• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI DENYUT JANTUNG DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL PADA ANGGOTA PENCAK Hubungan antara Frekuensi Denyut Jantung dengan Volume Oksigen Maksimal pada Anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Universitas Muhammadiyah Surakart

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI DENYUT JANTUNG DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL PADA ANGGOTA PENCAK Hubungan antara Frekuensi Denyut Jantung dengan Volume Oksigen Maksimal pada Anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Universitas Muhammadiyah Surakart"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI DENYUT JANTUNG DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL PADA ANGGOTA PENCAK SILATPERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh: TIARA RIDIASEPRINA

J500100078

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)
(3)

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI DENYUT JANTUNG DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL PADA ANGGOTA PENCAK SILATPERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Tiara Ridiaseprina, Retno Suyaningsih, Safari Wahyu Jatmiko, Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK

Tiara Ridiaseprina. J500100078, 2010. Hubungan antara Frekuensi Denyut Jantung dengan Volume Oksigen Maksimal pada Anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Latar Belakang: Volume Oksigen Maksimal (VO2 Maks) merupakan suatu ukuran dari kapasitas sistem kardiovaskuler yang menunjukkan tingkat kebugaran seseorang. Banyak faktor yang mempengaruhi VO2 Maks, salah satunya adalah perubahan frekuensi denyut jantung akibat aktivitas fisik

Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara frekuensi denyut jantung dengan Volume Oksigen Maksimal tersebut.

Metode: Desain penelitian menggunakan metode penelitian analitik observasional non-ekperimental dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 33 anggota pencak silat dengan teknik purposive sampling dan dilakukan pengukuran VO2 Maks di laboratorium Fisiologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Data dianalisis dengan uji korelatif Pearson dengan program SPSS 17.0 for windows.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p = 0.000 (p < 0.05) yang menunjukkan terdapat korelasi bermakna antara dua variabel yang diuji dan nilai korelasi Pearson sebesar – 0.747 yang menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang kuat.

Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara frekuensi denyut jantung dengan Volume Oksigen Maksimal pada Anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(4)

RELATIONSHIP BETWEEN HEART RATE AND MAXIMAL OXYGEN UPTAKE ON PENCAK SILAT MEMBERS IN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA

Tiara Ridiaseprina, Retno Suryaningsih, Safari Wahyu Jatmiko, Faculty of Medicine

Muhammadiyah University of Surakarta ABSTRACT

Tiara Ridiaseprina. J500100078, 2010. Relationship between Heart Rate and Maximal Oxygen Uptake on Pencak Silat Members in Persaudaraan Setia Hati Terate Muhammadiyah University of Surakarta.

Background: Maximal Oxygen Uptake ( VO2 max ) is a measure of the capacity of the cardiovascular system that shows a person's fitness level. Many factors affect the VO2 Max , one of them is the change in heart rate due to physical activity.

Puspose: To determine whether there is a relationship between heart rate with the Maximal Oxygen Uptake.

Method: The study design in observational analytic studies of non - experimental cross sectional design. The number of samples are 33 members of the pencak silat which the sampling tehnique using purposive sampling and measurement of VO2 Max in Physiology laboratory Muhammadiyah University of Surakarta. Data were analyzed with Pearson correlative test with SPSS 17.0 for Windows.

Result: The results showed that the value of p = 0.000 ( p < 0.05 ), which indicates there is a significant correlation between the two variables tested and Pearson correlation value of - 0.747 which shows a negative correlation with the strength of the correlation is strong.

Conclusion: This study concludes that there is a significant correlation between heart rate with a Maximal Oxygen Uptake on Pencak Silat Members in Persaudaraan Setia Hati Terate Muhammadiyah University of Surakarta..

(5)

PENDAHULUAN

Sebuah studi dari WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa gaya hidup kurang aktifitas adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak atau aktifitas fisik. Pada negara maju dan negara berkembang di seluruh dunia terdapat 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktifitas fisik.1

Kemajuan teknologi tanpa disadari telah membuat aktivitas fisik berkurang. Di Indonesia prevalensi kurangnya aktivitas fisik pada penduduk usia lebih dari 10 tahun mencapai angka 48,2%.2

Di negara-negara berkembang, penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, kanker dan depresi akan segera menggantikan penyakit menular dan malnutrisi sebagai penyebab kematian dan disabilitas. Berdasarkan Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) 2005 – 2025, PTM seperti penyakit kardiovaskuler semakin meningkat dan menjadi tantangan lain yang harus dihadapi. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup kurang aktivitas dan perilaku yang tidak sehat.3

Olahraga seharusnya diutamakan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani untuk mencegah buruknya perubahan gaya hidup kurang aktivitas. Kebugaran jasmani dapat dinilai melalui volume oksigen maksimal (VO2 Maks). Diperlukan intensitas olahraga yang cukup untuk memaksimalkan kebugaran jasmani. Pemeriksaan frekuensi denyut jantung adalah salah satu indikator untuk mengukur kecukupan intensitas olahraga.4

Volume oksigen maksimal (VO2 Maks) adalah suatu ukuran dari kapasitas sistem kardiovaskular dalam menghantarkan oksigen oleh darah ke massa otot yang terlibat dalam kerja yang dinamis selama satu menit.5

(6)

Kebutuhan pengukuran VO2 Maks sangat penting terutama bagi seorang atlet pencak silat karena VO2 Maks dibutuhkan untuk memaksimalkan teknik dan taktik dalam pencak silat.7

TINJAUAN PUSTAKA

Denyut jantung adalah sejumlah kontraksi ventrikel jantung per menit. Pada manusia rata – rata frekuensi denyut jantung berkisar 60 – 100 per menit.8 Kondisi frekuensi denyut jantung diatas normal disebut takikardi dan kondisi frekuensi denyut jantung dibawah normal disebut bradikardi.9 Denyut jantung per menit (kecepatan jantung) rerata saat istirahat pada manusia yang sehat adalah 70 menit per menit, ditentukan oleh ritmisitas nodus SA (sinoatrium).10

Pengukuran frekuensi denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling umum adalah menghitung denyut jantung melalui arteri radialis selama satu menit atau mendengarkan langsung denyut jantung melalui stetoskop. Bisa juga melalui ECG (Electrocardiogram) dengan cara membagi 1500 dengan jumlah kotak kecil diantara 2 gelombang R bila irama jantung teratur.5

Volume oksigen maksimal (VO2 Maks) adalah suatu ukuran dari kapasitas sistem kardiovaskular untuk memberikan oksigen darah ke massa otot yang terlibat dalam kerja yang dinamis selama satu menit.5 Volume oksigen maksimal (VO2 Maks) merupakan produk dari maksimal cardiac output dan ekstraksi oksigen maksimal oleh jaringan, yang keduanya dapat meningkat oleh latihan fisik.8 VO2 Maks adalah sejumlah volume oksigen maksimal yang dapat didistribusikan dari paru-paru ke otot dalam mililiter per kilogram berat badan per menit.11

(7)

Akhir proses dari regulasi kerja paru dan jantung terhadap olahraga adalah peningkatan stroke volume, penurunan frekuensi denyut jantung dan peningkatan kerja otot – otot diafragma dan otot – otot interkostal. Sehingga olahraga dapat meningkatkan VO2 Maks.13

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional non-ekperimental dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui hubungan frekuensi denyut jantung dan VO2 Maks pada anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta pada bulan Januari 2014. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria inklusi: (1). Anggota pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate UMS pria dan wanita usia 18 – 25 tahun (2). Bersedia menjadi subjek penelitian (3). Dalam keadaan sehat. Kriteria Eksklusi : (1). Memiliki riwayat penyakit PPOK, asma, anemia, TBC (2). Mempunyai kebiasaan merokok sedikitnya satu batang per hari minimal selama setahun hingga penelitian ini dilakukan (3). Sedang cedera atau mengalami cacat fisik

HASIL DAN PEMBAHASAN

[image:7.595.141.513.656.742.2]

Penelitian skripsi ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 di laboratorium Biomedik sub laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sebelum penelitian telah dilakukan pemilihan sampel secara purposive sampling pada anggota pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate.

Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

(8)
[image:8.595.139.508.300.369.2]

Dari tabel diatas diketahui bahwa distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin sampel menunjukkan 26 orang (78,8%) laki – laki dan 7 orang (21,2%) adalah perempuan. Pada data tersebut menunjukkan frekuensi jenis kelamin sampel laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Pada populasi anggota pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate UMS menunjukkan hal yang sama dan sampel telah memenuhi kriteria retriksi.

Tabel 2. Hasil Uji T Tidak Berpasangan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Volume Oksigen Maksimal (VO2 Maks)

VO2 Maks Mean N p Jenis Kelamin Laki-laki 61.5754 26 0.02

Perempuan 52.6429 7

Dari tabel 2 diperoleh data bahwa rata-rata VO2 Maks pada laki-laki 61,5754 dan rata-rata VO2 Maks pada perempuan 52,6429. Perbedaan VO2 Maks antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang signifikan yaitu nilai p = 0,02

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur, Frekuensi Denyut Jantung Kerja dan Berat Badan

Variabel Umur (Tahun)

Frekuensi 33

Batas bawah

18

Batas atas

25

Mean 20.91

Standar deviasi

1.528

Frekuensi Denyut Jantung

Kerja (kali/menit)

33 112 154 132.24 10.326

[image:8.595.131.516.538.730.2]
(9)
[image:9.595.108.517.301.468.2]

Dari tabel diatas diperolah rata-rata sampel berumur 20.91 tahun (SD 1.528) dengan usia terendah 18 tahun dan usia tertinggi 25 tahun. Frekuensi denyut jantung kerja terendah adalah 112 kali/menit dan tertinggi 154 kali/menit sehingga rata-rata frekuensi denyut jantung kerja adalah 132.24 kali/menit (SD 10.326). Dari data menunjukkan pula berat badan rata-rata 54.76 kg (SD 5.847) dengan nilai terendah 43 kg dan nilai tertinggi 72 kg.

Tabel 4. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Frekuensi Denyut Jantung Istirahat dan VO2 Maks

Variabel Frekuensi Denyut

Jantung Istirahat (kali/menit)

Frekuensi 33

Batas bawah

44

Batas atas

70

Mean 60.09

Standar deviasi 6.630

VO2 Maks (ml/kgBB/menit)

33 46.20 85.70 59.6806 10.34992

(10)
[image:10.595.184.517.135.276.2]

Tabel 5. Uji Normalitas Data Sebelum Dilakukan Transformasi Data

Frekuensi Denyut Jantung istirahat

VO2 Maks

Saphiro-Wilk Frekuensi

33

33

P value 0.067

0.007

Tabel 6. Uji Normalitas Data Sesudah Dilakukan Transformasi Data

Frekuensi Denyut Jantung istirahat

VO2 Maks

Saphiro-Wilk Frekuensi

33

33

P value 0.067

0.053

[image:10.595.185.517.319.461.2]
(11)
[image:11.595.171.518.131.235.2]

Tabel 7. Uji Korelatif Pearson

Frekuensi Denyut Jantung Istirahat

R P value

N

VO2 Maks -0.747 0,000

33

Dari tabel diatas diketahui nilai p = 0.000 yang menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara frekuensi denyut jantung istirahat dan VO2 Maks karena nilai p < 0.05. Nilai korelasi Pearson sebesar – 0.747 yang menunjukkan arah korelasi negatif dengan kekuatan korelasi kuat.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan step test Astrand Rhyming untuk menghitung VO2 Maks. Step test Astrand Rhyming sama seperti Treadmill dan Ergometer Sepeda. Step test Astrand Rhyming tidak membutuhkan alat-alat yang mahal, tidak perlu dikalibrasi, cukup familiar dan proposinya sama dengan dengan treadmill dan ergometer sepeda.15

(12)

Berdasarkan hasil distribusi data tersebut, maka digunakan uji korelasi Pearson karena telah memenuhi syarat yaitu distribusi data normal.16

Berdasarkan tabel 7 hasil uji korelasi Pearson antara frekuensi denyut jantung istirahat dan VO2 Maks didapat nilai p = 0.000, kareni nilai p < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara frekuensi denyut jantung istirahat dan VO2 Maks. Selain itu, didapat pula nilai r = - 0.747 yang menunjukkan bahwa arah korelasi negatif dengan kekuatan yang kuat.16

Penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diharapkan peneliti, yaitu adanya hubungan antara frekuensi denyut jantung dan VO2 Maks. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Khasan dkk, yaitu ada korelasi yang signifikan antara frekuensi denyut jantung isitirahat dan kapasitas aerobik (VO2 Maks) karena frekuensi denyut jantung yang cenderung bradikardi pada olahragawan menunjukkan efisiensi kerja jantung dalam memompa darah. Kerja jantung yang efisien memiliki nilai VO2 Maks yang lebih baik daripada frekuensi denyut jantung isitrahat yang normal.6

Volume oksigen maksimal (VO2 Maks) merupakan produk dari maksimal cardiac output dan ekstraksi oksigen maksimal oleh jaringan, yang keduanya

dapat meningkat oleh latihan fisik. Latihan fisik dapat meningkatkan VO2 Maks. Olahraga menyebabkan perubahan pada otot rangka yaitu peningkatan jumlah mitokondria, peningkatan kapiler dan distribusi darah ke otot lebih baik. Sehingga, ekstraksi oksigen lebih sempurna dan pembentukan laktat lebih rendah. Peningkatan aliran darah ke otot lebih rendah, frekuensi denyut jantung lebih rendah.8

(13)

didapat nilai p = 0.02, karena nilai p < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan nilai VO2 Maks antara laki-laki dan perempuan.

Selain jenis kelamin, usia dan berat badan juga dapat mempengaruhi VO2 Maks pada individu. Usia 20 hingga 29 tahun daya tahan kardiorespirasi mencapai puncaknya. Selain itu, frekuensi denyut jantung istirahat cenderung normal hingga bradikardi di usia ini.13 Berat badan menunjukkan komposisi tubuh seseorang. Berat badan orang yang sehat dengan seorang olahragawan tentu berbeda. Seorang olahragawan cenderung memiliki berat otot lebih besar daripada jaringan lemak.11

Mayoritas sampel penelitian sudah berlatih lebih dari 4 bulan hingga lebih dari 5 tahun dengan intensitas latihan lima jam tiap latihan selama dua kali seminggu. Usia dewasa muda terjadi peningkatan stroke volume, peningkatan cardiac output, penurunan frekuensi denyut jantung istirahat dan peningkatan nilai VO2 Maks setelah empat bulan latihan.Studi lain juga menyatakan bahwa terjadi penurunan frekuensi denyut jantung istirahat sebanyak 1.9 hingga 3.4 kali per menit dan peningkatan VO2 Maks sebanyak 10% setelah melakukan latihan selama 20 minggu.18

Sebuah studi A Prospective Population Study of Resting Heart Rate and Peak Oxygen Uptake (the Hunt Study, Norway) Nauman et.,al (2012) menyatakan

bahwa frekuensi denyut jantung istirahat adalah prediktor penting dari VO2 Maks, frekuensi denyut jantung istirahat juga dapat memberikan informasi yang berguna mengenai kebugaran jantung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi denyut jantung istirahat yang tinggi memiliki nilai VO2 Maks lebih rendah.19

Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran kadar hemoglobin. Hal ini disebabkan kadar hemoglobin memiliki korelasi positif terhadap VO2 Maks.13 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi bermakna antara Frekuensi Denyut Jantung dan Volume Oksigen Maksimal. SARAN

(14)

sebaiknya dibandingkan dengan pemeriksaan VO2 Maks yang lain seperti Ergometer Sepeda atau Treadmill.

2. Dipergunakan sampel yang homogen seperti laki-laki saja atau perempuan saja.

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. 2002. Physical inactivity a leading cause of disease and disability, warns WHO available at http://www.who.int/mediacentre/news/releases/-release23/en/ accessed 17 Mei 2013

2. Departemen Kesehatan RI. 2002. Panduan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Departemen Kesehatan, Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI, PDSKO (Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga) dan PPKORI (Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Republik Indonesia). Jakarta. 4-15

3. Kementrian Kesehatan RI. 2012. Penyakit Tidak Menular. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta 1-5

4. Giriwijoyo S, Sidik DZ. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 8-128

5. Guyton, AC. 2010. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC. Jakarta. 156-80 1005-8

6. Khasan NA, Tri R, Mohammad A. 2012. Korelasi Denyut Nadi Istrirahat dan Kapasitas Vital Paru Terhadap Kapasitas Aerobik. J PE Indo 1(4) 161-4

7. Susilo, EA. 2013. Hubungan Persentase Lemak Tubuh Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi Atlet Pencak Silat diKlub SMP N 01 Ngunut Tulungagung. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,Universitas Negeri Surabaya. Suarabaya 1-3

8. Ganong, WF. 2012. Review of Medical Physiology. 12th ed. New York. McGraw-Hill. 521-53

9. Kharmorkar, SV. 2012. Insight in Physiology. Jaypee. India. 267-91 10.Sherwood, L. 2012. Fundamental of Human Physiology. 4th ed. Cengage

Learning. Canada 328-58

11.Huldani. 2012. Status Gizi Mempengaruhi Konsumsu Oksigen Maksimal (VO2 Maksimal) Siswa Pondok Pesantresn Darul Hijrah. Bagian Fisiologi Univ Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Cermin Dunia Kedokteran 39 (3) 194-95

12.Fox, S I. 2009. Fundamentals of Human Physiology. New York. McGraw-Hill. 240-74

13.Powers SK, Howley ET. 2012. Exercise Physiology : Theory and Application to Fitness and Performance. McGraw-Hill. USA 281-93 14.Muller. 1961. Scales of Heart Rate. In Kroemer KHE & Grandjean E.

(15)

15.Astrand PO, Rodahl K, Dahl HA, Stromme SB. 2003. Textbook of Work Physiologi ed 4th. New York. McGraw-Hill. 280-5

16.Dahlan, MS. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta 35-144 17.Tarigan, B. 2010. Pengaruh Latihan Senam Tai Chi dan wai Tan Kung

Terhadap Daya Tahan Jantung Paru dan Komposisi Tubuh (Persentase Lemak Tubuh) Pada Lanjut Usia. PPCD Kedokteran Olahraga UNPAD Bandung. FPOK UPI Bandung. 1-5

18.Wilmore JH, Stanforth PR, Gagnon J, Leon AS, Rao DC, Skinner JS,

Bouchard C. 1996. Endurance Exercise Training Has A Minimal Effect On Resting Heart Rate: the heritage Study. University of Texas at Austin. J Med Sci Exer 28(7) : 829-835

Gambar

Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. Hasil Uji T Tidak Berpasangan Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Frekuensi Denyut
Tabel 5. Uji Normalitas Data Sebelum Dilakukan Transformasi Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengucap puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul “Uji Eksperimental

Bunyi vokal lain seperti /u/ dan l\l atau bunyi lot dan /e/ kadang-kadang secara spontan, misalnya kedegaran /ue/ yang artinya /kue/ atau /men/ dalam kata /permen/, fonem l\l dalam

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara terhadap perilaku Mahasiswa dalam Menerapkan Pengetahuan Akuntansi dikehidupan Sehari-hari

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan pendekatan observasi serta pengumpulan data sekaligus pada suatu kurun waktu yang bersamaan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris pengaruh dari mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan komisaris independen

Dari hasil penelitian yang dibagi ke dalam lima kategori, menunjukkan bahwa dominasi penggunaan headline adalah provocative headline sebesar 44,44%, iklan cenderung

Sesuai dengan pendapat Olsen (1968 :136 - 137) bahwa setiap masyarakat, dalam dirinya sudah memiliki unsur-unsur potensial dalam menghasilkan perubahan dan