• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Metode Pelaksanaan PEMELIHARAAN G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Metode Pelaksanaan PEMELIHARAAN G"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

KOP SURAT PERUSAHAAN per lembar

METODE PELAKSANAAN

DIISI DISESUAIKAN DENGAN PEKERJAAN…

Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan, penilaian terhadap pemenuhan syarat substantive yang ditetapkan dalam Dokumen/Rencana Kerja & Syarat-Syaratnya (RKS)/Spesifikasi Teknis, metode kerja untuk jenis – jenis pekerjaan utama dan penunjang atau sementara yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan diyakini menggambarkan penguasaan penawaran untuk

melaksanakan KEGIATAN/PEKERJAAN : Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam Poltekkes Kemenkes Medan

persyaratan pelaksanaan, antara lain :

yang memenuhi

1.

Memenuhi persyaratan substantif yang

ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan

2.

Menggambarkan penguasaan penawar untuk

menyelesaikan pekerjaan

Tahapan dan cara pelaksanaan yang

3.

menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari

awal sampai akhir

Lingkup Pekerjaan untuk Kegiatan Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medanyang mencakup :

I.

A

III

IV

B

PEKERJAAN PENDAHULUAN

GEDUNG BLOK B

PEKERJAAN PENGECATAN

PEKERJAAN M&E

(2)

BAB – I

KETENTUAN UMUM & ADMINISTRASI

1. DATA KEGIATAN/PEKERJAAN

Kegiatan : Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

Jangka Waktu Pelaksanaan : 60 (ENAM PULUH) HARI KALENDER

2.

3.

MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD

Membuat metode pelaksanaan yang efisien sehingga waktu pelaksanaan pekerjaan pembangunan dapat dicapai sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Memberikan gambaran tentang manajemen dan tata cara

pelaksanaan pekerjaan dilapangan. TUJUAN

Mendapatkan hasil pekerjaan yang tepat ; 1. KUANTITAS

2. KUALITAS

3. WAKTU

SASARAN DAN MUTU

SASARAN

Dicapai metode kerja yang efisien dalam mengantisipasi waktu yang singkat dan diperoleh bangunan dengan sistem yang andal, mudah dan efisien.

MUTU

Didapatkan hasil pelaksanaan yang memuaskan yang tercapai dengan dilakukannya proses QC (Qualty Control)

(3)

BAB – II

KETENTUAN UMUM TEKNIS

BAGIAN PERTAMA

PERATURAN DAN KETENTUAN

PERATURAN DAN KETENTUAN

1. Melaksanakan pekerjaan dengan benar, penuh tanggung jawab dan penuh ketelitian sesuai dengan kontrak. Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semuanya harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.

2. Disamping rencana kerja dan syarat-syarat, gambar-gambar pelaksanaan serta penjelasan-penjelasan lain yang termasuk dalam Dokumen Surat Perjanjian, maka ketentuan-ketentuan umum yang berlaku adalah :

a.

Peraturtan-peraturan Umum (Algemene Voorwaarden) disingkat AV.19.41 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-5/1961.

Peraturan Umum Mengenai Instalasi Listrik (AVE) Peraturan Tentang Instalasi Listrik, PUIL 1977. Pedoman Plumbing Indonesia, Tahun 1979. Peraturan Dinas Kebakaran Pemerintah.

Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara.

Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Departemen Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI 1980)

Peraturan yang ditetapkan Dinas Kebakaran setempat Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI).

Lain - lain syarat umum yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang berlaku di Indonesia. Peraturan khusus daerah setempat.

2. KETENTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN

1. Semua bahan bangunan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan

Konsultan Pengawas/Direksi, dan disimpan atau ditimbun sedemikian rupa sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara teknis sesuai syarat pengamanan yang berlaku.

2. Penimbunan, penyimpanan dan pengerjaan bahan bangunan tidak boleh dilakukan di luar lapangan.

3. Pengangkutan bahan - bahan bangunan dari luar ke lapangan kerja agar dilaksanakan pada jam-jam kerja , jika seandainya ada pengiriman bahanbahan pada malam hari, harus seizin Konsultan Pengawas/Direksi. 4. Proyek yang bersangkutan diatur serta ditertibkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keindahan dan

kebersihan lingkungan sekitar, antara lain dengan penggunaan pagar penutup serta pengaturan pembuangan bahan sisa.

5. Mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat, Instansi Pemerintah lain yang berwenang.

6. Melaksanakan pekerjaan secara lengkap dengan pembuatannya; antara lain membuat atau menyediakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan seperti steger, stoot werk, cetakan dan lain-lain kecuali yang nyata-nyata disediakan oleh Pemberi Tugas.

(4)

BAGIAN KEDUA

RENCANA KERJA PELAKSANAAN

1.

2.

3.

Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan, bersama - sama dengan perencana, pengawas teknis, instansi terkait dan instansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian / kontrak.

b. Menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPMK.

c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan adalah :

⇒ Organisasi kerja

⇒ Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan

⇒ Jadwal pelaksanaan pekerjaan

⇒ Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil ⇒ Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan

⇒ Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja. ⇒ Penyusunan program mutu proyek.

Program Mutu

Menyampaikan program mutu lengkap meliputi:

a. Membuat penjelasan mengenai metode keselamatan kerja pada setiap item pelaksanaan pekerjaan secara lengkap dan terperinci sebagai berikut :

⇒ Mencerminkan usaha keselamatan kerja pada setiap kegiatan secara berkesinambungan ⇒ Kesesuaian penggunaan alat keselamatan

⇒ Mencerminkan usaha keselamatan tenaga kerja dan pihak lain di lingkungan kerja; serta ⇒ Kesesuaian Program K3 yang dibuat dengan pelaksanaan pekerjaan.

b. Membuat penjelasan mengenai program mutu pada setiap jenis pekerjaan secara lengkap dan terperinci sebagai berikut:

⇒ Informasi Umum

⇒ Organisasi / Struktur Organisai

⇒ Uraian tugas dan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan ⇒ Prosedur pelaksanaan pekerjaan

⇒ Prosedur instruksi dan inspeksi kerja; serta

⇒ Bagan alir kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

PERSONIL INTI & ORGANISASI PELAKSANAAN LAPANGAN

1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak, membuat organisasi pelaksanaan lapangan, dengan pembagian tugas, fungsi dan wewenang yang jelas tanggung jawabnya masing-masing.

2. Penempatan personil yang proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya masing - masing sedangkan untuk tenaga - tenaga ahli telah memenuhi ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi.

3. Untuk pelaksanaan pekerjaan / proyek menunjuk penanggung jawab lapangan, yang dalam penunjukannya terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.

