• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PHYSICS FUN DAN GALILEO PADA MATERI POKOK KALOR TERHADAP HASIL BELAJAR (STUDI EKSPERIMEN) PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat Guna mempero

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PHYSICS FUN DAN GALILEO PADA MATERI POKOK KALOR TERHADAP HASIL BELAJAR (STUDI EKSPERIMEN) PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat Guna mempero"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN

PHYSICS FUN DAN GALILEO PADA MATERI POKOK KALOR

TERHADAP HASIL BELAJAR (STUDI EKSPERIMEN) PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Dalam Ilmu Pendidikan Fisika

Oleh :

ANI LATIFAH NIM : 073611008

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ani Latifah

NIM : 073611008

Jurusan/Program Studi : Tadris Fisika

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 05 Desember 2011 Saya yang menyatakan,

(3)

iii

KEMENTRIAN AGAMA R.I

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp.(024) 7601295

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Physics Fun

dan Galileo Pada Materi Pokok Kalor Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen) Pada Siswa kelas VII MTs Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.

Skripsi: Program Studi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2011

Nama : Ani Latifah

NIM : 073611008

Program Studi : Tadris Fisika

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, 20 Desember 2011 DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,

H. Mursid, M. Ag Joko Budi Poernomo, M. Pd

NIP: 196703052001121001 NIP: 197602142008011011

Penguji I, Penguji II,

Andi Fadllan, S. Si, M. Sc Wenty Dwi Yuniarti, Spd. M. Kom

NIP: 198009152005011006 NIP: 197706222006042005

Pembimbing I, Pembimbing II,

Joko Budi Poernomo, M. Pd. Dr. H. Rahardjo, M. Ed. St

(4)

iv

KEMENTRIAN AGAMA R.I

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp.(024) 7601295

NOTA PEMBIMBING Semarang, 04 Desemberb 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamual’aikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Physics Fun dan

Galileo Pada Materi Pokok Kalor Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen) Pada Siswa kelas VII MTs Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.

Nama : Ani Latifah

NIM : 073611008

Jurusan : Tadris Fisika

Program Studi : S1

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqosah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(5)

v

KEMENTRIAN AGAMA R.I

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp.(024) 7601295

NOTA PEMBIMBING Semarang, 04 Desemberb 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamual’aikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Physics Fun dan

Galileo Pada Materi Pokok Kalor Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen) Pada Siswa kelas VII MTs Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2011/2012.

Nama : Ani Latifah

NIM : 073611008

Jurusan : Tadris Fisika

Program Studi : S1

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqosah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing II

(6)

vi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan Metode

Pembelajaran Physics Fun dan Galileo Berpengaruh terhadap hasil belajar fisika

materi pokok Kalor peserta didik kelas VII MTs Negeri Kendal.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen, yang dilaksanakan di MTs Negeri Kendal Kabupaten Kendal. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII G sebagai kelas eksperimen, dan kelas VII A sebagai kelas kontrol, yang masing-masing kelas memiliki jumlah peserta didik sebanyak 38. Adapun teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan

menggunakan teknik Cluster Random Sampling.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi untuk mengambil data nama peserta didik yang termasuk dalam populasi dan sampel penelitian serta untuk mengetahui nilai ulangan peserta didik. Selain itu digunakan metode tes essay untuk memperoleh data tentang hasil belajar. Sebelum diberi perlakuan, kedua kelas diberikan pre-test dan diuji keseimbanganya dengan uji normalitas dan homogenitas. Kemudian kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan menggunakan Metode

Pembelajaran Physics Fun dan Galileo sedangkan kelas kontrol tidak

menggunakan Metode Pembelajaran Physics Fun dan Galileo.

Dalam uji hipotesis nilai post-test hasil belajar peserta didik peneliti

menggunakan Uji t. Berdasarkan Uji t dengan taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel

= 1,99 sedangkan thitung = 5,256. Karena thitung > ttabel, maka Ha diterima, artinya

hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen = 80,13 dan kelas kontrol = 70,92. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika pada

materi pokok Kalor dengan menggunakan Metode Pembelajaran Physics Fun dan

Galileolebih baik daripada dengan metode konvensional.

Dengan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan menjadi inovasi bagi civitas akademik, para mahasiswa dan para pendidik agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan Metode

(7)

vii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا للها مسب

Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta inayah-Nya dan tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengangkat derajat manusia dari Zaman Jahiliyah ke Zaman Islamiyah.

Skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Physics

Fun dan Galileo Pada Materi Pokok Kalor Terhadap Hasil Belajar Studi

Eksperimen Pada Siswa elas VII MTs Negeri Kendal Taun Pelajaran 2011/2012 “ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Program Studi Tadris Fisika Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Suja’i, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

2. Joko Budi Poernomo, M. Pd. selaku dosen pembimbing I dan Dr. H. Rahardjo,

M. Ed. St selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

4. Drs. H. Asroni, M. Ag. selaku Kepala MTs Negeri Kendal yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

5. Taofikoh, S. Pd guru fisika MTs Negeri Kendal, yang telah membantu

(8)

viii

6. Ayah dan Ibunda serta kakak dan adik tercinta yang rela dan ikhlas dalam doa,

restu, suport, motivasi serta materi yang tiada henti dan tidak mengharap balasan.

7. Keluarga besar aku yang selalu memberi motifasi untuk bisa menjalani semua

ini. Dan terutama untuk om yang selalu mensuport dan membantu dalam segala hal.

8. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini. Iin, ijah, mimi,olief trima kasih sudah menjadi teman baik aku slama ini. Dan tidak lupa pada temen kita yang sudah menikah lita, serta tidak lupa juga untuk zelin makasih semua.dan buat temen baru aku suport u memberi semangat bagi aku.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya.

Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin

Semarang, 05 Desember 2011 Penulis

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

PERNYATAAN KEASLIAN……… ii

PENGESAHAN ……… iii

NOTA PEMBIMBING ……. ……… iv

ABSTRAK ……… vi

KATA PENGANTAR……… vii

DAFTAR ISI ……… ix

DAFTAR LAMPIRAN ……. ……… xii

DAFTAR GAMBAR ……… xiv

DAFTAR TABEL….. ……… xv

BAB I PENDAHULUAN….………. 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Identifikasi Masalah ………. 4

C. Pembatasan Masalah…..………. 4

1. Pengaruh ………. 4

2. Metode Pembelajaran Physics Fun dan Galileo ……… 4

3. Hasil Belajar ………. 5

4. Materi Kalor ………. 5

D. Rumusan Masalah ……….………. 6

E. Tujuan Penelitian ……….………. 6

F. Manfaat Penelitian …….………. 6

BAB II METODE PEMBELAJARAN PHYSICS FUN DAN GALILEO DAN HASIL BELAJAR ………. 8

A. Landasan Teori ………. 8

1. Pengertian Belajar …..………. 8

2. Hasil Belajar ………. 10

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ……. 13

(10)

x

5. Materi Pokok Kalor ……….. 16

6. Langkah-langkah Pembelajaran Materi Pokok kalor Dengan Metode Pembelajaran Physics Fun dan Galileo .. 23

B. Kajian Penelitian Yang Relevan ……….. 24

C. Hipotesis Penelitian ……….. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 26

A. Desain Penelitian ……….. 26

B. Waktu dan Tempat Penelitian ………... 26

C. Variabel Penelitian ……….. 26

1. Variabel Bebas ……….. 27

2. Variabel Terikat ……….. 27

D. Prosedur Penelitian ……….. 27

E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel …. 30 F. Teknik Pengumpulan Data ……….. 31

G. Teknik Analisis Data ………... 32

1. Analisis Pendahuluan ……… 32 2. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ………….. 32

3. Analisis Uji Hipotesis ………... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….. 38

A. Profil Sekolah ………... 38

B. Data dan Hasil Penelitian ……… 40

1. Instrumen Tes dan Analisis Butir Soal Instrumen ….. 40

2. Data Nilai Awal Kelas Eksperimen ……….. 43

3. Data Nilai Akhir Kelas Eksperimen ……….. 46

C. Analisis Data dan Pengajuan Hipotesis ……….. 48

1. Analisis Data Keadaan Awal ……….. 48

2. Analisis Data Tahap Akhir ……….. 49

D. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 51

E. Keterbatasan Penelitian ……….. 53

(11)

xi

A. Kesimpulan ………. 54

B. Saran-saran ……….. 54

C. Penutup ……….. 55

(12)

xii

Daftar Peserta Didik Kelas Uji Instrumen Kisi-kisi Soal Uji Coba

Lembar Soal Uji Coba Bab Kalor Lembar Jawaban Soal Uji Coba Kunci Jawaban Soal Uji Coba

Daftar Nilai Peserta Didik Kelas Uji Coba

Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Uji Coba Contoh Perhitungan Validitas Soal

Contoh Perhitungan Reliabilitas Soal

Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Contoh Perhitungan Daya Beda Butir Soal

Uji Homogenitas Nilai Populasi

Daftar Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kisi-kisi Soal Pre Test dan Post Test

Lembar Soal Pre Test dan Post Test

Lembar jawaban Pre Test dan Post Test

Kunci Jawaban Pre Test dan Post Test

Daftar Nilai Pre-Test dan Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji Normalitas Data Nilai PreTest Kelas Eksperimen

Uji Normalitas Data Nilai Pre Test Kelas Kontrol

Uji Kesamaan Dua Varians data Pre Test Antara Kelas Eksperimen dan Kontrol

Uji Perbedaan Dua Rata-rata data Pre Test Antara Kelas Eksperimen dan Kontrol

Uji Homogenitas Nilai Pre Test

Silabus

RPP Kelas Eksperimen RPP Kelas Kontrol

Lembar Kriteria Penilaian Efektif Kelas Eksperimen dan Kontrol Lembar Penilaian Efektif Kelas Eksperimen dan Kontrol

(13)

xiii

Lampiran 31. Data Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 32

Lampiran 33 Lampiran 34. Lampiran 35.

Lampiran 36. ..

Lampiran 37

Uji Normalitas Data Nilai Post Test Kelas Eksperimen Uji Normalitas Data Nilai Post Test Kelas Kontrol

Uji Kesamaan Dua Varians data Post Test Antara Kelas Eksperimen dan Kontrol

Uji Perbedaan Dua Rata-rata data Post Test Antara Kelas Eksperimen dan Kontrol

Uji Homogenitas Nilai Post Test Data Gain Kelas Eksperimen Lampiran 38. Data Gain Kelas Kontrol Lampiran 39. Foto Copy Piagam KKN Lampiran 40. Surat Uji Lab.

Lampiran 41. Surat Penunjukan Pembimbing Lampiran 42. Surat Izin Pra Riset

Lampiran 43. Surat Izin Riset

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Histogram Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Awal Kelas Eksperimen

Histogram Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Awal Kelas Kontrol

Histogram Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Akhir Kelas Eksperimen

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6

Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11

Persentase Validitas Butir Soa

Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal Persentase Daya Beda Butir Soal

Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Awal Kelas Eksperimen Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Awal Kelas Kontrol Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Akhir Kelas

Eksperimen

Daftar Distribusi Frekuensi dari Data Nilai Akhir Kelas Kontrol Daftar Chi Kuadrat Data Nilai Awal

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan aktivitas paling penting dalam keseluruhan upaya pendidikan. Hal ini dikarenakan dengan melalui kegiatan belajar mengajar tujuan pendidikan akan tercapai, yaitu dalam bentuk perubahan perilaku pada siswa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 29 tahun 2003 pasal 3 mengemukakan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut.

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa dalam pembelajaran terdapat dua posisi subjek, yaitu guru dan siswa. Guru mempunyai posisi sebagai pengajar dan siswa adalah pihak yang diajar. Sebagai pengajar guru dituntut untuk senantiasa mengembangkan cara mengajarnya yang membuat siswa tertarik dan berminat untuk mempelajari pelajaran yang diberikan. Dengan demikian guru menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Suatu realita dalam kehidupan sehari-hari, di dalam ruang kelas ketika KBM berlangsung kerap nampak dengan jelas bahwa beberapa atau sebagian besar siswa belum bisa belajar dengan baik. Memang ada siswa yang benar-benar memperhatikan dan mengikuti KBM dengan baik sampai berakhir, tetapi masih banyak pula yang kurang serius bahkan tidak memperhatikan penjelasan guru. Hal ini mungkin disebabkan oleh strategi, model, metode maupun cara yang digunakan oleh guru kurang disenangi oleh siswa.

