinomor duakan dan berfokus pada seberapa banyak uang yang dapat dihasilkan” (Bridges, 2008).

(3)

Friska Febriyanti 16 ID 1 P 00000028169

3 menjelaskan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah yang telah jatuh kedalam dosa dan hal tersebut menimbulkan kejahatan-kejahatan. Oleh karena diciptakan dalam gambar dan rupa Allah, manusia diberikan kapasitas dan keinginan untuk berbuat kebaikan, kebenaran, dan keindahan. Postmodernisme mendefinisikan keindahan sebagai kualitas kesenangan atau yang memuaskan indra manusia (Tung, 2016). Di zaman posmo sekarang ini, keindahan alam „hutan‟ sangat di cari karena kelangkaannya. Bagaimana seorang pendidik dapat menjelaskan ke siswanya tentang „hutan‟ jika untuk menemukan hutan saja sulit? Maka dari itu, pendidik mengajarkan siswa untuk bersyukur bahwa Tuhan itu sangat baik, Dia masih menyediakan alam sampai sekarang ini. Bayangkan saja jika Allah murka dan menghanguskan semua pepohonan di hutan karena keserakahan manusia, apa yang akan terjadi di bumi? Atau bagaimana jika sejak awalnya Allah tidak menciptakan pohon-pohon? Tidak akan ada makhluk hidup yang dapat bertahan. Pohon adalah karunia Allah, sepatutnya setiap manusia menjaganya, memanfaatkan dan tidak lupa untuk menanam kembali.

(4)

Friska Febriyanti 16 ID 1 P 00000028169

4 Referensi

Arifin, B. (2001). Pengelolaan sumber daya alam Indonesia: perspektif ekonomi, etika, dan praktisis kebijakan. Jakarta: Erlangga.

Bridges, J. (2008). Dosa-dosa yang dianggap pantas. Bandung: Pionir Jaya.

Brummelen, H., V. (2009). Berjalan dengan Tuhan di dalam kelas. Jakarta: Universitas Pelita Harapan.

Hoekema, A., A. (2006). Diselamatkan oleh anugrah. Surabaya: Momentum.

Salim. (2003). Dasar-dasar hukum kehutanan. Jakarta: Sinar Grafika.

Sukardi. (2005). Illegal logging dalam perspektif politik hokum pidana (kasus papua). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Tung, K., Y. (2015). Menuju sekolah Kristen impian masa kini. Yogyakarta: ANDI.

Tung, K., Y. (2016). Terpaggil menjadi pendidik Kristen yang berhati gembala. Yogyakarta: ANDI.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Danik Kusumawardani dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Penerima Bantuan Rumah Layak Huni Dengan Menggunakan Metode Weighted Product

memaksimalkan return dan meminimalkan risiko dalam membentuk saham-saham terpilih sebagai pertimbangan investasi dengan menggunakan model indeks tunggal yang

Hasil evaluasi pada Seminar Kemajuan I menentukan apakah mahasiswa yang bersangkutan dapat tetap mengerjakan Tugas Akhir dengan topik yang sama atau harus mengganti topik.. Pihak

Perubahan warna transient superfisial dorsum lidah, jaringan lunak lainnya, dan gigi mungkin terjadi dalam berbagai warna, biasanya kekuningan atau coklat, serta mungkin

Salah satu tokoh yang dikaji dalam penelitian ini adalah tokoh Galuh gaya Jero Ratna dalam pertunjukan dramatari Arja dengan Lakon Pajang Mataram di Banjar Kebon Singapadu,

Data posisi ketinggian aktivitas monyet ekor panjang atau lutung (berpindah, makan, sosial dan istirahat) pada unit contoh (pohon) diolah dengan Independent-Samples T Test

Tumbuhan dan hewan yang mempunyai potensi nilai ekologis, nilai budaya dan historis di Taman Panorama Baru dapat diketahui sehingga dapat dikembangkan untuk

yang juga dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama antara kualitas pelayanan dan promosi terhadap keputusan berkunjung sebesar koefisien determinasi (R 2 )