1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, kebutuhan masyarakat akan perumahan tidak pernah surut bahkan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat terlihat dari kenyataan bahwa perumahan yang dibuat selalu laku terjual. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal menyampaikan tahun 2013 penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun (Merdeka.com, 2013). Setidaknya dibutuhkan 750.000 unit rumah per tahun untuk memenuhi laju pertumbuhan penduduk tersebut. Ini akan berdampak pada keperluan bahan bangunan terutama kebutuhan batu bata akan terus meningkat jumlahnya di setiap tahun.
Pada umumnya konsumsi bangunan tidak lepas dari penggunaan batu bata sebagai salah satu pembentuk konstruksi dinding dalam suatu pembuatan bangunan. Kebutuhan batu bata yang semakin meningkat dan kerusakan tanah yang disebabkan oleh pembuatan batu bata menjadi masalah di lapangan yang harus segera diatasi. Karena dilihat dari pembuatannya, bahan baku batu bata berupa tanah liat. Jika tanah liat yang berada di area persawahan terus menerus digunakan sebagai bahan baku bata maka tingkat kesuburan tanah berkurang dan tidak ada lagi lahan untuk menanam padi sebagai pemenuh kebutuhan pangan manusia. Ini akan mengancam kebutuhan pokok manusia dalam hal ketersediaan pangan.
2
berupa limbah gypsum ini diharapkan akan mengurangi limbah yang mencemari lingkungan dan dapat mengurangi kerusakan lahan pertanian dari penggunaan bahan baku tanah liat. Maka dari itu di dalam laporan tugas akhir ini yang mendorong peneliti mencari alternatif pengganti batu bata untuk pembuatan dinding bangunan yaitu bata beton dengan pemanfaatan limbah gypsum PT. Petrokimia Gresik.
B. Rumusan Masalah
Dengan pemanfaatan limbahgypsumPT. Petrokimia Gresik sebagai bahan lokal yang cara pengolahannya dengan teknologi sederhana dan atas dasar latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah pemanfaatan limbah gypsum PT. Petrokimia Gresik sebagai bahan tambah pada pembuatan bata beton dapat digunakan dan dapat mengurangi jumlah limbah yang mengganggu kualitas lingkungan.
2. Bagaimanakah kualitas bata beton yang dibuat dengan penambahan limbah gypsumPT. Petrokimia Gresik tersebut bermutu sesuai dengan SNI bata beton.
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Memeriksa limbah gypsum PT. Petrokimia Gresik untuk layak dijadikan sebagai bahan tambah dalam pembuatan bata beton yang bermutu sesuai dengan SNI bata beton.
2. Mengetahui komposisi optimal dengan campuran semen, abu batu (dust), limbah gypsum, dan air sehingga menghasilkan bata yang kuat tekan dan mutu sesuai dengan SNI bata beton.
3
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan alternatif pemecahan masalah lingkungan dalam hal penanganan/pengolahan limbah gypsum PT. Petrokimia Gresik yang sekarang ini sudah menjadi masalah bagi industri
2. Dihasilkan bata beton yang mempunyai kuat tekan yang sama atau bahkan lebih tinggi dari bata beton biasa dengan menggunakan bahan tambah limbah gypsumPT. Petrokimia Gresik.
3. Bata beton dengan tambahan limbah gypsum PT. Petrokimia Gresik dapat dijadikan sebagai material pengganti bahan bangunan kontruksi dinding pada perumahan rumah sederhana.
E. Batasan Masalah
Beberapa batasan masalah yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Limbah gypsum yang digunakan berasal dari PT. Petrokimia Gresik. Limbah
ini masih dalam kondisi asli dan murni.
3. Semen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu semen Portland tipe PPC. 4. Agregat halus yang digunakan yaitu abu batu (dust) dari industri pemecah batu
Mojosongo.
5. Air dari Laboratorium Bahan Bangunan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
6. Bata beton pasaran berasal dari produk usaha kecil di daerah Mojosongo Surakarta dengan dimensi 10 x 20 x 40 cm.
7. Perencanaan campuran bata beton dengan perbandingan berat semen dan agregat halus (abu batu) = 1 : 5, dan dengan faktor air semen (fas) sebesar 0,5. 8. Penambahan limbah gypsum PT. Petrokimia Gresik direncanakan sebanyak
4
9. Dilakukan uji penyerapan air terhadap bata beton yang memiliki kuat tekan yang optimal dari tiap prosentase campuran.
10. Pengujian yang dilakukan adalah uji kuat tekan, uji kuat lentur dari bata beton pada umur 28 hari.
F. Keaslian Penelitian
Penggunaan bahan tambah limbah Gypsum PT. Petrokimia Gresik sebagai bahan tambah pembuatan bata beton di wilayah Surakarta khususnya Universitas Muhammdiyah Surakarta menurut sepengetahuan penulis belum ada. Sedangkan penelitian tentang bata beton pernah diteliti sebelumnya. Penelitian yang pernah dilakukan diantaranya:
Erfan (2007) tentang “Pemanfaatan Limbah Batu bara (bottom ash) Sebagai Bahan Batako” dengan variasipenggantian pasir dengan limbah batu bara direncanakan sebanyak 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% dari berat pasir yang direncanakan.