• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kebijakan otonomi daerah implem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh kebijakan otonomi daerah implem"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah:

BAPPENAS

g

j

Implementasi dan Permasalahannya

terhadap Pembangunan Nasional

terhadap Pembangunan Nasional

Drs. Dadang Solihin, MA

Kuliah Umum

(2)
(3)

Dadang Solihin’s Profile

Dadang holds a MA degree (Economics), University of

Colorado, USA. His previous post is Head, Center for Research

Dadang Solihin s Profile

Data and Information at DPD Secretariat General as well as Deputy Director for Information of Spatial Planning and Land Use Management at Indonesian National Development

Use Management at Indonesian National Development Planning Agency (Bappenas).

 Beside working as Assistant Professor at Graduate School of Asia-g Pacific Studies, Waseda University, Tokyo, Japan, he also active as

Associate Professor at University of Darma Persada, Jakarta, Indonesia.

 He got various training around the globe included Developing Multimedia

 He got various training around the globe, included Developing Multimedia Applications for Managers, Kuala Lumpur, Malaysia (2003); Applied Policy Development Training, Vancouver, Canada (2002); Local Government

Administration Training Course Hiroshima Japan (2001); and Regional Administration Training Course, Hiroshima, Japan (2001); and Regional Development and Planning Training Course, Sapporo, Japan (1999). He published more than five books regarding local autonomous.

(4)

Materi

• PendahuluanPendahuluan

(5)

Pendahuluan

• Diundangkannya UU 22/1999 dan UU 25/1999 merupakanDiundangkannya UU 22/1999 dan UU 25/1999 merupakan momentum yang sangat baik untuk memacu reformasi

Pemda menuju Pemda yang transparan, partisipatif, dan Pemda menuju Pemda yang transparan, partisipatif, dan akuntabel.

• Perubahan yang diharapkan tidaklah akan berjalan secaraPerubahan yang diharapkan tidaklah akan berjalan secara mulus karena akan banyak sekali menuntut perubahan pola pikir, pola bertindak dan kemauan dari pihak Pusat

(6)

Karakteristik Dasar Desentralisasi

1 Unit-unit pemerintahan setempat bersifat otonom 1. Unit unit pemerintahan setempat bersifat otonom,

mandiri, dan jelas-jelas sebagai unit pemerintahan bertingkat yang terpisah dari pusat. Pusat melakukan bertingkat yang terpisah dari pusat. Pusat melakukan sedikit, atau tidak ada kontrol langsung oleh pusat terhadap unit-unit tersebut.p

2. Pemerintah daerah mempunyai batas-batas geografis yang jelas dan diakui secara hukum di mana mereka yang jelas dan diakui secara hukum di mana mereka

menggunakan kekuasaan dan menjalankan fungsi-fungsi publik.

(7)

Karakteristik Dasar Desentralisasi . . .

3. Pemerintah daerah mempunyai status dan kekuasaan 3. Pemerintah daerah mempunyai status dan kekuasaan

mengamankan sumber daya yang dimiliki untuk menjalankan fungsinya.

4. Implikasi desentralisasi adalah kebutuhan

mengembangkan pemerintahan lokal sebagai institusi, dilih b i i i

yang dilihat warga setempat sebagai organisasi yang memberikan pelayanan, dan sebagai unit pemerintahan yang mempunyai pengaruh

yang mempunyai pengaruh.

5. Dengan desentralisasi berarti ada hubungan timbal balik, saling menguntungkan dan hubungan yang

saling menguntungkan, dan hubungan yang

terkoordinasikan antar pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah.

(8)

Rationale Kebijakan Desentralisasi

1. Memungkinkan penyusunan rencana serta program g p y p g

pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan wilayah dan kelompok yang heterogen.

2 M t d t d d it 2. Mampu memotong red tape dan prosedur yang rumit

sebagai karakteristik perencanaan dan manajemen terpusat dan over concentration kekuasaan serta sumber daya di y pusat.

(9)

Rationale Kebijakan Desentralisasi

. . .

4. Dalam pembuatan keputusan dan alokasi sumber daya,

desentralisasi memungkinkan terwakilinya bermacam macam

o

e

eb j

ese

s s

. . .

desentralisasi memungkinkan terwakilinya bermacam-macam kelompok kepentingan, seperti politik, agama, dan etnis.

5. Desentralisasi memberikan kesempatan kepada pejabat setempat 5. Desentralisasi memberikan kesempatan kepada pejabat setempat

untuk mengembangkan kecakapan manajerial dan teknis. Dengan desentralisasi juga dapat meningkatkan kemampuan pejabat

tersebut untuk menangani berbagai urusan yang biasanya tidak tersebut untuk menangani berbagai urusan yang biasanya tidak ditangani secara baik oleh instansi pusat (seperti pemeliharaan jalan dan infrasrtuktur yang jauh dari ibukota negara).

j y g j g )

6. Efisiensi dari pemerintah pusat meningkat karena membebaskan pejabat pusat dari tugas-tugas rutin, di mana tugas-tugas tersebut bisa dilaksanakan secara lebih efektif oleh petugas lapangan atau bisa dilaksanakan secara lebih efektif oleh petugas lapangan atau pejabat lokal. Ini akan memungkinkan pejabat pusat untuk

(10)

R ti

l K bij k

D

t

li

i

7

Desentralisasi memungkinkan pemerintahan yang

Rationale Kebijakan Desentralisasi

.

7.

Desentralisasi memungkinkan pemerintahan yang

lebih fleksibel, inovatif dan kreatif. Daerah bisa

menjadi semacam laboratorium untuk eksperimen

. .

e jad se aca

abo a o u

u u e spe

e

kebijakan dan program baru dengan melokalisir

pada tempat-tempat tertentu.

8.

Desentralisasi dalam perencanaan pembangunan

dan fungsi manajemen memungkinkan pemimpin

g

j

g

p

p

lokal untuk memberikan pelayanan dan fasilitas

lebih efektif, mengintegrasikan daerah terpencil

d

t b l k

k d l

k

i

i

l

(11)

Alasan Dianutnya Desentralisasi

Alasan Dianutnya Desentralisasi

1. Dilihat dari sudut politik, desentralisasi dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak saja yang

khi d t i b lk ti i akhirnya dapat menimbulkan tirani;

2. Dalam bidang politik, penyelenggaraan desentralisasi dianggap sebagai tindakan pendemokrasian untuk menarik rakyat ikut sebagai tindakan pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih diri dalam

mempergunakan hak-hak demokrasi;

3. Dari sudut teknis organisatoris pemerintahan, alasan

desentralisasi adalah semata-mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien Apa yang dianggap lebih utama pemerintahan yang efisien. Apa yang dianggap lebih utama untuk diurus oleh pemerintah setempat, pengurusannya

diserahkan kepada daerah. Hal-hal yang lebih tepat di tangan di l h i h

(12)

alasan dianutnya desentralisasi

. . .

4

Dari sudut kultural desentralisasi perlu diadakan

4.

Dari sudut kultural, desentralisasi perlu diadakan

supaya perhatian dapat sepenuhnya ditumpahkan

k

d k kh

t d

h

ti

kepada kekhususan suatu daerah, seperti

geografi, keadaan penduduk, kegiatan ekonomi,

watak kebudayaan atau latar belakang

sejarahnya;

j

y

5.

Dari sudut kepentingan pembangunan ekonomi,

desentralisasi diperlukan karena pemerintah

desentralisasi diperlukan karena pemerintah

daerah dapat lebih banyak dan secara langsung

b

t

b

t

b t

(13)

Permasalahan Pokok

1. Pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi 1. Pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi

daerah yang belum mantap

2. Penyediaan aturan pelaksanaan otonomi daerah yang y p y g

belum memadai dan penyesuaian peraturan perundangan-undangan yang ada dengan UU 22/ 1999 masih sangat

b

terbatas

3. Sosialisasi UU 22 /1999 dan pedoman yang tersedia belum d l d l

mendalam dan meluas;

4. Manajemen penyelenggaraan otonomi daerah masih sangat lemah;

(14)

Permasalahan Pokok . . .

5. Pengaruh perkembangan dinamika politik dan aspirasi 5. Pengaruh perkembangan dinamika politik dan aspirasi

masyarakat serta pengaruh globalisasi yang tidak mudah dikelola;

6. Kondisi SDM aparatur pemerintahan yang belum

menunjang sepenuhnya pelaksanaan otonomi daerah; 7. Belum jelas dalam kebijakan pelaksanaan perwujudan

(15)

Permasalahan Pokok . . .

• Permasalahan pokok tersebut terefleksi dalam 7 elemenPermasalahan pokok tersebut terefleksi dalam 7 elemen pokok yang membentuk pemerintah daerah yaitu;

1. kewenangan, 1. kewenangan, 2. kelembagaan, 3. kepegawaian,p g , 4. keuangan, 5. perwakilan, p ,

(16)

1. Kewenangan Daerah

Permasalahan:

1.

Friksi antara Pusat dengan Daerah

2

F ik i

t

D

h P

i i d

2.

Friksi antara Daerah Provinsi dengan

Kabupaten/Kota

(17)

Rekomendasi

1 Penyesuaian terhadap pengaturan-pengaturan yang 1. Penyesuaian terhadap pengaturan pengaturan yang

tumpang tindih dan bertentangan tentang suatu kewenangan

kewenangan

2. Perlu adanya penataan ulang kewenangan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten dengan memperhatikan aspek Provinsi dan Kabupaten dengan memperhatikan aspek

(18)

2. Kelembagaan

Permasalahan:

Dengan adanya batas maksimum dalam

penetapan jumlah dinas, akan terjadi

p

p

j

,

j

pengurangan beberapa Pejabat Eselon II, III, dan

IV yang akan berpotensi mengganggu iklim

(19)

R k

d i

Rekomendasi

1. Untuk mengatasi kekecewaan ataupun konflik

kepegawaian dan organisasi yang diakibatkan oleh para j b di i li i d dik b k

pejabat yang dirasionalisasi, dapat dikembangkan

Jabatan Fungsional bagi mereka yang masih memenuhi persyaratan

persyaratan.

2. Diperlukan adanya pengaturan secara tegas mengenai kemungkinan optimalisasi kelembagaan Pemda

kemungkinan optimalisasi kelembagaan Pemda.

3. Memilih kelembagaan publik dalam pembentukan unit-unit organisasi otonom atau menyerahkan urusan

unit organisasi otonom, atau menyerahkan urusan

kepada pihak swasta (privatisasi), atau kemitraan antara pihak Pemda dengan swasta (public private partnership)

p g (p p p p)

(20)

3. Kepegawaian Daerah

p g

Permasalahan: Permasalahan:

1. Pegawai Daerah cenderung dikooptasi oleh kekuatan-kekuatan politik yang ada di Daerah

politik yang ada di Daerah

2. Status kepegawaian Daerah menjadi sangat statis

3 Mencuatnya isu "Putera Daerah" karena penafsiran otonomi 3. Mencuatnya isu Putera Daerah karena penafsiran otonomi

yang sempit

4 Tidak adanya tour of area akan membahayakan keutuhan 4. Tidak adanya tour of area akan membahayakan keutuhan

NKRI

5 Merangsang Daerah untuk mengangkat pegawai baru 5. Merangsang Daerah untuk mengangkat pegawai baru

6. Adanya kerancuan antara jabatan politis (political appointee) dan jabatan karir (career appointee)

(21)

Rekomendasi

1 Pegawai pada tingkatan tertentu (misal Sekda) sebaiknya 1. Pegawai pada tingkatan tertentu (misal Sekda) sebaiknya

menjadi kewenangan Pusat

2 P i t UU 22/1999 d UU 43/1999 b t 2. Penyesuaian antara UU 22/1999 dengan UU 43/1999 beserta

PP pelaksanaannya.

3 P i h d j l P j b K i d

3. Pemisahan yang tegas dan jelas antara Pejabat Karir dengan Pejabat Politik

(22)

4. Keuangan Daerah

g

Permasalahan:

1. Konflik penguasaan kewenangan yang menghasilkan penerimaan 2. Keuangan daerah yang kurang mencukupi (Financial Insufficiency). 3. Kurangnya kepatuhan pada peraturan dan lemahnya penegakan hukum.

4. Overhead cost pemda yang tinggi.

5. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan APBD

6. Kurangnya kejelasan sistem pembiayaan melalui dekonsentrasi dan tugas pembantuan

pembantuan

7. Terbatasnya pemanfaatan DAK 8 Kurangnya manajemen aset

8. Kurangnya manajemen aset

9. Mekanisme pinjaman dan kebijakan investasi yang belum jelas 10 Pemisahan keuangan eksekutif dengan legislatif

(23)

