ANALISIS KUALITAS STANDAR MUTU PUPUK KOMPOS YANG DIHASILKAN DARI LIMBAH KULIT KOPI MENGGUNAKAN
AKTIVATOR EM4 DAN STARDEC
Oleh: Yanna Siagian NIM 408231051 Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
atas segala berkat dan kuasa-Nya yang senantiasa menyertai, memelihara dan
mencukupkan serta menolong penulis selama memulai perkuliahan sampai
melakukan penelitian dan penyusunan skripsi, sehingga semuanya berjalan
dengan baik. Judul penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2012 adalah “Analisis Kualitas Standar Mutu Pupuk Kompos Yang Dihasilkan dari Limbah Kulit Kopi Menggunakan aktivator EM4 dan Stardec”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari pengajuan judul
proposal penelitian sampai penyusunan skripsi, antara lain kepada Ibu Dra.
Nurmalis, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dan Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing penulis dalam perkuliahan, serta Bapak Dr.
Zainuddin M., M.Si, Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si dan Ibu Drs. Ani Sutiani,
M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi
selesainya skripsi ini. Secara teristimewa kepada kedua orangtua saya, Ayahanda
M. Siagian dan Ibunda D. Sitorus, tiada kata yang dapat saya rangkai untuk
menyatakan setiap dukungan, doa dan kasih sayang mereka serta material
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Begitu juga kepada abang/kakak saya (B’Dompak Siagian, B’Brando Siagian/Eda, B’Robby RMS, Susindawati Siagian, Chronika Siagian) serta seluruh keluarga yang senantiasa mendukung dan
memberi motivasi serta mendoakan penulis.
Spesial buat sahabat saya Nurmaya Simarmata, Herna Julin Simanjuntak,
Dinda E Nainggolan, Nani F. O. S., Hartika Grace Siagian, kepada Imron Pane
dan Lia Indah Syafira sebagai partner dalam penelitian, Bang Amri dan teman –
teman seperjuangan Kimia Nondik 2008 terkhusus Kepada Willy F Sitanggang
selaku komting, dan kepada kakak stambuk NK 2006-2007, buat adik-adik NK
2009-2010 untuk selalu semangat menjalankan perkuliahan. Juga buat
iii
ANALISIS KUALITAS STANDAR MUTU PUPUK KOMPOS YANG DIHASILKAN DARI LIMBAH KULIT KOPI MENGGUNAKAN
AKTIVATOR EM4DAN STARDEC
Yanna Siagian (NIM 408231051)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kualitas fisik dan Kualitas kimia dari kompos yang dihasilkan dari Limbah Kulit Kopi menggunakan Aktivator EM4 dan Stardec. Perlakuan dengan menggunakan aktivator
dilakukan dengan tujuan mempercepat terjadinya penguraian bahan organik menjadi kompos. Proses pengomposan dilakukan selama 21 hari dengan variable yang dianalisis meliputi Warna, Bau, Suhu, pH, Kadar unsur hara Fe dan Ca, Kadar Air dan Kadar C-Organik. Penentuan warna dan bau dilakukan dengan melihat warna dan bau yang dihasilkan kompos setelah matang. Pengukuran Suhu diukur degan termometer, pH diukur dengan menggunakan pH meter, analisis unsur hara Fe dan CaO diukur dengan menggunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA), penentuan kadar air menggunakan oven sedangkan penentuan kadar C-Organik dilakukan dengan metode titrasi (Walkey – Black). Hasil analisis kualitas fisik dengan menggunakan Aktivator EM4 memenuhi standard SNI
19-7030-2004 yaitu warna hitam dan berbau tanah sedangkan aktivatir Stardec warna yang dihasilkan memenuhi SNI sedangkan Bau yang dihasilkan belum memenuhi SNI karena masih bau busuk. Hasil analisis Kualitas kimia kompos yang dihasilkan dari limbah kulit kopi menggunakan aktivator EM4 untuk Suhu = 300C, Kadar Fe = 0,48%, Kadar CaO =
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Massalah 3
1.3. Rumusan masalah 4
1.4. Tujuan penelitian 4
1.5. Manfaat Penelitian 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Pupuk 6
2.1.1. Klasifikasi Pupuk 6
2.2. Kompos 7
2.3. Prinsip Pengomposan 9
2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengomposan 10
2.5. Manfaat Kompos Bagi Tanaman 13
2.6. Peranan Unsur Hara Makro dan Mikro Pada Tanaman 15
2.7. Limbah Kulit Kopi 18
2.7.1. Kulit Kopi 18
2.7.2. Potensi Limbah Kulit Kopi sebagai Kompos 18 2.8.Bahan Organik Lain yang Dapat di Komposkan 19
2.8.1. Dedak 19
2.8.2. Limbah Kulit Pisang 20
2.8.3. Kotoran Ternak 20
2.9.Aktivator Kompos 20
2.9.1. Aktivator EM-4 21
2.9.2. Aktivator Stardec 24
2.10. Standar Kualitas Pupuk Kompos 25
2.11. Spektroskopi Serapan Atom 26
2.11.1. Prinsip Spektroskopi Serapan Atom 26
2.11.2. Cara kerja Spektroskopi serapan Atom 26
2.11.3. Pembentukan Atom Dalam AAS 27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 29
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 29
vii
3.2.1. Alat 29
3.2.2. Bahan 29
3.3. Prosedur Penelitian 30
3.3.1. Pembuatan Larutan 30
3.3.2. Pembuatan kompos 31
3.3.3. Penentuan Kualitas Fisik (Warna dan Bau) Kompos 32
3.3.4. Pengukuran Suhu 32
3.3.5. Pengukuran pH 32
3.3.6. Penentuan Kadar Unsur Hara Fe dan Ca Secara
Spektroskopi Serapan Atom (AAS/SSA) 33
3.3.6.1. Preparasi Larutan Sampel 33
3.3.6.2. Penentuan Kadar Besi sebagai Fe dan Kalsium Sebagai CaO 33
3.3.7. Penentuan Kadar Air 34
3.3.8. Penentuan Kadar C-organik (Walkley & Black) 34
3.4. Alat Pengumpul Data 35
3.5. Teknik Analisa Data 35
3.6. Diagaram Alir Penelitian 37
3.6.1. Pembuatan Kompos. 38
3.6.2. Penentuan Unsur Hara Fe dan Ca 39
3.6.3. Penentuan Kadar Air 40
3.6.4. Penentuan Kadar C-organik (Walkley & Black) 40
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 41
4.1. Penyediaan Sampel 41
4.2. Pembuatan Kompos 41
4.3. Analisis Kualitas Fisik (Warna dan Bau) Kompos 42
4.3.1. Penentuan Warna Kompos 42
4.3.2. Penentuan Bau Kompos Kulit Kopi 43
4.4. Analisis Kualitas Kimia Kompos 43
4.4.1. Penentuan Suhu 43
4.4.2. Pengukuran pH 45
4.4.3. Penentuan Kadar Unsur Hara Fe 45
4.4.4. Penentuan Unsur Hara Ca 48
4.4.5. Penentuan Kadar Air 50
4.4.6. Penentuan Kadar C-Organik 51
4.5. Pembahasan 51
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 55
5.1. Kesimpulan 55
5.2. Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 56
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Gambar Kulit kopi 18
Gambar 3.1. Proses Pembuatan Kompos dengan Aktivator EM4 37
Gambar 3.2. Proses Pembuatan Kompos dengan Aktivator Stardec 38 Gambar 3.3. Penentuan Kadar Unsur Hara Besi (Fe)
dan Kalsium (CaO) 39
Gambar 3.4. Penentuan Kadar Air 40
Gambar 3.5. Penentuan Kadar C-organik (Walkley & Black) 40 Gambar 4.1. Grafik Hubungan antara Lama Waktu Pengomposan
dengan Suhu 44
Gambar 4.2. Grafik Hubungan Konsentrasi dan Absorbansi
Terhadap Kadar Besi 46
Gambar 4.3. Grafik Hubungan Konsentrasi dan Absorbansi
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Sumber Bahan Organik Yang Umum Dimanfaatkan 8 Tabel 2.2. Perbedaan Kompos (Pupuk Organik) dan Pupuk anorganik 8
Tabel 2.3. Kandungan Rata-rata Hara Kompos 13
Tabel 2.4. Peranan Unsur hara makro pada tanaman 16 Tabel 2.5. Peranan unsur hara mikro pada tanaman 16 Tabel 2.6. Komposisi fisik, kandungan nutrisi, kecernaan protein
kulit biji kopi dan kulit buah kopi 19
Tabel 2.7. Kadar Hara Pupuk Kandang, Sekam dan Limbah Kopi
yang Sudah Hancur 19
Tabel 2.8. Komposisi Aktivator EM4 23
Tabel 2.9. Syarat mutu kompos 25
Tabel 2.10. Standard Analytical data dari Unsur-unsur 28 Tabel 4.1. Perubahan warna selama pengomposan 42 Tabel 4.2. Data pengukuran suhu selama pengomposan 43
Tabel 4.3. Data pH rata–rata kompos 45
Tabel 4.4. Data Absorbansi dalam Penentuan Hara Fe 46
Tabel 4.5. Kadar Besi Total 47
Tabel 4.6. Data Absorbansi dalam dalam Penentuan Hara Ca 48
Tabel 4.7. Kadar Kalsium Total 49
Tabel 4.8. Penentuan Kadar Air 50
Tabel 4.9. Penentuan Kadar C-Organik 51
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pembuatan Larutan 55
Lampiran 2. Penentuan Warna Kompos 60
Lampiran 3. Penentuan Suhu Pengomposan 61
Lampiran 4. Pengukuran pH Kompos 61
Lampiran 5. Penentuan Kadar Besi Sebagai Fe 61 Lampiran 6. Penentuan Kadar Kalsium Sebagai CaO 64
Lampiran 7. Perhitungan Kadar Air 67
Lampiran 8. Perhitungan Kadar C-Organik 69
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil kopi terbesar di dunia.
Menurut data statistik (BPS, 2003), produksi biji kopi di Indonesia mencapai
611.100 ton dan menghasilkan kulit kopi sebesar 1.000.000 ton. Salah satu daerah
perkebunan kopi di Indonesia adalah Sumatera Utara. Potensi perkebunan kopi di
Sumatera Utara berdasarkan data yang dilkeluarkan oleh Statisik Perkebunan
2009– 2010 Kementrian Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan adalah: jumlah
produksi perkebunan rakyat sebesar 53.721 ton, perkebunan swasta 634 ton
(Tahun 2009). Jumlah produksi perkebunan rakyat sebesar 53.446 ton,
perkebunan swasta 634 ton (Tahun 2010). Potensi Kopi di daerah Kabupaten
Toba samosir sendiri yaitu, jumlah produksi perkebunan rakyat tahun 2010
sebesar 2.238 ton, dengan lahan yang sudah digunakan 2.691 Ha (Data Statistik
Derektorat Jendral Perkebunan, 2010).
Besarnya produksi biji kopi di Indonesia tentunya menghasilkan limbah
kulit kopi yang semakin besar pula. Limbah kulit kopi merupakan limbah organik
(padat) yang dihasilkan dari perkebunan kopi ataupun dari pabrik pengolahan kopi
menjadi biji kopi. Besarnya limbah kulit kopi yang dihasilkan perkebunan ataupun
pabrik biji kopi yang jika tidak dimanfaatkan akan terbuang dan menimbulkan
pencemaraan. Limbah padat buah kulit kopi belum dimanfaatkan secara optimal,
padahal memiliki kadar bahan organik dan unsur hara yang dapat memperbaiki
struktur tanah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk penanganan jumlah
limbah kulit kopi yang semakin meningkat yaitu dengan cara mengolah limbah
kulit kopi menjadi kompos.
Kompos merupakan sebuah bahan organik yang telah mengalami
degradasi/penguraian/pengomposan sehingga berubah bentuk dan sudah tidak
dikenali lagi bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman, dan tidak berbau.
Kompos dapat digunakan sebagai pengganti pupuk buatan dengan biaya yang
2
Saat ini telah dilakukan beberapa penelitian pembuatan kompos dengan
menggunakan bantuan aktivator, diantaranya aktivator EM4dan aktivator Stardec.
Aktivator EM4 dan Stardec merupakan aktivator kompos yang mengandung
mikroorganisme yang dapat meningkatkan keragaman mikroorganisme tanah dan
dapat meningkatkan kualitas tanah, kesehatan tanah serta mempercepat proses
pengomposan. Berdasarkan penelitian Utomo B. (2010), penggunaan bioaktivator
(aktivator kompos) pada tanah gambut menghasilkan peningkatan tinggi pada
tanaman sebesar 39,44% dan penggunaan mikroorganisme efektif (EM4),
menurunkan C-organik dan meningkatkan N, P, K dan Ca yang terlarut dalam
tanah serta memperbaiki sifat kimia tanah.
Berdasarkan penelitian Rahayu M. S. dan Nurhayati (2005), penggunaan
EM4 dalam pengomposan limbah teh padat dapat mempengaruhi kecepatan
pengomposan, hal ini dapat dilihat dari perlakuan lama pengomposan nyata
meningkatkan kandungan N-total, P-tersedia, K-dd dan Mg, serta menurunkan
suhu, C-organik, dan nisbah C/N kompos. Unsur mikro cenderung meningkat dan
pH cenderung menurun dengan lama pengmposan.
Tujuan dari pembuatan kompos adalah untuk mendapatkan hasil akhir
kompos yang memiliki standar kualitas tertentu. Standar mutu kompos adalah
komposisi dan kadar unsur hara kompos yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi
Nasional dalam bentuk SNI. Yaitu SNI 19-7030-2004 tentang syarat mutu
kompos. Berdasarkan hasil penelitian Sriharti dan Salim T. (2006), pengomposan
menggunakan limbah nanas pada tiga perlakuan yaitu, untuk nilai pH, kadar air,
Nitrogen total, C-organik, P2O5, K2O, MgO, Fe, Mn, Zn dan Al memenuhi standar
kualitas kompos menurut SNI. Sedangkan nilai C/N ratio tidak memenuhi standar
SNI, Internasional dan pasar khusus.
Penelitian Wahyuni S. (2011), kualitas kompos yang dibuat dari tandan
kelapa sawit dengan aktivator lumpur aktif cocomas yang paling baik (sesuai
standar SNI 19-7030-2004) adalah kompos dengan perbandingan aktivator lumpur
aktif cocomas dan tandan kelapa sawit 1:3, yang memiliki kadar air 43,82%, kadar
fosfor 0,09%, C-organik 25,59% dan kaya akan unsur kalium yaitu sebesar 1,22%
3
Berdasarkan penelitian Mauna (2012), kualitas kompos yang dihasilkan
dari sampah organik Unimed menggunakan aktivator EM4 adalah Fe 0,0029%,
Mg 0,18%, Ca 2,11%, C-organik 45,18%, kadar air 31,55% dan kadar abu
10,45% memenuhi standar SNI 19-7030-2004. Pusat penelitian Kopi Kakao
(2004), menyatakan bahwa kadar C-organik kulit buah kopi adalah 45,3 %, kadar
Nitogen 2,98 %, Fosfor 0,18 % dan Kalium 2,26 %. Selain itu kulit kopi juga
mengandung unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu dan Zn. Dari hasil analisis yang dilakukan
oleh Puslitoka tersebut limbah kulit kopi yang dihasilkan memiliki peluang yang
besar untuk menjadi pupuk organik yang dapat menunjang sistem pertanian
organik.
