• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN RANTI HITAM (SOLANUM BLUMEI NEES EX BLUME) TERHADAP SALMONELLA TYPHIMURIUM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN RANTI HITAM (SOLANUM BLUMEI NEES EX BLUME) TERHADAP SALMONELLA TYPHIMURIUM."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN RANTI HITAM (Solanum blumei Nees ex Blume) TERHADAP Salmonella typhimurium

Maridina Br. Sitepu (NIM. 409210023) ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap bakteri Salmonella typhimurium dan fraksi manakah dari ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhimurium berdasarkan kepolaran pelarut. Metode uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode sumur difusi. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang berasal dari daerah Kutanangka, kec. Tanah Pinem, kab. Ekstrak sampel yang diuji adalah ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol dengan konsentrasi masing-masing ekstrak adalah 0; 2,5 dan 5%. Sebagai kontrol positif digunakan kloramfenikol dan pelarut ekstrak sebagai kontrol negatif. Aktivitas antibakteri diukur dari luas diameter daerah bening disekitar lubang. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antibakteri (diameter zona hambat) ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yaitu ekstrak n-heksan berturut-turut pada konsentrasi 0; 2,5; dan 5% adalah 0; 14,9; 23,95 mm. Ekstrak etil asetat 0; 2,5; dan 5% adalah 0; 11; 14,1 mm. Ekstrak etanol 0; 2,5; dan 5% adalah 0; 21; 22,5 mm. Kloramfenikol (kontrol positif) sebesar 26 mm. Potensi daya hambat ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap Salmonella typhimurium dari yang terbesar secara berurutan adalah ekstrak n-heksan 5% (92,1%), ekstrak etanol 5% (86,5%), ekstrak etanol 2,5% (80,8%), ekstrak n-heksan 2,5% (57,3%), ekstrak etil asetat 5% (54,2%) dan ekstrak etil asetat 2,5% (42,3%). Fraksi ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang memiliki aktivitas antibakteri yang terbesar terhadap Salmonella typhimurium berdasarkan kepolaran pelarut secara berurutan adalh ekstrak n-heksan 5% (23,95 mm), ekstrak etanol 5% (22,5 mm), dan ekstrak etil asetat 5% (14,1 mm).

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel vii

Daftar Lampiran ix

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Tujuan Penelitian 2

1.4. Manfaat Penelitian 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1. Kimia Organik Bahan Alam 4

2.2. Ranti Hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) 5

2.2.1. Nama Umum 6

2.2.2. Sistematika Tumbuhan 6

2.2.3. Morfologi Tumbuhan 7

2.2.4. Kandungan Kimia dan Manfaat Ranti 8

2.3. Bakteri 10

2.4. Antibakteri 11

2.4.1. Mekanisme Kerja Senyawa Antibakteri 12

2.5. Salmonella typhimurium 14

2.5.1. Sifat Bakteri Salmonella typhimurium 15

2.6. Media 16

2.7. Uji Aktifitas Antibakteri 17

2.8. Analisis potensi daya hambat relatif antibakteri terhadap berbagai antibiotik komersial 18

2.9. Senyawa Metabolit Sekunder (Alkaloid, Flavonoid, Saponin, Steroid dan Terpenoid 18

2.9.1. Alkaloid 18

2.9.2. Flavonoid 19

2.9.3. Saponin 20

2.9.4. Steroid dan Terpenoid 21

BAB III. METODE PENELITIAN 22

(4)

3.2. Alat dan Bahan Penelitian 22

3.2.1. Alat 22

3.2.2. Bahan-bahan 23

3.3. Prosedur Penelitian 23

3.3.1. Preparasi Sampel 23

3.3.2. Ekstraksi Daun Ranti Hitam (Solanum blumei) 24

3.3.3. Pembuatan Media Selektif Agar 24

3.3.4. Peremajaan Bakteri 24

3.3.5. Uji Sumur Difusi 25

3.4. Diagram Alir Penelitian 26

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 30

4.1. Hasil 30

4.1.1. Preparasi Sampel 30

4.1.2. Ekstraksi Daun Ranti Hitam (Solanum blumei) 30

4.1.3. Uji Aktivitas Antibakteri 31

4.1.3.1. Pembuatan Media Selektif Agar 31

4.1.3.2. Peremajaan Bakteri 32

4.1.3.3. Uji Sumur Difusi 32

4.2. Pembahasan 33

4.2.1. Preparasi Sampel 33

4.2.2. Ekstraksi Daun Ranti Hitam (Solanum blumei) 34

4.2.3. Pembuatan Media Selektif Agar 34

4.2.4. Uji Sumur Difusi 35

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 43

5.1. Kesimpulan 43

5.2. Saran 44

DAFTAR PUSTAKA 45

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Alat-alat Penelitian 22 Table 3.2. Bahan-bahan Penelitian 23 Table 4.1.1. Perubahan Sampel Sebelum dan Sesudah Dikeringkan 30 Tabel 4.1.2. Rendemen (% b/b) Ekstraksi Daun Ranti Hitam (Solanum blumei

Nees ex Blume) 30 Tabel 4.1.3. Warna Ekstrak dari Masing-masing Pelarut 31 Tabel 4.1.4. Diameter Daya Hambat Ekstrak Daun Ranti Hitam

(Solanum blumei Nees ex Blume) Terhadap Salmonella

typhimurium 33

Tabel 4.2.1. Potensi Ekstrak Daun Ranti Hitam (Solanum blumei Nees ex

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Tumbuhan Ranti Hitam dari Daerah Kuta Nangka,

Kec. Tanah Pinem, Kab. Dairi 6

Gambar 2.2. Struktur Kimia α-Solanine, solasonine, solamargine,

α-chaconine, diosgenin dan tigogenin 9

Gambar 2.3. Struktur Sel Bakteri 13

Gambar 2.4. Salmonella typhimurium 14

Gambar 2.5. Piridin 19

Gambar 2.6. Kerangka Dasar Senyawa Flavonoida 20

Gambar 2.7. Sapogenin Triterpenoida 21

Gambar 2.8. Skualena dan Ursana 21

Gambar 4.1.1. Media Salmonella Shigella Agar (SSA) 31

Gambar 4.1.2. Bakteri Salmonella typhimurium yang remaja 32 Gambar 4.2.1. Grafik Zona bening ekstrak terhadap Salmonella typhimurium

selama 24 jam 36

Gambar 4.2.2. Zona bening ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume), pelarut dan kloramfenikol terhadap Salmonella

typhimurium selama 24 jam 38 Gambar 4.2.2. Mekanisme kerja ekstrak terhadap bakteri Salmonella

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1. Dokumentasi penelitian 48

2. Perhitungan Potensi Daya Hambat Ekstrak Daun Ranti Hitam

(Solanum blumei Nees ex Blume) Dibandingkan dengan

(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pada akhir-akhir ini peternak ayam di Indonesia banyak mengalami

kerugian akibat ayam yang mati karena penyakit tertentu. Salah satu penyebab

kematian ayam peternak adalah akibat infeksi bakteri Salmonella typhimurium.

Salah satu usaha peternak untuk mencegah infeksi bakteri adalah dengan

menggunakan antibiotik. Selain untuk mencegah infeksi penyakit, antibiotik juga

digunakan untuk pemacu pertumbuhan pada peternakan ayam pedaging. United

Stated of Drug Administration (USDA) menetapkan kadar antibiotik yang

diperbolehkan untuk pencegahan sebesar 200 g per ton pakan. Penggunaan

antibiotik ini telah menjadi kontroversi sejak beberapa tahun ini karena dapat

menimbulkan residu dan resistansi (Hileman dan Washington, 1999). Antibiotik

dapat meninggalkan residu pada daging ayam yang dapat membahayakan

konsumen. Hasil penelitian Wiryawan, Suharti, dan Bintang (2005), bahwa di

daerah Jabotabek, 85% daging ayam dan 37% hati ayam mengandung residu

antibiotik. Penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menyebabkan

resistansi bakteri.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari antibakteri alami dari

berbagai tanaman obat. Hasil penelitian Pratiwi (2008) bahwa tepung daun jarak

dapat menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. Hasil penelitian Rahmawati

(2008) bahwa ekstrak daun miana memiliki aktivitas paling besar terhadap bakteri

S. aureus dan S. epidemidis. Aktivitas fraksi aseton lebih besar lebih besar dari

fraksi air dan fraksi n heksan. Hasil penelitian Wiryawan, Suharti, dan Bintang

(2005), bahwa ekstrak bawang Putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Salmonella typhymorium.

Salah satu tanaman obat yang banyak dijumpai di daerah Karo dan Dairi

adalah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume ). Solanum blumei Nees ex

(9)

obat, antara lain obat sakit pinggang, telinga berair, demam, dan obat perut

(langgum = bahasa Karo). Ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) adalah

tanaman yang termasuk family Solanacae. Salah satu tanaman yang termasuk satu

family dengan Solanum blumei Nees ex Blume adalah Solanum nigrum L. Hasil

penelitian Sridhar, Josthna, dan Naidu (2011), ekstrak Solanum nigrum L

mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Bacillus subtilis, Staphyloceus aerus,

E.coli. Hasil uji secara in vitro oleh Parameswari, Sudheer, dan Kishori (2012),

ekstrak etanol dan ekstrak methanol Solanum nigrum L menunjukkan aktivitas

penghambatan terhadap strain bakteri Bacillus subtilis, Eschericia coli, Klebsiella

pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa. Tetapi belum ada dilakukan penelitian

aktivitas antibakteri terhadap Solanum blumei Nees ex Blume. Tanaman obat

umumnya mengandung senyawa aktif dalam bentuk metabolit sekunder seperti

alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, kumarin dan lain-lain yang dapat di

ekstraksi dengan berbagai pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya. Berdasarkan

hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang aktivitas

antibakteri ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap

Salmonella typhimurium dengan judul , “ Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Ranti Hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) Terhadap Salmonella typhimurium”.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume)

mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhimurium?

2. Ekstrak manakah dari daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume)

yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhimurium?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun ranti hitam terhadap

(10)

2. Mengetahui fraksi manakah dari ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei

Nees ex Blume) yang mempunyai aktifitas antibakteri terhadap

Salmonella typhimurium berdasarkan kepolaran pelarut ekstraksi

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang tanaman yang memiliki potensi antibakteri

terhadap Salmonella typhimurium

2. Memberikan informasi tentang bahan alam tumbuhan yang dapat

digunakan untuk antibakteri alami sehingga dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan untuk keperluan pengobatan dan

pengembangan potensi tanaman obat.

3. Sebagai pengetahuan dasar bagi peneliti lanjutan tentang senyawa bioaktif

antibakteri dalam ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex

Blume).

4. Sebagai informasi ilmiah pada bidang kimia bahan alam dan pada bidang

farmasi dalam upaya pengembangan kandungan senyawa bioaktif dalam

tanaman ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) lokal.

5. Untuk lebih memperkuat nilai ilmiah dari khasiat yang dimiliki oleh ranti

(11)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Aktivitas antibakteri ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees

ex Blume) terhadap Salmonella typhimurium dari yang paling besar

secara berurutan adalah ekstrak n-heksan 5% zona beningnya 23,95

mm, ekstrak etanol 5% zona beningnya 22,5 mm, ekstrak etanol 2,5%

zona beningnya 21 mm, ekstrak n-heksan 2,5% zona beningnya 14,9

mm, ekstrak etil asetat 5% zona beningnya 14,1 mm dan ekstrak etil

asetat 2,5% zona beningnya 11 mm.

2. Potensi daya hambat ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees

ex Blume) terhadap Salmonella typhimurium dari yang terbesar secara

berurutan adalah ekstrak n-heksan 5% (92,1%), ekstrak etanol 5%

(86,5%), ekstrak etanol 2,5% (80,8%), ekstrak n-heksan 2,5%

(57,3%), ekstrak etil asetat 5% (54,2%) dan ekstrak etil asetat 2,5%

(42,3%).

3. Fraksi ekstrak daun ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume)

yang memiliki aktivitas antibakteri yang terbesar terhadap Salmonella

typhimurium berdasarkan kepolaran pelarut secara berurutan adalah

ekstrak n-heksan 5% (23,95 mm), ekstrak etanol 5% (22,5 mm), dan

(12)

1.2. Saran

Untuk meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya maka penulis

menyarankan:

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk bakteri gram positif

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui struktur senyawa

alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang berfungsi sebagai

antibakteri.

3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk aktivitas antibakteri dari

biji, batang dan akar dari ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume)

4. Perlu dilakukan penelitian untuk kadar bunuh minimal terhadap

Salmonella typhimurium.

Gambar

Tabel 3.1.    Alat-alat Penelitian  Table 3.2.    Bahan-bahan Penelitian  Table 4.1.1

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun ceplukan yang efektif pada bakteri Shigella dysenteriae pada konsentrasi 90 mg/ml dengan diameter daerah hambat 14,75 mm,

Murniaty Simorangkir, Ribu Surbakti, Tonel Barus dan Partomuan Simanjuntak, 2013, Aktivitas Antioksidan Ekstrak n -Heksana, Etil Asetat dan Etanol Dari Buah Ranti Hitam

Pertama, ekstrak etanolik herba sambiloto ( Andrographis paniculata , Nees.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji Salmonella typhi ATCC 13311 dan

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI ( Psidii folium) TERHADAP BAKTERI. Salmonella typhi dan

Judulpenelitian : Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Daun Kenikir (Cosmos caudatus Kuth.) terhadap Bakteri Salmonella typhi Menyatakan dengan sebenarnya bahwa

Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula sediaan sirup dari ekstrak daun Carica Pubescens sebagai antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi.. Dalam

Dalam penelitian ini diduga kepekaan bakteri Salmonella typhimurium karena adanya kandungan zat kimiawi dalam ekstrak daun Psidium guajava yang dapat bersifat antibakteri.. Daun

melakukan penelitian tentang uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun kecombrang (Etlingera elation)dengan menggunakan bakteri uji Salmonella typhi dengan