• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTUALISASI DIRI DAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI WANITA PADA PERGURUAN TINGGI DI UNIVERSITAS ANDALAS Tinjauan Antropologis tentang Peran Wanita di dalam Masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AKTUALISASI DIRI DAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI WANITA PADA PERGURUAN TINGGI DI UNIVERSITAS ANDALAS Tinjauan Antropologis tentang Peran Wanita di dalam Masyarakat."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Ketua Peneliti

Nama Lengkap : Hendrawati, SH, M.Hum

Tempat/Tgl Lahir : Teluk Kuantan/ 3 Februari 1956 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Lembaga : Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas,

N I P : 131 284 954

Alamat : Jalan Sosiologi A/13 Siteba Padang B. Riwayat Pendidikan.

1983 S1/Sarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Andalas Ilmu Hukum 2001 S2/Master Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Andalas Ilmu Hukum

C. Bidang Keahlian

 Antropologi Wanita

D. Pengalaman Seminar dan Pelatihan (2002-sekarang)

2002 Peserta konsultasi publik Draft RUU PWP dan PPK Departemen Kelautan dan Perikanan dan Pemerintah Propinsi Sumatera Barat

2003 Peserta semiloka strategi penyusunan berbasis kompetansi bidang ilmu sosial dan ilmu politik dengan stakeholder FISIP UNAND

E. Pengalaman Penelitian / Makalah / Publikasi (2002)

(2)

Anggota Peneliti

1. Nama : Dra. Ermayanti, M.Si 2. Tempat Tanggal Lahir : Padang/ 14 Januari 1963 3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Status Perkawinan : Menikah

5. Pekerjaan : Dosen Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas

6. Alamat Kantor : FISIP Universitas Andalas Kampus Limau Manis PO. Box 166 Padang Telp 71266

Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Universitas Andalas, 1988 2.S2/Master

Program Studi Pembangunan Wilayah Pedesaan Pasca Sarjana Universitas Andalas Padang, 1998.

Bidang Keahlian

* Antropologi Wanita C. Pelatihan dan Seminar

1. Seminar tentang Eksistensi Tanah Ulayat Dalam Masyarakat Minangkabau, UMMY, 2002

2. Seminar Budaya Sains dan Teknologi Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang, Pusat Kajian Sain, Teknologi dan Keb. Jepang, 2002

3. Temu Budaya Daerah Sumatera Barat, diselenggarakan oleh BKSNT Bukittinggi, 2002

4. Lokakarya Revisi Kurikulum Universitas Andalas, UNAND, 2002

5. Seminar dan Lokakarya Strategi Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi, FISIP UNAND, 2003

6. Seminar “ Budaya Pesisir dan Kondisi Potensi Kelautan Sumatera barat, Dinas Pariwisata Sumbar, 2002.

7. Workshop dan Seminar “ Campus” The University for Industry Kerjasama Telkom dengan UNAND, 2003

8. Pelatihan dasar Umum Pendamping Amsyarakat/konsultasn Pembangunan bidang Perumahan dan Pemukiman, Dinas Tata ruang dan Pemukiman Sumbar, 2003.

(3)

10. Seminar sehari : Peningkatan Hubungan ekonomi Luar Negeri melalui Pemanfaatan Potensi dan Peluang Ekonomi daerah, DEPLU, 2003.

D. Penelitian dan Publikasi Ilmiah a. Penelitian

1. Status dan Peranan wanita dalam Keluarga Luas Matrilineal Minangkabau Kontemporer, Penelitian Kajian Wanita tahun 2004, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Depdiknas. 2004

2. Pola Makanan dan Kesehatan Masyarakat Nelayan Sungai Pinang, Penelitian SP4 Jurusan Antropologi tahun 2004, Dirjen DIKTI Depdiknas. 2004

3. Penelitian dosen di nagari abai Sangir, Kec. Batang Hari, Kab. Solok Selatan, 9-11 Juli 2004.

4. Penanggung jawab Kegiatan Penelitian ke Kabupaten Solok, SP4 Jurusan Antropologi, tahun 2004.

2. Antropologi Pariwisata (jurnal Antropologi Tahun V No.7 Januari-Juni 2004, ISSN 1410-8356), 2004.

E. Pengabdian kepada Masyarakat

1. Narasumber dalam kegiatan peneltiian rutin pada Kantor balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisionla Padang tahun 2002, Balai Jarahnitra, tahun 2002.

2. Nara sumber pada acara Penyuluh Bulanan Anggota Kelompok Tani Sakato Jorong Kayu tanduk Nagari Air Angat, Kec. X Koto Tanah datar, Petani Sakato, tahun 2003.

3. Narasumber pada acara” Rembug Warga untuk Masyarakat” di Mushalla Arruhamak balai kaliki Koto nan gadang, Kec. Payyakumbuh Utara, KIMPRASWIL, tahun 2003.

4. Pendampingan Praktek Lapangan Mahasiswa Jurusan Antropologi FISIP di Pulau karam Nagari Ampang Pulai, Kec. Koto XI Tarusan, Kab. Pesisir selatan, 2004.

F. Kegiatan Penunjang Pengabdian Kepada Masyarakat

1. Anggota Panitia Pelaksana Akuntabilitas Kinerja FISIP UNAND tahun 2002. 2. Anggota pengawas SPMB Lokal 14 Padang tahun 2002.

(4)

Anggota Peneliti

Nama Lengkap dan Gelar : Lucky Zamzami, S.Sos

NIP. : 132 310 758

Golongan : III a/Asisten Ahli

Pangkat : Penata Muda

Tempat/Tanggal Lahir : Payakumbuh/ 05 Mei 1978 Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Dosen Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas

Alamat

Kantor : Gedung Jurusan Lantai I FISIP Universitas Andalas Padang, Kampus Limau Manis 25162 Peneliti, Lembaga PIRAC Jakarta, Juli 2007.

2. Aktualisasi Diri Dan Produktivitas Kerja Pegawai Wanita Pada Perguruan Tinggi Di Universitas Andalas. Tinjauan Antropologis tentang Peran Wanita di dalam Masyarakat, Anggota Peneliti, DIKTI JAKARTA, 2007.

3. Peranan Keluarga Matrilineal Minangkabau Terhadap Keberadaan Perempuan Lanjut Usia Studi Kasus Di Kelurahan Payonibung, Kecamatan Payakumbuh Utara, Payakumbuh, Anggota Peneliti, DIKTI JAKARTA, 2007.

4. Pemanfaatan Budaya Lokal Terhadap Teknologi Penangkapan Ikan Pada Masyarakat Nelayan Studi Kasus Di Kelurahan Pasar Laban, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kotamadya Padang, Ketua Peneliti, DIKTI JAKARTA, 2007.

5. Pengentasan Kemiskinan Berbasis Institusi Lokal di wilayah Sumatera Barat (2 Kotamadya dan 5 Kabupaten), sebagai anggota peneliti, Departemen Sosial RI bekerjasama dengan Universitas Andalas, tahun 2006.

