• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM MUSKULOSKELETAL OSTEOARTH DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SISTEM MUSKULOSKELETAL OSTEOARTH DAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SISTEM MUSKULOSKELETAL (OSTEOARTHRITIS)

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Anatomi Fisiologi Manusia

Disusun Oleh :

1. Eka Agustina (1116004561)

2. Muhamad Muhibin (111600 )

3. Septiana Astin Setianingrum (1116004651)

PROGRAM STUDI D III FARMASI

UNIVERSITAS PEKALONGAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latara Belakang

Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.

Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.

Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia. Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.

(3)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengerti dan memahami teori tentang askep osteoarthritis, serta dapat menegakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal osteoarthritis.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang pengertian osteoarthritis b. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang penyebab osteoarthritis

c. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang manifestasi klinik osteoarthritis d. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang patofisiologi osteoarthritis e. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang pathways osteoarthritis

f. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang pemeriksaan diagnostik osteoarthritis

g. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang penatalaksanaan medis osteoarthritis

(4)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)

Osteoarthritis adalah penyakit tulang degeneratif yang ditandai oleh pengeroposan kartilago artikular (sendi). Tanpa adanya kartilago sebagai penyangga, maka tulang dibawahnya akan mengalami iritasi, yang menyebabkan degenerasi sendi (Elizabeth J.Corwin, 2009)

Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :

a. a. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan osteoartritis

b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long, C Barbara, 1996 hal 336)

Jadi Osteoarthritis adalah penyakit yang disebabkan oleh proses degenerasi atau penuaan sendi yang dibedakan menjadi Osteoarthritis primer dan sekunder.

B. Etiologi

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut: 1. Umur

Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.

2. Pengausan (wear and tear)

(5)

3. Kegemukan

Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.

4. Trauma

Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.

5. Keturunan

Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.

6. Akibat penyakit radang sendi lain

Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-sel radang.

7. Joint Mallignment

Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.

C. Manifestasi Klinis

1. Rasa nyeri pada sendi

Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.

2. Kekakuan dan keterbatasan gerak

Biasanya akan berlangsung 15 – 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai kegiatan fisik.

3. Peradangan

(6)

4. Mekanik

Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.

5. Pembengkakan Send

Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.

6. Deformitas

Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi. 7. Gangguan Fungsi

Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

D. Patofisiologi

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.

Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.

Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.

(7)
(8)
(9)

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Untuk OA tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diagnostik, tetapi pemeriksan laboratorium yang spesifik dapat membantu mengetahui penyakit yang mendasari pada OA sekunder.

2. Dengan uji serologik dengan pendeteksian di dalam cairan sinovium dan/ serum adanya makromolekul (mis, glikosaminoglikan) yang dilepas oleh tulang rawan / tulang yang mengalami degenerasi.

3. Sinar-X.

Gambar sinar X pada engsel akan menunjukkan perubahan yang terjadi pada tulang seperti pecahnya tulang rawan.

4. Tes darah.

Tes darah akan membantu memberi informasi untuk memeriksa rematik. 5. Analisa cairan engsel

Dokter akan mengambil contoh sampel cairan pada engsel untuk kemudian diketahui apakah nyeri/ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau infeksi.

6. Artroskopi

Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang diletakkan dalan engsel tulang. Dokter akan mengamati ketidaknormalan yang terjadi.

7. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai penyempitan rongga sendi

G. Penatalaksanaan Medis

1. Medikamentosa

a. Analgesic yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g/hari atau profoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek samping pada saluran cerna dan ginjal

(10)

c. Injeksi cortisone. Dokter akan menyuntikkan cortocosteroid pada engsel yang mempu mengurangi nyeri/ngilu

d. Suplementasi-visco. Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik yang akan mengurangi nyeri pada pangkal tulang. Tindakan ini hanya dilakukan jika osteoarhtritis pada lutut.

2. Perlindungan sendi

Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio). 3. Diet

Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.

4. Dukungan psikososial

Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.

5. Fisioterapi

(11)

6. Operasi

Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.

a. Penggantian engsel (artroplasti). Engsel yang rusak akan diangkat dan diganti dengan alat yang terbuat dari plastik atau metal yang disebut prostesis.

b. Pembersihan sambungan (debridemen). Dokter bedah tulang akan mengangkat serpihan tulang rawan yang rusak dan mengganggu pergerakan yang menyebabkan nyeri saat tulang bergerak.

c. Penataan tulang. Opsi ini diambil untuk osteoatritis pada anak dan remaja. Penataan dilakukan agar sambungan/engsel tidak menerima beban saat bergerak.

7. Terapi konservatif mencakup penggunaan kompres hangat, penurunan berat badan, upaya untuk menhistirahatkan sendi serta menghindari penggunaan sendi yang berlebihan pemakaian alat-alat ortotail. Untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi ( bidai penopang) dan latihan isometric serta postural. Terapi okupasioanl dan fisioterapi dapat membantu pasien untuk mengadopsi strategi penangan mandiri.

H. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan

Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.

Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

2. Pengkajian osteoarthtritis a. Aktivitas/istirahat

(12)

b. Kardiovaskur

Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten, sianotik kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal

c. Integritas ego

Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota tubuh

d. Makanan / cairan

Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah. Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.

e. Hygiene

Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.

f. Neurosensory

Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan. Tanda : pembengkakan sendi simetri

g. Nyeri/kenyamanan

Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai / tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada sendi ), rasa nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari ) h. Keamanan

Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki, kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, demam ringan menetap, kekeringan pada mata, dan membrane mukosa.

(13)

sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.

j. Diagnosa Keperawatan

1. Intoleransi Aktivitas b/d tirah baring dan imobilitas, kelemahan umum, gaya hidup kurang gerak

2. Ansietas b/d ancaman atau perubahan pada kesehatan, kebutuhan yang tidak terpenuhi

3. Gangguan citra tubuh b/d penyakit, ditandai dengan deformitas sendi 4. Resiko jatuh b/d penurunan kekuatan ekstremitas bawah, kelemahan umum

5. Defisiensi pengetahuan tentang proses penyakit b/d keterbatasan kognitif, kurang familier dengan sumber-sumber informasi

6. Nyeri b/d penyempitan rongga sendi

7. Defisit perawatan diri b/d gangguan muskuloskeletal, kelemahan

k. Intervensi Keperawatan

1. Intoleransi Aktivitas b/d tirah baring dan imobilitas, kelemahan umum, gaya hidup kurang gerak

Kriteria Hasil :

a. Menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan b. Menunjukkan toleransi aktivitas

c. Mendemonstrasikan penghematan energi

Intervensi :

a. Kaji tingkat kemampuan klien berpindah dari tempat tidur, berdiri, ambulasi. b. Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas

c. Tentukan penyebab keletihan

d. Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energi yang adekuat

2. Ansietas b/d ancaman atau perubahan pada kesehatan, kebutuhan yang tidak terpenuhi

(14)

a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan hingga sedang

b. Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas yang dibuktikan oleh indikator 1-5 (tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)

Intervensi :

a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien

b. Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas

c. Bantu pengalihan ansietas melalui radio, TV, permainan untuk menurunkan ansietas dan memperluas fokus

d. Kolaborasi pemberian obat untuk menurunkan ansietas

3. Gangguan citra tubuh b/d penyakit, ditandai dengan deformitas sendi Kriteria Hasil :

a. Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu menunjukkan adaptasi dengan ketunadayaan fisik

b. Menunjukkan citra tubuh Intervensi :

a. Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan nonverbal pasien terhadap tubuh klien

b. Identifikasi mekanisme koping yang biasa digunakan klien

c. Tentukan harapan klien tentang citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan

4. Resiko jatuh b/d penurunan kekuatan ekstremitas bawah, kelemahan umum Kriteria Hasil :

Resiko jatuh akan menurun atau terbatas, yang dibuktikan oleh keseimbangan, gerakan terkoordinasi, perilaku pencegahan jatuh, kejadian jatuh, dan pengetahuan : Pencegahan Jatuh

Intervensi :

a. Lakukan pengkajian resiko jatuh pada pasien

b. Identifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi jatuh c. Ajarkan klien bagaimana posisi terjatuh yang dapat meminimalkan cedera d. Bantu pasien saat ambulasi

(15)

5. Defisiensi pengetahuan tentang proses penyakit b/d keterbatasan kognitif, kurang familier dengan sumber-sumber informasi

Kriteria Hasil :

Mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan tentang proses penyakit Intervensi :

a. Kaji tingkat pengetahuan klien saat ini dan pemahaman terhdapa materi b. Tetapkan tujuan pembelajaran bersama yang realistis dengan klien c. Pilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai

d. Beri waktu pada klien untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan permasalahannya

6. Nyeri b/d penyempitan rongga sendi Kriteria Hasil :

a. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan b. Menunjukkan pengurangan tingkat nyeri Intevensi :

a. Kaji tingkat nyeri

b. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis pengendalian nyeri setelah atau selama aktivitas yang menimbulkan nyeri

c. Kolaborasi pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri (berat)

d. Kendalikan faktor lingkungan yang memengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan

7. Defisit perawatan diri b/d gangguan muskuloskeletal, kelemahan Kriteria Hasil :

Menunjukkan perawatan diri : Aktivitas kehidupan sehari-hari dapat terpenuhi Intervensi :

a. Kaji kemampuan personal hygiene

b. Pantau adanya perubahan kemampuan fungsi

c. Dukung kemandirian klien dalam personal hygiene, bantu klien hanya jika diperlukan

d. Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan

(16)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi Osteoarthritis adalah penyakit yang disebabkan oleh proses degenerasi atau penuaan sendi yang dibedakan menjadi Osteoarthritis primer dan sekunder. Faktor penyebabnya meliputi: umur,pengausan,kegemukan,trauma,keturunan,akibat penyakit radang sendi lain, Joint Mallignment

B. Saran

Penulisan makalah ini memuat saran-saran yang ditujukan ke berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi pembaca, terutama mahasiswa diharapkan dapat menggunakan makalah ini sebagai referensi untuk menambah pengetahuan tentang anfisman.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta

Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI, Jakarta. Muttaqin, Arif. 2011. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal : Aplikasi Pada Praktik

Klinik Keperawatan. Jakarta : EGC

Nurma, Ningsih lukman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Musculoskeletal. Jakarta: Salemba Medika

Smeltzer C. Suzannne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth,Alih Bahasa Andry Hartono, dkk. Jakarta : EGC

Wilkinson, Judith.M, Nancy R.Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC.Edisi 9. Jakarta : EGC Zairin, Noor Helmi. 2014. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba

Referensi

Dokumen terkait

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan metode  pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang

 Mendorong mahasiswa untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dalam keluarga..  Mendorong mahasiswa untuk menerapkan akhlak dalam interaksi dengan teman dan

Untuk mengetahui peran serta komite sekolah dalam program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SDN Lamper Tengah 01 Semarang.. 1.4

Dalam ayat (1) pasal tersebut dinyatakan bahwa instansi yang bertanggung jawab menerbitkan keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan, dalam

Variabel Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a.Proses pengarangan sekam padi dan kulit/kolobot jagung dengan menggunakan tungku, yang meliputi

Dalam pemaknaa nlirik lagu Borhat ma Dainang penulis juga menghubungkan dengan aspek-aspek yang melatarbelakanginya.Berdasarkan hasil analisis lirik Borhat ma

Terdapat istilah Four of Kind, yaitu kondisi dimana seseorang memiliki 4 buah kartu yang dengan nilai yang sama.. Banyaknya kemungkinan terjadinya Four of Kind

Maka, dalam perancangan Sea World Lamongan ini, diharapkan mampu mengangkat potensi sumber daya laut Indonesia menjadi lebih baik, dan memberi manfaat baik bagi