• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tema Ekonomi dalam Sejarah Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tema Ekonomi dalam Sejarah Indonesia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tema Ekonomi dalam Sejarah Indonesia

-

Anne Booth, William J. O’Malley & Anna Weidemann (ed.), Sejarah Ekonomi

Indonesia. Jakarta: LP3ES, 1986.

-

Jan Luiten van Zanden & Daan Marks, Ekonomi Indonesia 1800-2010. Jakarta:

Kompas, 2012.

-

J. Thomas Linblad (ed.), Sejarah Ekonomi Modern Indonesia. Jakarta: LP3ES,

2000.

-

Howard Dick (ed.), The Emergence of a National Economy: An Economic History

of Indonesia, 1800-2000. Honolulu: University of Hawai’i Press, 2002.

Dalam mempelajari sejarah ekonomi Indonesia, kami para mahasiswa memang tidak lepas dari buku-buku yang sifatnya sebagai rujukan utama, atau boleh dibilang sebagai buku “babon”. Baik itu buku-buku yang berasal/merupakan-hasil dari tradisi intelektual Cornell, Leiden, ataupun Australia, semuanya memiliki sumbangsih yang tinggi bagi kajian sejarah ekonomi Indonesia. Tulisan ini akan mencoba melihat dan juga menganalisa hasil dari kajian sejarah ekonomi itu dari empat buku yang direkomendasikan oleh mas Farabi Fakih. Empat buku ini adalah The Emergence of a National Economy yang disunting oleh Howard Dick, Vincent J. H. Houben & J. Thomas L inblad; Ekonomi Indonesia 1800-2010 yang ditulis oleh Jan Luiten van Zanden & Daan Marks; Sejarah Ekonomi Modern Indonesia disunting oleh Thomas Linblad; dan Sejarah Ekonomi Indonesia disunting oleh Anne ooth, William J. O’Malley & Anna Weidemann. Namun yang akan dibahas dalam tulisan ini tidaklah seutuhnya, melainkan hanya bab pertama sebagai fondasi buku tersebut, dan juga periode tanam paksa yang dilihat sampai saat ini hanya sedikit sejarawan yang mengkajinya.

(2)

perdagangan, maka tidak heran jika integrasi selalu dikaitkan dengan proses ekonomi.

Tema besar kedua dalam buku The Emergence of a National Economy ialah pembentukan negara. Menurut Howard Dick dalam pendahuluan di buku ini, proses pembentukan negara secara bertahap dilihat dari konstruksi negara kolonial yang menjadi dasar dari negara modern Indonesia saat ini. State formation diidentifikasikan sebagai awal dari kajian dalam buku ini untuk dilanjutkan pada tema selanjutnya, yakni ekonomi nasional. Tema ketiga, yakni ekonomi nasional, dijelaskan sebagai proses evolusi yang lambat, tidak langsung, dan terpengaruh oleh sistem negara.

Beralih pada buku yang lain, Sejarah Ekonomi Indonesia yang disunting oleh Anne Booth –yang bisa dikatakan sebagai salah satu awal dari kajian sejarah ekonomi Indonesia –lebih menitik beratkan pada pembentukan awal dari kajian ekonomi Indonesia. Bisa terlihat dari buku tersebut bahwa kebangkitan studi sejarah ekonomi Indonesia dimungkinkan oleh beberapa perkembangan yang menguntungkan. Pertama, sejak 1960an banyak arsip di negeri Belanda dan Indonesia tentang administrasi pemerintah kolonial Hindia-Belanda selama abad ke-19 dan ke-20 telah dibuka untuk umum. Hal ini mendorong sejarawan untuk melakukan penelitian baru tentang berbagai aspek sejarah perekonomian dan sosial di Indonesia. Kedua, ialah usaha kompilasi dan seleksi data statistik tentang sejarah perekonomian Indonesia selama kurun waktu 1816-1940 oleh beberapa pegawai kolonial, ekonom, dan sejarawan, seperti P. Creutzberg, Mansvelt, Peter Boomgaard, dan lainnya.

Kemudian buku Sejarah Ekonomi Indonesia yang disunting oleh Thomas Linblad, mirip seperti buku yang disunting oleh Anne Booth. Buku tersebut terbit satu dekade kemudian, yang menandai kebangkitan kembali penelitian sejarah ekonomi Indonesia pada 1990-an. Buku ini secara spesifik membahas tema-tema umum dalam sejarah ekonomi, seperti pertanian, sektor-sektor luar pertanian, kebijakan ekonomi, mentalitas dan metode, serta Indonesia di luar Jawa.

(3)

pertumbuhan Indonesia melalui sebuah analisis sistematis atas evolusi perekonomian Indonesia jangka panjang. Secara lebih detail, buku ini membahas topik-topik utama dalam sejarah Indonesia –yang berkaitan dengan proses ekonomi tentunya-, yakni eksploitasi zaman kolonial Belanda, keberhasilan dan keterbatasan dari sebuah kebijakan, ketidakstabilan ekonomi setelah 1945, dan ekonomi pada 1967 hingga 2010.

Bila dilihat dari latar belakang penulisannya, kedua buku ini memiliki perbedaan dan sedikit persamaan yang mendasar. Buku Sejarah Ekonomi Indonesia merupakan kumpulan tulisan yang sebelumnya telah disajikan dalam konferensi Sejarah Ekonomi Indonesia di masa penjajahan Belanda, yang diadakan di Australian National University (ANU) pada Desember 1983. Buku Sejarah Ekonomi Indonesia Modern dan the Emergence of National Economy juga lahir dari sebuah konferensi pada 1990-an yang merupakan proyek kerja sama antara para sejarawan dan ekonom dari 3 negara (Indonesia, Belanda, Australia). Sedangkan buku Ekonomi Indonesia 1800-2010 merupakan tulisan utuh dari hasil proyek penelitian tentang memetakan dinamika ekonomi Indonesia oleh Jan Luiten dari Universitas Utrecht. Buku-buku ini lahir dari zaman yang berbeda pula. Ketika para sejarawan maupun ekonom mulai membangun fondasi awal kajian ekonomi Indonesia, maka munculah gagasan tentang pemaparan pokok-pokok dalam meneliti ekonomi dalam konferensi di ANU pada 1983. Konferensi selanjutnya diadakan 1 dekade lebih kemudian, kemudian muncul buku suntingan Thomas Linblad dan Howard Dick.

(4)

dikutip oleh Howard Dick yang dibahas di dua paragraf awal dari tulisan ini. Kemudian buku ini juga membandingkan dua buku pengantar karya J. D. Legge Indonesia (1964) dan M. C. Ricklefs A History of Modern Indonesia (1981) tentang pertimbangan ekonomi dalam pembahasan sejarah Indonesia. Di mana dari kedua buku ini terlihat perbedaan dalam analitis dan sorotannya, yakni ekonomi dan politik.

Lalu dalam buku yang disunting Thomas Linblad juga melalukan tinjauan pustaka di bab awalnya, seperti membincangkan masalah gabungan demografi dan ekonomi yang dikaji oleh Peter Boomgaard dan Anne Booth. Kemudian buku the Emergence of National Economy dan Ekonomi Indonesia 1800-2010 merujuk juga pada tinjauan buku Anne Booth.

Latar penjelasan ekonomi memang tidak lepas dari ke empat buku ini. Ke-empat buku ini juga memiliki persamaan dalam menjelaskan tulisannya, seperti menggunakan metode kuantitatif dengan menghadirkan data-data statistik (banyak menggunakan tabel untuk membandingkan angka-angka per-tahun). Data-data kuantitatif ini lebih terlihat dalam buku Ekonomi Indonesia 1800-2010 dengan perhitungan rumit (Seperti penjelasan Total Factor Productivity ) khas teori ekonomi. Jan Luiten lebih terlihat seperti seorang ekonom dalam tulisannya itu dibandingkan sejarawan yang fokus pada peristiwa yang terjadi dalam masalah-masalah ekonomi.

Perbedaan yang mendasar terlihat dari spasial (space) yang digunakan. Fokus dari ke-empat buku ini memang seutuhnya berpusat dari Jawa. Namun ada tulisan-tulisan yang menghadirkan wilayah lain Indonesia, seperti dalam buku Sejarah Ekonomi Indonesia, ada artikel yang mencoba menjelaskan Sistem Tanam Paksa yang diterapkan di Sumatra Barat1. Kehadiran tulisan tersebut mungkin untuk membandingkan periode tanam paksa yang terjadi di Jawa2. Dalam Sejarah Ekonomi Modern Indonesia malah proses ekonomi di luar Jawa menjadi bab tersendiri dalam buku tersebut3. Menurut Linblad penting untuk

1 Baca Tulisan Kenneth Young, “Sistem Tanam Paksa di Sumatra Barat: Stagnasi Ekonomi dan Jalan Buntu dalam Politik” dalam Anne Booth (ed.), Sejarah Ekonomi Indonesia. (Jakarta: LP3ES, 1986), hlm. 136.164.

2 Bandingkan dengan tulisan Robert Elson “Kemiskinan dan Kemakmuran Kaum Tani pada Masa Sistem Tanam Paksa di Pulau Jawa” dalam Anne Booth (ed.), Sejarah Ekonomi Indonesia.

(Jakarta LP3ES, 1986), hlm 38-73.

(5)

membahas ekonomi di luar Jawa, karena akan terlihat perhitungan dengan analisis kuantitatif tentang produksi ekspor di pulau-pulau di luar Jawa. Berbeda dengan buku Ekonomi Indonesia 1800-2010, semua spasial tertuju di Jawa dengan tidak melihat wilayah-wilayah lain. sehingga dalam buku itu muncul stigma, bahwa ekonomi Indonesia adalah Jawa.

Perbedaan lain terlihat dari fokus temporal yang digunakan. Buku Sejarah Ekonomi Indonesia suntingan Booth dan Sejarah Ekonomi Indonesia Linblad, melihat periode kolonial –terutama sepanjang abad ke-19 –sebagai loncatan awal periode modern ekonomi Indonesia. Namun pendetakannya juga memiliki perbedaan. Tulisan-tulisan dalam Sejarah Ekonomi Indonesia penekanan dalam substansinya lebih pada makro ekonomi, seperti pertumbuhan dan produktivitas serta perubahan-perubahan yang terjadi selama rentang waktu abad ke-19 itu. Sedangkan Sejarah Ekonomi Modern Indonesia melihat mikro ekonomi sebagai tinjauan lain terhadap tema-tema umum, seperti hubungan dengan sisi penawaran ataupun permintaan dari suatu produksi.

Hal yang berbeda dari segi temporal terlihat dalam the Emergence of Economy suntingan Howard Dick. Walaupun tulisan ini dimulai dari perdagangan di Nusantara sebelum kedatangan Barat, tapi fokus temporalnya terlihat pada periode abad ke-20. Hal ini tidak lain karena ingin menjawab pertanyaan besar, yakni pembentukan ekonomi nasional yang mulai terlihat pada abad ke-20 – hingga akhirnya pada periode Orde Baru. Sedikit mirip dengan Ekonomi Indonesia 1800-2010 karya Jan Luiten, namun terlihat perbedaan dari substansinya. Jika Howard Dick membagi periode kajian berdasarkan politik, maka Jan Luiten lebih pada periode integrasi ditambah dengan data-data statistik yang begitu melimpah.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip foto jurnalistik pada foto dokumentasi sejarah perjuangan rakyat indonesia dalam Buku 50 Tahun Indonesia Merdeka (1945-1965)

Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa, umat Islam di bawah komando para ulama telah memberikan warna yang sangat terang dalam kanvas sejarah perjuangan pergerakan

Pada tahun 1980 terdapat peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah pemerintahan Orde Baru, yakni pernyataan Keprihatinan 50 warga Negara Indonesia yang kemudian dikenal

Dilihat dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa gambar pada 1 sudah memenuhi karakteristik sebagai media gambar yang baik dalam buku teks Sejarah Indonesia kelas

25 Padahal, minimnya keterlibatan perempuan dalam sejarah perfilman tanah air sejak periode awal berhasil membangun persepsi bahwa dunia film adalah dunia

Kemudian dari segi pengembangan media pembelajaran, tidak hanya media berbentuk pop up scrapbook saja, tapi masih banyak lagi media pembelajaran yang memuat materi sejarah Indonesia,

Terdapat kendala yang dihadapi guru ketika proses pembelajaran dengan menggunakan buku teks, yaitu tidak semua materi yang ada di buku teks sejarah Indonesia yang dapat diintegrasikan

92 Puchta dari maszhab kebudayaan yang berkembang di Jerman, kemudian melahirkan disiplin ilmu sejarah hukum yang merupakan suatu cabang dari ilmu sejarah yang mengambil hukum sebagai