• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Kendali Gerak Segway Berbasis Mikrokontroler T1 612007020 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Kendali Gerak Segway Berbasis Mikrokontroler T1 612007020 BAB II"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

3

BAB II

SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY

Sistem merupakan suatu rangkaian beberapa organ yang menjadi satu kesatuan.

Maka sistem kendali gerak adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen

pengendali gerakan yang dirangkai menjadi satu. Oleh sebab itu, berikut ini akan

dijelaskan mengenai apa itu segway, kemudian mekanisme gerak segway, konsep

pengendalian segway, serta komponen-komponen apa saja yang diperlukan pada sistem

pengendali gerak segway.

2.1. Gambaran Segway

Segway adalah sebuah kendaraan personal yang memiliki 2 buah roda di sisi kiri

dan kanan dan memiliki sebuah stang. Kendaraan ini merupakan kendaraan bebas polusi

udara sebab tidak menggunakan energi dari bahan bakar dan dapat dikatakan sebagai

kendaraan masa depan karena sifatnya yang praktis untuk daerah perkotaan. Kemudian

segway ini dikendalikan hanya dengan membuat kemiringan ke arah depan atau

belakang serta kemiringan stang, semakin besar kemiringan yang dilakukan maka

semakin cepat pula gerakan yang terjadi. Untuk saat ini, segway lebih banyak

digunakan sebagai kendaraan rekreasional atau bersifat hiburan seperti yang terlihat

pada Gambar 2.1.

(2)

4 2.2. Mekanisme Gerak Segway

Segway pada dasarnya adalah sebuah robot yang lebih dikenal dengan sebutan

balancing robot. Seperti halnya sebuah balancing robot, segway bekerja untuk

menyeimbangkan dirinya sendiri dengan membaca kemiringan. Segway akan berusaha

membuat dirinya tetap tegak atau sejajar terhadap arah gravitasi bumi. Oleh sebab itu

gerakan kendaraan ini akan mengikuti titik beban yang membuat kemiringan pada

dirinya. Apabila titik beban berada di depan maka segway juga akan bergerak ke depan,

begitu pula sebaliknya. Oleh karena arah jatuh titik beban hanya sebatas arah putaran

roda, maka dapat disimpulkan bahwa arah gerakan yang mungkin terjadi hanya ada 2

arah, yaitu maju dan mundur seperti halnya balancing robot yang terlihat pada Gambar

2.2.

Sehingga untuk membuat segway dapat bergerak ke 4 arah, maju, mundur, kiri

dan kanan, maka diperlukan suatu pengendali kecepatan putaran pada masing-masing

roda. Sebab untuk berbelok ke kiri, kecepatan roda kanan harus lebih cepat dibanding

roda kiri, begitu pula sebaliknya. Perbedaan kecepatan tersebut ditentukan oleh kondisi

stang segway.

(3)

5 2.3. Konsep Pengendalian Segway

Berdasarkan mekanisme gerak segway, sudah jelas sistem ini memiliki tingkat

ketidakstabilan yang tinggi, sebab tumpuan kendaraan ini hanya pada 2 roda di sisi kiri

dan kanan. Jika pengendara tidak bisa menyeimbangkan dirinya, maka kendaraan ini

akan terjatuh ke arah depan atau belakang. Agar hal tersebut tidak terjadi dan untuk

membuat kendaraan ini bergerak, maka dibuatlah suatu sistem pengendali pada

kendaraan ini. Dimana pengendali ini akan menggerakkan roda sesuai dengan kondisi

yang terjadi. Kondisi yang dimaksudkan adalah kondisi dari pijakan dan stang segway.

Semakin miring pijakan maka akan semakin cepat pula gerakan yang dihasilkan.

Kemudian untuk berbelok, pengendali tersebut harus memberi perbedaan kecepatan

yang sebanding pada kedua roda agar tetap stabil. Perbedaan kecepatan tersebut diatur

sesuai dengan kemiringan stang. Dengan demikian konsep pengendalian tersebut dapat

dirangkum menjadi satu seperti yang terlihat pada Gambar 2.3.

Dengan memanfaatkan konsep pengendalian tersebut, maka pengendara dapat

menggunakan kendaraan ini cukup dengan membuat kendaraan miring ke depan atau ke

belakang dan atau membuat stang miring ke kiri atau ke kanan. Jika pengendara

(4)

6

sebaliknya. Kemudian untuk berbelok, pengendara harus memiringkan stang tersebut

sesuai arah yang diinginkan. Secara umum penggunaan kendaraan ini dapat dilakukan

seperti yang terlihat pada Gambar 2.4.

2.4. Komponen Sistem Kendali Gerak Segway

Berdasarkan konsep pengendalian segway, maka diperlukan beberapa komponen

untuk membentuk sistem pengendali gerak otomatis pada kendaraan tersebut.

Komponen utama dari sistem tersebut adalah kontroler, dimana kontroler ini berfungsi

sebagai pengatur cara kerja segway. Kontroler bekerja dengan membaca kondisi

kendaraan dan menjadikannya putaran roda. Kontroler yang paling umum digunakan

adalah jenis mikrokontroler. Fungsi kontroler tersebut dapat digambarkan ke dalam

Gambar 2.5.

Gambar 2.4. Foto Penggunaan Sagway Secara Umum.

(5)

7

Berdasarkan Gambar 2.5, maka untuk mengetahui kemiringan yang terjadi

dibutuhkan sebuah sensor yang dapat mengukur sudut misalnya menggunakan sensor

accelerometer. Dimana pembacaan kemiringan ini dilakukan dengan membandingkan

sudut yang terukur dengan sudut acuan. Sudut acuan yang digunakan adalah sudut saat

kendaraan benar-benar sejajar dengan arah gravitasi bumi atau nilai sudut acuan sama

dengan 90o. Kondisi tersebut dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.6.

Selain itu juga diperlukan sebuah sensor untuk mengukur kecepatan sudut.

Dimana nilai sensor tersebut digunakan untuk mengompensasi kecepatan yang

berlebihan. Salah satu sensor yang dapat digunakan adalah sensor gyroscope. Kecepatan

sudut ini akan terjadi saat kontroler berusaha untuk membuat kemiringan sistem

menjadi 0 dengan menghasilkan putaran roda. Pada saat itu diprediksikan akan terjadi

kecepatan sudut yang berlebihan sehingga membuat sudut yang terukur tidak akan

pernah sama dengan sudut acuan atau sistem akan berosilasi. Oleh sebab itu dibutuhkan

suatu nilai untuk mengompensasi keluaran kontroler tersebut. Secara umum arah

kecepatan sudut tersebut dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.7. Gambar 2.6. Sudut Acuan Segway.

(6)

8

Kemudian sensor yang terakhir adalah sensor yang digunakan untuk mengukur

simpangan stang segway. Untuk melakukan pengukuran tersebut salah satunya dapat

menggunakan potensiometer. Dimana nilai sensor ini akan digunakan untuk menambah

atau mengurangi kecepatan putaran pada roda. Dengan demikian proses tersebut dapat

digambarkan seperti pada Gambar 2.8.

Seperti halnya otak manusia, sebuah kontroler juga memerlukan komponen

tambahan yaitu pikiran di dalamnya, dalam hal ini adalah perangkat lunak. Perangkat

lunak tersebut merupakan perintah yang mengendalikan cara kerja sistem secara

keseluruhan, mulai dari membaca keadaan melalui sensor sampai menghasilkan

gerakannya. Berdasarkan konsep pengendaliannya, maka perangkat lunak yang

dibutuhkan sistem ini adalah perangkat lunak untuk membaca sudut, membaca

kecepatan sudut, membaca simpangan stang, dan pengolahan kecepatan roda. Untuk

mengolah kecepatan roda diperlukan sebuah metode pada kontroler, yang pada dasarnya

berfungsi untuk membuat sudut yang terukur menjadi sama dengan sudut acuan dengan

mengatur putaran roda. Cara kerja metode tersebut dapat digambarkan pada Gambar

2.9.

.

Gambar 2.8. Pengaruh Kondisi Stang.

(7)

9

Kemudian untuk meredam derau dari keluaran sensor atau keluaran dari metode

kendali diperlukan sebuah low pass filter pada masing-masing keluaran. Sebab keluaran

sensor accelerometer akan menghasilkan derau akibat getaran motor yang digunakan.

Seperti yang diketahui bahwa sensor accelerometer adalah sensor percepatan, maka

selain dapat mengukur percepatan gravitasi, sensor ini juga dapat mengukur percepatan

dinamis termasuk getaran dari motor. Contoh hasil peredaman yang dihasilkan oleh low

pass filter dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Berdasarkan Gambar 2.10, terlihat bahwa grafik berwarna biru merupakan

keluaran sensor accelerometer yang menghasilkan derau, sedangkan grafik warna merah

adalah keluaran sensor accelerometer yang telah di-low pass filter. Dengan demikian

keluaran dari low pass filter tersebut akan membuat sistem lebih stabil sebab derau yang

terjadi telah diredam dan sudut yang terukur menjadi lebih akurat.

Dari keterangan pada konsep pengendalian segway, maka diperlukan juga

sebuah pengendali kecepatan roda atau dalam hal ini adalah kecepatan motor. Karena

pengolahan data pada sistem kendali ini berupa pengolahan diskrit, maka kecepatan

motor yang diatur juga dalam pengolahan diskrit. Pengaturan kecepatan motor pada

pengolahan diskrit dapat dilakukan dengan PWM. PWM merupakan suatu pengendalian

(8)

10

dalam satu periode atau dapat dikatakan sebagai sebuah rangkaian pulsa atau

gelombang kotak. Konsep PWM tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Berdasarkan Gambar 2.11, maka untuk mengatur tegangan catu daya tersebut

cukup dengan mengatur lebar pulsa dalam satu periodenya. Dengan demikian kecepatan

motor dapat dikendalikan sesuai dengan tegangan yang telah diatur dengan PWM.

Walaupun sistem ini telah memiliki kontroler dan perangkat lunak, sistem ini tetap

tidak akan bisa bergerak tanpa komponen penggeraknya. Sehingga dibutuhkanlah

komponen-komponen penggeraknya yang terdiri dari motor, driver motor, dan catu

daya. Komponen penggerak yang terpenting adalah driver motor, sebab driver motor

merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk menghubungkan motor dengan

kontroler dan catu daya. Serta berfungsi untuk memaksimalkan arus yang masuk ke

dalam motor. Driver motor ini bekerja dengan menerima inputan dari kontroler berupa

PWM, dan kemudian mengubahnya menjadi tegangan dan arus yang lebih maksimal

untuk motor. Selain komponen penggerak, diperlukan pula tubuh dari sistem tersebut

yang terdiri dari rangka, pijakan, roda, gear dan juga stang. Jadi secara keseluruhan

komponen yang dibutuhkan pada sistem kendali ini antara lain:

1. Mikrokontroler.

2. Sensor sudut.

3. Sensor kecepatan sudut.

4. Sensor simpangan stang.

5. Perangkat lunak pengakses sensor sudut.

6. Perangkat lunak pengakses sensor kecepatan sudut.

7. Perangkat lunak pengakses sensor simpangan stang.

8. Perangkat lunak metode kendali.

(9)

11 9. Perangkat lunak low pass filter.

10.Perangkat lunak penghasil PWM.

11.Motor.

12.Driver motor.

13.Catu Daya.

14.Rangka.

15.Pijakan.

16.Roda.

17.Gear.

Gambar

Gambar 2.2. Balancing Robot.
Gambar 2.3. Block Diagram Konsep Pengendalian Segway.
Gambar 2.4. Foto Penggunaan Sagway Secara Umum.
Gambar 2.7. Arah Kecepatan Sudut.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian kendali baris manual pada tujuh baris penampil ………... Pengujian kendali baris manual menampilkan huruf

Diharapkan dengan adanya alat ini maka mahasiswa akan dapat memahami prinsip kerja dari sistem kendali PID untuk mengimbangi posisi sebuah pendulum terbalik serta

Sensor suhu dan kelembaban adalah salah satu komponen utama yang digunakan karena untuk mengatur suhu dan kadar air yang diinginkan, diperlukan suatu sensor yang dapat

Pengujian sistem meliputi pengujian keakuratan pengolahan data-data sensor yang digunakan terutama sensor kemiringan sudut, sistem kendali PID dan pengendalian gerak

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan

suatu sistem pengendali suhu yang bekerja secara otomatis.. dengan bantuan

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling. berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk

Dalam definisi lain, sistem informasi adalah merupakan suatu sistem yang.. dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen