PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH,
DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA
KABUPATEN DELI SERDANG
T E S I S
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
RIDARNI YANTI
NIM. 8136132045
PRODI ADMINISTASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
i
ABSTRACT
Ridarni Yanti. NIM. 8136132045. The Effect of Organizational Culture, Perception About Transformational Leadership Principal and Work Motivation to Teacher Performance in SMP Tanjung Morawa District of Deli Serdang. Thesis. Graduate Program, State University of Medan.
ABSTRAK
Ridarni Yanti. NIM. 8136132045. Pengaruh Budaya Organisasi, Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini di buat untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan, masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Kiranya bantuan, masukan-masukan serta saran yang diberikan akan dibalas Allah SWT dengan kebajikan yang berlipat ganda.
Rasa terima kasih tiada terhingga penulis ungkapkan kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam studi,
2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi dalam penyelesaian studi penulis,
3. Dr. Darwin, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi dalam penyelesaian studi penulis,
4. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah banyak memotivasi dan masukan bagi penulis untuk penyelesaian tesis ini,
5. Prof. Dr. Yusnadi, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah banyak memotivasi dan masukan bagi penulis untuk penyelesaian tesis ini,
7. Dra. Wastiana Harahap selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang beserta seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam pengumpulan dan pelaksanaan penelitian,
8. Elfian Lubis, S.Pd., Yusnedi Tarigan, S.Pd., Jumakir, S.Pd., M.Pd., Budi Siswoyo, S.Pd., Surati, S.Pd., selaku kepala SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang beserta seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam pengumpulan dan pelaksanaan penelitian,
9. Seluruh teman angkatan XXIII/B Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang senantiasa dalam suka dan duka terus bekerja sama dengan penulis dalam menyelesaikan studi,
10. Ayahanda Alm. Dading S., dan Ibunda Hj Syamsani serta mertua Alm. Sonorejo dan Almh. Rukiem, sosok yang memberikan teladan, seluruh abanganda dan kakanda serta adinda yang senantiasa memberikan motivasi serta do’a dalam menyelesaikan studi penulis.
Akhirnya buat suami tercinta Jumakir, S.Pd., M.Pd., dan ananda Imam Fadhillah Oktafyan, Febi Ayu Rohmanda, dan Fehmi Ayu Rohmanda, dalam suasana bagaimanapun kalian terus memberikan yang terbaik pada penulis, tesis ini merupakan wujud dari bakti kalian kepada penulis. Terima kasih yang tiada terhingga dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho atas apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
v
BAB II. KERANGKA TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 15
A. Kerangka Teoretis... 15
1. Kinerja Guru... 15
2. Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 28
3. Budaya Organisasi ... 37
4. Motivasi Kerja... 48
B. Penelitian yang Relevan ... 54
C. Kerangka Berpikir... 57
1. Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja ... 57
2. Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap motivasi kerja... 58
3. Pengaruh budaya organisasi terhadap Kinerja guru... 59
4. Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru... 60
5. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru... 61
D. Hipotesis Penelitian... 62
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 64
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 64
B. Metode Penelitian... 64
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 65
D. Teknik dan Instrumen Penelitian ... 68
F. Teknik Analisis Data Penelitian... 77
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 87
A. Deskripsi Data... 87
B. Uji Persyaratan Analisis... 95
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan... 107
D. Pembahasan Hasil... 112
E. Keterbatasan Penelitian... 122
BAB V . SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN... 124
A. Simpulan... 119
B. Implikasi... 125
C. Saran... 128
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Uraian Hal.
2.1 Kompetensi Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran ... 22
3.1 Distribusi Populasi Penelitian... 66
3.2 Distribusi Sampel Penelitian... 68
3.3 Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 70
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Budaya Organisasi... 71
3.5 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 73
3.6 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Kerja... 74
4.1 Ringkasan Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif... 87
4.2 Distribusi Frekuensi Skor Data Variabel Budaya Organisasi... 88
4.3 Tingkat Kecenderungan Data Budaya Organisasi ... 89
4.4 Distribusi Frekuensi Skor Data Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 90
4.5 Tingkat Kecenderungan Data Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 91
4.6 Distribusi Frekuensi Skor Data Motivasi Kerja... 92
4.7 Tingkat Kecenderungan Data Motivasi Kerja ... 93
4.8 Distribusi Frekuensi Skor Data Kinerja Guru... 94
4.9 Tingkat Kecenderungan Data Kinerja Guru ... 95
4.10 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Data Penelitian... 96
4.11 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3atas X1... 98
4.12 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3atas X2... 99
4.13 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X1... 101
4.14 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X2... 102
4.15 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X3... 104
4.16 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Data... 106
4.17 Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 107
DAFTAR GAMBAR
Gambar Uraian Hal.
2.1 Diagram Kinerja Menurut Teori Colquitt... 16
3.1 Paradigma Penelitian ... 65
3.2 Penentuan Jumlah Sampel ... 67
4.1 Histogram Skor Variabel Budaya Organisasi ... 89
4.2 Histogram Skor Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 91
4.3 Histogram Skor Variabel Motivasi Kerja ... 93
4.4 Histogram Skor Variabel Kinerja Guru ... 94
4.5 Grafik Linier Sederhana X3atas X1... 99
4.6 Grafik Linier Sederhana X3atas X2... 100
4.7 Grafik Linier Sederhana X4atas X1... 102
4.8 Grafik Linier Sederhana X4atas X2... 103
4.9 Grafik Linier Sederhana X4atas X3... 105
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Uraian Hal.
