STUDI KASUS MANAJEMEN PROJECT
”Disusun Untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Manajemen Project Semester Tujuh.”
Disusun oleh :
Fakhrul Hilman Ramadhan
NPM. 0215123010
PROGRAM STUDI BISNIS DAN MANAJEMEN
FAKULTAS MANAJEMEN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta kharunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyeselaikan studi kasus ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Studi Kasus Manajemen Project”.
Studi kasus ini berisikan tentang informasi penyeselaian terhadap sebuah kasus yang terjadi dalam menjalankan sebuah project bisnis. Diharapkan studi kasus ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan paper ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Bandung, 02 Februari 2017
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………... i
DAFTAR ISI ... ii
STUDI KASUS ………... 1
PENYELESAIAN ………... 2
STUDI KASUS
Situation:
General Ship Building Company General Ship Building has a contract with the Department of the Navy to build three new aircraft carriers over the next five years. During the construction of the first ship, the project manager formed an auditing team to audit the construction process for the three ships. After picking the audit team members, he requested that they develop a set of minimum requirements for the projects and use this as a baseline in the audit. While reviewing the contract documents, an auditing team member discovered a discrepancy between the contract minimum requirements and the Navy’s minimum requirements. Based on his findings, he has told the project manager that he has decided to contact the local Navy contract office and inform them of the problem.
Questions:
Terjemahan :
Situasi :
General Ship Building merupakan perusahaan umum yang memiliki kontrak dengan Departemen Angkatan Laut untuk membangun tiga kapal induk baru selama lima tahun ke depan. Selama pembangunan kapal pertama, manajer proyek membentuk tim audit untuk mengaudit proses konstruksi untuk tiga kapal. Setelah memilih anggota tim audit, ia meminta agar mereka menetapkan sebuah persyaratan sebagai dasar penilaian dalam proses audit dilapangan. Saat meninjau dokumen kontrak, seorang anggota tim audit menemukan perbedaan antara persyaratan minimum kontrak dan persyaratan minimum Angkatan Laut. Berdasarkan temuannya, ia telah mengatakan kepada manajer proyek bahwa ia telah memutuskan untuk menghubungi kantor kontrak Angkatan Laut dan memberitahu mereka tentang masalah.
Pertanyaan :
PENYELESAIAN
Poin penting terdapat dalam kasus:
1. Adanya kontrak kerjasama pembangunan unit kapal induk baru antara perusahaan pembuat kapal (kontraktor) dengan angkatan laut sebanyak tiga unit dalam jangka waktu pengerjaan selama lima tahun ke depan.
2. Manajer proyek membentuk tim audit ataudapat di katakana quality control lapang dalam mengawasi proses kontruksi tiga unit kapal
3. Auditor menemukan temuan bahwa adanya ketidak sesuaian antara kontrak yang dikerjakan oleh pihak kontraktor dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh pihak angkatan laut.
2. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu dan bagaimana urutan pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut
3. Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen-departemen yang ada, subkontraktor yang diperlukan dan manajer-manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pekerjaan yang ada.
4. Membuat Jadwal untuk setiap aktivitas. Kapan aktivitas dimulai dan kapan aktivitas harus sudah selesai.
5. Mempersiapkan Anggaran dan sumberdaya yang diperlukan untuk melaksanakan setiap aktivitas
6. Mempersiapkan kelengkapan administrasi dan persyaratan lainnya. 7. Mengestimasi waktu, biaya dan performansi penyelesaian proyek. 8. Mengevaluasi dan mengaudit perjalanan projeck yang dipimpinya.
Project Management: A Managerial Approach 4/e oleh Meredith dan Mantel, dijelaskan bahwa dalam project selection merupakan evaluasi dari individu dalam tim meupun tim itu sendiri kemudian memilih dan mengimplemantasikan guna mencapai keberhasilan sebuah perusahaan. Seorang manajer proyek sendiri diharapkan dapat mengimplementasikan model pengambilan keputusan guna dapat mengekstrak sebuah fenomena yang terjadi di lapangan karena tanggung jawab seorang project manager adalah menjaga integritas pada klien, meredam dan menyelesaikan sebuah konflik yang terjadi, dan menyelesaikan target kerja baik dari segi biaya maupun waktu.
Bila pada perjalanannya ditemukan temuan bahwa adanya ketidak sesuaian antara kenyataan dilapangan dengan kontrak yang telah disetujui, apabila ketidak sesuaian itu cendung merugihan pihak pelaksana project lebih baik pihak project manager melaporkan dan mendiskusikan itu terhadap pihak pemberi kerja (angkatan laut) sebelum project dimulai jadi yang diharapkan dapat terjadinya addendum kontrak.
Namun apabila berdasarkan hasil audit ditemukan temuan yang dapat membuat pemberi kerja (angkatan laut) merugi, lebih baik pihak kepada proyek pun harus bisa bertanggung jawab atas apa yang di kerjakan, kecendrungannya bertanggung jawab dari segi financial. Dapat juga pihak project manager menyodorkan sebuah perhitungan matematis yang menjelaskan bahwa dengan spesifikasi kapal yang dikerjakan meskipun adanya perbedaan namun tidak akan mengurangi fungsi dan manfaat dari barang yang dibuat, hal ini tentunya sangat beresiko namun proyek manager pun perlu memiliki data pendukung dari segi keilmuan (matematis dan fisika apabila kasusnya pembuatan kapal) guna meyakinan pihak angkatan laut mempercayai hasil minimum yang di kerjakan meskipun yang dikejar merupakan toleransi spesifikasi.
Tentunya kedua rekomendasi diatas merupakan hanya sekedar saran yang penulis tawarkan. Pada dasarnya proyek planning itu perlu dilakukan sebelum projek berjalan dan sangat penting guna menghindari hal hal yang dapat merugikan seperti case ini. Dari sudut pandang bisnis pun addendum kontrak juga kurang baik dilakukan karena secara tidak langsung pihak pelaksana kerja kurang konsisten dalam menyetujui kontrak yang di awal disepakati.