6. Perubahan Kearifan Lokal Masyarakat Sekitar Hutan dalam Pembukaan dan Pengelolaan Hutan, sebagai ketua peneliti, DIPA Rutin Lembaga Penelitian tahun 2006.

(5)

8. Survey awal kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya di Selingkar Danau

10. Penelitian tentang AMDAL HPHT PT. Bukit Raya Mudisa, sebagai anggota peneliti, PUSTEKMENHUT DAN PT. BUKIT RAYA MUDISA, tahun 2003.

11. Orientasi Kehidupan Kampus dan Mahasiswa Universitas Andalas, sebagai Koordinator/Asisten Lapangan, LEMBAGA PENELITIAN UNAND, tahun 2003.

12. Lanjutan Penelitian Pengusaha Kelas Menengah Ke Bawah pada Etnis yang ada di Kota Jambi (Dana Menristek), sebagai anggota peneliti, LEMBAGA PENELITIAN UNAND, tahun 2003.

13. Penelitian tentang Kearifan Masyarakat sekitar Hutan di Desa Bidar Alam, dana penelitian dari BAPEDA Regional I Sumatera-Riau, sebagai anggota peneliti, BAPEDA REGIONAL I SUMATERA-RIAU DAN JURUSAN ANTROPOLOGI FISIP UNAND, 2002

14. Penelitian tentang Pengusaha Kelas Menengah Ke Bawah pada Etnis yang ada di Kota Pekanbaru (Dana Menristek), sebagai anggota peneliti, LEMBAGA PENELITIAN UNAND, 2001.

15. Studi AMDAL terhadap Perbaikan Sungai Batang Anai-Kandis, sebagai anggota peneliti, BiLLS Consultant dan BAPEDALDA SUMBAR, 2001. 16. Persepsi Masyarakat Terhadap TVRI, sebagai anggota peneliti, KOMPAS

Jakarta, 2001.

C. Pengalaman Pengabdian

1. Pelatihan Metodologi Ilmu Sosial bagi Guru-guru SMU Negeri di Kotamadya Padang, Ketua, LPM UNAND, tahun 2007.

2. Pembinaan Kelompok Tani ”Kubang Saiyo” terhadap Penerapan Metode SRI di Kelurahan Limau Manis Padang, Anggota, LPM UNAND, tahun 2007. 3. Pembinaan Pedagang Makanan Jajanan di Kotamadya Padang, Anggota,

LPM UNAND, tahun 2007.

D. Seminar/Pelatihan

1. Pelatihan Penyiapan Materi Perkuliahan Berbasis Multimedia dan Audiovisual, tanggal 20-21 November 2006 di ruang ICT Universitas Andalas, Pembantu Rektor I Universitas Andalas, tahun 2006.

2. Pelatihan Metodologi Pengabdian kepada Masyarakat, tanggal 6 November 2006 di ruang Auditorium Universitas Andalas, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Andalas, tahun 2006.

(6)

4. Seminar Akhir RUKK II, Peserta, Menristek Jakarta, tahun 2004.

5. E-Campus : Workshop dan Seminar-Campus The University For Industry, March 20-21, 2003, Peserta, TELKOM dan UNAND, tahun 2003.

6. Seminar Millenium Angkatan I, Via Renata Cimacan Jawa Barat, 23-29 Juli 2002, peserta, CSIS Jakarta, Asia Foundation, Canada, tahun 2002.

7. Budaya Pesisir dan Kondisi Potensi Kelautan Sumatera Barat, 29 Agustus 2002, Peserta

8. Dinas Pariwisata, seni dan Budaya SUMBAR dan Museum Adityawarman, tahun 2002.

9. Seminar dan Lokakarya : Pola Implementasi Pembangunan Padangpanjang ke Depan sebagai Kota Serambi Mekkah, 9 Agustus 2002, Panitia YAMERSI : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan dan PEMDA Padang panjang, tahun 2002.

10. Budaya Sains dan Teknologi Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang, 7 Agustus 2002, Peserta, Pusat Kajian Sain, Teknologi dan Keb. Jepang, tahun 2002.

E. Publikasi Karya Ilmiah

1. Konsepsi dan Nilai Budaya Masyarakat Lokal dalam Pelestarian Kawasan Hutan, Jurnal PUITIKA, Jurusan Sastra Indonesia FSASTRA UNAND, April 2007.

2. Buku Ajar: “ Etnografi Minangkabau”, SP4 Tahun 2005 Jurusan Antropologi, tahun 2005.

3. Ethnic Entrepreneur and the Phenomena of “on the ground development” in Indonesia: A Social Perspective, Jurnal Antropologi No.9 Januari-Juni 2005, Laboratorium Antropologi Jurusan Antropologi, tahun 2005.

(7)

ABSTRAK PENELITIAN

AKTUALISASI DIRI DAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI WANITA PADA PERGURUAN TINGGI DI UNIVERSITAS ANDALAS

Tinjauan Antropologis tentang Peran Wanita di dalam Masyarakat

Pada dasawarsa terakhir, terlihat bahwa wanita yang memilih profesi sebagai

pegawai di sebuah instansi pemerintah dan perguruan tinggi memperlihatkan adanya

peningkatan. Hal ini dilatarbelakangi gejala penerimaan calon pegawai negeri sipil yang setiap

tahun dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan juga oleh perguruan tinggi. Penerimaan

calon pegawai ini pun memiliki kualifikasi pendidikan yang cukup tinggi, dimana pendidikan

sarjana memiliki persentase sekitar 75% dibandingkan pendidikan SLTA yang hanya 25%.

Berdasarkan observasi sementara, peneliti memperoleh suatu gambaran bahwa

sekalipun wanita lebih banyak memilih profesi sebagai pegawai di perguruan tinggi, namun

terdapat inkonsistensi gejala partisipasi pegawai wanita yang belum menunjukkan hasil yang

optimal. Hal ini berarti ada inkonsistensi keadaan wanita ketika sekolah dan setelah ia

bekerja. Dugaan sementara mengindikasikan bahwa adanya berbagai macam factor yang

mempengaruhi produktivitas pegawai wanita tersebut

Secara garis besar faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap produktivitas

pegawai wanita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal adalah faktor yang terkait dengan diri pegawai wanita yang

bersangkutan, seperti faktor keluarga, motivasi, harapan-harapan dan lain sebagainya.

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar pribadi pegawai wanita tersebut

seperti kebijakan institusi dimana dia bekerja, kondisi lingkungan dimana dia bekerja, jaminan

perlindungan hak-haknya sebagai wanita dan lain sebagainya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini hendak

(8)

yang diberikan oleh perguruan tinggi negeri di Universitas Andalas, bagaimana produktivitas

kerja pegawai wanita pada perguruan tinggi negeri di Universitas Andalas, adakah hubungan

antara tingkat aktualisasi diri yang diberikan oleh institusi pendidika tinggi dengan tingkat

produktivitas kerja pegawai wanita,dan apakah institusi pendidikan tinggi memberikan

dukungan pada pelaksanaan kerja pegawai wanita melalui peraturan kepegawaian atau

peraturan lain yang berkaitan.

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan aktulisasi diri yang diperoleh pegawai

wanita dari institusi perguruan tinggi dari tempat ia bekerja, yang dikaitkan dengan

produktivitas kerja pegawai wanita yang bersangkutan, memberikan deskripsi tentang

produktivitas kerja pegawai wanita, kesempatan aktualisasi diri pegawai wanita dan hubungan

antara tingkat produktivitas kerja dengan aktualisasi diri yang diberikan oleh institusi

pendidikan tinggi dan memberikan gambaran mengenai dukungan institusi pendidikan tinggi

dalam pelaksanaan tugasnya dalam peraturan kepegawaian. Adapun manfaat penelitian ini

adalah secara teoritis, penelitian ini diharapkan akan memperkaya khasanah pemikiran dan

cara pandang dalam melihat bentuk-bentuk keberhasilan dari suatu produktivitas kerja yang

dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan dapat melahirkan cara pandang

yang lebih komprehensif dalam melihat berbagai dinamika dan persoalan dalam suatu

kelembagaan pendidikan yang di dalamnya terdapat kebijakan-kebijakan yang

mengutamakan kesejahteraan kepada SDM nya.

Aktualisasi diri merupakan kesempatan yang diberikan oleh suatu institusi untuk

memenuhi kebutuhan aktualisasi di bagi para tenaga kerja atau karyawannya. Adapun

kebutuhan aktualisasi (self actualization) adalah salah satu hirarki kebutuhan (hierarchy of

need) dari Abraham maslow yang menduduki posisi paling tinggi, setelah terpenuhinya

(9)

penelitian ini yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah suatu konsep yang

menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk

menghasilka produk Seorang tenaga kerja dikatakan produktif jika ia mampu menghasilkan

keluaran (output) yang lebih banyak dari tenaga kerja lain untuk satuan waktu yang sama.

Jadi bila seseorang pegawai mampu menghasilkan produk sesuai standar yang telah

ditentukan dalam waktu yang lebih singkat, maka pegawai tersebut menunjukkan tingkat

produktivitas yang lebih tinggi atau lebih baik.

Untuk menjawab permasalahan dan tujuan dalam penelitian ini, maka metode

penelitian yang dilakukan adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Selain data

kualitatif, data kuantitatif sangat diperlukan dalam penelitian ini, yaitu pencarian data/angka

daftar pegawai dan variable-variabel pendukung lainnya, seperti kuesioner. Adapun tehnik

pengumpulan data dilakukan melalui wawancara bebas mendalam dan juga diperoleh melalui

observasi (pengamatan). Untuk pemilihan informan dilakukan dengan tehnik snowball (bola

salju), yaitu menemukenali pegawai kecuali dosen di Universitas Andalas yang memiliki

kriteria tertentu, yaitu pegawai wanita yang telah bekerja di Universitas Andalas lebih dari 10

tahun. Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap di lapangan, maka tahap berikutnya

adalah analisa data. Analisa data ini adalah data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian

rupa sampai berhasil mengumpulkan kebenaran yang didapat untuk menjawab permasalahan

yang diajukan dalam penelitian. Analisa data berlangsung dan setelah penelitian selesai. Data

yang diperoleh selama penelitian dianalisa dengan menggunaka pendekatan kualitatif. Semua

informasi yang diberikan informan dikumpulkan dan dipelajari sebagai satu kumpulan yang

utuh dan selanjutnya dianalisa sesuai interpretasi penulis.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas pegawai wanita (tenaga

(10)

akademik. Status perkawinan bukan menjadi hambatan dalam mengusahakan

produktivitasnya.

Aktualisasi diri pegawai wanita (tenaga administrasi) sama sekali tidak terhambat oleh

adanya peraturan institusi atau kebijakan institusi yang bersifat diskriminatif. Pandangan keliru

dari pegawai wanita (tenaga administrasi)lah yang kurang memungkinkan bagi dirinya untuk

mengoptimalisasikan dirinya melalui berbagai kesempatan, tidak terbatas pada jabatan

struktural, melainkan juga pada kemampuan untuk mempertunjukkan kompetensi di bidang

keilmuannya.

Hubungan antara produktivitas kerja dan kesempatan aktualisasi diri ada, namun

sangat lemah. Secara normatif tidak dijumpai peraturan kepegawaian yang bersifat

diskriminatif, sehingga sangat berpengaruh pada produktivitas dan kesempatan aktualisasi diri

(11)

ABSTRAK PENELITIAN

AKTUALISASI DIRI DAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI WANITA PADA PERGURUAN TINGGI DI UNIVERSITAS ANDALAS Tinjauan Antropologis tentang Peran Wanita di dalam Masyarakat

Oleh:

Hendrawati, SH, M.Hum (Ketua) Dra. Ermayanti, M.Si (Anggota) Lucky Zamzami, S.Sos (Anggota)

DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PENELITIAN NOMOR: 001/SP2H/PP/DP2M/III/2007

TANGGAL 29 MARET 2007

JURUSAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

(12)

AKTUALISASI DIRI DAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI WANITA PADA PERGURUAN TINGGI DI UNIVERSITAS ANDALAS Tinjauan Antropologis tentang Peran Wanita di dalam Masyarakat

Bab I Pendahuluan

Acuan pada perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan perbedaan--- tanpa konotasi

yang bersifat biologis---yang merupakan bentukan sosial merupakan istilah jender dalam

ilmu-ilmu sosial. Bentukan sosial tersebut merupakan strategi perjuangan untuk mewujudkan

keadilan sosial dari prespektif perempuan pada dasarnya telah ditempuh dengan strategi

meningkatkan peran wanita dan melibatkan kaum wanita dalam pembangunan, terutama

pembangunan pendidikan. (Etnovisi,2005: 72-73)

Pada abad ke-21 ini menurut hasil kajian Mayling Oey-gardiner menunjukkan bahwa

terdapat konsistensi yang lebih tinggi antara umur dan tingkat pendidikan wanita dibanding

laki-laki. Yang secara implisit dapat diartikan bahwa wanita lebih berhasil di sekolah daripada

laki-laki. Keberhasilan wanita di sekolah dapat berarti terbukanya peluang yang lebih luas bagi

wanita untuk memilih jenis pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimilikinya (Sari Murti

Widiyastuti, dkk, 2000).

Peluang yang lebih terbuka tersebut terdapat di berbagai bidang, antara lain adalah

bidang pendidikan, terutama pendidikan formal. Pada dasawarsa terakhir, terlihat bahwa

wanita yang memilih profesi sebagai pegawai di sebuah instansi pemerintah dan perguruan

tinggi memperlihatkan adanya peningkatan. Hal ini dilatarbelakangi gejala penerimaan calon

pegawai negeri sipil yang setiap tahun dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan juga oleh

perguruan tinggi. Penerimaan calon pegawai ini pun memiliki kualifikasi pendidikan yang

cukup tinggi, dimana pendidikan sarjana memiliki persentase sekitar 75% dibandingkan

(13)

terungkap apa sesungguhnya motivasi mereka memilih profesi sebagai pegawai kecuali

dosen di perguruan tinggi.

