• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB JURNALIS KODE ETIK and ME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TANGGUNG JAWAB JURNALIS KODE ETIK and ME"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Calon Anggota Komnas HAM periode 2012-2017

DATA PRIBADI

NAMA DHIA PREKASHA YOEDHA

ALAMAT RUMAH Jln.Pare I Blok D6 No.20 Sektor I.6 Griya Loka, BSD City.

Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan 15318 ALAMAT DI JAKARTA Gang Penegak I No.5 Matraman Raya.

Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur 13140 TEMPAT & TGL LAHIR Jakarta, 24 Juli 1955

JENIS KELAMIN Laki Laki

TELEPON RUMAH 021 – 5378685

TELEPON SELULAR 0816 1990 232 & 0821 1062 1657 & 0878 7150 2025 EMAIL dpy@journalist.com; dpy08161990232@gmail.com;

yodansasia@yahoo.com.au;

PENDIDIKAN FORMAL

TAHUN

MULAI SELESAITAHUN NAMA UNIVERSITAS / SEKOLAH TEMPAT GELAR

1995 1999 Universitas Indonesia – Pasca Sarjana Pengkajian Ketahanan Nasional ( Thesis Tidak Selesai ) Jakarta

-1978 1980 Universitas Indonesia – Filsafat s/d Tk V ( Tidak Melanjut )Fakultas Sastra ( Fakultas Ilmu Budaya ) Jakarta

-1974 1985 Universitas Indonesia – KriminologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta Drs

1973 1973 SMAN V Filial ( Sekarang SMAN XXX ) Jakarta Pusat. Jakarta

-1971 1972 SMA St Fransiskus, Kramat Raya, Jakarta Pusat. Jakarta

-1968 1970 SMP St Fransiskus I, Kramat Raya, Jakarta Pusat. Jakarta -1960 1967 TK/SR/SD Trisula -Yayasan PerWaRI, Salemba, Jakarta Pusat. Jakarta

(2)

PENDIDIKAN NON FORMAL TAHUN

MULAI

TAHUN SELESAI

NAMA PROGRAM & INSTITUSI PEYELENGGARA TEMPAT

1976 1976 Pelatihan Kejuruan Pertanian BLKP Depnakertrans,

Lembang, Jawa Barat

1977 1977 Kuliah Kerja Nyata

UNIVERSITAS INDONESIA Pandeglang, Banten

1978 1978 Latihan Dasar Militer

MenWa UNIVERSITAS INDONESIA RinDaM V Jaya Condet, Jakarta 1980 1980 Penataran P4 Tk Nasional Angkatan IV

Penyelenggara Menpora & BP7 Cibubur, Jakarta

1985 1985 Penataran Kewaspadaan Nasional Tk Nasional Angkatan II Penyelenggara Menpora & Lemhanas

Cibubur, Jakarta

1987 1987 Diklat PRECISISION JOURNALISM,

PusDikLat LitBang skh KOMPAS

RUMAH ANGGREK Palmerah, Jakarta 1990 1990 Kursus Singkat Jurnalisme Moneter

Penyelenggara Bank Indonesia & PerBaNaS Puncak, Jawa Barat 1991 1991 Kursus Hukum Bisnis di (IBLAM)

Institute Business, Legal & Management Hotel WisataJakarta 1992 1992 English for Journalis by ELTI

a refreshing course for Kompas editor Redaksi KOMPAS,Palmerah, Jakarta 1993 1993 Kursus singkat Jurnalisme Hukum, dsbl

Penyelenggara Lembaga Pers Dr Soetomo

LPDS , Jakarta

PENGALAMAN DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA *) TAHUN

MULAI SELESAITAHUN LEMBAGA / INSTANSI ALAMAT / TELP JABATAN TUGAS / TANGGUNGJAWAB

1992 1995 SK KOMPAS Jl Palmerah

Selatan 26-28 Jakarta Pusat

Staf Redaksi Peliput Masalah Hukum dan Pemberitaan Kegiatan KomNas HAM

1

1993 1996 DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) sektor Pers, Penerangan & Grafika

Jl. Tegalan dan Jl. Kayu Ramin, Utan Kayu, Jakarta Timur

Ketua / Pendiri SBSI SPPG

Penyadaran Hak-hak Buruh di sektor PPG

( khususnya jurnalis dan para pekerja pers) 1995 1996 ALIANSI JURNALIS

INDEPENDEN ( AJI )

Melawan Pembungkaman Pers, Sosialisasi Hak Asasi Kebebasan Berpendapat

1996 1998 Dipaksa Orba MUNDUR dari Profesi Jurnalis karena bertahan di AJI, SBSI & “Civil Society”

Dari berbagai lokasi dan terus berpindah alamat

Penggerak berbagai aksi Advokasi HAM / ProDemokrasi

Membangun jaringan kerja lintas SARA untuk melawan intimidasi/aksi teror sistimatis dari penguasa Orba saat itu.

