• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Kendali Gerak Segway Berbasis Mikrokontroler T1 612007020 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Kendali Gerak Segway Berbasis Mikrokontroler T1 612007020 BAB IV"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

32

BAB IV

HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

1.1. Pengujian Accelerometer dan Low Pass Filter

Pengujian ini dilakukan dengan mengganti nilai koefisien low pass filter, dari pergantian nilai tersebut akan terlihat perbedaannya. Hasil pengujian tersebut ditunjukan

pada Gambar 4.1, Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.

70 75 80 85 90 95 100 105 110

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

Sudut VS Waktu Sampling (a=0.95)

sudut sudut +LPF

Gambar 4.1. Grafik Pengujian Accelerometer Dengan Koefisien Filter a=0.95.

Gambar 4.2. Grafik Pengujian Accelerometer Dengan Koefisien Filter a=0.93.

70 75 80 85 90 95 100 105 110

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

Sudut VS Waktu Sampling (a=0.93)

(2)

Berdasarkan hasil pengujian tersebut terlihat bahwa sudut yang terukur terbatas

sebesar 70o sampai 110o. Pembatasan tersebut terbukti berhasil membatasi derau yang

terjadi, sehingga inputan filter tidak mengalami perubahan nilai yang terlalu besar. Nilai

sudut yang terukur tidak mengalami masalah sebab keluarannya masih dapat

menyesuaikan keadaan. Sedangkan pada pengujian koefisien filter didapatkan bahwa

nilai maksimum koefisien filter adalah sebesar 0.98, sebab apabila terus ditingkatkan

maka respon keluarannya akan semakin lambat atau tertunda lebih dari 200ms.

Sedangkan koefisien filter minimumnya adalah sebesar 0.93, sebab apabila lebih rendah

maka keluaran filter akan meloloskan derau lebih banyak sehingga sistem menjadi tidak

stabil. Dari grafik-grafik pengujian tersebut terlihat bahwa derau keluaran accelerometer

berhasil diredam oleh low pass filter. Pada grafik dengan koefisien a=0.95 terlihat bahwa derau yang berhasil diredam jauh lebih banyak dibanding dengan a=0.93 dan

a=0.91. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika koefisien semakin ditingkatkan

maka derau akan semakin teredam namun waktu tundanya juga akan semakin besar.

Dari pengujian dengan koefisien a=0.95, terlihat bahwa perubahan sudut

terbesar yang diakibatkan oleh derau adalah sebesar 102.8o-75.1o= 27.7o dan perubahan

sudut hasil low pass filter terbesar adalah sebesar 95.4o-93.6o= 1.8o.Dengan kata lain peredaman yang terjadi adalah sebesar (1-(1.8/27.7))x100%= 93.5%.Sedangkan pada

koefisien a= 0.93 terjadi peredaman sebesar 89.4% dan pada koefisien a= 0.91 sebesar

84.9%. Sehingga dapat dikatakan bahwa koefisien a=0.95 lebih cocok digunakan sebab

70 75 80 85 90 95 100 105 110

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

Sudut VS W aktu Sampling (a=0.91)

sudut sudut +LPF

(3)

34

1.2. Pengujian Gyroscope dan Respon Sistem

Berdasarkan persamaan pada bagian elektrik sensor gyroscope, nilai yang

dihasilkan oleh sensor ini merupakan nilai kecepatan sudut dalam satuan dps. Dimana

hasil pengujian sensor ini dapat dilihat pada Gambar 4.4, serta Gambar 4.5.

Gambar 4.4. Grafik Pengujian Gyroscope Terhadap Nilai Sudut.

-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

Kec_Sudut dan Sudut

Kec Sudut Sudut +LPF

-80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

Kec_Sudut dan PID

Kec Sudut PID+LPF

(4)

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, terlihat bahwa kecepatan sudut yang

terukur selalu berlawanan arah dengan sudut yang terjadi, serta akan meningkat saat

nilai PID mulai meningkat. Hal ini menunjukan bahwa sensor yang digunakan berhasil

merespon kondisi yang terjadi. Sesuai dengan fungsinya, sensor ini digunakan untuk

meredam kecepatan yang berlebihan, sehingga saat keluaran PID mengalami

peningkatan secara cepat maka keluaran sensor ini juga akan meningkat. Sehingga

dengan peningkatan tersebut maka keluaran PID akan berkurang.

Respon sistem dapat ditentukan berdasarkan perubahan sudut yang terjadi saat

sistem dijalankan. Karena nilai sensor ini berfungsi untuk mengukur kecepatan sudut

atau perubahan sudut per waktu sampling akibat reaksi atau respon dari sistem, maka perubahan nilai sensor ini dapat dikatakan sebagai respon dari sistem. Dari hasil

percobaan tanpa beban pengendara, nilai sensor ini selalu mengalami perubahan pada

setiap pengambilan nilainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa respon sistem = waktu

sampling yaitu sebesar 4ms.

4.3. Pengujian PID

Pengujian ini dilakukan dengan mengganti nilai konstanta PID agar terlihat

pengaruh dari masing-masing konstanta Kp, Ki dan Kd. Hasil pengujian tersebut dapat

dilihat pada Gambar 4.6, Gambar 4.7, Gambar 4.8, Gambar 4.9 dan Gambar 4.10.

-90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59

PID Dengan Kp=2, Ki=75, kd=1.4

(5)

36

Gambar 4.7. Grafik Pengujian PID Dengan Kp=5, Ki=75 dan Kd=1.4.

Gambar 4.8. Grafik Pengujian PID Dengan Kp=2, Ki=50 dan Kd=1.4.

-100

PID Dengan Kp=5, Ki=75, kd=1.4

PID+LPF Sudut +LPF

PID Dengan Kp=2, Ki=50, kd=1.4

(6)

Gambar 4.9. Grafik Pengujian PID Dengan Kp=2, Ki=100 dan Kd=1.4.

Gambar 4.10. Grafik Pengujian PID Dengan Kp=2, Ki=75 dan Kd=2.

-90

PID Dengan Kp=2, Ki=100, kd=1.4

PID+LPF Sudut +LPF

PID Dengan Kp=2, Ki=75, kd=2

(7)

38

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Beban dan Kecepatan.

Berdasarkan hasil-hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan beberapa

pembuktian. Yang pertama peningkatan Kp akan meningkatkan rise time sistem, yang kedua peningkatan Ki yang berlebihan dapat memperbanyak osilasi sistem dan yang

ketiga peningkatan Kd yang terlalu besar dapat memperbesar error sistem. Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkan perbandingan konstanta-konstanta idealnya

yaitu sebesar Kp=2, Ki=75 dan Kd=1.4.

4.4. Pengujian Beban dan Kecepatan

Pengujian dilakukan pada kondisi jalan datar dengan memberi beban yang

bervariasi kemudian diukur kecepatan maksimumnya. Pengukuran kecepatan

maksimum tersebut menggunakan speedometer untuk kendaraan sepeda. Dari pengujian

yang telah dilakukan, didapatkan hasil seperti yang terlihat pada Tabel 4.1.

No Beban Kecepatan

1 <10 kg 5.5 km/jam

2 <20 kg 5.5 km/jam

3 <30 kg 5.5 km/jam

4 <40 kg 5.5 km/jam

5 <50 kg 5.5 km/jam

6 <60 kg 5.5 km/jam

7 <=70 kg 5.5 km/jam

Berdasarkan Tabel 4.1, terlihat bahwa kecepatan maksimum untuk setiap

bebannya tidak mengalami penurunan. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan driver

motor untuk menyuplai arus ke motor dapat maksimum sehingga torsi motor masih

(8)

Gambar 4.11. Foto Pengujian Segway di Jalan Miring.

4.5. Pengujian Bidang Miring

Pengujian ini dilakukan dengan beban 53 kg pada jalan aspal yang memiliki

kemiringan maksimal sekitar 10o seperti terlihat pada gambar 4.11. Dari hasil pengujian

ini didapatkan bahwa kemampuan segway melewati bidang miring adalah sampai 10o,

selebihnya kemampuan motor menjadi berkurang. Sampai pada percobaan dengan

kemiringan jalan 15o, hasilnya segway sudah tidak dapat melewati bidang tersebut. Hal

ini disebabkan oleh faktor torsi motor yang masih kurang besar untuk menangani beban

pada bidang dengan kemiringan yang besar.

4.6. Pengujian Ketahanan Catu Daya

Pengujian ini dilakukan dengan mengamati waktu yang digunakan alat selama

masih dapat berkerja dengan normal pada lintasan datar. Hasil yang didapat dari

beberapa pengamatan adalah ketahanan catu daya sekitar 60 menit saat digunakan pada

kecepatan rata-rata 2.7 km/jam dengan beban 53 kg pada permukaan jalan yang halus.

Sedangkan pada permukaan aspal yang kasar, ketahanan catu daya berkurang menjadi

sekitar 30 menit. Jadi berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sistem ini

mengkonsumsi arus sekitar 14.4A dalam waktu ±60 menit pada kecepatan 2.7 km/jam

(9)

40

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Catu Daya Pada Permukaan Jalan Halus.

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Catu Daya Pada Permukaan Jalan Kasar.

dengan kecepatan rata-rata 2.7 km/jam pada beban 53 kg, dapat menempuh jarak sekitar

2700 m pada permukaan jalan yang halus dan 1350 m pada permukaan jalan yang kasar.

Dari hasil tersebut 1 motor akan mengkonsumsi arus sekitar 7.2A pada permukaan jalan

yang halus dan sekitar 14.4A pada permukaan jalan yang kasar. Dari beberapa

percobaan yang telah dilakukan terjadi perbedaan waktu, hal ini tergantung dari cara

pemakaian dan medan yang dilalui. Apabila digunakan dengan kecepatan tinggi dan

medan yang dilalui memiliki kemiringan yang cukup besar, maka waktu ketahanan catu

daya juga akan berkurang. Hasil percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat pada

Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

No Percobaan Waktu Kecepatan Rata-Rata

1 I 58 menit 2.8 km/jam

2 II 57 menit 2.8 km/jam

3 III 62 menit 2.7 km/jam

4 IV 61 menit 2.7 km/jam

No Percobaan Waktu Kecepatan Rata-Rata

1 I 23 menit 2.9 km/jam

2 II 27 menit 2.8 km/jam

3 III 30 menit 2.7 km/jam

Gambar

Gambar 4.1. Grafik Pengujian Accelerometer Dengan Koefisien Filter a=0.95.
Gambar 4.3. Grafik Pengujian Accelerometer Dengan Koefisien Filter a=0.91.
Gambar 4.4. Grafik Pengujian Gyroscope Terhadap Nilai Sudut.
Gambar 4.6. Grafik Pengujian PID Dengan Kp=2, Ki=75 dan Kd=1.4. 35
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menindaklanjuti hasil evaluasi kualifikasi Pekerjaan Langganan Publikasi Harga Migas untuk Monitoring Perkembangan Harga Migas, bersama ini kami mengundang

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara

Masa perkembangan manusia paling banyak melakukan identifikasi dengan orang lain daripada orang tuanya adalah pada remaja, mereka mulai mencari suatu bentuk pribadi yang dapat

1) mesin uji takan yang dapat menghasilkan beban dengan kecepatan kontinu dalam satu kali gerakan tanpa menimbulkan efek kejut dan mempunyai ketelitian pembacaan maksimum 0,5 kN;..

tanggal 3 september 2012, dan penetapan Pemenang Lelang nomor 20/352/PP/ULP-2012 beserta dokumen pendukungnya, maka dengan ini kami Umumkan pemenang pemilihan penyedia

Gubernur Mahasiswa FK-UMM Sutami menjelaskan bahwa dalam kegiatan latihan ini memberikan arti penting bagi mahasiswa yaitu mahasiswa mampu mempersiapkan diri menjadi mahasiswa yang

Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website