• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH,

DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA

KABUPATEN DELI SERDANG

T E S I S

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

RIDARNI YANTI

NIM. 8136132045

PRODI ADMINISTASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRACT

Ridarni Yanti. NIM. 8136132045. The Effect of Organizational Culture, Perception About Transformational Leadership Principal and Work Motivation to Teacher Performance in SMP Tanjung Morawa District of Deli Serdang. Thesis. Graduate Program, State University of Medan.

(6)

ABSTRAK

Ridarni Yanti. NIM. 8136132045. Pengaruh Budaya Organisasi, Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini di buat untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan, masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Kiranya bantuan, masukan-masukan serta saran yang diberikan akan dibalas Allah SWT dengan kebajikan yang berlipat ganda.

Rasa terima kasih tiada terhingga penulis ungkapkan kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam studi,

2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi dalam penyelesaian studi penulis,

3. Dr. Darwin, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi dalam penyelesaian studi penulis,

4. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah banyak memotivasi dan masukan bagi penulis untuk penyelesaian tesis ini,

5. Prof. Dr. Yusnadi, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah banyak memotivasi dan masukan bagi penulis untuk penyelesaian tesis ini,

(8)

7. Dra. Wastiana Harahap selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Deli Serdang beserta seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam pengumpulan dan pelaksanaan penelitian,

8. Elfian Lubis, S.Pd., Yusnedi Tarigan, S.Pd., Jumakir, S.Pd., M.Pd., Budi Siswoyo, S.Pd., Surati, S.Pd., selaku kepala SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang beserta seluruh staff yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam pengumpulan dan pelaksanaan penelitian,

9. Seluruh teman angkatan XXIII/B Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang senantiasa dalam suka dan duka terus bekerja sama dengan penulis dalam menyelesaikan studi,

10. Ayahanda Alm. Dading S., dan Ibunda Hj Syamsani serta mertua Alm. Sonorejo dan Almh. Rukiem, sosok yang memberikan teladan, seluruh abanganda dan kakanda serta adinda yang senantiasa memberikan motivasi serta do’a dalam menyelesaikan studi penulis.

Akhirnya buat suami tercinta Jumakir, S.Pd., M.Pd., dan ananda Imam Fadhillah Oktafyan, Febi Ayu Rohmanda, dan Fehmi Ayu Rohmanda, dalam suasana bagaimanapun kalian terus memberikan yang terbaik pada penulis, tesis ini merupakan wujud dari bakti kalian kepada penulis. Terima kasih yang tiada terhingga dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho atas apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.

Medan, Agustus 2015 Penulis,

(9)

v

BAB II. KERANGKA TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 15

A. Kerangka Teoretis... 15

1. Kinerja Guru... 15

2. Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 28

3. Budaya Organisasi ... 37

4. Motivasi Kerja... 48

B. Penelitian yang Relevan ... 54

C. Kerangka Berpikir... 57

1. Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja ... 57

2. Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap motivasi kerja... 58

3. Pengaruh budaya organisasi terhadap Kinerja guru... 59

4. Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru... 60

5. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru... 61

D. Hipotesis Penelitian... 62

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 64

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 64

B. Metode Penelitian... 64

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 65

D. Teknik dan Instrumen Penelitian ... 68

F. Teknik Analisis Data Penelitian... 77

(10)

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 87

A. Deskripsi Data... 87

B. Uji Persyaratan Analisis... 95

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan... 107

D. Pembahasan Hasil... 112

E. Keterbatasan Penelitian... 122

BAB V . SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN... 124

A. Simpulan... 119

B. Implikasi... 125

C. Saran... 128

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Hal.

2.1 Kompetensi Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran ... 22

3.1 Distribusi Populasi Penelitian... 66

3.2 Distribusi Sampel Penelitian... 68

3.3 Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 70

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Budaya Organisasi... 71

3.5 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 73

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Kerja... 74

4.1 Ringkasan Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif... 87

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Data Variabel Budaya Organisasi... 88

4.3 Tingkat Kecenderungan Data Budaya Organisasi ... 89

4.4 Distribusi Frekuensi Skor Data Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 90

4.5 Tingkat Kecenderungan Data Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 91

4.6 Distribusi Frekuensi Skor Data Motivasi Kerja... 92

4.7 Tingkat Kecenderungan Data Motivasi Kerja ... 93

4.8 Distribusi Frekuensi Skor Data Kinerja Guru... 94

4.9 Tingkat Kecenderungan Data Kinerja Guru ... 95

4.10 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Data Penelitian... 96

4.11 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3atas X1... 98

4.12 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3atas X2... 99

4.13 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X1... 101

4.14 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X2... 102

4.15 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X3... 104

4.16 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Data... 106

4.17 Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 107

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Hal.

2.1 Diagram Kinerja Menurut Teori Colquitt... 16

3.1 Paradigma Penelitian ... 65

3.2 Penentuan Jumlah Sampel ... 67

4.1 Histogram Skor Variabel Budaya Organisasi ... 89

4.2 Histogram Skor Variabel Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 91

4.3 Histogram Skor Variabel Motivasi Kerja ... 93

4.4 Histogram Skor Variabel Kinerja Guru ... 94

4.5 Grafik Linier Sederhana X3atas X1... 99

4.6 Grafik Linier Sederhana X3atas X2... 100

4.7 Grafik Linier Sederhana X4atas X1... 102

4.8 Grafik Linier Sederhana X4atas X2... 103

4.9 Grafik Linier Sederhana X4atas X3... 105

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Uraian Hal.

1. Instrumen Penelitian... 136

2. Sebaran Uji Coba Angket Budaya Organisasi ... 157

3. Perhitungan Validitas Angket Budaya Organisasi... 158

4. Perhitungan Reliabilitas Angket Budaya Organisasi ... 160

5. Sebaran Uji Coba Angket Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 162

6. Perhitungan Validitas Angket Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 163

7. Perhitungan Reliabilitas Angket Persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah ... 165

8. Sebaran Uji Coba Angket Motivasi Kerja... 168

9. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Kerja ... 169

10. Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Kerja ... 171

11. Data Pokok Penelitian ... 173

12. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian ... 177

13. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 184

14. Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana... 186

15. Uji Normalitas... 206

16. Uji Homogenitas ... 237

17. Perhitungan Korelasi Antar Variabel ... 253

18. Perhitungan Analisis Jalur... 259

19. Pengujian Model Jalur... 265

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana

untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi

masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi,

dan efisiensi pendidikan. Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak ada satu bangsa atau negara yang bisa

maju tanpa terlebih dahulu memajukan dunia pendidikan. Kemajuan dunia

pendidikan akan berdampak positif dalam upaya peningkatan sumber daya

manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dalam perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok, dan kehidupan setiap individu. Pendidikan berurusan langsung dengan pembentukan manusianya. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya.

Dari uraian di atas, dapat ditarik benang merah bahwa salah satu upaya

meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan kemampuan

sumber daya manusia pendidiknya, dalam hal ini guru. Dengan demikian,

maka guru sebagai tenaga pengajar dalam satu lembaga pendidikan perlu

meningkatkan kinerja guru supaya tidak berakibat pada menurunnya kualitas

(15)

2

bermuara pula pada rendahnya kualitas pendidikan khususnya di Kabupaten

Deli Serdang dan di Indonesia umumnya.

Pendidikan berkualitas akan terwujud jika proses belajar mengajar di

kelas berlangsung dengan baik, dalam arti guru yang melaksanakan proses

belajar mengajar telah melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran sampai evaluasi pembelajaran secara bermutu dan terpadu. Akan

tetapi guru yang berkualitas masih jauh dari harapan masyarakat. Kepala

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu

Pendidikan (BPSDMPMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.

Dr. Syawal Gultom menyatakan: “Uji kompetensi guru bertujuan untuk

pemetaan kompetensi dan sebagai titik awal penilaian kinerja guru. Secara

nasional, rata-rata kompetensi guru TK 58,87, SD 36,86%, SMP 46,15, SMA

51,35, SMK 50,02, dan pengawas 32,58” (Koran Kompas, Kamis 26 Juli 2012

halaman 12). Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru belum

optimal baik guru bersertifikat maupun yang belum bersertifikat. Hal ini

membuktikan persoalan kinerja guru tetap harus mendapat perhatian yang

serius dari pemerintah baik daerah maupun nasional.

Berdasarkan informasi dari pengawas SMP Kabupaten Deli Serdang,

diperoleh informasi tentang kinerja guru SMP Kabupaten Deli Serdang.

Beberapa informasi itu merujuk kepada kurangnya kinerja guru di sekolah, di

antaranya: (1) Masih banyak guru yang belum dapat menciptakan kondisi

belajar yang baik di dalam kelas, sehingga siswa terlihat kurang aktif dalam

(16)

3

orang guru yang mampu membangun kondisi belajar yang kondusif/

mendukung pembelajaran di kelas, selebihnya langsung memberikan materi

tanpa menciptakan kondisi belajar yang mendukung pembelajaran; (2) Banyak

guru hanya menggunakan metode ceramah dan mencatat di depan kelas. Dari

35 orang yang diamati hanya 17 yang terlihat melakukan metode bervariasi

serta mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran di kelas;

(3) Hampir tidak ada dari 35 orang guru yang melakukan umpan balik terhadap

hasil tugas rumah siswa. Guru hanya memeriksa lalu memberikan nilai tanpa

bertanya dan menjelaskan kelemahan siswa dalam menyelesaikan tugas

rumahnya.

Beberapa guru SMP di Kabupaten Deli Serdang yang diwawancarai

peneliti memberikan alasan yang membuat mereka malas bekerja baik, seperti:

suasana lingkungan kerja yang tidak kondusif seperti teman yang tidak saling

mendukung, kebijakan pimpinan yang kurang mendukung, serta siswa yang

tingkah lakunya menjengkelkan. Di lain pihak ada dari mereka yang sudah

tidak termotivasi lagi untuk bekerja lebih baik dari saat sekarang, menurun

semangatnya dalam mengajar, merasa bosan, jenuh dengan pekerjaan yang

disebabkan budaya organisasi di sekolah yang kurang berpihak pada kinerja

guru. Kondisi ini mengindikasikan guru tidak bekerja dengan baik di sekolah.

Peraturan Menteri Pendidikan No 16 tahun 2007 tentang kualifikasi dan

kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan, seorang guru dituntut memiliki

kompetensi yang baik untuk dapat melaksanakan seluruh tugas-tugasnya

(17)

4

mengungkapkan guru bermutu harus mempunyai: (1) kemampuan profesional;

(2) upaya profesional; (3) waktu yang tercurah untuk kegiatan profesional; dan

(4) akuntabilitas. Peran serta guru dalam pendidikan sebagaimana tertuang

dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 bahwa: “Guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah”.

Sehubungan dengan hal di atas, perlu dilakukan perbaikan dalam upaya

meningkatkan kinerja guru di sekolah. Salah satunya dengan mengkaji

berbagai faktor yang dimungkinkan mempengaruhi kinerja guru di sekolah.

Banyak teori yang mengkaji tentang kinerja, salah satunya teori yang

dikemukakan oleh Colquitt, dkk (2009:8):

A number of factors affect performance and commitment, including individual mechanisms (job satisfaction, stress, motivation, trust, justice and etics, learning and decision making), individual characteristics (personality and cultures values, ability), group mechanisms (team characteristics, team processes, leader power and influence, leader style and behaviours), and organizational mechanisms (organizational structure, organizational culture).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sejumlah faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah mekanisme individual (motivasi kerja, stres,

motivasi, kepercayaan, keadilan dan etika, pembelajaran dan pengambilan

keputusan); karakteristik individu (kepribadian dan nilai-nilai budaya,

kemampuan); kelompok mekanisme (tim karakteristik, tim proses, kekuasaaan

(18)

5

mekanisme organisasi (struktur organisasi, iklim kerja). Didasarkan pada teori

ini, kinerja (job performance) dapat ditentukan oleh faktor motivasi

(motivation). Selain motivasi kerja guru, salah satu faktor penting dalam

peningkatan kinerja guru adalah kepemimpinan transformasional kepala

sekolah serta budaya organisasi yang berlangsung di dalam organisasi.

Dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, guru selalu berinteraksi

dengan seluruh civitas sekolah. Sudah menjadi pemandangan umum guru harus

mengikut tradisi yang ada di sekolah, baik dalam bergaul maupun bekerja

(mengajar di kelas). Dalam hubungan antara manusia, budaya organisasi sangat

berpengaruh, baik antar pemimpin dengan bawahan, dan antara sesama

bawahan, bila budaya organisasi yang berlangsung tidak baik, maka kinerja

guru yang dihasilkan tidak akan baik. Ketidakbaikan ini akan dapat

menyebabkan seluruh komponen sekolah tidak akan menjalankan fungsinya

dengan benar, sehingga tujuan sekolah tidak tercapai secara maksimal.

Informasi yang diberikan pengawas SMP sehubungan dengan kondisi

ini, banyak kelalaian yang dikerjakan guru (seperti: terus berbicara dengan

rekan guru walaupun waktu sudah masuk, mampir sebentar di kantin sekolah

saat mengajar, berbicara dengan guru lain di luar kelas) sudah menjadi budaya

sekolah tersebut. Hal ini mengindikasikan kinerja guru sulit untuk

dimaksimalkan bila budaya di sekolah tersebut tidak mendukung atau

mencerminkan sebagai organisasi tempat belajar. Hasil penelitian yang

dilakukan Brahmasari dan Paniel (2009) dan Widodo (2011) mengemukakan

(19)

6

budaya organisasi dapat meningkatkan kinerja guru di sekolah. McShane, Von,

dan Mary (2008:460) mengatakan budaya organisasi yang kuat memiliki

potensi meningkatkan kinerja, dan sebaliknya bila budaya organisasinya lemah

mengakibatkan kinerja menurun.

Selain budaya organisasi, faktor yang lain yang mempengaruhi kinerja

guru adalah kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Umam

(2012:295) mengemukakan kepemimpinan transformasional semakin dirasakan

penting untuk diterapkan pada era saat ini karena dapat memberikan kontribusi

nyata dalam hal: (1) memberikan stimulan kepada bawahan maupun kolega

untuk memandang pekerjaan dari perspektif yang baru; (2) menumbuhkan

kepedulian terhadap visi dan misi dari tim kerja dan organisasi;

(3) mengembangkan kolega dan bawahan agar memiliki kemampuan dan

potensi yang lebih tinggi; (4) memotivasi kolega dan bawahan untuk

melakukan suatu hal secara berbeda dari biasanya; (5) memberikan

harapan-harapan yang lebih menantang; dan (6) mendorong pencapaian kinerja

organisasi yang lebih tinggi. Pemimpin harus bisa memberi spirit dan contoh

untuk senantiasa meningkatkan kualitas diri, visi akan bermakna bila

ditransformasi kedalam misi, program, tujuan, sasaran, kriteria keberhasilan

yang jelas, yang perlu dilakukan pemimpin adalah menciptakan iklim yang

mengedepankan hubungan antara anggota organisasi dan memberdayakannya

secara solid, pemimpin diminta menjadi model dan memotivator dalam

(20)

7

Kepala sekolah harus bersikap transformatif dan menghargai ide-ide

baru, cara baru, praktek-praktek guru dalam proses belajar mengajar di

sekolah. Menurut Bass dalam Sunarto (2004:6) istilah kepemimpinan

tranformasional adalah proses mempengaruhi secara transformasional,

kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai kepemimpinan yang

membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar bekerja demi

sasaran-sasaran tingkat tinggi yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya.

Yildiz dalam Danim dan Suparno (2009:94) menyatakan kepemimpinan

transformasional membantu kepala sekolah untuk membingkai sikap guru

untuk mengubah sekolah menjadi sekolah yang baik, sikap pemimpin

transformasional memotivasi dan menginspirasi orang di sekitar mereka.