1998 1999 FORUM WACANA UI

(Forum MahasisWA PasCA SarjaNA bersama La Ode Ida, Arif Mudatsir M Fajrul Rahman Satrio Arismunan dar,Efendi Gazali

Galang Mahasiswa S2 / S3 lintas kampus mendukung Tuntutan Gerakan Reformasi Hak hak Politik, Hukum dan Ekonomi yang dilancarkan Mahasiswa S1 se-Indonesia

1998 1999 Resmi jadi jurnalis kembaii di Majalah manajemen mutu appraisal, lingkungan

EKOLITA setelah 3 tahun dipasung Rezim OrBa via larangan dari PWI Jaya

PT Surveyor Indonesia, di jln Warung Buncit & Gd. Adhi Graha

Pemberitaan kampanye ihwal hak-hak konsumen, hak hak ulayat dan indigenous people dalam konteks lingkungan hidup.

2002 2002 www.detakanalisis.com media online khusus analisis tentang fakta konspirasi di balik berita

Gd. Poros

Mendorong transparansi clean government dengan memperkuat hak hak publik untuk mengontrrol

2006 2007 Majalah Berita Mingguan PILARS

Gd. Artha Graha. SCBD Semanggi

Redaktur Laporan Utama

(3)

Bersambung 2011 2012 KPAI dan Konsorsium

ABH (Reformasi Sistem Perlindungan Anak yang Berhadapan dengan Hukum - ABH)

Jl. Teuku Umar 8-10 Menteng, Jakarta Pusat

Koordinator Jaringan Media untuk

Konsorsium ABH

Mengawal Pembahasan “RUU SIstem Peradilan Anak” di DPR, agar tidak menjadi Produk Hukum yang Melanggar HAM.

*) Untuk Pengalaman di Bidang HAM Lihat juga Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 4 dan 5 Formulir ini PUBLIKASI DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA 10 TAHUN TERAKHIR **)

JUDUL MEDIA TAHUN

TERBIT

KETERANGAN

97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya (?): Tanggung Jawab Jurnalis dan

Penyesatan Pendapat Umum ***)

www.detakanalisis.com Jakarta, Jum'at, 02/08/2002. 15.35

Materi Bahasan:

Perlindungan Hak Publik, Kode Etik Peneliti dan Jurnalis, Hak Jawab

Profesionalisme dan Kinerja Organisasi Jurnalis ( Profesionalism and Performance of Journalist Organizations)

Di dalam buku The

Industrialization of Media in

Democatizing Indonesia,

Journal article by Ariel Her Yanto and Stanley Yoseph Adi, catatan kaki 27 halaman 81 in Contemporary Southeast Asia, Vol 23, 2001

Unpublished paper presented at Seminar Eavaluasi Organisasi Jurnalis, Jakarta, Aliansi Jurnalis Independen 7 August 2000

Terkutip sebagai berikut:

“ …One the earliest and most actived advocated of unionization for the journalist under the New Order is Dhia Prekasha Yoedha, see Dhia Prekasha Yoedha, Profesionalisme dan Kinerja Organisasi Jurnalis

(Profesionalism and Performance of Journalist Organizations)

Unpublished paper presented at Seminar Eavaluasi Organisasi Jurnalis, Jakarta, Aliansi Jurnalis Independen 7 August 2000 “

**) Untuk Publikasi di Bidang HAM, Lihat juga Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 6 Formulir ini.

***) Terlampir di Lampiran II dalam Tambahan INFORMASI KHUSUS di Halaman 7 Formulir ini

Demikian CV ini dibuat dengan data dan informasi yang sebenarnya.

Tempat Tanggal Bulan Tahun

Jakarta 27 Januari 2012

Tanda Tangan

( Dhia Prekasha Yoedha ) Nama Lengkap

CATATAN :

Formulir dapat diisi langsung dengan menggunakan komputer (MS Word) atau menggunakan pena.

(4)

TAMBAHAN INFORMASI KHUSUS

LAMPIRAN I

PENGALAMAN Dhia Prekasha Yoedha DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA

TAHUN JENIS KEGIATAN TEMPAT/ LOKASI

LEMBAGA / INSTANSI

PERAN / POSISI TUGAS / TANGGUNG

JAWAB

1992 Membentuk Serikat Buruh Sejahtera

DPP SBSI SPPG Ketua DPP SBSI SPPG didampingi Wakil Ketua,Satrio Arismunandar dan Sekjen En Jakob Ereste. terbuai mithos diri sebagai Profesi, tapi wajib sadar telah dijadikan ‘buruh’ dalam era industri media.

1992 Advokasi 54 pekerja pers harian sore Suara Pembaruan/SP korban Skorsing akibat bersengketa dengan manajemen PT Sinar Kasih.

Hotel Nirwana, Kampung Melayu, Jakarta markas pekerja pers di jajaran redaksi Suara dan Penerbit SK Suara Pembaruan

Menggugat sikap sdr. Dr Albert Hasibuan SH yang akibat Role Conflict sebagai anggota Komnas malah melanggar HAM dan hak-hak pekerja pers.

Hak Asasi Manusia II Dibuka PresidenRI Soeharto di Istana Merdeka Jakarta

Penyelenggara Komnas HAM & Deplu RI 1995 Konferensi Jurnalis

se-Asia Pasifik Pnompenh, Kampuchea Penyelenggara IFJ International Federation of Journalist

Presidium AJI /

Ketua Delegasi Pemakalah/Penggalang dukungan internasional untuk Kebebasan Pers & Hak hak Pekerja Pers di Indonesia. 1996 Konferensi Buruh

Grafika Asia Pasifik Manila, Filipina PenyelenggaraIGF International Graphics

Federation

Ketua DPP SBSI

(5)

jelang Matatuli 27 Juli 1996.

(6)

TAHUN JENIS KEGIATAN TEMPAT/

LOKASI LEMBAGA /INSTANSI PERAN / POSISI

TUGAS / TANGGUNG

JAWAB 1998 Kerjasama Penelitian /

FocusGroupDiscussion Reformasi Pemisahan Polri dari ABRI menjadi Penegak Kamtibmas Sipil

Jakarta, Penyelenggara Mabes Polri & Forum Wacana penegak hukum / Kamtibmas yang mematuhi HAM. 1999 Semiloka Gabungan

tentang Reformasi & Redefinisi Posisi TNI/POLRI di dalam Era Reformasi Bersama wakil mahasiswa dari 2000 Seminar Internasional

Penyelesaian Konflik UU Intelejen yang demokratis dan menghormati HAM sebagai salah satu payung hukum

2001 Semiloka Internasional

Kode Etik Jurnalistik Hotel RegencyKuningan, Jakarta, dibuka Independen - YJI

Pengarah dan Nara sumber Loka Karya 3 hari yang dikuti oleh wakil-wakil media massa dari 21 provinsi se Indonesia

Hukum / Kode Etik Jurnalistik wajib melindungi media dan kepentingan publik dari aksi premanisme atas media maupun premanisme oleh media.

(7)

LAMPIRAN II

PUBLIKASI karya-karya Dhia Prekasha Yoedha DI BIDANG HAK ASASI MANUSIA

JUDUL MEDIA TAHUN TERBIT KETERANGAN

Konspirasi Penguasa dan Pengusaha dalam Oligopoli Media memanipulasi pers dan informasi public

Buku Seri Laporan dan Catatan Keadaan HAM di Indonesia 1994

Penerbit Divisi Khusus

YLBHI Jakarta, 1995 Kata Pengantar Mulyana W Kusuma; Materi Bahasan: Hak Jurnalis,

Hak Pengusaha Media Hak Publik Pembaca, dll Siapa Memeras Keringat

Siapa Buku Seri IGAUAN DARI ISSUE DAN SALEMBA Rangkuman karya lepas Alumni UI Soe Hok Gie Sjahrir, Moh Iksan, Hariman Siregar, Chatib Basri dll

Penerbit Badan Otonom ECONOMICA FEUI, DEPOK 1995

Kata Pengantar: Prof DR Dorodjatun Koentjorojakti. Materi Bahasan: Hak Berusaha, Hak Publik

Akuntabilitas Profesi ICMI: Menggaruk

Kegatalan Umat Buku Seri IGAUAN DARI ISSUE DAN SALEMBA Rangkuman karya lepas Alumni UI Soe Hok Gie Sjahrir, Moh Iksan, Hariman Siregar Chatib Basri, dll

Penerbit Badan Otonom ECONOMICA FEUI, DEPOK 1995

Kata Pengantar: Prof DR Dorodjatun

Koentjorojakti. Materi Bahasan: Hak Identitas, Hak Berbicara,

Peran Cendekiawan dan Dinamika Masyarakat Yogya & Pustaka Republika 1996.

Kata Pengantar

Prof DR Dawam Rahardjo Rangkuman Hasil simposium

Majelis Sinergi Kalam ICMI Materi Bahasan:

Hak Berbicara Hak Berserikat dsb Memperjuangkan Pers

Bebas di Masa Transisi

Dalam Buku BERSIKAP INDEPENDEN Pedoman Meliput Pemilu di Masa

Demokrasi Transisi.

Penerbit PACT & AJI Jakarta 1999

Materi Bahasan: Hak Berpendapat Hak Memilih Hak Dipilih dsb Politik Anti Cina di Balik

Kepentingan Politik Ekonomi Orde Baru

Dalam Jurnal Konfrontasi No.I

Jakarta 1999. Materi Bahasan: Politik Diskriminasi, Pelanggaran HAM Berat

Politik Anti Cina di Balik Kepentingan Politik

Editor: J.Bebari & Albertus Sugeng; & DR. Kusnanto Anggoro Profesionalisme dan

Kinerja Organisasi Jurnalis

( Profesionalism and Performance of Journalist Organizations ) article by Ariel Her Yanto and Stanley Yoseph Adi, in presented at Seminar Eavaluasi Organisasi Jurnalis, Jakarta, Aliansi Jurnalis Independen 7 August 2000

Terkutip sebagai berikut:

“... One the earliest and most actived advocated of unionize- tion for the journalist under the New Order is Dhia Prekasha Yoedha, see Dhia Prekasha Yoedha,Profesionalisme dan Kinerja Organisasi Jurnalis ( Profesionalism and Performan ce of Journalist Organizations)

Unpublished paper presented at Seminar Evaluasi Organisasi Jurnalis Jakarta,

Aliansi Jurnalis Independen 7 August 2000 “

(8)

LAMPIRAN III

CONTOH KARYA TULISAN

97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya(?)

Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum

Jum'at, 02/08/02.15.35

detakanalisis--Jumat pagi tatkala hampir isi semua berita utama media cetak maupun siaran masih bergelut dengan kejadian di seputar Sidang Tahunan MPR dan juga kunjungan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell, sebaliknya media online terbesar dan pertama di Indonesia www.detik.com

justru bersikap sebaliknya dengan menurunkan berita seronok dengan judul yang sangat sensasional: 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya sebagaimana dilaporkan oleh Reporter: Bagus Kurniawan.dan yang ditutup dengan initial (bgs, ani) sebagai tim penulis.

Manusia mana (sudah tentu yang memahami bahasa Indonesia, sic) yang tidak segera terbetot matanya untuk segera mengikuti berita itu. Paling tidak kalaupun dia tidak sempat membacanya sampai habis dan tuntas, niscaya makna dan muatan pernyataan 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya sudah membenam di benak kepalanya. Sehingga di alam bawah sadar pun dia cenderung mempersepsikan bahwa hampir 100 persen mahasiswi di Yogyakarta dipastikan tidak perawan lagi. Atau dengan kata lain hanya tinggal sekitar 2,95 % mahasiswi di Yogyakarta yang masih perawan.

Apakah memang demikian? Ternyata tidak.

Berita berjudul 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya itu dibuka dengan teras berita (lead atau alinea pertama) sebagai berikut: “detikcom - Yogyakarta, Sungguh mencengangkan dan mengerikan mengetahui kehidupan seks mahasiswi di kota pelajar Yogyakarta. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) menunjukkan hampir 97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat kuliah”

Lalu dilanjutkan dengan alinea berikut; yang berbunyi: “ Yang lebih mengenaskan, semua responden mengaku melakukan hubungan seks tanpa ada paksaan. Semua dilakukan atas dasar suka sama suka dan adanya kebutuhan. Selain itu, ada sebagian responden mengaku melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan dan tidak bersifat komersil.”

Setelah itu baru masuk ke bridges (alinea penghubung dari teras berita ke tubuh berita) yang lazimnya berisikan keterangan tentang unsur siapa, di mana, dan kapan, dari pokok berita. Yaitu: “Hal itu dikemukakan Direktur Eksekutif LSCK PUSBIH, Iip Wijayanto, kepada wartawan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jl. Malioboro, Yogyakarta, Kamis (1/8/2002)”

Dari situ www.detik.com baru mulai masuk ke unsur tubuh berita, yang berbunyi sebagai berikut: “Menurut Iip, penelitian itu dilakukan selama 3 tahun mulai Juli 1999 hingga Juli 2002, dengan melibatkan sekitar 1.660 responden yang berasal dari 16 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Yogya. Dari 1.660 responden itu, 97,05 persen mengaku sudah hilang keperawanannya saat kuliah.”

Kemudian diikuti alinea berikut: “Hanya ada tiga responden atau 0,18 persen saja yang mengaku sama sekali belum pernah melakukan kegiatan seks, termasuk masturbasi. ‘Ketiga responden itu juga mengaku sama sekali belum pernah mengakses tontonan maupun bacaan berbau seks,’ ungkapnya.” Dan seterusnya.

(9)

dari 1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden penelitian LSCK PUSBIH itu.

Karena itu, pertanyaan berikut adalah:

a. Apakah 1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden, kita sebut saja sebagai S (sample) di dalam penelitian ini, bisa serta merta 'dianggap' mewakili seluruh populasi mahasiswi atau sebut saja sebagai P (population) yang ada di Yogyakarta ?

b. Dapatkah dalam penelitian ini bisa diberlakukan prinsip Pars Pro Toto

atau sebagian mewakili keseluruhan atau dengan kata lain, apa yang terjadi di S berlaku juga bagi P?

c. Bukankah prinsip itu (S=P) hanya bisa diberlakukan jika memang memenuhi persyaratan prinsip dam teknis metodologi penelitian tertentu yang harus diuji validity dan reliability masing-masing lewat serangkaian

test pretest yang sangat ketat, terutama dalam menetapkan sample dan penarikan?

Tentang hal itu, LSCK PUSBIH seperti dikemukakan oleh Direktur Eksekutif-nya Iip Wijayanto niscaya tidak berani meEksekutif-nyatakan S = P. Apalagi, jika dia dicecar lebih jauh soal teknik sampling yang dipakainya untuk menetapkan penarikan 1.660 mahasiswi Yogyakarta yang dijadikan responden.

Contoh:

a.Apakah itu mengunakan teknik random sample (contoh secara acak) atau

stratified sample (contoh berstruktur sesuai pengelompokan kelas dan kategorisasi lain, agar responden yang ditetapkan menyerupai miniatur populasi yang diwakilinya) tertentu?

b.Kenapa harus 1.660 mahasiswi saja?

c.Siapa saja ke-1660 mahasiswi itu dan kenapa bisa mereka yang terpilih jadi responden?

Mengapa hal seperti itu harus dipertanyakan? Karena bisa jadi tanpa sadar sejak awal sudah ada kehendak untuk mengarahkan agar sample yang terpilih untuk dijadikan responden, bisa memberikan suatu jawaban tertentu yang dikehendaki peneliti. Dalam arti bisa saja ada bias di mindset (tata pikir) peneliti. Atau bias maupun kekeliruan menetapkan daerah penelitian serta obyek penelitian.

Contoh: penelitian buat melihat ketaatan beragama dengan indikator shalat lima waktu, yang sampling-nya oleh peneliti diarahkan di komunitas pesantren. Atau soal sejauh mana kebebasan ekspresi seksual dengan mengambil lokasi penelitian di daerah lokalisasi pelacuran. Kecenderungan seperti ini sering terjadi, terutama dalam kasus penelitian berdasarkan

order atau pesanan tertentu.

Mengingat Iip Wijayanto juga tak menyatakan bahwa S = P --dalam arti 97,05 persen mahasiswi yang ditemukan tidak perawan itu, terjadi dalam kasus 1.660 mahasiswi di Yogyakarta yang dijadikan responden penelitian LSCK PUSBIH-- maka pertanyaan berikut ini seharusnya dialamatkan kepada

www.detik.com. Yaitu:

a.Mengapa segegabah itu komunitas jurnalis di www.detik.com bisa lancang menyatakan: 97,05% Mahasiswi di Yogyakarta Hilang Kegadisannya sebagaimana tercermin dalam judul berita yang dilansir Jumat pagi (2/8) itu?

(10)

judul: 97,05% Mahasiswi Responden Penelitian di Yogyakarta Hilang Kegadisannya?

c.Mengapa di lead atau teras berita (yang merupakan intisari dan pokok utama isi berita) yaitu: " ... hampir 97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat kuliah." tidak dicantumkan kata "dari 1.660 responden yang berasal dari 16 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Yogya." sebagai pengganti kata mahasiswi setelah tulisan 97.05 persen?

d.Mengapa pencantuman S itu diabaikan? Padahal mengingat kemungkinan ada alasan teknis atau harus diedit ketat sesuai prinsip penulisan piramida terbalik -yang mewajibkan pencantuman isi unsur berita terpenting di bagian teratas dst berurutan sampai yang tidak penting di ekor terbawah tubuh berita,- demi mempertahankan keutuhan materi terpenting berita (meski cuma jadi filler atau berupa berita satu alinea saja), fakta S

wajib dicantumkan, bukan malah dikaburkan agar terkesan sebagai P.

e.Bukankah pengabaian hal itu bisa menciptakan missleading (pengecohan dan pemelintiran) dari persepsi pembaca sehingga akan berujung pada perancuan pendapat umum?

f.Bukankah pola penulisan breaking news (tidak berlaku mutlak untuk news analyses) sesuai karakteristik online news di dunia cyber media yang menuntut keringkasan materi dan kecepatan dan efisiensi waktu bagi para

hitter pembacanya, juga tetap wajib memenuhi prinsip akurasi,dan obyektivitas?

g.Sejauh mana para jurnalis (terutama di www.detik.com memahami dan menguasai prinsip dan teknik dalam precision journalism sebagai skill

(cabang keahlian) dalam pemberitaan yang memanfaatkan data statistik?

h.Bukankah jurnalis sesuai kode etik profesi juga harus mencegah timbulnya keresahan publik akibat kesimpangsiuran berita yang tidak jelas?

i.Apakah jurnalis dan media yang bersangkutan pernah menimbang, berapa puluh ribu mahasiswi yang ada di Yogyakarta, yang boleh jadi tergolong pada 2,95 persen hasil penelitian, kini harus repot menangkis kecurigaan publik, belum lagi kegundahan dari orang tuanya yang berpayah-payah membiayai mereka kuliah jauh-jauh ke 'kota pelajar' ini?

Rasanya, Budiono Darsono dan rekan-rekan di www.detik.com masih ingat bahwa sebagai jurnalis kita bukan hanya wajib profesional. Tapi seperti apa kata kode etik profesi kita, jurnalis juga harus bernurani. (dhia prekasha yoedha)

Outgoing mail is certified Virus Free.

Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com). Version: 6.0.381 / Virus Database: 214 - Release Date: 8/2/02

Previous message: [Nasional] Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum

Next message: [Nasional] Tanggung Jawab Jurnalis dan Penyesatan Pendapat Umum

Referensi

Dokumen terkait

Jalan Irigasi

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang merupakan

Awalnya, Wolpe memindahkan kucing yang takut pada bel dan lingkungan yang pernah ditempati kucing ketika ketakutan pada bel itu terbentuk, ke sebuah sangkar yang sangat berbeda dari

Rumah sakit yang memilih untuk menggunakan konsep syariah ditinjau dari aspek marketing sesungguhnya sudah melakukan segmentasi terhadap pasarnya, sebagaimana yang

Dari ketiga perlakuan pemberian seduhan kopi biji okra dengan berbagai konsentrasi adalah hasil rata- rata kadar glukosa yang paling rendah merupakan konsentrasi yang

Hasil kerja karyawan tercerminkan dari tinggi rendahnya Kinerja Karyawan Tetap secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan

Hasil penelitian seluruh perenang gaya dada maupun gaya bebas mengalami erosi gigi, dengan kesimpulan sebagian besar perenang memiliki status erosi gigi

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai