• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANG DAMAI DAN HAM DALAM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANG DAMAI DAN HAM DALAM ISLAM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERANG, DAMAI DAN HAM DALAM ISLAM

Drs.H.Muhammad Saeri M.Hum

Di Susun Oleh Kelompok 7:

FAIZ ADHISASTRA (1501116988)

ANGGUN SARI (1501121362)

M. FIDEL KATSRO (1501123931)

SANDRA DEVI (1501120262)

SRI WULANDARI (1501111884)

MUHAMMAD IQBAL (1501117041)

UNIVERSITAS RIAU

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

HUBUNGAN INTERNASIONAL

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami ucapkan puji dan syukur atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Perang, Damai dan HAM dalam Islam” tepat pada waktunya.

Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari sumber buku, situs resmi seperti media massa, internet dan lain-lain dengan harapan orang yang membaca dapat memahami tentang Perang, Damai dan HAM dalam Islam.

Akhir kata, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini dimasa mendatang.

Pekanbaru, September 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN...

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan Penulisan...2

BAB II PEMBAHASAN... 2.1 Perang Dalam Islam...3

2.2 Damai Dalam Islam...5

2.3 Ham Dalam Islam...7

2.3.1 Pengaturan Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Islam...8

2.3.2 Hukum Islam Dan Ham...9

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dari semua makhluk hidup, manusia diberi akal dan nafsu yang dipercaya oleh Allah untuk menjadi khalifah-Nya dibumi dari kerusakan. Agamalah yang dapat menyeimbangkan akal dan nafsu manusia. Oleh karenanya Allah mengutus para rasul-rasulnya untuk menyebarkan ajaran-ajaran agama islam yang dapat menjadikan pedoman dan pelita dalam mengarungi kehidupan. Islam merupakan penyempurna dari ajaran-ajaran sebelumnya dengan berpedoman pada Al-qur’an dan Assunah yang mampu menjawab tantangan dari zaman sebelumnya, saat ini hingga yang akan datang.

Islam merupakan agama yang telah menyebar diberbagai negara, hampir setiap negara mengetahui agama islam. Namun realitas yang ada saat ini adalah kian marak berita-berita di sosial media yang mengupas tentang jihad/perang dan terorisme. Ada yang melakukan tindakan terror mengatas namakan jihad tapi sebaliknya ada juga yang jihad murni dipandang sebelah mata sebagai tindakan terorisme, lalu ada pula yang menganggap bahwa jihad hanya dalam konteks peperangan saja.

Dalam agama islam, perdamaian adalah kunci pokok menjalin hubungan antar umat manusia, sedangkan perang dan pertikaian adalah sumber mala petaka yang berdampak pada kerusakan sosial yang mengakibatkan hilangnya hak asasi manusia yaitu hak mendapat perlindungan, hak untuk hidup dan hak yang lainnya. Dalam perang identik dengan kekuatan fisik, maka dari itu didalam makalah ini, kami akan mencoba mengupas tentang perang, damai dan HAM dalam islam. 1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perang/jihad dalam islam?

2. Bagaimana peraturan berperang dalam islam? 3. apa saja macam jihad?

(5)

6. Apa yang dimaksud dengan HAM dalam islam? 7. Bagaimanakah pengaturan HAM dalam islam?

8. Bagaimanakah hubungan antara hukum islam dengan HAM? 1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui : 1. Perang/jihad dalam islam

2. Peraturan berperang dalam islam 3. Macam-macam jihad

4. Pengertian damai dan damai dalam prespektif islam 5. HAM dalam Islam, pengaturan HAM dalam Islam, dan 6. Hubungan antara hukum Islam dengan HAM

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perang Dalam Islam

Peraturan perang dalam islam menunjuk pada apa yang telah diterima dalam syariah (hukum islam) dan fiqih (ilmu hukum islam) oleh para ulama (cendikiawan islam) sebagai cara yang benar dalam islam yang harus dipatuhi oleh para muslim ketika berperang.

(6)

mempertahankan diri dan tidak diperbolehkan jika digunakan untuk suatu kegiatan menyerang umat lain. Perang dalam islam berfungsi untuk pemeliharaan diri sendiri dan pemeliharaan peraturan moral didalam dunia.

Dalam beberapa surah di dalam Al-qur’an mengenai perang yaitu, artinya :”...dan bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekkah);dan fitrah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu ditempat itu, jika mereka memerangi kamu (ditempat itu) maka bunuhlah mereka. Demikian balasan dari orang kafir”(Al-baqarah 2:191).

Tidak hanya didalam surah baqarah, dalam surah yang lain didalam Al-qur’an juga disebutkan tentang perang, yaitu surah At-taubah 9:5 yang artinya:”...dan berperanglah kamu sekalian dijalan Allah dan ketahuilah sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui”.

Dalam berperang atau jihad memiliki beberapa peraturan yaitu Perundang-undangan tentang berperang yang terdapat pada dalil di dalam Al-qur’an dan hadist. Perintah tersebut diantaranya adalah:

1. Al-qur’an

Umat muslim hanya diperbolehkan membunuh, mengusir, dan memerangi kaum kafir yang telah memerangi mereka terlebih dahulu dan dilarang mmelampaui batas. Dilarang berperang diMasjidil Haram, kecuali umat kafir yang memerangi terlebih dahulu ditempat tersebut. Jika pihak musuh sudah berhenti memerangi dan tidak ada lagi kerusakan maka diwajibkan untuk berhenti berperang. Berperang hanya dijalan yang diperintahkan oleh Allah SWT. Wajib melindungi orang-orang musyrik yang meminta perlindungan terhadap umat

 Dilarang membunuh wanita dan anak-anak kecuali mereka ikut berperang, maka boleh diperangi.

(7)

 Dilarang membunuh pekerja (orang upahan)

 Dilarang mengganggu para biarawan dan tidak membunuh umat yang sedang beribadah

 Dilarang mengganggu memutilasi mayat

 Dilarang membakar pepohonan, merusak ladang atau kebun  Dilarang membunuh ternak kecuali untuk dimakan

 Dilarang menghancurkan desa atau kota

Perang/jihad menurut islam tidak hanya sebuah peperangan fisik, namun jihad memiliki beberapa macam:

1. Berjihad dengan lisan/perkataan : jihad ini dilakukan dengan cara mencurahkan segala kemampuan daya fikir dan dialogis

2. Berjihad dengan harta : berjihad ini dilakukan dengan cara menyediakan sebagian harta atau seluruhnya untuk kepentingan berjihad

3. Berjihad dengan jiwa : dilakukan dengan cara bersedia mengorbankan jiwa dengan cara mempertaruhkannya dengan cara berperang.

2.2 Damai dalam Islam

Damai mempunyai arti tidak bermusuhan, keadaan tidak bermusuhan, berbaik kembali, tentram, aman, sedang mendamaikan, memperdamaikan yaitu menyelesaikan permusuhan (pertengkaran) supaya kedua belah pihak berbaikan kembali, merundingkan supaya mendapat persetujuan, dan mendamaikan sendiri mempunyai arti penghentian permusuhan.

Dalam Islam perdamaian dikenal dengan al-islah yang berarti memperbaiki, mendamaikan dan menghilangkan sengketa atau kerusakan, berusaha menciptakan perdamaian, serta membawa keharmonisan, menganjurkan orang untuk berdamai antara satu dan lainnya dan melakukan perbuatan baik. Al-Qur'an menjelaskan Islah merupakan kewajiban umat Islam baik secara personal maupun sosial, penekanan islah ini lebih terfokus pada hubungan antara sesama umat manusia dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada Allah SWT.

(8)

Ash Shulhu adalah: “akad yang memutuskan perselisihan antara dua pihak yang berselisih”.

Shulhu (perdamaian) adalah perjanjian untuk saling menghilangkan permusuhan, perbantahan, perdendaman dan sikap-sikap yang dapat menimbulkan permusuhan dan peperangan. Islah merupakan sebab untuk mencegah suatu perselisihan dan memutuskan suatu pertentangan dan pertikaian. Pertentangan itu apabila berkepanjangan akan mendatangkan kehancuran, untuk itu maka islah mencegah hal-hal yang menyebabkan kehancuran dan menghilangkan hal-hal yang membangkitkan fitnah dan pertentangan dan yang menimbulkan sebab-sebab serta menguatkannya persatuan dan persetujuan, hal ini merupakan suatu kebijakan yang diajarkan oleh syara’.

Al-Qur’an menjelaskan islah merupakan kewajiban umat Islam baik secara personal maupun sosial. Penekanan islah ini lebih terfokus pada hubungan antara sesama umat manusia dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada Allah SWT. Damai mempunyai arti tidak bermusuhan, keadaan tidak bermusuhan, berbaik kembali, tentram, aman, sedang mendamaikan, memperdamaikan yaitu menyelesaikan permusuhan (pertengkaran) supaya kedua belah pihak berbaikan kembali, merundingkan supaya mendapat persetujuan dan mendamaikan sendiri mempunyai arti sendiri yaitu penghentian permusuhan.

Perjanjian damai (shulh) menjadi hak para mahluk yang sebagian ada pada sebagian lain yang memungkinkan untuk di gugurkan dan diganti rugi. Sedangkan hak-hak Allah SWT, seperti, hukuman dan zakat, maka tidak ada jalan untuk damai di dalamnya. Perdamaian di dalamnya adalah melaksanakannya secara sempurna. Perjanjian damai meliputi lima macam :

a. damai antara kaum muslim dan kaum yang berperang dengannya, b. perjanjian damai antara kelompok yang memililki keadilan dengan

kelompok yang menyerang diantara kaum muslimin,

c. perjanjian damai antara sepasang suami isteri jika dikhawatirkan terjadi perpecahan keduanya,

(9)

e. perbaikan hubungna antara dua pihak yang bertikai dalam perkara harta. Perdamaian ini macam ini terbagi dua macam, yaitu perdamaian damai tentang keputusan dan perdamaian damai tentang pengingkaran. Ruang lingkup perdamaian sangat luas baik pribadi maupun sosial. Diantara islah yang diperintahkan Allah SAW adalah dalam hal masalah rumah tangga.

Di kalangan umat Islam dulu juga dikenal dengan adanya tahkim yaitu orang yang mereka sepakati dan tunjuk sebagai seorang hakam untuk menyelesaikan sengketa. Tahkim berasal dari bahasa arab yang artinya menyerahkan putusan pada seseorang dan menerima putusan itu. Selain itu tahkim digunakan sebagai istilah bagi orang atau kelompok yang ditunjuk untuk mendamaikan sengketa yang terjadi diantara dua pihak. Tahkim dimaksud untuk menyelesaikan sengketa dimana para pihak yang terlibat dalam sengketa diberi kebebasan untuk memilih seorang hakam (mediator) sebagai penengah atau orang yang dianggap netral yang mampu mendamaikan kedua belah pihak yang bersengketa.

Dalam hal mewujudkan perdamaian melibatkan beberapa pihak, antara lain:

1. Pihak yang berselisih

2. Pendamai atau hakam yang diangkat dari pihak hakim atau hakamain.

Dari kedua keluarga ahli fiqih dalam hal ini menetapkan bahwa hakim itu hendaknya orang yang mempunyai sifat hakim, yaitu dapat dijadikan saksi dan benar-benar mempunyai keahlian untuk bertindak sebagai hakam. Dalam hukum Islam usaha mendamaikan sengketa merupakan usaha yang harus terus dilakukan agar jalinan keluarga bertahan untuk selama-lamanya.

2.3 Hak Asasi Manusia dalam Islam

(10)

tanggung jawab., dan karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditegakkan atas dasar pesamaan atau egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas yang diemban tidak akan terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebeasan secara eksistensi tidak terwujud tanpa adanya tanggung jawab itu sendiri. Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan, artimya Islam memandang semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-satunya keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas manusia lainnya hanya ditentukan oleh tingkat ketakwaanya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al-Hujarat ayat 13 yang artinya sebagai berikut :” Hai manusia, sesunguhnya kami ciptakan kamu dari laki-aki dan perempuan,dan Kami jadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kaum adalah yang paling takwa.”