Pada penelitian ini, akan dilakukan pembuatan pupuk kompos dari limbah
kulit kopi menggunakan aktivator EM4 dan Stardec yang akan dianalisis sifat
fisikanya dan sifat kimianya terutama pH, Suhu, kadar Fe, Ca dan unsur
C-Organik. Oleh karena itu perlu dilakukan dengan judul “Analisis Kualitas
Standar Mutu Pupuk Kompos yang Dihasilkan dari Limbah Kulit Kopi Menggunakan Aktivator EM4dan Stardec”.
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bahan dasar pupuk kompos yang digunakan adalah dari bahan dasar 75%
Limbah kulit kopi dengan campuran 25% bahan organik lain.
2. Aktivator yang digunakan dalam pembuatan kompos adalah EM4 dan
Stardec dengan lama pengomposan selama 21 hari.
3. Analisa yang akan dilakukan meliputi analisa kualitas fisik (warna dan
bau) dan kualitas kimia (Suhu, pH, Kadar Fe, Ca, Kadar Air dan
4
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dari penelitian
ini adalah:
1. Apakah kualitas fisik (warna dan bau) kompos yang dihasilkan dari limbah
kulit kopi menggunakan aktivator EM4memenuhi standar SNI?
2. Apakah kualitas fisik (warna dan bau) kompos yang dihasilkan dari limbah
kulit kopi menggunakan aktivator Stardec memenuhi standar SNI?
3. Apakah kualitas kimia (Suhu, pH, Kadar Fe, Ca, Kadar Air dan
C-Organik) dari kompos yang dihasilkan dari limbah kulit kopi
menggunakan aktivator EM4memenuhi standar SNI?
4. Apakah kualitas kimia (Suhu, pH, Kadar Fe, Ca, Kadar Air dan
C-Organik) dari kompos yang dihasilkan dari limbah kulit kopi
menggunakan aktivator Stardec memenuhi standar SNI?
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kualitas fisik (warna dan bau) kompos yang dihasilkan
dari limbah kulit kopi menggunakan aktivator EM4(sesuai SNI).
2. Mengetahui kualitas fisik (warna dan bau) kompos yang dihasilkan
dari limbah kulit kopi menggunakan aktivator Stardec (sesuai SNI).
3. Mengetahui kualitas kimia (Suhu, pH, Kadar Fe, Ca, Kadar Air dan
C-Organik) dari kompos yang dihasilkan dari limbah kulit kopi
menggunakan aktivator EM4 (sesuai SNI).
4. Mengetahui kualitas kimia (Suhu, pH, Kadar Fe, Ca, Kadar Air dan
C-Organik) dari kompos yang dihasilkan dari limbah kulit kopi
5
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Dapat digunakan sebagai bahan rujukan tentang kualitas kompos yang
dihasilkan pada pengomposan limbah kulit kopi dengan menggunakan
aktivator EM4dan Stardec dengan lama pengomposan selama 21 hari.
2. Kompos yang dihasilkan dapat diaplikasikan untuk pemupukan tanaman
dan dapat membantu masyarakat khususnya dalam memenuhi kelangkaan
55
BAB V
KASIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Kualitas fisik (warna dan bau) yang dihasilkan dari kompos limbah kulit
kopi menggunakan aktivator EM4 memenuhi standar SNI 19-7030-2004
yaitu berwarna hitam dan bau seperti bau tanah.
2. Kualitas fisik (warna dan bau) yang dihasilkan dari kompos limbah kulit
kopi menggunakan aktivator Stardec warna yang dihasilkan sudah
memenuhi standar SNI yaitu warna hitam Kecoklatan (kehitaman)
sedangkan bau yang dihasilkan belum memenuhi standar SNI
19-7030-2004 yaitu bau seperti bau tengik (busuk).
3. Kualitas kimia kompos yang dihasilkan dari limbah kulit kopi
menggunakan aktivator EM4 untuk Suhu = 300C, Kadar Fe = 0,48%,
Kadar CaO = 1,08%, Kadar Air = 50,16% dan Kadar C-Organik = 26,65%
memenuhi Standar SNI 19-7030-2004 kecuali pH = 9,34 belum memenuhi
Standar SNI 19-7030-2004.
4. Kualitas kimia kompos yang dihasilkan dari limbah kulit kopi
menggunakan aktivator Stardec untuk Suhu = 290C, Kadar Fe = 0,32%,
Kadar CaO = 0,99%, Kadar Air = 46,25%, Kadar C-Organik = 27,34%
memenuhi Standar SNI 19-7030-2004 kecuali pH belum memenuhi
Standar SNI yaitu 8,49.
5.2. Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan pengukuran terhadap blanko
yaitu kompos tanpa penambahan bahan organik ataupun tanpa
penambahan aktivator, dan perlu dilakukan kontrol kadar air dan kadar pH
karena mempengaruhi hasil kompos.
2. Kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan aktivator yang lain dan
meneliti unsur-unsur yang lain untuk mendapatkan kompos yang lebih
56
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2009), Bioaktivator Stardec: http://lembahpinus.wordpress.com
/2009/09/09/stardec/ diakses 07 maret 2012.
Anonim, (2012), Pupuk kulit pisang:http://lembahpinus.com/index2.php?option= com_content&do_pdf=1&id=107/diakses07 Maret 2012
Astawan, M., dan Febrinda, A.E., (2012), Potensi Dedak Bekatul Beras Sebagai Ingredient Pangan Dan Produk Pangan Fungsional:
http://www.majalahpangan.com/2010/06/potensi-dedak-dan-bekatul-beras-sebagai-ingredient-pangan-dan-produk-pangan-fungsional/..diakses
06 maret 2012
Badan Standarisasi Nasional, (2004), Spesifikasi Kompos Dari Sampah Organik Domestik SNI 19-7030-2004.
Bressani, R., (1972), Coffee Pulp Composition, Tecnologi and Utilization, Institute of Nutrition of Central America and Panama, Amerika.
Day, Underwood., (1989), Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
Ditjendbun, (2010), Statistik Perkebunan 2008 – 2010: Kopi, Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Derektorat Jendral Perkebunan.
Djaja, W., Suwardi, N.K., dan Salman, L.B., (2009)., Pengaruh Imbangan Kotoran Sapi Perah Dan Serbuk Gergaji Kayu Albizia Terhadap Kandungan Nitrogen, Fosfor, Dan Kalium Serta Nilai C:N Ratio Kompos, Fakultas Peternakan, Univ. Padjajaran.
Djuarnani, N., dkk., (2005), Cara Cepat Membuat Kompos, Penerbit PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Etika, Y. V., (2007), Pengaruh Pemberian Kompos Kulit Kopi, Kotoran Ayam Dan Kombinasinya Terhadap Ketersediaan N, P, dan K pada Inceptisol, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Foth, Henry D., (1994), Dasar-dasar Ilmu Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hardjowigeno, S., (2003). Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
57
Indriani, Y.H., (2011), Membuat Kompos Secara Kilat, Penerbit Penebar Swadaya.
Isroi, M., (2008), Makalah “Kompos”, Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor.
Khopkar, S. M., (1990), Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS), Jakarta.
Liao, P. H., Achan & K. V. Lo., (1995). Removal of N from swine manure waste waters by ammonia stripping. Bioresource Technology. Elsevier Sciene Limited. 54:17-20.
Lingga, P., (1992), Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Lisdiyanti, Puspita., (2011), Sukses Membuat Pupuk Cair, Penerbit Indocamp, Jakarta
Mauna, (2012), Analisis Kualitas Standar Mutu Pupuk Kompos (Fe, Mg, Ca, C-organik) yang Dihasilkan dari Sampah Organik UNIMED Menggunakan Aktivator EM-4, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Nengsih, (2002). Penggunaan EM4 dan GT 1000-WTA dalam pembuatan pupuk organik cair dan padat dari isi rumen limbah Rumah Potong Hewan. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, (2004), Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta.
Rahayu, M. S., dan Nurhayati, (2005), Penggunaan EM-4 Dalam Pengomposan Limbah Teh padat, Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian, Volume 3 No. 2
Salim, T., dan Sriharti, (2008), Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Dodol Nanas Sebagai Kompos Dan Aplikasinya Pada Tanaman Tomat, Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI, ISBN : 978-979-3980-15-7
Situmeang, B., (2011), Penentuan Kualitas Kompos Yang Dihasilkan Dari Pengolahan Sampah Organik UNIMED dengan Menggunakan Aktivator EM-4, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
58
Stego, (2012), Teknologi EM-4, Dimensi Baru Dalam Pertanian Modren: id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/1965528-teknologi-em-dimensi-baru-dalam/ diakses 14 Maret 2012.
Sugihharto, (2011), Prinsip Proses Pengomposan, http://id.shvoong.com/exact-
sciences/agronomy-agriculture/2129585-prinsip-proses-pengomposan/#ixzz1ozAaJLWA/diakses 13 maret 2012
Sutanto, R., (2002), Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Trisilawati, O., dan Gusmaini, (1999), Penggunaan Pupuk Organik Bagi Pertumbuhan Dan Produksi Jahe. Buletin Gakuryoku. Hlm. 251-257. dalam Sudiarto dan Gusmaini. 1996. Pemanfaatan Bahan Organik In Situ Untuk Efisiensi Budidaya Jahe Yang Berkelanjutan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 23 ( 2 ). 2004. Bogor.
Utomo, B., (2010), Pemanfatan Beberapa Bioaktivator Terhadap Peningkatan Laju Dekomposisi Tanah Gambut dan Pertumbuhan Gmelina arborea Roxb, Jurnal Penelitian Kehutanan Vol. 7 No.1 ; 33-38.
Wahyuni, S., (2011), Analisis Kadar Air, Fosfor, Kalium dan Karbon Organik Pada Kompos Yang Dibuat Dari Tandan Kelapa Sawit Dengan Aktivator Lumpur Aktif PT. Bumi Sarimas Indonesia (Cocomas), Skripsi, FMIPA, Universitas Andalas, Padang.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gompar Sidais, Kecamatan Sigumpar, Kabupaten
Toba Samosir, pada tanggal 11 Januari 1991. Ayah bernama M. Siagian dan Ibu
bernama D. Sitorus, dan merupakan anak ke enam dari enam bersaudara. Pada
tahun 1996, penulis masuk SD Baribatali dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun
2002, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Silaen dan lulus pada tahun
2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Silaen, dan
lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Kimia
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan, dan lulus ujian pada tanggal 08 Agustus 2012.
Kegiatan intrakurikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti
adalah sebagai anggota anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan
(UKM-KP) UNIMED, dan sebagai anggota Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia
(IKBKK) UNIMED. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh penulis adalah
pernah menjadi salah satu pengurus dalam pelayanan mahasiswa di Persekutuan
Doa (PD Maranatha). Selama Kuliah penulis pernah mengikuti Olimpiade
OSN-PTI yang diselenggarakan oleh Pertamina dan mengikuti berbagai seminar
Nasional, dan pernah melakukan kunjungan industri ke bebarapa perusahaan dan
industri, seperti : PDAM TIRNADI Sunggal, PT. INALUM, PT. Indofood dan
Baristand Medan. Penulis juga mengikuti mata kuliah PKL di PT. Toba Pulp
Lestari Tbk. Porsea yaitu yang bergerak dibidang analisis kualitas Pulp dan
melakukan analisis untuk penyusunan skripsi di Laboratorium Kimia FMIPA