• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL prinsi DAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGATURAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL prinsi DAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGATURAN PERDAGANGAN DALAM TRIPs DAN TRIMs

Berdagang atau melakukan kegiatan dalam dunia perdagangan adalah kebebasan fundamental atau fundamental freedom setiap insan. Untuk itu tidak boleh dibatasi dengan perbedaan antara manusia satu dengan manusia lain yang muncul dari perbedaan agama, suku, kepercayaan, politik, sistem hukum, dan lainnya.1 Di Indonesia sendiri kegiatan perdagangan internasional sudah lama dilakukan oleh nenek moyang kita dari Suku Bugis di Sulawesi Selatan yang armadanya mengarungi lautan hingga ke Malaya yang sekarang kita kenal dengan Singapura dan Malaysia.

Dalam hal ini bukan saja perdagangan antar individu dengan individu tapi juga antara badan hukum dan bahkan negara sebagai pelaku perdagangan. Untuk

itu ada baiknya kita membahas definisi dari perdagangan internasional itu. Menurut Hercules Booysen seorang sarjana Afrika Selatan perdagangan internasional memiliki tiga unsur antara lain:2

1. Merupakan cabang khusus dari hukum internasional;

2. Adalah aturan-aturan hukum internasional yang berlaku bagi aktivitas perdagangan baik barangm jasa dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HKI) dan sumber-sumber hukum perdagangan internasional tentunya akan sama dengan hukum internasional. Dalam definisi ini dan seperti yang sudah diungkap pada paragraph sebelumnya bahwa pelakunya bukan hanya negara melainkan negara hanya sebagai regulator atau pengatur;

3. Hukum perdagangan internasional ini juga termasuk di dalamnya yaitu hukum nasional yang memiliki pengaruh langsung terhadap aktivitas

1

Huala Adolf, 2005, Hukum Perdagangan Internasional, Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, h. 3

2

(2)

perdagangan internasional secara umum, missal perundang-undangan yang ekstrateritorial.

Dari definisi diatas maka terlihat bahwa aktivitas perdagangan internasional adalah tanpa batas negara (borderless). Maka dari sanalah para wakil-wakil dari

setiap negara yang pada waktu itu banyak dipelopori oleh negara maju duduk bersama dan membicarakan liberalisasi perdagangan. Dan munculah GATT pada

Oktober tahun 1947 sebagai jawabannya.

GATT atau General Agreement on Tariff and Trade hanya meliputi perdagangan barang saja awalnya, kemudian dari beberapa putaran, khususnya Uruguay Round mulai membicarakan tentang dumping, antidumping,

perdagangan jasa dan perlindungan HKI maka GATT sepakat diubah menjadi WTO atau World Trade Organization, sehingga nama tersebut mampu mengcover segala hal yang diperjanjikan di dalamnya. WTO melahirkan tiga annex utama yaitu:

1. TRIMs atau Trade Related of Invesment Measures;

2. TRIPs atau Trade Related Aspect of Intelectual Property Rights; 3. GATs atau General Agreement on Trade and Services.

B. Pengaturan Perdagangan dalam TRIMs Agreement

Pasal 1

This agreement applies to investment measures related to trade in goods only

(reffered to in this Agreement as TRIMs)

Perjanjian menyatakan bahwa perjanjian hanya terkait dengan perdagangan di bidang barang (yang terkait dengan penanaman modal). Pasal ini dengan jelas

(3)

on Internal Taxation and Regulatioan) dan larangan penggunaan restriksi kuantitatif (kuota) pasal XI (General Elimination of Quantitative Restrictions).

Pasal 2

Without prejudice to other rights and obligations under GATT 1994, no member

shall apply by TRIMs that is inconsistent with provisions of article III or Article XI

GATT 1994

An illustrative list of TRIMs that are inconsistent with the obligation of national

treatment provided for in paragraph 4 of Article III GATT 1994 and obligation of

general elimination of quantitative restriction provided for in paragraph 1 of

Article XI of GATT 1994 is contained in Annex to this agreement.

Bahwa kegiatan investasi yang terkait dengan perdagangan barang tidak boleh bertentangan dengan Pasal III dan XI dari GATT

Mengatur tentang kebijakan investasi yang terkait dengan prinsip national treatment terkait barang import dan dalam negeri (Pasal III) dan larangan umum

pembatasan kuantitatif (Pasal XI)

Pasal 3

Menyatakan bahwa semua pengecualian yang termuat dalm GATT akan tetap berlaku terhadap ketentuan pasal-pasal perjanjian TRIMs, seperti misalnya moral masyarakat, peduli lingkungan, keamanan nasional, dan lain-lain. Dengan kata lain memperbolehkan negara-negara anggota untuk menyesuaikan dengan penerapan prinsip national treatment dan mengeliminasi penerapan prinsip larangan pembatasan kuantitatif. Ini berarti bahwa perjanjian dalam TRIMs tidak memaksakan kewajiban tambahan terhadap negara anggota WTO untuk mengikuti

Pasal III dan XI GATT 1994.

(4)

Secara khusus ditujukan kepada negara sedang berkembang. Pasal ini membolehkan negara-negara ini untuk menyimpangi sementara waktu ketentuan Pasal 2, sepanjang dan sesuai dengan ketentuan pasal III dan XI GATT dapat disimpangi sesuai dengan pasal XVIII GATT 1994, the Understanding on the

Balance of Payments of GATT 199 dan deklarasi mengenai upaya-upaya

perdagangan yang diambil guna tujuan penyeimbangan Neraca Perdagangan

(Declaration on Trade Measures taken for Balance of Payment Purpose of 28

December 1949).

Hal ini agar negara berkembang dapat menstabilkan dan mengembangkan neraca perdagangannya.

Pasal 5

Mensyaratkan untuk menotifikasi kepada Dewan Perdagangan Barang (the Trade in Goods Council) dalam jangka waktu 90 hari setelah berlakunya Perjanjian WTO

semua TRIMs yang tidak sesuai yang ditetapkan negara-negara anggota (ayat I). pasal 5 ayat 2 juga mensyaratkan negara-negara anggotanya untuk melakukan penyesuaian terhadap semua TRIMs dalam jangka waktu 2 (dua) tahun untuk negara maju, 5 (lima) tahun untuk negara sedang berkembang dan 7 (tujuh) tahun untuk negara miskin (least developed countries). Negara berkembang dapat pula memohon perpanjangan waktu transisi apabila mereka menghadapi masalah dalam mengimplementasikan perjanjian TRIMs (ayat 3). Pasal 5 ayat 4 memuat suatu ketentuan khusus yang membolehkan penerapan TRIMs terhadap perusahaan-perusahaan (baru) selama jangka waktu transisi apabila hal ini dipandang perlu agar tidak merugikan perusahaan yang telah ada yang tunduk kepada ketentuan perjanjian TRIMs.

Pasal 6

(5)

pejabat-pejabat yang memiliki kewenangan di bidang kebijakan penanaman modal di dalam wilayah kekuasaannya.

Pasal 7

Memuat pembentukan badan baru yaitu the Committee on Trade Related Investment Measures. The Committee bertugas memonitor pelaksanaan

komitmen-komitmen negara anggota berdasarkan perjanjian TRIMs ini dan melaporkannya setiap tahun kepada the Council for Trade in Goods atau Dewan Perdagangan Barang.

Pasal 8

Terkait dengan penyelesaian sengketa TRIMs, yang memberlakukan pasal XXII-XXIII GATT 1994. Ketentuan penyelesaian sengketa ini kemudian mengacu pula kepada Annex 2 mengenai the Dispute Settlement Understanding.

Pasal 9

Menyatakan bawa the Councils for Trade in Goods akan meninjau perjanjian TRIMs dalam jangka waktu 5 tahun sejak berlakunya perjanjian. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mengusulkan amandemen terhadap muatan atau isi daftar ilustrasi dan memepertimbangkan ketentuan mengenai kebijakan investasi (the Scope of Complementary provisions on Investment Policy) dan kebijakan

persaingan (Competition Policy)

C. Pengaturan Perdagangan dalam TRIPs

Pasal 1

(6)

anggota bebas menetukan cara untuk menerapkan ketentuan TRIPs sesuai dengan system hukum dan praktek hukum negara masing-masing.

Pasal 2

Bahwa ketentuan TRIPs Bagian II, III, dan IV harus sesuai dengan Konvensi Paris

1967 dari Pasal 1 sampai dengan 12, dan Pasal 19.

Bahwa ketentuan I-IV TRIPs jangan sampai mengenyampingkan kewajiban terhadap Konvensi Paris, Konvensi Berne, Konvensi Roma, dan Perjanjian HKI tentang Sirkuit Terpadu.

Pasal 3

Mengenai pemberlakuan prinsip national treatment mengenai produk HKI dengan pengecualian yang diatur dalam Konvensi Paris 1967, Konvensi Berne, dan seterusnya.

Pasal 4

Mengenai pemberlakuan Prinsip Most Favored Nation

(tentu saja berlaku bagi kebijakan produk HKI dalam aktifitas perdagangan)

Pasal 15

Mengenai Objek yang dilindungi yaitu Merek yang nantinya akan dapat menjadi pembeda pasokan barang dan jasa. Tanda mencakup: huruf, angka, elemen figurative dan kombinasi warna dan kombinasi tanda-tanda tersebut.

Dalam hal tanda-tanda tersebut tidak cukup memberikan pembeda maka negara anggota kiranya dapat memberikan kesempatan agar tanda-tanda yang dimaksud didaftarkan menurut derajat perbedaan yang ditunjukkan.

(7)

Pemilik merek terdaftar harus memiliki hak eksklusif untuk melarang pihak ketiga yang tidak mendapat izin dari pemegang hak untuk mencegah terjadinya confusion dengan barang/jasa dari merek terdaftar.

Pasal 20

Mengenai penggunaan merek dalam perdagangan tidak boleh dihalangi dengan alasan khusus yang tidak jelas, seperti keharusan penggunaan dengan merek lain yang dapat mengurangi kemampuan merek tersebut membeda dengan barang dan

jasa merek lainnya.

Pasal 22

Mengenai perlindungan terhadap indikasi geografis. Indikasi geografis yang dimaksud adalah indikasi yang mengidentifikasikan barang yang berasal dari

“wilayah local negara anggota” yang menunjukkan kualitas, reputasi, dan

karakteristik lainnya dari barang tersebut yang merupakan cirri yang melekat pada cirri geografis negara itu.

Pasal 39

Mengenai perlindungan rahasia dagang sebagaimana diatur di dalam Pasal 10bis Konvensi Paris 1967.

Pasal 40

Mengatur bahwa praktek lisensi dan persyaratannya yang mengakibatkan hambatan terhadap persaingan yang mengakibatkan dampak merugikan terhadap perdagangan yang menghambat penyebaran dan alih teknologi harus dicegah.

Pasal 47

(8)

pihak-pihak yang terlibat dalam produksi dan distribusi barang-barang bajakan yang dibuat dan diedarkannya.

Pasal 51

Negara-negara anggota harus menetapkan prosedur untuk pemegang hak untuk dapat mengajukan permohonan tertulis kepada otoritas yang berkompeten

berkenaan dengan dugaan pembajakan atas hanya yang telah didukung cukup bukti.

Pasal 54

Mengatur bahwa importir dan pemohon harus diberitahukan secara pasti penghentian peredaran barang sebagaimana diatur dalam Pasal 51.

Pasal 55

Mengenai jangka waktu penundaan yang menentukan bahwa jika dalam waktu 10 hari kerja setelah pemohon diberitahu tentang hal penundaan, tetapi otoritas bea cukai tidak diberitahu tentang proses keputusan terhadap kasus yang dilakukan oleh suatu pihak selain termohon, barang tersebut harus dilepaskan.

Pasal 56

Otoritas yang bersangkutan harus diberi kewenangan untuk memerintahkan pemohon untuk membayar ganti kerugian yang cukup kepada importir, penerima barang, dan pemilik barang atas kerugian yang dideritanya akibat penahanan barang sebagaimana diatur dalam Pasal 55.

Pasal 61

Negara-negara anggota harus menyediakan prosedur pidana dan hukumannya untuk diterapkan terhadap kasus pembajakan atau peniruan barang yang disengaja. Sanksi yang disediakan setidaknya mencakup hukum badan dan denda.

(9)

Negara-negara anggota harus membuat hukum, regulasi, dan keputusan peradilan dan pengaturan umum administrasi permohonan berlaku efektif.

Pasal 64

Tentang DSB atau Dispute Settlement Body

Pasal 66

Mengenai pengeculian bagi negara-negara belum berkembang atau LDC yang tidak diharuskan untuk menerapkan ketentuan Persetujuan ini dengan mempertimbangkan kebutuhan ekonomi, beban keuangan dan administrasi mereka akan fleksibilitas penerapan Persetujuan ini dalam melakukan pembangunan ekonomi berbasis teknologi.

Pasal 69

Referensi

Dokumen terkait

(1) Kepala Dinas wajib menyusun rencana strategis dengan mengacu pada RPJMD Kabupaten, mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP),

We compare the performance of the APCA-NSCT using different NSP filters, NSDFB filters, number of decomposition levels, and number of orientations in each level on Spot4 data

Informasi dapat disajikan secara verbal, yaitu dengan kata kalimat dan wacana. Disamp[ing itu tidak jarang indormasi disajikan dalam bentuk nonverbal atau bentuk-bentuk

452  TOTO  SURYA TOTO INDONESIA Tbk 

11 Jarak antar sel lebih besar, akar lebih pendek dan rasio akar/tajuk lebih rendah dan pada tanaman legume,bintil akar lebih sedikit dan lebih kecil.. Bila

Penciptaa n karya seni dengan judul “Penerapan Cerita Arya Penangsang Pada Tangki Sepeda Motor Custom ” ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai konsep,

KAMPANYE SOSIAL GUNA MENGURANGI TINGKAT PENYAKIT AKIBAT KERJA DI KALANGAN WANITA PEKERJA ( STUDI KASUS : KOTA SEMARANG ).. Menyatakan bahwa proyek akhir ini adalah keseluruhan

Spektrometer adalah alat yang menghasilkan sinar dari spektrum pada panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau