• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel Di Konstruksi Bangunan Bank

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Artikel Di Konstruksi Bangunan Bank"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : ERFIN NANNA

NIM : 1004015081

Artikel Konstruksi Bangunan Bank

1. PELAT LANTAI (Floor Plate)

Yang di maksud pelat lantai adalah yang terletak di atas tanah langsung jadi merupakan lantai tingkat. Pelat lantai ini di bentuk oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.

Guna pelat lantai adalah :

1. Memisahkan ruang bawah dan atas,

2. Sebagai tempat berpijak penghuni di atas,

3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah,

4. Meredam suara dari ruang atas maupun ruang bawah dan

5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horisontal.

Kuat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai ketinggian sama; tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki.

Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh: beban yang harus didukung, besaran lendutan yang di izinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari pelat lantai.

Pada pelat lantai banya diperhitungkan adanya beban tetap saja yang bekerja tetap dalam waktu yang lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran tidak di perhitungkan.

(2)

1. Kayu,

2. Beton dan

3. Baja.

Pelat lantai dari baja umumnya hanya untuk bangunan gudang, bengkel atau bangunan khusus yang dapat di pesan dari perusahaan baja atau bengkel besi.

Pelat lantai dari beton bertulang umumnya di cor ditempat ,bersama sama balok penumpu dan kolom pendukungnya. Demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit.

Pada belat lantai beton di pasang tulangan baja pada kedua arah,tulangan silang untuk menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan pelat lantai harus di kaitkan kuat pada tulangan balok pengampu.

Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan pelat lantai tidak dibuat terlalu lebar, untuk ini dapat di beri balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah kekuatan pelat. Bentangan pelat yang besar juga akan menyebabkan pelat menjadi terlalu tebal dan jumlah tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi lebih besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.

(3)

Pada pelat lantai beton yang bawahnya tidak di pasang plafon, maka kabel kabel listrik harus di tanam di bawah betonnya, jadi sebelum pekerjaan cor di mulai, semua kabel jaringan listrik sudah terpasang rapi di atas papan cetakan. Untuk menggantungkan bola lampu dapat di pasang papan kayu kecil yang tertanam didalam betonnya.

Bagian pelat lantai untuk ruangan dibuat rata atas dengan balok penumpunya,tapi pada ruangan kamar mandi harus di buat rata bawah, jadi pelat lantai kamar mandi lebih rendah daripada lantai ruangan. Beda lantai ini dimaksudkanuntuk meletakkan pipa sanitasi agar dapat tertanam dan menyebabkan merembesnya air ke ruangan lain apabila pelat lantai kamar mandi ternyata bocor.

Untuk membongkar bekesting harus menunggu sampai betonnya menjadi keras dan kuat mendukung beban diatasnya.jika tidak ditentukan lain, pembongkaran bekesting hanya boleh setelah beton berumur 3 minggu.

Untuk mencegah kepingan plat lepas saat bangunan digoncang gempa, maka kepingan plat harus dibuat menyatu dengan baloknya. Caranya:

Tulangan pada kepingan plat harus dilebihkan keluar yang nantinya di lilitkan pada stek-stek tulang yang sudah disiapkan pada baloknya, sehingga dengan demikian dapat dijamin adanya hubungan yang baik antara kepingan plat dan balok penumpunya.

2. RANGKA BANGUNAN

Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya.

(4)

Rangka Portal (“Frame Structure”,”Open Frame”). Struktur ini berupa kerangka yang terdiri dari kolom dan balok yang merupakan rangkaian yang menjadi satu kesatuan yang kuat.

Pada sistem rangka ini,dinding penyekat tidak di perhitungkan ikut mendukung beban, jadi fungsinya hanya sebagai pembatas ruang saja, oleh karena itu ukurannya harus di buat sekecil mungkin, agar beratnya dapat seringan-ringannya. Dengan demikian ukuran rangka portal dan fondasinya akan menjadi lebih kecil.

Kolom portal harus di buat menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus di hindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap tiap lapis lantai .Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang di dukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar satu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama.

Balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit- jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan Momen, Gaya vertikal dan Gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

Rangka Portal harus direncanakan dan diperhitungkan kekuatannya terhadapbeban- beban sebagai berikut:

Beban- Mati, dinyatakan dengan lambang : M Beban – Hidup, dinyatakan dengan lambang : H Beban –Angin, di nyatakan dengan lambang : A Beban – Gempa, di nyatakan dengan lambang : G Beban- Khusus, dinyatakan dengan lambang : K Kombinasi pembebanan

(5)

Pembebanan sementara : (M+H) + A Di pilih pengaruh yang lebih besar

Atau : (M+H) + G Pembebanan khusus : (M+H) + K Atau : (M+H) + A +K Atau : (M+H) + G +K

Untuk merencanakan dan menghitung kekuatan suatu kontruksi bangunan dipakai pembebanan tetap yang paling terberat. Setelah diperoleh ukuran dari kontruksi portalnya berdasarkan ijin bahan, langkah selanjutnya adalah mengadakan perhitungan kontrol terhadap beban sementara atau beban khusus, dipilih pengaruh mana yang lebih membahayakan kontruksi. Apabila pada hitungan kontrol ternyata kontruksi tidak aman terhadap beban sementara, maka ukuran konstruksi tersebut harus diperbasar lagi. Jadi suatu konstruksi bangunan harus aman dan mampu mundukung beban tetap, beban sementara dan atau beban khusus.

Pengertian beban

1. Beban-mati adalah berat dari semua bagian bangunan yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambagan, pekerjaan pelengkap (finishing), serta alat atau mesin, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari rangka bangunannya,

2. Beban-hidup adalah berat dari penghuni dan atau barang-barang yang dapat berpindah, yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Pada atap, beban-hidup termasuk air-hujan yang tergenang,

3. Beban-angin adalah beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya, karena adanya selisih tekanan udara (hembusan angin kencang),

(6)

5. Beban-khusus adalah beban kerja yang berasal dari: adanya selisih suhu, penurunan fondasi, susut bahan, gaya rem dari kran, getaran mesin berat.

Rangka portal untuk bangunan bertingkat rendah, umumnya dibuat dari bahan konstruksi beton bertulang. Bahan beton merupakan konstruksi yang kuat menahan gaya desak, sedang tulangan baja mampu menahan gaya tarik, jadi bagan beton bertulang merupakan konstruksi bangunan yang mampu menahan gaya-desak dan gaya tarik yaitu gaya-gaya yang bersifat merusak pada konstruksi. Selain itu beton bertulang juga merupakan konstruksi tahan gempa, tahan api, merupakan bahan yang kuat dan awet yang tidak perlu perawatan dan dapat berumur panjang. Untuk hitungan Mekanika portalnya, dapat dipakai anggapan-anggapan

sebagai berikut:

1. Bangunan bertingkat 2 lantai dengan atap rangka kayu.

Portal di sini tidak bertingkat, pada balok bekerja beban terbagi rata-rata dari plat lantai. Sedang pada kolom masih ada beban titik (P) dari berat kuda-kuda dan plafon lantai atas,

2. Bangunan bertingkat 2 lantai dengan atap datar yang menjadi satu dengan tangka bangunannya. Di sini portalnya bertingkat satu. Pada balok lantai bekerja beban terbagi rata dari lantai (q1) dan pada balok atap bekerja beban terbagi rata dari atap (q2).

Pada stuktur ‘open frame’, semua pasangan bata dan rangka pintu-jendela tidak boleh diperhitungkan ikut sebagai pendukung beban bangunan, biasanya bagian ini yang dikorbankan untuk rusak apabila ada gempa. Dalam perencanaan rangka portal, kolom harus dibuat lebih kuat daripada baloknya dan balok lebih kuat daripada pelat lantainya.

Hal ini dapat dimengerti, sebab keruntuhan satu kolom berarti keruntuhan total bangunan.

(7)

1. Hitungan Mekanika:

Pada tahap ini detentukan besarnya beban yang bekerja, kemudian dengan dasar gambar konstruksi dan metoda hitungn yang berlaku, dicari besarnya momen, gaya lintang dan gaya geser akibat beban tetap,

2. Perencanaan kontruksi:

Misal akan dipakai konstuksi beton bertulang, maka dengan berdasarkan tegangan izin bahan (*) dan hasil hitungn mekanika, dapat ditentukan dimensi dari struktur beton dan tulangannya,

3. Kontrol Gaya Gempa: P

Pada tahap beban sementara ini dilakukan kontol hitungan dari hasil dimensi struktur yang sudah didapat, agar nantinya struktur betul-betul mempunyai konstruksi yang mantap, aman stabil.

3. ATAP (Roof)

Atap adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam bangunan dari hujan maupun salju. Bentuk atap ada yang datar dan ada yang miring, walaupun datar harus dipikirkan untuk mengalirkan air agar bisa jatuh. Bahan untuk atap bermacam-macam, di antaranya: genting (keramik, beton), seng bergelombang, asbes, maupun semen cor. Adapula atap genteng metal yang sangat ringan, tahan lama, anti karat dan tahan gempa.

Atap landai dapat menggunakan penutup atap dengan lembaran-lembaran besar seperti seng gelombang atau asbes. Untuk membentuk suatu sudut dengan rangka bangunannya.

Ditinjau dari besarnya sudut kemiringan, atap sudut dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

(8)

Atap landai dapat menggunakan penutup atap dengan lembaran-lembaran besar seperti seng gelombang atau asbes. Untuk membentuk sudut kemiringan atap, dapat dibuat konstruksi rangka batang (kuda-kuda) dari kayu atau baja. Karena landai, maka tekanan angin yang diterima hanya kecil saja, hal ini akan menguntungkan terhadap kestabilan konstruksi

Atap runcing dapat memberi kesan megah dan anggun terhadap bangunannya. Pembuatan rangka atap membutuhkan batang lebih banyak dan luas, bidang atapnya juga lebih besar dibandingankan atap landai, jadi harga per satuan luas atap menjadi lebih mahal juga. Pengaruh tekanan angin pada bidang atap dan pengaruh gaya gempa terasa lebih besar, maka ukuran konstruksi pada rangka bangunannya harus juga diperhitungkan adanya momen guling oleh angin dan atau gempa.

Makin tinggi tempat lari muka tanah, makin besar pula tekanan anginnya, maka untuk mencegah agar atap tidak terbang dihembuskan angin, dalam memasang kuda-kudanya tidak boleh hanya diletakkan begitu saja, tapi harus diangker kuat atau dibegel pada kolom pendukungnya.

Bahan penutupan atap, terutama dari bahan yang ringan, sebaiknya dipaku atau diskrup pada batang tumpuannya, agar tidak mudah dihempas angin.

Kuda-kuda dari konstuksi rangka batang (Vakwerk) merupakan rangkaian batang-batang yang menjadi satu kesatuan yang kuat dan membentuk rangka atap. Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam membuat konstruksi rangka batang adalah sebagai berikut ini.

1. Pada setiap titik buhul (titik simpul, titik sambung), garis sumbu batang dan garis kerja batang-batang harus bertemu pada satu titik,

(9)

dilimpahkan dahulu ke titi-titik buhul yang terdekat. Berat sendiri rangka batang tidak diperhitungkan sebagai beban,

3. Batang yang dipakai harus utuh dan lurus, agar garis sumbunya juga lurus. batang yang cacat, rusak atau sudah rapuh, tidak boleh dipakai, karena ini dapat melemahkan konstruksi. Bila satu batang pada rangka patah, maka konstruksi rangka batang tersebut akan runtuh,

4. Rangkaian batang harus selalu membentuk segitiga-segitiga supaya konstruksi stabil,

5. Titik buhul dianggap sendi tanpa mengalami deformasi (perobahan bentuk) dan perubahan panjang batang diabaikan, ketentuan ini hanya dipakai dalam hitungan saja.

4. TANGGA (Stairs)

Tangga adalah jalur yang bergerigi (mempunyai trap-trap) yang menghubungkan satu lantai dengan lantai di atasnya, sehingga berfungsi sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai tingkat.

Letak tangga harus dibuat agar mudah dilihat dan dicari oleh orang yang akan menggunakannya.Ruang tangga sebaiknya terpisah dengan ruang lain , agar orang yang naik turun tangga tidak mengganggu aktifitas penghuni lain.

