• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP MOTIV (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP MOTIV (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA

KELAS VII DI MTs NW 02 KEMBANG KERANG

TAHUN AJARAN 2009/2010

Taqiudin Zarkasi12*Purwanto2, dan Sutrisno2

1. MTs NW 02 Kembang Kerang

2. Universitas pendidikan Indonesia Bandung

* Email: taqizar@yahoo.co.id

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian reward

(penghargaan) oleh guru fisika terhadap motivasi belajar siswa kelas VII MTs NW 02 Kembang Kerag tahun ajaran 2009/2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka. Dengan jumlah populasi sebesar 15 siswa ini bisa dikatakan kuantitatif individu yang tidak terlalu besar maka sampel yang diambil sebanyak 15 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

menggunakan

instrumen penelitian, berupa angket, dokumentasi, dan observasi. Untuk tehnik analisa data digunakan uji homogenitas, normalitas dan hipotesis. Pengujian hipotesis ini memerlukan uji regresi sederhana dan korelasi product moment. Berdasarkan analisis data terdapat pengaruh pemberian penghargaan oleh guru fisika terhadap motivasi belajar siswa kelas VII MTs NW 02 Kembang Kerag, besarnya pengaruh tersebut berada pada kategori tingkat pengaruh cukup kuat. Hal ini terbukti berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikansi 5% dengan “korelasi product moment” dimana r hitung > dari r-tabel yaitu r hitung(0,430) > r tabel (0,316), sehingga bisa disimpulkan dalam proses belajar mengajar pemberian reward oleh guru pada saat pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kata kunci: Motivasi, Pembelajaran Fisika, Reward.

Pendidikan Fisika mempunyai peran yang sangat penting dalam menghadapi era global. Melalui pendidikan fisika siswa dilatih untuk dapat berpikir secara kritis, logis, cermat, sistematis, kreatif dan inovatf. Hal ini merupakan beberapa kemampuan yang dapat ditumbuhkembangkan melalui pendidikan fisika yang baik. Disamping itu ada beberapa sikap positif yang sangat berguna dalam pemecahan masalah, seperti : percaya diri, pantang menyerah, ulet dan disiplin.

Pembelajaran Fisika akan terlaksana dengan baik, jika proses belajar mengajar fisika di kelas berhasil membelajarkan siswa untuk berpikir dan bersikap. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, antara lain : keadaan jasmani, psikologis, kecerdasan, motivasi, minat dan bakat serta emosi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, misalnya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. (Armstrong 1988, hal 109)

(2)

pembelajran fisika/IPA teori ini dapat dilaksanakan dengan cara penataan lingkungan sebagai stimulus yang akan menentukan respon peserta didik dan dalam hal ini guru sangat berperan dalam pemberian stimulus.

Penataan suatu proses pembelajaran yang memperhatiakn stimulus dari lingkungan dan proses kognitif peserta didik akan menghasilkan suatu keragaman kapabilitas seorang peserta didik, hal ini disebabkan peserta didik mempunyai tujuan, motivasi, talenta dan penyesuain sosial dan fisik yang berbeda-beda. (Wisudawati. 2014). Banyak Sekali para ahli telah menyebutkan bahwa belajar akan dicapai bila siswa termotivasi dengan baik. Demikian pula, masing masing sekolah harus memiliki berbagai jenis reward dan satu tujuan yaitu untuk memotivasi siswa untuk belajar (Ching, Gregory S. 2012)

Menurut Eisenberger, R. (1999) pemberian reward sudah lama di terapkan di berbagai bidang untuk meningkatkan motivasi seseorang, seperti yang di ungkap oleh schunk, D. H. (1983) berdasarkan hasil penelitian pemberian reward dibidang pendidikan dan di dunia kerja member dampak positif terhadap motivasi dan beprngaruh kepada aktivitas kerja.

Menurut Bandura seperti yang dikutip oleh Dahar (2011), ada empat fase belajar dari model, yaitu fase perhatian, retensi, reproduksi, dan motivasi. Dalam fase motivasi belajar observasional kerap kali terdiri atas pujian atau angka untuk menyesuaikan dengan model guru.

