• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: GREBEG GETHUK : Sebuah Kajian Budaya T1 152009029 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: GREBEG GETHUK : Sebuah Kajian Budaya T1 152009029 BAB I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Usaha pembangunan dan modernisasi telah menghadapkan kita secara langsung dengan masalah kebudayaan Indonesia dan dengan proses kebudayaan kita memperbaharui diri dalam kita menjawab tantangan kehidupan modern. Disamping itu, disadari bahwa karena di dalam masyarakat yang pluralitas kita ini, baik dilihat dari sudut suku bangsa, golongan agama, dan daerah, dimana golongan-golongan yang ada tidak sama kemampuan dan kecepatannya untuk menyesuaikan diri dan memanfaatkan kesempatan-kesempatan baru atau untuk membela diri terhadap segala aspek. Maka segala asspek bertemu dalam usaha untuk merumuskan suatu strategi kebudayaan yang mampu membimbing proses modernisasi dan pembangunan sehingga menjaga dan memperkuat kepribadian nasional. (Van Peursen, 1976:5).

Melaksanakan pembangunan merupakan ungkapan nyata dari makna kemerdekaan bagi sebuah negara. Pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia selain bidang fisik juga membangun bidang mental spiritual, termasuk pembangunan bidang kebudayaan.

(2)

2 Dalam GBHN, 1998 tentang pandangan kebudayaan dirumuskan bahwa : “Nilai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai luhur bangsa, harus dibina dan

dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila, memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebangsaan nasional serta memperkokoh jiwa kesatuan”. (MPR RI, 1998:62).

Hal yang paling mendasar dalam membina dan mengembangkan kebudayaan nasional adalah Pancasila dan UUD 1945 melalui penjelasan pasal 32 menyatakan bahwa kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai usaha budidaya rakyat Indonesia seluruhnya.

Budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi

cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Bahwa setiap bangsa atau suku bangsa memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan bangsa atau suku bangsa lainnya membuktikan bahwa peradaban suatu bangsa atau suku bangsa yang bersangkutan memiliki pengetahuan, dasar-dasar pemikiran dan sejarah peradaban yang tidak sama antara satu dengan yang lain. (Budiono Herusatoto, 2008:1).

Menurut Koentjaraningrat, tujuh unsur kebudayaan yang dimiliki manusia yaitu : sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem organisasi sosial, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan sistem religi atau kepercayaan. (Koentjaraningrat, 1984: 207).

(3)

3 1. Wujud ideal merupakan ide-ide, gagasan dan norma. Wujud ini sering

disebut sebagai sistem budaya.

2. Merupakan suatu komplek tindakan yang berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini sering disebut wujud sosial.

3. Wujud kebudayaan fisik sebagai hasil nyata dari karya manusia yang disebut artefak.

Ketiga wujud dari kebudayaan tersebut, tentu tidak terpisah dari satu dengan yang lain. Kebudayaan ideal dengan adat-istiadat mengatur dan memberi arah kepada perbuatan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun perbuatan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan fisik itu membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya, sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan mempengaruhi cara berfikirnya. (Koentjaraningrat, 1984:208).

Demikian pula dengan suku bangsa di Jawa. Di Jawa memiliki pengetahuan yang menjadi dasar pemikiran dan sejarah kebudayaan yang khas, di mana dalam kebudayaannya digunakan simbol-simbol atau lambang-lambang sebagai sarana atau media untuk menitipkan pesan-pesan atau nasehat-nasehat bagi bangsanya. (Budiono Herusatoto, 2008:1).

(4)

4 Sedikit demi sedikit makanan tersebut mulai hilang sebab adanya makanan-makanan luar negeri yang perlahan-lahan mulai menggeser kedudukan makanan-makanan khas tersebut. Tanpa perhatian untuk melestarikan kuliner rakyat itu, cepat atau lambat kuliner tersebut akan hilang. Dapat saja beberapa generasi yang akan datang, anak-anak Indonesia hanya mengetahui nama-nama kuliner saja tanpa dapat menikmatinya.

Di antara sekian daerah yang ada di Indonesia, Kota Magelang memiliki kebudayaan yang khas. Kota Magelang adalah salah satu kota yang sangat strategis di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berada di persimpangan jalur transportasi dan ekonomi antara Semarang, Yogyakarta dan Purworejo. Selain itu, juga memiliki iklim yang sejuk karena dikelilingi oleh lima gunung, yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Telomoyo, dan Pegunungan Menoreh. Sehingga dengan hal tersebut, tanah Magelang sangat subur untuk dijadikan lahan pertanian. Letak kota yang stategis ini sangat mendukung adanya suasana dan lingkungan kota damai dan tenang untuk tempat rekreasi, mulai dari wisata budaya Jawa yang kental hingga wisata kulinernya.

(5)

5 perebusan, setelah matang kemudian ditumbuk atau dihaluskan dengan cara digiling kemudian diberi pemanis gula dan pewarna makanan. Untuk penghidangan biasanya ditaburi dengan parutan buah kelapa. Makanan-makanan khas daerah adalah makanan yang dapat dijadikan kebanggaan dan menjadi ciri-ciri khas daerah tersebut begitupun untuk makanan khas Magelang ini. Gethuk merupakan makanan kecil khas Magelang yang sampai saat ini mudah dijumpai di pasar tradisional maupun toko oleh-oleh. Jajanan berbahan dasar singkong ini terasa manis gurih dan lembut sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan dari yang berupa gethuk rakyat hingga gethuk pabrik.

Meskipun kecil, tapi makanan khas adalah bagian dari atribut tradisi bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan, sebagai identitas suatu daerahuntuk melestarikan budaya. Salah satu upaya untuk menjaganya adalah dengan mengenalnya lebih jauh.

(6)

6 B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas dapatlah diperoleh suatu masalah penelitian yaitu:

1. Bagaimana sejarah Grebeg Gethuk di Kota Magelang? 2. Apa makna gethuk dalam Grebeg Gethuk di Kota Magelang?

3. Nilai-nilai apa yang terkandung dalam Grebeg Gethuk di Kota Magelang? C.Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah di kembangkan, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendiskripsikan mengenai sejarah Grebeg Gethuk di Kota Magelang. 2. Mendeskripsikan makna gethuk dalam Grebeg Gethuk di Kota Magelang. 3. Mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam Grebeg Gethuk di Kota

Magelang. D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Mengembangkan pengajaran sejarah, khususnya sejarah lokal yang kaitannya tentang pengembangan kebudayaan nasional lewat kebudayaan daerah.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai sarana membina sosialisasi dan komunikasi warga masyarakat pendukung Grebeg Gethuk.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel rasio biaya operasi (RBO) berpengaruh negatif signifikan artinya semakin tinggi tingkat efisiensi usaha maka profitabilitas akan mengalami penurunan,

Penelitian mengenai estimasi kedalaman akuifer dangkal sangat berguna untuk mengetahui sebaran potensi akuifer dangkal yang dapat dimanfaatkan oleh manusia secara mudah

- MOV AL,177 merupakan register AL yang diisi kode ASCII karakter yang akan dicetak yaitu mencetak karakter kotak dengan ketebalan sedang. - MOV BX,2*80 merupakan kode yang

Rencana pembelajaran yang disusun oleh guru biasanya kurang mempertimbangkan ragam respon siswa atas situasi didaktis sehingga rangkaian situasi didaktis yang dikembangkan

Adapun BAB I menjelaskan tentang alasan dan latar belakang penulis memilih judul skripsi, yang dikarenakan penulis merasa perlu mengangkat tulisan berkaitan dengan

Sebuah electron bergerak dengan kecepatan tetap dan tegak lurus pada arah kuat medan listrik E.. Elektron tersebut akan mengalami gaya

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk memberikan layanan informasi pelanggan telepon PT Telkom dapat dibuat layanan berbasis WAP sehingga informasi mengenai

Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat,