• Tidak ada hasil yang ditemukan

25 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM BAGI BAYI BARU LAHIR DENGAN PERILAKU IBU MENYUSUI DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "25 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG MANFAAT KOLOSTRUM BAGI BAYI BARU LAHIR DENGAN PERILAKU IBU MENYUSUI DINI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG

MANFAAT KOLOSTRUM BAGI BAYI BARU LAHIR

DENGAN PERILAKU IBU MENYUSUI DINI

Aris Dwi Cahyono Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri

Colostrum is the first stage liquid milk produced at the end of pregnancy and childbirth in early (2-4 days), golden yellow or cream with a volume of 150-300 ml/day, which contains many immune substances that are needed by the infant. The purpose of this research is to know is there any correlation between mother postpartum knowledge about the benefits colostrum for the newborn baby with early breastfeeding behavior.

This research used cross sectional study design. The population of 16 samples in BPS Ny. Ami Kusnan Gondang Village Plosoklaten Kediri Regency. Research was conducted on 27 March to 27 April 2011 with Accidental Sampling techniques. Data collection for independent and dependent variables mother postpartum knowledge about the benefits of colostrum for the newborn with early breastfeeding mothers behavior used questionnaire and observation checklist were analyzed descriptively used cross-tabulation.

The results acquired that there respondent who have less knowledge there were 9 respondents 56% and respondent not feeding were 8 respondents (50%). It proved cross tabulatig that there was a correlation between mother postpartum knowledge about the benefits of colostrum to the mothers behavior to early breastfeeding.

It can be concluded that people's actions must be based on knowledge. So the role of nurses as educators are expected to provide to much education about the benefits colostrum for the newborn baby.

Keywords: Knowledge, Colostrum, Breastfeeding, Mothers Behavior.

Latar Belakang

Setiap Bayi Baru Lahir berhak mendapatkan Air Susu Ibunya, karena dengan pemberian Asi dalam satu jam pertama kehidupannya, maka bayi akan mendapat sumber gizi terbaik dan dapat menyelamatkan jiwa bayi pada bulan-bulan pertama yang rawan ( Sutiyah, 2010 ). Penyebab kematian bayi dapat dikarenakan beberapa faktor yaitu berat badan rendah , asfiksia, tetanus, infeksi, dan masalah pemberian minuman ( Artikel kesehatan, 2008 ). Kematian bayi yang disebabkan oleh infeksi biasa terjadi karena kurangnya kekebalan bayi,dimana kekebalan bayi bisa diperoleh salah satunya dari ASI yang pertama setelah kelahiran yang disebut kolostrum, karena kolostrum banyak memiliki konsentrasi gizi dan imunitas tinggi ( Artikel Kesehatan, 2008 ). Kenyataannya dimasyarakat masih banyak ibu yang belum mengetahui tentang begitu besarnya manfaat kolostrum bagi bayi dan menganggap kolostrum sebagai susu basi yang bisa membuat bayinya muntah atau sakit sehingga mereka

cenderung membuang kolostrum itu dan tidak menyusukan kepada bayinya ( Kodrat, 2010 ).

Angka kelahiran bayi di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta bayi. Untuk Kabupaten Kediri angka kelahiran bayi yaitu 1158 bayi dalam 6 bulan terakhir ini ( Dinas kesehatan, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di BPS Ami Kusnan Desa Gondang Plosoklaten setiap bulannya ada ibu post partum 20 Ibu. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dimana 10 ibu post partum 6 (60 %) tidak mengetahui tentang kolostrum dan manfaatnya, 4 ( 40 % ) pengetahuanya cukup. Dari ibu post partum diatas yang memberikan kolostrum kepada bayinya hanya 4 Ibu, 6 Ibu yang lain cenderung membuang kolostrumnya.

(2)

terdapat kandungan zat imunoglobulin yang sangat dibutuhkan oleh bayi baru lahir ( Indiarti, 2008 ). Pemberian kolostrum pada bayi baru lahir sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang banyaknya manfaat yang bisa didapat dari kolostrum (Roesli, 2008). Kebanyakan ibu yang belum mengerti tentang kolostrum baik mengenai besarnya manfaat serta dampak apa saja yang bisa terjadi pada bayi, jika kolostrum tidak akan segera diberikan. Ibu tidak memberikan kolostrum saat post partum biasanya disebabkan oleh adanya payudara sakit, punting tenggelam, takut payudaranya kendor, takut bayinya muntah atau sakit karena minum susu basi ( Kodrat, 2010 ). Hal tersebut dapat berpengaruh pada perilaku ibu menyusui dini, akibatnya akan menyebabkan bayi kuning, mekonium tidak cepat keluar, antibodi kurang sehingga bayi mudah terserang penyakit bahkan bisa meninggal ( Kodrat, 2010 ).

Solusi- solusi yang pernah dilakukan pemerintah untuk mengatasi peningkatan angka kematian bayi terutama yang diakibatkan karena kolostrum tidak diberikan antara lain meningkatkan penyelenggaraan pembangunan pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya manfaat kolostrum bagi bayi baik secara langsung ataupun melalui media, menganjurkan kepada tenaga kesehatan ( bidan ) untuk senantiasa melaksanakan progam inisiasi menyusui dini serta meningkatkan kualitas pelayanan posyandu ( Dinkes, 2009 ). Walaupun upaya- upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan pemberian kolostrum pada bayi sedini mungkin sudah sering dan banyak dilakukan, di masyarakat masih saja dijumpai ibu yang tidak memberikan kolostrum pada bayi setelah 1 jam kelahiran, maka dari itu peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitiannya adalah Hubungan antara pengetahuan ibu post partum tentang manfaat kolostrum bagi bayi baru lahir dengan perilaku ibu menyusui dini di BPS Ny.Ami Kusnan Desa Gondang Plosoklaten Tahun 2011.

Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari uraian yang telah peneliti kemukakan dalam latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu post

partum tentang manfaat kolostrum bagi bayi baru

lahir dengan perilaku ibu menyusui dini di BPS Ny.Ami Kusnan Desa Gondang Plosoklaten Kediri?”.

Tujuan Penelitian 2. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu post partum tentang manfaat kolostrum bagi bayi baru lahir dengan perilaku ibu menyusui dini di BPS Ny.Ami Kusnan Desa Gondang Plosoklaten Kediri.

3. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu post partum tentang kolostrum di BPS Ny.Ami Kusnan Desa Gondang Plosoklaten Kediri. b. Mengidentifikasi perilaku ibu menyusui dini

di BPS Ny.Ami Kusnan Desa Gondang Plosoklaten Kediri.

c. Menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu post partum tentang manfaat kolostrum bagi bayi baru lahir dengan perilaku ibu menyusui dini di BPS Ny.Ami Kusnan Desa Gondang Plosoklaten Kediri.

Desain Penelitian

(3)

pernyataan persetujuan menjadi responden. Setelah itu responden diberi waktu untuk menjawab kuesioner tersebut sambil di dampingi oleh peneliti. Untuk Perilaku peneliti mengobservasi responden mulai dari bayi lahir sampai pada hari ke 3 post partum. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisa data yang meliputi editing, coding, scoring, tabulasi dan uji statistik. Alat ukur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner dan ceklis observasi. Lembar kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu post partum tentang manfaat kolostrum yang meliputi pertanyaan definisi kolostrum, manfaat kolostrum, kandungan kolostrum. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner adalal 15 pertanyaan, jenis pertanyaan yang diajukan adalah pilihan ganda. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui perilaku ibu menyusui dini. Lembar observasi yang digunakan berbentuk peryataan dengan jawaban Ya atau Tidak. Soal yang diajukan berjumlah 1 peryataan. Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji analisis diskriptif dengan tabulasi silang.

Hasil Penelitian

1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan

13%

31% 56%

BAIK CUKUP KURANG

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 16 responden yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak 2 responden (13%), 5 responden (31%) berpengetahuan cukup, 9 responden (59%) berpengetahuan kurang.

2. Distribusi frekuensi perilaku ibu dalam menyusui

50%

50%

melakukan

tidak melakukan

Berdasarkan diagram di atas menunjukkan skala nyeri pada responden dismenore di SMP Negeri 2 Grogol sesudah di berikan terapi kunyit asam. Hasil post test dari 10 responden menunjukkan bahwa 80% atau 8 responden mengalami nyeri ringan dengan skala 1 –4, 20%

atau 2 responden tidak mengalami nyeri dengan skala 0 dan tidak ada responden yang mengalami nyeri sedang (skala 5 – 7) maupun nyeri berat

(skala 8–10).

3. Tabulasi silang antara pengetahuan ibu post partum tentang manfaat kolostrum bagi bayi baru lahir dengan perilaku ibu menyusui dini dini di BPS Ny. Ami Kusnan Desa Gondang Kec. Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2011

Perilaku ibu dalam menyusui dini Pengetahuan

Mela-kukan

Tidak melaku

kan

Total

Baik 2 0 2

Cukup 5 0 5

Kurang 1 8 9

Total 8 8 16

(4)

untuk berperilaku baik dibanding mereka yang berpengetahuan kurang adalah 2/2 : 1/9 atau 18 : 2 = 9. Hal ini menunjukkan bahwa kecendrungan orang berpengetahuan baik untuk berperilaku baik 9 kali lipat dibanding orang yang berpengetahuan kurang.

Pembahasan

1. Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Kolostrum Berdasarkan penelitian diketahui hampir sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang tentang kolostrum yaitu 9 responden (59%) dari 16 responden.Dari sebaran jawaban responden tentang pengetahuan, hampir seluruh keluarga kurang mengetahui tentang kolostrum.

Seperti yang dikatakan Singgih Gunarso (2000) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah seorang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Dari hasil penelitian pendidikan responden ternyata rata-rata SMP yaitu sebanyak 8 responden ( 50%).

Secara teoritis dijelaskan bahwa seseorang memperoleh pengetahuan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu,dimana pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, ndra pendengara,indra penciuman,indra peraba,dan indra perasa. Pengetahuan atau yang tidak didasari pengetahuan ( Notoatmodjo, 2003 ).

Didapatkan hampir sebagian responden memiliki pengetahuan kurang tentang kolostrum, ini bisa disebabkan dari berbagai faktor. Salah satunya faktor pendidikan ibu, sesuai dari hasil penelitian didapatkan yaitu ada 10 rerponden yang lulusan SD dan SMP dari 16 responden. Pada umumnya karena kurangnya pendidikan ibu bisa mendorong seseorang kurang mendapatkan wawasan luas dalam segala hal. Selain itu bisa

disebabkan karena kurang informasi tentang kolostrum yang diterima oleh ibu post partum baik dari media cetak / elektronik maupun dari tenaga kesehatan. Dari hasil penelitian didapatkan ibu yang telah mendapatkan informasi 5 responden (50%) dari 16 responden. Karena kurangnya pendidikan dan informasi ini bisa menyebabkan ibu post partum tidak memberikan kolostrumnya dengan maksimal pada hari ke 1-3 post partum, sehingga anak hanya mendapatkan sedikit zat kekebalan tubuh dari kolostum. Karena kurangnya zat kekebalan pada tubuh, anak akan mudah terserang penyakit.

2. Perilaku Ibu Menyusui

Berdasarkan hasil penelitian diketahui separuh responden tidak menyusui secara dini yaitu ada 8 responden (50%) dari total responden 16 responden.

(5)

menggantinya dengan susu formula yang dianggapnya aman.

3. Hubungan pengetahuan dengan perilaku menyusui

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, ibu yang pengetahuannya baik ada 2 responden dan menyusui dini, ibu yang pengetahuannya cukup ada 5 responden dengan perilaku menyusui dini dan pengetahuan kurang ada 9 responden dengan perilaku menyusui dini responden 1 responden dan tidak menyusui dini sebanyak 8 responden.

Perilaku menurut menurut Lawrence Green (1980) dikutip Notoatmodjo (2003) dipengaruhi faktor predisposisi, pemungkin dan penguat. Faktor predisposisi (predisposing factor) merupakan faktor yang mendahului terwujud perilaku seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai dan sebagainya. Sesuai dengan pendapat Green ini maka pengetahuan dapat dikatakan sebagai faktor pendahulu bagi perilaku seseorang. Menurut Snehandu B. Kar (1983) salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perilaku adalah ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accesebility of information). Jadi jelas bahwa informasi yang secara konsep menjadi sumber pengetahuan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perilaku.

Didapatkannya ada hubungan antara pengetahuan Ibu post partum tentang manfaat kolostrum bagi bayi baru lahir dengan perilaku ibu menyusui dini di BPS Ny. Ami Kusnan Ds. Gondang Kec. Plosoklaten Kabupaten Kediri juga dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan. Sesuai hasil penelitian didapatkan hampir sebagian besar responden memiliki pengetahuan dengan kategori kurang yaitu 9 responden dari 16 responden. Kurangnya pengetahuan tentang kolostrum ini akan berpengaruh terhadap perilaku ibu dalam menyusui dini. Terlihat sesuai dengan hasil penelitian didapatkan 8 responden tidak menyusui secara dini. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang pengetahuannya kurang cenderung berperilaku negatif dan sebaliknya bila ibu mempunyai pengetahuan baik akan memberikan kolostrum pada bayinya dengan maksimal.

Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan responden didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang ada 9 responden dari 16 responden dengan presentase 56%.

2. Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku ibu dalam memberikan kolostrumnya didapatkan hasil bahwa hampir sebagian besar responden tidak menyusui secara dini yaitu ada 8 responden dari 16 responden dengan presentase 50%.

3. Terdapat kecendrungan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku, semakin baik pengetahuan semakin baik pula perilaku.

Saran

1. Bagi Responden ( Ibu )

Disarankan kepada Ibu untuk senantiasa mengikuti kontrol rutin ke petugas kesehatan saat hamil, disarankan kepada ibu untuk melakukan perawatan payudara, serta setelah post partum ibu diharapkan melaksanakan perawatan nifas dengan baik.

2. Bagi instansi penelitian

Disarankan kepada instansi penelitian untuk melakukan antenatal care tentang pendidikan menyusui, dilakukan stap kontrol atau menyediakan leaflet dan lain- lain.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan hasil penelitian ini, bukan hanya sekedar hubungan pengetahuan dengan perilaku akan tetapi pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap perilaku hidup sehat sehingga upaya pengembangan keilmuan kesehatan khususnya keperawatan akan semakin berkembang.

4. Bagi Pendidikan

Disarankan kepada instansi pendidikan untuk meningkatkan kwalitas pembelajaran dan mengembangkan pendidikan melalui proses belajar yang bermutu dan berkwalitas.

DAFTAR PUSTAKA

(6)

Anggraini, Yeti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Artikel Kesehatan,

2006.http://id.shvoong.com/medicine-and- health/1282311-colostrum-bodyguard-tubuh-anda/

Gunningham, Gari dkk. Obsterti Wiliam Vol 1 Edisi 21. Jakarta: EGC

Indarwati, 2010. Panduan Pintar Ibu Hamil dan Melahirkan. Jakaarta: Wahyu Media

Indiarti,2008. Asi Susu Formula dan Makanan Bayi. Yogyakarta: Elmatera Publishing

Kodrat, Laksono. 2010. Dashatnya Asi dan Laktasi. Yogyakarta: Media Baca

Nelson dkk.1999. Ilmu Kesehatan Anak edisi 15Vol 1. Jakarta: EGC

Notoatmojo, Soekidjo, 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan .Yogyakarta: Rhineka Cipta

Nursalam. 2003. Konsep Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Purwodarminto.2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Alfabeta

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda

Suherni dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya

Suparyanto, 2007. http://dr-suparyanto,

blogspot.com/2010/07/konsep-ibu-menyusui.html

Sutiyah.2010.http://www.pustaka-zikzik.co.cc/2010/06/asi.html Wikipedia,2010.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai uji statistik kor 0,094 yang artinya korelasi sa atau dianggap tidak ada kor dibuktikan dengan nilai ρ = besar dari nilai alpha (α) = demikian dapat dikatakan hubungan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi volume dye dan suhu annealing pada hybrids dye alam-titanium dioxide sebagai material sensitizer terhadap

Samsiyah dan Kurnia (2014) mengatakan perusahaan dengan tingkat leverage tinggi, maka semakin besar agency cost atau dengan kata lain semakin besar kemungkinan

Sehubungan dengan telah selesainya proses seleksi dan penempatan untuk program double degree Jepang, dengan ini kami sampaikan bahwa salah seorang staf Bapak/Ibu/Saudara

Supaya penelitian menghasilkan hasil yang efektif harus di perhatikan kebersihan daric acing itu sendiri, pemanasan yang tidak berlebihan dan tidak terlalu lama sehingga

Dari pemeriksaan tomografi komputer pada potongan setinggi nasofaring didapatkan gambaran hipertrofi adenoid, sementara tomografi komputer temporal pada daerah os temporalis

Pendukung” Provinsi Kalimantan Selatan dapat mengisi bagian dari target 50.000 rumah khusus yang diarahkan untuk bencana dan MBR dalam arti luas 6 Rencana Strategis

Setelah guru dan peserta didik mengamati contoh teks deskriptif terkait orang, binatang dan benda melalui slide power point, peserta didik dapat membandingkan fungsi sosial,