Apabila tangga dimaksudkan juga sebagai jalan darurat,sebaiknya direncanakan dekat dengan pintu keluar, agar bila terjadi bencana (kebakaran,gempa,keruntuhan), penghuni di lantai atas dapat turun langsung ke luar menuju ke halaman.

4.1 Bagian Dari tangga 1) Pondasi Tangga

(10)

Pondasi tangga dapat berupa pasangan batu kali, beton bertulang atau kombinasi kedua bahan.

Pada lantai tingkat,di bawah pangkal tangga harus diberi tangga harus diberi balok anak sebagai pengaku plat,agar lantai tidak menahan beban terpusat yang besar.

2) Ibu Tangga

Ibu tangga merupakan bagian kontruksi pokok yang berfungsi mendukung anak tangga. Ibu tangga dapat merupakan kontruksi yang menjadi satu dengan rangka bangunannya, tapi boleh juga dibuat terpisah, tergantung cara mana yang dianggap paling menguntungkan,

3) Anak Tangga

Anak tangga adalah bagian dari tangga yang berfungsi untuk bertumpunya telapak kaki.Anak tangga di pasang secara teratur,agar enak dan aman dilalui,bentuk dan lebar serta selisih tinggi masing-masing anak tangga harus dibuat sama.

Anak tangga dapat dibuat secara menerus bersambungan dari bawah sampai atas. Bila menghendaki variasi bentuk lain, anak tangga dapat juga dibuat secara terpisah dengan bentuk lain sesuai selera.

4) Pagar Tangga

Pagar tangga adalah pelindung di samping sisi tangga untuk melindungi agar orang tidak terpelosok jatuh. Pada sisi tangga yang berbatasan langsung dengan tembok,tidak perlu dipasana pagar tangga, tapi di sisi lain yang bebas harus di beri pagar.

Pada lantai tingkat di sekitar lobang tangga,harus juga dipasang pagar pengaman agar penghuni, terutama anak anak tidak terjerumus jatuh.

5) Pegangan Tangga

(11)

Bentuk dan ukuran pegangan tanggadibuat sedemikian ,agar terasa enak dan pas oleh genggaman telapak tangan.Bentuk yang umum di buat adalah bulat atau oval dengan diameter 4 -5 cm,bila dipakai bentuk persegi ukurannya adalah 4 x 6 cm2.

2.4.1.6 Bordes

Bordes adalah plat datar di antara anak-anak tangga,berguna sebagai tempat untuk memberi kesempatan orang yang naik tangga beristirahat sejenak.

Bordes dipasang pada tangga lurus yang terlalu panjang atau pada sudut sebagai tempat peralihan arah tangga yang berbelok.Bordes dapat dibuat lebih dari satu,apabila arah berbeloknya tangga lebih dari dua kali.

Lebar bordes untuk bangunan rumah tinggal cukup dibuat 80 – 100 cm, untuk bangunan umum dibuat lebat 120 -200 cm.

4.2 Bentuk Tangga

Bentuk tangga dapat disesuaikan dengan beda tinggi lantai dan ruangan yang tersedia.

Macam bentuk tangga yang umum banyak dipakai: 1. Tangga lurus,

2. Tangga miring, 3. Tangga lengkung, 4. Tangga siku dan 5. Tangga lingkar.

4.3 Konstruksi Tangga

Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung,1983,beban pada tangga diambil lebih besar daripada beban lantai tingkat,hal ini dapay dimaklumi karena banyak orang yang naik turun tangga.

(12)

Bangunan umum di ambil : 300 kg/m2

Kontruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya,hanya kerugiannya bila terjadi penurunan pada bangunan akan menyebabkan perubahan sudut kemiringan tangga.

Bila kontruksi tangga dibuat terpisah secara struktural dengan rangka bangunanya ,dapat dibuatkan pondasi tersendiri, rangka tangga tidak menempel pada dinding , tapi diberi sela ± 5 cm.

4.4 Bahan Tangga.

Tangga dapat dibuat dari bahan : 1. Kayu,

2. Beton Bertulang, 3. Baja,

4. Batu Alam.

Tangga beton bertulang merupakan tangga yang paling populer di pakai pada bangunan saat ini. Bentuknya dapat menambah kesan mewah pada ruangan. Konstruksi yang kuat dan awet menjamin tidak cepat rusak dan dapat berumur panjang. Bahannya tahan api, sangat dianjurkan dipakai pada bangunan umum dan bangunan bertingkat tiga lantai atau lebih, demi keamanan dan keselamatan penghuni lantai atas, bila terjadi kebakaran sebagai jalan keluar.

