Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah:
BAPPENAS
g
j
Implementasi dan Permasalahannya
terhadap Pembangunan Nasional
terhadap Pembangunan Nasional
Drs. Dadang Solihin, MA
Kuliah Umum
Dadang Solihin’s Profile
Dadang holds a MA degree (Economics), University of
Colorado, USA. His previous post is Head, Center for Research
Dadang Solihin s Profile
Data and Information at DPD Secretariat General as well as Deputy Director for Information of Spatial Planning and Land Use Management at Indonesian National Development
Use Management at Indonesian National Development Planning Agency (Bappenas).
Beside working as Assistant Professor at Graduate School of Asia-g Pacific Studies, Waseda University, Tokyo, Japan, he also active as
Associate Professor at University of Darma Persada, Jakarta, Indonesia.
He got various training around the globe included Developing Multimedia
He got various training around the globe, included Developing Multimedia Applications for Managers, Kuala Lumpur, Malaysia (2003); Applied Policy Development Training, Vancouver, Canada (2002); Local Government
Administration Training Course Hiroshima Japan (2001); and Regional Administration Training Course, Hiroshima, Japan (2001); and Regional Development and Planning Training Course, Sapporo, Japan (1999). He published more than five books regarding local autonomous.
Materi
• PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
• Diundangkannya UU 22/1999 dan UU 25/1999 merupakanDiundangkannya UU 22/1999 dan UU 25/1999 merupakan momentum yang sangat baik untuk memacu reformasi
Pemda menuju Pemda yang transparan, partisipatif, dan Pemda menuju Pemda yang transparan, partisipatif, dan akuntabel.
• Perubahan yang diharapkan tidaklah akan berjalan secaraPerubahan yang diharapkan tidaklah akan berjalan secara mulus karena akan banyak sekali menuntut perubahan pola pikir, pola bertindak dan kemauan dari pihak Pusat
Karakteristik Dasar Desentralisasi
1 Unit-unit pemerintahan setempat bersifat otonom 1. Unit unit pemerintahan setempat bersifat otonom,
mandiri, dan jelas-jelas sebagai unit pemerintahan bertingkat yang terpisah dari pusat. Pusat melakukan bertingkat yang terpisah dari pusat. Pusat melakukan sedikit, atau tidak ada kontrol langsung oleh pusat terhadap unit-unit tersebut.p
2. Pemerintah daerah mempunyai batas-batas geografis yang jelas dan diakui secara hukum di mana mereka yang jelas dan diakui secara hukum di mana mereka
menggunakan kekuasaan dan menjalankan fungsi-fungsi publik.
Karakteristik Dasar Desentralisasi . . .
3. Pemerintah daerah mempunyai status dan kekuasaan 3. Pemerintah daerah mempunyai status dan kekuasaan
mengamankan sumber daya yang dimiliki untuk menjalankan fungsinya.
4. Implikasi desentralisasi adalah kebutuhan
mengembangkan pemerintahan lokal sebagai institusi, dilih b i i i
yang dilihat warga setempat sebagai organisasi yang memberikan pelayanan, dan sebagai unit pemerintahan yang mempunyai pengaruh
yang mempunyai pengaruh.
5. Dengan desentralisasi berarti ada hubungan timbal balik, saling menguntungkan dan hubungan yang
saling menguntungkan, dan hubungan yang
terkoordinasikan antar pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah.
Rationale Kebijakan Desentralisasi
1. Memungkinkan penyusunan rencana serta program g p y p g
pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan wilayah dan kelompok yang heterogen.
2 M t d t d d it 2. Mampu memotong red tape dan prosedur yang rumit
sebagai karakteristik perencanaan dan manajemen terpusat dan over concentration kekuasaan serta sumber daya di y pusat.
Rationale Kebijakan Desentralisasi
. . .
4. Dalam pembuatan keputusan dan alokasi sumber daya,
desentralisasi memungkinkan terwakilinya bermacam macam
o
e
eb j
ese
s s
. . .
desentralisasi memungkinkan terwakilinya bermacam-macam kelompok kepentingan, seperti politik, agama, dan etnis.