1. Instrumen Penelitian... 136
2. Sebaran Uji Coba Angket Budaya Organisasi ... 157
3. Perhitungan Validitas Angket Budaya Organisasi... 158
4. Perhitungan Reliabilitas Angket Budaya Organisasi ... 160
5. Sebaran Uji Coba Angket Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 162
6. Perhitungan Validitas Angket Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 163
7. Perhitungan Reliabilitas Angket Persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah ... 165
8. Sebaran Uji Coba Angket Motivasi Kerja... 168
9. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Kerja ... 169
10. Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Kerja ... 171
11. Data Pokok Penelitian ... 173
12. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian ... 177
13. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 184
14. Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana... 186
15. Uji Normalitas... 206
16. Uji Homogenitas ... 237
17. Perhitungan Korelasi Antar Variabel ... 253
18. Perhitungan Analisis Jalur... 259
19. Pengujian Model Jalur... 265
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin
kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana
untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi
masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi,
dan efisiensi pendidikan. Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak ada satu bangsa atau negara yang bisa
maju tanpa terlebih dahulu memajukan dunia pendidikan. Kemajuan dunia
pendidikan akan berdampak positif dalam upaya peningkatan sumber daya
manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:
Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dalam perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok, dan kehidupan setiap individu. Pendidikan berurusan langsung dengan pembentukan manusianya. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya.
Dari uraian di atas, dapat ditarik benang merah bahwa salah satu upaya
meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia pendidiknya, dalam hal ini guru. Dengan demikian,
maka guru sebagai tenaga pengajar dalam satu lembaga pendidikan perlu
meningkatkan kinerja guru supaya tidak berakibat pada menurunnya kualitas
2
bermuara pula pada rendahnya kualitas pendidikan khususnya di Kabupaten
Deli Serdang dan di Indonesia umumnya.
Pendidikan berkualitas akan terwujud jika proses belajar mengajar di
kelas berlangsung dengan baik, dalam arti guru yang melaksanakan proses
belajar mengajar telah melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran sampai evaluasi pembelajaran secara bermutu dan terpadu. Akan
tetapi guru yang berkualitas masih jauh dari harapan masyarakat. Kepala
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.
Dr. Syawal Gultom menyatakan: “Uji kompetensi guru bertujuan untuk
pemetaan kompetensi dan sebagai titik awal penilaian kinerja guru. Secara
nasional, rata-rata kompetensi guru TK 58,87, SD 36,86%, SMP 46,15, SMA
51,35, SMK 50,02, dan pengawas 32,58” (Koran Kompas, Kamis 26 Juli 2012
halaman 12). Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru belum
optimal baik guru bersertifikat maupun yang belum bersertifikat. Hal ini
membuktikan persoalan kinerja guru tetap harus mendapat perhatian yang
serius dari pemerintah baik daerah maupun nasional.
Berdasarkan informasi dari pengawas SMP Kabupaten Deli Serdang,
diperoleh informasi tentang kinerja guru SMP Kabupaten Deli Serdang.
Beberapa informasi itu merujuk kepada kurangnya kinerja guru di sekolah, di
antaranya: (1) Masih banyak guru yang belum dapat menciptakan kondisi
belajar yang baik di dalam kelas, sehingga siswa terlihat kurang aktif dalam
3
orang guru yang mampu membangun kondisi belajar yang kondusif/
mendukung pembelajaran di kelas, selebihnya langsung memberikan materi
tanpa menciptakan kondisi belajar yang mendukung pembelajaran; (2) Banyak
guru hanya menggunakan metode ceramah dan mencatat di depan kelas. Dari
35 orang yang diamati hanya 17 yang terlihat melakukan metode bervariasi
serta mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran di kelas;
(3) Hampir tidak ada dari 35 orang guru yang melakukan umpan balik terhadap
hasil tugas rumah siswa. Guru hanya memeriksa lalu memberikan nilai tanpa
bertanya dan menjelaskan kelemahan siswa dalam menyelesaikan tugas
rumahnya.
Beberapa guru SMP di Kabupaten Deli Serdang yang diwawancarai
peneliti memberikan alasan yang membuat mereka malas bekerja baik, seperti:
suasana lingkungan kerja yang tidak kondusif seperti teman yang tidak saling
mendukung, kebijakan pimpinan yang kurang mendukung, serta siswa yang
tingkah lakunya menjengkelkan. Di lain pihak ada dari mereka yang sudah
tidak termotivasi lagi untuk bekerja lebih baik dari saat sekarang, menurun
semangatnya dalam mengajar, merasa bosan, jenuh dengan pekerjaan yang
disebabkan budaya organisasi di sekolah yang kurang berpihak pada kinerja
guru. Kondisi ini mengindikasikan guru tidak bekerja dengan baik di sekolah.
Peraturan Menteri Pendidikan No 16 tahun 2007 tentang kualifikasi dan
kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan, seorang guru dituntut memiliki
kompetensi yang baik untuk dapat melaksanakan seluruh tugas-tugasnya
4
mengungkapkan guru bermutu harus mempunyai: (1) kemampuan profesional;
(2) upaya profesional; (3) waktu yang tercurah untuk kegiatan profesional; dan
(4) akuntabilitas. Peran serta guru dalam pendidikan sebagaimana tertuang
dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 bahwa: “Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah”.
Sehubungan dengan hal di atas, perlu dilakukan perbaikan dalam upaya
meningkatkan kinerja guru di sekolah. Salah satunya dengan mengkaji
berbagai faktor yang dimungkinkan mempengaruhi kinerja guru di sekolah.
Banyak teori yang mengkaji tentang kinerja, salah satunya teori yang
dikemukakan oleh Colquitt, dkk (2009:8):
A number of factors affect performance and commitment, including individual mechanisms (job satisfaction, stress, motivation, trust, justice and etics, learning and decision making), individual characteristics (personality and cultures values, ability), group mechanisms (team characteristics, team processes, leader power and influence, leader style and behaviours), and organizational mechanisms (organizational structure, organizational culture).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sejumlah faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah mekanisme individual (motivasi kerja, stres,
motivasi, kepercayaan, keadilan dan etika, pembelajaran dan pengambilan
keputusan); karakteristik individu (kepribadian dan nilai-nilai budaya,
kemampuan); kelompok mekanisme (tim karakteristik, tim proses, kekuasaaan
5
mekanisme organisasi (struktur organisasi, iklim kerja). Didasarkan pada teori
ini, kinerja (job performance) dapat ditentukan oleh faktor motivasi
(motivation). Selain motivasi kerja guru, salah satu faktor penting dalam
peningkatan kinerja guru adalah kepemimpinan transformasional kepala
sekolah serta budaya organisasi yang berlangsung di dalam organisasi.
Dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, guru selalu berinteraksi
dengan seluruh civitas sekolah. Sudah menjadi pemandangan umum guru harus
mengikut tradisi yang ada di sekolah, baik dalam bergaul maupun bekerja
(mengajar di kelas). Dalam hubungan antara manusia, budaya organisasi sangat
berpengaruh, baik antar pemimpin dengan bawahan, dan antara sesama
bawahan, bila budaya organisasi yang berlangsung tidak baik, maka kinerja
guru yang dihasilkan tidak akan baik. Ketidakbaikan ini akan dapat
menyebabkan seluruh komponen sekolah tidak akan menjalankan fungsinya
dengan benar, sehingga tujuan sekolah tidak tercapai secara maksimal.
Informasi yang diberikan pengawas SMP sehubungan dengan kondisi
ini, banyak kelalaian yang dikerjakan guru (seperti: terus berbicara dengan
rekan guru walaupun waktu sudah masuk, mampir sebentar di kantin sekolah
saat mengajar, berbicara dengan guru lain di luar kelas) sudah menjadi budaya
sekolah tersebut. Hal ini mengindikasikan kinerja guru sulit untuk
dimaksimalkan bila budaya di sekolah tersebut tidak mendukung atau
mencerminkan sebagai organisasi tempat belajar. Hasil penelitian yang
dilakukan Brahmasari dan Paniel (2009) dan Widodo (2011) mengemukakan
6
budaya organisasi dapat meningkatkan kinerja guru di sekolah. McShane, Von,
dan Mary (2008:460) mengatakan budaya organisasi yang kuat memiliki
potensi meningkatkan kinerja, dan sebaliknya bila budaya organisasinya lemah
mengakibatkan kinerja menurun.
Selain budaya organisasi, faktor yang lain yang mempengaruhi kinerja
guru adalah kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Umam
(2012:295) mengemukakan kepemimpinan transformasional semakin dirasakan
penting untuk diterapkan pada era saat ini karena dapat memberikan kontribusi
nyata dalam hal: (1) memberikan stimulan kepada bawahan maupun kolega
untuk memandang pekerjaan dari perspektif yang baru; (2) menumbuhkan
kepedulian terhadap visi dan misi dari tim kerja dan organisasi;
(3) mengembangkan kolega dan bawahan agar memiliki kemampuan dan
potensi yang lebih tinggi; (4) memotivasi kolega dan bawahan untuk
melakukan suatu hal secara berbeda dari biasanya; (5) memberikan
harapan-harapan yang lebih menantang; dan (6) mendorong pencapaian kinerja
organisasi yang lebih tinggi. Pemimpin harus bisa memberi spirit dan contoh
untuk senantiasa meningkatkan kualitas diri, visi akan bermakna bila
ditransformasi kedalam misi, program, tujuan, sasaran, kriteria keberhasilan
yang jelas, yang perlu dilakukan pemimpin adalah menciptakan iklim yang
mengedepankan hubungan antara anggota organisasi dan memberdayakannya
secara solid, pemimpin diminta menjadi model dan memotivator dalam
7
Kepala sekolah harus bersikap transformatif dan menghargai ide-ide
baru, cara baru, praktek-praktek guru dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Menurut Bass dalam Sunarto (2004:6) istilah kepemimpinan
tranformasional adalah proses mempengaruhi secara transformasional,
kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai kepemimpinan yang
membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar bekerja demi
sasaran-sasaran tingkat tinggi yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya.
Yildiz dalam Danim dan Suparno (2009:94) menyatakan kepemimpinan
transformasional membantu kepala sekolah untuk membingkai sikap guru
untuk mengubah sekolah menjadi sekolah yang baik, sikap pemimpin
transformasional memotivasi dan menginspirasi orang di sekitar mereka.
Pemimpin sebagai orang khusus yang bertindak sebagai motivator yang
mencoba untuk mengembangkan potensi guru dalam bekerja. Akhirnya, kepala
sekolah yang menunjukkan karakteristik utama kepemimpinan
transformasional memiliki efek pada kepuasan antara guru dan kinerja guru
yang lebih baik di sekolah. Perilaku kepemimpinan transformasional
memberikan pengaruh kepada kinerja guru, dengan memberikan motivasi
kepada guru dapat membantu guru dalam menyelesaikan tugas di sekolah.
Implementasi kepemimpinan transformasional akan mempermudah
usaha kepala sekolah melakukan percepatan pertumbuhan kapasitas guru dalam
mengembangkan diri, bekerja lebih cerdas bahkan lebih keras untuk
mewujudkan reformasi sekolah yang lebih baik. Kepemimpinan
8
menghubungkan berbagai keputusan tanpa ada pihak yang merasa dirugikan di
sekolah, seperti halnya organisasi lainnya yang rawan terhadap komflik, baik
komflik individu maupun kelompok yang ditimbulkan kerena perbedaan
persepsi, cara pandang dan kepentingan yang dapat merusak pencapaian tujuan
lembaga.
Navickaitė (2010:142) menyatakan kepemimpinan transformasional
sangat penting bagi kepala sekolah yang ingin mencapai keberhasilan dan
keefektifan sekolah, terutama ketika menentukan arah sekolah, menciptakan
komunitas sekolah yang kompak dan solid, membangun hubungan diantara
semua anggota komunitas sekolah. Tujuan dari penelitian ini untuk menyelidiki
kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Dalam konteks penelitian ini,
hasil menunjukkan bahwa kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan
transformasional selama kepemimpinannya dan implementasinya dapat
membangkitkan kinerja guru, antara lain:(1) mengungkapkan tekad pribadi
guru untuk menerapkan perubahan; (2) mengungkapkan kekhawatiran guru
untuk pengembangan profesional guru; (3) menunjukkan dukungan untuk nilai
sekolah dan komunitas sekolah yang bermutu; dan (4) mendorong guru untuk
berhasil dalam mendidik siswa dengan pola kepemimpinan transformasional
yang diterapkan kepala sekolah.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kepemimpinan
transformasional yang diterapkan kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja
guru, dengan kepemimpinan transformasional yang diterapkan kepala sekolah
9
membentuk tim kerja yang kompak dan solid. Dengan demikian hasil
penelitian ini kemungkinan dapat terjadi di dunia pendidikan di Indonesia, jika
kepala sekolah dapat menerapkan kepemimpinan yang benar, khususnya
tentang kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh kepala sekolah
pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri.
Selain faktor budaya organisasi dan kepemimpinan transformasional
kepala sekolah, faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru adalah
motivasi kerja. Motivasi seorang guru akan terwujud pada perilaku yang
diarahkan pada pencapaian tujuannya dalam bekerja. Keinginan guru untuk
bekerja dengan baik di sekolah memberikan pencapaian hasil kerja yang
maksimal. Pada beberapa SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa, peneliti
menemukan kenyataan bahwa guru masih sering berkumpul di ruang guru saat
pelajaran masih berlangsung. Kebiasaan ini dibenarkan beberapa PKS
Kurikulum yang menyatakan bahwa guru berkumpul setelah memberikan
bahan catatan di kelas, ketika ditegur guru beralasan mencari bahan yang
tertinggal di meja kerjanya. Hal lain yang diinformasikan kepada peneliti, guru
kurang bersemangat dalam mengajar, baik guru PNS maupun honorer
dikarenakan beberapa hal, seperti: fasilitas belajar yang masih terbatas, tidak
ada teguran bagi guru yang malas, dan sebagainya. Hasil penelitian Samson
(2006) dan Siwantara (2009) menyatakan bahwa motivasi kerja mempengaruhi
kinerja seseorang.
Hasil penelitian Prasetyo dan Wahyuddin (2010:67) mengungkapkan
10
Kurnain (2006:84) bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh motivasi kerja erat
kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri yang
berangkat dari visi atas berbagai harapan akan keberhasilan usaha dan masa
depan yang lebih baik. Siagian (2002:255), menyatakan yang diinginkan
seseorang dari pekerjaannya pada umumnya adalah sesuatu yang mempunyai
arti penting bagi dirinya sendiri dan bagi instansi. Dengan kata lain, orang yang
bekerja di tempat kerja yang menyenangkan dan terisi dengan kegembiraan
mulai melihat pekerjaan mereka sebagai tempat untuk memenuhi berbagai
macam kebutuhan dan memperkuat motivasi untuk bekerja pada tingkat yang
lebih tinggi, karena unsur kesenangan berupa keceriaan dapat memotiviasikan
pekerja yang tertekan, stress, lelah atau tidak enak dalam bekerja (Bruce,
2003:121).
Dari uraian di atas penulis penting melakukan penelitian dengan judul:
Pengaruh Budaya Organisasi, Persepsi Tentang Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja guru SMP Negeri di
11
3. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya organisasi terhadap motivasi
kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang?
4. Apakah terdapat pengaruh langsung persepsi tentang transformasional
kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP Negeri di Kecamatan
Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?
5. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru
SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?
6. Apakah terdapat pengaruh langsung persepsi tentang transformasional
kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang?
7. Apakah terdapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap kinerja guru
SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?
C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
banyak variabel yang dapat mempengaruhi kinerja guru, sehingga untuk lebih
terarah dan terfokusnya penelitian ini, penulis perlu membuat suatu batasan
masalah yang akan dikaji dan dianalisis dalam penelitian ini. Lingkup
penelitian ini adalah kinerja guru yang dipengaruhi oleh budaya organisasi,
persepsi tentang transformasional kepala sekolah, dan motivasi kerja.
Sedangkan subjek dalam penelitian ini dibatasi hanya pada guru SMP
12
mempertimbangkan fenomena awal dan kemampuan peneliti yang belum
memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah dituliskan di atas maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya organisasi terhadap motivasi
kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang?
2. Apakah terdapat pengaruh langsung persepsi tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP Negeri
di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?
3. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru
SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?
4. Apakah terdapat pengaruh langsung persepsi tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?
5. Apakah terdapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap kinerja guru
SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh langsung budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru SMP
13
2. Pengaruh langsung persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang.
3. Pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
4. Pengaruh langsung persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang.
5. Pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambahkan
khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam
peningkatan kinerja guru.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja guru dalam
peningkatan mutu pendidikan.
2) Sebagai bahan masukan dalam melihat pengaruh antara budaya
organisasi persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
14
b. Bagi Kepala Sekolah
1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan budaya organisasi,
persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, dan
motivasi kerja guru selama berada di sekolah.
2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan kinerja
guru.
c. Bagi Dinas Pendidikan
Memberikan masukan tentang upaya peningkatan kinerja guru
dalam mengajar yang dipengaruhi oleh faktor budaya organisasi, persepsi
tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, dan motivasi
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Budaya organisasi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja
SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa, artinya semakin baik budaya
organisasi maka semakin baik juga motivasi kerja SMP Negeri di
Kecamatan Tanjung Morawa.
2. Persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah
berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja SMP Negeri di Kecamatan
Tanjung Morawa, artinya semakin baik persepsi tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah maka semakin baik juga motivasi kerja
SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa.
3. Budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMP Negeri
di Kecamatan Tanjung Morawa, artinya semakin baik budaya organisasi
maka semakin baik juga kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung
Morawa.
4. Persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah
berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan
131
transformasional kepala sekolah maka semakin baik juga kinerja guru SMP
Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa.
5. Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Tanjung Morawa, artinya semakin baik motivasi kerja maka
semakin baik juga kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung
Morawa.
B. Implikasi
Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan
memberi dapat diberikan implikasi sebagai berikut:
1. Dengan diterimanya hipotesis penelitian pertama yakni terdapat pengaruh
langsung antara budaya organisasi terhadap motivasi kerja SMP Negeri di
Kecamatan Tanjung Morawa, maka perlu ditingkatkan budaya organisasi
untuk mengoptimalkan motivasi kerja SMP Negeri di Kecamatan Tanjung
Morawa. Budaya organisasi dapat ditingkatkan melalui kemampuan guru
beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Selain itu hasil penelitian
memberikan informasi kepada guru dalam meningkatkan interaksi di
sekolah sehingga dapat mempelajari budaya yang berlaku di sekolahnya.
Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam
meningkatkan budaya organisasi dan motivasi guru di sekolah. Hasil
penelitian juga memberikan informasi kepada sekolah dalam meningkatkan
budaya organisasi dan motivasi guru di sekolah.
Peningkatan budaya organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan
132
memberikan kemudahan pada guru untuk melihat dengan lebih jelas apa
yang menyebabkan seorang guru turut dalam setiap kegiatan di sekolah.
Selain itu, perlu perbaikan dalam penanganan orientasi tim untuk
meningkatkan budaya organisasi di sekolah. Harus ada upaya dalam
meningkatkan keinginan guru untuk bekerja secara bersama-sama dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan di sekolah. Dengan adanya perbaikan dalam
hal ini akan memberikan pengaruh yang baik pada motivasi kerja guru.
2. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kedua yakni terdapat pengaruh
langsung antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap motivasi kerja SMP Negeri di Kecamatan Tanjung
Morawa, maka perlu ditingkatkan persepsi tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah untuk mengoptimalkan motivasi kerja SMP
Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa. Persepsi tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dapat ditingkatkan melalui peningkatan
persepsi guru terhadap kemampuan kepala sekolah dalam memimpin guru
di sekolah. Selain itu hasil penelitian memberikan informasi kepada guru
dalam memandang setiap pengambilan keputusan kepala sekolah. Hasil
penelitian juga memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam
meningkatkan kemampuannya menerapkan kepemimpinan transformasional
di sekolah. Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada sekolah
dalam meningkatkan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan
133
Peningkatan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dapat dilakukan dengan memaksimalkan pemberdayaan seluruh
perangkat sekolah. Hal ini dikarenakan salah satu kunci keberhasilan
sekolah adalah ketika seluruh pihak di dalam sekolah dapat bekerja secara
baik dan bersama-sama. Dengan memberdayakan seluruh komunitas
sekolah, kepala sekolah dapat menciptakan kondisi sekolah yang
mendukung seluruh aktivitas mengajar guru. Guru akan senang untuk ikut
serta dalam setiap kegiatan di sekolah, dan berkeinginan untuk
menunjukkan setiap hal baik sehubungan dengan keikutsertaannya di
sekolah.
Selain itu perlu perbaikan dalam melakukan tindakan pengawasan secara
transformatif. Dengan minimnya pengawasan yang dilakukan kepala
sekolah dapat memberi kelonggaran aturan pada guru untuk berbuat tidak
benar. Tanpa pengawasan yang ketat, guru semakin banyak meninggalkan
kelasnya dan perilaku tidak baik lainnya yang menunjukkan rendahnya
motivasi kerja guru.
3. Dengan diterimanya hipotesis penelitian ketiga yakni terdapat pengaruh
langsung antara budaya organisasi terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Tanjung Morawa, maka perlu ditingkatkan budaya organisasi
maka semakin baik juga kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung
Morawa. Budaya organisasi dapat ditingkatkan melalui kemampuan guru
beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Selain itu hasil penelitian
134
sekolah sehingga dapat mempelajari budaya yang berlaku di sekolahnya.
Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam
meningkatkan budaya organisasi dan kinerja guru di sekolah. Hasil
penelitian juga memberikan informasi kepada sekolah dalam meningkatkan
budaya organisasi dan kinerja guru di sekolah.
Peningkatan budaya organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan
kemampuan guru dalam memperhatikan detail kegiatan yang ada di sekolah
memberikan kemudahan pada guru untuk melihat dengan lebih jelas apa
yang menyebabkan seorang guru turut dalam setiap kegiatan di sekolah.
Selain itu, perlu perbaikan dalam penanganan orientasi tim untuk
meningkatkan budaya organisasi di sekolah. Harus ada upaya dalam
meningkatkan keinginan guru untuk bekerja secara bersama-sama dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan di sekolah. Dengan adanya perbaikan dalam
hal ini akan memberikan pengaruh yang baik pada kinerja guru.
4. Dengan diterimanya hipotesis penelitian keempat yakni terdapat pengaruh
langsung antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa,
maka perlu ditingkatkan persepsi tentang kepemimpinan transformasional
kepala sekolah untuk mengoptimalkan kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Tanjung Morawa. Persepsi tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dapat ditingkatkan melalui peningkatan
persepsi guru terhadap kemampuan kepala sekolah dalam memimpin guru
135
dalam memandang setiap pengambilan keputusan kepala sekolah. Hasil
penelitian juga memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam
meningkatkan kemampuannya menerapkan kepemimpinan transformasional
di sekolah. Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada sekolah
dalam meningkatkan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan
kinerja guru di sekolah.
Peningkatan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah dapat dilakukan dengan memaksimalkan pemberdayaan seluruh
perangkat sekolah. Hal ini dikarenakan salah satu kunci keberhasilan
sekolah adalah ketika seluruh pihak di dalam sekolah dapat bekerja secara
baik dan bersama-sama. Dengan memberdayakan seluruh komunitas
sekolah, kepala sekolah dapat menciptakan kondisi sekolah yang
mendukung seluruh aktivitas mengajar guru. Guru akan berusaha
semaksimal mungkin dalam memberikan pelayanan pengajaran di kelas.
Selain itu perlu perbaikan dalam melakukan tindakan pengawasan secara
transformatif. Dengan minimnya pengawasan yang dilakukan kepala
sekolah dapat memberi kelonggaran aturan pada guru untuk berbuat tidak
benar. Tanpa pengawasan yang ketat, guru semakin banyak meninggalkan
kelasnya dan perilaku tidak baik lainnya yang menunjukkan rendahnya
kinerja guru di sekolah.
5. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kelima yakni terdapat pengaruh
langsung antara motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di
136
mengoptimalkan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa.
Kinerja guru dapat ditingkatkan melalui peningkatan motivasi kerja di
sekolah. Selain itu hasil penelitian memberikan informasi kepada guru
dalam berkeinginan meningkatkan motivasi kerjanya bekerja di sekolah.
Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam
meningkatkan kemampuannya memimpin dan meningkatkan kinerja guru di
sekolahnya. Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada sekolah
dalam meningkatkan motivasi kerja dan kinerja guru di sekolah.
Peningkatan motivasi kerja guru dapat dilakukan dengan memberikan
penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja baik di sekolah. Selain
itu dengan adanya pemberian penghargaan, setiap guru akan berusaha untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengajarnya. Hal ini tentu
saja memberikan peningkatan pada kinerja guru di sekolah.
Selain itu perlu perbaikan dalam memenuhi kebutuhan aktualisasi diri guru
di sekolah. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya kebebasan guru dalam
mengapresiasi setiap kemampuan yang dimilikinya di luar dari aturan
sekolah. Hal ini memberikan ketidakinginan guru untuk berbuat kreatif dan
leluasa dalam membuat perbedaan pembelajaran di kelas mereka. Kondisi
ini jelas memberikan pengaruh yang tidak baik peningkatan kinerja guru di
137
C. Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kajian implikasi disarankan
kepada beberapa pihak yang terkait dengan penelitian, sebagai berikut:
1. Dengan diterimanya hipotesis penelitian pertama yakni terdapat pengaruh
langsung antara budaya organisasi terhadap motivasi kerja pada guru SMP
Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa, maka disarankan kepada guru,
kepala sekolah, dan dinas pendidikan untuk meningkatkan budaya
organisasi di sekolahnya. Peningkatan budaya organisasi dapat dilakukan
melalui perbaikan dalam penanganan orientasi tim untuk meningkatkan
budaya organisasi di sekolah. Harus ada upaya dalam meningkatkan
keinginan guru untuk bekerja secara bersama-sama dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan di sekolah. Dengan adanya perbaikan dalam hal ini akan
memberikan pengaruh yang baik pada motivasi kerja guru.
Hal ini dapat dilakukan guru dengan keterlibatannya dalam berbagai
kegiatan di sekolah, seperti: terlibat secara aktif dalam kegiatan sekolah.
Selain itu, kepala sekolah harus membuat berbagai kegiatan yang dapat
membaurkan para guru di sekolah, di antaranya: mengadakan kegiatan
pengajian rutin di sekolah, arisan guru dan pengawai sekolah, dan
sebagainya. Kepada sekolah disarankan untuk tidak membedakan para guru
dalam keterlibatan di sekolah.
2. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kedua yakni terdapat pengaruh
langsung antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
138
Morawa, maka disarankan kepada guru, kepala sekolah, dan dinas
pendidikan untuk meningkatkan persepsi tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah. Peningkatan persepsi tentang
kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat dilakukan dengan
meningkatkan tindakan pengawasan secara transformatif pada memberikan
pengaruh yang paling kecil (minim). Dengan minimnya pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah dapat memberi kelonggaran aturan pada guru
untuk berbuat tidak benar. Kondisi ini jelas memberikan pengaruh yang
tidak baik dalam peningkatan motivasi kerja guru di sekolah. Tanpa
pengawasan yang ketat, guru semakin banyak meninggalkan kelasnya dan
perilaku tidak baik lainnya.
Dalam hal ini disarankan kepada guru untuk memandang secara positif
bentuk kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah.
Kepada kepala sekolah disarankan untuk berlatih terus dan mempelajari
buku-buku kepemimpinan transformasional, di antaranya: mengikuti
berbagai pelatihan kepemimpinan, membeli dan membaca buku-buku
kepemimpinan, dan sebagainya. Kepada sekolah disarankan untuk
mengadakan pelatihan bagi guru-guru dan kepala sekolah terkait
kepemimpinan di sekolah.
3. Dengan diterimanya hipotesis penelitian ketiga yakni terdapat pengaruh
langsung antara budaya organisasi terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Tanjung Morawa, maka disarankan kepada guru, kepala
139
Peningkatan budaya organisasi dapat dilakukan melalui perbaikan dalam
penanganan orientasi tim untuk meningkatkan budaya organisasi di sekolah.
Harus ada upaya dalam meningkatkan keinginan guru untuk bekerja secara
bersama-sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan di sekolah. Dengan
adanya perbaikan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang baik pada
kinerja guru.
Hal ini dapat dilakukan guru dengan keterlibatannya dalam berbagai
kegiatan di sekolah, seperti: terlibat secara aktif dalam kegiatan sekolah.
Selain itu, kepala sekolah harus membuat berbagai kegiatan yang dapat
membaurkan para guru di sekolah, di antaranya: mengadakan kegiatan
pengajian rutin di sekolah, arisan guru dan pengawai sekolah, dan
sebagainya. Kepada sekolah disarankan untuk tidak membedakan para guru
dalam keterlibatan di sekolah.
4. Dengan diterimanya hipotesis penelitian keempat yakni terdapat pengaruh
langsung antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa,
maka disarankan kepada guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan untuk
meningkatkan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah. Peningkatan persepsi tentang kepemimpinan transformasional
kepala sekolah dapat dilakukan dengan meningkatkan tindakan pengawasan
secara transformatif pada memberikan pengaruh yang paling kecil (minim).
Dengan minimnya pengawasan yang dilakukan kepala sekolah dapat
140
ini jelas memberikan pengaruh yang tidak baik dalam peningkatan motivasi
kerja guru di sekolah. Tanpa pengawasan yang ketat, guru semakin banyak
meninggalkan kelasnya dan perilaku tidak baik lainnya.
Dalam hal ini disarankan kepada guru untuk memandang secara positif
bentuk kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah.
Kepada kepala sekolah disarankan untuk berlatih terus dan mempelajari
buku-buku kepemimpinan transformasional, di antaranya: mengikuti
berbagai pelatihan kepemimpinan, membeli dan membaca buku-buku
kepemimpinan, dan sebagainya. Kepada sekolah disarankan untuk
mengadakan pelatihan bagi guru-guru dan kepala sekolah terkait
kepemimpinan di sekolah.
5. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kelima yakni terdapat pengaruh
langsung antara motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Tanjung Morawa, maka disarankan kepada dinas pendidikan
untuk berusaha meningkatkan motivasi para guru. Peningkatan motivasi
kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan aktualisasi diri guru di sekolah.
Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya kebebasan guru dalam
mengapresiasi setiap kemampuan yang dimilikinya di luar dari aturan
sekolah.
Kepada guru disarankan untuk meningkatkan motivasi kerja di sekolah, di
antaranya: selalu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, hadir tepat
waktu, dan melakukan berbagai upaya perbaikan pembelajaran di kelas.
141
bagi guru di sekolah, di antaranya: mendukung setiap kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru, memberikan reward (penghargaan) kepada guru-guru
yang berprestasi baik di sekolah, dan membantu guru yang mengalami
masalah pekerjaan di sekolah. Kepada dinas pendidikan harus dapat
melakukan upaya memotivasi guru, di antarnya: mendukung setiap kegiatan
guru di sekolah, memberikan pelatihan-pelatihan pengembangan
kemampuan mengajar kepada para guru, mendukung kebijakan kepala
sekolah yang bertujuan meningkatkan kemampuan guru.
6. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk melihat pengaruh
budaya organisasi, persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah, motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan
Tanjung Morawa, mengingat kinerja guru sangat dibutuhkan untuk
mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Selain itu perlu dikembangkan
hal-hal lain yang mempunyai keterkaitan dengan kinerja guru di luar dari
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 1998.Psikologi Kerja.Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: RajaGrafindo Persada
________________. 2004. Prosedur Penelitian: Suatu Pelaksanaan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta
Brahmasari, Ida Ayu. dan Peniel Siregar. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT. Central Proteinaprima Tbk”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 7, Nomor 1, Februari 2009
Colquit Jason A., Jeffry A.Lepine, Michael J.Wesson. 2007. Organizational Behaviour. New York: Mc Graw Hill
Danim, Sudarwan dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta
Davis, Keith dan John W.Newstroom. 1996. Perilaku Dalam Organisasi, Jilid 1 dan 2, Penerjemah Agus Dharma,Jakarta: Erlangga
Gibson, James L., John M. Ivancevich, dan James H. Donnelly. 2012.Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses – Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam
Pendidikan. Semarang: Rajawali
Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE UGM
Hofstede, Geert. 1997. Cultures and Organizations Software of The Mind. New York: Mc Graw Hill
Husaini. 2008. Manajemen, Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Ivancevich. J.M. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama
143
Kusnendi. 2005. Analisis Jalur: Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS & LISREL. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Luthans, Fred. 2006.Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi
Mangkunegara, AA Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya
McShane, Steven L., Von Glinow dan Mary Ann. 2008.Organizational Behavior.
USA: McGraw Hill-International
Muijen, J.J, Den Hartog D.N, & Koopman V. 1997. Transactaional vs transformantional leadership & Organization culture: An analysis of the MLQ.Journal of Occupational and Organizational Psychology 70
Mulyana, D dan Rakhmat, J. 2003. Komunikasi Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Rosdakarya
Mulyasa, E. 2003. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
_________. 2011. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Munir, Ningki. 2008.Knowledge Management Audit. Jakarta: PPM Nasution, S. 2003.Konsep Dasar Pendidikan. Bandung: Jemmars
Neal, Andrew dan Griffin, Mark A. 2001. “Safety Climate and Safety Behaviour”.
Australian Journal of Management, Vol. 27, Special Issue 2002, The Australian Graduate School of Management
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Rivai, Veithzal. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Robbins, Stephen P. 2006.Organisational Behaviour. New York: Mc Graw Hill Sagala, Syaiful. 2008.Budaya dan Reinventing, Organisasi Pendidikan. Bandung:
144
Samson, L. ”Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Karyawan PDAM di Kota Ambon”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006
Schumacker, Randal E., Richard G. Lomax. 1996. A Beginner’s Guide to SEM. Mahwah. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. Inc. Pub.
Sedarmayanti. 2002.SDM dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju Siagian P, Sondang. 2002. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Jakarta: Gunung Agung
Siwantara, I Wayan. 2009. “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja Serta Iklim Organisasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Dosen Politeknik Negeri Bali”.Ragam, Vol. 9, No. 2, Agustus 2009
Soemanto, Wasty. 1987.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara
Stoner Edward Freeman, James F. 2001. Management, 5th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Engiewood Cliffs
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sunarto. 2004.Perilaku Organisasi. Yogjakarta: Amus
Suryadi, Perwiro Sentono. 2008. Model Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, Asia dan Timur Jauh. Jakarta: Bumi Aksara
Sutrisno, Edy. 2009.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Kencana Umam, Khaerul. 2012.Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada
145
Widodo. 2011. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru”. Jurnal Pendidikan Penabur – No. 16, Tahun ke-10, Juni 2011
Williams, EB. 1979.The Scribner-Bantam English Dictionary. Toronto: Bantam Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja
Grafindo Persada