• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH RANTI HITAM (SOLANUM BLUMEI NEES EX BLUME) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH RANTI HITAM (SOLANUM BLUMEI NEES EX BLUME) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH RANTI HITAM (Solanum blum ei Nees ex b lu me )

TERHADAP Staphylococcus aureus

Oleh :

Yeni Yosevine Sirait 4103210040 Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis, sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun judul penelitian yang penulis teliti adalah “Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah Ranti Hitam (Solanum blumei Nees ex blume) Terhadap Staphylococcus aureus”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, mulai dari penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian sampai penyusunan skripsi, antara lain: Ibu Dra. Murniaty Simorangkir, M.S, sebagai dosen pembimbing skripsi yang penuh dengan kesabaran memberikan bimbingan dan motivasi serta kepada Ibu Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si; Ibu Dra. Nurmalis, M.Si dan Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si selaku dosen-dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang sangat mendukung dalam penelitian penulis. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Jamalun Purba, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada penulis, Dan juga kepada Bapak Idramsah S.Si,M.Si yang telah membantu peneliti di laboratorium biologi. Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibunda R. Manalu, Am.Keb dan Ayahanda M. Sirait, S.Pd Serta adik-adikku tersayang (Okky vandy Sirait, Kevin Andreas Sirait, dan Anestasya Sirait) yang dengan setia selalu mendoakan, memberikan semangat, dukungan dan motivasi kepada penulis.

(4)

v

Situmorang, Janriadi sinaga dan Sri rezeki Samosir dan seluruh mahasiswa/i kelas Non Kependidikan Kimia 2010 yang tidak dapat disebutkan satu persatu kalian telah memberi banyak arti dalam masa perkuliahan penulis.

Teristimewa buat Jetro P. Simbolon yang selalu setia mendukung, memberikan semangat, membantu dan mendoakan penulis mulai dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Semoga penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat luas dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terlebih kepada peneliti berikutnya dalam melakukan pengembangan penelitian secara ilmiah. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2014

(5)

iii

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH RANTI HITAM (Solanum blumei Nees ex Blume) TERHADAP Staphylococcus aureus

Yeni Yosevine Sirait NIM 4103210040

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode sumur difusi. Sampel yang digunakan adalah buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang berasal dari daerah Kuta Nangka, Kec. Tanah Pinem, Kab. Dairi. Ekstrak sampel yang diuji adalah ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol dengan konsentrasi masing-masing ekstrak adalah 0 ; 2,5 dan 5,0%. Sebagai kontrol positif digunakan kloramfenikol dan control negatif adalah pelarut ekstrak. Aktivitas antibakteri diukur dari luas diameter zona bening disekitar lubang. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antibakteri (diameter zona hambat) ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yaitu Ekstrak n-Heksan 0; 2,5; dan 5,0% adalah 0; 7,5; 8,5 mm. Ekstrak etil asetat berturut-turut pada konsentrasi 0; 2,5; dan 5% adalah 0; 11; 12,5 mm. Ekstrak etanol 0; 2,5; dan 5,0% adalah 0; 8,0 ; 8,2 mm. Kloramfenikol (kontrol positif) sebesar 13,5 mm. Potensi daya hambat ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap Staphylococcus aureus dari yang terbesar secara berurutan adalah ekstrak etil asetat 5,0% (92,5%), ekstrak etil asetat 2,5% (81,4%), ekstrak n-Heksan 5,0% (62,9%), ekstrak etanol 5,0% (60,7%), ekstrak etanol 2,5% (59,2%) dan ekstrak n-Heksan 2,5% (55,5%). Fraksi ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang memiliki aktivitas antibakteri yang terbesar terhadap Staphylococcus aureus secara berurutan adalah ekstrak etil asetat 5,0% (12,5 mm), ekstrak n-Heksan 5,0% (8,5 mm), dan ekstrak etanol 5,0% (8,2 mm).

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Batasan Masalah 3

1.3 Rumusan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Uraian Tumbuhan 5

2.1.1 Nama Tumbuhan 6

2.1.2 Sistematika Tumbuhan 6

2.1.3 Morfologi Tumbuhan 7

2.1.4 Kandungan Kimia dan Manfaat Ranti (Solanum Nigrum L) 7

2.2 Ekstraksi 8

2.3 Uji Fitokimia 11

2.4 Metabolit Sekunder Alkaloid, Flavanoid, Terpenoid, Steroid,

Saponin dan Tanin 12

2.4.1 Senyawa Alkaloid 12

2.4.2 Senyawa Flavanoid 15

2.4.3 Senyawa Steroid 17

(7)

vii

2.4.5 Senyawa Tanin 19

2.5 Bakteri 20

2.5.1 Mekanisme kerja senyawa antibakteri 20

2.5.2 Ciri-Ciri bakteri 22

2.5.3 Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif 22

2.5.3.1 Bakteri Gram Positif 22

2.5.3.2 Bakteri Gram Negatif 23

2.5.4 Bakteri Staphylococcus aureus 24

2.5.4.1 Sifat Bakteri Staphylococcus aureus 26

2.6 Media 26

2.7 Uji Aktivitas Antibakteri 27

2.8 Analisis Potensi Daya Hambat Relatif Antibakteri Terhadap

Berbagai Antibiotik Komersial 27

BAB III METODE PENELITIAN 29

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 29

3.2 Alat dan Bahan 29

3.3 Prosedur Penelitian 30

3.3.1 Pembuatan Pereaksi 30

3.3.1.1 Pembuatan pereaksi Mayer 30

3.3.1.2 Pembuatan pereaksi Dragendorff 31

3.3.1.3 Pembuatan pereaksi Wagner 31

3.3.1.4 Pembuatan pereaksi Liebermann-Burchard 31

3.3.2 Preparasi Sampel 31

3.3.3 Ekstraksi 32

3.3.4 Uji Antibakteri 33

3.3.4.1 Peremajaan Bakteri 33

3.3.4.2 Uji Sumur Difusi 33

(8)

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 38

4.1 Hasil Penelitian 38

4.1.1 Preparasi Sampel 38

4.1.2 Ekstraksi Buah Ranti Hitam (Solanum Blumei Nees ex Blume) 39

4.1.3 Uji Fitokimia 40

4.1.4 Uji Aktivitas Antibakteri 43

4.1.4.1 Pembuatan Media Selektif Agar 43

4.1.4.2 Peremajaan Bakteri 43

4.1.4.3 Uji Sumur Difusi 44

4.2 Pembahasan 45

4.2.1 Uji Fitokimia 45

4.2.1.1 Identifikasi Alkaloid 45

4.2.1.2 Identifikasi Flavonoid 48

4.2.1.3 Identifikasi Saponin 49

4.2.1.4 Identifikasi Steroid 49

4.2.1.5 Identifikasi Tanin 50

4.2.2 Uji Antibakteri 52

4.2.2.1 Pembuatan Media Selektif Agar. 52

4.2.2.2 Uji Sumur Difusi 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 60

5.1 Kesimpulan 60

5.2 Saran 61

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Nilai konstanta Dielektrik berbagai pelarut Organik 11

Tabel 3.1 Alat-alat penelitian 29

Tabel 3.2 Bahan-bahan Penelitian 30

Tabel 4.1 Perubahan Sampel Sebelum dan Sesudah Dikeringkan 39 Tabel 4.2 Rendemen (% b/b) Ekstraksi Buah Ranti Hitam

(Solanum blumei Nees ex Blume) 40

Tabel 4.3 Warna Ekstrak dari Masing-masing Pelarut 40 Tabel 4.4 Uji Fitokimia Alkaloid pada masing-masing ekstrak 41 Tabel 4.5 Uji Fitokimia Flavonoid, Saponin, Tanin,dan Steroid

pada masing-masing ekstrak 42

Tabel 4.6 Diameter Hambat Ekstrak Buah Ranti Hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) Terhadap Staphylococcus aureus 44 Tabel 4.7 Potensi Ekstrak Buah Ranti Hitam (Solanum blumei Nees ex

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tumbuhan Ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) 5 Gambar 2.2 Reaksi alkaloid dengan pereaksi Mayer 14 Gambar 2.3 Reaksi alkaloid dengan pereaksi Wagner 14 Gambar 2.4 Reaksi alkaloid dengan pereaksi Dragendorff 15 Gambar 2.5 Reaksi alkaloid dengan pereaksi Bouchardat 15