Berdasarkan observasi sementara, peneliti memperoleh suatu gambaran bahwa

sekalipun wanita lebih banyak memilih profesi sebagai pegawai di perguruan tinggi, namun

terdapat inkonsistensi gejala partisipasi pegawai wanita yang belum menunjukkan hasil yang

optimal. Hal ini berarti ada inkonsistensi keadaan wanita ketika sekolah dan setelah ia

bekerja. Dugaan sementara mengindikasikan bahwa adanya berbagai macam factor yang

mempengaruhi produktivitas pegawai wanita tersebut.

Secara garis besar faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap produktivitas

pegawai wanita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal adalah faktor yang terkait dengan diri pegawai wanita yang

bersangkutan, seperti faktor keluarga, motivasi, harapan-harapan dan lain sebagainya.

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar pribadi pegawai wanita tersebut

seperti kebijakan institusi dimana dia bekerja, kondisi lingkungan dimana dia bekerja, jaminan

perlindungan hak-haknya sebagai wanita dan lain sebagainya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini hendak

dijawab beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana aktualisasi diri pegawai wanita yang diberikan oleh perguruan tinggi negeri di

Universitas Andalas?

2. Bagaimana produktivitas kerja pegawai wanita pada perguruan tinggi negeri di Universitas

Andalas?

3. Adakah hubungan antara tingkat aktualisasi diri yang diberikan oleh institusi pendidika

(14)

4. Apakah institusi pendidikan tinggi memberikan dukungan pada pelaksanaan kerja

pegawai wanita melalui peraturan kepegawaian atau peraturan lain yang berkaitan?

Bab II Tinjauan Pustaka

Aktualisasi diri merupakan kesempatan yang diberikan oleh suatu institusi untuk

memenuhi kebutuhan aktualisasi di bagi para tenaga kerja atau karyawannya. Adapun

kebutuhan aktualisasi (self actualization) adalah salah satu hirarki kebutuhan (hierarchy of

need) dari Abraham maslow yang menduduki posisi paling tinggi, setelah terpenuhinya

kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial dan kebutuhan penghargaan (Sari

Murti Widiyastuti,dkk,2000 dalam Internet www.PHPT.net).

Ketika kebutuhan akan penghargaan ini telah terpenuhi, maka kebutuhan lainnya

yang sekarang menduduki tingkat yang paling penting adalah aktualisasi diri. Kebutuhan ini

merupakan suatu kebutuhan untuk memaksimalkan potensi diri, suatu keinginan untuk

menjadi apa yang dirasakan oleh seseorang karena mempunyai potensi mencapainya

(Gerungan, 1996).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan produktivitas kerja adalah suatu konsep

yang menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan

untuk menghasilka produk Seorang tenaga kerja dikatakan produktif jika ia mampu

menghasilkan keluaran (output) yang lebih banyak dari tenaga kerja lain untuk satuan waktu

yang sama. Jadi bila seseorang pegawai mampu menghasilkan produk sesuai standar yang

telah ditentukan dalam waktu yang lebih singkat, maka pegawai tersebut menunjukkan tingkat

produktivitas yang lebih tinggi atau lebih baik.(Sumardi, 1982)

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang berhubungan

(15)

sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial

lingkungan dan iklim kerja, teknologi, sarana produksi, manajemen dan kesempatan

berprestasi (Sumardi, 1982).

Di sektor informal, peranan wanita pekerja biasanya jauh lebih kecil. Mayoritas wanita

pekerja sektor informal menduduki posisi yang kurang penting. Hal ini memang sering

dikaitkan dengan kemampuan wanita yang lebih terbatas, yang seringkali merupakan

cerminan dari pendidikannya. Alasan lain yang sering pula dikemukakan adalah wanita hanya

cocok bagi pekerjaan yang feminine atau pekerjaan yang berkaitan dengan nalurinya dalam

peran sebagai ibu ruma tangga atau mitra pembantu laki-laki, misalnya guru, perawat, dosen,

perawat, pelayan restoran, juru masak, operator telepon, teller bank dan sejenisnya

(Budiman,1985)

Dalam kajian antropologi, khususnya antropologi wanita bahwa pembagian kerja

berdasarkan jenis kelamin sudah berlangsung ribuan tahun, karenanya orang sudah

menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar. Ada 2 teori besar tentang pembagian kerja

berdasarkan jenis kelamin tersebut, yaitu :

1. Teori Nature yang menganggap bahwa perbedaan psikologis antara pria dan wanita

disebabkan oleh faktor-faktor bilogis yang sudah ada sejak manusia dilahirkan.

2. Teori Nurture yang menganggap bahwa perbedaan psikologis antara pria dan wanita

tercipta melalui proses belajar dari lingkungan, jadi tidak dibawa sejak lahir.

(Budiman, 1985)

Dalam ilmu-ilmu sosial, pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dikaitkan relasi

jender merupakan kenyataan empiris yang menunjukkan adanya ketimpangan hubungan

antara laki-laki dan perempuan sehingga muncul kesadaran antara feminis radikal dan

(16)

Sosial Budaya, 2005: 72)

Masyarakat Indonesia cenderung menerima perbedaan antara pria dan wanita

sebagai hal yang alamiah, sehingga lebih dekat pada pemikiran teori nature. Keikutsertaan

kaum wanita untuk bekerja sama dengan kaum pria menimbulkan adanya peran ganda kaum

wanita, dimana wanita di satu pihak dituntut peran sertanya dalam pembangunan dan

memberikan sumbangannya kepada masyarakat secara nyata, di lain pihak wanita dituntut

pula untuk menjalankan tugas utamanya di dalam rumah tangganya dengan sebaik-baiknya.

(Sumaatmadja, 2000).

Secara konseptual peran ganda wanita mengandung beberapa kelemahan dan

ambivalensi. Pertama, didalamnya terkandung pengertian bahwa sifat dan jenis pekerja

wanita adalah tertentu dan sesuai dengan kodrat wanitanya. Kedua, dalam kaitan dengan

yang pertama, wanita tidak sepenuhnya bisa ikut dalam proses-proses produksi. Ketiga,

didalamnya terkandung pengakuan bahwa system pembagian kerja seksual seperti yang

dikenal sekarang bersifat biologis semata. Keempat, merupakan suatu penerimaan tuntas

terhadap berlangsungnya mode of production. Kelima, bila dikaitkan unsur keselarasan dan

pengertian yang terkandung didalamnya adalah bersifat etnosentris dan mengacu pada kelas

sosial tertentu dan secara cultural bukan sesuatu yang universal dimiliki oleh setiap suku

bangsa di Indonesia. (Jurnal Antropologi, 2004).

Semua teori tentang pembagian kerja yang mengganggap wanita lebih lemah atau

bahkan lebih rendah daripada pria tampaknya perlu dipertanyakan, sebab yang diinginkan

wanita bukanlah mereka harus sama dengan pria, melainkan semacam pengakuan serta

penghargaan atas kemampuannya. Wanita dan pria tidak bisa disamakan dalam segala hal.

Namun tidak perlu dipertanyakan siapa yang lebih unggul dan siapa yang lebih lemah,

(17)

Bab III Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan aktulisasi diri yang diperoleh pegawai

wanita dari institusi perguruan tinggi dari tempat ia bekerja, yang dikaitkan dengan

produktivitas kerja pegawai wanita yang bersangkutan, memberikan deskripsi tentang

produktivitas kerja pegawai wanita, kesempatan aktualisasi diri pegawai wanita dan hubungan

antara tingkat produktivitas kerja dengan aktualisasi diri yang diberikan oleh institusi

pendidikan tinggi dan memberikan gambaran mengenai dukungan institusi pendidikan tinggi

dalam pelaksanaan tugasnya dalam peraturan kepegawaian.

Adapun manfaat penelitian ini adalah secara teoritis, penelitian ini diharapkan akan

memperkaya khasanah pemikiran dan cara pandang dalam melihat bentuk-bentuk

keberhasilan dari suatu produktivitas kerja yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini juga

diharapkan dapat melahirkan cara pandang yang lebih komprehensif dalam melihat berbagai

dinamika dan persoalan dalam suatu kelembagaan pendidikan yang di dalamnya terdapat

kebijakan-kebijakan yang mengutamakan kesejahteraan kepada SDM nya.

Bab IV Metode Penelitian

Untuk menjawab permasalahan dan tujuan dalam penelitian ini, maka metode

penelitian yang dilakukan adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Bogdan dan Taylor

mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Kata-kata tertulis dan lisan tersebut digunakan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang

berhubungan dengan topik penelitian. (Moleong, 1990).

Selain data kualitatif, data kuantitatif sangat diperlukan dalam penelitian ini, yaitu

(18)

kuesioner. Adapun tehnik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara bebas mendalam

dan juga diperoleh melalui observasi (pengamatan). Untuk pemilihan informan dilakukan

dengan tehnik snowball (bola salju), yaitu menemukenali pegawai kecuali dosen di Universitas

Andalas yang memiliki kriteria tertentu, yaitu pegawai wanita yang telah bekerja di Universitas

Andalas selama lebih kurang 10 tahun. Berdasarkan tehnik pemilihan informan tersebut,

jumlah informan yang telah berhasil diwawancarai sebanyak 150 orang.

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap di lapangan, maka tahap

berikutnya adalah analisa data. Analisa data ini adalah data dikerjakan dan dimanfaatkan

sedemikian rupa sampai berhasil mengumpulkan kebenaran yang didapat untuk menjawab

permasalahan yang diajukan dalam penelitian. (Koetjaraningrat, 1980)

Analisa data berlangsung dan setelah penelitian selesai. Data yang diperoleh selama

penelitian dianalisa dengan menggunaka pendekatan kualitatif. Semua informasi yang

diberikan informan dikumpulkan dan dipelajari sebagai satu kumpulan yang utuh dan

selanjutnya dianalisa sesuai interpretasi penulis.

Bab V Hasil Dan Pembahasan

5.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Universitas Andalas sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Sumatera barat

berada di wilayah kota Padang. Kota Padang sebagai ibukota propinsi Sumatera Barat

berada di sepanjang pantai barat pulau sumatera. Kota Padang terletak antara 00 54 sampai

dengan 10 08 lintang selatan dan 1000 17 sampai dengan 1000 34 bujur timur. Luas daerah

kota Padang seluruhnya 694,96 km2 dan keliling 190 km. Daerah yang efektif 190 km2,

sedangkan daerah yang tidak efektif atau daerah perbukitan seluas 434,63 Ha. Kota Padang

(19)

Adapun batas-batas administratif kota Padang adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Secara topografi kota Padang terdiri atas 2 bagian yaitu daerah datar dan daerah

landai yang juga daerah perbukitn. Daerah datar dan landai terletak di sebelah pantai barat

sedangkan daerah yang berbukit-bukit terletak di bagian timur dan selatan. Daerah bagian

timur tersebut merupakan wilayah dari Universitas Andalas yang berbukit-bukit.

Jika dilihat dari penggunaan tanah, maka 7,09% tanah di kota Padang digunakan

untuk perumahan, 0,25% areal pertanian sisanya merupakan semak belukar/hutan. Areal

pertanian memegang urutan terluas dalam pemanfaatan tanah dimana terkait erat dengan

masuknya wilayah-wilayah yang merupakan bagian pengembangan wilayah yang

sebelumnya adalah wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Wilayah ini merupakan daerah

yang berbatasan dengan perbukitan sebelah timur kota Padang.

Iklim pada siang hari berada pada kondisi 230 C-280 C. Curah hujan dan jumlah hari

hujan relatif sedang , yaitu rata-rata per bulan 471,89 mm dan jumlah hari hujan rata-rata

19,33 hari/bulan dan hari hujan paling banyak terjadi pada bulan September yaitu 26 hari.

Suhu udara maksimum mencapai 32,10C dan udara maksimum 22,20C. Kelembaban udara

berkisar antara berkisar antara 79,3%-83,7%. Angin berhembus dari arah barat dengan

kecepatan berkisar antara 10-30 km/jam. Sedangkan rata-rata intensitas cahaya matahari

antara 24,7-61,3 . Dari data-data tersebut dapat dikatakan walaupun curah hujan relatif

sedang tetapi kelembabannya cukup tinggi sehingga kota Padang dikatakan panas pada

(20)

perbedaan antara suhu 100 C (kira-kira berkisar 220C).

Secara administratif kota Padang terdiri dari 11 kecamatan, yaitu Padang Selatan,

Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara,Koto Tangah, Nanggalo, Lubuk Kilangan, Pauh,

Kuranji, Lubuk Begalung dan Bungus Teluk Kabung. Letak Universitas Andalas berada di

kecamatan Pauh.

5.2 Profil Universitas Andalas, Padang

Kehadiran Universitas Andalas sebagai sebuah perguruan tinggi kebanggaan

masyarakat Sumatera Barat bukan datang secara tiba-tiba. Hasrat masyarakat Sumatera

Barat untuk mendirikannya sudah ada seiring dengan diproklamirkannya kemerdekaan

Indonesia oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Hal ini dapat dipahami karena sejak

memasuki abad ke-20 di daerah ini sudah muncul golongan intelektual dan cendekiawan yang

peduli dengan pendidikan anak bangsa. Akan tetapi pemerintahan kolonial Belanda ketika itu

tidak memberi kesempatan sedikitpun untuk mewujudkannya. Pada tahun 1946, para pemuka

masyarakat Sumatera Barat mengemukakan gagasan itu kembali. Pada sisi lain kebutuhan

akan sumber daya manusia terutama generasi muda yang terdidik, dirasakan semakin

mendesak karena mereka yang diharapkan dapat mengisi kemerdekaan dan membawa

kemajuan dan kejayaan bangsa pada masa datang. Namun, berhubung pada waktu itu terjadi

pula perang kemerdekaan untuk menentang kedatangan Belanda yagn hendak menjajah

Indonesia kembali, maka hasrat itu terpendam lagi.

Hasrat itu baru dapat terwujud dua tahun kemudian, setelah suasana perang akan

mereda. Pada tahun 1948 didirikanlah 6 (enam) perguruan tinggi setingkat akademi di

Bukittinggi. Keenam akademi itu adalah Akademi Pamong Praja, Akademi Pendidikan

(21)

Keberhasilan itu semakin memacu untuk mewujudkan cita-cita mencirikan sebuah universitas.

Sehingga, pada tahun 1949 direncanakan untuk mendirikan Fakultas Hukum di Padang,

Fakultas Kedokteran di Medan dan Fakultas Ekonomi di Palembang. Akan tetapi karena

terdapatnya berbagai keterbatasan di daerah, pemerintah pusat belum menyetujuinya.

Karena itu “Yayasan Sriwijaya” berinisiatif untuk mendirikan Balai Perguruan Tinggi

Hukum Pancasila (BPTHP) di Padang pada tanggal 17 Agustus 1951. Setelah 3 tahun

kemudian pemerintah pun secara berturut-turut mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru

(PTPG) di Batusangkar pada tanggal 30 Nopember 1954, Perguruan Tinggi Negeri Pertanian

di Payakumbuh pada tanggal 30 Nopember 1954 dan Fakultas Kedokteran serta Fakultas

Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam di Bukittinggi pada tanggal 7 September 1955.

Keempat perguruan tinggi itu diresmikan oleh Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta.

Mengikuti kebijakan pemerintah yang demikian itu Yayasan Sriwijaya menyerahkan BPTHP

kepada Pemerintah Propinsi Sumatera Tengah. Dan sejak itu BPTHP berganti nama dengan

Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat.

Kelima fakultas itulah yang menjadi embrio Universitas Andalas dan menjadi

univesitas yang pertama berdiri di pulau sumatera. Untuk itu Bung Hatta mengusulkan

namanya “ Universitas Andalas” karena pulau sumatera terkenal dengan nama pulau Andalas.

Sungguhpun memiliki kesan nama regional tersebut tetapi tetap menjunjung tinggi rasa

kebangsaan Indonesia. Kemudian wakil presiden Drs. Mohammad Hatta meresmikan

pembukaan Universitas Andalas di Bukittinggi pada tanggal 13 September 1956.

Sementara itu dengan suasana politik di Indonesia semakin panas karena kebijakan

Presiden Soekarno merangkul PKI dalam pemerintahannya. Hal itu tidak disetujui oleh banyak

pihak, terutama dari kalangan Islam dan kelompok militer yang anti komunis. Pada sisi lain

(22)

pembangunan daerah. Melihat langkah presiden Soekarno itu, pada tanggal 1 Desember

1956, beberapa bulan setelah meresmikan Universitas Andalas, Mohammad Hatta pun

meletakkan jabatannya sebagai wakil presiden. Sejak itu berakhir pula riwayat Dwi Tunggal

Soekarno-Hatta. Beberapa tokoh politik dan militerpun bersepakat untuk menegur pusat

dengan mendirikan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) pada tanggal 16

Februari 1958. Mereka menjadikan wilayah Sumatera Tengah, khususnya Sumatera Barat

sebagai basisnya.

Karena itu dapat dimaklumi banyak dosen dan mahasiswa Universitas Andalas yang

menunjukkan kesepahamannya dengan PRRI. Bahkan, mahasiswa Sumatera Barat yang

sedang belajar di beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa banyak pula yang pulang untuk

mendukung PRRI. Akibatnya, Tentara Nasional Indonesia yang dikirim oleh presiden

Soekarno untuk menghadapi PRRI, juga memporakporandakan kampus Universitas Andalas

yang tersebar di beberapa kota, yakni Padang, Bukittinggi, Batusangkar dan Payakumbuh

serta juga yang baru dibangun di Baso, Agam. Situasi politik pada waktu itu benar-benar tidak

kondusif untuk melaksanakan aktivitas perkuliahan. Dosen-dosen yang didatangkan dari luar

negeri, terutama dari Eropa, ada yang pulang ke negaranya masing-masing dan ada pula

yang pindah ke UGM (Universitas Gadjah Mada), UI (Universitas Indonesia) dan IPB ( Institut

Pertanian Bogor). Pada masa PRRI (1958-1961) itu dapat dikatakan sebagai periode “pasang

surut” Universitas Andalas.

Seiring dengan berakhirnya keberadaan PRRI, Universitas Andalas menata kembali

langkahnya menuju masa depan. Pada tahun 1962 Universitas Andalas membuka kembali

Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

dengan memindahkannya ke Padang. FIPIA baru dapat dibuka setahun kemudian dan itu

(23)

Seiring dengan kepindahan kampusnya ke Padang itu Universitas Andalas mulai

membenahi diri secara menyeluruh tidak hanya di bidang organisasi, dosen, kepegawaian

dan kemahasiswaan saja tetapi juga dibidang insfrastrukturnya seperti pembangunan

gedung-gedung perkantoran, perkuliahan, laboratorium, perpustakaan, perumahan dosen, asrama

mahasiswa dan berbagai fasilitas pendukung lainnya. Pada tahun 1962, jumlah dosen

Universitas Andalas sudah mencapai 261 orang termasuk 180 orang dosen luar biasa dan

dosen terbang. Adapun mahasiswa telah berjumlah 3.920 orang. Dengan demikian

Universitas Andalas memiliki angka ratio dosen mahasiswa 1:15. Selanjutnya masing-masing

fakultas itu berhasil pula melahirkan sarjananya yang pertama.

Upaya untuk menyatukan kampus Universitas Andalas yang tersebar di beberapa

tempat di kota Padang telah dilakukan sejak masa Rektor Prof. Dr. Busyra Zahir (1968-1976).

Usaha itu dilanjutkan oleh Rektor Drs. Mawardi Yunus. Pada awalnya pembangunan kampus

Universitas Andalas direncanakan di Ulu Gaduik, Kecamatan Lubuk Kilangan. Akan tetapi

karena lokasi itu berdekatan dengan pabrik semen “PT. Semen Padang yang tinggi tingkat

polusinya. Karena itu, panitia mengemukakan 3 alternatif penggantinya, yaitu Bukit Tambun

Tulang (dekat Lembah Anai), Tunggul Hitam (dekat Bandara Tabing) dan Bukik Karamuntiang.

Adapun yang paling memenuhi syarat diantara ketiganya adalah Bukik Karamuntiiang. Lokasi

itu berada di Kenagarian Limau Manih, Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Pauh dan

terletak sekitar 15 km sebelah timur kota Padang.

Kampus baru Universitas Andalas yang lebih dikenal dengan kampus Limau Manis

diresmikan oleh presiden Soeharto pada tanggal 4 Sepember 1995. Kampus Universitas

Andalas terhampar di sebuah bukit dengan luas sekitar 500 Ha dan berada di ketinggian

sekitar 100 m di atas permukaan laut. Kampus baru itu menghadap ke kota Padang dan

(24)

timur berjajar bukit barisan dengan rimba rayanya yang hijau. Kondisi alamnya yang demikian

sudah tentu memberikan suasanan yang nyaman dan panorama yang indah, yang amat

kondusif untuk belajar dan melakukan penelitian bagi civitas akemikanya.

Tenaga kependidikan di Universitas Andalas terdiri atas dosen dan tenaga penunjang

akademik. Dosen mempunyai tugas melakukan penelitian dan melakukan pengabdian kepada

masyarakat. Saat ini Universitas Andalas memiliki dosen 1.321 orang dengan kualifikasi

doktor 122 orang,magister 715 orang dan sarjana 356 orang. Tenaga penunjang akademik

terdiri atas pegawai administrasi, peneliti, pengembang di bidang pendidikan, pustakawan,

laboran dan teknisi sumber belajar dimana pengelolaanya terdapat pada tingkat universitas

dan pada tingkat fakultas, untuk kesemuanya dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa.

Universitas Andalas memiliki lebih kurang 400 an tenaga administrasi sebagai tenaga

penunjang akademik pendidikan.

5.3 Aktualisasi Diri Pegawai Wanita Yang Diberikan Oleh Perguruan Tinggi Negeri Di Universitas Andalas

Kesempatan aktualisasi pegawai wanita (tenaga administrasi) dalam kehidupan

kampus yang "tinggi" terjadi pada responden yang berumur antara 37 sampai 52 tahun, lama

bekerja antara 15 sampai 30 tahun, dan memegang jabatan administrasi, yakni bagian tata

usaha, keuangan, kemahasiswaan, umum dan kepegawaian. Temuan yang menarik bahwa

status pendidikan yang sudah mencapai tingkat akademi atau strata 1 ternyata memberikan

peluang kepada pegawai wanita (tenaga administrasi) dalam mengaktualisasikan dirinya.

Masa kerja antara 15 sampai 30 tahun serta kesempatan untuk memegang jabatan

administratif turut pula menentukan kesempatan aktualisasi diri seorang pegawai wanita

(25)

Di antara responden yang tidak memegang jabatan struktural (40%) merupakan

responden dengan produktivitas kerja dari kegiatan penunjang akademik yang "tinggi".

Sebaliknya di antara responden yang tidak memegang jabatan struktural (40%) merupakan

responden dengan kesempatan aktualisasi diri dalam kehidupan kampus yang "rendah".

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kesempatan aktualisasi diri hanya berarti apabila

pegawai wanita (tenaga administrasi) memegang jabatan struktural, sementara tolok ukur

kesempatan aktualisasi diri tidak hanya dari kesempatan menjadi pejabat struktural,

melainkan juga melalui kesempatan 'mempertunjukkan' kompetensi yang dimiliki pegawai

wanita (tenaga administrasi) sesuai dengan tingkat pendidikan yang telah dicapai.

Di sini tampak kecenderungan pegawai wanita (tenaga administrasi) sebagian besar

kurang mampu mengaktualisasikan dirinya melalui tingkat pendidikan yang dicapai. Hal ini

mungkin terkait dengan status pegawai wanita (tenaga administrasi) di dalam keluarga, yakni

sebagai anggota keluarga. Selama ini status sebagai pegawai sudah dianggap bentuk

aktualisasi diri sebagai anggota masyarakat, meski hal tersebut sesungguhnya belum

mencerminkan tuntutan aktualisasi diri yang sesungguhnya dari segi tingkat pendidikan.

5.4 Produktivitas Kerja Pegawai Wanita Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Universitas Andalas

Profil responden mayoritas berumur antara 37 sampai 55 tahun (80%), berstatus

kawin (75%), berstatus anggota keluarga (90%), mempunyai kepala keluarga dengan jumlah

tanggungan antara 1 sampai 4 orang (80%), berpendidikan formal strata 1 (30%) dan

sebagian besar tidak memegang jabatan struktural (30%).

Produktivitas kerja pegawai wanita (tenaga administrasi) dari jenis kegiatan "tinggi"

(26)

kawin, lama bekerja antara 10 sampai 20 tahun, dan memegang jabatan struktural.

Fenomena ini menggambarkan adanya kesesuaian antara konsep tentang angkatan kerja

produktif dengan kenyataan yang terjadi pada pegawai wanita (tenaga administrasi). Temuan

lain yang menarik bahwa status kawin tidak menjadi penghambat bagi pegawai wanita

(tenaga administrasi) dalam mengupayakan produktivitas kerja yang tinggi. Masa kerja yang

cukup lama antara 10 tahun sampai 20 tahun serta kesempatan untuk memegang jabatan

jabatan struktural turut pula menentukan produktivitas kerja seorang pegawai wanita (tenaga

administrasi). Produktivitas kerja menurut jenis kegiatan tidak dapat dilepaskan dari kondisi

kemapanan, baik dari sisi akademis maupun non akademis yang telah dicapai oleh seorang

pegawai wanita (tenaga administrasi).

Produktivitas kerja pegawai wanita (tenaga administrasi) menurut kegiatan penunjang

akademik perguruan tinggi yang "tinggi" terjadi para responden yang berumur antara 30

sampai 45 tahun, berstatus kawin atau bercerai mati, lama bekerja antara 10 sampai 20

tahun, dan memegang jabatan administrasi. Fenomena ini menggambarkan pada rentang

umur tersebut seorang pegawai wanita diasumsikan telah memiliki kualifikasi akademik yang

tinggi dan disesuaikan dengan jabatan yang ia miliki sebagaimana tercermin dalam golongan

ruang kepangkatan yang dimilikinya.

Implikasi dari kondisi tersebut adalah terbukanya berbagai peluang untuk

melaksanakan tugas-tugas penunjang akademik yang pada gilirannya dapat mempengaruhi

produktivitas kerja pegawai tersebut. Hal lain yang perlu dicatat bahwa status kawin dan

bercerai mati tidak menjadi hambatan bagi seorang pegawai wanita (tenaga administrasi)

dalam mengupayakan produktivitas kerjanya. Produktivitas kerja menurut penunjang

akademik perguruan tinggi terkait erat dengan banyaknya peluang dalam pelaksanaan

(27)

Produktivitas kerja pegawai wanita (tenaga administrasi) dari kegiatan penunjang

akademik perguruan tinggi menunjukkan ada perbedaan menurut umur dan lama bekerja.

Perbedaan karena umur dapat terjadi karena pada usia-usia tertentu ada masa kejenuhan

karir yang mengakibatkan seseorang tidak lagi bersemangat untuk melaksanakan tugas-tugas

yang berkaitan dengan penunjang akademik perguruan tinggi. Sementara perbedaan karena

lama bekerja berkait erat dengan pengalaman yang dimiliki seorang pegawai wanita (tenaga

administrasi), sehingga pegawai wanita (tenaga administrasi) diharapkan akan semakin

produktif manakala pengalaman yang dimilikinya semakin banyak.

5.5 Hubungan Antara Tingkat Aktualisasi Diri Yang Diberikan Oleh Institusi Pendidika Tinggi Dengan Tingkat Produktivitas Kerja Pegawai Wanita

Hasil pengujian korelasi antara 'produktivitas kerja dari jenis kegiatan' dengan

'kesempatan aktualisasi diri' dihasilkan nilai probabilitas Kendall tau-b sebesar 0,538, berarti

nilai probabilitas > 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan ada hubungan antara

'produktivitas kerja dari jenis kegiatan' dengan 'kesempatan aktualisasi diri pegawai wanita

(tenaga administrasi)'. Sementara nilai koefisien Spearman's rho sebesar 0,052, berarti

koefisien korelasi < 0,5, sehingga dapat disimpulkan hubungan antara 'produktivitas kerja dari

jenis kegiatan' dengan 'kesempatan aktualisasi diri' pegawai wanita (tenaga administrasi)

sangat lemah.

Hasil pengujian korelasi antara 'produktivitas kerja dari kegiatan penunjang akademik

perguruan tinggi' dengan 'kesempatan aktualisasi diri' dihasilkan nilai probabilitas Kendall

tau-b setau-besar 0,716, tau-berarti nilai protau-batau-bilitas > 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak ada

hubungan antara 'produktivitas kerja dari kegiatan penunjang akademik perguruan tinggi'

(28)

koefisien Spearman's rho sebesar 0,037, berarti koefisien korelasi < 0,5, sehingga dapat

disimpulkan hubungan antara 'produktivitas kerja dari kegiatan penunjang akademik

perguruan tinggi' dengan 'kesempatan aktualisasi diri' pegawai wanita (tenaga administrasi)

sangat lemah.

5.6 Dukungan Universitas Andalas pada pelaksanaan kerja pegawai wanita melalui peraturan kepegawaian atau peraturan lain yang berkaitan.

Hasil kajian terhadap peraturan kepegawaian menunjukkan bahwa pada prinsipnya

secara normatif tidak dijumpai formulasi peraturan yang bersifat diskriminatif, sehingga

mengganggu produktivitas kerja dan kesempatan aktualisasi diri pegawai wanita (tenaga

administrasi). Temuan yang ada menunjukkan bahwa kesempatan aktualisasi diri pegawai

wanita (tenaga administrasi) belum dimanfaatkan terutama disebabkan oleh pandangan

bahwa aktualisasi diri hanya terbatas pada kesempatan untuk memegang jabatan struktural

saja, padahal tuntutan aktualisasi diri tersebut sesungguhnya juga dapat diwujudkan melalui

(29)

Bab VI Kesimpulan Dan Saran

Berdasarkan analisis data sebagaimana telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Produktivitas pegawai wanita (tenaga administrasi) sangat dipengaruhi oleh kondisi

kemapanan, baik secara akademik maupun non akademik. Status perkawinan bukan

menjadi hambatan dalam mengusahakan produktivitasnya.

2. Aktualisasi diri pegawai wanita (tenaga administrasi) sama sekali tidak terhambat oleh

adanya peraturan institusi atau kebijakan institusi yang bersifat diskriminatif.

Pandangan keliru dari pegawai wanita (tenaga administrasi)lah yang kurang

memungkinkan bagi dirinya untuk mengoptimalisasikan dirinya melalui berbagai

kesempatan, tidak terbatas pada jabatan struktural, melainkan juga pada kemampuan

untuk mempertunjukkan kompetensi di bidang keilmuannya.

3. Hubungan antara produktivitas kerja dan kesempatan aktualisasi diri ada, namun

sangat lemah.

4. Secara normatif tidak dijumpai peraturan kepegawaian yang bersifat diskriminatif,

sehingga sangat berpengaruh pada produktivitas dan kesempatan aktualisasi diri

pegawai wanita (tenaga administrasi).

Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat disampaikan saran sebagai berikut :

1. Perlunya perubahan paradigma oleh para pegawai wanita (tenaga administrasi) dan

institusinya untuk tidak memberikan penekanan berlebihan pada sifat keibuan

(motherhood), karena hal tersebut akan memberikan akibat kurang menguntungkan baik

(30)

2. Perlunya perubahan cara pandang terhadap kesempatan aktualisasi diri dengan cara

peningkatan kompetensi di bidang keilmuannya masing-masing, sehingga kesempatan

aktualisasi diri tidak hanya dicapai dengan menjadi pejabat struktural, melainkan juga

melalui usaha mempertunjukkan kompetensi keilmuannya.

3. Perlunya dilakukan reformulasi sifat hubungan kerja yang lebih egaliter serta berwawasan

gender.

4. Perlunya kesediaan dari setiap institusi pendidikan tinggi untuk mereformulasi

(31)

Daftar Pustaka

A.W. Widjaja (ed), 1986, Individu Keluarga dan Masyarakat, Jakarta: Akdemika Pressindo.

Budiman, Arief, 1985, Pembagian Kerja Secara Seksual: Sebuah Pembahasan Sosiologis

tentang Peran Wanita di dalam Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia

.

Etnovisi: Jurnal Antropologi Sosial Budaya, 2005, ”Pengarus-utamaan Jender sebagai Strategi

Mutakhir Gerakan Perempuan oleh Sri Emiyanti”, Laboratorium Pengembangan Masyarakat (LPM-ANTROP) FISIP USU, Medan.

Jurnal Antropologi Edisi 7 tahun 2004, “ Metode Kualitatif”,

Koetjaraningrat, 1980, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: UI Press

Moleong, J. Lexy, 1990, Metode-metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mujanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers (ed), 1982, Sumber Pendapatan, Kebutuhan Pokok

dan Perilaku Menyimpang, Jakarta: CV Rajawali.

Nursid Sumaatmadja, 2000, Manusia: Dalam Koteks Sosial Budaya dan Lingkungan Hidup, Bandung: CV. Alfabeta.

W.A Gerungan, 1996, Psikologi Sosial, Bandung: PT. Eresco.

Widiyastuti, Sari Murti, dkk, 2000, Produktivitas Kerja dan Kesempatan Aktualisasi Diri Pegawai wanita (tenaga administrasi) pada Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis

Referensi

Dokumen terkait

Dalam LOPA, skenario adalah penyebab awal yang merupakan dampak potensi bahaya yang terdapat pada HAZOP yang memiliki nilai dari risk rank tinggi (Lassen, CA,

Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif... Karbon Aktif atau Arang Aktif merupakan suatu padatan berpori

Uji statistik normalitas dan homogenitas pengaruh kombinasi konsentrasi dan waktu inkubasi terhadap jumlah sel bakteri Bacillus megaterium.. One-Sample

Melalui metode pendekatan teknis deskriptif kualitatif dalam melakukan analisis pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan terpenuhinya kebutuhan Approach Light system

perspektif positif yang dimiliki oleh keluarga tunarungu atas interaksi. sosial di lingkungan sekolah dan tempat kerja menimbulkan

11,12 Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh substitusi sari kacang merah terhadap kadar total fenol, aktivitas antioksidan dan tingkat kesukaan rasa, warna,

Putusan bebas diatur dalam Pasal 191 ayat (1) KUHAP yang berbunyi: “ Jika pengadilan berpendapat dari hasil pemeriksaan di sidang, kesalahan terdakwa atas

The book starts with a brief history of conserva- tion research in the Pacific Northwest and describes the region and the specific problems that developed with the introduction