• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Sistem Pendidikan di In

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tinjauan Yuridis Sistem Pendidikan di In"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TINJAUAN YURIDIS SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA:

REORIENTASI PERAN GURU, SISWA DAN ORANG TUA BIDANG KEGIATAN :

PKM - PENELITIAN Diusulkan oleh:

Muhammad Auzan Haq B11115003 (2015)

Refah Kurniawan B11114319 (2014)

Andi Muhammad Irvan Alamsyah B12114012 (2014)

Nur Fuadyah Kahar B11115023 (2015)

Isra Nurpadilah B12116313 (2016)

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman sampul . . . i

Halaman pengesahan . . . ii

Daftar isi . . . ii

BAB 1. Pendahuluan . . . 1

BAB 2. Tinjauan Pustaka . . . 4

BAB 3. Metode Penelitian . . . 7

BAB 4. Biaya dan Jadwal Kegiatan 4.1. Anggaran Biaya . . . 9

4.2. Jadwal Kegiatan . . . 9

BAB 5. Daftar Pustaka . . . 10

BAB 6. Lampiran-Lampiran Lampiran 1. . . 11

Lampiran 2. . . 23

Lampiran 3. . . 26

(4)

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Dalam alinea keempat UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa salah satu tujuan hadirnya negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka haruslah dibangun dan ditopang dengan sistem pendidikan yang baik. Tolak ukur keberhasilan suatu sistem pendidikan dikonkretkan didalam Pasal 31 ayat (3) UUD NRI 1945. Dalam pasal tersebut menjelaskan bahwa tujuan utama dalam sistem pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia. Sehingga proses pendidikan haruslah mampu membangun 3 ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Salah satu unsur terpenting dalam pendidikan adalah tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung dalam hal ini adalah sekolah. Dunia persekolahan merupakan dunia yang paling berpengaruh dalam menciptakan insan-insan yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Dalam dunia persekolahan setidaknya kembali didukung oleh tiga unsur penting yaitu guru, orang tua siswa dan murid.

Akan tetapi dalam beberapa dekade terakhir kita sering dihebohkan dengan adanya kekerasan yang sering terjadi dilingkungan sekolah. Munculnya fenomena tersebut menuai respon dari berbagai pihak, disisi lain terdapat masyarakat bahkan orang tua dari peserta didik yang setuju dengan adanya kekerasan tersebut karena merupakan bagian dari proses mendidik anak. Dipihak lain memiliki dasar bahwa anak merupakan aset masa depan bangsa yang harus dilidungi dari segala kekerasan, dan akhirnya menyebabkan Guru dan siapapun lainnya di sekolah dilarang memberikan hukuman fisik kepada anak-anak. Hal tersebut menyebabkan sekolah yang harusnya menjadi tempat yang aman untuk belajar dan berprestasi mulai terkikis menjadi tempat yang tidak aman.

Di dalam UU No 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak secara garis besar menegaskan bahwa setiap Anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain. Selain itu jauh sebelumnya penolakan kekerasan terhadap anak telah dlakukan pada tahun 1990 dimana Indonesia ikut serta dalam penandatanganan Konvensi PBB untuk hak-hak anak. Didalam konvensi tersebut dimana pada artikel ke-37 jelas menyatakan bahwa negara harus menjamin tidak seorang anakpun boleh mendapatkan siksaan atau kekejaman lainnya.

(5)

SMK 2 Makassar dimana seorang guru arsitektur atas nama Dahrun memukul salah satu muridnya karena jarang mengerjakan tugas. Permasalahan tersebut semakin memanas ketika si murid melapor kejadian tersebut ke orang tuanya, akhirnya orang tua murid tersebut datang ke sekolah dan langsung memukuli guru tersebut. Yang miris ketika si murid pun juga ikut memukul gurunya sendiri.

Bukan hanya dimakassar, kasus kekerasan guru terhadap murid juga terjadi di jawa timur, dimana seorang guru SMP Raden Rahmat Balongbendo, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo divonis 3 bulan penjara oleh pengadilan Negeri Sidoarjo karena hanya lantaran mencubit siswanya. Dan juga terdapat lagi seorang guru MTs Miftahul Khoirot Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang terpaksa ditahan oleh polres semarang dikarenakan melakukan tindak kekerasan terhadap siswa di lingkungan sekolah. Dan masih banyak lagi bukti adanya kekerasan guru terhadap murid. Yang pada intinya menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman guru, siswa dan orangtua murid terkait bagaimana keharmonisasian antara konsep perlindungan anak dari kekerasan dan konsep pembinaan guru terhadap murid di sekolah

Sehingga hadirnya penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk harmonisasi dalam dunia pendidikan khususnya antara konsep perlindungan anak dari kekerasan dan konsep pembinaan guru terhadap murid di sekolah dengan pendekatan reorientasi peran guru, murid dan orang tua murid.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsidi sosiologis dari dampak perlindungan anak dari kekerasan terhadap konsep pendidikan oleh guru di lingkungan sekolah?

2. Bagaimana dampak konsep perlindungan anak dari kekerasan terhadap konsep pendidikan oleh guru di lingkungan sekolah secara yuridis?

3. Bagaimana solusi terhadap dampak konsep perlindungan anak dari kekerasan terhadap konsep pendidikan oleh guru di lingkungan sekolah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsidi sosiologis dari dampak perlindungan anak dari kekerasan terhadap konsep pendidikan oleh guru di lingkungan sekolah

2. Untuk mengetahui dampak konsep perlindungan anak dari kekerasan terhadap konsep pendidikan oleh guru di lingkungan sekolah secara yuridis

(6)

D. Urgensi

(7)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Pendidikan (Peran Guru/pendidik, Orang tua/Wali dan Anak/Siswa)

a. Regulasi tentang Pendidikan

Pendidikan Indonesia merupakan suatu komponen penting dalam mencapai salah satu tujuan Negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.Tentunya, melahirkan generasi harapan bangsa membutuhkan regulasi yang nyata dan jelas terkait dengan pengertian maupun teknis pelaksanaannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwasanya :

Pasal 1

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsadannegara.

2. Pendidikan nasiona ladalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. 3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan

yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

b. Subjek dalam Sistem Pendidikan

Hadirnya UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengindikasikan adanya wujud komitmen pemerintah dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Perlu dipahami, dalam satuan pendidikan juga dikenal subjek sebagai pelaksana dalam kegiatannya. Satuan tersebut termuat dalam beberapa istilah yang dipergunakan dalam dunia pendidikan (UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional), diantaranya :

Pasal 1 (angka 4, 5 dan 6)

“Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.

(8)

“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.”

Hal-hal yang dapat dipahami sebagai subjek dalam dunia pendidikan sejatinya dapat kita batasi melalui tiga aspek, yaitu peserta didik (dalam hal ini anak), orang tua, dan pendidik (dalam hal ini guru). Sejalan dengan Pasal 1 angka 1 dan 4 UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak memberikan pengertian tentang anak dan orang tua bahwasanya “anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan” dan “orang tua adalah ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat”. Sehingga ketiga subjek tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menentukan keberhasilan suatu pendidikan yang saling berintegrasi antara anak, guru, dan orang tua. yang layak dan bebas dari kekerasan. Sebagaimana telah ditegaskan dalam pasal 9 angka (1a) bahwasanya “setiap anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesame peserta didik, dan/atau pihak lain. ”Bahkan dalam pasal 54 ayat 2 juga mengikut sertakan aparat pemerintah dan masyarakat dalam upaya perlindungan yang dimaksudkan. Selain itu, perlu peran dari orang tua dalam memberikan perlindungan dan pendidikan bagi anaknya (sesuai dengan pasal 26 ayat 1 UU Nomor 35 Tahun 2014) bahwa orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:

a. Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak

b. Menumbuh-kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya

c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak; dan

(9)

Sehingga dalam menciptakan generasi terbaik membutuhkan pembinaaan secara bekesinambungan dari seluruh pihak (anak, orang tua, masyarakat, pemerintah dan lain sebagainya) agar anak dapat menjadi harapan agama, bangsa dan negara.

2.3Pelaksanaan Sistem Pendidikan

Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan orientasi dari peran anak, orang tua, dan guru dalam menjalankan suatu system pendidikan. Perlu kita sadari, dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan diantaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata, serta kualitas guru itu sendiri dinilai masih kurang. Terbatasnya akses pendidikan di Indonesia, terlebih lagi di daerah berujung kepada meningkatnya arus urbanisasi untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih baik di perkotaan.

Di dunia internasional, kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara di seluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012. Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index, EDI), Indonesia berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara pada 2011.

2.4 Konsep pendidikan yang baik

Mengacu pada Pasal 3 Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Secara garis besar konsep pendidikan yang baik telah digambarkan dalam pasal tersebut diatas, hanya saja pola pengembangan dan pengimplementasiannya tidak sesuai dengan harapan. Dalam pemberian konsep pendidikan yang baik terkait reorientasi peran guru, siswa, dan orang tua, seyogyanya dapat memberikan pembinaan, perlindungan dan peningkatan kapasitas terhadap peserta didik (dalam hal ini anak) terutama mengawal tumbuh kembang anak menjadi generasi dambaan bangsa yang di bingkai dalam prinsip-prinsip pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, tidak boleh mengesampingkan pemenuhan hak anak. Setiap anak dalam proses pendidikan berhak mendapatkan :

a. Diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan sesuai dengan umurnya.

(10)

c. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi serta merendahkan derajat dan martabatnya

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah penelitian lapangan (Field research). Yaitu dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan observasi langsung terhadap sistem pembinaan siswa oleh guru di kecamatan Tamalanrea, Makassar.

3.2 Sifat Penelitian

Tipe penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitis, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang orientasi pembinaan dan pemenuhan hak antara siswa dan guru dan memberikan data yang seteliti mungkin tentang permasalahan yang ada di lapangan.

3.3 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini bersifat yuridis empiris, yaitu penelitian terhadap masalah dengan melihat dan memperhatikan undang-undang yang berlaku dihubungkan dengan fakta-fakta yang ada dari permasalahan yang ditemui dalam penelitian.

3.4 Obyek Penelitian

1) Sistem pembinaan siswa oleh guru di kecamatan Tamalanrea, Makassar sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.

2) Pemenuhan peran dan hak masing-masing antara siswa, guru dan orang tua sesuai Undang-Undang yang berlaku serta Konsep Sistem pendidikan Nasional Subyek penelitian.

a. Para Guru di Sejumlah sekolah (SDN INPRES Tamalanrea 1, SMPN 12, SMPN 30, SMAN 6, SMAN 21) di Kecamatan Tamalanrea, Makassar.

b. Para Siswa di Sejumlah sekolah (SDN INPRES Tamalanrea 1, SMPN 12, SMPN 30, SMAN 6, SMAN 21) di Kecamatan Tamalanrea, Makassar.

c. Orang Tua Siswa di Sejumlah sekolah (SDN INPRES Tamalanrea 1, SMPN 12, SMPN 30, SMAN 6, SMAN 21) di Kecamatan Tamalanrea, Makassar.

(11)

Data yang akan dikumpulkan dan disajikan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data berupa penelitian lapangan (Field research) melalui:

a. Wawancara dan sosialisasi dengan pihak terkait dalam penelitian. b. Dokumentasi.

Mengumpulkan data-data system pembinaan siswa oleh guru di sejumlah sekolah di Kecamatan Tamalanrea, Makassar.

c. Observasi

Bahan-bahan sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research) kepustakaan dengan mengkaji peraturan perundang-undangan atau literature buku yang terkait masalah penelitian.

3.6 Sumber Data

Data yang disajikan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan sekunder yang relevan yaitu:

1. Data primer adalah data empiris yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama (responden) pada lokasi penelitian.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis, serta dokumen-dokumen, buku-buku, skripsi, jurnal, makalah, dan Undang-Undang terkait penelitian ini, termasuk literature-literatur bacaan lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

(12)

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

N o

Jenis pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang 2.890.500

2 Bahan habis pakai 1.009.500

3 Perjalanan 3.290.000

4 Lain-lain 1.310.000

Jumlah Rp 8.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan

No

J e n i s K e g i a t a n

B u l a n

1 2 3

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penelusuran Lokasi Penelitian (observasi) 2 Pengambilan Data dan Wawancara

3 Pengamatan Secara Langsung

(13)

BAB 5. DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Hadari. 1983. Perundang-Undangan Pendidikan. Jakarta: Ghalia.

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pemgatar Pendidikan. Jakarta:

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan Kertas HVS Untuk mencetak

kuesioner dan hasil penelitian

3 rim 60.000 180.000

Tinta printer Untuk mencetak kuesioner dan hasil penelitian

8 botol 40.000 320.000

Logbook Untuk mencatat hasil penelitian

1 buah 19.500 19.500

Pulpen Untuk alat tulis survey

6 buah 8.000 48.000

Map plastik Untuk menyipan form kuesioner

5 buah 10.000 50.000

Kertas foto Untuk mencetak hasil dokuentasi

2 rim 19.000 38.000

Kertas jilid Untuk sampul proposal

(29)

Steples Untuk merapikan

Buku hadiah buku peraturan atau UU tentang sistem pendidikan di Indonesia

1 buah 120.000 120.000

DVD RW menyimpan data (draft) laporan

survey lapangan 20 kali 70.000 1.400.000

Makassar-tempat penelitian (SMP)

survey lapangan 10 kali 70.000 700.000

Makassar-tempat penelitian (SMA)

survey lapangan 10 kali 70.000 700.000

(30)

4. Lain-lain

Material Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga satuan

Jumlah (Rp) pembuatan

laporan

sebagai hasil penelitian

3 20.000 60.000

pembuatan draft konsep hasil

Luaran yang dihasilkan

5 220.000 1.100.000

poster Luaran yang dihasilkan

1 150.000 150.000

Sub Total (Rp) 1.310.000

Total Keseluruhan (Rp) 8.500.000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas N

(31)

(Jam/Min

2 Refah Kurniawan Ilmu Hukum 5 Isra Nurpadilah Hukum

(32)
(33)

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian dalam akuntansi merupakan proses pemberian jumlah moneter (kuantitatif) yang bermakna pada aktiva. Salah satu tujuan dari penilaian adalah untuk menyajikan

H3 .1 : Bukti Fisik tangibles berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kepuasan pasien dengan persepsi terhadap harga sebagai variabel intervening Berdasarkan dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Ada tidaknya pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar Kewirausahaan siswa kelas XI Administrasi

Salah satu strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan pemberian reinforcement atau penguatan melalui layanan bimbingan dan

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pelaksanaan Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI di SMP Negeri 5 Yogyakarta dinyatakan telah berjalan dengan baik.(2) Respon guru

Berendah hati banyak manfaat Dalam bergaul orang kan hormat Saudara suka sahabat mendekat Hidup beramai semakin erat Manfaatnya dapat dunia akhirat Tunjuk Ajar Melayu mengajarkan agar

Hal senada juga disampaikan oleh siswa kelas XII. Adapun hasil wawancara tersebut sebagai berkut:“ Perilaku disiplin yang diterapkan di sekolah adalah disiplin

Dalam rangka peningkatan produksi tanaman pangan, pembangunan sektor pertanian mengutamakan program intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Seiring dengan perkembangan