5. PONDASI (Sub Structure)

Pondasi merupakan struktur bangunan bagian bawah terletak paling bawah dari bangunan yang berfungsi mendukung seluruh beban bangunan dan meneruskan ke tanah di bawahnya.

Pondasi dapat dibuat dengan berbagai macam cara dan bentuk, yang semuanya ini sangat dipengaruhi oleh:

(13)

2. Jenis tanah dan daya dukungnya,

3. Bahan bangunan untuk pondasi yang tersedia/mudah didapat, 4. Alat kerja dan tenaga kerja yang ada,

5. Lokasi dan situasi proyek tempat pekerjaan, 6. Pertimbangan biaya.

Untuk dapat menentukan jenis pondasi yang ideal, dalam arti murah, mudah dan kuat, perlu dilakukan penyelidikan tanah (Soil Investigation). Dari hasil penyelidikan tanah ini didapat diharapkan mengetahui:

1. Jenis dan kekuatan tanah serta kedalamannya, 2. Kedalaman dari muka air tanah,

3. Meramalkan penurunan dikemudian hari,

4. Memperkirakan beban maximum yang di ijinkan dan menentukan jenis pondasinya.

Di dalam merencanakan pondasi ada dua hal yang penting yang perlu selalu di ingat, yaitu bahwa kekuatan pondasi didasarkan pada kekuatan bahan pondasinya sendiri dan kekuatan tanah di bawahnya. Bahan pondasi harus mempunyai kekuatan penuh dan tidak akan rusak oleh beban bangunan, hal ini dapat dilakukan analisa hitungan berdasarkan tegangan izin bahan. Kekuatan tanah di bawah pondasi harus mampu mendukung beban pondasi dan beban bangunan di atasnya tanpa adanya penurunan, hal ini dapat dirancanakan dengan membuat ukuran pondasi sedemikian besar berdasarkan rekomendasi penyelidikan tanah, sehingga tegangan izin tanah tidak di lampaui

Hal-hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pondasi adalah:

1. Adanya perubahan fungsi gedung, sehingga terjadi pembebanan yang melebihi kapasitas pondasi,

2. Terjadinya bencana alam seperti: gempa,banjir, tanah longsor atau getaran yang berulang dari mesin atau kendaraan,

(14)

4. Kerusakan struktur tanah akibat adanya pembangunan gedung yang lebih berat di dekatnya,

5. Usia pondasi dapat menyebabkan kelelahan bahan,

Referensi

Dokumen terkait

Upaya lain yang dilakukan dosen STAI Al-Amin Dompu dalam menerapkan prinsip pendidikan kritis dalam pendidikan Islam di STAI Al-Amin Dompu adalah dengan cara

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses perancangan silabus berbasis teks yang dilakukan oleh guru di dalam kelas menulis akademik bahasa Inggris dengan

Jarak antara Perguruan Tinggi dan mitra yang relatih dekat (± 60 Km) memungkinkan untuk melakukan pemantauan secara intensif. Pemantauan pemanfaatan produk IbM yang

Variabel dalam penelitian ini adalah menyusun norma tes kesegaran jasmani yang sesuai dengan anak tunagrahita ringan usia 10-12 tahun di DIY berdasarkan

 produksi, baik baik industri industri maupun maupun domestik domestik (rumah (rumah tangga), tangga), yang yang kehadirannya kehadirannya pada pada suatu saat

Berdasarkan analisis SWOT dan tabel SWOT dapat diketahui bahwa perusahaan berada pada kondisi yang kompetitif untuk bersaing dengan lawan bisnisnya dari sisi volume penjualan

Dalam perspektif Ibnu Khaldun, karena faktor produksi yang paling utama adalah tenaga kerja dan hambatan satu-satunya bagi pembangunan adalah kurangnya persediaan tenaga

Dari paparan di atas dapat dikemukakan bahwa perkembangan pendidikan Islam sejak awal selalu terkait dengan kondisi sosio-politik, budaya dan tuntutan masyarakatnya. Pada