Pemimpin sebagai orang khusus yang bertindak sebagai motivator yang

mencoba untuk mengembangkan potensi guru dalam bekerja. Akhirnya, kepala

sekolah yang menunjukkan karakteristik utama kepemimpinan

transformasional memiliki efek pada kepuasan antara guru dan kinerja guru

yang lebih baik di sekolah. Perilaku kepemimpinan transformasional

memberikan pengaruh kepada kinerja guru, dengan memberikan motivasi

kepada guru dapat membantu guru dalam menyelesaikan tugas di sekolah.

Implementasi kepemimpinan transformasional akan mempermudah

usaha kepala sekolah melakukan percepatan pertumbuhan kapasitas guru dalam

mengembangkan diri, bekerja lebih cerdas bahkan lebih keras untuk

mewujudkan reformasi sekolah yang lebih baik. Kepemimpinan

(21)

8

menghubungkan berbagai keputusan tanpa ada pihak yang merasa dirugikan di

sekolah, seperti halnya organisasi lainnya yang rawan terhadap komflik, baik

komflik individu maupun kelompok yang ditimbulkan kerena perbedaan

persepsi, cara pandang dan kepentingan yang dapat merusak pencapaian tujuan

lembaga.

Navickaitė (2010:142) menyatakan kepemimpinan transformasional

sangat penting bagi kepala sekolah yang ingin mencapai keberhasilan dan

keefektifan sekolah, terutama ketika menentukan arah sekolah, menciptakan

komunitas sekolah yang kompak dan solid, membangun hubungan diantara

semua anggota komunitas sekolah. Tujuan dari penelitian ini untuk menyelidiki

kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Dalam konteks penelitian ini,

hasil menunjukkan bahwa kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan

transformasional selama kepemimpinannya dan implementasinya dapat

membangkitkan kinerja guru, antara lain:(1) mengungkapkan tekad pribadi

guru untuk menerapkan perubahan; (2) mengungkapkan kekhawatiran guru

untuk pengembangan profesional guru; (3) menunjukkan dukungan untuk nilai

sekolah dan komunitas sekolah yang bermutu; dan (4) mendorong guru untuk

berhasil dalam mendidik siswa dengan pola kepemimpinan transformasional

yang diterapkan kepala sekolah.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kepemimpinan

transformasional yang diterapkan kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja

guru, dengan kepemimpinan transformasional yang diterapkan kepala sekolah

(22)

9

membentuk tim kerja yang kompak dan solid. Dengan demikian hasil

penelitian ini kemungkinan dapat terjadi di dunia pendidikan di Indonesia, jika

kepala sekolah dapat menerapkan kepemimpinan yang benar, khususnya

tentang kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh kepala sekolah

pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri.

Selain faktor budaya organisasi dan kepemimpinan transformasional

kepala sekolah, faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru adalah

motivasi kerja. Motivasi seorang guru akan terwujud pada perilaku yang

diarahkan pada pencapaian tujuannya dalam bekerja. Keinginan guru untuk

bekerja dengan baik di sekolah memberikan pencapaian hasil kerja yang

maksimal. Pada beberapa SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa, peneliti

menemukan kenyataan bahwa guru masih sering berkumpul di ruang guru saat

pelajaran masih berlangsung. Kebiasaan ini dibenarkan beberapa PKS

Kurikulum yang menyatakan bahwa guru berkumpul setelah memberikan

bahan catatan di kelas, ketika ditegur guru beralasan mencari bahan yang

tertinggal di meja kerjanya. Hal lain yang diinformasikan kepada peneliti, guru

kurang bersemangat dalam mengajar, baik guru PNS maupun honorer

dikarenakan beberapa hal, seperti: fasilitas belajar yang masih terbatas, tidak

ada teguran bagi guru yang malas, dan sebagainya. Hasil penelitian Samson

(2006) dan Siwantara (2009) menyatakan bahwa motivasi kerja mempengaruhi

kinerja seseorang.

Hasil penelitian Prasetyo dan Wahyuddin (2010:67) mengungkapkan

(23)

10

Kurnain (2006:84) bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh motivasi kerja erat

kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri yang

berangkat dari visi atas berbagai harapan akan keberhasilan usaha dan masa

depan yang lebih baik. Siagian (2002:255), menyatakan yang diinginkan

seseorang dari pekerjaannya pada umumnya adalah sesuatu yang mempunyai

arti penting bagi dirinya sendiri dan bagi instansi. Dengan kata lain, orang yang

bekerja di tempat kerja yang menyenangkan dan terisi dengan kegembiraan

mulai melihat pekerjaan mereka sebagai tempat untuk memenuhi berbagai

macam kebutuhan dan memperkuat motivasi untuk bekerja pada tingkat yang

lebih tinggi, karena unsur kesenangan berupa keceriaan dapat memotiviasikan

pekerja yang tertekan, stress, lelah atau tidak enak dalam bekerja (Bruce,

2003:121).

Dari uraian di atas penulis penting melakukan penelitian dengan judul:

Pengaruh Budaya Organisasi, Persepsi Tentang Kepemimpinan

Transformasional Kepala Sekolah, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru

SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja guru SMP Negeri di

(24)

11

3. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya organisasi terhadap motivasi

kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Serdang?

4. Apakah terdapat pengaruh langsung persepsi tentang transformasional

kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?

5. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru

SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?

6. Apakah terdapat pengaruh langsung persepsi tentang transformasional

kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung

Morawa Kabupaten Deli Serdang?

7. Apakah terdapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap kinerja guru

SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

banyak variabel yang dapat mempengaruhi kinerja guru, sehingga untuk lebih

terarah dan terfokusnya penelitian ini, penulis perlu membuat suatu batasan

masalah yang akan dikaji dan dianalisis dalam penelitian ini. Lingkup

penelitian ini adalah kinerja guru yang dipengaruhi oleh budaya organisasi,

persepsi tentang transformasional kepala sekolah, dan motivasi kerja.

Sedangkan subjek dalam penelitian ini dibatasi hanya pada guru SMP

(25)

12

mempertimbangkan fenomena awal dan kemampuan peneliti yang belum

memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah dituliskan di atas maka

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya organisasi terhadap motivasi

kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Serdang?

2. Apakah terdapat pengaruh langsung persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP Negeri

di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?

3. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru

SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?

4. Apakah terdapat pengaruh langsung persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?

5. Apakah terdapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap kinerja guru

SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh langsung budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru SMP

(26)

13

2. Pengaruh langsung persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung

Morawa Kabupaten Deli Serdang.

3. Pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

4. Pengaruh langsung persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang.

5. Pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambahkan

khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam

peningkatan kinerja guru.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja guru dalam

peningkatan mutu pendidikan.

2) Sebagai bahan masukan dalam melihat pengaruh antara budaya

organisasi persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

(27)

14

b. Bagi Kepala Sekolah

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan budaya organisasi,

persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, dan

motivasi kerja guru selama berada di sekolah.

2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan kinerja

guru.

c. Bagi Dinas Pendidikan

Memberikan masukan tentang upaya peningkatan kinerja guru

dalam mengajar yang dipengaruhi oleh faktor budaya organisasi, persepsi

tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, dan motivasi

(28)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

1. Budaya organisasi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja

SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa, artinya semakin baik budaya

organisasi maka semakin baik juga motivasi kerja SMP Negeri di

Kecamatan Tanjung Morawa.

2. Persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah

berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja SMP Negeri di Kecamatan

Tanjung Morawa, artinya semakin baik persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah maka semakin baik juga motivasi kerja

SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa.

3. Budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMP Negeri

di Kecamatan Tanjung Morawa, artinya semakin baik budaya organisasi

maka semakin baik juga kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung

Morawa.

4. Persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah

berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

(29)

131

transformasional kepala sekolah maka semakin baik juga kinerja guru SMP

Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa.

5. Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Tanjung Morawa, artinya semakin baik motivasi kerja maka

semakin baik juga kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung

Morawa.

B. Implikasi

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan

memberi dapat diberikan implikasi sebagai berikut:

1. Dengan diterimanya hipotesis penelitian pertama yakni terdapat pengaruh

langsung antara budaya organisasi terhadap motivasi kerja SMP Negeri di

Kecamatan Tanjung Morawa, maka perlu ditingkatkan budaya organisasi

untuk mengoptimalkan motivasi kerja SMP Negeri di Kecamatan Tanjung

Morawa. Budaya organisasi dapat ditingkatkan melalui kemampuan guru

beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Selain itu hasil penelitian

memberikan informasi kepada guru dalam meningkatkan interaksi di

sekolah sehingga dapat mempelajari budaya yang berlaku di sekolahnya.

Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam

meningkatkan budaya organisasi dan motivasi guru di sekolah. Hasil

penelitian juga memberikan informasi kepada sekolah dalam meningkatkan

budaya organisasi dan motivasi guru di sekolah.

Peningkatan budaya organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan

(30)

132

memberikan kemudahan pada guru untuk melihat dengan lebih jelas apa

yang menyebabkan seorang guru turut dalam setiap kegiatan di sekolah.

Selain itu, perlu perbaikan dalam penanganan orientasi tim untuk

meningkatkan budaya organisasi di sekolah. Harus ada upaya dalam

meningkatkan keinginan guru untuk bekerja secara bersama-sama dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan di sekolah. Dengan adanya perbaikan dalam

hal ini akan memberikan pengaruh yang baik pada motivasi kerja guru.

2. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kedua yakni terdapat pengaruh

langsung antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap motivasi kerja SMP Negeri di Kecamatan Tanjung

Morawa, maka perlu ditingkatkan persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah untuk mengoptimalkan motivasi kerja SMP

Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa. Persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dapat ditingkatkan melalui peningkatan

persepsi guru terhadap kemampuan kepala sekolah dalam memimpin guru

di sekolah. Selain itu hasil penelitian memberikan informasi kepada guru

dalam memandang setiap pengambilan keputusan kepala sekolah. Hasil

penelitian juga memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam

meningkatkan kemampuannya menerapkan kepemimpinan transformasional

di sekolah. Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada sekolah

dalam meningkatkan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan

(31)

133

Peningkatan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

sekolah dapat dilakukan dengan memaksimalkan pemberdayaan seluruh

perangkat sekolah. Hal ini dikarenakan salah satu kunci keberhasilan

sekolah adalah ketika seluruh pihak di dalam sekolah dapat bekerja secara

baik dan bersama-sama. Dengan memberdayakan seluruh komunitas

sekolah, kepala sekolah dapat menciptakan kondisi sekolah yang

mendukung seluruh aktivitas mengajar guru. Guru akan senang untuk ikut

serta dalam setiap kegiatan di sekolah, dan berkeinginan untuk

menunjukkan setiap hal baik sehubungan dengan keikutsertaannya di

sekolah.

Selain itu perlu perbaikan dalam melakukan tindakan pengawasan secara

transformatif. Dengan minimnya pengawasan yang dilakukan kepala

sekolah dapat memberi kelonggaran aturan pada guru untuk berbuat tidak

benar. Tanpa pengawasan yang ketat, guru semakin banyak meninggalkan

kelasnya dan perilaku tidak baik lainnya yang menunjukkan rendahnya

motivasi kerja guru.

3. Dengan diterimanya hipotesis penelitian ketiga yakni terdapat pengaruh

langsung antara budaya organisasi terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Tanjung Morawa, maka perlu ditingkatkan budaya organisasi

maka semakin baik juga kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung

Morawa. Budaya organisasi dapat ditingkatkan melalui kemampuan guru

beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Selain itu hasil penelitian

(32)

134

sekolah sehingga dapat mempelajari budaya yang berlaku di sekolahnya.

Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam

meningkatkan budaya organisasi dan kinerja guru di sekolah. Hasil

penelitian juga memberikan informasi kepada sekolah dalam meningkatkan

budaya organisasi dan kinerja guru di sekolah.

Peningkatan budaya organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan

kemampuan guru dalam memperhatikan detail kegiatan yang ada di sekolah

memberikan kemudahan pada guru untuk melihat dengan lebih jelas apa

yang menyebabkan seorang guru turut dalam setiap kegiatan di sekolah.

Selain itu, perlu perbaikan dalam penanganan orientasi tim untuk

meningkatkan budaya organisasi di sekolah. Harus ada upaya dalam

meningkatkan keinginan guru untuk bekerja secara bersama-sama dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan di sekolah. Dengan adanya perbaikan dalam

hal ini akan memberikan pengaruh yang baik pada kinerja guru.

4. Dengan diterimanya hipotesis penelitian keempat yakni terdapat pengaruh

langsung antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa,

maka perlu ditingkatkan persepsi tentang kepemimpinan transformasional

kepala sekolah untuk mengoptimalkan kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Tanjung Morawa. Persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dapat ditingkatkan melalui peningkatan

persepsi guru terhadap kemampuan kepala sekolah dalam memimpin guru

(33)

135

dalam memandang setiap pengambilan keputusan kepala sekolah. Hasil

penelitian juga memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam

meningkatkan kemampuannya menerapkan kepemimpinan transformasional

di sekolah. Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada sekolah

dalam meningkatkan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan

kinerja guru di sekolah.

Peningkatan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

sekolah dapat dilakukan dengan memaksimalkan pemberdayaan seluruh

perangkat sekolah. Hal ini dikarenakan salah satu kunci keberhasilan

sekolah adalah ketika seluruh pihak di dalam sekolah dapat bekerja secara

baik dan bersama-sama. Dengan memberdayakan seluruh komunitas

sekolah, kepala sekolah dapat menciptakan kondisi sekolah yang

mendukung seluruh aktivitas mengajar guru. Guru akan berusaha

semaksimal mungkin dalam memberikan pelayanan pengajaran di kelas.

Selain itu perlu perbaikan dalam melakukan tindakan pengawasan secara

transformatif. Dengan minimnya pengawasan yang dilakukan kepala

sekolah dapat memberi kelonggaran aturan pada guru untuk berbuat tidak

benar. Tanpa pengawasan yang ketat, guru semakin banyak meninggalkan

kelasnya dan perilaku tidak baik lainnya yang menunjukkan rendahnya

kinerja guru di sekolah.

5. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kelima yakni terdapat pengaruh

langsung antara motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di

(34)

136

mengoptimalkan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa.

Kinerja guru dapat ditingkatkan melalui peningkatan motivasi kerja di

sekolah. Selain itu hasil penelitian memberikan informasi kepada guru

dalam berkeinginan meningkatkan motivasi kerjanya bekerja di sekolah.

Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam

meningkatkan kemampuannya memimpin dan meningkatkan kinerja guru di

sekolahnya. Hasil penelitian juga memberikan informasi kepada sekolah

dalam meningkatkan motivasi kerja dan kinerja guru di sekolah.

Peningkatan motivasi kerja guru dapat dilakukan dengan memberikan

penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja baik di sekolah. Selain

itu dengan adanya pemberian penghargaan, setiap guru akan berusaha untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengajarnya. Hal ini tentu

saja memberikan peningkatan pada kinerja guru di sekolah.

Selain itu perlu perbaikan dalam memenuhi kebutuhan aktualisasi diri guru

di sekolah. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya kebebasan guru dalam

mengapresiasi setiap kemampuan yang dimilikinya di luar dari aturan

sekolah. Hal ini memberikan ketidakinginan guru untuk berbuat kreatif dan

leluasa dalam membuat perbedaan pembelajaran di kelas mereka. Kondisi

ini jelas memberikan pengaruh yang tidak baik peningkatan kinerja guru di

(35)

137

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kajian implikasi disarankan

kepada beberapa pihak yang terkait dengan penelitian, sebagai berikut:

1. Dengan diterimanya hipotesis penelitian pertama yakni terdapat pengaruh

langsung antara budaya organisasi terhadap motivasi kerja pada guru SMP

Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa, maka disarankan kepada guru,

kepala sekolah, dan dinas pendidikan untuk meningkatkan budaya

organisasi di sekolahnya. Peningkatan budaya organisasi dapat dilakukan

melalui perbaikan dalam penanganan orientasi tim untuk meningkatkan

budaya organisasi di sekolah. Harus ada upaya dalam meningkatkan

keinginan guru untuk bekerja secara bersama-sama dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan di sekolah. Dengan adanya perbaikan dalam hal ini akan

memberikan pengaruh yang baik pada motivasi kerja guru.

