• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI SNMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEMINAR NASIONAL MESIN DAN INDUSTRI SNMI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI

KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

e-mail: iwayansukania@tarumanagara.ac,id ; lamtow@yahoo.com

Abstrak

PT X adalah salah satu perusahaan yang menekuni usaha laundry. Berdasarkan penyelidikan awal diketahui bahwa mencuci dan menyetrika dengan sikap kerja berdiri adalah aktifitas yang paling dominan dan hal ini diduga mengakibatkan keluhan biomekanik. Penyelidikan lebih lanjut dengan menggunakan kuesioner nordic bodymap dan kuesioner persepsi memberikan fakta bahwa postur kerja yang sering dilakukan adalah berdiri dan membungkuk, durasi 4-8 jam per hari. Sedangkan keluhan yang dialami adalah pada pinggang, lengan bagian atas, lengan atas bagian kiri, leher, bahu kanan dan kiri, betis kiri dan kanan serta kaki kiri dan kanan. Analisa pekerja dengan menggunakan RULA pada pekerja setrika sebelum perbaikan dihasilkan nilai 4. Pada saat pekerja melaksanakan aktifitasnya, melakukan gerakan tangan maju mundur secara berulang-ulang saat mensetrika pakaian dengan kondisi meja yang terlalu tinggi sehingga posisi tangan tidak dalam posisi rileks sehingga dapat menyebabkan cedera. Nilai 4 diartikan bahwa pekerja cukup berbahaya dalam mengalami cedera otot, menandakan diperlukan penyelidikan lebih lanjut dan pengadaan perbaikan. Perbaikan dilakukan terhadap dimensi meja kerja yang ada serta diberikan kursi agar saat lelah pekerja bisa duduk atau dapat digunakan sebagai penyangga agar bisa sedikit rileks. Melalui analisa RULA diperoleh nilai sebesar 2. Nilai ini memberi arti bahwa posisi pekerja setrika telah lebih baik.

Kata kunci: keluhan biomekanik, perancangan ulang, RULA

 

1. Latar belakang

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan manusia, baik kegiatan harian maupun kegiatan berproduksi pasti memerlukan metode, waktu dan tempat. Agar kegiatan mencapai tujuan yang terbaik maka diperlukan metode terbaik, tempat terbaik dan waktu terbaik.[1] Untuk mencapai tujuan tersebut maka ilmu ergonomi sangat berperan. Ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktifitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia.[2] Ergonomi juga dapat didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman.

(2)

menerapkan cara kerja, fasilitas kerja dan lingkungan kerja yang memadai. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya keluhan kerja.

Oleh karena itu dipandang sangat perlu untuk merancang ulang fasilitas laundry yang lebih manusiawi. Kondisi awal mupun setelah perancangan ulang dinilai kenyamanannya dengan menggunakan software RULA (Rapid Upper Limb Assessment).

2. Ergonomi

Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harafiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaannya. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat kerja, manusia harus diberikan alat kerja/mesin dan atau lingkungan kerja yang berada dalam batas kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya sehingga nantinya diharapkan akan terjadi proses kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien (ENASE).

Ergonomi berhubungan dengan optimasi, efisiensi, kesehatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Ergonomi yang secara umum diartikan sebagai ”the study of work” telah mampu membawa perubahan yang signifikan dalam mengimplementasikan konsep peningkatan produktivitas melalui efisiensi penggunaan tenaga kerja dan pembagian kerja berdasarkan spesialisasi-keahlian kerja manusia. Sedangkan Pulat menawarkan konsep desain produk untuk mendukung efisiensi dan keselamatan dalam penggunaan desain produk. Konsep tersebut adalah desain untuk reliabilitas, kenyamanan, lamanya waktu pemakaian, kemudahan dalam pemakaian, dan efisiensi dalam pemakaian.

Biomekanika adalah salah satu bagian dari ilmu ergonomi yang membahas mengenai hukum-hukum dasar yang mempengaruhi tubuh organik manusia dalam posisi diam maupun bergerak. Biostatik adalah bagian dari biomekanika umum yang menganalisa bagian tubuh dalam keadaan diam maupun bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam. Sedangkan Biodinamik merupakan bagian dari biomekanika umum yang berkaitan dengan gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gaya yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik).

Analisis biomekanika ada 2, yaitu secara statis dan dinamis. Analisis biomekanika secara statis merupakan analisis besarnya gaya dan momen yang terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu saat tubuh dalam kondisi tanpa gerakan. Sedangkan analisis biomekanika secara dinamis adalah analisis besarnya gaya dan momen yang terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu saat tubuh dalam kondisi bergerak. Salah satu cara yang popular dan cukup sederhana dalam analisis biomekanika adalah dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map. Namun penggunaan kuisioner dapat mengakibatkan timbulnya hal-hal yang harus diperhatikan yaitu cara pengumpulan yang berbeda akan mengakibatkan hal yang berbeda pula. Penggunaan nilai subyektif ini telah mencakup beberapa fenomena yang terjadi dalam psikologis, biomekanis dan pengukuran teknik serta menjadi cara yang paling mudah untuk dinilai dan diinterpretasikan. Nordic Body Map biasanya diberikan sebelum dan sesudah pekerjaan dilakukan sehingga dapat diketahui keluhan yang dialamai oleh pekerja. Kuisioner Nordic Body Map merupakan salah satu bentuk kuesioner checklist ergonomi yang paling sering digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja. Kuisioner ini menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi menjadi 27 bagian yang dapat dilihat pada Gambar 1.

3. RULA

(3)

resiko cedera pada seorang pekerja. Analisa RULA dapat dilakukan sebelum dan sesudah demonstrasi untuk mengetahui apakah resiko cedera sudah berkurang. RULA digunakan dengan cara mengevaluasi postur tubuh, kekuatan yang dibutuhkan dan gerakan otot pekerja pada saat sedang bekerja.

4. Metodologi

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan mengisi kuisioner Nordic Body Map yang diberikan kepada 15 responden karyawan yang bekerja di PT X. Selanjutnya berdasarkan fakta dan kebutuhan operator dilakukan perancangan ulang terhadap stasiun kerjanya. Penilaian tingkat kenyamanan stasiun kerja awal dan stasiun kerja setelah perbaikan dilakukan melalui software RULA.

5. Data dan pembahasan

Proses pelayanan jasa laundry terdiri dari beberapa tahap. Pada tahap awal saat pakaian tiba di tempat dengan melakukan pemeriksaan pada pakaian, mengecek jenis pakaian, apakah ada kerusakan, cacat, sobek dan lain-lain. Setelah proses pengecekan selesai langkah berikut dengan memberi barcode atau kode pada pakaian sesuai dengan nomor nota yang diberikan kepada konsumen. Melakukan pemisahan terhadap pakaian yang memiliki noda lebih banyak untuk dilakukan proses pencucian secara manual dengan cara direndam terlebih dahulu untuk memudahkan pencucian. Setelah noda sudah banyak berkurang baru kemudian dicuci menggunakan mesin cuci agar pakaian benar-benar bersih. Setelah pakaian selesai di cuci menggunakan mesin cuci, pakaian yang setengah kering itu kemudian dimasukkan ke dalam mesin pengering apabila konsumen menghendaki pakaian cepat selesai. Bagi konsumen yang tidak menghendaki pakaian cepat selesai maka pakaian yang ada juga tetap dikeringkan menggunakan mesin cuci apabila mesin pengering masih ada yang kosong, apabila tidak ada maka pakaian di jemur secara manual dengan mengandalkan sinar matahari. Pakaian yang telah kering kemudian dikumpulkan yang akan disetrika. Setelah pakaian di setrika tahap terakhir dengan packing pakaian yang kemudian siap untuk di berikan pada konsumen. Perusahaan juga menerima jasa pencucian karpet. Pada proses pencucian karpet hal-hal yang dilakukan dengan pemberian barcode terlebih dahulu agar tidak tertukar dengan karpet milik konsumen lainnya. Karpet yang sudah siap dikerjakan dilakukan proses sedot debu menggunakan mesin vacum cleaner, langkah berikut dengan pencucian karpet menggunakan mesin floor polisher yang sudah dilengkapi deterjen di tabung mesinnya, dimana mesin ini digunakan untuk membersihkan permukaan karpet. Karpet yang telah selesai dicuci kemudian dijemur secara manual menggunakan cahaya matahari. Setelah kering maka karpet siap di packing. Sedangkan shift kerja terdiri dari shift 1 bekerja dari jam 08.00-17.00 WIB dan Shift 2 bekerja dari jam 18.00-23.00 WIB. Berikut adalah gambaran stasiun kerja laundry di PT X.

(4)

Gambar 3. Setrika Gambar 4. Stasiun Kerja Menyetrika

Sedangkan keluhan biomekanik 15 orang responden sebelum dan sesudah bekerja ditayangkan pada tabel 1.

Tabel 1. Ringkasan kuesioner keluhan biomekanik 15 responden

LEHER BAHU KIRI BAHU KANAN

PUNGGUNG LENGAN ATAS KIRI LENGAN ATAS KANAN

PINGGANG BOKONG PANTAT

SIKU KIRI SIKU KANAN LENGAN BAWAH KIRI

LENGAN BAWAH KANAN PERGELANGAN TANGAN

KIRI

PERGELANGAN TANGAN KANAN

(5)

Tabel 1. Ringkasan kuesioner keluhan biomekanik 15 responden (lanjutan)

TANGAN KIRI TANGAN KANAN PAHA KIRI

PAHA KANAN LUTUT KIRI LUTUT KANAN

BETIS KIRI BETIS KANAN PERGELANGAN KAKI KIRI

PERGELANGAN KAKI KANAN

KAKI KIRI KAKI KANAN

Keterangan:

A: Sangat tidak sakit B: Tidak sakit

C: Cukup sakit D: sakit E: Sangat sakit

Balok biru: sebelum bekerja Balok merah : Setelah bekerja

Berdasarkan ringkasan hasil kuesioner dapat diketahui bahwa terjadi keluhan diberbagai bagian anggota badan terutama di bagian leher, bahu, lengan pinggang, paha lutut dan betis. Hal ini berkorelasi dengan postur kerja selama bekerja didominasi oleh sikap kerja membungkuk, berdiri dan sebagian kecil sikap duduk. Sedangkan durasi kerja 4-8 jam per hari. Berdasarkan pengamatan memang pekerjaan yang memakan banyak waktu adalah menyetrika sambil berdiri dengan jumlah pekerja 7 orang, melayani mesin cuci 3 orang dan menandai, mengepak hasil dll 3 orang dan pembersih karpet 2 orang.

Analisa pekerjaan menyetrika dengan menggunakan RULA pada stasiun yang ada saat ini menghasilkan nilai nilai 4 menandakan bahwa pekerjaan cukup berbahaya. Pada saat pekerja melaksanakan aktifitasnya, melakukan gerakan tangan maju mundur secara berulang-ulang saat menyetrika pakaian dengan kondisi meja yang terlalu tinggi sehingga posisi tangan tidak dalam posisi rileks sehingga dapat menyebabkan cedera. Pekerja beresiko mengalami cedera otot pada bagian tangan, kaki, leher, tubuh dan diharuskan dilakukan perubahan segera.

(6)

Gambar 5. Stasiun Kerja Awal Gambar 6. Hasil RULA Stasiun Kerja Awal

Gambar 7. Stasiun Kerja Perbaikan Gambar 8. Hasil RULA Stasiun Kerja Perbaikan

Kesimpulan

Usaha jasa laundry berkembang sangat pesat karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang sibuk. Sementara sebagian besar aktifitas usaha laundry memerlukan pekerjaan manual seperti melayani mesin cuci, meyetrika dan mengepak hasil dll. Berdasarkan kuesioner Nordic body map yang dibagikan kepada 15 responden diketahui bahwa keluhan biomekanik terjadi di beberapa bagian tubuh dan hal ini berkorelasi dengan postur kerja 4-8 jam per hari.didominasi oleh sikap kerja membungkuk, berdiri dan sebagian kecil sikap duduk.

Analisa dengan menggunakan RULA pada stasiun kerja meja setrika pada kondisi sebelum perbaikan dihasilkan nilai 4 yang mengindikasikan resiko cedera otot dan membutuhkan perbaikan. Perbaikan meja setrika dilakukan dengan mengganti ukuran pada meja dan penambahan tempat duduk untuk mengurangi tingkat kelelahan pada kaki, tempat peletakkan pakaian sebelum dan sesudah setrika. Analisa dengan menggunakan RULA pada stasiun kerja setelah dilakukan perbaikan menghasilkan nilai 2 yang menyatakan kondisi stasiun kerja sudah lebih ergonomis.

6. Daftar Pustaka

1. I Wayan Sukania., Perbaikan Metode Perakitan Steker Melalui Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan, Prosiding TINDT 2012 FT Untar.

2. Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra dan John H. Tjakraatmadja. (2006). Teknik

Tata Cara Kerja. Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Gambar

Gambar 2. Mesin Pengering Kapasitas Kecil
Tabel 1. Ringkasan kuesioner keluhan biomekanik 15 responden
Tabel 1. Ringkasan kuesioner keluhan biomekanik 15 responden (lanjutan)
Gambar 5. Stasiun Kerja Awal

Referensi

Dokumen terkait

(2014) menjelaskan bahwa hasil pemodelan dengan skenario perubahan iklim HadCM3 dan skenario emisi B2 menunjukkan hanya 2 stasiun yang mengalami penurunan curah

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi himpunan melalui

Dalam pribumisasi Islam tergambar bagaimana Islam sebagai ajaran normatif yang bersumber dari Tuhan diakomodasikan ke dalam kebudayaan yang berasal dari manusia tanpa

Pengukuran terhadap debt to asset ratio dan debt to equity ratio menjadi penting karena dengan pengukuran ini dapat dilihat seberapa besar perusahaan didanai dari

Dengan menggunakan rumus ini diharapkan dapat memberikan jawaban mengenai rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian, yaitu “ Apakah terdapat implementasi

Dugaan tersebut berkaitan dengan aspek perangkat keras: sebagaimana dijelaskan pada awal uraian mengenai teknologi yang biasa dikenal orang, yaitu sebagai mesin (proyektor,

Pada peta di samping, Lokasi kerajaan Kutai ditunjukkan dengan angka ..... Sedangkan pada peta di samping,

Metafora pada bait ini adalah metafora struktural, yaitu konsep penguasa dan rakyat kecil dibandingkan dengan hewan yang besar seperti,dinosaurus dan hewan yang kecil seperti