• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : Efektivitas, Pelaksanaan, PNPM-MP, SPP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci : Efektivitas, Pelaksanaan, PNPM-MP, SPP."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

(PNPM-MP)

(Studi Kasus Simpan Pinjam Perempuan Tahun 2012) SHELLA RIZNA

DAN ZAILI RUSLI

FISIP UNIVERSITAS RIAU, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293

e-mail : shella.rizna05@gmail.com

Abstrak : The Effectiveness of The Implementation of The National Program of Rural Community Empowerment (PNPM-MP). This research to look at effectiveness of the implementation of the national program of rural community empowerment (PNPM-MP) in Pangkalan Kuras Distric Pelalawan Regency. National Program essentially Self-contained Rural community empowerment (PNPM-MP) divided into three aspects, namely the aspects of physical development (infrastructure), improved health care and education field as well as capacity building/community skills and save loan women, where Women Borrow aspects of Save (SPP) which became the object of researchers. This is a descriptive study in which qualitative data collection was done by using sampling purposive. The results of this research indicate effectiveness of the implementation of the national program of rural community empowerment (PNPM-MP) yet effectif. This can be understood because the maximum number of results ' is issued, the level of satisfaction of the products obtained, the creative and the intensity will be achieved.

Abstrak : Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. Pada dasarnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) terbagi atas 3 aspek, yakni aspek pembangunan sarana fisik (sarana dan prasarana), peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan serta peningkatan kapasitas/keterampilan masyarakat dan simpan pinjam perempuan, dimana aspek Simpan Pinjam Perempuan (SPP) inilah yang menjadi objek peneliti. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, dimana pengambilan data dilakukan dengan teknik Sampling Purposive. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) belum berjalan efektif. Hal ini ditunjukkan dengan belum berjalan maksimalnya jumlah hasil yang dikeluarkan, tingkat kepuasan yang diperoleh, produk kreatif dan intensitas yang akan dicapai. Kata Kunci : Efektivitas, Pelaksanaan, PNPM-MP, SPP.

(2)

PENDAHULUAN

Pada tanggal 01 September 2006 Pemerintah Indonesia membuat suatu program yang diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan, program ini yang dinamakan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program tersebut kemudian dikukuhkan oleh Presiden RI sebagai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kota Palu pada tanggal 30 April 2007. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri ini terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) merupakan program pengendalian kemiskinan yang pelaksanaannya mulai dari tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan yang selanjutnya pada tingkat Desa. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri 2012 dilaksanakan di 33 provinsi, 495 kabupaten atau kota, dan di 6.680 kecamatan, dengan anggaran Rp.9.940.333.000.000 Yang terdiri dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perkotaan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Daerah Tertinggal dan Khusus, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Infrastruktur Perdesaan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah.

Dari 33 Provinsi di Indonesia, salah satu Provinsi yang melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah Provinsi Riau, tepatnya Kabupaten Pelalawan, Kecamatan Pangkalan Kuras, untuk khususnya di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang dilaksanakan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Berdasarkan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), visi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Sementara itu tujuan umum dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin dan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) pada dasarnya terdiri atas tiga aspek, yaitu aspek Pembangunan Sarana Fisik (sarana dan prasarana), Peningkatan Bidang Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan serta Peningkatan Kapasitas/Keterampilan masyarakat dan Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Di Kecamatan Pangkalan Kuras pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) sudah melaksanakan ketiga aspek tersebut. Dimana aspek Simpan Pinjam Perempuan (SPP) inilah yang menjadi objek peneliti. Akan tetapi pada dasarnya pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) ditiap-tiap kecamatan berbeda antara satu kecamatan

(3)

dengan kecamatan yang lain tergantung keinginan dan kebutuhan kecamatan tersebut. Begitu juga dengan pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) akan berbeda antara satu kecamatan dengan kecamatan lain. Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini merupakan kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam. Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam perdesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan pendanaan sosial dasar dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong penanggulangan Rumah Tangga Miskin (RTM) dan penciptaan lapangan kerja di perdesaan.

Alokasi dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) untuk Kecamatan Pangkalan Kuras sebesar Rp.1.140.000.000 dan untuk alokasi dana Simpan Pinjam Perempuan sebesar Rp.234.000.000. Untuk mendapatkan bantuan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), masyarakat harus membentuk kelompok, yang terdiri dari minimal sepuluh orang dan saling mengenal. Kemudian kelompok tersebut harus membuat proposal untuk peminjaman dana Simpan Pinjam Perempuan, selanjutnya proposal tersebut akan di seleksi oleh Tim Verifikasi apakah proposal kelompok tersebut layak untuk mendapat bantuan pinjaman dari dana Simpan Pinjam Perempuan. Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) memberikan bantuan pinjaman dana kepada kelompok perempuan yang berasal dari golongan rumah tangga miskin untuk membantu pengembangan usaha yang mereka miliki, sehingga nantinya dapat meningkatkan jumlah penghasilan yang mereka peroleh dari usaha yang telah mereka miliki. Pemberian bantuan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) kepada kelompok perempuan tersebut harus memihak kepada rumah tangga yang berasal dari golongan rumah tangga miskin.

Bantuan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini diberikan dengan rentang waktu yang telah ditentukan oleh tim penggerak kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), yaitu selama 12 bulan. Dalam hal ini pemberian bantuan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) juga tidak ada unsur yang mewajibkan si peminjam harus memberikan jaminan. Baik itu jaminan berupa barang, maupun dokumen-dokumen penting yang mereka miliki, hanya saja kelompok peminjam harus dapat mengembalikan pinjaman tersebut tepat pada waktu yang telah ditetapkan tadi. Dalam kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP), ditentukan satu orang yang ada di dalam kelompok tersebut yang dapat dijadikan sebagai ketua kelompok. Sesuai dengan yang dikemukan pada latar belakang, ternyata masih banyak kesenjangan-kesenjangan yang terjadi dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khususnya untuk program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan, hal ini dapat dilihat dari masih tingginya tingkat kemiskinan, masih ada masyarakat yang menerima bantuan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tidak menggunakan bantuan pinjaman dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tersebut untuk mengembangkan usaha yang mereka miliki, melainkan untuk kepentingan pribadi mereka, Masih adanya tunggakan yang terjadi dalam pengembalian pinjaman dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang diberikan kepada masyarakat.

(4)

Yang mana dalam hal ini ketua kelompok bertanggung jawab dalam mengkoordinir seluruh anggotanya dalam hal pemanfaat dan pengembalian dana pinjaman tersebut. Pemberian dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini bersifat kredit. Yang mana kelompok peminjam harus mengembalikan dana pinjaman tersebut kepada ketua kelompok kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tersebut sebesar 20%. Dan kemudian, ketua kelompok tersebut mengembalikan dana pinjaman tersebut kepada tim penggerak kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) setiap bulannya sebesar 15% dari besarnya dana pinjaman yang diperoleh. 15% merupakan bunga yang telah ditentukan dari Pemerintah Daerah yang harus dikembalikan kepada Pemerintah Daerah, dan 5% lagi merupakan dan yang dimasukkan kedalam kas kelompok perempuan yang menerima bantuan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Dimana kas yang dimiliki oleh kelompok perempuan tersebut dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan kelompok tersebut. Jadi setiap anggota wajib mengembalikan angsuran pinjaman tersebut kepada ketua kelompok, setelah itu barulah ketua kelompok yang menyetorkan pengembalian dana tersebut kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK).

METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengkajian data secara deskriptif, artinya penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan secara jelas dan terperinci mengenai masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang didukung dengan dilakukannya wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait. Kemudian data tersebut dianalisa sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan secara deskriptif pula. Dalam memperoleh data dari informan, peneliti menggunakan metode Purposive Sampling, dimana penentuan informan ini berdasarkan pertimbangan bahwa informan yang dipilih adalah orang-orang yang mengetahui dengan baik tentang Pelaksanaan Program Dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber daya, yakni data primer dan data skunder sesuai dengan klasifikasi atau pengelompokan informasi atau data yang telah diperoleh.

Data primer yakni data yang diperoleh dari wawncara langsung dengan informan penelitian mengenai pelaksaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khususnya dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) untuk program Simpan Pinjam Perempuan(SPP) di Kecamatan Pangkalan Kuras. Data sekunder yakni Yaitu data yang diperoleh dari Kantor Camat Pangkalan Kuras, kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri perdesaan (PNPM-MP), serta instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Seperti data Laporan Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khusnya untuk program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Tahun 2012, buku Petunjuk Teknis Operasional Kegiatan PNPM-MP, data kemiskinan serta monografi Kecamatan Pangkalan Kuras. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain observasi yakini mengadakan pengamatan langsung dilokasi penelitian mengenai

(5)

permasalahan yang akan diteliti, wawancara (interview) yakni Mengadakan wawancara langsung terhadap responden mengenai permasalahan yang akan diteliti, yakni meliputi Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Tahun 2012 di Kecamatan Pangkalan Kuras, khususnya di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua. Studi Kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur yang berhubungan dengan penelitian mengenai permasalahan yang akan diteliti yaitu Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan (Studi Kasus Simpan Pinjam Perempuan Tahun 2012).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada dasarnya pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh suatu masyarakat sehingga mereka dapat mengaktualisasikan jati dirinya, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan demikian pemberdayaan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian baik dibidang ekonomi, social, budaya, dan poliitik. Dalam jangka panjang diharapkan prinsip-prinsip dari mekanisme Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dapat diterapkan dan diadopsi untuk program-program pembangunan lainnya, khususnya dalam rangka menanggulangi kemiskinan.

Seluruh hasil kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) yang telah dilaksanakan oleh masyarakat wajib dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri. Kegiatan sektoral yang dilaksanakan seperti kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) harus memiliki rencana yang dapat menjamin pelestarian kegiatan tersebut. Segala keputusan yang menyangkut pengembangan atau pelestarian kegiatan harus disepakati dalam musyawarah desa. Program dana simpan pinjam untuk kelompok perempuan ini adalah sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat.

Tujuan dari program ini adalah untuk membantu masyarakat miskin yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan sosial dasar sehingga mengurangi tingkat kemiskinan di pedesaan dan mengajak kaum perempuan untuk membuka usaha seperti mendirikan warung kecil-kecilan, modal untuk berkebun dan lain-lain. Untuk mengetahui Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua, penulis menggunakan indikator sebagai berikut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey :

1. Jumlah Hasil Yang Dikeluarkan. 2. Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh. 3. Produk Kreatif.

4. Intensitas Yang Akan Dicapai.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran dari pada efektifitas harus adanya suatu perbandingan antara input dan output, ukuran dari pada efektifitas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang

(6)

kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran dari pada efektivitas adanya rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi.

Jumlah Hasil Yang Dikeluarkan

Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output). Jumlah hasil yang dikeluarkan ini dapat diukur dengan menggunakan dua sub indikator yakni perbandingan usaha dengan hasil dan tingkat keberhasilan program.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dapat diketahui bahwa untuk sub indikator perbandingan usaha dengan hasil dapat dikatakan belum efektif, hal ini dikarenakan masih ada penghasilan masyarakat yang rendah meskipun telah memperoleh bantuan pinjaman modal, dan untuk sub indikator tingkat keberhasilan program dapat dikatakan belum efektif, karena masih ada masyarakat yang merasa belum terbantu dengan adanya program ini.

Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh

Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh, artinya karakteristik kepuasan antara lain dapat tercermin dari keterbukaan berkomunikasi, kerajinan, berkurangnya keluhan, kediplinan, dan lain-lain. Ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu). Tingkat kepuasan yang diperoleh ini dapat diukur dengan dua sub indikator yakni hubungan komunikasi dan tingkat keluhan masyarakat.

Dari hasil penelitian dilapangan, dapat disimpulkan bahwa dalam tingkat kepuasan yang diperoleh, untuk sub indikator hubungan komunikasi sudah cukup efektif, hal ini dapat dilihat dari terjalinnya hubungan komunikasi yang baik antar masyarakat dalam kelompok, maupun hubungan komunikasi yang baik antar masyarakat dengan pihak pelaksana program, dan untuk sub indikator tingkat keluhan masyarakat juga dapat dikatakan belum efektif karena masih terdapat banyak keluhan masyarakat, diantaranya keluhan mengenai terlalu panjang, lama, dan banyaknya proses yang harus di ikuti untuk memperoleh pinjaman modal dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini, selain itu karena terlalu sedikitnya waktu yang diberikan kepada masyarakat untuk mengembalikan pinjaman modal sehinggga terkadang jadi memberatkan masyarakat.

Produk Kreatif

Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas, cara kerja, dan kemampuan. Produk kreatif dapat diukur menggunakan dua sub indikator yaitu kreativitas masyarakat dan cara kerja kelompok.

Dari hasil wawancara dilapangan, dapat dilihat bahwa dalam sub indikator kreativitas masyarakat belum berjalan efektif, karena belum adanya produk-produk kreatif yang dihasilkan oleh masyarakat, produk-produk kreatif disini seperti, adanya cara-cara baru masyarakat dalam mengembangkan usaha mereka, maupun usaha-usaha baru yang dapat berkembang dan memperoleh hasil yang besar, sehingga dapat membatu kehidupan masyarakat untuk menjadi lebih baik lagi, kemudian untuk sub indikator cara kerja kelompok sudah dapat dikatakan cukup

(7)

efektif, sebab masyarakat sudah mampu menyelesaikan dengan baik permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) mereka.

Intensitas Yang Akan Dicapai

Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi. Intensitas yang akan dicapai dapat diukur menggunakan dua sub indikator yaitu penggunaan dana sesuai dengan ketentuan dan ketaatan waktu pengembalian. Dari hasil penelitian dilapangan, dapat diketahui bahwa untuk sub indikator penggunaan dana sesuai ketentuan dapat dikatakan belum efektif dikarenakan masih adanya masyarakat yang menyalahgunakan penggunaan pinjaman modal usaha tersebut, dan untuk sub indikator ketaatan waktu pengembalian juga belum berjalan efektif, dapat dilihat dari masih banyaknya tunggakan-tunggakan yang terjadi dalam pengembalian pinjaman modal usaha dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini.

Sesuai dengan yang dijelaskan diatas dapat kita ketahui dan kita nilai bahwa pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khususnya untuk program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) belum berjalan efektif. Hal ini dapat dilihat dari keempat indikator yang digunakan untuk melihat Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) yaitu jumlah hasil yang dikeluarkan, tingkat kepuasan yang diperoleh, produk kreatif, dan intensitas yang akan dicapai yang belum berjalan dengan maksimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khususnya dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua, yang peneliti temukan dilapangan adalah sebagai berikut :

Sumber Daya

Sumber-sumber merupakan faktor yang sangat penting untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu program. Meski perintah-perintah pelaksanaan kegiatan telah diteruskan dengan cermat, jelas dan konsisten, namun jika dalam pelaksanaan kegiatan program tersebut terjadi kekurangan sumber-sumber yang diperlukan maka pelaksanaan kegiatan dalam program tersebut akan cenderung kurang efektif. Pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua sebagian besar berjalan kurang efektif dikarenakan kurangnya sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang ada dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tersebut. Sumber daya disini dapat dibedakan menjadi : sumber daya pelaksana kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan sumber daya masyarakat yang terlibat dalam kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP).

Bagi pelaksana kegiatan dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini kualitas sumber daya manusianya menyangkut aspek-aspek fisik yang dapat ditingatkan melalui pelatihan-pelatihan maupun pendidikan. Dalam melaksanakan kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini, pihak pelaksana kurang mendapatkan pelatihan-pelatihan tentang bagaimana cara-cara untuk membimbing masyarakat agar mampu memanfaatkan pinjaman modal yang diberikan, sehingga

(8)

dapat berdayaguna dan berhasil guna. Disamping itu pihak pelaksana juga harus memiliki komitmen dalam melaksanakan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini, sehingga pihak pelaksana kegiatan program harus lebih memperhatikan apa yang menjadi sasaran dan tujuan dari kegiatan program yang sedang mereka jalankan. Selain itu, sumber daya masyarakat sebagai pemanfaat dari kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini juga perlu ditingkatkan. Peningkatan sumber daya masyarakat ini dapat dilakukan melalui bimbingan-bimbingan teknis yang diberikan oleh pihak pelaksana kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini. Hal ini bertujuan agar pinjaman modal yang diberikan kepada masyarakat dapat dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan dan tujuan dari diciptakannya program tersebut.

Dari hasil wawancara dengan pihak Pengelola Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kecamatan Pangkalan Kuras dapat ditarik kesimpulan bahwa memang pihak pelaksana kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini, masih memiliki sumber daya manusia yang lemah, hingga belum mampu untuk membimbing masyarakat dalam memanfaatkan pinjaman modal usaha tersebut. Sehingga tidak mengherankan jika masyarakat juga mengalami kesulitan untuk mengembangkan pinjaman modal usaha yang diberikan. Bagi masyarakat yang memiliki sumber daya manusia yang lebih tinggi maka masyarakat tersebut dapat memanfaatkan pinjaman modal ini dengan baik, hingga usaha mereka dapat berkembang, namun hal ini bertolak belakang dengan masyarakat yang memiliki sumber daya manusia yang lemah, hingga pada akhirnya terjadilah penyalahgunaan pinjaman modal usaha yang diberikan.

Komunikasi

Pelaksanaan kegiatan suatu program akan berjalan efektif bila ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan dipahami oleh masing-masing individu yang bertanggungjawab dalam pencapaian tujuan kegiatan dalam program tersebut. Dengan demikian akan sangat penting untuk memberikan perhatian yang besar kapada kejelasan-kejelasan ukuran dasar dan kejelasan tujuan-tujuan dalam pelaksanaan kegiatan program, ketepatan dan kelancaran komunikasi antara para pelaksana kegiatan program dengan masyarakat yang terlibat dalam program, serta konsistensi dari ukuran dasar dan tujuan-tujuan yang dikomunikasikan dalam berbagai tahap pelaskanaan kegiatan program tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Salaman, Alek (2005:80) bahwa faktor komunikasi sangat diperlukan untuk memasyarakatkan atau mensosialisasikan suatu kegiatan yang ada di dalam suatu program.

Apabila masyarakat memahami tentang kegiatan program tersebut tentu mereka akan berpartisipasi dalam kegiatan program tersebut. Komunikasi ini dapat dilakukan oleh pihak pengelola kegiatan program kepada masyarakat baik secara tatap muka maupun menyebarkan brosur, tetapi yang paling terbaik adalah dengan bertatap muka. Penggunaan pinjaman modal usaha yang tidak sesuai dengan ketentuan menujukkan bahwa masih kurang baiknya komunikasi yang terjadi di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua dalam melaksanakan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini. Pelaksana program seharusnya lebih konsisten dalam menyampaikan informasi kepada kelompok sasaran mengenai tujuan serta kejelasan penyampaian menganai ketentuan-ketentuan

(9)

penggunaan modal usaha yang dipinjamkan. Hingga tercapai tujuan akhir dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.

Kesadaran

Kesadaran menunjukkan suatu keadaan jiwa seseorang, yaitu merupakan titik temu dari berbagai pertimbangan sehingga diperoleh suatu keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan dalam jiwa yang bersangkutan. kesadaran juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Namun kita juga mengetahui bahwa proses tumbuhnya kesadaran berbeda pada setiap orang. Hal itu tergantung pada kemampuan berpikir, penggunaan rasa perasaan, pertimbangan dan perbandingan. Adanya kesadaran dapat membawa seseorang kepada keikhlasan dan kesungguhan dalam menjalankan atau melaksanakan suatu kehendak. Karena itu dengan adanya kesadaran, diharapkan mampu melaksanakan tugas dengan penuh keikhlasan, kesungguhan dan disiplin sehingga diharapkan pula dapat terjadinya pelaksanaan suatu program yang efektif hingga tercapai tujuan-tujuan dari dicipatakannya suatu program.

Dari hasil wawancara dengan pihak pelaksana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan masyarakat sebagai pemanfaat dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dapat diketahui bahwa memeang masih kurangnya kesadaran masyrakat dalam pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) hal ini dapat dilihat dalam banyaknya masyarakat yang merasa keberatan dalam menjalankan tanggung renteng sebagai konsekuensi dari adanya tunggakan dalam kelompok.

Pengawasan

Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kualitas dan volume pelaksanaan kegiatan dan sebagai langkah antisipatif terhadap upaya penyimpangan ataua penyelewengan. Tujuan pengawasan adalah untuk memastikan pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan prinsip dan prosedur suatu program. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang ada dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kecamatan Pangkalan Kuras khususnya Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua tidak terlepas dari adanya pengawasan yang intensif dan berkala yang dilakukan oleh pihak pelaksana program terhadap jalannya oprasional kegiatan-kegiatan tersebut.

Pihak pelaksana dapat melakukan mulai dari tahap awal pelaksanaan kegiatan sampai dengan tahap akhir pelaksanaan program tersebut. Dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh pihak pelaksana kegiatan program maka akan dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan didalam pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khususnya dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP), hingga tercapailah keberhasilan serta tujuan dicipatakannya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) ini.

(10)

SIMPULAN

Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan wawancara yang dilakukan dengan informan serta dilihat dari indikator yang telah disajikan, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) masih “belum efektif”. Hal ini dapat diketahui karena belum berjalan maksimalnya jumlah hasil yang dikeluarkan, tingkat kepuasan yang diperoleh, produk kreatif dan intensitas yang akan dicapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi prlaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah Sumber Daya, Komunikasi, Kesadaran serta Pengawasan.

Sumber daya disini lebih mengutamakan sumber daya manusia untuk mampu mengelola usaha mereka agar menjadi lebih berkembang dengan memanfaatkan pinjaman modal usaha yang diberikan, disamping itu juga harus didukung oleh komunikasi yang baik. Baik itu komunikasi yang terjalin antar masyarakat yang tergabung dalam kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) sehingga tidak terjadi kesalahfahaman maksud dan tujuan dari dilaksanakannya program ini. Kemudian didukung oleh kesadaran untuk saling memiliki dan membantu, sehingga program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini dapat terus terlaksana dan benar-benar dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya, serta tidak terlepas dari pengawasan agar dapat meminimalisir terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini sehingga program ini dapat berjalan efektif dan dapat mencapai tujuan awal diciptakannya program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini.

DAFTAR RUJUKAN

A, Usmara. 2002. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Asmara Books.

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.

Edi, Suharto. 2006. Membangun Mayarakat Memberdayakan Rakyat “Kajian Strategi Pengembangan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial“. Bandung: Penerbit Aditama.

Harry, Hikmat. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.

Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Siagian, Sondang P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi aksara.

Sulistiani, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Gava Media.

Sutrisno R. 2001. Pemberdayaan Masyarakat dan Upaya Pembebasan Kemiskinan. Philosophy Press bekerja sama Fakultas filsafat UGM. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan pada aspek tata bahasa mengalami hal yang sama, baik pada pada pratindakan, siklus I maupun siklus II yaitu struktur kalimat dan penggunaan to be

The numerical computation is based on the frontal area of the vehicle and the obtained results have shown reasonable values of drag and lift coefficients when compared to ordinary

1) Konflik dalam diri individu yaitu setiap individu mempunyai keinginan, cita- cita dan harapan, namun tidak semua keinginan dan harapan dapat dipenuhi sehingga menimbulkan

Menurut Lidya Suryani W dan Sri Wardani, bahwa kekerasan seksual, perkosaan dapat terjadi karena berbagai macam sebab, seperti adanya rasa dendam pelaku pada

Koefisien regresi variabel iklim komunikasi (β3= 0,390) memberikan makna bahwa pada kondisi ceteris paribus , jika skor rata-rata luas lahan meningkat sebesar

Dengan melakukan budidaya di luar musim dan membatasi produksi pada saat bertanam normal sesuai dengan permintaan pasar, diharapkan produksi dan harga bawang merah dipasar akan

Berdasarkan hasil analisis statistic dengan pengujian Rank Spearman diperoleh nilai  = 0,721 ; p-value = 0,001 (p<0,05), sehingga kesimpulan yang diambil dalam

Berdasarkan hasil analisis data penelitian diketahui bahwa persepsi orang tua terhadap lembaga pendidikan anak usia dini di kecamatan sebangau, dapat disimpulkan sebagi berikut: