• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Jurnal Evaluasi Implementasi Ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Jurnal Evaluasi Implementasi Ke"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MARIA CATHALINA CORINA SUSANTO

ILMU ADMINISTRASI NEGARA |

NIM. 071411131060

▸ Baca selengkapnya: jurnal penilaian dan evaluasi dalam ubd

(2)

INFORMASI MENGENAI JURNAL

Judul : Evaluasi Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri di Kabupaten Karawang

Penulis :Syahruddin (Staff Bagian Pelayanan Risalah dan Putusan Setjen dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI)

Seri : Jurnal Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Januari – April 2010, halaman. 31-43 (Volume 17, Nomor 1)

ISSN : 0854-3844 Tahun Terbit : 2011

Penerbit : Univesitas Indonesia

Diunduh dari : www.journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/624/609 Abstrak :

(3)

ANALISIS DAN IDENTIFIKASI

A. Identifikasi Jenis

Jurnal ini membahas mengenai studi evaluasi implementasi terhadap kebijakan pengembangan kawasan industri yang berada di Kabupaten Karawang. Pada penjelasan di dalam jurnal ini memang tidak dijelaskan secara langsung jenis pendekatan seperti apa yang digunakan. Namun, jika diamati dan dianalisis secara seksama perihal tujuan dan fokus dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang membahas mengenai evaluasi proses.

Perlu diketahui bahwa ada dua jenis evaluasi, yakni evaluasi proses dan evaluasi output. Keduanya merupakan hal yang jauh berbeda. Evaluasi proses atau evaluasi implementasi lebih menitikberatkan kepada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Sedangkan evaluasi output atau evaluasi kinerja lebih berfokus kepada dampak dari kebijakan tersebut.

Sebenarnya jenis evaluasi dari penelitian ini dapat dengan mudah dilihat dari judul penelitian ini yakni evaluasi implementasi. Namun, perlu ditelusuri lebih dalam lagi apakah benar jenis evaluasi yang digunakan pada penelitian ini ialah evaluasi implementasi. Salah satu cara mengidentifikasikannya ialah melalui identifikasi tujuan dan fokus penelitian. Fokus dari penelitian ini ialah deskripsi evaluasi implementasi kebijakan pemerintah kabupaten Karawang dalam mengembangkan kawasan industry di Kabupaten Karawang. Sedangkan tujuan dari penelitian ini ialah :

1. Untuk menganalisis dan mengevaluasi implementasi kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Karawang dalam mewujudkan iklim investasi yang baik terhadap perkembangan kawasan industry

2. Untuk mendiskripsikan implemantasi kebijakan pengembangan kawasan industri

Berdasarkan identifikasi judul, tujuan dan focus dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan jenis evaluasi implementasi atau evaluasi proses.

(4)

William N.Dunn menjelaskan bahwa studi evaluasi memiliki tiga pendekatan yang dapat digunakan, diantaranya ialah evaluasi berdasarkan sistem nilai yang diacu, evaluasi berdasarkan dasar evaluasi dan evaluasi berdasarkan kriteria evaluasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan evaluasi formal yang berada dalam kategori pendekatan evaluasi berdasarkan sistem nilai yang diacu . Kesimpulan ini ditarik dari sebuah pernyataan di dalam jurnal ini yang mengatakan bahwa penelitian ini berusaha untuk melakukan penilaian atau evaluasi berdasarkan dokumen Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri yang tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1996 terhadap kenyataan lapangan terkait kebijakan pengembangan kawasan Industri di Kabupaten Karawang. .

C. Identifikasi Teori

Penelitian ini menggunakan teori Kebijakan Publik sebagai grand theory yang kemudian lebih mendetail kepada teori implementasi yang membahas mengenai evaluasi dari suatu pelaksanaan kebijakan. Alur dari breakdown teori ini dapat dijelaskan melalui bagan berikut :

1) Teori Kebijakan Publik

2) Teori Implementasi kebijakan Publik

Menurut M. Irfan Islamy, untuk bisa melihat apakah proses implementasi telah berjalan dengan baik maka ada harus memenuhi kreteria yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Apakah strategi pendekatan telah diidentifikasi, dipilih dan dirumuskan dengan jelas?

b. Apakah unit pelaksana teknis telah disiapkan ?

c. Apakah aktor-aktor utama (policy subsystem) telah ditetapkan dan siap menerima tanggung jawab pelaksanaan kebijakan tersebut? Apakah prinsip

prinsip “delivery mix” telah dilaksanakan?

(5)

d. Apakah prosedur operasi baku telah ada, jelas, dan dipahami oleh pelaksana kebijakan?

e. Apakah koordinasi pelaksanaan telah dilakukan dengan baik

f. Bagaimana, kapan dan kepada siapa alokasi sumber-sumber hendak dilaksanakan?

g. Apakah hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawab telah diberikan dan dipahami serta dilaksanakan dengan baik oleh pelaksana kebijakan? h. Apakah pelaksanaan kebijakan telah dikaitkan dengan rencana tujuan dan

sasaran kebijakan?

i. Apakah teknik pengukuran dan kreteria penilaian keberhasilan pelaksanaan kebijakan telah ada, jelas dan ditetapkan dengan baik?

j. Apakah penilaian kinerja kebijakan telah menerapkan prinsip-prinsip efisiensi ekonomi dan politik serta sosial?

Kreteria yang dirumuskan tersebut diatas sangat relevan dan cocok untuk mengevaluasi implementasi kebijakan kawasan industri bagi birokrasi di pemerintah kabupaten Karawang Hal ini disebabkan bahwa secara rasional rumusan kebijakan yang disusun oleh pemerintah sangat sangat tergantung pelaksanaannnya oleh keinginan politik (political will) dan kemampuan birokrasi pemerintah daerah dalam mengimplementasi kebijakan tersebut.

3) Teori Evaluasi Kebijakan Publik

Menurut M. Irfan Islamy, penilaian kebijaksanaan dapat mencakup tentang isi kebijaksanaan, pelaksanaan kebijaksanaan dan dampak kebijaksanaan. Jadi penilaian kebijaksanaan dapat dilakukan pada fase perumusan masalahnya; formulasi usulan kebijaksanaan, implementasi, legitimasi kebijaksanaan. Dalam penelitian ini kegiatan evaluasi diarahkan dan dibatasi pada implementasi kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Kabupaten karawang dalam usaha untuk membangun dan mengembangkan kawasan industri yang dikaitkan dengan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

4) Teori Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik

(6)

kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Suatu kebijakan sekalipun diimplementasikan dengan baik, namun bila tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan mengalami kegagalan. Dalam pandangan George C. Edward III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variable. Menurut George C. Edwards III, keempat unsur yang menentukan keberhasilan suatu kebijakan saling berhubungan dan terkait satu sama lain dan masing-masing unsur mempunyai ciri dan peran yang berbeda. Unsur-unsir tersebut ialah :

a. Komunikasi  penyampaian pesan/informasi dari pembuat kebijakan kepada pelaksana kebijakan. Dalam bentuk komunikasi demikian, terjadi pengalihan pengetahuan dan pemahaman mengenai kebijakan yang meliputi hakekat kebijakan, cara pelaksanaan, batasan-batasan yang menjadi norma kebijakan, evaluasi terhadap kebijakan.

1) Transmisi Komunikasi  Apabila suatu kebijakan telah ditetapkan, maka itu menjadi perintah untuk dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya selalu timbul kesalahpahaman terhadap keputusan yang telah dikeluarkan. Ada beberapa hambatan yang muncul dalam mentransmisikan perintah implementasi, diantaranya :

• Pertama, pertentangan pendapat antara pengambil kebijakan dengan para pelaksana kebijakan

• Kedua, informasi melewati berlapis-lapis hierarki birokrasi

• Ketiga Persepsi dan ketidakmauan para pelaksana untuk mengetahui persyaratan suatu kebijakan.

2) Kejelasan  Ketidakjelasan pesan komunikasi yang disampaikan akan menimbulkan kesalahpahaman bagi pelaksana.

3) Konsistensi  Suatu implementasi kebijakan akan efektif dan berdayaguna apabila perintah pelaksanaannya konsisten, yakni petunjuk pelaksanaan kebijakan tidak saling bertentangan.

(7)

usul-usul guna melaksanakan pelayanan publik. Untuk melaksanakan suatu kebijakan bukan tergantung oleh banyaknya staf yang mendukung kebijakan tersebut, melainkan kemampuan atau kualitas staf yang melaksanakannya. Semakin teknis suatu kebijakan yang akan dilaksanakan akan semakin besar keahlian yang dibutuhkan dari para pelaksana. Dalam hal ini adalah bagaimana sumber daya manusia sebagai staf pelaksana dapat meningkatkan ketrampilan dan keahliannya dalam mengimplementasikan kebijakan.

c. Sikap  George C. Edwards III menyatakan bahwa jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan, berarti ada dukungan sehingga mereka akan melaksanakan kebijakan sesuai dengan yang diinginkan. Tipikal kepribadian atau pandangan antara pembuat kebijakan dengan pelaksana kebijakan memiliki korelasi positif dengan keberhasilan implementasi kebijakan. Hal ini terjadi karena ada kesesuaian pandangan mengenai isi dan tujuan kebijakan yang akan diterapkan oleh pelaksana dilapangan. Selanjutnya George C. Edwards III menyatakan ada dua hal penting berkenaan dengan sikap (dispositions), yaitu pengangkatan birokrasi (staffing bureaucracy) dan insentif bagi pelaksana kebijakan d. Struktur Birokrasi  Implementasi kebijakan publik sangat dipengaruhi

(8)

Hubungan antara keempat faktor yang menentukan dalam suatu implementasi kebijakan yang dirumuskan oleh George C. Edwards III dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 1. Hubungan empat factor implementasi kebijakan menurut George C. Edwards III

Gambar

Gambar 1. Hubungan empat factor implementasi kebijakan menurut George C. Edwards III

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tugas akhir ini akan dibuat sebuah robot pemasaran ( sales promotion robot ), yaitu robot beroda dengan sebuah kamera sebagai sensor pendeteksi wajah ( face detection ),

(1,645). Disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Hal ini membuktikan pendidikan dan

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian obesitas pada anak SD di kota Manado kesimpulanProporsi keluarga

The objectives of this research were to identify the access on intensity and content of social media as well as the character of responsibility, respectful and

Pada umumnya siswa dalam setting tradisional (seperti halnya di Desa Penglipuran), memiliki sistem pengetahuan budaya (sains asli) yang masih dalam bentuk pengetahuan

Peran guru pembimbing khusus (GPK) dalam melatih kemampuan berhitung penjumlahan bilangan bulat anak berkebutuhan khusus (ABK) a. Berperan sebagai mediator yang melakukan

The relationship between independent latent variables (MKT) and dependent latent variables (PKK) as well as manifest variables and its latent variables other than

Strategi Rapid Penetration yaitu Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga produk yang rendah dan kegiatan promosi yang tinggi dapat menjadi suatu solusi dalam