Hal ini dapat dilakukan guru dengan keterlibatannya dalam berbagai

kegiatan di sekolah, seperti: terlibat secara aktif dalam kegiatan sekolah.

Selain itu, kepala sekolah harus membuat berbagai kegiatan yang dapat

membaurkan para guru di sekolah, di antaranya: mengadakan kegiatan

pengajian rutin di sekolah, arisan guru dan pengawai sekolah, dan

sebagainya. Kepada sekolah disarankan untuk tidak membedakan para guru

dalam keterlibatan di sekolah.

2. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kedua yakni terdapat pengaruh

langsung antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

(36)

138

Morawa, maka disarankan kepada guru, kepala sekolah, dan dinas

pendidikan untuk meningkatkan persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah. Peningkatan persepsi tentang

kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat dilakukan dengan

meningkatkan tindakan pengawasan secara transformatif pada memberikan

pengaruh yang paling kecil (minim). Dengan minimnya pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah dapat memberi kelonggaran aturan pada guru

untuk berbuat tidak benar. Kondisi ini jelas memberikan pengaruh yang

tidak baik dalam peningkatan motivasi kerja guru di sekolah. Tanpa

pengawasan yang ketat, guru semakin banyak meninggalkan kelasnya dan

perilaku tidak baik lainnya.

Dalam hal ini disarankan kepada guru untuk memandang secara positif

bentuk kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah.

Kepada kepala sekolah disarankan untuk berlatih terus dan mempelajari

buku-buku kepemimpinan transformasional, di antaranya: mengikuti

berbagai pelatihan kepemimpinan, membeli dan membaca buku-buku

kepemimpinan, dan sebagainya. Kepada sekolah disarankan untuk

mengadakan pelatihan bagi guru-guru dan kepala sekolah terkait

kepemimpinan di sekolah.

3. Dengan diterimanya hipotesis penelitian ketiga yakni terdapat pengaruh

langsung antara budaya organisasi terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Tanjung Morawa, maka disarankan kepada guru, kepala

(37)

139

Peningkatan budaya organisasi dapat dilakukan melalui perbaikan dalam

penanganan orientasi tim untuk meningkatkan budaya organisasi di sekolah.

Harus ada upaya dalam meningkatkan keinginan guru untuk bekerja secara

bersama-sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan di sekolah. Dengan

adanya perbaikan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang baik pada

kinerja guru.

Hal ini dapat dilakukan guru dengan keterlibatannya dalam berbagai

kegiatan di sekolah, seperti: terlibat secara aktif dalam kegiatan sekolah.

Selain itu, kepala sekolah harus membuat berbagai kegiatan yang dapat

membaurkan para guru di sekolah, di antaranya: mengadakan kegiatan

pengajian rutin di sekolah, arisan guru dan pengawai sekolah, dan

sebagainya. Kepada sekolah disarankan untuk tidak membedakan para guru

dalam keterlibatan di sekolah.

4. Dengan diterimanya hipotesis penelitian keempat yakni terdapat pengaruh

langsung antara persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tanjung Morawa,

maka disarankan kepada guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan untuk

meningkatkan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

sekolah. Peningkatan persepsi tentang kepemimpinan transformasional

kepala sekolah dapat dilakukan dengan meningkatkan tindakan pengawasan

secara transformatif pada memberikan pengaruh yang paling kecil (minim).

Dengan minimnya pengawasan yang dilakukan kepala sekolah dapat

(38)

140

ini jelas memberikan pengaruh yang tidak baik dalam peningkatan motivasi

kerja guru di sekolah. Tanpa pengawasan yang ketat, guru semakin banyak

meninggalkan kelasnya dan perilaku tidak baik lainnya.

Dalam hal ini disarankan kepada guru untuk memandang secara positif

bentuk kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah.

Kepada kepala sekolah disarankan untuk berlatih terus dan mempelajari

buku-buku kepemimpinan transformasional, di antaranya: mengikuti

berbagai pelatihan kepemimpinan, membeli dan membaca buku-buku

kepemimpinan, dan sebagainya. Kepada sekolah disarankan untuk

mengadakan pelatihan bagi guru-guru dan kepala sekolah terkait

kepemimpinan di sekolah.

5. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kelima yakni terdapat pengaruh

langsung antara motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Tanjung Morawa, maka disarankan kepada dinas pendidikan

untuk berusaha meningkatkan motivasi para guru. Peningkatan motivasi

kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan aktualisasi diri guru di sekolah.

Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya kebebasan guru dalam

mengapresiasi setiap kemampuan yang dimilikinya di luar dari aturan

sekolah.

Kepada guru disarankan untuk meningkatkan motivasi kerja di sekolah, di

antaranya: selalu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, hadir tepat

waktu, dan melakukan berbagai upaya perbaikan pembelajaran di kelas.

(39)

141

bagi guru di sekolah, di antaranya: mendukung setiap kegiatan pembelajaran

yang dilakukan guru, memberikan reward (penghargaan) kepada guru-guru

yang berprestasi baik di sekolah, dan membantu guru yang mengalami

masalah pekerjaan di sekolah. Kepada dinas pendidikan harus dapat

melakukan upaya memotivasi guru, di antarnya: mendukung setiap kegiatan

guru di sekolah, memberikan pelatihan-pelatihan pengembangan

kemampuan mengajar kepada para guru, mendukung kebijakan kepala

sekolah yang bertujuan meningkatkan kemampuan guru.

6. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk melihat pengaruh

budaya organisasi, persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala

sekolah, motivasi kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Tanjung Morawa, mengingat kinerja guru sangat dibutuhkan untuk

mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Selain itu perlu dikembangkan

hal-hal lain yang mempunyai keterkaitan dengan kinerja guru di luar dari

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 1998.Psikologi Kerja.Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

________________. 2004. Prosedur Penelitian: Suatu Pelaksanaan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Brahmasari, Ida Ayu. dan Peniel Siregar. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT. Central Proteinaprima Tbk”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 7, Nomor 1, Februari 2009

Colquit Jason A., Jeffry A.Lepine, Michael J.Wesson. 2007. Organizational Behaviour. New York: Mc Graw Hill

Danim, Sudarwan dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta

Davis, Keith dan John W.Newstroom. 1996. Perilaku Dalam Organisasi, Jilid 1 dan 2, Penerjemah Agus Dharma,Jakarta: Erlangga

Gibson, James L., John M. Ivancevich, dan James H. Donnelly. 2012.Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses – Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam

Pendidikan. Semarang: Rajawali

Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE UGM

Hofstede, Geert. 1997. Cultures and Organizations Software of The Mind. New York: Mc Graw Hill

Husaini. 2008. Manajemen, Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Ivancevich. J.M. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama

(41)

143

Kusnendi. 2005. Analisis Jalur: Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS & LISREL. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Luthans, Fred. 2006.Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Mangkunegara, AA Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

McShane, Steven L., Von Glinow dan Mary Ann. 2008.Organizational Behavior.

USA: McGraw Hill-International

Muijen, J.J, Den Hartog D.N, & Koopman V. 1997. Transactaional vs transformantional leadership & Organization culture: An analysis of the MLQ.Journal of Occupational and Organizational Psychology 70

Mulyana, D dan Rakhmat, J. 2003. Komunikasi Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Rosdakarya

Mulyasa, E. 2003. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya

_________. 2011. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Munir, Ningki. 2008.Knowledge Management Audit. Jakarta: PPM Nasution, S. 2003.Konsep Dasar Pendidikan. Bandung: Jemmars

Neal, Andrew dan Griffin, Mark A. 2001. “Safety Climate and Safety Behaviour”.

Australian Journal of Management, Vol. 27, Special Issue 2002, The Australian Graduate School of Management

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Rivai, Veithzal. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Robbins, Stephen P. 2006.Organisational Behaviour. New York: Mc Graw Hill Sagala, Syaiful. 2008.Budaya dan Reinventing, Organisasi Pendidikan. Bandung:

(42)

144

Samson, L. ”Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Karyawan PDAM di Kota Ambon”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006

Schumacker, Randal E., Richard G. Lomax. 1996. A Beginner’s Guide to SEM. Mahwah. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. Inc. Pub.

Sedarmayanti. 2002.SDM dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju Siagian P, Sondang. 2002. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.

Jakarta: Gunung Agung

Siwantara, I Wayan. 2009. “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja Serta Iklim Organisasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Dosen Politeknik Negeri Bali”.Ragam, Vol. 9, No. 2, Agustus 2009

Soemanto, Wasty. 1987.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara

Stoner Edward Freeman, James F. 2001. Management, 5th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Engiewood Cliffs

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sunarto. 2004.Perilaku Organisasi. Yogjakarta: Amus

Suryadi, Perwiro Sentono. 2008. Model Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, Asia dan Timur Jauh. Jakarta: Bumi Aksara

Sutrisno, Edy. 2009.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Kencana Umam, Khaerul. 2012.Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada

(43)

145

Widodo. 2011. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru”. Jurnal Pendidikan Penabur – No. 16, Tahun ke-10, Juni 2011

Williams, EB. 1979.The Scribner-Bantam English Dictionary. Toronto: Bantam Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Gambar

TabelUraian
Gambar Uraian

Referensi

Dokumen terkait

Fasilitas pembelajaran seperti kebutuhan modul analisis dan peralatan, ketersediaan ruangan serta jumlah guru yang cukup. Khusus untuk kebutuhaan alat dan bahan

di DIY yang dilaksanakan di STIKes „Aisyiyah Yogyakarta telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh MTKP, perbedaan pada persyaratan administrasi 2) Proses

Dapat di dudukkan dan menumpu pada kedua tangannya. - Usia 8 bulan : Mampu duduk sendiri dan mengambil posisi ongkong-ongkong dan bertahan sebentar. Permasalahan akan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar ragam hias pada siswa kelas VII-C SMP Negeri 2 Mojolaban Sukoharjo tahun

Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan

No.KK No.KK No.KK No.KK NIK NIK NIK NIK NAMA NAMA NAMA NAMA TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR UMUR UMUR

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

A Needs Analysis For Designing An Esp-Based Syllabus In An Islamic Studies Education Program.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu