• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESAI POPULER WAWASAN KEBANGSAAN INDONESI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ESAI POPULER WAWASAN KEBANGSAAN INDONESI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

W

UN

TULISAN INI DI

BERT

ESAI POPULER

WAWASAN KEBANGSAAN INDONESIA

PENULIS

SISWADI SULULING

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK

TAHUN 2017

DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI LOMBA PE

RTEMA KEBANGSAAN 2017 FPKS DPR RI Kategori U

PENULISAN

(2)

Biodata Penulis

N a m a : Siswadi Sululing, SE., M.Ak., Ak., CA Pendidikan Terakhir : Strata Dua (S2) Universitas Padjadjaran Pekerjaan : Dosen Fak. Ekonomi Unismuh Luwuk

Alamat : Jln. Cokroaminoto Lor No. 61 Luwuk Kel/Kec. Luwuk Kab. Banggai Propinsi Sulawesi Tengah 94711

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya serta karunia-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan essai ini yang alhamdulliah tepat pada waktunya dengan topik.

Wawasan kebangsaan kita harus kita tegakan, dengan demikian wawasan kebangsaan kita akan mampu menjawab tantangan dan peluang yang terbuka di hadapan kita.

Esai ini berisikan tentang pembahasan Wawasan Kebangsaan Indonesia yang memuat informasi pentingnya mengembanhkan atau menegakan suatu karakter anak bangsa dengan memahami arti apa itu wawasan kebangsaan. Dan di harapkan esai ini dapat memberikan informasi yang memuaskan bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa esai ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan untuk kesempurnaan esai ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan dalam penyusunan esai ini dari awal hingga akhir, semoga Allah SWT meridloi segala usahanya. Aamiin Yaa Rabbal Allamiin.

Luwuk, Januari 2017

(4)

Daftar Isi

Halaman Judul ... .. i

Biodata Penulis ... .. ii

Kata Pengantar... .. iii

Daftar isi ... iv

Bab I. Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 1

Bab II. Pembahasan ... 2

2.1 Perumusan ... 2

2.2 Analisis Masalah ... 2

2.3 Pemecahan Masalah ... 2

Bab III. Penutup ... 7

3.1 Kesimpulan ...7

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wawasan kebangsaan pada hakekatnya adalah hasrat yang sangat kuat untuk kebersamaan dalam mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi. Wawasan kebangsaan tidak dilandasi atas asal-usul kedaerahan, suku, keturunan, status sosial, agama dan keyakinan. Jadi wawasan kebangsaan itu sangat mutlak untuk dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia, wawasan kebangsaan tidak timbul dengan sendirinya, tetapi muncul secara bertahap pada diri seseorang, yaitu dengan seringnya menegakan wawasan yang diketahuinya dan kemudian bisa di aplikasikan kepada kehidupannya sehari-hari.

Dewasa ini, di Indonesia wawasan kebangsaan sudah mulai tergeser oleh berbagai budaya asing yang masuk, dan warga negara nya cenderung tidak peduli terhadap wawasan kebangsaan tersebut, apalagi pada kalangan generasi muda saat ini, mereka tidak bangga atas negaranya sendiri dan lebih membanggakan negara lain yang menurut pandangan mereka lebih baik dan tentunya lebih modern.

Apabila hal ini terus terjadi, maka lambat laun wawasan kebangsaan mereka akan terkikis dan wawasan kebangsaan itu akan menghilang dari diri mereka. Jadi, dengan keadaan tersebut, kita sebagai generasi muda sudah seharusnya untuk menjaga dan menegakan wawasan kebangsaan kita dan senantiasa untuk bangga atas tanah air kita, yaitu Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menulis esai ilmiah dengan judul “Wawasan Kebangsaan Indonesia”.

1.2. Tujuan Penulisan

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa wawasan kebangsaan itu?

2. Apa penyebab menurunya semangat kebangsaan yang terjadi pada generasi muda?

3. Apakah pendekatan yang dilakukan untuk menjawab tantangan dan peluang yang terbuka dihadapan kita?

4. Bagaimana cara untuk membangun wawasan kebangsaan indonesia pada setiap diri anak bangsa?

5. Hal apakah yang akan terjadi apabila warga negara sudah menegakan wawasan kebangsaan secara baik dan benar?

2.2. Analisis Masalah

Semakin berkembangnya era globalisasi, perubahan cara pikir para masyarakat pun berubah. Paradigma berfikir masyarakat, termasuk para generasi muda pun mengalami perkembangan. Namun seringkali perkembangan cara berfikir mereka tidak diimbangi dengan wawasan kebangsaan yang memadai. Sehingga seringkali mereka bertindak melampaui batas sebagai warga negara, dengan sikap seperti itu maka suatu negara tidak mengalami perkembangan yang seharusnya, oleh karena itu perlu adanya pengimbangan antara wawasan kebangsaan dengan cara berperilaku masyarakat terhadap perkembangan. Karena dengan wawasan kebangsaan itulah seorang individu atau bahkan masyarakat umum mampu menjawab tantangan besar di dunia luar, namun tetap berpegang teguh dengan kepribadian bangsa.

2.3. Pemecahan Masalah

Wawasan berasal dari pangkal kata “wawas” dan akhiran “an”. “wawas” mempunyai arti pandang, sedangkan “wawasan” berarti cara memandang, cara meninjau, cara melihat, cara tanggap inderawi.

(7)

dorongan dan rangsangan di dalam usaha mencapai aspirasi serta tujuan nasional.

Wawasan adalah cara pandang yang lahir dari keseluruhan kepribadian kita terhadap lingkungan sekitar, sifatnya adalah subyektif dan bisa kita pandang sebagai suatu rangkuman dan penerapan praktis dan pemikiran filsafat yang melatarbelakangi cara pandangan tersebut.

Bangsa adalah kesatuan tekad dari rakyat untuk hidup bersama, mencapai cita-cita dan tujuan bersama terlepas dari perbedaan etnis, ras, agama, atau golongan asalnya. Kesadaran Kebangsaan adalah perekat yang akan memikat batin seluruh rakyat (Moerdiono,1995).

Jadi, wawasan kebangsaan pada hakekatnya adalah hasrat yang sangat kuat untuk kebersamaan dalam mengatasi perbedaan dan diskriminasi. Dan wawasan kebangsaan tidak dilandasi oleh asal-usul, kedaerahan, suku, keturunan, status sosial, agama, dan keyakinan.

Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia adalah merupakan sebuah pedoman yang masih bersifat filosofia normatif. Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana lingkungan yang terus berubah sejalan dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke waktu. Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia harus senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan perkembagan dan berbagai bentuk implementasinya.

Hakekat dan azas Wawasan Kebangsaan adalah merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa Indonesia (suku/golongan) terhadap kesepakatan bersama ,keutuhan nasional, dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.

Ini memiliki makna bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negara harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.

Komponennya adalah :

(8)

5. Kerjasama, dan 6. Kesetiaan terhadap kesepakatan

Wawasan kebangsaan pada setiap warga negara juga bisa mengalami penurunan, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :

· Semangat kebangsaan telah mendangkal atau terjadi erosi, terutama pada kalangan generasi muda.

· Kekhawatiran ancaman disintegrasi kebangsaan seperti contoh pada negara Afrika yang paham kebangsaannya merosot menjadi paham kesukuan.

· Masyarakat dewasa ini, khususnya kaum muda tidak bangga atas negaranya sendiri, dan anti tradisionalisme (terpengaruh oleh gaya masyarakat modern yang berlebihan).

· Kurangnya pemahaman tentang kebangsaan pada hampir setiap masyarakat yang dengan kekurangan tersebut akan membuat rasa kebangsaan dan semangat untuk mencintai dan memajukan bangsa nya menjadi berkurang. · Wawasan kebangsaan yang tidak ditegakan membuat masyarakat menjadi

tidak bersatu, dan tidak mempunyai lagi rasa ke “bhinekaan” dan masyarakat cenderung untuk menjadi kaum yang individualis, bahkan sampai tingkatan kapitalis, dan kurang peka terhadap lingkungan sekitar.

· Banyaknya perbedaan dalam hal kebangsaan yang penyelesaiannya berlarut-larut yang membuat tidak kokohnya suatu pondasi kebangsaan.

· Sekarang ini wawasan kebangsaan Indonesia tidak lagi berakar pada asas kedaulatan yang berada ditangan rakyat, tetapi berakar pada penguasa dan kaum kapitalis.

Wawasan kebangsaan harus mampu menjawab tantangan dan peluang yang terbuka dihadapan kita. Untuk menjawab berbagai tantangan yang timbul, bangsa Indonesia menggunakan pendekatan atau sudut pandang, yang akhirnya berkembang menjadi sudut pandang atau pola pikir falsafah pancasila. Sudut pandang tersebut adalah :

a. Monodualistik adalah suatu paham yang menganggap bahwa hakikat sesuatu adalah merupakan dua unsur yang terikat menjadi satu kebulatan. Manusia terdiri atas pria dan wanita, kehilangan salah satu unsur, maka eksistensi manusia akan punah. Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani sebagai satu kesatuan. Dalam memandang manusia menurut paham monodualis, maka :

(9)

a). Manusia adalah makhluk tuhan yang mengadakan hubungan serasi antara pencipta dan ciptaan-Nya; b). Manusia terdiri atas unsur jasmani dan rohani yang merupakan kesatuan tak terpisahkan dan masing-masing unsur memiliki dharmanya sendiri-sendiri; c). Manusia akan mengalami hidup duniawi dan akhirat; d). Manusia merupakan bagian dari masyarakat/bangsanya.

b. Monopluralistik adalah paham yang mengakui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai unsur beraneka ragam, seperti suku, adat dan budaya, agama, namun semuanya terikat menjadi satu-kesatuan.

c. Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan suasana yang tertib, teratur, aman, damai, sehingga akan timbul ketentraman lahir dan batin. d. Keserasian adalah keadaan yang menggambarkan terpadunya unsur-unsur

yang terlibat dalam kehidupan bersama.

e. Keseimbangan adalah keadaan yang menggambarkan bahwa masing-masing unsur yang terlibat dalam hidup bersama dalam hubungan bersama, diperlakukan sepatutnya.

Cara berpikir integralistik (berpikir inklusif) berpandangan bahwa :

a. Kebahagiaan yang dapat saya capai dengan memberikan kemungkinan pada orang lain untuk mencapai kebahagiaan juga.

b.Survival hanya mungkin juga diperjuangkan tidak hanya untuk kepentingan individu saja, melainkan untuk semua orang.

c. Kesejahteraan yang tidak merata adalah kesejahteraan yang terancam punah. Wawasan Kebangsaan harus ada pada setiap diri warga negara, dan hal itu perlu dibangun oleh oleh setiap warga negara tersebut,yaitu dengan cara :

(10)

b. Saling membantu antar sesama komponen bangsa demi mencapai tujuan dan cita-cita bersama, seperti secara bergotong royong dalam aktivitas jumat bersih; membersihkan lingkungan yang sehat, membantu tetangga yang membutuhkan pertolongan,

c. Tidak membangun primodialisme dan ekslusifisme, di dalam masyarakat harus di bangun semangat bahwa membangun lingkungan, desa, kabupaten dan propinsi harus menyatukan dan menyamakan persepsi untuk secara bersama-sama memajukan pembangunan.

d. Membangun kebersamaan, ini dapat dilakukan dengan partisipasi masyarakat luas melalui kegiatan pertandingan dan permainan di bidang olah raga, seni dan budaya; baik yang dilaksanakan saat memperingati HUT kemerdekaan 17 Agustusan, atau memperingati HUT pemerintah desa/kabupaten/propinsi. Melalui kegiatan tersebut semangat nasionalisme cinta tanah air akan tumbuh.

e. Mengembangkan sifat berfikir dan prilaku positif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

f. Senantiasa berfikir jauh kedepan, membuat gagasan untuk kemajuan bangsa dan negaranya menuju kemandirian.

Wawasan kebangsaan yang luas dan tegas, akan membuat masyarakat menjadi percaya diri atas bangsanya dan akan berusaha untuk membuat harum nama bangsanya tersebut, jadi untuk membuat masyarakat bangga loyal atas bangsanya, wawasan kebangsaan pada masyarakat tersebut harus dikokohkan terlebih dahulu dan bentuk loyalitas seorang warga negara terhadap bangsanya : a. Tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa

b. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan

c. Tercapinya kesejahteraan yang adil lahir batin bagi seluruh masyarakat indonesia

d. Mendudukan manusia menurut kodrat, harkat dan martabatnya

e. Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menghadapi berbagai persoalan

f. Melandaskan diri pada keimanan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

(11)

Apabila wawasan kebangsaan telah terwujud, maka kita akan mampu menjawab tantangan dan peluang yang terbuka dihadapan kita, yaitu seperti tantangan globalisasi dan modernisasi yang dibawa oleh kaum barat, akibat adanya wawasan kebangsaan yang kuat, maka seseorang tidak akan tergerus oleh arus modernisasi yang liberal dan bisa sampai melupakan bangsanya sendiri.

(12)

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Wawasan kebangsaan intinya adalah loyalitas warga terhadap bangsanya. Bentuk loyalitas bagi bangsa Indonesia diantaranya adalah:

Mengakui bahwa warga negara Indonesia dengan sadar sebagai pendukung cita-cita dan tujuan yang menjadi jatidiri bangsa indonesia, seperti :

1 Tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa

2 Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan.

3 Tercapainya kesejahteraan yang adil lahir batin bagi seluruh masyarakat indonesia

4 Mendudukan manusia menurut kodrat, harkat dan martabatnya

5 Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menghadapi berbagai persoalan

6 Melandaskan diri pada keimanan dan taqwa terhadap Tuhan YME

Wawasan kebangsaan harus dijaga, dipelihara dan diperjuangkan terus menerus.

Paham integralistik/ cara berfikir integralistik (menurut Prof. Mr. Soepomo) akan memperkokoh wawasan kebangsaan.

Ideologi Pancasila melandasi wawasan kebangsaan kita.

Globalisasi akan berdampak positif bila ditujukan untuk perdamaian dunia.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Adjisoedarmo Soedito, Yuwono Edi, dkk, 2012,Jatidiri UNSOED,Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

http://sharingilmupajak.blogspot.com/2016/12/pengertian-wawasan-kebangsaan.html

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang dikemukakan diatas, untuk memajukan bangsa maka perlu adanya jiwa yang mempunyai rasa semangat kebangsaan. Namun, pendidikan sekarang belum bisa menjawab

Dari 144 sekolah negeri terdapat 40 SMP Terbuka dan 15 sekolah satu atap yang berdiri baru dua Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa

Penerapan Mata Kuliah Jatidiri Bangsa sebagai mata kuliah dasar umum memiliki hubungan yang kuat dan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan wawasan kebangsaan

Oleh karena itu, jika dikaitkan dengan negara Republik Indonesia, maka wawasan kebangsaan dapat juga sebagai suatu cara pandang mendasar dan komprehensif bagi bangsa

Dalam arti luas, wawasan adalah cara pandang yang lahir dari keseluruhan kepribadian kita terhadap lingkungan sekitarnya, dan bersumber pada falsafah hidup. Bangsa adalah

Persoalan pokok yang menjadi fokus studi dalam penelitian ini adalah kesenjangan antara upaya pembinaan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air di sekolah dengan tantangan

Selain itu, pembelaan bisa dilakukan dengan cara menumbuhkan keaktifan dalam berperan aktif untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara (LAN RI, 2014). Wawasan kebangsaan

Dengan demikian dibutuhkan suatu pemahaman yang benar tentang wawasan kebangsaan yang merupakan sumber inspirasi serta motivasi bagi bangsa Indonesia dalam mempertahankan dan memeliara