Rekomendasi

1. Keuangan Pemda harus dikaitkan dengan pembiayaan pelayanan yang dilakukan

2. Sumber-sumber perekonomian nasional yang ada di Daerah dikelola oleh Pusat atau kemitraan antara Pusat dan Daerah

3 Sistem subsidi didasarkan atas fiscal gap yang muncul atas dasar 3. Sistem subsidi didasarkan atas fiscal gap yang muncul atas dasar

perbandingan antara fiscal capacity dengan fiscal need

4. Pembiayaan pelayanan khususnya untuk pelayanan kebutuhan dasar

di b d k d l di k l h

disusun berdasarkan atas standar pelayanan yang ditetapkan oleh Pemerintah

5. Diadakan pemisahan biaya gaji pegawai dari DAU 5. Diadakan pemisahan biaya gaji pegawai dari DAU

6. Untuk dapat meningkatkan dana DAU, maka perlu adanya rasionalisasi dana Sektoral yang masih besar dalam alokasi APBN

7. Untuk mengoptimalkan kontrol dan fasilitasi Pusat dalam otonomi

Daerah, maka perlu revitalisasi peran Gubernur sebagai wakil Pusat di Daerah

(24)

5. Perwakilan Rakyat Daerah

5. Perwakilan Rakyat Daerah

Permasalahan:

Permasalahan:

1. Kemitraan yang tidak jelas

2 Ek d i i k t k DPRD 2. Ekses dari meningkatnya kewenangan DPRD 3. Kerancuan LPJ

4. Kuatnya pengaruh parpol dalam proses pemilihan kepala daerah

5 K i i k l h DPRD 5. Kurang terserapnya aspirasi masyarakat oleh DPRD

6. Campur tangan DPRD dalam penentuan penunjukan pejabat k i

karir

7. Masih kurangnya pemahaman DPRD terhadap peraturan perundangan

perundangan

8. Kurangnya kompetensi anggota DPRD dan lemahnya

(25)

R k

d i

Rekomendasi

1.

Peningkatan hubungan DPRD dengan masyarakat

2.

Peningkatan akuntabilitas DPRD dan kepala daerah

3

LPJ didasarkan atas pengukuran kinerja

(26)

6 Manajemen Pelayanan

6. Manajemen Pelayanan

Publik

Publik

Permasalahan:

Permasalahan:

1.

Semakin rendahnya kualitas pelayanan

2

K b

h

k

k

2.

Kaburnya pemahaman konsep-konsep perencanaan

daerah

3.

Masih besarnya peranan pemda dalam penyediaan

pelayanan

p

y

(27)

Rekomendasi

1.

Identifikasi dan standarisasi pelayanan Pemda

2

Penentuan standar pelayanan baik yang bersifat

2.

Penentuan standar pelayanan baik yang bersifat

kualitatif maupun kuantitatif

(28)

7 Pengawasan

7. Pengawasan

Permasalahan:

Permasalahan:

1.

Kurangnya pengawasan dari Gubernur kepada daerah

2.

Kurangnya sanksi terhadap pelanggaran peraturan

(29)

k

d i

Rekomendasi

1. Perlunya unit dekonsentrasi sebagai perangkat Gubernur 2. Revitalisasi peran Gubernur sebagai wakil pusat di daerah 3. Perlunya sosialisasi peraturan perundangan

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa besarnya nilai F adalah 33,959 dengan tingkat signifikansi 0,000 (0,000 < 0,05) yang berarti bahwa secara simultan

Rumah-rumah panggung yang dibangun pada abad 19 - 20 di Gorontalo diduga kuat telah mengalami akulturasi antara gaya arsitektur yang dibawa oleh bangsa Belanda

Dengan menerapkan RCM pada sistem penukar panas sekunder dapat: menjaga fungsi peralatan, mengidentifikasi mode kerusakan spesifik dalam bagian-bagian peralatan yang

Litrik Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) 1-7 Agustus 2010 Polban, Polman, Poltek Pos 1 Juara 2 (perak) Tenis Tunggal Putri Nasional UKM. Kimia Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI)

Belum tersedianya bahan ajar untuk pembelajaran bahasa Arab, kemudian, siswa yang hanya belajar di kelas XII dan sebelumnya di kelas X dan XI belum pernah belajar bahasa

Direktorat Pendidikan mengirimkan surat kepada semua Instansi dan Perguruan Tinggi yang mempunyai kerjasama dengan ITB, daftar Instansi dan Perguruan Tinggi didapat dari WRKMA yang

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah bahwa metode KCKT dengan detektor berkas fotodioda (PDA) UV dapat digunakan untuk menganalisis residu antibiotik

digunakan untuk menghitung jumlah kapasitas disk yang dibutuhkan untuk menyimpan data dan beberapa nonclustered index pada sebuah tabel yang memiliki clustered