• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERAN PERAWAT TRIAGE DENGAN LEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PERAN PERAWAT TRIAGE DENGAN LEN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERAN PERAWAT TRIAGE DENGAN LENGTH OF STAY PADA RUANG TRIAGE PRIORITAS II DAN III DI

INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DELI SERDANG

Tri Indah Sari1 , Rahmad Gurusinga2, 1, 2

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Email : 1indatriqueen627@gmail.com, 2rahmad.gurusinga@gmail.com ABSTRAK

Instalasi gawat darurat termasuk kedalam unit pelayanan yang ada di rumah sakit, dimana instalasi gawat darurat merupakan tempat di rumah sakit yang memilki tim kerja dengan kemampuan dan peralatan khusus, yang memberikan pelayanan gawat darurat. LOS merupakan kunci utama untuk menilai kinerja dari IGD dan efektifitas dari triage, hal tersebut menjadi tuntutan paling penting bagi perawat di IGD untuk menjalankan tugasnya di berbagai situasi dan kondisi yang meliputi tindakan penyelamatan pasien secara optimal dan profesional. Metode yang digunakan deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan studi penampang (cross sectional study), jumlah sampel yang digunakan 57 responden subjek pasien dengan purposive sampling data dikumpulkan melalui lembar kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 0,05 didapatkan terdapat hubungan antara peran perawat kolaborator dengan lengt of stay (P

=0.009), tidak terdapat hubungan antara peran perawat triage sebagai care giver dengan length of stay (P =0.124), dan tidak terdapat hubungan peran perawat triage sebagai educator dengan length of stay (P =0.249). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi LOS diantaranya waktu kedatangan, waktu konsultasi, waktu pemeriksaan lab, waktu pemeriksaan radiologi dan ketersediaan tempat tidur di unit perawatan lain. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka perlu untuk menyempurnakan hasil penelitian ini dengan memperbaiki setiap kekurangan yang ada, diantaranya menambah waktu penelitian, dan melakukan penelitian lebih mendalam terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap LOS pasien. Kata kunci : Peran perawat triage, Triage, Length of stay

ABSTRACT

(2)

length of stay (P = 0.124), and there is no relation to the role of nurse triage with length of stay (P = 0.249). As for the factors that affect the LOS in which the arrival time, consultation time, lab checking time, time radiological examination and time of physical disposition as well as availability of beds in other units. Based on the result of the above research it is deemed necessary to refine the results of this study by improving any deficiencies that exist in addition to research time and conduct further reserach on the factors that affect the LOS patient.

Keywords : The Role Of Nurse Triage, Triage, Length Of Stay

PENDAHULUAN

Undang-Undang no 44 tahun 2009 menjelaskan tentang gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu ―Time Saving it’s

Live Saving” artinya seluruh

tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien. Instalasi gawat darurat termasuk kedalam unit pelayanan yang ada di rumah sakit, dimana instalasi gawat darurat merupakan tempat di rumah

sakit yang memilki tim kerja dengan kemampuan dan peralatan khusus, yang memberikan pelayanan gawat darurat (Joice M. Laoh, 2014).

(3)

Perawat di instalasi gawat darurat harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang membutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan situasi kritis dengan kecepatan dan ketepatan yang tidak selalu dibutuhkan pada situasi keperawatan lain, perawat instalasi gawat darurat minimal memiliki sertifikat Basic Trauma Life Support (BTCLS) atau Pertolongan Pertama Penderita Gawat Darurat (PPGD) (Rankin et al, 2013).

Pada instalasi gawat darurat total Length Of Stay (LOS) dan waiting time digunakan untuk melihat tingkat kepadatan dan kinerja klinis. Pengukuran Length Of Stay (LOS) setiap pasien di ukur dari awal kedatangan sampai dengan perpindahan pasien ke unit lain yang digunakan sebagai indikator kunci penilaian efesiensi peningkat kinerja

operasional dan klinis (Niels, et All, 2012). LOS merupakan indikator yang efektif untuk menilai kinerja dari IGD dan kualitas dari triage. LOS yang memanjang berhubungan erat dengan kualitas triage dan kinerja pelayanan keperawatan di IGD (Yoon et al, 2013).

(4)

untuk mengukur kualitas dari pelayanan di IGD. Masalah waktu tunggu yang panjang dan lama menunjukan IGD yang buruk dengan sumber daya yang kurang berhasil dan tidak terkoordinasi dengan baik (Bukhari et al, 2014).

Seiring dengan rendahnya pelaksanaan triage, maka angka kematian juga meningkat, triage sangat penting bagi perawat untuk mengetahui mana yang gawat darurat dan mana yang gawat tidak darurat. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009) petugas kesehatan IGD pada suatu rumah sakit terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, dan tenaga keperawatan yang dibantu oleh perwakilan unit-unit lain.

Secara konsep, perawat merupakan petugas kesehatan yang mempunyai peran dan tanggung

jawab utama dalam melakukan triage di instalasi gawat darurat (IGD) (Andersson dkk, 2009) pada kegiatan triage perawat bertanggung jawab untuk dapat mengambil keputusan segera (decission making), melakukan pengkajian resiko, pengkajian sosial, diagnosis, menentukan prioritas dan merencanakan tindakan berdasarkan tingkat urgency pasien (Sands, 2007).

(5)

masalah dalam pelayanan kegawatdaruratan, maupun kondisi ekonomi (Ritonga, 2012).

Hasil observasi sementara yang dilakukan penulis ditemukan bahwa pelayanan terhadap pasien yang true emergency (benar-benar gawat) dirasakan belum maksimal. hasil observasi beberapa pengunjung atau keluarga pasien mengeluh bahwa waktu tunggu pasien ditangani oleh petugas instalasi gawat darurat terlalu lama dan proses lama tinggal observasi instalasi gawat darurat untuk keputusan rawat inap atau rawat jalan tidak segera diinformasikan dengan keluarga pasien yang menjaga atau mengantar pasien untuk berobat di rumah sakit tersebut sehingga berdampak memperpanjang waktu yang disebut dengan length of stay.

Berdasarkan uraian pernyataan pasien tersebut dapat disimpulkan bahwa lama tinggal pasien (LOS) di IGD peran perawat triage belum sesuai dengan ketentuan dan standar peraturan yang berlaku maka penulis tertarik mengambil penulisan ini tentang hubungan peran perawat triage dengan length of stay pasien pada ruang triage di instalasi gawat darurat RSUD Deli Serdang.

METODE

(6)

Deli Serdang pada bulan mei 2017 dengan melakukan observasi dan membagikan lembar kuesioner. HASIL

Data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi yang meliputi gambaran umum responden, hasil analisa univariat dan analisa bivariat.

Gambaran Umum Responden

Tabel 1 distribusi frekuensi karakteristik responden

Variabel Kategori Frekuensi Total

Jenis kelamin Laki laki 26 57

Perempuan 31

Usia ≤25 tahun 11 57

≥25 tahun 46

Pendidikan SD 8

57

SMP 19

SMA 23

S1 7

Pekerjaan PNS 5

57

Wiraswasta 19

Buruh 15

Lain- lain 18

Berdasarkan tabel diatas, persentase jenis kelamin responden paling banyak adalah perempuan yaitu 54.4% dan laki-laki yaiutu sebanyak 45.6%. persentase usia responden 78.9% adalah ≥25 tahun dan 19.3%

adalah ≤25 tahun. Pendidikan

(7)

Analisis Univariat

Analisis univariat meliputi analisis masing-masing variabel yaitu peran perawat sebagai care giver, peran perawat sebagai educator, peran perawat sebagai kolaborator dan length of stay.

Tabel 2. Data peran perawat sebagai care giver

Frekuensi Percent (%)

Baik 30 52.6

Tidak baik 27 47.4

Total 57 100.0

Tabel 2 menujukan bahwa peran perawat sebagai care giver dengan kategori baik sebesar 52.6% dan yang tidak baik sebesar 47.4%.

Tabel 3. Data peran perawat sebagai educator

Frekuensi Percent (%)

Baik 35 61.4

Tidak baik 22 38.6

Total 57 100.0

Tabel 3 menujukan bahwa peran perawat sebagai educator dengan kategori baik sebesar 61.4% dan yang tidak baik sebesar 38.6%.

Tabel 4. Data peran perawat sebagai kolaborator

Frekuensi Percent (%)

Baik 32 56.1

Tidak baik 25 43.9

Total 57 100.0

Tabel 4 menujukan bahwa peran perawat sebagai kolaborator dengan kategori baik sebesar 56.1% dan yang tidak baik sebesar 43.9%.

Tabel 5 menunjukkan length of stay pasien pada ruang triage yang sesuai standart sebesar 70.2% dan yang tidak sesuai standart ialah 29.8%.

Analisa Bivariat

Analisa bivariat menampilkan hubungan peran perawat triage sebagai care giver, educator dan kolaborator dengan LOS pasien.

Tabel 5. Data Length of stay pasien Frekuensi Percent

(%)

Standart 40 70.2

Tidak standart

17 29.8

(8)

Tabel 6. Hubungan Peran Perawat Care Giver Dengan Length Of Stay Di IGD RSUD Deli Serdang

Kategori Length Of Stay

Kategori Standart Tidak

standart

Total P value Perawat Care

Giver

Baik 26.0 11.0 70.2

0.124 Tidak

baik

14.0 6.0 29.8

Total 40.0 17.0 100.0

Berdasarkan tabel 6. diketahui bahwa dari 57 responden total length of stay sebagian besar sesuai standart yaitu sebanyak 40 orang. Total sebaran yang sesuai standart length of stay dengan tidak sesuai standart didapatkan perbedaan yang signifikan pada perawatan yang menjalankan dengan baik sebesar 70.2%. perawat yang menjalankan dengan tidak baik sebesar 29.8%. Serta perawat yag tidak sesuai

standart terdapat 17 orang. Hasil uji chi square untuk mengetahui hubungan peran perawat triage sebagai care giver dengan length of stay didapatkan hasil p value sebesar 0.124 > (α 0,05) sehingga H1 ditolak

yang artinya tidak terdapat hubungan antara peran perawat triage sebagai care giver dengan length of stay pada ruang triage prioritas II dan III di IGD RSUD Deli Serdang.

Tabel 7. Hubungan Peran Perawat Educator Dengan Length Of Stay Di IGD RSUD Deli Serdang

Kategori Length Of Stay

Kategori Standart Tidak

standart

Total P value Perawat

Educator

Baik 24.6 10.4 70.2

0.249 Tidak

baik

15.4 6.6 29.8

(9)

Berdasar tabel 7. diketahui bahwa dari 57 responden total length of stay sebagian besar sesuai standart yaitu sebanyak 40 orang. Total sebaran yang sesuai standart length of stay dengan tidak sesuai standart

didapatkan perbedaan yang signifikan pada perawatan yang menjalankan dengan baik sebesar 70.2% dan perawat yang menjalankan dengan tidak baik sebesar 29.8%. Serta perawat yag

tidak sesuai standart terdapat 17 orang. Hasil uji chi square untuk mengetahui hubungan peran perawat triage sebagai eductor dengan length of stay didapatkan hasil p value sebesar 0.249 > (α 0,05) sehingga H1 ditolak yang artinya tidak terdapat hubungan antara peran perawat triage sebagai educator dengan length of stay pada ruang triage prioritas II dan III di IGD RSUD Deli Serdang.

Berdasar tabel 8. diketahui bahwa dari 57 responden total length of stay sebagian besar sesuai standart yaitu sebanyak 40 orang. Total sebaran

yang sesuai standart length of stay dengan tidak sesuai standart didapatkan perbedaan yang signifikan pada perawatan yang Tabel 8. Hubungan Peran Perawat Kolaborator Dengan Length Of Stay Di

IGD RSUD Deli Serdang Kategori Length Of Stay

Kategori Standart Tidak

standart

Total P value Perawat

Kolaborator

Baik 22.5 9.5 70.2

0.009 Tidak

baik

17.5 7.5 29.8

(10)

menjalankan dengan baik sebesar 70.2% dan perawat yang menjalankan dengan tidak baik sebesar 29.8% serta perawat yag tidak sesuai standart terdapat 17 orang. Hasil uji chi square untuk mengetahui hubungan peran perawat triage sebagai kolaborator dengan

length of stay didapatkan hasil p value sebesar 0.009 > (α 0,05)

sehingga H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara peran perawat triage sebagai kolaborator dengan length of stay pada ruang triage prioritas II dan III di IGD RSUD Deli Serdang.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Peran Perawat Pada Ruang Triage di IGD RSUD Deli Serdang

Pada ruang triage peran perawat pada penelitian ini di fokuskan pada 3 peran utama yaitu care giver, educator, dan kolaborator. Hal ini berkaitan bahwa fenomena yang terjadi di IGD hanya ada 3 peran peawat yang bisa dilakukan yaitu care giver, educator, dan kolaborator dengan alasan bahwa tidak mungkin peran perawat sebagai konsultan, pembaharu, dan advokat, koordinator, dan pengelolah

dilaksanakan di ruang IGD dikarenakan hanya saja diruang IGD tujuannya untuk memprioritaskan keselamatan nyawa pasien dan peran perawat sebagai konsultan, pembaharu, advokat, koordinator, dan pengelolah bisa digunakan pada ruang perawatan biasa atau di ruang rawat inap.

(11)

efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang memerlukan pengamatan lebih lanjut.

1. Data yang didapatkan dari penulisan peran perawat care giver sebanyak 40 orang (70.2%) yang menjalankan perannya dengan baik dan hanya sebesar 17 orang (29.8%) perawat yang menjalankan perannya tidak baik. Secara keseluruhan perawat yang menjalan care giver yaitu sebagai pemberi asuhan fisik, psikososial, perkembangan, budaya dan spiritual (Barbara et all, 2010 & Potter and Perry, 2005).

Peran perawat triage sebagai care giver didasarkan pada alur prosedur pemeriksaan wajib

pada sistem pelayanan ruang triageIGD RSUD Deli Serdang. Pelaksanaan peran perawat yang berdasar prosedur rumah sakit juga sesuai dengan peran perawat triage yaitu segera melakukan intervensi dan prosedur organisasi untuk meningkatkan keselamatan pasien dan petugas di unit gawat darurat (College Emergency Nursing Australia, 2011)

(12)

menjalankan perannya dengan baik. Dimana perawat mengidentifikasi masalah klien kemudian mengkomunikasikan hal ini secara verbal atau tertulis kepada anggota lain dalam tim kesehatan (Barbara et all, 2010 & Potter and Perry, 2005). Peran perawat sebagai educator merupakan prosedur yang harus dilaksanakan oleh perawat ruang triage IGD RSUD Deli Serdang dimana komunikasi baik secara verbal maupu non verbal dilakukan oleh perawat terutama pada saat serah terima pasien ke ruang kritis setelah penentuan prioritas kegawatdaruratan, sedangkan komunikasi secara tertulis dilakukan perawat melalui lembar dokumentasi baik pada ruang triagemaupun pada lembar triage pasien.

3. Peran perawat sebagai kolaborator dilaksanakan dengan melibatkan tim medis lainnya seperti: perawat bekerja sama dengan dokter, ahli fisioterapi, ahli gizi, dll dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien. Peran perawat sebagai kolaborator mempunyai 40 orang (72.2%) responden yang mengatakan perawat yang menjalan tugasnya dengan baik sedangkan sebanyak 17 orang (29.8%) responden mengatakan perawat tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

(13)

dilakukan dengan tepat. Data umum karakteristik length of stay yang dilihat dari sisi baik dan sesuai standart berjumlah 40 orang (70.2%) dan yang tidak standart berjumlah 17 orang (29.8%).

Hubungan Peran Perawat Dengan Length Of Stay Pada Ruang Triage di IGD RSUD Deli Serdang

1. Hubungan Peran Perawat Triage Sebagai Care Giver Dengan Length Of Stay Pada Ruang Triage Di IGD RSUD Deli Serdang

Berdasarkan hasil penelitian, uji chi-square yang dilakukan untuk mengetahui hubungan peran perawat sebagai care giverdengan length of stay didapatkan hasil p value sebesar 0.124> (α 0,05) yang artinya

tidak terdapat hubungan peran perawat sebagai care giver dengan length of stay pada ruang triage IGD RSUD Deli Serdang.

(14)

administrasi pasien belum lengkap.

LOS pada ruang IGD dipengaruhi juga oleh tingkat kegawatan pasien dimana pada kasus-kasus pasien prioritas 3 lebih banyak dan melebihi standar hal ini juga mempengaruhi ketersediaan tenaga kesehatan di IGD. Sejalan dengan penelitian pada sebuah Rumah Sakit di Jakarta yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi length of stay pada Rumah Sakit tersebut menunjukan hasil bahwa pasien lansia, pasien dengan kasus emergency berat, pasien rujukan, training ECG untuk dokter dan training advance cardiac life support (ACLS) untuk perawat berhubungan dengan LOS pada

unit gawat darurat (Trisniati, E., 2012).

2. Hubungan Peran Perawat

Triage Sebagai

Educator/Pendidik Dengan Length Of Stay Pada Ruang Triage Di IGD RSUD Deli Serdang

(15)

menerima peran perawat sebagai educator yaitu sebanyak 17 orang (29.8%).

Penulis berpendapat bahwa perawat harus memberikan informasi terkait dengan hal-hal yang menyangkut kesehatan pasien

dengan tepat dan

menginformasikannya secara singkat , cepat/padat dan jelas, serta tidak beretele-tele dalam

menyampaikan pengetahuannya terhadap tim kesehatan lainnya terhadaap proses penyembuahan klien. Hal ini sejalan dengan pendapat Sayers et al (2011) bahwa pendidikan kesehatan dapat dilakukan perawat melalui proses pembelajaran dengan menyediakan informasi sehingga menambah pengetahuan dalam hal ini akan cepat terlaksananya proses penyembuhan pasien. 3. Hubungan Peran Perawat

Triage Sebagai Kolaborator Dengan Length Of Stay Pada Ruang Triage Di IGD RSUD Deli Serdang

Untuk mengetahui hubungan peran perawat sebagai kolaborator dengan length of stay didapatkan hasil p value sebesar 0.009 < (α 0,05) yang artinya terdapat hubungan antara peran perawat sebagai kolaborator dengan length of

stay pada ruang triage IGD RSUD Deli Serdang.

(16)

berada di IGD RSUD Deli Serdang jarang tidak selalu ada setiap saat berada di IGD dikarenakan dokter tersebut sedang visite diruang perawatan rawat inap, maka fenomena tersebut dapat mempengaruhi LOS pasien di IGD RSUD Deli Serdang.

Dalam hal ini dokter mempunyai tanggung jawab sepenuhnya, sedangkan pasien yang berada di IGD butuh perawatan lebih cepat tanpa harus menunggu keputusan yang terlalu lama dari dokter yang mempunyai waktu yang tidak jelas kapan pasien tersebut bisa di pindahkan ke unit perawatan lanjut atau biasa dalam hal ini terkesan bahwasanya proses yang terjadi di IGD ini antara

perawat dengan dokter berebut posisi dalam mengandil pasien yang sedang berada di IGD. Atau menunggu keputusan dari tim medis lainnya misalnya seperti perawat yang bekerja di instansi lainnya, petugas yang bekerja di bagian administratif maupun tim kesehatan yang bertugas sebagai penunjang medis, maka fenomena tersebut mempengaruhi LOS pasien yang berada di ruang IGD RSUD Deli Serdang.

(17)

dihadapi sehingga anggota kelompok dapat mengenal masalah yang dihadapi pasien, sampai terbentuknya diskusi dan pengambilan keputusan. Hal ini sesuai dengan pendapat Linda (2010) bahwa masalah kolaborasi adalah komplikasi fisiologis tertentu yang dipantau perawat untuk mendeteksi awitan atau perubahan dalam status. Perawat mengatasi masalah kolaboratif dengan menggunakan ketentuan dokter – keperawatan untuk meminimalkan komplikasi

dalam kejadian

tersebut.Intervensi

keperawatan diklasifikasikan sebagai ditentukan – perawat atau ditentukan – dokter. Intervensi yang ditentukan – perawat adalah intervensi dimana perawat tersebut dapat secara legal menentukan bagi staf

keperawatan untuk

mengimplementasikannya. Intervensi yang ditentukan perawat mengatasi, mencegah, dan memantau diagnosa keperawatan. Intervensi yang ditentukan - perawat mengatasi dan

memantau masalah

kolaboratif. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang

(18)

beberapa hal yang menjadi kesimpulan yaitu:

1. perawat yang menjalankkan peran sebagai care giver dengan baik pada pasien 32 orang, perawat yang menjalankan perannya sebagai care giver dengan kurang baik sebanyak 25 orang. Perhitungan length of stay pasien pada ruang IGD yang sesuai standart sebanyak 52 orang dan yang tidak sesuai standart sebanyak 5 orang. Tidak terdapat hubungan perawat triage sebagai care giver dengan LOS pasien di IGD RSUD Deli Serdang (p = 0.124).

2. Perawat yang menjalankkan peran sebagai educator dengan baik pada pasien 36 orang, perawat yang menjalankan perannya sebagai educator dengan kurang baik sebanyak 21

orang. Perhitungan length of stay pasien pada ruang IGD yang sesuai standart sebanyak 52 orang dan yang tidak sesuai standart sebanyak 5 orang. Tidak terdapat hubungan perawat triage sebagai educator dengan LOS pasien di IGD RSUD Deli Serdang (p = 0.249).

(19)

di IGD RSUD Deli Serdang (p = 0.009).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi LOS diantaranya waktu kedatangan, waktu konsultasi,

waktu pemeriksaan lab, waktu pemeriksaan radiologi, waktu disposisi fisik dan ketersediaan tempat tidur di unit lain.

DAFTAR PUSTAKA

Andersson, A.K., Omberg, M & Svedlund, M (2009). Triage In The Emergency Department- A Qualitative Study Of The Factors Which Nurses Consider When Making Decicisions. Journal Complication, Vol. 11, No.3, p. 136-145.

Australian Government Department of Health and Ageing. (2011). What is mental illness. Canberra: National Mental Health Strategy

Bagus B (2012). Pengetahuan dan Ketrampilan Perawat Dalam Hubungan Keputusan Pasien Dalam Pelayanan Gawat Darurat di Magelang.

Barbara, K., Erb, G, et al (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Konsep, Proses dan Praktik) volume 2. Jakarta: EGC.

Bernstein, S. L., Aronsky, D., Duseja, R., Epstein, S., Handel, D., Hwang, U., et al. (2014). The effect of emergency department crowding on clinically oriented outcomes. Academic Emergency Medicine, 16(1), 1—10

Brooker. C (Editor), (2009). Ensiklopedia Keperawatan (Churchill Livingstone’s) College Emergency Nursing Australia. (2011).

Bukhari et al. (2014). Analysis of Waiting Time In Emergency Department Of Al-noor Specialist Hospital, Makkah, Saudi Arabia. Journal Of Emergency Medicine (2) 67-73

(20)

Departement Model Of Care. NSW Ministy of Health. Cone, K.J. And Murray R. (2002).

Characteristics, Insight, Desicion Making and Preparation Of ED Triage Nurses. Journal Of Emergency

Nursing.28(5).p.401-406 Department Of Emergency Medicine

Singapore General Hospital. Triage Officer Cours.

Department Of Health And Community Service, 2012. A Strategy To Reduce Emergency Department Wait Times In Dewfounland And Gambaran Pengetahuan Perawat Pelaksana Dalam Penanganan Pasie Gawat Darurat di IGDM BLU RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Manado

Niels, et all (2012). Time Series Analysis Of Emergency Department Length Of Stay Per 8-Hour Shift. West Journal Emergency Medicine. May 13 (2) : 163-168.

Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No 128, 2009. Tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. Jakarta:

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes (2013). Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Treatment On Emergency Department Length Of Stay Using A National Database. Academic Emergency Medicine, 19 (5), 525-534. Krisanti, Paula. (2011). Asuhan

Keperawatan Gawat Darurat Edisi 2 Jakarta Timur : Trans Info Media.

Liew, D., Liew, D., & Kennedy, M. P. (2014). Emergency department length of stay independently predicts excess inpatient length of stay. Medical Journal of Australia, 179 (10), 524-527.

Linda Juall Carpenito, ―Komunikasi Interpersonal Dalam

Keperawatan”, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2010.

(21)

Oman, Kathleen. S., Koziol-McLain, J., & Scheetz, L. J. (2008).

Panduan Belajar

Keperawatan Emergensi. EGC.

Potter., PA dan Perry G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses dan Praktek. Jakarta : EGC Rankin, A., et al. (2013). Can

Emergency Nurses Triage Skills Be Improved By Of Access Block In Australia 2006-2010. Emergency Medicine Australia, 21(6), 472-478.

Sands, N (2004). Mental Health Triage Nursing: An Australian Perspective. Journal Of Psychiatric Mental Health Nursing, 11, 150-155.

Sayers, Jan M. 2011. The Nurse Educator Role in The Acute

Care Setting in

Australia:Important But Poorly Described. Australian

Journal of Advanced Nursing. [online].

http://www.ajan.com.au/Vol2 8/28-4.pdf. [24 Mei 2013] Subash F, et al. (2013). Team Triage

Improve Emergency Department Efficiency.

Emergency Journal

2010:21:542-544

Trisniati, Eni (2012). Hubungan Pengetahuan Tentang Cedera Kepala dan Peran Perawat Dalam Penanganan Pasien Cidera Kepala Di IGD RS QADR Tangerang Tahun 2012.

Maumere Dengan

pelaksanaan Triage Sebagai Variabel Moderasi.

Gambar

Tabel 1 distribusi frekuensi karakteristik responden
Tabel 4. Data peran perawat sebagai kolaborator

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan menunjukkan bahwa, tingkat kemampuan siswa dalam menyusun kalimat menjadi paragraf bidang studi Bahasa

Oleh yang sedemikian, strategi berpusatkan pelajar dalam pembelajaran bahasa asing amat penting.Hal ini disebabkan penglibatan dalam sesi pembelajaran membantu

Tentukan lebar dan tinggi talang agar dapat menampung air yang sebanyak-banyaknya dengan bahan talang yang terbatas, yaitu lebar seng 90 cm. Kawat sepajang 100cm

Berdasarkan hasil evaluasi dan beberapa pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat kualitas pemanfaatan e-learning di

Hasil analisa menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA) menunjukkan bahwa zeolit alam Karangnunggal yang diaktivasi dengan H 2 SO 4 dapat digunakan untuk menyerap Fe 3+

Proses Komunikasi pasangan suami isrti Luhut dan Sonta, proses komunikasi yang terjadi didalam keluarga pasangan ini dapat dikatakan berjalan dengan cukup baik,

Pada penelitian ini akan dilakukan biosintesis nanopartikel perak menggunakan ekstrak air rimpang lengkuas sebagai bioreduktor pada suhu ruang dengan bantuan shaker

Anak didik yang dihasilkan oleh pendidikan Islam adalah bukan hanya anak yang mengetahui sesuatu secara benar (to know) melainkan juga harus disertai