BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Deskriptif Subjek
Responden yang dijadikan subjek penelitian adalah 7 peserta didik kelas X kompetensi keahlian Teknik Audio Video SMKN 2 Demak. Berikut 7 peserta didik tersebut :
Tabel 4.1
Identitas subjek dan jenis kelamin
Jenis Kelamin f %
Laki laki 2 28,71
Perempuan 4 71,42
Jumlah 7 100
Berdasarkan tabel 4.1 menerangkan jumlah subjek mayoritas perempuan (71,42%).
4.1.2
Karekteristik Subjek Berdasarkan Urutan
Kelahiran
Tabel 4.2
Berdasarkan urutan kelahiran subjek
Urutan Kelahiran f %
Sulung 3 42,85
Tengah 2 28,57
Bungsu 2 28,57
Jumlah 7 100
4.1.3 Karekteristik Subjek Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Orang Tua
Tabel 4.3
Berdasarkan tingkat pendidikan orang tua subjek Tingkat
Pendidikan f %
Diploma 1 14,28
SMA 2 28,57
SMP
SD 4 57,14
Jumlah 7 100
Berdasarkan tingkat pendidikan orang tua, paling banyak jenjang pendidikan orang tua subjek adalah SD (57,14%).
4.1.4 Karekteristik Subjek Berdasarkan Pekerjaan
Orang Tua
Tabel 4.4
Berdasarkan pekerjaan Orang tua subjek
Jenis Pekerjaan f %
Swasta 1 14,28
Wiraswasta 3 42,85
Petani 4 57,14
Jumlah 7 100
Dari tabel 4.4 pekerjaan orang tua subjek mayoritas adalah petani (57,14%).
4.1.2Analisis Deskriptif
diberikan bimbingan kelompok kemudian diberikan test akhir (posttes).
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X kompetensi keahlian Teknik Audio video SMKN 2 Demak. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Paired Sample t Test.
Hasil analisis pada pre tes didapati hasil bahwa peserta didik yang memiliki kecerdasan interpersonal sangat tinggi 5 (7,4%) peserta didik, 17 (25%) peserta didik memiliki kecerdasan interpersonal tinggi, 25 (36,7%) peserta didik memiliki kecerdasan interpersonal sedang, 14 (20,6%) peserta didik memiliki kecerdasan interpersonal rendah, dan 7 (10,3%) peserta didik memiliki kecerdasan interpersonal sangat rendah.
Untuk mengetahui persepsi responden secara keseluruhan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Skor Maksimal : 10x 4 = 40 2) Skor Minimal : 10 x 1 = 10 Interval = 40-10 = 6
5
Tabel 4.5
Pembagian rentang dan hasil pos tes
No Interval Kategori f %
1 Sangat rendah 10 - 15
2 Rendah 16 - 21
3 Sedang 22 - 27
4 Tinggi 28 - 33 4 57,14
5 Sangat tinggi 34 - 39 3 42,85
Jumlah 7 100 %
4.1.3 Analisis Uji Beda
4.1.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bahwa data berasal dari distribusi normal. Data normal jika nilai probabilitas > 0,05. Sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05, maka data dinyatakan tidak normal.
Tabel 4.6
Parametersa,b MeanStd. Deviation ,27108089,0000000 Most Extreme
Differences AbsolutePositive ,181,138
Negative -,181
Kolmogorov-Smirnov Z ,480
Asy
mp. Sig. (2-tailed) ,975
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari data diatasAsymp.Sig (2-tailed) 0,975 > 0,005 berarti distribusi datanya normal.
4.1.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bahwa data berasal dari distribusi normal. Data normal jika nilai probabilitas > 0,05. Sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05, maka data dinyatakan tidak normal.
Tabel 4.6
Parametersa,b MeanStd. Deviation ,27108089,0000000 Most Extreme
Differences AbsolutePositive ,181,138
Negative -,181
Kolmogorov-Smirnov Z ,480
Asy
mp. Sig. (2-tailed) ,975
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari data diatasAsymp.Sig (2-tailed) 0,975 > 0,005 berarti distribusi datanya normal.
4.1.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bahwa data berasal dari distribusi normal. Data normal jika nilai probabilitas > 0,05. Sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05, maka data dinyatakan tidak normal.
Tabel 4.6
Parametersa,b MeanStd. Deviation ,27108089,0000000 Most Extreme
Differences AbsolutePositive ,181,138
Negative -,181
Kolmogorov-Smirnov Z ,480
Asy
mp. Sig. (2-tailed) ,975
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.8
.
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa mean sebelum bimbingan kelompok 25,86, dan mean setelah bimbingan kelompok adalah 33,71. Dengan demikan ada pengaruh yang signifikan sebelum diberi bimbingan kelompok dan setelah diberi bimbingan kelompok.
4.1.3.2 Hasil Uji Beda 2 Mean ( Uji t)
Untuk melihat signifikasi bimbingan kelompok terhadap peningkatan kecerdasan interpersonal menggunakan uji t. Uji t untuk mengetahui apakah penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu : apakah bimbingan kelompok dapat meningkatkan secara signifikan kecerdasan interpersonal peserta didik kelas X TAV SMK Negeri 2 Demak.
Dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.9
Dari tabel 4.8 menunjukkan ada perbedaan mean pre tes dan mean pos tes. Mean saat pre tes 25,86 dan mean pos tes 33,75, ada peningkatan sebesar -7,857. Ini menunjukkan bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal peserta didik secara signifikan.
Paired Samples Statistics
Mean N DeviationStd. Std. ErrorMean Pair 1 Pre tes 25,86 7 ,690 ,261
Pos tes 33,71 7 2,289 ,865
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviati
on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 Pre tes
4.2Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ternyata membuktikan bahwa bimbingan kelompok dapat secara signifikan meningkatkan kecerdasan interpersonal peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dua kali pada saat pre tes dan pos tes. Pelaksanaan bimbingan kelompok diberikan setelah mendapatkan data pre tes. Bimbingan kelompok dilaksanakan sebanyak 10 kali pada bulan Februari sampai Maret 2015.
Penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kecerdasan interpersonal dengan layanan bimbingan kelompok. Metode yang digunakan adalah metode
Pre-Ekperiment dengan rancangan One Group Pre Test-Post Test Design.
Bila disimpulkan kecerdasan interpersonal dapat meningkat melalui bimbingan kelompok. Karena menurut Gardner bahwa kecerdasan dapat ditingkatkan, dapat diubah dan diajarkan. Mengingat kecerdasan interpersonal tidak dibawa dari lahir, maka untuk memperolehnya perlu diasah dan dikembangkan secara berkesinambungan. Raymon Bernard Cattell dalam safaria (2005:21) mengklarikasikan kemampuan mental menjadi dua macam, yaitu Inteligensi
berbagai sudut pandang, membangun hubungan yang positif serta mengajarkan pada anak komunikasi yang efektif. Ketrampilan - ketrampilan sosial tersebut dapat diajarkan kepada anak dilingkungan sekolah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muniroh (2008) bahwa faktor yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal adalah sekolah, orang tua dan lingkungan tempat tinggal. Disekolah meningkatkan kecerdasan interpersonal dimulai dengan penyusunan kurikulum dan metode Caracter Building,metode ini dilaksanakan dengan program bimbingan melalui kelompok. Melalui cara ini anak dilatih untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran, benaknya serta dilatih untuk mengungkapkan problem-problem yang sedang dihadapi. Sehingga anak mempunyai ketrampilan komunikasi yang efektif serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam pergaulan sosialnya.
Pentingnya melalukukan penelitian kecerdasan interpersonal di SMK Negeri 2 Demak karena peneliti melihat bahwa peserta didik kelas X TAV memiliki kemampuan yang sangat rendah dalam menjalin relasi dengan sesama teman, guru maupun warga sekolah lainnya, tidak mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam hubungan relasi, maka dari itu sangat mendesak penelitian ini dilakukan dan sangat penting sekali untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal peserta didik.
Bimbingan konseling sebagai sistem pembinaan atau pemberi bantuan disekolah yang merupakan salah satu sub yang dikembangkan dalam manajemen pendidikan agar tujuan dari pendidikan yaitu menciptakan perubahan-perubahan pada diri siswa menuju kedewasaan yang utuh. Maka diperlukan rencana agar tujuan pendidikan itu tercapai. Bimbingan konseling mempunyai peranan yang sangat.
Pendidikan merupakan proses seseorang memperoleh pengetahuan, mengembangkan ketrampilan serta mengubah sikap. Pendidikan juga proses tranformasi informasi kepada anak didik sebagai akibat dari pendidikan yang diikutinya.
untuk mencapai tujuan pendidikan sekarang dan jangka panjang.
Seperti telah dijelaskan pada bab-bab sebelumya bahwa kecerdasan interpersonal sangat penting untuk dimiliki karena pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup menyendiri. Karena banyak kegiatan dalam hidup anak berhubungan serta membutuhkan orang lain. Anak-anak yang mengalami hambatan dalam mengembangkan kecerdasan interpersonalnya akan mengalami hambatan dalam dunia sosialnya.
Gardner mengemukakan bahwa manusia memiliki tujuh kecerdasan dimana kecerdasan tersebut adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematik, kecerdasan dimensi-ruang, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik(kelincahan tubuh),kecerdasan interpersonal yang merupakan kemampuan anak berhubungan dengan orang lain, serta kecerdasan intrapersonal.
Gardner juga mengemukakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan interpersonal adalah faktor pendidikan, pendidikan disini bisa diperoleh dari guru maka menjadi tepat jika guru mengajarkan ketrampilan-ketrampilan sosial yang berguna untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal. Dengan layanan bimbingan kelompok dimana program bimbingan kelompok merupakan program bimbingan yang ada disekolah.
Dengan mempelajari ketrampilan-ketrampilan sosial yang ada, maka peserta didik bisa memecahkan masalah yang terjadi dalam berrelasi, mampu membangun hubungan yang positif, memahami maksud/keinginan dari orang lain, serta mampu menjalin komunikasi yang efektif, bertanggung jawab, mudah bekerja sama serta aktif dalam organisasi.
Dari hasil penelitian selama pelaksanaan bimbingan kelompok pada umumnya berjalan dengan baik. Subjek penelitian dapat mengikuti pelaksanaan bimbingan kelompok dengan baik dan memahami setiap topik permasalahan yang dibahas dengan jelas. Dengan bimbingan kelompok peserta didik mempunyai kesempatan untuk menerima dukungan terhadap dirinya dengan jalan menjalinrekasi dengan sesama anggota kelompok.
dengan subjek penelitian lebih percaya diri dan dapatmenjalin relasi sosial yang baik dengan sesama anggota kelompok, sehingga akhirnya dapat bersosialisasi dengan baik dengan bapak/ibu guru maupun warga sekolah lainnya.