METODE
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengadaan dan Pemasangan
LED Konvensional 120 W ZEFF LED TKDN 63,3%
Tiang 9 M Oktagonal Lengan Tunggal Kabel Udara Standar
Biro Layanan Pengadaan Dan Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan
Tahun Anggaran 2022
PT. MITRA MENTARI SEJAHTERA
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN APJ
LED KONVENSIONAL 120 W ZEFF LED TKDN 63,30% TIANG 9 METER OKTAGONAL LENGAN TUNGGAL KABEL UDARA STANDAR
Metode Pelaksanaan pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan APJ LED Konvensional 120 W ZEFF LED TKDN 63,30% Tiang 9 Meter Oktagonal Lengan Tunggal Kabel Udara Standar ini terdiri dari :
1. Persiapan Pekerjaan 2. Pengadaan Bahan 3. Pelaksanaan Pekerjaan
4. Uji Fungsi / Testing & Commisioning 5. Training & Familiarisasi
6. Serah Terima Pekerjaan 7. Pemeliharaan Pekerjaan
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pada tahap awal pada pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan beberapa pekerjaan persiapan untuk terciptanya kelancaraan pekerjaan yang akan dilakukan, antara lain :
a. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Sejak persiapan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Aplikator bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruki. Komitmen atas K3 tersebut yaitu :
Aplikator menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan mematuhi aturan Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja sesuai
ketentuan yang berlaku;
Menjaga keselamatan diruang kerja dengan perlengkapan keselamatan seperti safety line, rambu-rambu peringatan, traffic cone, helm, sepatu, rompi, dan lain-lain;
Menyediakan obat-obatan menurut syarat Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yang selalu siap digunakan untuk menangani kecelakaan bagi korban di area kerja;
Setiap pekerja di area kerja diwajibkan memakai alat pelindung diri (APD) yang telah disediakan seperti helm, rompi, sepatu, safety belt dan peralatan safety lainnya;
Tenaga kerja yang terlibat adalah tenaga kerja berpengalaman di bidangnya untuk mengurangi resiko akibat kelalaian atau ketidakpahaman tentang pekerjaan;
Apabila terjadi kecelakaan, pengawas lapangan segera memberitahukan kepada konsultan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjamin keselamatan korban kecelakaan.
b. Manajemen Keselamatan Lalu Lintas Pekerjaan
Sistem manajemen lalu lintas merupakan bagian tidak terpisahkan dari aktivitas proyek. Tujuannya tak lain adalah untuk mengurangi efek pekerjaan konstruksi terhadap lalu lintas ketingkat seminimal mungkin.
Pengaturan lalu-lintas ini bertujuan untuk tetap memberikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan selama proyek berlangsung, sehingga sebelum dilaksanakan di lapangan, rencana pelaksanaan pengaturan lalu lintas ini akan dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan pihak yang berwenang. Pengaturan lalu-lintas ini terdiri dari :
a. Penyediaan alat-alat pengatur lalu-lintas
b. Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area konstruksi b. Pemasangan alat-alat lalu lintas selama konstruksi
c. Petugas pengatur lalu lintas pada persimpangan dengan jalan umum
Pengaturan dan pengendalian lalu-lintas pada pekerjaan proyek tidak lepas dari penyediaan fasilitas pengaturan lalu lintas. Fasilitas tersebut harus tersedia di area-area kritis sepanjang pekerjaan berlangsung. Berikut ini beberapa fasilitas yang biasanya digunakan dalam manajemen keselamatan lalu-lintas :
• Rambu-rambu
• Lampu-lampu
• Rubber Cone
• Penunjuk arah dan penunjuk jalan
• Pagar penghalang sementara
• Bendera-bendera, dll.
c. Survey Lokasi Pekerjaan
Sebelum dilakukan pekerjaan, diperlukan survey lapangan untuk menentukan lokasi dan titik pemasangan yang berguna untuk mendapatkan gambaran umum dan detail dalam pelaksanaan pekerjaan. Survey ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian lokasi dengan gambar yang diterima dari panitia lelang. Disamping itu untuk memeriksa perangkat/material apa saja yang harus disediakan di lokasi pekerjaan dan untuk antisipasi pengiriman material, serta antisipasi kebutuhan peralatan kerja sehingga mempermudah pekerjaan.
Survey dilakukan secukupnya tergantung kondisi lapangan, jarak yang ditempuh, cuaca, serta fasilitas. Perangkat pendukung survey antara lain : Kendaraan untuk mobilisasi, kamera untuk mengambil gambar lokasi, GPS untuk penentuan titik koordinat APJ Konvensional, cat semprot/patok jika diperlukan untuk penandaan lokasi, dan alat bantu survey lainnya.
Survey lapangan dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana bersamaan dengan Pengawas Lapangan dan juga Owner atau Pemberi Pekerjaan.
Survey tersebut dilaksanakan bersamaan dengan MC-0 (Mutual Check) yaitu kegiatan penghitungan kembali volume item pekerjaan dan
disesuaikan antara gambar rencana dengan kondisi lapangan. Sehingga mendapatkan volume actual sesuai dengan kondisi real pekerjaan.
d. Pengujian Daya Dukung Tanah
Pengujian daya dukung tanah pada lokasi pemasangan atau pekerjaan konstruksi dilakukan menggunakan Uji Sondir (Soil Test). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur daya dukung tanah pada setiap lapisan serta mengetahui kedalaman lapisan tanah keras. Uji Sondir dimaksudkan agar dalam mendesain pondasi yang akan digunakan sebagai penyokong bangunan diatasnya memiliki faktor keamanan (safety factor) yang tinggi sehingga bangunan diatasnya tetap kuat dan tidak mengalami penurunan atau settlement yang dapat membahayakan.
e. Persiapan Personil Tenaga Ahli sesuai dengan yang dipersyaratkan Tenaga teknis sudah siap kerja saat penandatanganan kontrak pekerjaan.
Tenaga teknis ini akan melaksanakaan dan mensupervisi pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana, tepat waktu, tepat biaya dan aman dari segala bahaya K3. Adapun data personil teknis sebagai penanggungjawab lapangan antara lain :
No .
Jabatan Personil Teknis Jumlah Anggota
1. Tenaga Teknis 1
2. Tenaga Ahli K3/Petugas K3 1
3. Tenaga Lapangan 10
f. Persiapan Peralatan Utama
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu, maka perlu tersedianya peralatan dengan status kepemilikan milik sendiri/sewa/sewa beli seperti :
Kendaraan truck/mobil Pick Up;
Mobil Crane;
Tangga Telescopic;
Elektrikal Toolkit;
Alat Ukur (Meteran, AVO Meter, Megger Test, Hammer Test, Earthing Test, Lux Meter, Thickness Gauge, Galvanis Thickness Gauge;
Alat Uji Retroreflektif (Untuk Penyedia Bahan Retroreflektif);
Rambu Kerja;
Perlengkapan K3 (rompi kerja, safety gloves, safety shoes dan safety helmet).
g. Persiapan Perizinan
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, Aplikator menyiapkan perizinan yang terkait dengan pekerjaan antara lain :
Surat Perintah Kerja dari Pemberi Pekerjaan sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan;
Surat Tugas dari Aplikator kepada para petugas/pekerja dilapangan mengenai pemberian tugas pelaksanaan pekerjaan;
Perizinan kepada dinas terkait yang berhubungan dengan pekerjaan di lapangan.
2. PENGADAAN BAHAN
Dalam pengadaan bahan, Aplikator bekerja sama dengan Badan Usaha yang telah memiliki Tanda Daftar Badan Usaha Pembuat Perlengkapan Jalan (TD- BUPPJ) Bidang Alat Penerangan Jalan yang masih berlaku dan telah bekerjasama dengan Badan Usaha yang memiliki Tanda Daftar Badan Usaha Penyedia Bahan Perlengkapan Jalan (TD-BUPBPJ) Bidang Alat Penerangan Jalan yang masih berlaku.
Pengadaan Bahan dalam hal ini Aplikator bekerjasama dengan PT. Zef Energi dengan Nomor SK.1120/AJ.003/DJPD/2018 Tentang Tanda Daftar Badan Usaha Penyedia Bahan Perlengkapan Jalan (TD-BUPBPJ) dengan Klasifikasi Bidang Alat Penerangan Jalan yang terdiri dari :
Luminer
- Luminer LED Zeff Led 120W lensa wide beam armatur IP65 IK08
Peralatan Kontrol - Panel PHBK
Peralatan Proteksi - MCB 4A
- Grounding rod tembaga pada tiang 3M - Grounding pada Panel 4m
Catu Daya
- Penyambungan Instalasi PLN (Termasuk metering) - SLO (Sertifikat Laik Operasi)
- Kabel LVTC 2 x 16mm - Kabel NYM 3 x 2.5mm - Klem dan Aksesoris Kabel
Bangunan Konstruksi
- Tiang utama 9 m lengan tunggal oktagonal dilengkapi anti panjat [sesuai PM 27]
- Tiang Pengaman
- Angkur M20 Panjang 60cm
- Stiker Logo Perhubungan diameter 10 cm
- Stiker Peringatan Pasal 275 UU No. 22 Tahun 2009 & Tahun Anggaran - Stiker QR Code
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Setelah tahap persiapan telah selesai dilakukan, maka selanjutnya dilaksanakan tahap pelaksanaan pekerjaan yang secara garis besar diuraikan sebagai berikut :
a. Mobilisasi
Mobilisasi peralatan, material, bahan serta tenaga kerja menyesuaikan dengan jadwal dan item pekerjaan. Dalam mobilisasi barang, produk/barang tersebut diberikan packing/pelindung sebaik mungkin agar
produk/barang terhindar dan terlindungi dari resiko getaran, guncangan, kerusakaan dan cacat fisik. Dalam pekerjaan mobilisasi harus selalu mematuhi peraturan lalu lintas dengan tetap memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Penempatan dan Jarak Pemasangan Tiang APJ Konvensional
b.1) Penempatan Tiang APJ Konvensional
Sesuai dengan Pasal 100 PM 27 Tahun 2018, penempatan dan pemasangan Alat Penerangan Jalan dilakukan pada lokasi yang menjadi bagian dari ruang milik jalan. Penempatan dan pemasangan APJ tidak boleh merintangi dan/atau mengurangi ruang lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki.
Sesuai dengan Pasal 101 PM 27 Tahun 2018, Penempatan dan pemasangan Alat Penerangan Jalan dilakukan di sebelah kiri dan/atau kanan jalan menurut arah lalu lintas pada jarak paling sedikit 600 (enam ratus) milimeter diukur dari bagian terluar bangunan konstruksi Alat Penerangan Jalan ke tepi paling kiri dan/atau kanan jalur ruang lalu lintas atau kerb.
Sesuai dengan Pasal 102 PM 27 Tahun 2018, Penempatan dan pemasangan Alat Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 pada pemisah jalur dan/atau lajur ruang lalu lintas jalan paling sedikit berjarak 300 (tiga ratus) millimeter diukur dari bagian terluar bangunan konstruksi Alat Penerangan Jalan ke tepi paling luar jalur dan/atau lajur ruang lalu lintas atau kerb.
b.2) Jarak Antar Tiang APJ Konvensional
Jarak pemasangan antar tiang APJ disesuaikan dengan hasil simulasi software luminer atau sesuai dengan permintaan pemilik pekerjaan.
Sesuai dengan Pasal 108 PM 27 Tahun 2018 menyatakan bahwa : Jarak penempatan dan pemasangan Luminer Alat Penerangan Jalan ditentukan dengan memperhatikan acuan standar kualitas
pencahayaan, panjang jalan, geometri jalan, fungsi jalan dan utilitas fungsi tiang.
c. Pembuatan Pondasi Tiang APJ Konvensional
c.1) Pekerjaan Galian Tanah untuk Pondasi Tiang APJ
Pengertian perkerjaan galian tanah adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan membuat lubang di tanah membentuk pola tertentu guna keperluan pondasi, berikut langkah-langkah untuk membuat galian pondasi :
Menyiapkan peralatan kerja dan kesalamatan yang dibutuhkan;
Memastikan titik yang akan digali sesuai dengan hasil survey bersama;
Memasang rambu/papan peringatan bahwa sedang adanya pekerjaan diarea tersebut;
Melakukan proses penggalian lubang sesuai dengan
spesifikasi dan gambar kerja, dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja;
Lubang pondasi setidaknya mempunyai kedalaman minimal 1.200 mm, dengan lebar 600 mm x 600 mm;
Melakukan pembersihan tanah bekas galian segera agar tidak menggangu aktivitas pekerjaan dan transportasi disekitarnya;
Memastikan lubang pondasi sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja sebelum dilakukan pengecoran;
Melakukan proses dokumentasi pada lubang pondasi.
Pekerjaan galian tanah untuk Pondasi Tiang APJ dan Tiang Pengaman sesuai dengan Tabel (b) – Spesifikasi Teknis Alat Penerangan Jalan Lampiran II Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 27 Tahun 2018 Tentang Alat Penerangan Jalan.
c.2) Pekerjaan Urugan Pasir
Sebagai penstabil pondasi diatasnya, maka diperlukan timbunan pasir sebagai material alas pondasi. Tata cara urugan pasir adalah dengan diurug atau dikubur di area lubang galian tanah sehingga pondasi jadi lebih kuat. Sesuai dengan Tabel (b) – Bangunan Pondasi Tiang Lampiran II Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 27 Tahun 2018 Tentang Alat Penerangan Jalan ketebalan timbunan material pasir adalah sebesar 100 mm.
c.3) Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan pembuatan tulangan besi/baja menggunakan batang besi/baja sebagai material utamanya, berguna sebagai penguat dan pengikat beton sehingga beton bertulang lebih kuat, langkah – langkah pembesian adalah sebagai berikut :
Material besi tulangan sudah dibuat sedemikian rupa sesuai dengan gambar & spesifikasi teknis;
Besi tulangan ditempatkan sedimikian rupa hingga datar/rata agar tiang yang dipasang tegak lurus dan tidak miring;
Pemasangan besi tulangan harus sedemikian rupa sehingga terletak ditengah pondasi;
Melakukan proses dokumentasi pada pekerjaan pembesian.
Pekerjaan Pembesian untuk Tulangan, Ukuran Base Plate, Ukuran Bracket, Jumlah Baut dan Ukuran Baut sesuai dengan Tabel (b) – Spesifikasi Teknis Alat Penerangan Jalan Lampiran II Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 27 Tahun 2018 Tentang Alat Penerangan Jalan.
c.4) Pekerjaan Bekisting
Bekisting merupakan bahan untuk membentuk/ mencetak struktur beton sehingga ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan. Bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah dan
peralatan kerja didalamnya. Pekerjaan bekisting dilaksanakan untuk pondasi tiang utama APJ dan juga tiang pengaman. Langkah pemasangan bekisting antara lain :
Bekisting terbuat dari kayu/besi/cetakan dengan dimensi menyesuaikan gambar rencana;
Pekerjaan bekisting harus mudah dipasang dan dibongkar, serta kuat menahan beton cor;
Bekisting tidak boleh bocor;
Bekisting tidak boleh melendut;
Melakukan proses dokumentasi pada bekisting yang terpasang.
c.5) Pekerjaan Cor Beton Pondasi
Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton dengan kualitas mutu minimal K-250 kedalam galian yang telah diberi tulangan dan bekisting dengan langkah sebagai berikut :
Material beton cor sesuai dengan spesifikasi tertentu, dengan campuran pasir semen dan split sesuai dengan takaran yang dipersyaratkan;
Memastikan agregat lolos uji slump (10±2cm);
Sebelum di cor dipastikan tidak ada kotoran atu material yang dapat menggangu kekuatan beton;
Memastikan tidak ada genangan air didalam lubang galian pondasi;
Memastikan agregat homogen sebelum dituang;
Masukkan agregat kedalam lubang pondasi serta dilakukan pemadatan agar pondasi padat dan tidak berongga;
Untuk pengecoran tiang pengaman, penuangan beton readymix
bersamaan dengan penanaman pipa tiang pengaman;
Melakukan pemeriksaan kedataran pondasi dengan waterpass;
Melakukan proses dokumentasi pada pondasi yang sudah dicor.
c.6) Metode QC Galian dan Pondasi
Pekerjaan pemeriksaan kualitas dilakukan oleh seorang ahli QC (Quality Control) baik dari tahap pekerjaan galian hingga pengecoran beton, pekerjaan QC antara lain :
QC galian pondasi dengan memasukkan mal galian sehingga dimensi (panjang, lebar, kedalaman) sesuai dengan gambar teknis. QC galian dilaksanakan pada setiap lubang galian yang dikerjakan;
QC timbunan pasir dengan pengukuran langsung menggunakan penggaris/alat pengukur kedalaman lainnya;
QC pembesian dengan memastikan bahwa dimensi, ukuran dan sambungan pembesian sesuai spesifikasi teknis;
QC pemasangan pembesian dilakukan untuk memastikan bahwa pemasangan sudah datar menggunakan waterpass;
QC beskiting dilakukan dengan pengamatan pada struktur bekisting sehingga tidak ada kebocoran dan sisi bekisting yang melendut;
QC beton readymix dilakukan dengan uji slump dan laporan uji kualitas beton (dengan sample benda uji berbentuk kubus atau silindris tergantung ketersediaan) dari pihak terkait;
QC beton pondasi dengan metode Non Destructive Test (NDT) hammer test atau speciment test (kubus atau silinder).
d. Pekerjaan Pemasangan APJ Konvensional
Pekerjaan pemasangan APJ memerlukan tenaga manual dan alat bantu seperti truck crane agar proses pemasangan cepat dan efisien. Berikut langkah– langkah pendirian tiang:
Memastikan tiang APJ dan lubang kabel tiang sudah sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja;
Pemasangan tiang dilakukan setelah cor beton mencapai umurnya sehingga kekuatannya stabil dan mampu dalam menopang beban diatasnya;
Membersihkan ulir baut dari kotoran agar proses pemasangan tidak terganggu;
Mengangkat dan memindahkan tiang menggunakan crane atau secara manual dan diletakkan pada pondasi sesuai dengan arah manfaat APJ;
Pasang ring dan mur pada semua baut angkur;
Pastikan tiang sudah berdiri tegak menggunakan waterpass, sehingga dapat memberikan penerangan maksimal;
Memasang Luminer, Box Kontrol dan Panel KWh pada tempatnya masing
– masing;
Melakukan proses dokumentasi pada tiang yang sudah berdiri.
e. Pembentangan Kabel
Kabel dalam Spesifikasi Teknis berdasarkan Pasal 61 PM 27 Tahun 2018 ini meliputi :
Kabel distribusi daya;
Kabel instalasi penghantar arus antar komponen;
Kabel instalasi system pembumian;
Kabel instalasi bawaan komponen.
Kabel distribusi daya sebagaimana dimaksud berupa:
Kabel distribusi daya lintas udara;
Kabel distribusi daya bawah tanah atau tanam. Tata cara pembentangan kabel adalah sebagai berikut :
Jenis dan panjang kabel disesuaikan dengan spesifikasi teknis;
Penarikan kabel harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu ruang manfaat jalan;
Pemasangan aksesories pembentangan kabel harus sesuai dengan jumlah dan lokasi pengaplikasiannya.
Kabel instalasi penghantar arus antar komponen wajib
menyesuaikan dengan kebutuhan :
Jumlah fase;
Luas penampang;
Jenis insulasi;
Suhu operasi;
Kondisi lingkungan.
Kabel instalasi sistem pembumian (earthing) harus memenuhi syarat antara lain :
Dipasang pada setiap tiang dengan kedalaman 1.2 meter;
Memiliki tahanan total sebesar kurang dari sama dengan 5 (lima) Ohm, diameter 5/8 inci;
Bahan metal yang dilapisi tembaga atau bahan metal antikarat.
f. Pemasangan Panel PHBK
Panel PHBK (Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali) adalah kotak panel yang berisi metering dari PLN dengan kelengkapannya;
Panel PHBK yang dipasang harus sesuai dengan spesifikasi;
Panel PHBK berisi metering dari PLN dipasang setiap beberapa tiang lampu sesuai syarat teknis.
g. Pemasangan Metering
Penyedia jasa melakukan pendaftaran dan pembayaran biaya administrasi ke PLN (Perusahaan Listrik Negara);
Metering dipasang oleh PLN dengan daya sesuai dengan spesifikasi teknis;
Pembayaran biaya langganan selanjutnya akan dibayar oleh pemerintah daerah setempat dimana lampu tersebut dipasang.
h. Pekerjaan Instalasi dan Aktivasi APJ Konvensional
Melakukan proses aktivasi lampu dengan mengaktifkan KWh meter yang telah terinstall;
Melakukan proses dokumentasi pada APJ yang sudah terinstalasi dan teraktivasi.
i. Pemasangan Jari – Jari Anti Panjat
Menurut Pasal 52 PM 27 Tahun 2018 dikatakan bahwa Jari-jari Pelindung Anti Panjat memiliki paling sedikit 2 (dua) segmen dan dipasang kuat pada Tiang utama dengan sambungan klem dan/atau baut tanam;
Jari-jari Pelindung Anti Panjat terbuat dari baja karbon memiliki ukuran diameter luar pemasangan paling kecil 750 (tujuh ratus lima puluh) millimeter dengan diameter batang paling kecil 10 (sepuluh) millimeter;
Jari-jari Pelindung Anti Panjat sebagaimana dipasang pada ketinggian paling rendah 5.000 (lima ribu) milimeter dari permukaan pondasi;
Jari-jari Pelindung Anti Panjat dipasang dengan jumlah dapat lebih dari 1 buah pada 1 tiang Alat Penerangan Jalan;
Seluruh bagian permukaan konstruksi jari-jari pelindung antipanjat dilapisi dengan bahan pelapis anti korosi yang berupa cat anti korosi atau pelapisan zinc melalui proses galvanisasi.
j. Pekerjaan Pemasangan Tiang Pengaman
Spesifikasi Tiang Pengaman sesuai dengan Pasal 47 PM 27 Tahun 2018 dan Tabel
(c) – Tiang Pengaman, Lampiran II Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 27 Tahun 2018 Tentang Alat Penerangan Jalan yaitu :
Tiang pengaman terbuat dari pipa baja karbon berukuran diameter 3 (tiga) inch dan ketebalan 3 (tiga) mm. Panjang pipa yang digunakan adalah 1.500 mm. Cat dasar menggunakan cat anti korosi dan reflektif;
Berjumlah paling sedikit 2 (dua) buah dengan pondasi terpisah dari tiang utama;
Dipasang dengan jarak paling jauh 800mm dari tiang utama;
Pipa diisi dengan cor beton;
Pondasi tiang pengaman terpisah dari pondasi tiang utama. Ukuran pondasi tiang pengaman 300 mm x 300 mm x 800 mm;Kualitas pondasi cor beton minimal K-125;
Stiker retroreflektif merah untuk tiang yang berada disisi kiri arah lalu lintas;
Stiker retroreflektif putih untuk tiang yang berada di kanan arah lalu lintas. Tiang pengaman dalam pondasi diiikat dengan angkur pelat baja siku berukuran 60 mm x 60 mm x 6 mm.
k. QC Sistem APJ
Pekerjaan pemeriksaan kinerja dan kualitas APJ yang telah dipasang dilakukan oleh seorang ahli QC (Quality Control) untuk memastikan sistem APJ bekerja dengan optimal dan tidak ada gangguan yang menyebabkan APJ mati secara tidak normal.
l. Pekerjaan Finishing
Melepaskan lapisan bekisting dari konstruksi beton yang telah kering;
Melakukan proses finishing pondasi beton dengan pekerjaan acian sesuai dengan spesifikasi sehingga secara visual nampak rapi, pekerjaan acian dilakukan setelah pengujian kualitas beton menggunakan Hammer Test selesai dilaksanakan;
Malakukan proses pengecatan pondasi dengan warna tertentu apabila dipersyaratkan;
Setelah pekerjaan selesai, dilakukan pembersihan lokasi kerja agar lokasi bersih dan tidak menyebabkan gangguan.
m. Pengoperasian
Sesuai dengan Pasal 110 PM 27 Tahun 2018 mengenai Pengoperasian APJ, dikatakan bahwa :
Alat Penerangan Jalan yang sudah terpasang secara lengkap harus dapat beroperasi secara mandiri maupun terkontrol sesuai dengan desain perencanaan;
Setiap instalasi Alat Penerangan Jalan sebelum dipasang dan dioperasikan wajib memiliki Sertifïkat Laik Operasi (SLO);
Sertifïkat Laik Operasi (SLO) diterbitkan oleh Lembaga Inspeksi Teknik, sesuai ketentuan peraturan perundangundangan di bidang ketenagalistrikan.
n. Demobilisasi
Setelah pekerjaan telah selesai dikerjakan dan APJ bekerja secara optimal, dilakukan proses penarikan peralatan dan tenaga kerja dari lokasi pekerjaan dengan catatan tahap testing & commisioning selesai dilaksanakan dan tidak ada gangguan kinerja.UJI FUNGSI / TESTING &
COMMISIONING o. Uji Fungsi
Setelah proses pembangunan konstruksi dan pemasangan seluruh komponen alat penerangan jalan selesai dilaksanakan, maka Pelaksana Pekerjaan wajib melaksanakan Uji Fungsi Alat Penerangan Jalan untuk menilai fungsional dan operasional seluruh peralatan terpasang dengan kinerja teknis yang merujuk pada parameter – parameter teknis.
Pelaksanaan dan hasil Uji Fungsi Alat Penerangan Jalan dituangkan dalam Berita Acara Uji Fungsi oleh setiap wakil masing-masing pihak yang hadir.
p. Pengukuran
Pengukuran dilakukan terhadap setiap parameter teknis yang diatur di dalam Spesifikasi Teknis, sebagai berikut:
a. Pengukuran ketebalan pelat dan pipa;
b. Verifikasi ketebalan zinc coating (galvanized) tiang utama, lengan luminer, bracket, base plate, dan jari-jari anti panjat;
c. Pengukuran dimensi tiang utama, lengan luminer, bracket, base plate, dan jari- jari anti panjat, tiang pengaman;
d. Pengukuran dimensi pondasi;
e. Pengukuran dimensi kabel penghantar dan kabel pembumian;
f. Pengukuran luminansi dan iluminansi lampu;
g. Verifikasi baterai, peralatan kontrol, driver, kontrol catu daya;
h. Pengukuran sistem kelistrikan, megger test untuk uji isolasi, earthing
test
untuk memastikan tahanan total maksimal 5 Ohm. Pengujian material dan komponen dilakukan terhadap:
a. Mutu beton pondasi dengan metode Non Destructive Test (NDT) hammer test
atau speciment test (kubus atau silinder);
b. Kekuatan tarik tiang utama, lengan luminer, bracket, base plate, dan tiang pengaman (uji laboratorium);
c. Retro reflektivitas alat pemantul cahaya;
d. Pengujian laboratorium dilakukan oleh lembaga yang terakreditasi untuk semua komponen yang dipersyaratkan pengujian laboratorium dalam Spesifikasi Teknis ini.
4. TRAINING & FAMILIARISASI
Melaksanakan Training dan Familiarisasi terkait dengan:
a. Pengenalan perangkat terpasang;
b. Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan Alat Penerangan Jalan terpasang.
5. SERAH TERIMA PEKERJAAN
Setelah Pemeriksaaan selesai dilaksanakan oleh semua pihak, maka dilakukan Serah Terima Pekerjaan dari Aplikator kepada Pemberi Kerja sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dokumen yang perlu dipersiapkan oleh Aplikator dalam pemenuhan syarat administrasi antara lain:
a. Shop Drawing
Merupakan gambar kerja yang dibuat oleh Aplikator berdasarkan hasil survey dan MC-0 antara Aplikator itu sendiri, Pengawas Lapangan dan Pemberi Pekerjaan yang dilaksanakan dan disepakati bersama. Shop Drawing berfungsi sebagai acuan, landasan atau dasar dari proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan. Shop Drawing digambar berdasarkan
spesifikasi teknis yang diberikan oleh Pemberi Pekerjaan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Shop Drawing tersebut meliputi :
- Gambaran Umum Alat Penerangan Konvensional;
- Konstruksi Tiang Utama;
- Wiring Diagram;
- Konstruksi Tiang Pagar Pengaman;
- Sistem Pembumian;
- Pondasi.
b. As Built Drawing
As Built Drawing adalah gambar yang dibuat sesuai dengan kondisi terbangun di lapangan yang telah menyertakan semua perubahan yang terjadi selama proses konstruksi. As Built Drawing berisi posisi, dimensi dan lokasi pekerjaan setelah proses konstruksi selesai dilaksanakan. As Built Drawing dibuat oleh pihak Aplikator yang berfungsi sebagai pembanding apakah ada perbedaan antara Shop Drawing (sebelum dilakukan konstruksi) dengan As Built Drawing (setelah dilakukan pekerjaan konstruksi).
As Built Drawing tersebut meliputi :
- Gambar Umum Alat Penerangan Jalan Konvensional;
- Gambar Konstruksi Tiang Utama;
- Gambar Wiring Diagram;
- Gambar Konstruksi Tiang Pagar Pengaman;
- Gambar Sistem Pembumian;
- Gambar Pondasi;
- Gambar Lokasi Pemasangan (dilengkapi dengan koordinat pemasangan).
c. Laporan dan Dokumentasi
Laporan merupakan dokumen yang berisi semua aspek pekerjaan dari awal pekerjaan hingga selesainya sebuah pekerjaan tersebut. Laporan ini berisi mengenai :
- Laporan Harian
Berisi mengenai capaian pekerjaan pada hari tersebut, selain itu laporan harian juga mencantumkan keadaan cuaca, jam kerja, peralatan, armada, jumlah dan nama personil yang terlibat.
- Laporan Mingguan
Berisi dokumen capaian (progress) pekerjaan dalam satu minggu atau 7 hari kerja dengan mencantumkan kesesuaian antara Kurva S Rencana dengan Kurva S Realisasi.
- Laporan Bulanan
Merupakan laporan yang berisi mengenai rangkuman capaian pekerjaan dalam satu bulan atau 4 minggu kerja.
- Laporan Dokumentasi
Yaitu dokumen yang berisi foto – foto proses pelaksanaan pekerjaan dari awal hingga selesai.
d. Hasil Pengujian & Sertifikat
Dalam pemenuhan syarat administrasi, laporan akhir pekerjaan juga perlu mencantumkan hasil pengujian diantaranya adalah :
- Laporan Hasil Uji Kualitas Beton;
- Laporan Hasil Uji Kuat Tarik Tiang APJ, Base Plate, Bracket; - Sertifikat TD-BUPPJ;
- Sertifikat TD-BUPBPJ;
- Sertifikat ISO 9001 : 2015;
- Sertifikat SNI IEC 60598;
- Sertifikat SNI IEC 61215 : 2016 atau hasil uji setara dengan SNI IEC 61215 : 2016;
- Sertifikat Uji Ketahanan Garam sesuai: SNI IEC 60598-1:2016, SNI IEC 60598-2- 3:2016;
- Sertifikat ingress protection (IP) untuk luminer, minimal IP65;
- Sertifikat IK rating (impact protection) untuk rumah lampu, minimal IK08;
- Sertifikat uji tahan getaran untuk luminer, standar uji SNI IEC 60598;
- Sertifikat dokumen hasil uji electromagnetic compatibility (EMC) berupa total harmonic distortion (THD) <20%;
- Dokumen hasil simulasi software (sesuai merek dan tipe luminer);
- Dokumen hasil uji fotometri (sesuai merek dan tipe lampu);
- Brosur – brosur.
e. Surat Pernyataan Garansi Pemeliharaan
Aplikator menyampaikan surat pernyataan garansi pemeliharaan (system beroperasi/spesifikasi teknis sesuai standard spesifikasi teknis yang ditetapkan) pada masa pemeliharaan minimal selama 1 (satu) tahun atau 12 (dua belas) bulan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
6. PEMELIHARAAN
Pada masa pemeliharaan ini, Aplikator memberikan dukungan penuh atas perawatan berkala, perbaikan komponen dan penggantian suku cadang perangkat apabila terjadi kerusakan/ketidaksesuaian kinerja. Pemeliharaan Alat Penerangan Jalan sesuai yang dimaksud dalam PM No. 27 Tahun 2018 Bagian Kelima Pasal 111 dapat dilakukan secara :
a. Pemeliharaan secara berkala
Dilakukan minimal setiap 6 bulan, meliputi : - Pemeliharaan bangunan konstruksi;
- Pemeliharaan instalasi kelistrikan;
- Pembersihan komponen optik dari debu dan / atau kotoran;
- Pengecekan dan perbaikan kerusakan;
- Pengecekan komponen catu daya;
- Menghilangkan benda di sekitar armatur yang dapat menghalangi dan/atau mengurangi intensitas pencahayaan;
- pengecekan kebocoran isolasi arus listrik atau megger test.