5. Desentralisasi memberikan kesempatan kepada pejabat setempat 5. Desentralisasi memberikan kesempatan kepada pejabat setempat
untuk mengembangkan kecakapan manajerial dan teknis. Dengan desentralisasi juga dapat meningkatkan kemampuan pejabat
tersebut untuk menangani berbagai urusan yang biasanya tidak tersebut untuk menangani berbagai urusan yang biasanya tidak ditangani secara baik oleh instansi pusat (seperti pemeliharaan jalan dan infrasrtuktur yang jauh dari ibukota negara).
j y g j g )
6. Efisiensi dari pemerintah pusat meningkat karena membebaskan pejabat pusat dari tugas-tugas rutin, di mana tugas-tugas tersebut bisa dilaksanakan secara lebih efektif oleh petugas lapangan atau bisa dilaksanakan secara lebih efektif oleh petugas lapangan atau pejabat lokal. Ini akan memungkinkan pejabat pusat untuk
R ti
l K bij k
D
t
li
i
7
Desentralisasi memungkinkan pemerintahan yang
Rationale Kebijakan Desentralisasi
.
7.
Desentralisasi memungkinkan pemerintahan yang
lebih fleksibel, inovatif dan kreatif. Daerah bisa
menjadi semacam laboratorium untuk eksperimen
. .
e jad se aca
abo a o u
u u e spe
e
kebijakan dan program baru dengan melokalisir
pada tempat-tempat tertentu.
8.
Desentralisasi dalam perencanaan pembangunan
dan fungsi manajemen memungkinkan pemimpin
g
j
g
p
p
lokal untuk memberikan pelayanan dan fasilitas
lebih efektif, mengintegrasikan daerah terpencil
d
t b l k
k d l
k
i
i
l
Alasan Dianutnya Desentralisasi
Alasan Dianutnya Desentralisasi
1. Dilihat dari sudut politik, desentralisasi dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak saja yang
khi d t i b lk ti i akhirnya dapat menimbulkan tirani;
2. Dalam bidang politik, penyelenggaraan desentralisasi dianggap sebagai tindakan pendemokrasian untuk menarik rakyat ikut sebagai tindakan pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih diri dalam
mempergunakan hak-hak demokrasi;
3. Dari sudut teknis organisatoris pemerintahan, alasan
desentralisasi adalah semata-mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien Apa yang dianggap lebih utama pemerintahan yang efisien. Apa yang dianggap lebih utama untuk diurus oleh pemerintah setempat, pengurusannya
diserahkan kepada daerah. Hal-hal yang lebih tepat di tangan di l h i h
alasan dianutnya desentralisasi
. . .
4
Dari sudut kultural desentralisasi perlu diadakan
4.
Dari sudut kultural, desentralisasi perlu diadakan
supaya perhatian dapat sepenuhnya ditumpahkan
k
d k kh
t d
h
ti
kepada kekhususan suatu daerah, seperti
geografi, keadaan penduduk, kegiatan ekonomi,
watak kebudayaan atau latar belakang
sejarahnya;
j
y
5.
Dari sudut kepentingan pembangunan ekonomi,
desentralisasi diperlukan karena pemerintah
desentralisasi diperlukan karena pemerintah
daerah dapat lebih banyak dan secara langsung
b
t
b
t
b t
Permasalahan Pokok
1. Pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi 1. Pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi
daerah yang belum mantap
2. Penyediaan aturan pelaksanaan otonomi daerah yang y p y g
belum memadai dan penyesuaian peraturan perundangan-undangan yang ada dengan UU 22/ 1999 masih sangat
b
terbatas
3. Sosialisasi UU 22 /1999 dan pedoman yang tersedia belum d l d l
mendalam dan meluas;
4. Manajemen penyelenggaraan otonomi daerah masih sangat lemah;
Permasalahan Pokok . . .
5. Pengaruh perkembangan dinamika politik dan aspirasi 5. Pengaruh perkembangan dinamika politik dan aspirasi
masyarakat serta pengaruh globalisasi yang tidak mudah dikelola;
6. Kondisi SDM aparatur pemerintahan yang belum
menunjang sepenuhnya pelaksanaan otonomi daerah; 7. Belum jelas dalam kebijakan pelaksanaan perwujudan
Permasalahan Pokok . . .
• Permasalahan pokok tersebut terefleksi dalam 7 elemenPermasalahan pokok tersebut terefleksi dalam 7 elemen pokok yang membentuk pemerintah daerah yaitu;
1. kewenangan, 1. kewenangan, 2. kelembagaan, 3. kepegawaian,p g , 4. keuangan, 5. perwakilan, p ,
1. Kewenangan Daerah
Permasalahan:
1.
Friksi antara Pusat dengan Daerah
2
F ik i
t
D
h P
i i d
2.
Friksi antara Daerah Provinsi dengan
Kabupaten/Kota
Rekomendasi
1 Penyesuaian terhadap pengaturan-pengaturan yang 1. Penyesuaian terhadap pengaturan pengaturan yang
tumpang tindih dan bertentangan tentang suatu kewenangan
kewenangan
2. Perlu adanya penataan ulang kewenangan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten dengan memperhatikan aspek Provinsi dan Kabupaten dengan memperhatikan aspek
2. Kelembagaan
Permasalahan:
Dengan adanya batas maksimum dalam
penetapan jumlah dinas, akan terjadi
p
p
j
,
j
pengurangan beberapa Pejabat Eselon II, III, dan
IV yang akan berpotensi mengganggu iklim
R k
d i
Rekomendasi
1. Untuk mengatasi kekecewaan ataupun konflik
kepegawaian dan organisasi yang diakibatkan oleh para j b di i li i d dik b k
pejabat yang dirasionalisasi, dapat dikembangkan
Jabatan Fungsional bagi mereka yang masih memenuhi persyaratan
persyaratan.
2. Diperlukan adanya pengaturan secara tegas mengenai kemungkinan optimalisasi kelembagaan Pemda
kemungkinan optimalisasi kelembagaan Pemda.
3. Memilih kelembagaan publik dalam pembentukan unit-unit organisasi otonom atau menyerahkan urusan
unit organisasi otonom, atau menyerahkan urusan
kepada pihak swasta (privatisasi), atau kemitraan antara pihak Pemda dengan swasta (public private partnership)
p g (p p p p)
3. Kepegawaian Daerah
p g
Permasalahan: Permasalahan:
1. Pegawai Daerah cenderung dikooptasi oleh kekuatan-kekuatan politik yang ada di Daerah
politik yang ada di Daerah
2. Status kepegawaian Daerah menjadi sangat statis
3 Mencuatnya isu "Putera Daerah" karena penafsiran otonomi 3. Mencuatnya isu Putera Daerah karena penafsiran otonomi
yang sempit
4 Tidak adanya tour of area akan membahayakan keutuhan 4. Tidak adanya tour of area akan membahayakan keutuhan
NKRI
5 Merangsang Daerah untuk mengangkat pegawai baru 5. Merangsang Daerah untuk mengangkat pegawai baru
6. Adanya kerancuan antara jabatan politis (political appointee) dan jabatan karir (career appointee)
Rekomendasi
1 Pegawai pada tingkatan tertentu (misal Sekda) sebaiknya 1. Pegawai pada tingkatan tertentu (misal Sekda) sebaiknya
menjadi kewenangan Pusat
2 P i t UU 22/1999 d UU 43/1999 b t 2. Penyesuaian antara UU 22/1999 dengan UU 43/1999 beserta
PP pelaksanaannya.
3 P i h d j l P j b K i d
3. Pemisahan yang tegas dan jelas antara Pejabat Karir dengan Pejabat Politik
4. Keuangan Daerah
g
Permasalahan:
1. Konflik penguasaan kewenangan yang menghasilkan penerimaan 2. Keuangan daerah yang kurang mencukupi (Financial Insufficiency). 3. Kurangnya kepatuhan pada peraturan dan lemahnya penegakan hukum.
4. Overhead cost pemda yang tinggi.
5. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan APBD
6. Kurangnya kejelasan sistem pembiayaan melalui dekonsentrasi dan tugas pembantuan
pembantuan
7. Terbatasnya pemanfaatan DAK 8 Kurangnya manajemen aset
8. Kurangnya manajemen aset
9. Mekanisme pinjaman dan kebijakan investasi yang belum jelas 10 Pemisahan keuangan eksekutif dengan legislatif
Rekomendasi
1. Keuangan Pemda harus dikaitkan dengan pembiayaan pelayanan yang dilakukan
2. Sumber-sumber perekonomian nasional yang ada di Daerah dikelola oleh Pusat atau kemitraan antara Pusat dan Daerah
3 Sistem subsidi didasarkan atas fiscal gap yang muncul atas dasar 3. Sistem subsidi didasarkan atas fiscal gap yang muncul atas dasar
perbandingan antara fiscal capacity dengan fiscal need
4. Pembiayaan pelayanan khususnya untuk pelayanan kebutuhan dasar
di b d k d l di k l h
disusun berdasarkan atas standar pelayanan yang ditetapkan oleh Pemerintah
5. Diadakan pemisahan biaya gaji pegawai dari DAU 5. Diadakan pemisahan biaya gaji pegawai dari DAU
6. Untuk dapat meningkatkan dana DAU, maka perlu adanya rasionalisasi dana Sektoral yang masih besar dalam alokasi APBN
7. Untuk mengoptimalkan kontrol dan fasilitasi Pusat dalam otonomi
Daerah, maka perlu revitalisasi peran Gubernur sebagai wakil Pusat di Daerah
5. Perwakilan Rakyat Daerah
5. Perwakilan Rakyat Daerah
Permasalahan:
Permasalahan:
1. Kemitraan yang tidak jelas
2 Ek d i i k t k DPRD 2. Ekses dari meningkatnya kewenangan DPRD 3. Kerancuan LPJ
4. Kuatnya pengaruh parpol dalam proses pemilihan kepala daerah
5 K i i k l h DPRD 5. Kurang terserapnya aspirasi masyarakat oleh DPRD
6. Campur tangan DPRD dalam penentuan penunjukan pejabat k i
karir
7. Masih kurangnya pemahaman DPRD terhadap peraturan perundangan
perundangan
8. Kurangnya kompetensi anggota DPRD dan lemahnya
R k
d i
Rekomendasi
1.
Peningkatan hubungan DPRD dengan masyarakat
2.
Peningkatan akuntabilitas DPRD dan kepala daerah
3
LPJ didasarkan atas pengukuran kinerja
6 Manajemen Pelayanan
6. Manajemen Pelayanan
Publik
Publik
Permasalahan:
Permasalahan:
1.
Semakin rendahnya kualitas pelayanan
2
K b
h
k
k
2.
Kaburnya pemahaman konsep-konsep perencanaan
daerah
3.
Masih besarnya peranan pemda dalam penyediaan
pelayanan
p
y
Rekomendasi
1.
Identifikasi dan standarisasi pelayanan Pemda
2
Penentuan standar pelayanan baik yang bersifat
2.
Penentuan standar pelayanan baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif
7 Pengawasan
7. Pengawasan
Permasalahan:
Permasalahan:
1.
Kurangnya pengawasan dari Gubernur kepada daerah
2.
Kurangnya sanksi terhadap pelanggaran peraturan
k
d i
Rekomendasi
1. Perlunya unit dekonsentrasi sebagai perangkat Gubernur 2. Revitalisasi peran Gubernur sebagai wakil pusat di daerah 3. Perlunya sosialisasi peraturan perundangan