1 METODA PENELITIAN Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai negeri
yang bekerja pada direksi nasional, kantor direktorat jenderal
dan kantor menteri di Ministério dos Transportes e Comunicações - RDTL. Teknik penarikan sampel secara sengaja (purposive sampling) yaitu pegawai yang bekerja di bagian
administrasi dan keuangan pada direksi nasional, kantor
direktorat jenderal dan kantor menteri.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer. Data primer dalam penelitian ini berupa: (1)
karakteristik responden yaitu: nama, usia, jenis kelamin, jabatan,
level, masa kerja, pendidikan terakhir; (2) opini/pendapat
responden mengenai keadilan distributif, keadilan prosedural,
keefektifan pengendalian internal, budaya etis organisasi dan
kecenderungan kecurangan. Sumber data adalah pegawai
negeri yang bekerja di bagian administrasi dan keuangan pada
direksi nasional, kantor direktorat jenderal dan kantor menteri di
Ministério dos Transportes e Comunicações - RDTL.
Metoda Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metoda angket dan
wawancara. Metoda angket dilakukan dengan menyebar
kuesioner yang telah disusun secara terstruktur sesuai dengan
judul penelitian, dimana sejumlah pernyataan tertulis
2
kondisi yang dialami oleh responden yang bersangkutan.
Penyebaran kuesioner dengan cara peneliti menyerahkan
langsung kepada penanggungjawab masing-masing direksi
nasional, kantor direktorat jenderal dan kantor menteri dan
kuesioner dikumpul kembali oleh peneliti dalam jangka waktu
dua minggu (14 hari).
Pertanyaan berkaitan dengan data demografi responden
serta opini mengenai keadilan distributif, keadilan prosedural,
keefektifan pengendalian internal, budaya etis organisasi dan
kecenderungan kecurangan dari pegawai negeri yang bekerja
di bagian administrasi dan keuangan. Dalam pengukurannya,
setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu
pernyataan, dengan skala penilaian dari 1 sampai dengan 5.
Dalam penelitian ini, untuk memudahkan responden dalam
menjawab kuesioner, maka skala penilaian untuk variabel
independen adalah: skala 1: sangat tidak setuju, skala 2: tidak
setuju, skala 3: netral, skala 4: setuju, skala 5: sangat setuju.
Sedangkan untuk variabel dependen adalah: skala 5: sangat tidak
setuju, skala 4: tidak setuju, skala 3: netral, skala 2: setuju, skala
1: sangat setuju.
Metoda wawancara dilakukan dengan cara peneliti
menyusun sendiri pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Untuk
keperluan data wawancara peneliti langsung datang ke pegawai
yang termasuk dalam kriteria pengambilan sampel yaitu pegawai
3
yang digunakan antara lain radio recorder, buku tulis dan ballpoint.
Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu
variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah kecenderungan kecurangan sementara
variabel independen yaitu keadilan distributif, keadilan
prosedural, keefektifan pengendalian internal dan budaya etis
organisasi.
Kecurangan mengambarkan setiap upaya penipuan dan
salah saji laporan keuangan yang disengaja, yang dimaksud untuk
mengambil harta atau hak orang atau pihak lain. Pengukuran
variabel ini memiliki 9 item pertanyaan yang dikembangkan
dari jenis-jenis kecurangan menurut Association of Certified
Fraud Examinations (ACFE) dalam Tuanakotta (2010: 195) antara lain Corruption, Asset Missapropriation, and Fraudulent
Statements. Pengukuran variabel ini menggunakan Skala Likert: 1 sangat setuju sampai 5 sangat tidak setuju, semakin
tinggi nilai yang ditunjukan maka semakin rendah frekuensi
kecurangan yang terjadi.
Keadilan distributif merupakan keadilan mengenai
bagaimana penghargaan dan sumberdaya didistribusikan di
seluruh organisasi. Penghargaan dan sumberdaya tersebut
diproksikan dengan gaji atau kompensasi lain yang
seharusnya diterima oleh pegawai. Pengukuran variabel ini
menggunakan 4 item pertanyaan yang dikembangkan dari
4
1 sangat tidak setuju 5 sangat setuju, digunakan untuk
mengukur respons dari responden. Semakin tinggi nilai yang
ditunjukan maka semakin tinggi pula keadilan distributif yang
dirasakan. Indikator yang digunakan yaitu: kompensasi
menggambarkan usaha yang dilakukan, kompensasi
menggambarkan apa yang diberikan kepada perusahaan dan
kompensasi sesuai dengan kinerja.
Keadilan prosedural merupakan pertimbangan yang
dibuat oleh karyawan mengenai proses dan prosedur organisasi
yang digunakan untuk membuat keputusan alokasi dan sumber
daya. Prosedur yang dimaksud adalah prosedur mengenai
proses pengambilan keputusan berkaitan dengan gaji atau
kompensasi lain yang akan diterima oleh pegawai.
Pengukuran menggunakan 7 item pertanyaan yang
dikembangkan dari Robbins dan Judge (2013). Skala Likert
1-5:1 sangat tidak setuju 5 sangat setuju, digunakan untuk
mengukur respons dari responden. Semakin tinggi nilai yang
ditunjukan maka keadilan prosedural yang dirasakan semakin
tinggi. Indikatornya adalah: prosedur kompensasi
mengekspresikan pandangan dan perasaan, penetapan prosedur
kompensasi melibatkan karyawan/prosedur kompensasi
diaplikasikan secara konsisten, prosedur kompensasi tidak
mengandung kepentingan tertentu, prosedur kompensasi
didasarkan pada informasi yang akurat, prosedur kompensasi
memungkinkan pemberian masukan dan koreksi dan prosedur
5
Keefektifan pengendalian internal terdiri atas kebijakan
dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen
kepastian yang layak bahwa perusahan telah mencapai tujuan dan
sasarannya. Kebijakan dan prosedur ini sering kali disebut
pengendalian, dan secara kolektif membentuk pengendalian
internal entitas tersebut.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur keefektifan
pengendalian internal terdiri dari lima item pertanyaan yang
dikembangkan dari penelitian Najahningrum (2013) tentang
sistem pengendalian internal Pemerintah. Respons dari
responden diukur dengan skala Likert 1 – 5: 1 sangat tidak
setuju 5 sangat setuju, semakin rendah nilai yang ditunjukan
maka pengendalian internal semakin tidak efektif. Variabel ini
diukur dengan indikator: lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi,
pemantauan pengendalian intern.
Budaya etis organisasi adalah mengenai suatu pola
tingkah laku, kepercayaan yang telah menjadi suatu panutan
bagi semua anggota organisasi. Tingkah laku disini
merupakan seluruh tingkah laku yang dapat diterima oleh
moral dan dapat diterima secara hukum. Pengukuran dilakukan
menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Robbins
(2008) dalam Pristiyanti (2012) berupa 5 item pertanyaan.
Skala Likert 1-5: 1 sangat tidak setuju 5 sangat setuju,
digunakan untuk mengukur respons dari responden. Nilai
yang ditunjukan semakin tinggi maka budaya etis organisasi
6
model peran yang visible, komunikasi harapan-harapan etis,
pelatihan etis, hukuman bagi tindakan tidak etis dan mekanisme
perlindungan etika.
Teknik Analisis Data
Uji Koefisien Determinasi untuk mengukur seberapa
besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen.
Uji f dilakukan untuk menguji apakah variabel independen
berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen dan
untuk melihat apakah hasil anlisis regresi berganda modelnya sudah fix atau belum dengan tingkat signifikansi < α 0,05. Dalam penelitian ini alat uji yang digunakan adalah analisis regresi
berganda (multiple regression). Pengujian ini berguna untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Data diolah dengan menggunakan software program
SPSS 16.0.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria pengujian
sebagai berikut:
Jika t hitung > t tabel atau tingkat signifikansi < α 0,05 dan
koefisien regresi (β) negatif maka hipotesis diterima. Namun
jika t hitung < t tabel atau tingkat signifikansi > α 0,05 dan
koefisien regresi (β) positif maka hipotesis ditolak. Metode
analisis selanjutnya adalah menggunakan transkrip wawancara
yang telah dibuat. Peneliti mencatat dan menjelaskan hasil