Gambar 2.6 Struktur Senyawa Flavanoid 16

Gambar 2.7 Reaksi Uji Flavonoid 17

Gambar 2.8 Struktur inti senyawa steroid 17

Gambar 2.9 Sapogenin Triterpenoida 18

Gambar 2.10 Reaksi hidrolisis saponin dalam air 19

Gambar 2.11 Struktur inti Tanin 19

Gambar 2.12 Staphylococcus aureus 25

Gambar 3.1 Diagram alir preparasi sampel 31

Gambar 3.2 Diagram alir ekstraksi buah ranti hitam 32 Gambar 3.3 Diagram alir uji sumur difusi 34 Gambar 3.4 Diagram alir uji senyawa alkaloid 36 Gambar 3.5 Diagram alir uji senyawa tanin, steroid, flavonoid, saponin 37

Gambar 4.1 Media Selektif Nutrien agar 43

Gambar 4.2 Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 yang remaja 43 Gambar 4.3 Reaksi Allaloid dengan pereaksi Mayer 46 Gambar 4.4 Reaksi Alkaloid denganpreaksi Wagner 46

Gambar 4.5 Reksi Hidrolisis Bismuth 47

Gambar 4.6 Reaksi alkaloid dengan pereaksi Dragendroff 47

Gambar 4.7 Reaksi Uji Flavonoid 48

Gambar 4.8 Reaksi Hidrolisis Saponin dalam air 49

Gambar 4.9 Reaksi Uji Steriod 50

(11)

Gambar 4.11 Grafik Zona bening ekstrak terhadap Staphylococcus aureus

selama 24 jam 53

Gambar 4.12 Zona bening ekstrak Buah Ranti Hitam, pelarut dan

kloramfenikol terhadap Staphylococcus aureus selama 24 jam 54 Gambar 4.13 Mekanisme kerja ekstrak terhadap bakteri

(12)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Perhitungan Potensi daya hambat Ekstrak

buah ranti hitam 67

Lampiran 2 : Dokumentasi Penelitian 68

Lampiran 3 : Hasil Identifikasi Ranti Hitam Solanum blumei

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam penyediaan bahan baku tumbuhan obat karena sumberdaya tersebut tersimpan di dalam hutan dan belum termanfaatkan dengan baik. Kekayaan alam tumbuhan obat Indonesia terdiri atas 30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, dimana 940 jenis diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat (jumlah ini merupakan 90% dari jumlah tumbuhan obat di kawasan Asia). Sumber senyawa bahan alam hayati memegang peranan penting dalam pemanfaatan zat kimia berkhasiat yang terdapat di alam. Hampir setiap daerah di Indonesia mengenal ramuan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan tertentu secara tradisional. Penggunaan tumbuh-tumbuhan tertentu sebagai obat merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang kita sejak dahulu hingga sekarang. Bahan obat yang digunakan dapat berasal dari daun, batang, akar, bunga dan biji-bijian. (Ignatius,2010).

Keanekaan dan jumlah strukur molekul yang dihasilkan oleh tumbuhan banyak sekali, demikian juga kemajuan pengetahuan kita tentang hal tersebut pada saat ini. Dengan demikian masalah utama dalam penlitian fitokimia ialah menyusun data yang ada mengenai setiap golongan senyawa khusus. Telah diperkirakan, misalnya, pada saat ini telah diketahui lebih dari 5500 alkaloid tumbuhan dan ahli farmakologi pada alkaloid baru sedemikian besar sehingga alkaloid baru terus ditemukan dan dipaparkan, mungkin dengan laju temuan satu sehari. Kandungan kimia tumbuhan dapat digolongkan menurut beberapa cara didasarkan pada asal biosntesis sifat kelautan dan adanya gugus fungsi kunci tertentu.(Harborne,1996). Khasiat anti bakteri ekstrak daun, biji dan akar tanaman terhadap strain bakteri yang diuji, merekomendasikan ekstrak tanaman tersebut digunakan secara efektif untuk

(14)

2

penyembuhan penyakit infeksi akibat bakteri tertentu.Eksplorasi lebih lanjut antimikroba berbasis tanaman ini sangat diperlukan saat ini.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari antibakteri alami dari berbagai tanaman obat. Hasil penelitian Eva Marliana (2011) bahwa ekstrak kasar etanol, fraksi n-Heksana, etil asetat dan metanol dari labu air berfungsi sebagai antibakteri salmonella tiphy dan bacillus cereus. Hasil penelitian Siti (2009) bahwa ekstrak daun sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus dan escheria coli. Hasil penelitian Purwantoro, Agusta dan Praptiwi (2009) bahwa ekstrak daun Harms Schefflera elliptica (Blume) dapat menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus.

Pendekatan skrining fitokimia meliputi analisis kualitatif kandungan kimia dalam suatu tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, dan, biji, terutama kandungan metabolit sekunder bioaktif yang dikandung oleh tumbuhan tersebut, yaitu seperti alkaloid, antrakinon, flavonoid, kumarin, saponin (steroid), tanin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), iridoid, dan sebagainya. Tujuan utama dari pendekatan skrining fitokimia adalah untuk mengidentifikasi tumbuhan dan untuk mendapatkan kandungan bioaktif atau kandungan yang berguna untuk pengobatan. (Harborne,1996).

(15)

3

subtilis, Staphylococcus aureus, E.coli. Hasil uji secara in vitro oleh Parameswari, Sudheer, dan Kishori (2012), ekstrak etanol dan ekstrak methanol Solanum nigrum L menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap strain bakteri Bacillus subtilis, Escheritia coli, Klebsiellapneumonia dan Pseudomonas aeruginosa.

Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah radang kronik mukosa telinga bagian tengah mengeluarkan cairan ( Yan Edward,2009), Gatal dan rasa penuh di telinga patut diwaspadai oleh setiap orang, sebab gejala tersebut bisa jadi merupakan tanda terkena infeksi telinga luar atau yang disebut otitis externa. Penyakit ini merupakan infeksi atau radang yang disebabkan oleh goresan akibat benda atau air yang masuk ke saluran telinga. Semuanya itu terjadi karena kondisi liang telinga menjadi sempit akibat peradangan. Radang telinga sebenarnya disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus dan pseudomonas aeruginosa (Anonim(1),2010). Secara tradisional masyarakat Karo dan Dairi menggunakan buah ranti hitam untuk obat telinga berair. Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang aktivitas antibakteri ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang alami terhadap staphylococcus aureus dengan judul, “Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah Ranti Hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap Staphylococcus aureus ”

1.2Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pemanfaatan ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex blume) terhadap bakteri gram positif staphylococcus aureus.

1.3Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1 Jenis pelarut ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) manakah yang berpotensi sebagai antibakteri?

(16)

4

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh data jenis metabolit sekunder yang terdapat pada fraksi ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang berpotensi sebagai antibakteri.

2. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

3. Mengetahui jenis pelarut yang berpotensi sebagai antibakteri terhadap ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex blume).

1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat :

1. Memberikan informasi tentang metabolit sekunder yang terdapat pada buah tanaman Solanum blumei Nees ex Blume.

(17)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kandungan metabolit sekunder buah ranti hitam (Solanum Blumei Nees Ex Blume.) yang diduga berpotensi sebagai antibakteri adalah pada ekstrak pelarut etil asetat yang terdapat positif steroid dan Tanin; 2. Aktivitas antibakteri ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap Staphylococcus aureus dari yang paling besar secara berurutan adalah ekstrak etil asetat 5% zona beningnya 12,5 mm, ekstrak etil asetat 2,5 % zona beningnya 11 mm ,ekstrak n -Heksan 5% zona beningnya 8,5 mm, ekstrak etanol 5% zona beningnya 8,2 mm, ekstrak etanol 2,5% zona beningnya 8,0 mm, dan ekstrak n-Heksan 2,5% zona beningnya 7,5 mm Potensi daya hambat ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) terhadap Staphylococcus aureus dari yang terbesar secara berurutan adalah ekstrak etil asetat 5% (92,5%), ekstrak etil asetat 2,5 (81,4%), ekstrak n-Heksan 5% (62,9%), ekstrak etanol 5% (60,7%), ekstrak etanol

2,5% (59,2%) dan ekstrak n-Heksan 2,5% (55,5%).

Fraksi ekstrak buah ranti hitam (Solanum blumei Nees ex Blume) yang memiliki aktivitas antibakteri yang terbesar terhadap Staphylococcus aureus berdasarkan kepolaran pelarut secara berurutan adalah ekstrak etil asetat 5% (12,5 mm), ekstrak n_Heksan 5% (8,5 mm), dan ekstrak etanol 5% (8,2 mm).

(18)

61

5.2 Saran

Untuk meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya maka penulis menyarankan:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut uji bioaktif imunostimulan ekstrak metabolit buah Ranti (Solanum blumei Nees Ex Blume.). 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut kandungan metabolit dan uji

biologisnya dari batang, biji bahkan sampai akarnya sehingga dapat lebih dimanfaatkan.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui struktur senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, dan steroid yang berfungsi sebagai antibakteri.

4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk uji identifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

`

(19)

62

DAFTAR PUSTAKA

Achmad S.A., 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Penerbit Karunika, Jakarta. Adi Nugroho, Ignatius, (2010), Tanaman Obat Indonesia, Puslitbang: Bogor.

Anonim (1), (2010), otitis media supuratif kronik, http://gushywayne.wordpress.com/2010/12/20/hati-hati-dengan-radang telinga/ diakses tanggal 03/02/2014.

Anonim (2) , (2013), Ranti,http://id.wikipedia.org/wiki/Ranti, diakses tanggal 3/02/2014.

Anonim (3), (2013), Ranti Solanum Nigrum L.,

http://www.plantamor.com/index.php?plant=1168, diakses tanggal 3/02/2014.

Anonim (4), (2012), Pelarut, http://id.wikipedia.org/wiki/Pelarut, diakses tanggal 05/02/2012.

Brooks G.F., J.S. Butel, L.N. Ornston, 1996. Jawetz Melnick Adelberg, Medical Microbiology. Edisi ke-20. Alih bahasa oleh Nugroho E dan Maulany RF. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Departemen Kesehatan. 1988. Inventaris Obat Indonesia Jilid I. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Diana, I Ketut, (2008), Bakteri dalam Kehidupan Manusia.

https://gurungeblog.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciri-struktur

perkembangbiakan-bentuk-dan-manfaatnya/ diakses tanggal 03/03/2014.

Dzulkarnain B., D. Sundari, A. Chozin, 1996. Tanaman Obat Bersifat Antibakteri di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran, 110:35-48.

(20)

63

labu air (Lagenari Siceraria(Molina) Standl), Jurnal kimia Mulawarman , Volume8, Nomor 2, Mei 2011, ISSN: 1693-5616

Gunawan, D. dan Mulyani, S., (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid Pertama. Jakarta: Penebar Swadaya.

Harborne, J. B., (1996), Metoda Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, Terbitan ke-2, Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, ITB, Bandung.

Hernani dan Rahmawati N., (2009), Aspek Pengeringan dalam Mempertahankan Kandungan Metabolit Sekunder pada Tanaman Obat, Perkembangan Teknologi TRO 21 (2) Desemberi 2009 Hlm. 33-39 ISSN 1829-6289.

Hutabarat,Gerben F, (2011), Diktat Mikrobiologi Dasar, FK, Universitas HKBP Nommensen, Medan.

Jain, Ramya. Sharma, anjali. (2011), Solanum ningrum : Current Perspectives on Therapeutic Properties. Alternative Medicine Review : Volume 16

Jawetz, (1982), Microbilologi untuk profesi kesehatan. Penerjemah: dr.Gerarbonang. Edisi XIV. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal. 256, 319, 423.

Jawetz E, LM Joseph, AA Edward. 1972. Dalam skripsi pratiwi (Aktivitas

Antibakteri Tepung Daun Jarak (Jatropha curcas L) Pada Berbagai

Bakteri Saluran Pencernaan Ayam Broiler Secara In Vitro). IPB : Bogor

Johan, (2005), Info Nutrisi : Leunca Sebagai Obat Tradisional & Anti Infeksi, http://health.dir.groups.yahoo.com/group/dokter_umum/message/10653, diakses 24/04/2005.

(21)

64

Lenny, S., (2006), Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida, Karya Ilmiah, FMIPA, USU, Medan

Lenny, S., (2006), Senyawa Terpenoida dan Steroida, Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Markham, K.R., (1988), Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Penerbit ITB, Bandung.

Marliana, S.D., Venty S. dan Suyono, (2005), Skrinning Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Labu Siam dalam Ekstrak

Etanol,Jurnal Biofarmasi 3 (1): 26-31, ISSN: 1693-2242 2005 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta.

Mulyadi, dkk, (2013), Konsentrasi hambat minimum(KHM) pada sampel alang-alang(Imperata cylinrica) dalam etanol melalui metode difusi cakram, Jurnal penelitian Universitas Diponegoro.

Nursal, S. Wulandari dan S.W. Juwita, 2006. Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roxb.) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri

Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):64-66, 2006.

Parameswari, Sudher dan Kishori. In Vitro Antibacterial Activity in The Extracts of Solanum Nigrum. Indian Streams Research Journal, volume 2, issue.7, aug 012, ISSN: 2230-7850.

Patmawijaya, K., (1995), Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerbit ITB, Bandung.

Pelczar. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerjemah: Hadioetomo,R.S., Imas, T., Tjitrosomoso, S., dan Lestari, S.Jakarta. Penerbit UI Press. Hal. 132, 138-140, 144.

(22)

65

Prima I, Raditya, (2012), CRC Farmasi UGM-Leunca (Solanum nigrum L.) http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2339, diakses tanggal 24/03/2014.

Purwantoro, Agusta, dan Praptiwi. (2009), AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN Schefflera elliptica (Blume) Harms, Jurnal sains.

Rachman, dan Siagian., (1976). Dimensi Serat Jenis kayu Indonesia, Bagian III. Laporan No.75. Bogor: Lembaga penelitian hasil Hutan.

Robinson, T. (1998). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerjemah: Padmawinata, K. Edisi VI. Bandung: ITB Press. Hal 71.

Saridewi, (2011), Fraksinasi Bertingkat,

http://sardewforester.blogspot.com/2011/12/fraksinasi-bertingkat.html, diakses tanggal 13/04/2012.

Simorangkir,Murniaty, Surbakti,R, Barus,T, dan Simanjuntak,P, (2013), Analisis Fitokimia Metabolit Sekunder Ekstrak Daun dan Buah Solanum Blumei Nees ex Blume Lokal, Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 979-458-692-7, Hal:303-311.

Siti Nasiyah Sholeh, (2009), UJI AKTIVITAS ANTI BAKTERI DARI EKSTRAK n-Heksan A DAN ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn.) SERTA IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIFNYA, skripsi, jurusan kimia,

fakultas sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sridhar, Josthna, dan Naidu. 2011. In Vitro Antibacterial Activity and phytochemical Analysis of Solanum Nigrum (Linn). – An Important Antiulcer Medicinal Plant. Departement of Biotechnology, Sri Venkateswara University, Tirupathi-517502, A.P., India. Journal of Experimental Sciences 2011, 2(8): 24-29 ISSN: 2218-1768.

(23)

66

Tobing, D.R.N., (2011), Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Daun Meniran (Phyllanthus niruri L.), Skripsi, Jurusan Kimia, UNMED, Medan.

Winarno M.W., D. Sundari, 1996. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat Diare di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran 109 : 25-32.

Yan Edward, Sri Mulyani, (2009), Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Bahaya, jurnal Bagian Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Gambar

Tabel 2.1  Nilai konstanta Dielektrik berbagai pelarut Organik
Gambar 4.11  Grafik Zona bening ekstrak terhadap Staphylococcus aureus

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian tentang “ Pembuatan Bahan Ajar Sistem Operasi Berbasis Perangkat Lunak Oracle Vm VirtualBox dengan

UKM agroindustri merupakan bagian dari UKM secara keseluruhan yang telah menunjukkan peranannya sebagai salah satu pelaku kekuatan pendorong pembangunan ekonomi di Kabupaten

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengembangan terdiri dari metode pra tugas, metode dalam jabatan dan presentasi informasi. Metode pra

Bursa meminta Anggota Bursa melakukan sosialisasi secara berkesinambungan kepada nasabah terkait Fraksi Harga baru dan Auto Rejection tersebut, baik melalui media

Kemudian pemanasan susu dilakukan didalam Heatter dan didalam pengeringan dilakukan oleh dryer .Serta untuk mendinginkan uap panas pada unit evaporator dilakukan oleh condenser.

Untuk tujuan perbandingan, beberapa akun dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah direklasifikasi agar sesuai

Toyota Motor Manufacturing Indonesia, dimana dalam pengerjaan pembuatan pintu ini melalui beberapa tahapan proses, yaitu menyiapkan bahan bakunya terlebih dahulu dan di dalam proses

menggambar Senin 14.30 - 15.30 Wita Ruang Kelas