(17)

2 Terdapat empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi; mengidentifikasi peserta didik, memilih pendekatan belajar mengajar, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar, dan

menetapkan norma – norma dan batas minimal keberhasilan.1 Oleh karena itu

seorang guru dituntut untuk mempunyai wawasan yang luas tentang pemilihan strategi/metode belajar mengajar, sehingga memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Madrasah Tsanawiyah Negeri Kendal merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Kendal, tepatnya di Kecamatan Bugangin. Secara umum, pembelajaran yang berlangsung di sekolah ini masih menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran konvensional, peserta didik menerima pelajaran hanya dengan mendengarkan ceramah dari guru, mencatat dan mengerjakan tugas. Hal tersebut berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga menimbulkan perasaan bosan dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran kurang optimal.

Berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran fisika kelas VII, bahwa sebagian besar peserta didiknya mempunyai minat dan tingkat perhatian yang kurang terhadap mata pelajaran fisika. Menurut mereka mata pelajaran fisika adalah suatu mata pelajaran yang sukar pemahamannya, terutama permasalahan yang berkenaan dengan konsep materi kalor. Pada materi pokok ini, peserta didik kesulitan memahami rumus-rumus materi tersebut. Penyebabnya adalah karena dalam pelaksanaan pembelajaran kalor, guru menjelaskan materi dan memberikan contoh soal, kemudian memberi latihan untuk dikerjakan peserta didik.

Dengan berlangsungnya model pembelajaran yang demikian, peserta didik kurang dapat memahami dan menyelesaikan materi yang berkaitan dengan kalor secara cermat, tepat dan cepat. Kurang pahamnya peserta didik ini, tidak hanya dalam menyelesaikan soal materi kalor saja, tetapi dalam

1

(18)

3 keseluruhan materi perhitungan kalor. Dan ini semata-mata karena model pembelajaran yang disampaikan oleh guru kurang menekankan pada pemahaman konsep atau hanya berupa bentuk jadi atau rumusnya saja. Dan hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik kelas VII MTs N Kendal pada materi pokok kalor belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.

Dan kemampuan berfikir merupakan salah satu modal yang harus dimiliki siswa sebagai bekal dalam menghadapi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang ini. Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupanya antara lain ditentukan oleh kemampuan berfikirnya, terutama dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Kemampuan berfikir juga merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu agar siswa mampu memecahkan masalah.

Dari permasalahan di atas, penulis menawarkan sebuah metode pembelajaran yang memberikan pemecahan masalah yang terjadi di dalam

kelas tersebut, yaitu dengan metode pembelajaran Physics Fun (aneh).

Physics Fun (aneh), adalah pembelajaran dengan menunjukan hal-hal aneh dalam hidup ini yang dapat menarik minat anak untuk mengerti prinsip fisika

lebih dalam”.2 Sedangkan “metode pembelajaran Galileo adalah model

mengajar dengan mengajukan persoalan nyata dalam hidup dan siswa diajak

untuk mencari jawaban mengapa peristiwa aneh ini terjadi”.3 Dengan metode

pembelajaran Physics Fun dan Galileo diharapkan mampu membuat siswa

mengingat – ingat materi pelajaran yang telah diajarkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan

penelitian tentang “PENGARUH PENGGUNAAN METODE

PEMBELAJARAN PHYSICS FUN DAN GALILEO PADA MATERI

POKOK KALOR TERHADAP HASIL BELAJAR (STUDI

EKSPERIMEN) PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL

TAHUN PELAJARAN 2011/2012”

2

Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika, (Yogyakarta:USD ,2007), hlm. 86

3

(19)

4 B. IdentifikasiMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1) Belum efektifnya proses pembelajaran di MTs Negeri Kendal dikarenakan

selama ini masih menggunakan model pembelajaran yang masih konvensional.

2) Masih banyak peserta didik yang belum tuntas hasil belajar pada mata

pelajaran fisika terutama pada materi getaran dan gelombang.

3) Belum pernah diajarkan metode pembelajaran Physics Fun dan Galileo di

MTs Negeri Kendal.

C. Pembatasan Masalah

Sebelum penulis membahas lebih lanjut penulisan skripsi ini, perlu penulis jelaskan judul penelitian ini, dengan harapan agar mudah dipahami, terarah, jelas dan tepat sasaran selain itu juga untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahfahaman serta salah tafsir. Maka perlu dipaparkan istilah berikut diantaranya :

1. Pengaruh

Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini suatu akibat yang timbul ke arah yang lebih baik oleh adanya pembelajaran dengan

menggunakan metode Physics Fun dengan metode Galileo.

2. Metode Pembelajaran Physics Fun dan Galileo

“Metode pembelajaran fisika fun (aneh) adalah pembelajaran

dengan menunjukan hal-hal aneh dalam hidup ini yang dapat menarik

minat anak untuk mengerti prinsip fisika lebih dalam”.4 (aneh dalam hal

ini adalah termasuk juga kejadian yang ada disekitar kita untuk

memikirkan mengapa hal itu bisa terjadi). Pembelajaran Physics Fun

mendorong siswa untuk berfikir lebih kritis mengenai prinsip-prinsip fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini sangat diharapkan

4

(20)

5 mampu mengolah pemikiran siswa menjadi lebih tajam, karena metode ini berangkat dari ketertarikan siswa dalam mengartikan konsep-konsep IPA.

“Metode pembelajaran Galileo adalah model mengajar dengan

mengajukan persoalan nyata dalam hidup dan siswa diajak untuk mencari

jawaban mengapa peristiwa aneh ini terjadi”.5 Dalam metode ini, seperti

halnya Galileo, guru berperan hanya sebagai fasilitator agar siswa mampu mengungkapkan persoalan yang sebenarnya terjadi menggunakan konsep-konsep IPA.

3. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dalam penelitian ini meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.6 Pada ranah kognitif hasil belajar yang dicapai adalah

seberapa jauh siswa menguasai isi bahan pembelajaran, sedangkan pada ranah psikomotorik meliputi keaktifan dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran. Dan ranah efektif meliputi sikap siswa dalam pembelajaran

yaitu dalam hal ini pembelajaran menggunakan Physics Fun dan Galileo.

4.Materi Kalor

Kalor adalah salah satu materi yang dipelajari di MTs Negeri Kendal

pada kelas VII semester I. “Kalor yaitu suatu bentuk energi yang secara

alamiah dapat berpindah dari benda yang suhunya tinggi menuju suhu

yang lebih rendah saat bersinggungan”.7 Materi yang dipelajari dalam

penelitian ini hanya pada sub materi bentuk pengertian kalor, analisis kalor, perubahan wujud dan perpindahan kalor.

5

Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika, hlm. 95

6

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindi, 2005),hlm.49

7

(21)

6

D. Rumusan Masalah

Masalah pokok dalam pendidikan adalah selalu timbul ketidakaktifan dan hasil belajar siswa yang rendah pada mata pelajaran fisika, maka penelitian ini dilaksanakan dengan maksud menjawab jawaban dari permasalahan berikut:

“Adakah pengaruh penggunaan metode pembelajaran Physics Fun dan Galileo terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok kalor kelas VII MTs

Negeri Kendal tahun pelajaran 2011/2012?”

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan metode

pembelajaran Physics Fun dan Galileo terhadap hasil belajar siswa pada

materi pokok kalor kelas VII MTs Negeri Kendal tahun pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1.Bagi Siswa

a. Siswa lebih termotivasi dalam meningkatkan kemampuan berfikirnya.

b. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

c. Siswa lebih mampu bersikap kritis, kreatif, serta dapat berpikir logis.

d. Dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa sehingga

meningkatkan kemampuan bidang studi.

2. Bagi Guru

a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan memilih strategi

pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa.

b. Guru dapat semakin bersemangat dalam mengajar.

c. Guru lebih terampil dalam menggunakan metode mengajar yang lebih

bervariasi.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan

(22)

7

b. Dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di MTs Negeri

(23)

8

BAB II

METODE PEMBELAJARAN

PHYSICS FUN

DAN GALILEO

DAN HASIL BELAJAR

A.Landasan Teori 1. Pengertian Belajar

“Belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap”.8 Perubahan itu

diperoleh melalui usaha (bukan kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.

Berkaitan dengan pengertian belajar, Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut:

Pertama, menurut James O Whittaker Dalam bukunya Aunurrahman

mengemukakan, “belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan

atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.9

Kedua, Morgan mengatakan “Learning is any relatively permanent change in behaviour that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari

pengalaman)”. 10

Ketiga, menurut Cronbach dalam bukunya Baharudin dan Esa Nur

Wahyuni menyatakan: “Learning is shown by change in behaviour as

result of experience”, belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman. Dengan pengalamannya tersebut pelajar menggunakan seluruh panca

8

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 39

9

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.35

10

(24)

9

indranya.11 Pendapat ini sesuai dengan apa yang di kemukakan Clifford T.

Morgan dan kawan-kawan yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.

Keempat, Harold Spears mengatakan “Learning is to observe, to read, to imitate, to try somethink themselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru,

mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu)”.12

Dan menurut Abdul Aziz dan Abdul Majid definisi belajar adalah

Belajar adalah suatu perubahan dalam pemikiran peserta didik yang dihasilkan atas pengalaman terdahulu kemudian terjadi perubahan

yang baru.13

Dari beberapa definisi dan pendapat para ahli tentang pengertian belajar, secara umum pengertian belajar adalah sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif, dalam Al-Qur’an juga disebutkan bahwa perubahan keadaan

berawal dari diri masing-masing individu dengan adanya proses belajar maka perubahan keadaan akan tebentuk.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Ar Ra’d: 11

..

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri(Qs.

Ar-Ra’d : 11).14

11

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogjakarta: Arruz Media, 2008), hlm. 13.

12

Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi, hlm. 2

13

Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I,

(Mesir: Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169.

14

(25)

10 Dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Allah itu tidak akan merubah keadaan kita (pengetahuan), selagi kita tidak berusaha untuk merubahnya sendiri. Dan perubahan tingkah laku karena belajar tersebut memang dapat diamati dan berlangsung dalam waktu relatif lama. Perubahan tingkah laku yang berlaku dalam waktu relatif lama harus disertai usaha, sehingga orang itu mampu mengerjakan sesuatu. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan proses belajar, sedang perubahan tingkah laku sendiri merupakan hasil belajar. Dengan demikian belajar akan menyangkut proses belajar dan hasil belajar.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.15

Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk

pendidikan. 16

Hasil belajar memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar. Penilaian di dalam hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru mengenai kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan proses belajar mengajar sampai sejauh mana kemajuan ilmu pengetahuan yang telah mereka kuasai.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan nasional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara

15

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 45

16

(26)

11 garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah

afektif dan ranah psikomotorik.17

Macam-macam hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif

Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal. Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Hasil belajar kognitif menurut Benjamin S. Bloom dibagi mulai dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks, yaitu:

1) Kemampuan menghafal (knowledge), kemampuan ini merupakan

memanggil kembali fakta-fakta yang tersimpan dalam otak digunakan untuk merespon suatu masalah. Dalam kemampuan ini fakta dipanggil kembali persis seperti ketika disimpan. Misalnya hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia adalah 17 Agustus.

2) Kemampuan pemahaman (comprehension), kemampuan untuk

melihat hubungan fakta dengan fakta. Pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau menyebut kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.

3) Kemampuan penerapan (Application), kemampuan untuk

memahami aturan, hukum, rumus dan sebagainya dan digunakan untuk memecahkan sebuah masalah.

4) Kemampuan Analasis (Analysis), kemampuan memahami sesuatu

dengan menguraikannya kedalam unsur-unsur.

17

(27)

12

5) Tingkat Sintesis (Synthesis), kemampuan memahami dan

mengorganisasikan bagian-bagian kedalam kesatuan.

6) Tingkat evaluasi (Evaluation), Kemampuan membuat penilaian dan

mengambil keputusan dari hasil penilaiannya.18

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. “Tipe hasil belajar

ranah afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatianya dalam pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman-teman sekelas, kebiasaan belajar dan

hubungan sosial.”19

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, yaitu:

1) Penerimaan (receiving) atau menaruh perhatian (attending) adalah

kesediaan menerima rangsangan dengan memberikan perhatian kepada rangsangan yang datang kepadanya.

2) Partisipasi atau merespon (responding) adalah kesediaan

memberikan respon dengan berpartisipasi. Pada tingkat ini peserta didik tidak hanya memberikan perhatian pada rangsangan tetapi juga berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan.

3) Penilaian atau penentuan sikap (valuing) adalah kesediaan untuk

menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut.

4) Organisasi adalah kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang

dipilihnya untuk menjadi pedoman yang mantap dalam perilaku.

5) Internalisasi nilai atau karakterisasi (characterization) adalah

menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi

dalam perilaku sehari-hari.20

c. Ranah Psikomotorik

“Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu”.21 Simpson

mengklasifikasikan hasil belajar pesikomotorik menjadi enam yaitu :

1) Persepsi (perception) adalah kemampuan membedakan suatu

gejala dengan gejala lain.

18

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 50-51

19

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosidakarya,1995), hlm. 30

20

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 52

21

(28)

13

2) Kesiapan (set) adalah kemampuan menempatkan diri untuk

memulai suatu gerakan.

3) Gerakan terbimbing (guided response) adalah kemampuan

melakukan gerakan meniru model yang dicontohkan.

4) Gerakan terbiasa (mechanism) adalah kemampuan melakukan

gerakan tanpa ada model contoh.

5) Gerakan kompleks (adaptation) adalah kemampuan melakukan

serangkaian gerakan dengan cara , urutan dan irama yang tepat.

6) Kreativitas (origination) adalah kemampuan menciptakan

gerakan-gerakan baru yang yang tidak ada sebelumnya atau

mengombinasikan geerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi

gerakan yang orisinal.22

Jadi dalam ranah belajar psikomotorik ada enam klasifikasi: Persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreatifitas.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar atau prestasi belajar dalam proses belajar mengajar tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Faktor Intern (berasal dari dalam siswa)

1) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh

2) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan

Dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti adanya kelesuan dan kebosanan.

b. Faktor Ekstern (berasal dari luar siswa)

Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

22

(29)

14

1) Faktor Keluarga

Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi terkait dengan

keberadaan peserta didik dengan masyarakat.23

Faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar yang paling dominan adalah kualitas pengajaran, kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Faktor intern (kemampuan peserta didik) dan faktor ekstern (kualitas pengajaran) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar peserta didik.

4. Metode Pembelajaran Physics Fun dan Galileo

“Metode pembelajaran Physics Fun adalah sebuah metode

pembelajaran dengan menunjukan hal-hal aneh dalam hidup ini yang

dapat menarik minat anak untuk mengerti prinsip fisika lebih dalam”.24

Peristiwa itu ditunjukan kepada siswa sehingga siswa ditantang untuk berfikir, mencoba dan mencari keterangan. Dari situ siswa dapat

23

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 54-70

24

(30)

15 menemukan prinsip fisika yang ada dibalik peristiwa itu sehingga yang aneh ternyata dapat dimengerti sebagai hal yang tidak aneh karena rahasia fisikanya sudah diketahui.

John Jewett (1994) mengungkapkan bahwa siswa dapat lebih

tertarik belajar Fisika lewat peristiwa yang aneh (misterius), magic, dan

myth (mistik). Sebuah peristiwa yang tadinya tidak dapat terungkapkan

menggunakan akal sehat dan lebih sering dikenal dengan peristiwa mistis,

melalui metode pembelajaran Physics Fun ini dapat dijelaskan melalui

konsep-konsep fisika yang sering terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran Physics Fun dimulai dengan mengajukan persoalan

fisika yang bersifat aneh kepada siswa, dari pengajuan persoalan aneh ini, siswa menjadi tertarik akan bagaimana hal tersibut bisa terjadi. Dilanjutkan dengan siswa diminta untuk berfikir bagaimana cara menjawab soal tersebut, secara ilmiah siswa sitantang untuk berfikir mengapa hal aneh itu dapat terjadi. Setelah siswa memikirkan jawabannya, guru mencoba mendemonstrasikan kejadian aneh itu di depan siswa dengan latar belakang fisika, kemudian ditutup dengan diskusi bersama dengan tujuan siswa tetap mampu mengembangkan kerjasama antar teman sehingga mampu mengasah pikiran dan bertukar pendapat dengan teman sebaya.

Pembelajaran Physics Fun mempunyai beberapa keuntungan.

Keuntungan dari pembelajaran ini antara lain:

a. Siswa menjadi tertarik dan senang.

b. Siswa ditantang berfikir sehingga melatih mereka mengkonstruksi

pikiran dan gagasan mereka.

c. Siswa lebih belajar konsep fisika, bukan hafalan.

d. Siswa menjadi lebih rasional terhadap gejala alam.25

Sementara itu, “metode pembelajaran Galileo adalah model mengajar

dengan mengajukan persoalan nyata dalam hidup dan siswa diajak untuk

25

(31)

16

mencari jawaban mengapa peristiwa aneh ini terjadi”.26 Pembelajaran

Galileo berkembang seiring munculnya tayangan ditelevisi yang bertujuan memecahkan kosep fisika dengan bertanya kepada Galileo.

Sehingga metode ini dikenal dengan Metode Galileo karena setiap konsep yang dijawab selalu ditanyakan kebenarannya kepada Galileo. Dalam pembelajaran di kelas, guru lah yang berperan sebagai Galileo untuk menjelaskan kepada siswa konsep fisika yang benar.

Pembelajaran ini mempunyai urutan sebagai berikut:

a. Diajukan persoalan dari peristiwa nyata yang dapat diamati siswa.

b. Siswa diminta mencari hipotesis, jawaban sudah disiapkan oleh

guru, siswa tinggal memilih jawaban tersebut.

c. Lalu peristiwa tersebut diulangi dengan keterangan fisika secara

ilmiah.

d. Dari jawaban itu, siswa dapat mengerti apakah hipotesisnya benar

atau salah.

Sama halnya dengan pembelajaran sebelumnya, pembelajaran dengan metode Galileo mempunyai beberapa keuntungan antara lain, siswa dirangsang untuk berfikir kritis agar menemukan hipotesis sementara dari sebuah persoalan fisika.

5. Materi Pokok Kalor

A. Pengertian Kalor

Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.27

Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa dan

ternyata benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor

26

Paul Suparno, MetodologibPembelajaran Fisika, hlm. 95

27

(32)

17

bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu

besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah:

1 kalori = 4,2 joule

1 joule = 0,24 kalori

B. Kalor dapat Mengubah Suhu Benda

Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kalor Suatu Zat antara lain Kalor jenis suatu zat dan Kapasitas kalor. Kalor jenis suatu zat adalah

banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1 Kg

untuk menaikkan suhu 1°C. Sebagai contoh, kalor jenis air 4.200

J/kg°C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 Kg air

sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur dengan

alat kalorimeter.

Kapasitas kalor didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 °C atau 1 K. Secara matematis kalor jenis dan kapasitas kalor dirumuskan:

C = m.c

Keterangan:

Q = Jumlah kalor yang diserap atau dilepas (J)

C = Kapasitas kalor (J °C-1 Atau J K-1)

(33)

18

m = Massa benda (Kg)

c = Kalor jenis (J Kg-1 °C-1)

Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau

menurunkan suhu suatu benda bergantung pada massa benda (m), kalor

jenis benda (c), perubahan suhu (ΔT ). Hubungan banyaknya kalor,

massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu zat dapat dinyatakan dalam persamaan.

Q = m.c. ∆T Keterangan:

Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (Joule)

m = Massa zat (kg)

c = Kalor jenis zat (Joule/Kg°C)

∆T = Perubahan suhu (°C)28

C. Kalor dapat Mengubah Wujud Zat

Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk

mengubah wujud zat.29

Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Melebur

Melebur atau mencair merupakan peristiwa perubahan wujud dari zat padat menjadi cair. Contohnya : Es dipanaskan dan lilin dipanaskan.

2) Menguap

Menguap merupakan peristiwa perubahan wujud dari zat cair menjadi gas. Pada sat menguap partikel-partikel yang berada di atas permukaan zat cair meninggalkan zat cair tersebut dan membutuhkan energi yang sangat besar untuk memutuskan ikatan

28

Anni Winarsih, IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII, hlm.119

29

(34)

19 menguap

mengkristal mengembun menyublim

melebur

membeku

kohesi dari partikel-partikel sejenis di dalam zat. Contohnya minyak wangi dan air dipanaskan sampai mendidih.

3) Mengembun

Mengembun merupakan peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi zat cair. Dengan kata lain mengembun merupakan penggabungan kembali partikel-partikel zat yang berada dalam wujud gas menjadi cair. Penggabungan dapat terjadi jika kecepatan gerak partikel dikurangi dengan cara menurunkan suhunya. Contohnya gelas berisi es bagian luarnya basah, titik air di pagi hari pada tumbuhan.

4) Membeku

Membeku merupakan peristiwa perubahan wujud dari zat cair

menjadi zat padat. Contoh air didinginkan di bawah 00C dan lilin

cair didinginkan.

5) Menyublim

Menyublim merupakan peristiwa perubahan wujud dari zat padat menjadi gas. Contohnya kapur barus dan obat hisap.

6) Mengkristal

Mengkristal merupakan peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Contohnya amonia sulfat (gas) menjadi bahan dasar untuk pembuatan pupuk (padat) dan pada saat udara sangat dingin maka uap air akan menjadi kristal, kristal akan turun ke bumi menjadi salju.

Gambar 2.1 Perubahan Wujud Benda Gas

(35)

20

D. Perpindahan Kalor

Ada tiga cara dalam perpindahan kalor yaitu:

1. Perpindahan Kalor secara Konduksi

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara tanpa disertai perpindahan partikel zat. Dengan kata lain kalor berpindah dari molekul ke molekul lain dalam batang besi. Molekul-molekul pada ujung besi yang dipanaskan akan bergetar lebih cepat karena menerima kalor. Getaran ini mengakibatkan molekul disampingnya ikut bergetar dan menggetarkan molekul di sampingnya sampai ke ujung batang besi.

Tidak semua benda dapat dilewati kalor. Benda-benda yang dapat dilewati kalor dengan baik disebut penghantar kalor atau konduktor. Contohnya yaitu besi, aluminium, tembaga, dan emas. Sebaliknya benda-benda yang sulit dilewati kalor disebut penghambat kalor atau isolator. Contohnya yaitu kayu, kapas,

plastik, kertas, dan lain sebagainya.30

2. Perpindahan Kalor secara Konveksi

Konveksi adalah perpindahan kalor dengan pergerakan molekul dari satu tempat ke tempat lain. Zat yang dapat memindahkan kalor secara konveksi hanyalah zat cair dan gas. Kalor tidak merambat dalam zat tersebut, namun disimpan oleh partikel-partikel zat. Jika partikel zat tersebut berpindah, maka secara otomatis kalor yang di simpannya juga akan berpindah.

Arus samudera yang hangat atau dingin menunjukkan

adanya konveksi dalam skala besar.31 Contoh konveksi yang lain

yaitu ketika kita memasak air dalam panci yang dipanaskan, Pemanasan sebenarnya hanya terjadi pada bagian air yang bersentuhan dengan dinding panci, bagian air yang dipanaskan memuai sehingga massa jenisnya lebih kecil dari pada massa massa

30

Paul A. Tipler, Fisika Untuk Sain dan Teknik (Jakarta : Erlangga, 1998), Ed.3, cet 1, hlm. 606.

31

(36)

21 jenis air yang masih dingin di atasnya. Oleh karena itu, air yang panas ini naik sedangkan air yang dingin turun menggantikan tempat yang kosong di bawahnya sehingga air menjadi panas semua.

Karena perpindahan kalor secara konveksi bisa terjadi pada zat cair dan terjadi pada gas/udara. Peristiwa konveksi kalor melalui penghantar gas sama dengan konveksi kalor melaui penghantar air.

Kegiatan tersebut juga dapat digunakan untuk menjelaskan prinsip terjadinya angin darat dan angin laut.

a. Angin Darat

Angin darat terjadi pada malam hari dan berhembus dari darat ke laut. Hal ini terjadi karena pada malam hari udara di atas laut lebih panas dari udara di atas darat, sehingga udara di atas laut naik diganti udara di atas darat. Maka terjadilah aliran udara dari darat ke laut. Angin darat dimanfaatkan oleh para nelayan menuju ke laut untuk menangkap ikan.

b. Angin Laut

Angin laut terjadi pada siang hari dan berhembus dari laut ke darat. Hal ini terjadi karena pada siang hari udara di atas darat lebih panas dari udara di atas laut, sehingga udara di atas darat naik diganti udara di atas laut. Maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Angin laut dimanfaatkan oleh nelayan untuk kembali ke darat atau pantai setelah menangkap ikan. Pemanfaatan konveksi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: pada sistem pendinginan mobil (radiator), pembuatan cerobong asap, dan lemari es.

3. Perpindahan Kalor secara Radiasi

(37)

22 kehidupan di dunia ini bergantung dari energi matahari yang

ditransfer ke bumi melalui ruang hampa. 32

Penyerap yang baik merupakan pemancar yang baik, artinya bahwa permukaan yang hitam pekat berbeda dengan permukaan yang mengkilat. Pada permukaan yang hitam mempunyai

emisivitas (e) yang mendekati 1, sehingga mampu memancarkan

radiasi yang lebih besar dan juga mampu menyerap banyak atau hampir seluruh radiasi yang menimpanya. Tetapi pada permukaan

yang mengkilat mempunyai emisivitas (e) yang mendekati 0

sehingga hanya mampu memancarkan radiasi yang lebih kecil dan juga menyerap sedikit dari radiasi yang menimpanya. Hal inilah yang merupakan sebab mengapa pada saat cuaca panas banyak orang lebih senang memakai pakaian yang berwarna terang, dan jika cuaca dingin lebih suka memakai pakaian yang berwarna gelap atau hitam. Selain contoh diatas banyak juga contoh perpindahan kalor secara radiasi seperti pada saat kita menyalakan api unggun panas api akan di pancarkan secara langsung ke tubuh kita.

Gambar 2.4 Perpindahan kalor secara radiasi.

32

(38)

23 6. Langkah-langkah Pembelajaran Materi Pokok kalor Dengan Metode

Pembelajaran Physics Fun dan Galileo

Dengan menggunakan Metode Pembelajaran Physics Fun dan

Galileo dalam mata pelajaran fisika, maka seorang guru mata pelajaran

fisika dapat menempuh tahapan pembelajaran sebagai berikut:

a. Guru menentukan suatu materi pokok yang akan disajikan kepada

para peserta didiknya dengan menggunakan Metode Pembelajaran Physics Fun dan Galileo.

b. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pokok bahasan kalor yaitu menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan oleh

siswa.

d. Guru memberikan pretes kepada peserta didik tentang materi yang

akan diajarkan. Pre tes bisa digantikan dengan nilai rata-rata ulangan

harian peserta didik.

e. Guru menjelaskan materi awal kalor. Dan menyampaikan persoalan

dari peristiwa nyata yang dapat dimengerti siswa.

f. Guru membentuk kelompok diskusi, memilih ketua kelompok dan

mengatur tempat duduk agar setiap anggota kelompok dapat bertatap muka dan menyampaikan pendapat.

g. Guru menjelaskan tentang materi kalor yang akan dikerjakan

peserta didik. Setelah guru selesai menjelaskan, giliran peserta didik memahami materi yang sudah disampaikan. Sekaligus guru menceritakan cerita Galileo akan semangatnya belajar agar peserta didik termotifasi.

h. Peserta didik berdiskusi untuk merangkum hasil diskusi tentang

materi kalor.

i. Guru meminta salah seorang peserta didik dari perwakilan salah

(39)

24

j. Menjelang akhir waktu, peserta didik bersama guru membuat

rangkuman tentang materi yang telah dipelajari.

B.Kajian Penelitian Yang Relevan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai acuan dalam kerangka berfikir. Disamping itu kajian pustaka juga mempunyai andil besar dalam mendapat informasi yang ada sebelumnya yang pernah diteliti oleh peneliti. Beberapa kajian pustaka tersebut diantaranya adalah:

Pertama, Skripsi yang disusun oleh mahasiswa IKIP PGRI Semarang

pada tahun 2010, Fakultas MIPA Jurusan Fisika, dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Metode Pembelajaran Physic Fun dan Galileo Terhadap

Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Kelas VIII MTs NU Nurul Huda Semarang

Tahun Ajaran 2010/2011”. Dan kesamaannya yaitu, sama-sama

menggunakan Metode Pembelajaran Physic Fun dan Galileo. Sedangkan

perbedaannya terletak pada materi dan tempat penelitian.

Kedua, Buku Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan yang diterbitkan pada tahun 2007 di Yogyakarta oleh Universitas Sanata Dharma dan buku tersebut dikarang oleh Paul Suparno salah satu dosen USD.

Ketiga, Proposal penelitian tindakan kelas yang dibuat oleh Susi Nur Chanifah anak tadris fisika untuk memenuhi tugas Metodologi Penelitian yang diampu oleh Wenti Dwi Yuniarti. Dan proposal ini membahas tentang Galileo. Kesamaan dalam skripsi ini adalah dengan pembelajaran Galileo dan perbedaannya pada judul, materi, dan tempat penelitian.

Berangkat dari hasil penelitian tersebut, peneliti berkeinginan untuk mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang sama pada materi yang berbeda yaitu pada materi pokok kalor di MTs Negeri Kendal.

Peneliti akan pengimplementasikan Metode Pembelajaran Physics Fun dan

(40)

25 C.Hipotesis Penelitian

“Hipotesis berasal dari dua penggalan kata "hypo" yang artinya

dibawahdan "thesa" yang artinya kebenaran”33. Jadi hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap masalah yang diteliti, dirumuskan atas dasar terkaan

sementara. Jawaban sementara selanjutnya akan diuji dengan data yang

dikumpulkan melaluipenelitian.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Penggunaan metode pembelajaran Physics Fun dan Galileo berpengaruh

dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Negeri Kendal pada materi pokok kalor.

Ho : Penggunaan metode pembelajaran Physics Fun dan Galileo tidak

berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTs Negeri Kendal pada materi pokok kalor.

33

(41)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Bentuk eksperimen dalam penelitian ini adalah true experimental

design (Eksperimen semu) jenis Control group pre test-post test. Dalam bentuk ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) disebut kelompok eksperimen,

dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol.34 Metode

yang digunakan adalah metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan menempatkan obyek secara acak ke dalam kelompok-kelompok dimana satu atau dua variabel independen dimanipulasi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1.Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada 28 Oktober 2011 – 28 November 2011.

2.Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Kendal.

C. Variabel Penelitian

“ Variabel penelitian adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi

titik suatu penelitian.”35 Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.36

34

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 86 35Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 118.

36

(42)

27

Variabel penelitian ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat:

1. Variabel bebas (independent variabel)

Variabel bebas sering disebut variabel stimulus, predictor, antecedent.

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang di observasi atau

diamati.37

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Physics Fun dan Galileo. Dalam penelitian ini variabel bebas mempunyai indikator sebagai berikut:

a. Tujuan pembelajaran

b. Kerjasama dalam kelompok

c. Komunikasi antar pesertaa didik dalam kelompok

d. Keaktifan kelompok

e. Evaluasi

2. Variabel terikat (dependent Variabel).

“Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.38

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi pokok kalor dengan indikator nilai hasil belajar fisika setelah

dikenai metode pembelajaran Physics Fun dan Galileo pada kelas

eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol (post test).

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian eksperimen

dengan desain post test control group design adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penempatan acak terhadap subyek.

37

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2010), hlm.110

38

(43)

28

Penempatan acak terhadap subyek dilakukan dengan teknik cluster

random sampling setelah kedua kelas diuji dengan normalitas dan homogenitas, teknik ini digunakan untuk menentukan kelas eksperimen dan kontrol.

2. Manipulasi perlakuan terhadap kelompok eksperimen.

Manipulasi disini maksudnya, peneliti memberi perlakuan yang

berbeda kepada kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberi treatman

berupa penerapan metode pembelajaran Physics Fun dan Galileo,

sedangkan kelas kontrol disini digunakan sebagai pembanding hasil akhir untuk menguji kebenaran hipotesis.

3. Melaksanakan post-tes terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Post-tes ini diberikan kepada kelas eksperimen setelah dikenai metode

pembelajaran Physics Fun dan Galileo dan kelas kontrol yang dikenai

model pembelajaran konvensional (ceramah). Post-tes ini berupa soal

materi getaran dan gelombang yang merupakan materi yang dijadikan obyek penelitian. Soal yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan soal yang sama persis, sehingga hasil post-tes tersebut dapat dibandingkan.

4. Membandingkan hasil post-tes kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(44)

29

Gb. 3.1 Bagan alur penelitian Latar belakang

Hasil belajar peserta didik rendah

Kelas VIII diuji prasyarat dengan

pre-test

Kelas uji coba Kelas eksperimen Kelas kontrol

Uji instrumen

data

analisis

Instrumen yang memenuhi kriteria

Metode pembelajaran Physics Fun dan Galileo

Model pembelajaran konvensional

(ceramah)

Post test

Jawaban post test

Analisis data

Nilai post test

Analisis data

Uji hipotesis

Tidak efektif Efektif

Kesimpula n

(45)

30 E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1.Populasi Penelitian

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.39

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTs Negeri Kendal berjumlah tujuh kelas dan yang mengajar bernama Taofikoh, S. Pd

2. Sampel Penelitian

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasiyang diteliti”.40 Dari

keseluruhan kelas VII MTs Negeri Kendal yang berjumlah tujuh kelas dipilih dua kelas secara acak, satu kelas ditetapkan sebagai kelompok

eksperiment yang mendapatkan pembelajaran dengan metode

pembelajaran Physics Fun dan Galileo dan satu kelas sebagai kelas

kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Kendal. Sedangkan waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober tahun 2011.

3.Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik “cluster

random sampling, teknik ini digunakan jika dijumpai populasi yang

heterogen dimana subpopulasi merupakan suatu kelompok (cluster) yang

mempunyai sifat heterogen. Sedangkan dalam stratifikasi sampel tiap

subpopulasinya homogen”.41 Dalam teknik ini semua individu dalam

populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberikan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi kelas eksperimen atau kelas kontrol. Teknik ini dipakai dalam penentuan sampel karena populasi diasumsikan berdistribusi normal dan dalam keadaan homogen setelah diuji analisis data awal.

39

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , hlm.130

40

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , hlm.131

41

(46)

31 F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini untuk mengetahui keadaan individu dan kelompok yang sebenarnya, yaitu mengenai daftar nama siswa dan kemampuan awal (nilai tes fisika pada materi Besaran dan Turunan semester ganjil kelas VII)

2. Metode Tes

“ Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”42.

Metode tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi pokok kalor.

Teknik tes dalam penelitian ini dilakukan setelah perlakuan dilakukan diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir apakah ada perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes diberikan kepada kedua kelas dengan alat tes yang sama. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes obyektif pilihan ganda.

3. Metode Observasi

Yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan da pencatatan terhadap suatu gejala, proses kerja dan perilaku manusia. Sesuai dengan data yang di kumpulkan maka dalam penelitian penulis melakukan pengamatan dengan observasi sistematis yaitu peneliti menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran Fisika materi pokok

Kalor dengan metode pembelajaran Physics Fun dan Galileo pada peserta

didik kelas VII MTs Negeri Kendal.

42

(47)

32 G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dalam suatu penelitian, karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian Dalam analisis ini penulis akan mendeskripsikan pengaruh

penggunaan metode pembelajaran Physics Fun dan Galileo terhadap hasil

belajar fisika materi pokok kalor peserta didik kelas VII Semester I MTs

Negeri Kendal Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

Untuk menganalisis data yang telah ada, diperlukan adanya analisis statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis Pendahuluan

Yaitu tahap pengelompokkan data yang akan dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi dengan pengelompokkan seperlunya kemudian dimasukkan ke dalam rumus.

2. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes

a. Validitas

Agar diperoleh data yang valid, maka instrumen untuk mengevaluasi juga harus mempunyai validitas tinggi. Peneliti menggunakan validitas butir soal atau validitas item. Validitas item adalah sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Untuk mendapatkan validitas butir soal atau

validitas item menggunakan rumus korelasi produk momen, rumus yang

digunakan sebagai berikut:

r = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y

N = Jumlah subyek X = Skor tiap butir soal

Y = Skor total yang benar dari tiap subyek

Gambar

Gambar 2.1 Perubahan Wujud Benda
Gambar 2.4 Perpindahan kalor secara radiasi.
Tabel 4.1
Tabel 4.2 Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu sepatutnya saya ungkapkan terima kasih atas jasa baik yang selama ini telah diterima, baik nasehat, petunjuk, ide, saran, serta bimbingan berupa apapun

Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran

[r]

(Bagaimana Menjadi Entrepreneur Lokal Muda yang Kreatif dan Sukses Dibidang Fashion dan Lifestyle By Gees Handmade Bag)..

Hasilnya, pemanfaatan sistem itu sendiri dapat membantu tugas asisten laboratorium dalam perubahan konfigurasi internal terkait batasan – batasan yang ditetapkan pada

Dalam : Noer, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi ketiga, Penerbit FK UI, Jakarta.. Tjokroprawiro,

Melihat kondisi sekolah yang sedemikian rupa tentunya siswa dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah dengan memiliki motivasi

Pemusatan cahaya lampu TL oleh nelayan belum dilakukan secara baik. Beberapa nelayan menggunakan berbagai macam alat rumah tangga, seperti loyang, baskom dan ember sebagai