• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN AKTIVATOR EM4 DAN STARDEC DALAM PEMBUATAN KOMPOS LIMBAH KULIT KOPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN AKTIVATOR EM4 DAN STARDEC DALAM PEMBUATAN KOMPOS LIMBAH KULIT KOPI."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN AKTIVATOR EM4DAN STARDEC DALAM PEMBUATAN KOMPOS

LIMBAH KULIT KOPI

Oleh: Imron Pane NIM 408231030 Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat dan kuasa-Nya yang senantiasa menyertai, memelihara dan mencukupkan serta menolong penulis selama memulai perkuliahan sampai melakukan penelitian dan penyusunan skripsi, sehingga semuanya berjalan dengan baik. Judul penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 adalah Perbandingan Aktivator EM4 dan Stardec Dalam Pembuatan Kompos Limbah Kulit Kopi.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari pengajuan judul proposal penelitian sampai penyusunan skripsi, antara lain kepada Drs. Jasmidi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan bimbingan dan Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M. Si, P, hD selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam perkuliahan, serta Bapak Drs. Asep Wahyu Nugraha, M.Si, Ibu Dra. Murniaty Simorangkir ,M.S dan Ibu Ir. Nurfajriani, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi selesainya skripsi ini. Secara khusus kepada kedua orangtua saya, P. Pane (alm) dan R br Pasaribu, tiada kata yang dapat saya rangkai untuk menyatakan setiap dukungan, doa dan kasih sayang mereka, begitu juga kepada adik - adik, kakak dan abang saya. Spesial buat sahabat saya Eko Ahmad Samosir, Muhammad Ali Pasaribu juga kepada Yanna Siagian dan Lia Indah Syafira sebagai partner dalam penelitian, Bang Amri Bang Amri yang turut serta memberikan saran dan masukan, bapak manajer PPKS yang memeberikan kesempatan kepada sya untuk melaksanakan analisis di Laboratorium Pupuk PPKS dan teman teman di kelas Nondik 2008 (Betaria, Maya. S, Ema C.D, Purwanto), serta kepada semua yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

(4)

iv

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2012 Penulis

(5)

PERBANDINGAN AKTIVATOR EM4DAN STARDEC DALAM PEMBUATAN KOMPOS

LIMBAH KULIT KOPI

Imron Pane (NIM. 408231030)

ABSTRAK

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

(7)
(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Kandungan Bakteri Aktivator Stardec 10 Tabel 2.2. Perbandingan Aktivator EM4 dan Stardec 11 Tabel.2.3. Komposisi Fisik, Kandungan Nutrisi, Kecernaan

Protein Kulit Biji dan Kulit Buah Kopi 14 Tabel 2.4. Kadar Hara Pupuk Kandang, Sekam dan Limbah

Kopi yang Sudah Hancur 14

Table 2.5. Unsur hara dalam kotoran ternak bahan segar

dan telah dikomposkan 16

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Rangkaian Alt Spektrofotometer 17 Gambar 2.2. Sistematis ringkas dari alat AAS 18

Gambar 3.1. Pembuatan Kompos 29

Gambar 3.2. Penentuan Kadar Nitrogen Total Metode Kjeldahl 30 Gambar 3.3. Penetapan Kadar Kalium sebagai K2O Secara

Spektrofotometer Serapan Atom 31 Gambar 3.4. Penentuan Kadar Fosfor sebagai P2O5secara

Spektrofotometri UV/Vis 32

Gambar 3.5. Penentuan COrganik 33 Gambar 4.1. Grafik Hubangan Antara Konsentrasi P (P2O5) Vs

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pembuatan Larutan 50

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia sebagian besar juga menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Sektor pertanian terdiri dari pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan. Salah satunya adalah sektor pertanian kopi. Pertanian kopi tersebar di sejumlah wilayah Indonesia termasuk di Sumatera Utara. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Statistik Perkebunan 2009-2011 Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan adalah sebagai berikut: Jumlah Produksi Perkebunan Rakyat 2009 Sebesar 53.721 Ton, Perkebunan Swasta 2009 Sebesar 634 Ton, Jumlah Produksi Perkebunan Rakyat Sebesar 53.466 Ton (Angka Sementara 2010), Perkebunan Swasta Sebesar 634 Ton (Angka Sementara 2010). Potensi Kopi di untuk daerah Kabupaten Toba samosir sendiri, jumlah produksi perkebunan rakyat produksi tahun 2010 adalah 2.238 ton dengan lahan yang sudah digunakan 2.619 Ha (Data Statistik Perkebunan Sumatera Utara Tahun 2010 Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara)

(12)

2

kopi yang dihasilkan memiliki peluang yang sangat besar untuk di kembangkan menjadi pupuk organik agar dapat menunjang sistem pertanian organik yang memiliki tren yang terus meningkat pada saat ini. Pembuatan kompos juga dimaksudkan untuk menanggulangi mahalnya harga pupuk dan kelangkaan harga pupuk.

Perkembangan pertanian khususnya sektor pertanian kopi masyarakat mengalami penurunan dalam produktivitasnya. Menurut Simanungkalit (2006) Lahan pertanian intensif di Indonesia sudah semakin menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, karena menurunnya kandungan C-organik dalam tanah. Kondisi ini tentu tidak diharapkan dalam usaha pertanian karena akan mempengaruhi produktivitas tanaman. Lahan pertanian berkurang kesuburannya, hal tersebut dikarenakan penggunaan lahan dan pemakaian pupuk kimia yang terus menerus tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya. Menurut Bekti (2001), struktur dan kesuburan tanah dapat diperbaiki dengan penggunaan kompos. Umumnya pupuk kompos yang dimanfaatkan petani saat ini adalah kompos dari sekam atau jerami padi, dan sampah organik. Akan tetapi pembuatanya membutuhkan waktu yang cukup lama apabila tidak dibantu dengan mikroorganisme biodekomposer. Agen dekomposer dapat digunakan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas hasil pengomposan dan telah diproduksi secara komersial, umumnya dalam bentuk konsorsium mikroorganisme yang disebut dengan bioaktivator pengomposan atau biodekomposer (Saraswati dalam Astari, 2010).

(13)

3

Pembuatan kompos dengan menggunakan aktivator sudah banyak beredar di pasaran diantaranya EM4 (Effective Microorganisms), orgadec dan stardec. Pada dasarnya aktivator ini adalah mikroorganisme yang berada dalam cairan bahan penumbuh, apabila cairan yang berisi mikroorganisme dilarutkan air dan dicampurkan kedalam bahan yang akan dikomposkan maka dengan cepat mikroorganisme ini berkembang. Sebenarnya aktivator ini dapat dibuat sendiri yaitu dengan mengembangbiakkan mikroorganisme yang berasal dari perut (kolon, usus) hewan ruminansia, misalnya sapi atau kerbau (Isniani, 2006).

Penelitian tentang pembuatan kompos dengan menggunakan aktivator EM4 oleh Situmeang (2011) dengan kondisi pengomposan 14 hari dan penggunaan EM4 sebanyak 4 mL/9,5 kg. Penggunaan aktivator Stardec dalam pembuatan kompos dilakukan dengan kondisi pengomposan selama 28 hari dan pemakaian Stardec yaitu 33 gr (Holidi, 2011). Penelitian juga telah dilakukan oleh Astari (2011) yang mengkondisikan lama pembuatan kompos selama 28 hari dengan 17 mL EM4 dan 250 g Stardec untuk 10 kg bleeding kuda. Dalam penelitian Afifudin (2011) mengkondisikan pengomposan selama 2 – 3 minggu dengan aktivator Stardec 10 gr/ 2 kg kotoran kelinci dan 3 10 cc EM4 kedalam 0,25 liter air, disemprotkan pada kotoran ternak sebanyak 2 kg.

(14)

4

Dari data data diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap limbah kulit kopi dengan tujuan pembuatan kompos yang bermanfaat bagi masyarakat petani dengan pemanfaatn aktivator EM4 dan Stardec. Dengan melakukan penelitian diharapkan memperoleh perbandingan aktivatoer EM4 dan Stardec dengan menentukan kadar Corganik, Nitrogen, Fosfor dan Kalium. 1.2. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penggunaan aktivator EM4 dan Stardec pada pembuatan kompos limbah kulit kopi.

2. Pengomposan dilakukan selama 21 hari.

3. Penelitian ini dibatasi pada penentuan kadar unsur Nitogen, fosfor, Kalium rasio C/N (hari ke14 dan hari ke21).

4. Pengukuran suhu dan pH dilakukan selama proses pengomposan.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Berapa kandungan unsur nitrogen, fosfor, kalium dan rasio C/N pada kompos dengan aktivator EM4hari ke - 14?

2. Berapa kandungan unsur nitrogen, fosfor, kalium dan rasio C/N pada kompos dengan aktivator EM4hari ke - 21?

3. Berapa kandungan unsur nitrogen, fosfor, kalium dan rasio C/N pada kompos dengan aktivator Stardec pada hari ke - 14?

4. Berapa kandungan unsur nitrogen, fosfor, kalium dan rasio C/N pada kompos dengan aktivator Stardec pada hari ke21?

5. Peningkatan parameter kompos manakah yang lebih yang lebih tinggi pada penggunaan aktivator EM4dibandingkan dengan penggunaan Stardec selama pengomposan?

(15)

5

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menentukan kandungan unsur N, P, K dan rasio C/N dalam kompos dengan aktivator EM4hari ke14.

2. Menentukan kandungan unsur N, P, K dan rasio C/N dalam kompos dengan aktivator EM4hari ke21.

3. Menentukan kandungan unsur N, P, K dan rasio C/N dalam kompos dengan aktivator Stardec hari ke14.

4. Menentukan kandungan unsur N, P, K dan rasio C/N dalam kompos dengan aktivator Stardec hari ke21.

5. Menentukan dan mengamati peningkatan parameter kompos yang lebih yang lebih tinggi pada penggunaan aktivator EM4 dan Stardec selama pengomposan.

6. Menentukan aktivator yang lebih bagus antara aktivator EM4 dibandingkan dengan aktivator Stardec.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat digunakan sebagai bahan rujukan tentang kualitas kompos yang dihasilkan pada pengomposan limbah kulit kopi dengan menggunakan aktivator EM4dan Stardec.

2. Kompos yang dihasilkan dapat diaplikasikan untuk pemupukan tanaman untuk meningkatkan produksi.

3. Membantu masyarakat dalam memenuhi kelangkaan pupuk dan mahalnya harga pupuk.

(16)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pengomposan penambahan aktivator EM4 menghasilkan Kadar hara yang cukup bagus yaitu Nitrogen, Posfor, Kalium dan Rasio C/N kompos pada hari ke14: 1,14%, 0,21%, 2,06%, 24,48 dan 9,13.

2. Pengomposan penambahan aktivator EM4 pada hari ke 21 mengalami peningkatan dari kadar hara hari ke 14 dan kualitas yang lebih bagus yaitu kadar Nitrogen, Posfor, Kalium dan Rasio C/N kompos: 1,73%, 0,33%, 2,35%, 15,42 dan 9,34.

3. Pengomposan dengan penambahan aktivator Stardec menghasilkan kadar hara yaitu Nitrogen, Posfor, Kalium dan Rasio C/N kompos pada hari ke –14: 1,21%, 0,19%, 1,88%, 24,77 dan 8,89.

4. Pengomposan dengan penambahan aktivator Stardec mengalami peningkatan dibandingkan dengan kadar hara hari ke 21 yaitu Nitrogen, Posfor, Kalium dan Rasio C/N kompos pada hari ke –21: 1,50%, 0,24%, 2,48%, 18,24 dan 8,49.

5. Peningkatan kadar hara kompos yaitu kadar N, P dan K lebih bagus pada penggunaan aktivator EM4dibandingkan penggunaan Stardec.

6. Aktivator EM4lebih efektif dibandingkan dengan aktivator Stardec. 5.2. Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan kontrol kadar air karena mempengaruhi hasil kompos dan kadar pH.

(17)

48

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., (2012), Bioaktivator Stardec: http://lembahpinus.wordpress.com /2009/09/09/stardec/ diakses 07 maret 2012.

Anonim.,(2012), Pupuk kulit pisang: http://lembahpinus.com/index2.php?option= com_content&do_pdf=1&id=107/diakses 07 Maret 2012

Afifudin, M., (2011), Pengaruh Berbagai Aktivator Terhadap C/N Rasio Kompos Kotoran Kelinci: http://komposkotorankelinci.blogspot.com/favicon.ico. Diakses 27 April 2011.

Astari , L.P., (2011), Kualitas Pupuk Kompos Bedding Kuddengan Menggunakan

Aktivator Mikroba Yang Berbeda., Skripsi, Departemen Ilmu Produksi

Dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan, IPB, Bogor.

Astawan, M., dan Febrinda, A.E., (2012), Potensi Dedak Bekatul Beras Sebagai Ingredient Pangan Dan Produk Pangan Fungsional: http://www.majalahpangan.com/2010/06/potensi-dedak-dan-bekatul-beras-sebagai-ingredient-pangan-dan-produk-pangan-fungsional/..diakses 06 maret 2012

Badan Standarisasi Nasional (BSN)., (2004), Spesifikasi Kompos Organik

Domestik, SNI1970302004.

Bekti, E. dan Surdianto, Y. (2001). Pupuk Kompos Untuk Meningkatkan Produksi

Padi Sawah, Liptan : 05 Desember 2001.

Bressani, R., (1972), Coffee Pulp Composition, Tecnologu and Utilization, Institute of Nutrition of Central America and Panama, Amerika.

Cahyadi, B., (2009), Studi Tentang Kesensitifan Spektrofotometer Sarapan Atom

(SSA) Teknik Vapour Hydride Generation Accessories (VHGA) Dibandingkan Dengan Ssa Nyala Pada Analisa Unsure Arsen (As) Yang Terdapat Dalam Air Minum., Skripsi, FMIPA, USU, Medan.

Dalzell, H. W., A. J. Biddlestone., K. R. Gray & K. Thurairajah. 1987. Soil

Management: Compost Production and Use in Tropical and Subtropical Environment. Soil Bulletin 56, UN FAO, Rome.

Ditjendbun, (2010, Statistic Perkebunan 2008 2010: Kopi, Kementerian

Pertanian Republic Indonesia, Direktorat Jendral Perkebunan.

(18)

49

dalam Erwiyono dan Wibawa.1996. Pemanfaatan Bahan Organik In Situ Untuk Efisiensi Budidaya Jahe Yang Berkelanjutan. Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. 23 ( 2 ). 2004. Bogor.

Djaja, W., Suwardi, N.K., dan Salman, L.B., (2009)., Pengaruh Imbangan

Kotoran Sapi Perah Dan Serbuk Gergaji Kayu Albizia Terhadap Kandungan Nitrogen, Fosfor, Dan Kalium Serta Nilai C:N Ratio Kompos,

Fakultas Peternakan, Univ. Padjajaran.

Emel, S., (2011), Pengertian Dasar Spektrofotometer Vis, UV, UV- Vis:

http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/.Diakses 06 maret 2012.

Etika, Y.V., ( 2007), Pengaruh Pemberian Kompos Kulit Kopi, Kotoran Ayam

Dan Kombinasinya Terhadap Ketersediaan Unsur N, P Dan K Pada Inceptisol, Fakultas Pertanian, Univ. Brawijaya, Malang.

Gaur, A. C. 1983. A Manual of Rural Compo sting in Improving Soil Fertility

Through Organik Recy1ing. UN FAO, Rome .

Gunawan A. & Y. Surdiyanto. 2001. Pembuatan kompos dengan bahan baku kotoran sapi. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peternakan. 24 (3):12-17.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho & H. H. Bailey. 1986.

DasarDasar Ilmu Tanah. Penerbit UNILA, Lampung.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.

Hidayat, P., (2010), Pembuatan Kompos dengan Teknologi EM4): .http://blogs.unpad.ac.id/hidayatpasadanagara/2010/06/03/pembuatan-kompos-dengan-teknologi-em-4/. Diakses 07 Maret 2012.

Hirai, M., Chanyazak, V., & Kubota. 1983. A standard measurement for compost

maturity. Biocycle 24.

Holidi., (2011), Penentuan Kualitas Kompos yang Dihasilkan Dari Pengolahan

Sampah Organik Unimed Dengan Menggunakan Aktivator EM4., Skripsi,

FMIPA, Unimed, Medan.

Indriani, Y. H., (2002), Membuat Kompos Secara Kilat, PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Isnaini.M., (2006), Pertanian Organik, Cetakan Pertama, Yogyakarta, Penerbit Kreasi Wacana.

(19)

50

Liao, P. H., Achan & K. V. Lo. 1995. Removal of N from swine manure waste

waters by ammonia stripping. Bioresource Technology. Elsevier Sciene

Limited. 54:17-20.

Marsono dan P. Sigit., (2001), Pupuk Akar, Redaksi Agromedia, Jakarta.

Nasahi, C. 2010. Peran Mikroba Dalam Pertanian Organik, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Nengsih. 2002. Penggunaan EM4 dan GT 1000-WTA dalam pembuatan pupuk

organik cair dan padat dari isi rumen limbah Rumah Potong Hewan. Skripsi.

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Novizan., (2007), Petunjuk Pemupukan Yang Efektif, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao, (2004), Panduan Lengkap Budidaya Kakao, ,Agromedia Pustaka, Jakarta.

Rahayu, M.S., dan Nurhayati, (2005), Penggunaan EM4 dalam Pengomposan Limbah The Padat: Jurnal Penelitian Bidang Ilmu pertanian Vol. 3, No. 2. Saraswati, R. dan Sumarno. 2008. Pemanfaatan Mikroba Penyubur Tanah

sebagai Komponen Teknologi Pertanian. Bogor.

Simanungkalit, R.D.M., Suriadikarta, Didi, A., (2006).Pupuk Organik dan Pupuk

Hayati. Jawa Barat: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumberdaya Lahan Pertanian

Situmeang, (2011), Penentuan Kualitas Kompos yang Dihasilkan Dari Pengolahan Sampah Organik Unimed Dengan Menggunakan Aktivator Stardec, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sosrosoedirdjo, R. S., B. Rivai & S. S. Iskandar. 1981. Ilmu Memupuk 2. CV.Yasaguna, Jakarta.

Srihati & T. Salim. 2002. Pembuatan kompos limbah nenas dengan menggunakan

berbagai bahan aktivator. Balai Besar Pengembangan Tekhnologi Tepat

Guna. LIPI, Jakarta.

Sriharti dan Salim, T., (2008), Pemanfaatan Limbah Pisang Untuk Pembuatan

(20)

51

Nasional Teknoin 2008, Bidang Teknik Kimia dan Tekstil Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI.

Stego., (2012), Teknologi EM-4, Dimensi Baru Dalam Pertanian Modern: id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/1965528-teknologi-em-dimensi-baru-dalam/ diakses pada 07 maret 2012.

Trisilawati, O dan Gusmaini. 1999. Penggunaan Pupuk Organik Bagi Pertumbuhan Dan Produksi Jahe. Buletin Gakuryoku. Hlm. 251-257. dalam Sudiarto dan Gusmaini. 1996. Pemanfaatan Bahan Organik In Situ Untuk Efisiensi Budidaya Jahe Yang Berkelanjutan. Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. 23 ( 2 ). 2004. Bogor.

Widyastuti, H., Isroi., Siswanto., (2009), Balai penelitian bioteknologi Perkebunan indonesia: keefektifan beberapa decomposer untuk pengomposan limbah sludge pabrik kertas sebagai bahan baku pupuk organik, BS vol 44 No 22 Desember 2009: 99110.

Wimbanu, O. 2005. Pengomposan jerami dan ampas batang sagu dengan metode windrow teraerasi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gambar

Tabel 2.1. Kandungan Bakteri Aktivator StardecTabel 2.2. Perbandingan Aktivator EM4 dan Stardec
Gambar 2.1. Rangkaian Alt SpektrofotometerGambar 2.2. Sistematis ringkas dari alat AAS

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Teh Kompos Limbah Kulit Kopi dan Air Kelapa dalam Meningkatkan Keberhasilan Bunga Kakao Menjadi Buah; Sandi Bagus Permana,

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian bahwa pada pengamatan hari ke-30, warna kompos yang dihasilkan dari sludge limbah cair domestik dengan aktivator

Pemanfaatan kompos campuran manure ayam broiler dan limbah kulit kopi dengan berbagai dosis MOD (Microorganisme Decomposer) mampu meningkatkan produktivitas

Pembuatan pupuk organik cair khususnya dari limbah buah-buahan dengan penambahan bio aktivator EM 4 (Effective Microorganisme) bertujuan untuk menentukan pengaruh

Mesin penggiling (pencacah) bahan kompos blok dapat diigunakan mitra untuk mendukung proses awal yaitu pencampuran bahan kompos teridiri dari limbah kulit kopi dan kotoran

KHAIRUN NAZLI, 2016 : Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi Dengan Berbagai Dosis Mod (Microorganisme Decomposer) Terhadap Kualitas

pembuatan pupuk kompos dari limbah jeruk di Desa Kubu Simbelang. Kecamatan Tigapanah

Pemberian kompos kulit kopi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong per plot, dan berat polong berisi per plot pada tanaman kacang tanah.. Perlakuan