• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Beban Elektronik Pengujian Regulasi Catu Daya T1 612012703 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Beban Elektronik Pengujian Regulasi Catu Daya T1 612012703 BAB IV"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

24

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian per modul dan pengujian alat secara keseluruhan. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang telah dibahas pada bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan setiap spesifikasi yang telah diajukan.

4.1. Pengujian Modul Mikrokrontroler

Mikrokontroler pada alat ini berfungsi untuk menghasilkan PWM yang akan filter menggunakan LPF untuk mendapatkan sinyal tegangan DC, dan juga untuk mendeteksi suhu pada sistem.

4.1.1. Pengujian PWM – DAC

Pengujian ini dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran DAC saat duty cycle PWM divariasi antara 0 – 100%, dengan VCC sebesar 3.3V.

Sehingga perhitungannya sebagai berikut : Saat duty cycle = 50%

Vout = 0.5 * 3.3 = 1.65V

Tabel 4.1. Tabel pengujian PWM-DAC

Duty cycle PWM

Tegangan yang diukur (V)

Tegangan yang dihitung (V)

Error(V)

0 0 0 0

10% 0,39 0,33 0,06

20% 0,73 0,66 0,07

30% 1,07 0,99 0,08

40% 1,41 1,32 0,09

50% 1,73 1,65 0,08

(2)

25

70% 2,43 2,31 0,12

80% 3,75 2,64 0,11

90% 3.09 2.97 0,12

100% 3.45 3.3 0,14

Gambar 4.1 Grafik tegangan PWM-DAC yang terukur terhadap tegangan PWM-DAC yang dihitung

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara besaar tegangan yang diukur dan tegangan yang dihitung sebesar ± 0.1volt. Yaitu saat Nilai tersebut masih dalam nilai tegangan yang diinginkan untuk masukan active load yaitu ±3V atau sesuai yang diinginkan.

4.1.2. Pengujian Sensor Suhu

Sensor LM35 berfungsi sebagai sensor suhu yang mendeteksi suhu pada heatsink. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa sensor telah bekerja dengan baik. Secara teori LM35 memiliki karakteristik perbandingan suhu dan tegangan yang linear yaitu 10mV/oC. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan pembacaan suhu dari pada heatsink dengan tegangan yang dihasilkan oleh sebuah sensor LM35.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

0 0.5 1 1.5

Tegangan yang diukur (V)

(3)

26

Tabel 4.2. Hasil pengujian LM35

Suhu terukur(oC) Tegangan keluaran(V)

25 0,254

30 0,301

35 0,353

40 0,400

45 0,455

50 0,501

55 0,556

60 0,653

65 0,712

70 0,765

Gambar 4.2. Grafik suhu terhadap tegangan LM35

Dari pengujian yang dilakukan, dihasilkan data perbandingan antara suhu yang

diukur menggunakan termometer dengan tegangan yang dihasilkan sensor. Data hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.2. Gambar 4.1 merupakan grafik yang merepresentasikan hasil data. Dalam pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa sensor telah bekerja dengan baik dan sangat mendekati perhitungan bahwa sensor LM35 memiliki koefisien sebesar 10 mV/0C yang berarti bahwa kenaikan suhu 10C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.

Pengujian sensor suhu juga dilakukan pada penerapan ke modul active load .

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

0 10 20 30 40 50 60 70 80

te

g

an

g

an

ke

lu

ar

an

(4)

27

Tabel 4.3. Pengukuran suhu pada active load saat Id = 1 ampere

Vps (volt) Suhu (oC)

12 28

15 39

18 48

20 61

25 70

30 79

Tabel 4.4 Pengukuran suhu pada active load saat Id = 3 ampere

Vps (volt) Suhu (oC)

12 38

15 51

18 54

20 65

25 79

30 97

Gambar 4.3. Grafik tegangan terhadap suhu

Dari tabel tabel 4.3 dan 4.4 serta gambar 4.3. dapat kita ketahui semakin besar arus maka suhu akan semakin naik. Hal ini dikarenakan semakin besar arus yang melalui MOSFET maka daya pada MOSFET pun akan semakin besar, dimana

0 20 40 60 80 100 120

0 10 20 30 40

su

h

u

tegangan

Id=1A

(5)

28

MOSFET pada beban elektronik ini berfungsi seperti resistor, sehingga arus yang melalui sebuah resistor akan menghasilkan daya. Dan sebagian daya yang digunakan akan terbuang sebagai panas.

4.2. Pengujian Modul Active load

Pengujian modul active load ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan beban elektronik yang dirancang dalam menarik arus dari power supply, serta kemapuan power supply untuk mengeluarkan arus baik secara konstan maupun sesaat. Pengujian ini

dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran dari modul active load yaitu pada resistor Rsense.

Gambar 4.4. Pengujian beban elektronik

Power supply yang diuji adalah GW laboratory DC power supply model GPR-3030. Dengan

tegangan maksimum = 30 volt dan arus = 3 ampere.

Tabel 4.5. tabel pengujian modul active load pertama saat ID divariasi

ID(A) Tegangan power supply yang diuji

12V 15V 18V 20V 25V 30V

0 12 15 18 20 25 30

0.5 11,97 14,96 17,95 19,95 24,92 29,88

1 11,93 14,81 17,76 19,73 24,71 29,64

1.5 11,84 14,78 17,65 19,64 24,63 29,51

(6)

29

2.5 11,62 14,59 17,44 19,34 24,38 29,26

3 11,56 14,45 17,35 19,29 24,12 29,03

Gambar 4.4. Grafik perubahan ID terhadap VPSU

Dari tabel dan grafik diatas dapat kita lihat bahwa, dengan perubahan arus ID maka tegangan power supply yang diuji juga ikut berubah. Semakin besar arus maka tegangan power supply akan berkurang. Hal ini akan berpengaruh pada perhitugan regulasi beban.

Dari tabel pengujian diatas kita dapat mengetahui berapa persen regulasi beban dari power supply yang diuji.

Tabel 4.6. Regulasi beban power supply yang diuji

VPSU(V) Regulasi beban ( )

12 3,68

15 3,67

18 3,61

20 3,55

0 5 10 15 20 25 30 35

0 1 2 3 4

Vp

su

(V)

Id(A)

Vps = 12V

Vps = 15V

Vps = 18V

Vps = 20V

Vps = 25V

(7)

30

25 3,52

30 3,23

Gambar 4.5. Grafik VPSU terhadap %regulasi

Sehingga dapat disimpulkan bahwa regulasi beban rata-rata dari power supply yang diukur adalah ±3.54%.

Selain itu dapat dilihat juga bahwa dengan variasi tegangan power supply yang diuji tidak mempengaruhi besarnya arus yang ditarik oleh beban elektronik. Misalnya saat tegangan power supply bervariasi dari 11.93V – 29.74V, arus yang ditarik oleh beban elektronik tetap sama yaitu 1 ampere. Hal ini membuktikan bahwa beban elektronik yang dirancang ini bekerja pada mode constant current atau arus konstan, yaitu suatu sistem yang dapat memvariasikan nilai tegangan untuk menjaga arus yang mengalir melewati sistem elektronik tersebut tetap.

MOSFET pada beban elektronik ini dapat dianggap sebagai sebuah resistor dan dapat menarik arus yang cukup besar. Sehingga akan terdapat daya yang cukup besar juga. Sebagian daya ini akan terbuang menjadi panas, atau terjadi proses disipasi daya. Karena

itu, perlu dilakukan pengujian untuk megetahui berapa besar daya yang terdisipasi tersebut. Dari tabel diatas kita dapat mengetahui besarnya daya yang dihasilkan, dengan perhitungan berikut :

3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8

0 5 10 15 20 25 30 35

%

re

g

u

lasi

(8)

31 Saat ID = 1 ampere

Tabel 4.6. Daya pada MOSFET

Id(A) Vps(V) Daya yang dihitung(watt)

0 30 0

0,5 29,43 14,715

1 28,72 28,72

1,5 28,15 42,225

2 27,55 55,1

2,5 26,91 67,275

3 26,31 78,93

Gambar

Tabel 4.1. Tabel pengujian PWM-DAC
Gambar 4.1 Grafik tegangan PWM-DAC yang terukur terhadap tegangan PWM-DAC
Tabel 4.2. Hasil pengujian LM35
Tabel 4.3. Pengukuran suhu pada active load  saat Id = 1 ampere
+5

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini bertujuan memberi pengetahuan dan wawasan tentang bisnis dan lingkungannya, mengenal tanggung jawab dan potensi bisnis, bentuk perusahaan,

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara

Fe dalam larutan tanah akan bereaksi membentuk endapan AIPO4 dan FePOa yang. sukar larut (presipitasi

Hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen CD Pembelajaran berbantu Autograph berbasis Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) lebih baik dibandingkan dengan

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februai 2015 ini ialah daerah penangkapan ikan lemuru, dengan judul Pendugaan Daerah Penangkapan

theory of the political field ’ [1980], in Pierre Bourdieu, ed., Language and Symbolic. Power, trans: Gino Raymond and Matthew Adamson, Polity,

Untuk mengetahui variabel penentu dari prioritas resiko diatas dilakukan anaisa statistik dengan SPSS. Sebelumnya dilakukan pengmpulan data melalui kuisioner 2