4. Tidak memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun para penanggung jawab lapangan, diluar pekerjaan / proyek yang bersangkutan.

5. Selama jam - jam kerja tenaga ahli / wakil atau para penanggung jawab lapangan harus berada dilapangan pekerjaan kecuali berhalangan / sakit maka menunjuk / menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan.

(5)

4. BAHAN DAN PERALATAN

1. Bahan Peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dalam surat perjanjian / kontrak , akan disediakan sesuai dengan kebutuhan dilapangan yang dikirim secara bertahap. 2. Bahan material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :

a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang berlaku di Indonesia.

b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat / perjanjian / kontrak, RKS, gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.

c. Sebelum digunakan / dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan peralatan tersebut untuk mendapat persetujuan dari pengguna barang / jasa.

d. Pengguna barang / jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan.

3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang / jasa harus segera disingkirkan dari lokasi / lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.

4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan / dipasang belum atau telah mendapat persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan maka wajib mengganti / memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.

5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak ada lagi dipasaran, maka segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan tertulis dari pengguna barang / jasa. Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.

6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat 5 diatas tidak dapat dijadikan alasan keterlambatan pekerjaan

7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan dilokasi / lapangan proyek, adalah menjadi tanggung jawab kami termasuk tempat dan penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu mobilisasi kerja dilapangan. 8. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:

1.

5. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule) diperlukan untuk pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.

Waktu pelaksanaan yang direncanakan selama 60 (enam puluh) hari kalender.  Pengajuan

a. menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu yang disepakati yang telah ditentukan. Jadwal

pelaksanaan itu diserahkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan detil yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini, dimana detil tersebut harus menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan dalam melaksanakan Pekerjaan.

b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 ( tujuh ) hari kerja setelah

penandatanganan surat perjanjian / kontrak, untuk diperiksa / disetujui oleh pengawas teknis dan disahkan oleh pengguna barang / jasa.

c. Setiap akhir setiap bulan, melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual.

d. Setiap interval mingguan, menyerahkan pada setiap hari Senin pagi, jadwal kegiatan mingguan yang menunjukkan lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut. e. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada dilokasi / lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan

dan salah satunya ditempel diruangan rapat proyek, sebagai acuan patokan kemajuan bobot pekerjaan.  Detail Jadwal Pelaksanaan

(6)

b. Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang berkaitan harus digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan.

c. Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan.

d. Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.

e. Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan gambaran tentang kemajuan keuangan rencana pada setiap akhir bulan terhadap kemajuan keuangan aktual.

f. Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang. Ukuran lembar kertas minimum adalah A3.

 Analisa Jaringan (Network Analysis)

Menyediakan Analisa Jaringan yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan sehingga dapat diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat diperoleh jadwal untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh jadwal pelaksanaan.

 Jadwal Penyediaan Bahan

Menyediakan jadwal yang terpisah untuk lokasi semua sumber bahan, bersama dengan rencana tanggal penyerahan contohcontoh bahan dan rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman.

 Revisi Jadwal Pelaksanaan

Waktu : Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan harus dilaksanakan bilamana kemajuan aktual berbeda lebih dari 20 (dua puluh) persen dari kemajuan rencana atau bilamana terdapat perubahan kuantitas yang menyolok setelah diterbitkannya Variasi atau Addenda.

Laporan : Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan maka harus melengkapi laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang harus meliputi :

a. Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya perubahan cakupan, revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal. b. Pembahasan lokasi-lokasi ynag bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat yang sedang berlangsung

maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.

c. Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya. 6.

7.

PERBEDAAN UKURAN

1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.

2. Jika merasa ragu - ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Pengawas Teknis atau Perencana.

SARANA PENUNJANG PROYEK

1. Membuat / mendirikan bangunan sementara seperti los kerja bangsal / direksi keet yang cukup luas dan lain -lain yang diperlukan. Menyediakan perlengkapan ruang kerja Pengguna Anggaran dan Pengawas Teknis dengan jumlah sesuai kebutuhan

2. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya serta terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.

3. Sarana Penunjang Direksi keet / gudang / bedeng sementara pagar pengaman dan perlengkapannnya serta pompa kerja adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang dipakai habis pada saat setelah pekerjaan selesai.

4. Menyediakan peralatan kerja bantu yaitu : air, aliran listrik, pompa air, alat - alat pemadam kebakaran, dll. 5. Untuk segala kebutuhan / keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak disebut dan

dinyatakan dalam peraturan dan syarat - syarat ( RKS ) maupun dalam gambar.

(7)

a. Kerusakan - kerusakan yang timbul akibat kelalaian / kecerobohan yang disengaja maupun tidak disengaja.

b. Penggunaan sesuatu yang salah / keliru. c. Kehilangan - kehilangan.

8. Untuk mencegah kejadian - kejadian tersebut diatas, menyediakan jasa pengamanan pelaksanaan proyek pembangunan setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.

9. Mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam kotoran bekas - bekas bongkaran dan alat - alat lainnya, harus segera diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis / Pengguna Anggaran.

8.

9.

PERUBAHAN PEKERJAAN

1. Pada dasarnya seluruh volume dan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak harus dilaksanakan. Apabila karena sesuatu hal volume dan atau item pekerjaan tidak dapat dikerjakan oleh rekanan dengan pertimbangan yang bisa dipertanggung jawabkan, maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Kepala Unit / Satuan Kerja yang bersangkutan, Pengawas Teknis dan Perencana Teknik

2. Persetujuan dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan yang dibuat oleh Perencana yang didasarkan atas Berita Acara Peninjauan Lapangan yang dibuat oleh Pengawas Teknis serta Perencana. Adapun Berita Acara Perubahan tersebut ditanda tangani bersama rekanan, Unit / Satuan Kerja, dan Pengawas Teknis serta Perencana.

3. Jika dimungkinkan item atau volume pekerjaan yang telah mendapat persetujuan untuk tidak dilaksanakan dapat dilakukan pengalihan pekerjaan. Item dan volume pekerjaan baru ditetapkan bersama dan dituangkan dalam Berita Acara tambah Kurang dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2) diatas.

TANGGUNG JAWAB

1. Bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan - ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

2. Kehadiran Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi saran tidak mengurangi tanggung jawab tersebut diatas.

3. Bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Timbul akibat pelaksanaan pekerjaan dan berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan baik dan benar. 4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, berkewajiban memberikan

saran - saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, akan bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.

5. Bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan. 6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab kami. 7. Selama pembangunan berlangsung, menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, Pengawas dan

milik Pihak ketiga yang ada di lapangan, dan keamanan yang dilaksanakannya sampai dengan tahap serah terima.

Bila terjadi kehilangan bahan - bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum, adalah tanggung jawab kami dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

8. Apabila terjadi kebakaran, bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang - barang maupun keselamatan jiwa.

(8)

BAGIAN KE TIGA

PERSYARATAN UMUM LAPANGAN

1.

2.

PERSYARATAN UMUM

1. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja

a. Air untuk bekerjaan harus disediakan dengan membuat sumur pompa di tapak proyek.

b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari Lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Pengawas maupun Pemberi Tugas / Pengguna ( user ).

c. Listrik untuk bekerja disediakan dan diperoleh dari sambungan PLN setempat selama masa pembangunan. d. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara

atas petunjuk Pengawas.

2. Pengadaan material dan peralatan.

a. Mengadakan dan menyediakan semua peralatan konstruksi dan bahan, baik untuk pekerjaan permanent maupun pekerjaan sementara termasuk segala macam barang lainnya yang diperlukan.

b. Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, bahan setengah jadi dan lain - lain, mengutamakan jasa produksi dalam negeri meskipun harus tetap memperhatikan syarat - syarat mutu bahan yang bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas, kecuali bila ditentukan lain dalam RKS Teknis.

3. Pencegahan gangguan terhadap tetangga

Segala jenis pekerjaan yang mungkin akan menimbulkan gangguan terhadap penghuni yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada jam - jam yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk Pengawas. Untuk hal tersebut tidak ada pertimbangan perpanjangan waktu maupun penambahan biaya.

4. Penyediaan alat pemadam kebakaran

Selama pembangunan berlangsung, menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 ( empat ) buah tabung masing - masing tabung

berkapasitas 15 kg bila diperlukan dan dipersyaratkan. 5. Drainase / saluran tapak sementara

Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak, membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada. Arah aliran ditujukan ke saluran yang sudah ada di

lingkungan pembangunan.

6. Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan

Menjaga keamanan lapangan yang meliputi barang - barang milik Proyek, Pengawas / Pemilik bangunan dan milik Pihak ketiga yang ada di lapangan. Bila terjadi kehilangan bahan - bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum, adalah merupakan tanggung jawab dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

Apabila terjadi kebakaran disebabkan kelalaian dilapangan, bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang - arang maupun keselamatan jiwa.

7. Memasuki lapangan dan bangunan proyek

Pemberi Tugas / Pemilik / Pengguna bangunan dan Pengawas atau setiap petugas yang iberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat - tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan / dipersiapkan atau dimana bahan / barang dibuat. Memberikan fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat – tempat tersebut.

Pemeriksaan Pekerjaan

(9)

b. Untuk jenis - jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada jenis pekerjaan lain yang tidak dapat diperiksa / tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka wajib meminta pada Pengawas secara tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan tertutup itu. Setelah pekerjaan yang akan tertutup tersebut dinyatakan baik, baru diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya atas persetujuan Pengawas.

c. Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatas tidak dijawab oleh Pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam sejak jam diterimanya permohonan tersebut ( tidak terhitung hari libur resmi ) pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan. Kecuali apabila Konsultan Pengawas meminta perpanjangan waktu pemeriksaan.

d. Apabila ketentuan - ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka Pengawas menyuruh bongkar bagian - bagian yang sudah dikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan.

3. Kemajuan Pekerjaan

a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas / Pemilik / Pengguna.

b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang

diperpanjang, maka Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah - langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

4. Pemeliharaan Kebersihan dan Kerapihan

a. Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu menjaga & memelihara kebersihan dan kerapihan lokasi pekerjaan. Menempatkan petugas khusus dan sarana untuk memelihara kebersihan & kerapihan, termasuk didalamnya sarana toilet ( air bersih dan air kotor

b. Kebersihan lapangan / pembuangan sampah dilakukan sejak dimulainya pekerjaan sampai dengan Serah Terima II Pekerjaan, menanggung biaya pemeliharaan kebersihan sesuai kesepakatan di lapangan / proyek. 5. Penyediaan Dokumen pelaksanaan di lapangan.

a. menyediakan 2 set seluruh dokumen pelaksanaan seperti yang disebut dalam buku RKS ini, untuk masing -masing diletakkan di Kantor /Direksi Keet.

b. Gambar kerja dan perhitungannya harus diserahkan dalam rangkap 4 untuk diperiksa dan disetujui Pengawas dan Perencana.

c. Pengadaan Mock up terhadap pekerjaan yang diminta oleh Pemberi Tugas / Pengawas harus dapat dipersiapkan oleh untuk keperluan proyek.

6.

7.

JENIS DAN MUTU BAHAN

1. Diutamakan produksi yang disetujui Oleh Perencana / Pemberi Tugas, dan Konsultan Pengawas/Direksi. 2. Uraian jenis dan mutu bahan tersebut harus sesuai dengan Standard yang disyaratkan.

MEREK - MEREK DAGANG :

Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang disebutkan dalam persyaratan teknis ini untuk maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya, dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (Merek) yang mengikat.

(10)

BAB – III

SYSTEM MANAJEMEN K3

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko.

Mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006 serta peraturan terkait lainnya.

Sistem Manajemen K3 Konstruksi

Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa.

Membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3)

a. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah paling sedikit 100 orang,

b. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100 orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah Project Manager/Site Manager/Tenaga Ahli dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.

c. Membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada Direksi Pekerjaan.

d. Melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

e. Melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.

f. Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3 Konstruksi.

K3 Kantor Lapangan Dan Fasilitasnya

1. Fasilitas Pencucian :

Menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi.

Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi berikut ini :

a. Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat beracun, zat yang menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya

(11)

d. Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja pada kondisi basah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai.

e. Untuk kondisi normal, Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air untuk mandi dengan jumlah sekurang-kurangnya satu untuk setiap 15 orang.

2. Fasilitas Sanitasi

Menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja.

Mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka persyaratan minimumnya adalah:

a. Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu peturasan;

b. Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu kloset.

c. Mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas pembuangan pembalut wanita.

d. Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah diakses,

mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toilet harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.

e. Menyediakan satu toilet jika: setiap jumlah pria dan setiap jumlah wanita kurang dari 10 orang; toilet benar-benar tertutup; mempunyai kunci dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita; tidak terdapat urinal di dalam toilet tersebut.

3. Air Minum

Menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja dengan persyaratan : a. Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air minum b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku

c. Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus: bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas; harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.

4. Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja.

Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

5. Penerangan

Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya. Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin. Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan.

6. Pemeliharaan Fasilitas

Menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.

7. Ventilasi

(12)

8. Ketentuan Bekerja Pada Tempat Tinggi

Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan oleh pekerja yang mempunyai pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat. Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau beberapa pelindung sebagai berikut :

1. Terali pengaman lokasi kerja, jarring pengaman, sistem penangkap jatuh. 2. Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kerja

3. Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanjang tepi lantai kerja atau tempat kerja yang terbuka.

4. Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada bahaya material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di bawah pelataran kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses orang atau dapat digunakan jaring pengaman.

5. Terali pengaman lokasi kerja

6. Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan di atap, lantai, atau lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi syarat:

a. 900 – 1100 mm dari pelataran kerja; b. Mempunyai batang tengah (mid-rail);

7. Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja atau material dari atap/tempat kerja.

Jaring pengaman

Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh.

Sebaiknya digunakan kendaraan khusus (mobile work platform) saat memasang jaring pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut tidak tersedia maka pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali pengaman (safety harness) atau menggunakan perancah (scaffolding).

Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja.

Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan lantai/tanah sehingga jika seorang pekerja jatuh pada jaring tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.

Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system)

Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk system rel inersia (inertia reel system), safety harness dan tali statik. Pekerja yang diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih dahulu. Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap.

Pekerja yang menggunakan safety harness tidak diperbolehkan bekerja sendiri.

Pekerja yang jatuh dan tergantung pada safety harness harus diselamatkan selama-lamanya 20 menit sejak terjatuh.

10. Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel inersia, dan/atau jaring pengaman. Tangga

Jika tangga akan digunakan, harus:

Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan; Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;

Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat bergesernya tangga; Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;

Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga berada sekurang-kurangnya 1m di atas lantai kerja;

Perancah (scaffolding)

Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun oleh orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder.

Seluruh perancah harus diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada saat :

sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan, setelah cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi.

Catatan tersebut harus ditandatangani oleh orang yang melakukan inspeksi. Orang yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa :

a. Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.

b. Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan dilengkapi dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.

(13)

e.

Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin stabilitas. Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.

Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari cacat dan telah tersusun dengan baik. Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.

Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang dapat jatuh.

Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, pastikan bahwa bebannya disebarkan secara merata.

k. Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan perancah yang tidak lengkap.

Elektrikal

Pasokan listrik

Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang memenuhi syarat : a. Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt. b. Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat akan secara otomatis terputus jika

terjadi kerusakan pada earth. c. Alat mempunyai insulasi ganda.

d. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa sehingga voltase ke earth tidak akan melebihi 55 volt AC; atau

e. Mempunai alat pengukur arus sisa (residual).

Supply Switchboard sementara

Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi perhatian utama dan harus : a. Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan terganggu oleh cuaca. b. Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel sedemikian rupa sehingga tidak akan

merusak kabel lentur yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan mekanis. Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP.

c. Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.

d. Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus untuk ini. e. Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut.

Inspeksi peralatan

Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi yang menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.

Jarak bersih dari saluran listrik

Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah tidak boleh berada kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin tertulis dari pemilik saluran listrik.

Material Dan Kimia Berbahaya

Alat pelindung diri

Menyediakan alat pelindung diri bagi pekerjanya dengan ketentuan :

1. Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan harus memahami alasan penggunaannya.

2. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko terluka dari objek jatuh, menyediakan helm pelindung dan seluruh personil yang terlibat di lapangan harus menggunakannya. 3. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau dari

serpihan material seperti potongan gergaji kayu, atau potongan beton.

(14)

5. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi. 6. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.

7. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada bahaya seperti asbes, asap dan debu kimia.

Bahaya pada kulit

1. Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama di tangan akibat penggunaan bahan berbahaya.

2. Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen.

3. Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin. Penggunaan krim pelindung dapat mengurangi resiko kerusakan kulit.

4. Sedapat mungin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan. Pakaian ini termasuk baju lengan panjang, sarung tangan dan sepatu pelindung.

5. Menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti pakaian.

6. Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman beton dimana debu mulai terbentuk. Penggunaan bahan kimia

1. Mempunyai prosedur yang mengatur tata cara menangani bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara penyimpanan, tata cara pembuangan limbah.

2. Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu tempat yang aman dan berventilasi baik. 3. Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu

dilakukan jika terjadi masalah. Asbestos

1. Seluruh pekerja yang terlibat harus menggunakan pakaian overall sekali pakai atau overall yang dapat dicuci ulang.

2. Perlengkapan pernafasan harus selalu digunakan.

3. Gunakan jaring dengan lembar yang tidak lulus udara. Lakukan uji udara sebelum menggunakan daerah kerja.

Pemotongan dan pengelasan dengan gas bertekanan tinggi

Memperhatikan potensi bahaya sebagai berikut :

1. Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana, asetilen), biasanya dari kerusakan pada selang atau pada sambungan selang.

2. Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar pemotong. 3. Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las.

4. Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las. Penanganan tabung

1. Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani dengan kasar. Jika memungkinkan, gunakan troli dengan mengikat tabung dengan rantai.

2. Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah jatuhnya tabung. 3. Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika diposisikan berdiri sebelum digunakan Penyimpanan

Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan selesai dan disimpan jauh dari tabung. Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar dan sumber api.

Peralatan

1. Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang harus diperiksa setiap hari untuk memeriksa tanda kerusakan.

2. Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus disambung akibat adanya bagian yang rusak, gunakan hose coupler dan hoseclamps.

(15)

Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung

1. Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat pemadam yang memadai. 2. Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan pakaian pelindung untuk melindungi dari api.

Penggunaan Alat-Alat Bermesin

Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan manual penggunaan dan keselamatan yang salinannya dapat diakses secara mudah oleh operator atau pengawas lapangan.

Alat pemaku dan stapler otomatis dan portable, menggunakan pemaku dan stapler otomatis dan portabel, maka ketentuan keselamatan di bawah ini harus dipenuhi :

1. Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut memiliki pengaman.

2. Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung alat diarahkan pada suatu permukaan benda yang aman.

3. Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu benda.

4. Jika sumber tenaga alat pemaku dan stapler otomatis menggunakan tenaga pnematik, tidak diperkenankan menggunakan sumber gas yang berbahaya dan mudah terbakar.

5. Alat yang rusak tidak boleh digunakan.

6. Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat menggunakan alat tersebut.

Alat portabel bermesin (Portable Power Tools)

Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat bermesin lainnya harus dilengkapi dengan alat pengaman sepanjang waktu.

Ketentuan keselamatan sebagai berikut :

1. Setiap operator harus telah dilatih untuk menggunakan alat-alat tersebut di atas.

2. Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis pekerjaan yang dilakukan. 3. Alat atau mesin yang rusak tidak boleh digunakan.

4. Alat pemotong harus terjaga ketajamannya.

5. Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat menggunakan alat tersebut. 6. Daerah di sekitar alat atau mesin harus bersih.

7. Kabel penyambung (extension) harus ditempatkan sedemikian rupa agar terhindar dari kerusakan dari peralatan dan material.

8. Penerangan tambahan harus diberikan ketika menggunakan alat atau mesin tersebut.

Alat kerekan (hoist) pengangkat material dan orang

1.

Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang yang berkompeten. Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk mengoperasikan alat.

Alat pengangkat harus berada di atas pondasi yang kokoh dan diikat pada bangunan atau struktur. Akses untuk operator dan personil yang melakukan pemeliharaan harus aman.

Keranjang alat pengangkat mempunyai ketinggian minimum 2 m, dengan sisi dan pintu tertutup penuh (solid) atau ditutup dengan ram kawat dengan diameter kawat minimum 3 mm dan dengan bukaan maksimum 9 mm. Keranjang alat pengangkat harus ditutup dengan atap sekurang-kurangnya dari papan kayu atau plywood dengan tebal minimal 18 mm.

Tinggi pintu keranjang minimum 2 m dan mempunyai kunci yang aman. Pintu solid harus mempunyai panel yang tembus pandang.

Jarak dari lantai keranjang ke permukaan tanah tidak boleh lebih dari 50 mm.

Kerangjang alat pengangkat harus mempunyai mekanisme pengunci elektromekanik yang hanya dapat dibuka dari keranjang dan hanya dapat dibuka ketika keranjang berada di permukaan tanah serta dapat mencegah beroperasinya alat pengangkat ketika keranjang sedang dibuka.

Pengangkatan dikendalikan di dalam keranjang alat pengangkat. Semua bagian dari metal harus dihubungkan ke bumi (earth).

(16)

14. Harus tersedia suatu mekanisme untuk keadaan darurat dan untuk mengeluarkan orang yang terjebak dalam keranjang.

15. Harus tersedia alarm darurat di dalam keranjang.

16. Jika memungkinkan, sediakan alat komunikasi antara operator dan personil yang bekerja.

(17)

BAB – IV

TAHAPAN DAN URAIAN PEKERJAAN

BAGIAN PERTAMA

PEKERJAAN PENDAHULUAN

PERSIAPAN ADMINISTRASI & LAPANGAN

A. ADMINISTRASI

1. Perijinan (Izin Mulai Kerja)

2. Penyiapan Buku Direksi, Buku ijin pelaksanaan, Form Lapangan (Lap.Harian, Lap.Mingguan) 3. Koordinasi dengan Pengguna Jasa dan Direksi (Pengawas) dan Pree Construction Meeting (PCM)

Dokumentasi Pengadministrasian

Dokumentasi tersebut sangat relevan untuk diingat ketika kita memimpin suatu proyek. Salah satu tugas penting seorang manajer proyek adalah mempersiapkan dokumentasi. Tanpa dokumentasi yang memadai, proyek akan terbengkalai. Kebutuhan dokumentasi akan berubah seiring dengan kemajuan pelaksanaan proyek. Pada tahap persiapan (initiation), kita memerlukan dokumen yang menguraikan tujuan, batasan dan syarat-syarat / kriteria keberhasilan proyek. Salah satu dokumen penting dalam tahap ini adalah Project Charter. Setelah tahap persiapan dilalui, kita masuk pada tahapan perencanaan (planning).

Manajer proyek beserta tim, mulai melakukan pendalaman akan hasil akhir yang diinginkan serta langkah-langkah untuk mewujudkan hasil akhir tersebut. Dokumen tersebut akan berisi hal-hal seperti :

(1) Definisi produk atau jasa yang dihasilkan proyek (project delivarables)

(2) daftar aktifitas untuk menghasilkan project deliverables, urutan pelaksanaan dan durasi untuk setiap aktifitas (project schedules)

(3) rencana sumber daya yang dibutuhkan, perkiraan biaya, dan alokasi sumber daya ke setiap aktifitas (project cost management).

(4) Tingkat kualitas project deliverables yang dikehendaki, langkah-langkah untuk menjamin kualitas dan rencana untuk pengendalian kualitas.

Dokumen perencanaan itu biasanya disebut dengan Project Plan.

Selain tentang project scope, schedule, cost dan quality, project plan juga mengandung informasi tentang struktur organisasi tim proyek (human resources), rencana komunikasi tim dan progress report (project communication), daftar resiko dan menanggulangannya (project risk) dan rencana kerjasama dengan vendor untuk pengadaan barang/jasa (project procurement).

Ketika proyek memasuki tahap pelaksanaan (execution), terdapat dua jalur dokumentasi.

1. Jalur pertama adalah untuk melaksanakan project tracking – yaitu memantau kemajuan proyek apakah ada simpangan dari rencana yang telah ditetapkan, sehingga kita dapat menjaga agar proyek tetap `on the right track' (controlling). Dokumen yang biasa digunakan untuk ini adalah Dokumen Project Progress Report. Jalur kedua adalah untuk melacak keputusan dan dampaknya terhadap pelaksanaan proyek.

(18)

Dua jalur dokumen harus tetap dipertahankan walaupun intensitas proyek menurun. Hal ini penting karena, (1) kita perlumendokumentasi proses yang berlangsung selama proyek dan pelajaran yang telah didapat, baik

untuk kemajuan pribadi maupun untuk dibagi dengan orang lain.

(2) lota perlu dokumen untuk mencatat berbagai perubahan yang terjadi – baik dari sisi lingkup kerja, waktu, biaya maupun kualitas. Sebagai manajer proyek, tidak hanya sekedar pemimpin tim proyek, dalam porsi tertentu, berperan sebagai manajer operasional perusahaan. Karena itu, dalam hal dokumentasi ada beberapa kiat yang diperhatikan :

⊥ Jenis dokumen yang harus dipelihara secara berkala – arsip karyawan,dokumen kontrak, pesanan

pembelian, anggaran, actual cost dan sebagainya.

⊥ Dokumen (document retention). Sebagian dokumentasi hanya digunakan selama proyek berlangsung

seperti notulen rapat tim dan lain-lain. Dan ada yang digunakan terus walaupun proyek telah usai seperti peta proses, standard operating procedure baru, kode hasil revisi dan lain-lain. Dokumentasi jenis pertama, dapat dibuat dalam format yang menurut kita terbaik, akan tetapi untuk dokumentasi kedua, kita perlu memikirkan kebutuhan dan standard yang dimiliki/dipahami oleh Pengguna Jasa.

1. Dokumentasi Foto Proyek

2. Membuat foto kegiatan yang termasuk dalam laporan proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan meliputi tiga phase (pada saat 0 %, 50 % dan 100 %), dipotret pada 4 titik pada setiap profil tahapan pekerjaan. Pemotretan dilakukan pada titik pengambilan dan arah yang sama, disusun dalam album, dibuat tiga rangkap, dilengkapi dengan keterangan gambar foto dan gambar titik Pengambilan/ pemotretan pada sket/situasi lapangan atau denah bangunan.

3. Jenis dan mutu barang yang dipakai adalah foto berwarna, ukuran postcard dan dicetak jelas. 4. Foto-foto tersebut dilampirkan pada waktu mengajukan tagihan pembayaran/ termyn sesuai dengan

tahapnya.

5. Untuk keperluan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat foto yang menunjukan proses dan kemajuan pekerjaan :

a) b) c) d) e)

Keadaan lapangan sebelum pekerjaan dimulai. Keadaan lapangan pada saat pekerjaan persiapan Keadaan lapangan pada saat setiap tahapan pekerjaan Keadaan lapangan tiap - tiap minggu / bulan

Keadaan lain-lain menurut kebutuhan Konsultan Perencana.

6. Foto harus berwarna, ukuran 4R atau 5R sebanyak 4 set, berikut negativenya. Pembuatan foto menggunakan foto digital dan atas ijin atau permintaan pemberi tugas, Konsultan Pengawas / MK

7. Seluruh biaya pembuatan foto dokumentasi berikut albumnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan & dilakukan sampai penyerahan pertama.

(19)

2. PAPAN NAMA PROYEK

 Pembuatan dan Pemasangan papan nama kegiatan dengan bentuk, ukuran, isi tulisan dan warna harus dibuat sesuai sesuai ketentuan, sebagai berikut :

 Papan nama dibuat dari bahan multiplek tebal 4 mm, panjang 240 cm, lebar 120 cm, dengan tiang kaso ukuran 5 x 7.

 Jenis tulisan memakai huruf, tulisan dan garis warna hitam.

 Untuk Kegiatan Dana Pembangunan Provinsi seluruh bagain dasar (A & B) warna Putih.

 Untuk Kegiatan Dana Daerah lainnya dasar Bagian (A) warna Putih dan dasar bagian (B) warna orange.  Penempatan Papan Nama Kegiatan, di dalam lokasi kegiatan pada tempat yang mudah terlihat umum dan

dipasang saat mulainya pelaksanaan pekerjaan

 Papan Nama Kegiatan tersebut dicabut setelah penyerahan kedua (Final Hand Over/ FHO).

Pembuatan Papan Nama Kegiatan, diperlukan: Bahan ;

1. Triplek tebal 3 mm

2. Kayu Meranti uk.2x30x400 cm 3. Paku

4. Cat Warna (kayu) glotex

5. Beton tanpa tulang 1pc : 3psr : 5krl

Material No. 5 ( Pasir Beton, Semen (PC), Koral Beton/Split, Air Bersih) Tenaga Kerja ;

12. Dan peralatan bantu lainnya

3. DIREKSI KEET

 Membangun, menyediakan, memelihara dan menjaga kantor proyek / Direksi Keet yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek untuk pengelolaan dan pengawasan proyek selama berlangsungnya pekerjaan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

 Pada saat selesainya Kontrak semua bangunan/ kantor darurat tersebut harus dibongkar atau dibersihkan dari lokasi.

 Mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah.

 Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program, dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan dilengkapi obat-obatan P3K serta memenuhi syarat kesehatan.

(20)

 Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya, semua jenis bahan dan peralatan yang dipakai tidak diijinkan

menggunakan bahan/ barang bekas pakai.

 Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.

 Menyediakan gudang untuk penyimpanan material yang cukup memenuhi syarat agar material-material yang tersimpan tidak lekas rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran/ tabung apar (alat pemadam api ringan)

 Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.

 Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir.

 Mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material selama kegiatan berlangsung.

 Bangunan yang diuraikan dalam pembangunan ini akan dibayar menurut pembayaran Lump Sum sesuai yang tertera dalam penawaran RAB, sedangkan untuk Mobilisasi dimana dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan tersebut setelah Pekerjaan selesai.

Kelengkapan Kantor Dan Fasilitas

Menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek selama kelangsungan pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari :

1. Meja dengan kursinya. 2. 1 set meja dan kursi tamu.

3. Lemari/ rak untuk penyimpanan dokumen-dokumen. 4. Papan tulis beserta pelengkapannya.

5. Panel untuk gambar.

6. Lemari Obat-obatan dan P3K

7. Gambar kerja sesuai dengan lokasi lingkup kerja.

Kantor Direksi keet dibuat dengan ukuran panjang 6 m dan lebar 6 m, dengan jenis dan mutu bahan dipakai adalah sebagai berikut :

a) Atap

: rangka kayu borneo

: disesuaikan dengan kebutuhan kantor kerja

4. Pembuatan Direksi Keet, diperlukan:

Pekerjaan Bawah :

1. Pekerjaan beton tanpa tulang 1:2:3 split (lantai kerja + pondasi tiang) Pekerjaan Atas :

Pekerjaan kayu meranti uk 5/10 cm Palembang (tiang, balok penglari, bubungan, kuda-kuda) Pekerjaan kayu meranti uk 4/6 cm Palembang (balok apit, gordin, rangka dinding)

Pas. dinding triplex uk. 4 x 8 ft tebal 3 mm

Pas. atap asbes semen gelombang uk. 210 x 105 cm tebal. 4 mm Pas. nok sirap

Pas. pintu & jendela kaca kayu kelas I Pek. engsel pintu

(21)

Tenaga Kerja :

11. Dan peralatan bantu lainnya

PEMBUATAN GUDANG MATERIAL DAN ALAT-ALAT

 Bedeng Buruh/los kerja, gudang bahan dan alat-alat kerja sesuai kebutuhan Pelaksana Pekerjaan uk. 5x6 (30 m2).

 Bedeng Buruh/los kerja, gudang bahan dan alat-alat kerja merupakan bangunan sementara dengan konstruksi utama memakai kayu meranti atau sejenisnya. Penutup atap memakai asbes gelombang, dinding ditutup multiplex 4 mm, rangka kayu borneo 5/7, 5/10 cm diserut halus. Penutup dinding dan rangka harus difinish cat tembok, plafond memakai triplex 4mm finish cat. Daun pintu dilapis triplex finish cat, jendela memakai kaca polos, lantai difloor.

 Dengan tidak mengabaikan keamanan, kebersihan, dan bahaya kebakaran, serta dilengkapi tabung pemadam kebakaran serta perlengkapan K3.

 Los kerja dibuat batas pemisah terhadap gudang material/alat-alat kerja.

 Khusus untuk tempat bahan - bahan seperti pasir pasang, pasir beton, split, harus dibuatkan kotak simpan yang dibatasi dengan papan yang cukup rapat dan kuat, sehingga masing - masing bahan tidak tercampur.

 Alas lantai untuk gudang semen, harus dinaikkan setinggi 30cm atau lebih, memakai kayu lapis atau lainnya, rangka dibuat sedemikian rupa supaya kuat.

 Lokasi Bedeng Buruh/los kerja, gudang bahan dan alat-alat kerja atas persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

5. ALAT BANTU/SCAFOLDING

Selama periode pelaksanaan pekerjaan, alat bantu scafolding senantiasa akan terpasang dilapangan. Scafolding dipersiapkan sesuai kebutuhan dilapangan. Scafolding diset dengan kokoh untuk menjaga keselamatan dalam bekerja.

6. PEMBERSIHAN LOKASI

Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang Nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Pembersihan Selama Pelaksanaan

(22)

 Menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.

 Menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada berm lama atau yang barudikerjakan dan pada talud samping dipangkas dan dipelihara sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimum 3 cm.

 Menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.

 Menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.  Membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan

Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku. Pembersihan Akhir

 Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.

 Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan struktur saluran harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih.

 Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul kemudian dibuang.

7. PENGANGKUTAN PUING

Pengangkutan puing dalam pekerjaan ini mencakup : Puing-puing hasil bongkaran, Puing-puing sisa hasil bahan yang tidak terpakai. Puing-puing diangkut keluar dari lokasi pekerjaan dimana tempat dan lokasi pembuangan berkoordinasi dengan direksi/pengawas.

(23)

Peralatan Tenaga Kerja Bahan

Dan alat bantu lainnya

Mandor Pekerja

Waktu PElaksanaan Sesuai Jadwal dan Network Planning

BAGIAN KEDUA

PEMELIHARAAN GEDUNG BLOK B DAN GEDUNG BLOK C

A. PEKERJAAN BONGKARAN

Pekerjaan bongkaran pada pekerjaan mencakup :

1

Bkr. Atap genteng kodok

Bkr. Kaso reng

Bkr. Kuda2 kayu

Bkr. Plafond

Bkr. Lisplank

Bkr. Lantai granito 30x30

Bkr. Kuzen pintu/jendela

Bkr. Plesteran

Bkr. Partisi lt. II

Yang dimaksud dengan pekerjaan bongkaran adalah :

⊥ Pembongkaran bagian - bagian yang rusak, untuk diperbaiki kembali sesuai bahan dan bentuk aslinya. Untuk itu sebelum dibongkar, wajib dan harus dibuat dokumentasi berupa foto - foto, gambar kerja / as built drawing dan tanda letak dari bahan / bentuk benda tersebut.

⊥ Bagian-bagian dari hasil bongkaran yang bias dipakai akan kami serahkan kepada Pemberi Tugas dengan membuat Berita Acara Penyerahan Barang Hasil Bongkaran., sedangkan barang yang sudah tidak terpakai dan puing - puing bekas bongkaran harus dikeluarkan, dibuang, dan dibersihkan dari proyek.

⊥ Pembongkaran harus dilakukan dengan hati - hati, bilamana terjadi kerusakan pada bagian lain yang memang tidak boleh dibongkar, yang diakibatkan atas kesalahan Pelaksana Pekerjaan, maka biaya perbaikannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

⊥ Bila terjadi kecelakaan sebagai akibat dari pada pelaksanaan pembongkaran, maka Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas kejadian ini termasuk pembiayaannya.

⊥ Semua barang - barang bekas bongkaran harus disimpan untuk diperiksa dan diteliti serta mendapat persetujuan tertulis dari dinas Purbakala sebelum dibawa keluar dari lokasi proyek.

(24)

B. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP

(25)
(26)

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapis an anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord) 2. Rangka utama bawah (bottom chord)

3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.

4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi), 3. Pengiriman kuda -kuda dan bahan lain yang terkai t ke lokasi proyek

4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)

6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi: 1. Pemasangan penutup atap

2. Pemasangan kap finishing atap 3. Talang selain jurai dalam 4. Accesories atap

Pekerjaan rangka atap baja ringan zincalume adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang ( t r u s s ) yang telah dilapisi bahan zincalume untuk ketahanan terhadap karat.

Pemilihan rangka atap baja ringan (zincalume) didasarkan didapatkan antara lain : 1. Material yang tahan lama dan tahan terhadap segala kondisi cuaca .

2. Bahan zincalume adalah bahan yang kuat terhadapa air, tahan bakar dan tidak mudah berkarat.

3. Dengan berat bersih hanya 8kg/m2 terpasang sehingga sangat effisien dan tidak akan membebani konstruksi dan pondasi rumah. Rangka Baja ringan adalah material dengan berat yang cukup ringan bila dibandingkan dengan rangka kayu ataupun rangka baja.

4. Dari segi pemasangan , rangka atap baja ringan adalah bahan yang mudah, flexible dan cepat dikerjakan.

5. Jenis profile yang digunakan adalah ideal sehingga memudahkan perakitan yang sesuai dengan bentuk bangunan , rangka dapat dirakit dipabrik maupun dilokasi.

6. Penggunaan baja ringan bisa diaplikasikan dalam bentuk atap datar, miring, dan melengkung 7. Rangka atap bergaransi 15 tahun

Penggunaan jenis dan dimensi harus berdasarkan petunjuk dari pabrikator yang menyediakan material, dimana jarak maksimum bentang dan jenis atap yang digunakan berdasarkan dimensi jenis C Canal yang digunakan.

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya.

Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah :

1. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada kedua tumpuannya. 2. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.

3. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata. 4. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).

5. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.

6. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Dipasang langsung di atas ringbalk.

(27)

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengan wall -plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang.

Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.

Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudur tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus menggunakan talang dalam (Valley Gutter mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.

Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:

1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2 2. Panjang (termasuk kepala baut) 16mm 3. Kepadatan Alur 16 alurlinci

4. Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm 5. Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm Kekuatan Mekanikal

1. Gaya geser satu baut 5,10 KN 2. Gaya aksial 8,60 KN

3. Gaya Torsi 6,90 KN

Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut :

a. Langkah : Persiapan kerja

1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakan kuda-kuda, dan tidak diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.

2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatandan kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan diatas ketinggian.

3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bordan hexagonal socket, meteran, selangair (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergajibesi, palu, dan sebagainya.

b. Langkah 2 : Leveling dan marking

(28)

2.

3.

4.

Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada dibawahnya.

Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.

Mengukur jarak antar kuda-kuda

c. Langkah 3: Pengangkatandanpemasangankuda-kuda

1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.

(29)

3.

Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian disebelah kiri pekerja disebutsisi kiri, sedangkan yang berada disebelah kanannya adalah sisi kanan.

4. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurusdenganringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)

5. Mengencangkan kuda-kuda denganp lat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 –14 x 20 HEX.

6.

7.

8. 9.

Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.

Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.

Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum1,2 meter).

(30)

10. Memasang balok nok.

11. Memasangbracing (pengikat) sebagaiperkuatan, jikabekerjabebanangin. Bracing dipasang diatastop-chord dan dibawah reng.

(31)

13. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16x16 sebanyak2 (dua) buah

14. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpuring balk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.

15. Memasang ceiling battens dengan jarak antar masing-masing ceiling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceiling battens dengan ring balok diberibantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceiling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceiling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harusdi-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan

(32)

TENAGA KERJA PERALATAN BAHAN

Mandor/Pengawas Pekerja

Tukang Besi Tukang Las

Bar Cutter Bar Bender Mesin Las Meteran Waterpass/lot Pensil

Mesin Bor Kayu/Besi Kunci Pas, reng, inggris Obeng ( + - )

Tambang Takel Scafoolding Jaring Pengaman Steger

Mesin Gurinda Compressor Meteran Waterpass/lot

Dan alat bantu lainnya

Galvanized (Hot Deep Zinc – Z 220)

Profil Z dipergunakan sebagai Top Chord, Bottom Chord dan Rafter

Profil W dipergunakan sebagai Top Plate, Walling Plate, dan Webs

Profil C dipergunakan sebagai Webs.

Profil B50 (Ώ) dipergunakan sebagai reng/Top Chord Bracing, Bottom Chord Bracing, Diagonal Webs Bracing dan Lateral Tie.

Self Drilling Screw (SDS)

Baut dengan lapisan anti karat galvanis (class 2–Zinc plated)

Connector MGN

Connector Strap Brace

Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan Jadwal waktu pelaksanaan

Dokumen Kerja : Gambar Kerja

(33)

TENAGA KERJA PERALATAN BAHAN

Genteng Kanmuri Type Espanica Cisangkan

Nok Genteng Bulat Kanmuri Pasir Pasang

PAS. ATAP GENTENG

PEMASANGAN TRIPLEK TBL. 4 MM

Pemasangan triplek ini dilaksanakan setelah pekerjaan Kuda-kuda baja ringan telah selesai. Triplek disusun sedekikian rupa pada bidang atap dan diletakkan diatas Kaso dengan baut screw sesuai blok masing-masing. Pemasangan harus rapih dan kuat.

PEMASANGAN ALUMINIUM FOIL

Pemasangan Aluminium Foil dilaksanakan diatas Triplek dan reng. Cara pemasangan aluminium foil sebagai berikut :

1. Periksa lebar rangka reng pada atap rumah

2. Potong alumunium foil sesuai panjang bentangan yang dikehendaki. Alumunium foil dapat dipasang mengikuti bidang horisontal atau vertikal mengikuti bidang miring atap rumah

3. Bentangkan alumunium foil di atas rangka kaso pada area yang hendak dipasang

4. Tarik erat dan jepit alumunium foil dengan menggunakan reng, dapat dipaku / disekrup antara reng dengan kaso

5. Bentangkan alumunium foil pada sisi samping bidang yang sudah terpasang dan lakukan cara yang sama dengan di atas

6. Untuk bagian sambungan alumunium foil cukup dilakukan overlap selebar minimal 1 cm. Bila diperlukan dapat ditambahkan alumunium tape sebagai perekatnya.

PEMASANGAN GENTENG :

a) Pemasangan penutup atap genteng yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap.

b) Pemasangan genteng dilakukan mulai dari bawah KANAN arah KEKIRI dan dilanjutkan sampai ke atas. c) Pemasangan genteng harus pola ZIG-ZAG atau berselang sesuai dengan modul pemasangan.

d) Genteng harus terpasang dengan benar sehingga saling mengunci antar sesame Genteng (Interlocking) e) Atap genteng ini memenuhi syarat terhadap daya tolak bunyi, panas maupun dingin disamping tidak banyak

perawatannya. genteng ini berpenampang cekung dalamnya 4 – 5 cm dan tepi kanan menekuk cembung. Tebal genteng 8 – 12 mm. Pada bagian bawah tepi atas dibuatkan hubungan ( tonjolan ) sebagai kait untuk reng yang berjarak 21-25 cm tergantung ukuran genteng. Pada sudut bawah kiri serta sudut kanan atas dipotong serong untuk mendapatkan kerapatan dalam pemasangan dan sebagai tanda batas saling tumpang tindihnya genteng. f) Lebar tutup genteng adalah lebar genteng dikurangi serongan. Begitu juga panjang tutup sehingga

mendapatkan luas tutup.

g) Sudut Kemiringan atap genteng yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat, pengikatnya adalah dengan paku Ulit tepat diatas sayap nok bagian samping.

PEMASANGAN NOK GENTENG :

a) Setelah penutup atap sudah terpasang dengan baik dan benar selanjutnya dilakukan pemasanan Nok Genteng. b) Nok dipasang dengan bantuan benang agar pasangan lurus, Nok diletakkan dan selanjutnya direkat dengan

memberi adukan 1:3 (1 semen : 3 pasir) pada bagian wuwung sehingga rongga antar genteng tertutup dan adukan menutupi daerah antara genteng dan Nok.

(34)

Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan Jadwal waktu pelaksanaan

Dokumen Kerja : Gambar Kerja

Dan alat bantu lainnya

Semen (PC) Air bersih

PAS.LISPLANK PAPAN GRC

(35)

PEKERJAAN PLAFOND

Gambar

gambar kerja / as built drawing dan tanda letak dari bahan / bentuk benda tersebut.
gambar kerja.
Gambar Kerja
Gambar Kerja
+5

Referensi

Dokumen terkait