Pemberian Fujian dalam proses pembelajaran dan kemampuannya dalam merancang sebuah metode dan keterampilan yang tepat dalam pembelajaran fisika dapat membangkitkan minat dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar . dengan kata lain dalam membuat rencana pengajaran yang akan diberikan dikelas seorang guru harus mampu membangkitkan semangat belajar dan motivasi belajar siswa, selain itu harus mampu membuat siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Lepper, Keavney, & Drake (1996) pemberian reward akan menimbulkan motivasi pada sesorang karena untuk

menghasilkan pembelajaran yang sukses dibutuhkan motivasi yang besar, namun kenyataannya tidak demikian , guru sering mendominasi kelas dalam proses belajar mengajar, kondisi ini akan berdampak terhadap perolehan hasil belajar fisika.

Menurut Maslow seperti yang dikutip Sugihartono (2007: 118) kebutuhan individu tersusun sebagai berikut: kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan rasa aman dan tenteram (safety needs), kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (belongingness needs),

kebutuhan harga diri secara penuh (esteem needs), kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs). Berikut beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan di sekolah dalam mengaplikasikan Teori Maslow diantaranya menyediakan program makan siang yang murah, sikap guru yang menyenangkan, guru terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik, guru lebih mengembangkan diskusi kelas, selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan, menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik, memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaik dan menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.

Dengan pendekatan Teori Maslow yang menitik beratkan pada pendekatan kepada setiap individu akan dapat mengetahui lebih jelas masalah yang dihadapi setiap siswa yang menghambat proses belajar, membantu memecahkannya, membuat siswa nyaman dalam belajar, motivasi belajar siswa akan meningkat dan hasil belajar siswa juga akan meningkat

(3)

tercapai, mereka akan mengulang (Armstrong 1988, hal. 106 -107).

Menurut Shihusa (2009:413) motivasi merupakan bagian dalam pengajaran yang cukup penting dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa, yang akan mendorong diri, mengar

a

hkan mereka untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran, berdasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya banyak hal yang bisa diupayakan oleh seorang guru untuk membangkitkan motivasi siswa diantaranya pemberian Reward, pemberian Reward dapat menimbulkan motivasi belajar siswa dan dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan siswa (Selart, M. 2008). Motivasi di dalam kelas dalam pembelajaran pemodelan bisa dihasilkan melalui pujian atau pemberian nialai (Trianto. 2007).

Menurut Nichols, S. L., & Newman, J. P. (1986). Metode pemberian Reward ini biasanya digunakan oeh para manager untuk memotivasi para staff-stafnya. Dengan harapan para staf akan menunjukan penampilan terbaik mereka dan memotivasi mereka supaya menjadi yang terbaik. Andriani, S. 2013 menyimpulkan bahwa dengan pemberian reward memiliki peran utama dalam meningkatkan motivasi serta keaktifan siswa yang meliputi bertanya, menjawab, mengerjakan soal di depan kelas, mengerjakan soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah.

Echols, J.M (1996) Reward adalah penilaian yang bersifat positif terhadap belajarnya siswa. Dalam kamus Inggris-Indonesia Reward berasal dari bahasa inggris Reward yang berarti penghargaan atau hadiah, Sedangkan Reward menurut istilah ada beberapa hal, diantaranya adalah: alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya pekerjaannya mendapat penghargaan (Purwanto.2006). Reward adalah manfaat yang timbul dari melakukan tugas, memberikan pelayanan atau pemakaian tanggung jawab." (Michael G. Hardin.2005)

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Reward adalah suatu segala sesuatu yang berupa penghargaan yang

menyenangkan perasaan yang diberikan kepada siswa karena hasil baik dalam proses pendidikannya dengan tujuan agar senantiasa melakukan pekerjaan yang baik dan terpuji.

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 9 November 2009 diperoleh dari guru fisika kelas VII MTs (Madrasah Tsanawiyah) NW (Nahdlatul Wathan) 02 kembang Kerang (Kaharuddin. S.Si), bahwa motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar terlihat masih kurang, ini tampak dari kurangnya antusias siswa dalam bertanya dan menyampaikan pendapat. Selain itu pada saat proses belajar mengajar berlansung, sebagian siswa lebih memfokuskan pada kegiatan yang dilakukan seperti berbicara pada temannya, dan lain sebagainya. Kondisi ini dikarenakan proses belajar mengajar yang dilaksanakan selama ini guru masih menerapkan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang gurunya lebih dominan dari pada siswa, sehingga siswa menjadi pasif dan kurang aktif pada saat proses pembelajaran berlansung. MTs NW 02 kembang kerang Tahun pelajaran 2009/2010 kelas VII berjumlah 1 rombel diisi oleh 15 siswa dan juga standar ketuntasan minimal yang diperoleh siswa dalam pelajaran fisika yaitu 50. Ini sudah jelas sekali, bahwa motivasi belajar matematika kelas VII di MTs NW 02 kembang kerang sangat berkurang. Untuk itu peneliti ingin memggunakan metode pemberian Reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII di MTs NW 02 kembang kerang.

METODE

(4)

hipotesis. Pengujian hipotesis ini memerlukan uji regresi sederhana dan korelasi product moment.

Dari uraian diatas, dapat dilihat dari bagan dibawah ini :

Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada MTs NW 02 Kembang kerang, dengan mencari tahu pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa. penelitian digolngkan dalam penelitian populasi karena kuantitatif individu tidak terlalu besar, sebagaimana para ahli mengemukakan batasan-batasan. Suharsimi mengemukakan satu pandangan yakni apabila subyek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya

sehingga maka penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian populasi penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar (lebih dari 100) dapat diambil antara 10-15% atau setara 20-25% atau lebih. Berdasarkan batasan-batasan di atas, diketahui bahwa siswa kelas VIII di MTS NW 02 Kembang kerang sebanyak 15 orang siswa yang terdiri dari 1 kelas. Terkait dengan itu, karena jumlah siswa kurang dari 100 orang siswa, maka peneliti mengambil keseluruhan populasi untuk dijadikan responden yaitu 15 orang siswa.

Semua data dalam penelitian ini berasa dari data primer. Data diperoleh langsung dari responden, dalam bentuk lisan dan tulisan.

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian berupa angket. Angket yang akan digunakan untuk mendapatkan data, dikembangkan berdasarkan skala likert

dengan skala empat.selain dengan menggunakan teknik angket, juga dengan menggunakan teknik dokumentasi ( Arikunto, 2002)

Angket dengan menggunakan skala likert

maksudnya pertanyaan berupa pendapat disajikan kepada responden,dengan memberi tanda pada skala 1 sampai 4, apakah mereka sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju. Sesuai dengan jumlah variabel penelitian yang akan diteliti yakni sebanyak dua variabel, maka masing-masing variabel memiliki angket tersendiri sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditentukan. Untuk masing-masing angket dijabarkan opsi pilihan dan nilainya seperti tabel dibawah ini :

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Angket Penelitian) Reward:

Variabel Indikator Butir

Reward a. Memberikan pujian 1,9,20 b. Memberikan hadiah 2,9.20 c. Memberikan

penguatan 4,5,6,14 d. Memberikan

hukuman 7,8,10,19

Kuantitatif

Populasi

Instrument penelitian

Validitas angket

Observasi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data

Angket Realibilitas angket

Teknik analisa

data

Hipotesis

Homogenitas Normalitas

Korelasi product moment

(5)

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Angket Penelitian) Motivasi Belajar.

Indikator Deskriptor Nomor Soal

Motivasi a. Giat

berusaha - kemauan mengulang pelajaran

Untuk memperoleh instrumen penelitian yang baik, sebelum digunakan dalam penelitian harus di uji validitas dan reliabilitasnya.Suatu instrument dikatakan baik jika memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan relialibel (Sugiono. 2010).

Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian adalah teknik analisis data statistik. Teknik analisa data statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenik regresi sederhana dan korelasi product moment, yaitu analisis yang digunakan untuk menentukan

hubungan antara dua gejala interval. Dalam penelitian ini gejala interval yang dimaksud adalah pengaruh reward terhadap motivasi belajar siswa.

Proses analisis data dalam penelitian ini a) uji homogenitas data dengan membandingkan varians terbesar dengan varians terkecil dengan, b) normalitas data, normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Adapun rumus yang digunakan untuk uji normalitas adalah uji Chi-Kuadrat , c) uji hipotesis, dilakukan setelah diberikan perlakuan tetapi dengan tahap Uji linieritas data dan Uji koefisien korelasi antar x dan y dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Untuk pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan tabel, juga dapat dihitung dengan uji t.