Pada dasasrnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang terangkum dalam al-dloririyat al-khumsah atau yang disebut juga al-hukukal-insaiyah f al-islam (hak-hak asasi manusia dalam islam). Konsep ini mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap individu, yaitu hifdzu al mal (penghormatan atas harta benda), hifdzu al-nafs wa al-‘ird (penghormatan atas jiwa, hak hidup dan kehormatan individu)hifdzu al-‘aql (penghormatan atas kebebasan berpikir) dan hifdzu al-nasl (keharusan untuk menjaga keturunan). Kelima hal pokok inilah yang harus dijaga oleh setiap umat islam supaya menghasilkan tatanan kehidupan yang lebih manusiawai, berdasarkan atas dasar individu dengan masyarakat , masyarakat dengan masyarakat, masyarakat dengan negra dan komunitas agama dengan agama lainnya.

2.3.1 Pengaturan Hak Asasi Manusia dalam Hukum Islam

(11)

pada masyarakat dunia. Ini dapat dilihat dari ketentuan-ketentua yang terdapat dalam Al-Quran, anatara lain:

1. Dalam Al-Quran terdapat sekitar 80 ayat tentang hidup, pemeliharaan hidup dan penyedian sarana kehidupan, misalnya dalam surah Al-Madinah ayat 32. Disamping itu Al-Quran juga berbicara tentang kehormatan dalam 20 ayat.

2. Al-Quran juga menjelaskan dalam sekilas 150 ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk, serta tentang persamaan dan penciptaan, misalnya dalam surat Al-Hujarat ayat 13.

3. Al-Quran telah mengetengahkan sikap menentang kezaliman dan orang-orang yang berbuat zalim dalam sekitar 320 ayat, dan memerintahkan beebuat adil dalam 50 ayat yang diungkapkan dengan kata-kata: ‘adl, qits dan qisth.

4. Dalam Al-Quran terdapat sekitr 10 ayat yang berbicara mengenai larangan memaksa umtuk menjamin kebiaan berpikir,

berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi. Misalnya yng dikemukan oleh surat Al-Kahfi ayat 29.

2.3.2 Hukum Islam dan HAM

Hukum islam telah mengatur dan melindungi hak-hak asasi manusia antara lain sebagai berikut:

1. Hak hidup dan memperoleh perlindungan

(12)

dan Allah murka atasnya dan melaknatnya serta menyediakan baginya azab yang berat.”

2. Hak Kebebebasan Beragama

Dalam islam kebebasan,dan kemerdekan merupakan HAM, termasuk kedalamnya kebebasan menganut agama sesuai dengan keyakinannya. Oleh karena itu Islam melarang keras adanya pemaksaan keyakinan agama terhadap orang yang telah menganut agama lain. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran dalam surat Al – Baqarah ayat 256 yang artinya: “Tidak ada paksaan untk (memasuki)agama Islam, sesungguhnya telah dijelaskan jalan yang benar dan jalan yang salah.

3. Hak Atas Keadialan

Keadilan adalah dasar dari cita-cita islam dan merupakan disiplin mutlak untuk menegakkan kehormatan manusia. Dalam hal ini banyak ayat-ayat Al-Quran maupun sunah yang mengajak untuk menegakkan keadilan, diantaranya terdapat dalam Surat Al-Nahlayat 90 yang artinya: “Seseungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, member kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.”

4. Hak persamaan

Islam tidak hanya mengakui prinsip kesamaan derajajat mutklak di antara manusia tanpa memandang warna kulit,ras atau kebangsaan, melainkan menjadikannya realitas yang penting. Ini berarti bahwa pembgian umat manusia ke dalam bangsa-bangsa, ras-ras, kelompok-kelompok dan suku-sukuadalah demi adanya untuk pembedaan, sehimgg rakyat dari satu ras ke sku dapat bertemu dan berkenalan dengan rakyat yang bersala dari rasa tau suku lain. Al-Quran menjelaskan idealisasinya tentang persamaan manusia dalam Surat Al-Hujarat ayat 13, yang artinya: “Hai manusi, sesungguhnya kami ciptakan kamu laki-laki dan perempuan,dan kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu adalah yang paling takwa.”

(13)

Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Setiap orang memiliki pendidikan sesuai dengan kesanggupan alaminya. Dalam Islam mendapatkan pendidikan bukan hanya merupakan hak ap juga merupkan kewajiban bagi setiap manusia, sebagaimana yang dinyatakan oleh Bukhari :”Menunutut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” Disamping itu Allah juga memberikan pengjhargaan terhadap orang yang berilmu, dimana didalam Surat Al-Mujadilah ayat 11 dinyatakan bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berlimu.

3 Prinsip-Prinsip HAM Dalam Islam

Hak asasi manusi dalam islam sebagaimana termaktub dalam fiqih menurut

Masdar F. Mas’udi memiliki lima prinsip utama yaitu 1) Hak perlindungan terhadap jiwa

Kehidupan merupakan sesuatu hal yang sangat niscaya dan tidak boleh dilanggar oleh siapapun. Alah berfirman dalam surat al baqarah ayat 32:

“membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang menyelematkan kehidupan seeorang manusia, maka seolah- olah dia telah menyelamatkan kehidupan manusia selamanya.”

2) Hak perlindungan keyakinan

Dalam hal ini Allah telah mengutip dalam al-quran yang berbunyi “la iqrah fi-dhin dan lakum dinukum waliyadin.”

3) Hak perlindungan terhadap akal pikiran

Hak perlindungan akal pikiran ini telah diterjemahkan alam perangkat hukum yamg sangat erlementer, yakni tentang haramnya makan atau minum hal-hal yang dapat merusa akal pikiran manusia.

4) Hak perlidungan terhadap hak milik

(14)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam islam, peperangan (dengan menggunakan fisik) hanya boleh dilakukan jika dalam keadaan terdesak, bukan untuk mencari kekuasaan atau kepentingan diri sendiri melainkan digunakan untuk mempertahankan diri serta tidak diperbolehkan jika digunakan untuk suatu kegiatan menyerang umat lain. Perang dalam islam atau jihad berfungsi untuk pemeliharaan diri sendiri dan pemeliharaan peraturan moral didalam dunia.

Dalam Islam perdamaian dikenal dengan al-islah yang berarti memperbaiki, mendamaikan dan menghilangkan sengketa atau kerusakan, berusaha menciptakan perdamaian, serta membawa keharmonisan, menganjurkan orang untuk berdamai antara satu dan lainnya dan melakukan perbuatan baik. Perdamaian dalam agama islam adalah kunci pokok menjalin hubungan antar umat manusia, sedangkan perang dan pertikaian adalah sumber mala petaka yang berdampak pada kerusakan sosial, moral yang mengakibatkan hilangnya hak asasi manusia. Hak untuk hidup, hak mendapat perlindungan dan hak yang lainnya.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.suduthukum.com/2015/12/perdamaian-dalam-perspektif-islam.html

(diambil pada tanggal 14 september 2016, 20:00)

http://googleweblight.com/?lite-url=http://albadar.net/pengertian-macam-tujuan-dan hukum-jihad(diambil pada tanggal 14 september 2016, 20:15)

http://wikipedia.com perang dalam islam(di ambil pada tanggal 14 september 2016, 21:09)

Jurnal:

Trimadya, Aria dkk.2011” Hukum dan HAM dalam Islam”. Institut Tekhnologi Bandung

Yefrizawati.2005.”Hak Asasi Manusia dalam Prespektif Islam”. Universitas Sumatra Utara.

Referensi

Dokumen terkait

dunia maya, Tahun 1992 mengembangkan Augmented reality untuk melakukan perbaikan pada pesawat boeing, dan pada tahun yang sama, LB Rosenberg mengembangkan salah

DAFTAR

Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan model TTW dipadu PBL memiliki potensi lebih besar dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada

Bagi pelajar OKU yang tinggal di kawasan luar bandar, mereka menghadapi kesukaran untuk mendapat akses kepada kemudahan-kemudahan di sekolah awam (Ong et al., 2002).. Kajian

Akan tetapi faktor-faktor yang lain seperti profitabilitas dan jenis industri tidak mempengaruhi pilihan perusahaan untuk menggunakan internet sebagai media

1/28/2018 Syarat Gadai BPKB Dan Kredit Mobil Bekas - Mandiri Pinjaman Dana.

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan, yaitu dengan cara pengambilan sampel jenis bivalvia di zona intertidal Kecamatan Batudaa Pantai,