Validasi Instrumen

untuk menjamin kualitas instrumen yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan pengujian terhadap instrument, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas angket.

Jenis validitas yang digunakan adalah validitas kontruks yaitu yang menggunakan pendapat para ahli (judgment experts). Dari ketiga validator dihasilkan kesimpulan prinsip angket yang akan dipakai cukup baik hanya gaya bahasa agar diperbaiki.

Untuk angket reward dengan n = 10, didapatkan hasil r hitung = 0,681 dan r tabel = (0,632) sesuai dengan syarat bahwa suatu item dikatakan realibel jika rhitung > rtabel. rhitung = (0,681) > rtabel =(0,632). Sehingga untuk keseluruhan soal dikatakan realibel.

Untuk angket motivasi dengan n = 10,didapatkan hasil r hitung = (0,642) dandan sesuai dengan syarat bahwa suatu item dikatakan realibel jika rhitung r tabel (0,632)> rtabel. rhitung = (0,642) > rtabel =(0,632). Sehingga untuk keseluruhan soal dikatakan realibel.

Pengumpulan data

(6)

20 butir pertanyaan tentang pemberian reward dan 20 butir untuk motivasi belajar.

Dari angket tersebut diperoleh data tentang pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika.

Dari tabel data tentang pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa di dapat

:

N = 15 Σx2 = 149727 Σx = 859 Σy2 = 35491 Σy = 723 Σxy = 41656

Penyajian Data Uji Homogenitas

Uji Homogenitas yang akan peniliti kemukakan ini ialah dengan membandingkan varians terbesar dengan varians terkecil dengan menggunakan tabel berikut

Nilai varians

populasi pemberian Jenis variabel: Pengaruh reward terhadap motivasi belajar variabel Reward(x) Motivasi(y)

P 859 723

N 15 15

18 ,1 723 859 var

var

il iansterkec

ar iansterbes

Fhitung Dk = 14

Ftabel = 2,48

Didapatkan Fhitung=1,18, ujji homogenitas pada taraf signifikan 5%, maka dicari pada tabel F didapat Ftabel = 2,48 dengan kriteria pengujian sebagai berikut : jika F hitung ≥ F tabel berarti tidak homogen dan jika F hitung ≤ F tabel berarti tidak homogeny ternyata Fhitung ≤ Ftabel atau 1,18 ≤ 2,48 maka varians-varians adalah homogen.

Uji Normalitas

Data yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah data nilai akhir setelah diberikan perlakuan. Rumus yang digunakan adalah Chi-Kuadrat.

No Xi

X

i

X

(

X

i

X

)

2

1 62 9,267 85,877

2 65 12,267 150,479

3 57 4,267 18,207

.... ….. ……. ……

Juml

ah 1582 1,793,250

)

(X =52,733 sd = 7,863

Dari table Frekwensi Observasi dan Ekspektasi Uji Normalitas diperoleh nilai

2

hitung = -58,566. Dalam table statistik nilai

untuk

2 pada taraf signifikan 5% dan dk = 5

diperoleh

2table = 11.070. Jadi

2hitung = -58,566

<

2table = 11.070. Kriteria pengujian normalitas

jika

2hitung <

2table maka data dapat dikatakan

terdistribusi normal.

Uji Hipotesis

(7)

Untuk pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan tabel, juga dapat dihitung dengan uji t .

Dari hasil perhitungan data diatas bahwa nilai dari t hitung = 1,902 > nilai t tabel= 0,316 maka ada pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII di MTs NW 02 kembang kerang tahun pelajaran 2009/2010.

Dengan perhitungan di atas diperoleh nilai r-hitung adalah 0,430 dengan r-tabel 0,316 pada taraf signifikan 5% . Karena r-hitung pada taraf signifikan 5% lebih besar daripada r-tabel yaitu 0,430 > 0,316, maka ini berarti hipotes alternatif (Ha) yang mengatakan “ada pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII di MTs NW 02 kembang kerang tahun pelajaran 2009/2010” diterima atau disetujui.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian reward

berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran dengan korelasi cukup. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisa yang menunjukkan bahwa hitung lebih besar dari r-tabel yaitu 0,430 > 0,316.

Hasil

Motivasi siswa sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar siswa. Dimana tugas seorang guru, harus mampu untuk memilih strategi atau cara dalam penyampaian materi pembelajarannya, seperti pembelajaran yang dilakukan guru matematika pada penelitian ini menggunakan reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Keberhasilan peneliti ini dapat dilihat pada teknik analisis data yaitu dengan cara menguji homogenitas untuk mengetahui apakah varians tersebut homogen atau tidak dengan taraf 5%. Dan dari hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen,ini dapat dilihat., Fhitung ≤ F

tabel atau 1,18 ≤ 2,48 dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

jika F hitung ≥ F tabel berarti tidak homogen dan jika F hitung ≤ F tabel berarti tidak homogen

ternyata Fhitung ≤ F tabel atau 1,18 ≤ 2,48 maka varians-varians adalah homogen. untuk normalitas digunakan untuk menguji apakah data tersebut normal atau tidak dengan taraf 5%. Dan dari hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut normal,ini dapat dilihat dari

2hitung = -58,566 <

2

table = 11.070.

Kriteria pengujian normalitas Jika

2

hitung <

2

table maka data dapat dikatakan terdistribusi normal. Ternyata

2

hitung <

2 table maka data dapat dikatakan terdistribusi normal.

Untuk hipotesis digunakan rumus regresi sederhana dan korelasi product moment. Pengujian hipotesis yang dilakukan sebagaimana telah dipaparkan di atas perlu dibahas agar data-data yang telah diuji mampu dipahami dan dimengerti oleh para pembaca karya ilmiah ini.

Regresi

sederhana

merupakan suatu alat ukur yang gunakan untuk mengukur ke signifikan dan kelinieran suatu data. Istilah regresi (ramalan/taksiran) pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1877 sehubungan dengan penelitiannya terhadap tinggi manusia, yaitu antara tinggi anak dan tinggi orang tuanya. Pada penelitiannya Galton mendapatkan bahwa tinggi anak dari orang tua yang tinggi cenderung meningkat atau menurun dari berat rata-rata populasi. Garis yang menunjukkan hubungan tersebut disebut garis regresi.

Data-data yang

terkumpul

dari uji regresi linier sederhana ini, membentuk sebuah persamaan Ŷ = a+ bX. Persamaan linier tersebut memberi penjelasan bahwa ada keterkaitan antara pengaruh pemberian reward

terhadap

(8)

Setelah membentuk persamaan regresi linier sederhana, langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah menguji keofisien korelasi antara x dan y dengan menggunakan korelasi product moment. Maksudnya adalah menguji apakah setiap variabel itu saling mempengaruhi. Hasil analisis untuk uji signifikansi koefisien korelasi didapatkan nilai r-hitung sebesar 4,30. Nilai r hitung ini kemudian dibandingkan dengan nilai r-tabel dengan taraf signifikansi 5%. Perbandingan hitung dan tabel yaitu 0,430 > 0,316. Karena r-hitung lebih besar dari r-tabel maka Ha ditterima, atau dengan kata lain ada pengaruh pemberian

reward terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII di MTS NW 02 Kembang kerang tahun pelajaran 2009/2010. Berdasarkan semua langkah-langkah pengujian hipotesis di atas sudah cukup membuktikan bahwa pemberian reward mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas VII di MTS NW 02 Kembang kerang tahun pelajaran 2009/2010 dengan pengaruh yang cukup kuat, ini bisa dilihat dari tabel interpretasi.

Tabel 5.6 Tabel Interpretasi Nilai r

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0,80 sampai dengan 1000 Antara 0,60 sampai dengan 0,799 Antara 0,40 sampai dengan 0,599 Antara 0,20sampai dengan 0,399 Antara 0,00 sampai dengan 0,199

Sangat kuat

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut “Ada pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII di MTS NW 02 kembang Kerang tahun pelajaran 2009/2010.” dengan tingkat pengaruh cukup kuat. Hal ini terbukti berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikansi 5% dengan

“korelasi product moment” dimana r hitung > dari r-tabel yaitu r hitung(0,430) > r tabel (0,316)

Refresi

Andriani, S. 2013. Penerapan Reward sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran IPA kelas IIIA di MIN Tempel Ngalik seleman, Skripsi PGMI UIN Sunan Kalijaga

Arikunto,S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara Armstrong, Michael. 1988, Human Resource

Management Practice, 7th edition. Great Britan: Kogan Page Limited, 922 p.

Ary, d., jacobs, l. C., & razavieh, a. 1982. Pengantar penelitian dalam pendidikan. Terjemahan arif furcha, surabaya: usaha nasonal

B.F. Skinner & radical behaviorism, Ali, Muh. 1978. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Ching, Gregory S (2012) Looking into the issues of rewards and punishment in students. Lunghwa International Journal of Research Studies in Psychology /ISSN: 2243-7681 Dahar, R.W. 2011. Teori-teori belajar &

Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.

Echols, J.M., & Shadily, S. Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996), hlm. 482

Eisenberger, R., Pierce, W. D., & Cameron, J. (1999). Effects of rewards on intrinsic motivationnegative, neutral, and positive: Comment on Deci, Ryan and Koestner (1999).Psychological Bulletin, 125, 677–691 Lepper, M. R., Greene, D., & Nisben, R. E. (1996).

Undermining children's intrinsic interest with extrinsic reward: A test of the "overjustification" hypothesis. Journal of Personality and Social Psychology, 28,129-137.

Selart, M., Nordstrom, T., Kuvaas, B., & Takemura, K. 2008. Effects of Reward on Self-regulation,Intrinsic Motivation and Creativity. Scandinavian Journal of Educational Research.

(9)

National Institute of Mental Health Department of Human Development, University of Maryland

Nichols, S. L., & Newman, J. P. (1986). Effects of punishment on response latency in extraverts. Journal of Personality and Social Psychology, 50(3), 624–630.

Purwanto,M.N. 2006. Ilmu Pendidikan Toretis dan Praktis .Bandung: Remaja Rosdakarya, (hlm. 182)

Schunk, D. H. (1983). Reward contingencies and the development of children's skills and self-efficacy. Journal of Educational Psychology, 75, 511-518.

Shihusa, H and Keraro, F,N. 2009. Using advane Organizers to Enhance Students' Motivation in Lerning Biology, Eurasia Jurnal of mathematical, science & Tecnoogy education. 5(3):413-420

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Torrington, Derek. Hall, Laura. Taylor, Stephen & Atkinson Carol. 2009, Fundamentals of Human Resource Management, 1st edition. Pearson Education Limited, 439 p.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran terpadu Dalam Teori dan praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Gambar

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Angket Penelitian) Reward:
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Angket Penelitian) Motivasi Belajar.
table = 11.070. Kriteria pengujian normalitas

Referensi

Dokumen terkait

Tempat penampungan sementara dari limbah padat medis harus memadai, diletakkan ditempat yang aman, pas, dan terjaga tidak akan mengkontaminasi lingkungan sekitar. Lokasi

spesialis PU &amp; BT Disnaker atau AK3 spesialis PU &amp; BT dari PJK3 yang ber SKP Dirjen PPK. Radiography oleh pihak ke III. Surat keterangan pengawasan pembuatan, diteken

Benang merah yang dapat ditarik dari keseluruhan penghargaan yang diberikan seperti gaji pokok dan insentif cenderung mengabaikan internal equity yang mempunyai beban kerja yang

Dengan demikian pedoman penentuan kemiringan lereng tersebut lebih bersifat pada arahan (bukan standard), sehingga tidak menutup kemungkinan belum dihasilkan desain

Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Rustiarini (2013) dan Rustiarini (2014) yang menyatakan bahwa Kepribadian terbuka dalam hal-hal yang baru (Openness to

Ketersediaan bahan baku dalam pembuatan Butil Asetat adalah penting dan mutlak yang harus diperhatikan pada penentuan kapasitas produksi suatu pabrik.. Diharapkan

Gerakan keagamaan di kampus UNLAM sangat dipengaruhi oleh gerakan masjid kampus yang sebelumnya sangat massif melakukan kajian-kajian keagamaan di kalangan mahasiswa. Berikut

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Taufik, Rahmat, Inayah, serta Hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul: