PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA
RINGAN KELAS III DI SLBN TRITUNA SUBANG SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Khusus
Disusun oleh:
SRI MULYATI 1106685
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA
RINGAN KELAS III DI SLBN TRITUNA SUBANG
Oleh
SRI MULYATI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus
Fakultas Ilmu Pendidikan
SRI MULYATI
Univarsita Pendidikan Indonesia Oktober 2014
Hak cipta dilindungi oleh undang- undang
PENGESAHAN SKRIPSI
SRI MULYATI
PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA
RINGAN KELAS III DI SLBN TRITUNA SUBANG
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing
Pembimbing I
Dra. Hj. PudjiAsri, M.Pd. NIP 19510326 197903 2 002
DosenPembimbing II
Drs. Nandi Warnandi, M.Pd. NIP 19590525 198403 1 001
KetuaJurusan PKH
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
1 Penggunaan Puzzle……… 29
2 Format Observasi……….. 36
3 SiklusPelaksanaan PTK……… 38
4 JadwalPelaksanaanPenelitian……….. 39
5 Kisi-kisiTesBelajarMembacaPermulaan………... 42
6 Namaparaahli (judge)……….. 44
7 PerolehanNilaiSiswa………... 45
8 NilaiMembacaSiklus I………. 46
9 NilaiMembacaSiklus II……… 47
10 NilaiMembacaSiklus III……….. 48
11 Tabel Rata-rata PerolehanNilai……… 48
12 Grafik Rata-rata PerolehanNilai………... 50
13 Format Observasisiklus1 ..……….. 49
14 Format Observasisiklus 2………. 51
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
1 SuratPernyataan Expert Judgement…….……… 61
2 SuratKeteranganPenelitian……….. 64
3 AssesmenMembacaPermulaan……… 69
4 RPP siklus 1……….. 119
5 NilaiHasilKerjaPesertaDidikSiklus 1……….. 129
6 Format Observasi………... 134
7 RPP Perbaikan 2………... 135
8 NilaiHasilKerjaPesertaDidikSiklus 2……….. 144
9 Format Observasi……….. 149
10 RPP Perbaikan 3……… 150
11 NilaHasilKerjaPesertaDidikSiklus 3……… 158
12 Format Observasi………...………... 163
13 FotoKegiatanPelaksanaanPenelitianSiklus 1..……….. 164
14 FotoKegiatanPelaksanaanPenelitianSiklus 2..……….……. 165
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Sri Mulyati, 2014, Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III di SLBN Trituna Subang
Pembelajaran membaca permulaan bagi anak tunagrahita ringan merupakan pembelajaran yang sulit dilakukan mengingat kemampuan kognitif siswa tunagrahita ringan di bawah siswa normal. hal ini menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran membaca dibandingkan dengan siswa normal. Peneliti mencoba menanggulangi kesulitan membaca permulaan siswa tunagrahita dengan menggunakan media puzzle kata yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca pada siswa..Peneliti
mengangkat judul “Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III di SLBN Trituna Subang”. Penelitian inia kan membahas tentang penggunaan media puzzle, aktifitas siswa, dan hasil belajar yang diperoleh setelah menggunakan media puzzle. Tujuan dari penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa tunagrahita dan mendeskripsikan aktifitas siswa dalam menggunakan media puzzle. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas .Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa tunagrahita kelas III SLBN Trituna Subang mengalami peningkatan setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan media puzzle. Peningkatan siswa diketahui dengan hasil tes membaca yang dilaksanakan pada pra-siklus, akhir siklus I, akhir siklus II, dan akhir siklus III menunjukkan peningkatan skor rata-rata perolehan siswa pada pra-siklus sebesar 53 (rendah), pra-siklus I sebesar 62,54 (batas bawah), pra-siklus II sebesar 67,2 (tinggi batas bawah) dan siklus III sebesar 71,2 (tinggi batas atas). Skor maksimal sebesar 76. Aktifitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media puzzle menunjukkan hasil yang baik. Siswa aktif dalam pembelajaran karena media yang digunakan menarik bagi siswa. Pengunaan media puzzle sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa tungrahita ringan serta membangkitkan motivasi dan semangat belajar siswa sehingga hasil belajar meningkat. Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan penelitian yang mendukung peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca terus dilakukan oleh setiap guru dengan menggunakan media yang menarik sehingga potensi yang dimiliki siswa dapat tergali dan mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan.
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Sri Mulyati,2014, “The Use of Words Puzzle Media to Increase the Mild Retardation Students’ Early Reading Ability in the Beginning Level of 3rd Grade Students in SLBN
TritunaSubang”.
Learning early reading in the beginning level for disable students is a hard thing to do concerning their low cognitive ability compared to the normal students. Thisleads to an ineffectiveness of learning early reading process for disable students. The researcher to overcome this problemby using word puzzle media. This media is expected
to increase students’ early reading ability. The researcher entitle “The Use of Words Puzzle Media to Increase the Mild Retardation Students’ early Reading Ability in the Beginning Level of 3rdGrade Students in SLBN TritunaSubang” will examine the use of words puzzle media, students activity and learning outcome gained after applying the media. The purpose of this research is to increase the early reading ability and describe
students’ activity in using words puzzle media. The research method used in this research
in class action research. The research concluded that the learning outcome of 3rd grade disabled students in SLBN TritunaSubang has increased significantly. The increase was shown from thearly reading test result in pre-cycle, end cycle 1, end of cycle 2, and end of cycle 3. The study found out the average score had increase significantly. In pre cycle(53 score- low), in cycle 2, (62,54 score-low limit) in cycle 3 (71,2-hight limit) and the maximum score was 76. It also noted that students were activity engaged in the learning process. It was due to the media used for learning early reading was interesting
for them. The use of word puzzle media is really effective to increase students’ reading
ability and motivate them to learn reading better. Based on the research finding, the writer hopes every teacher can develop new techniques in teaching reading using
interesting media to increase students’ ability and develop students’ potentiality to
achieve a satisfying outcome.
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan suatu bahan kajian yang memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi bagi siswa tunagrahita apabila diajarkan dengan ceramah akan menjadi
materi abstrak (tidak nyata). Salah satu cara untuk mengatasi problem terhadap
pembelajaran adalah diperlukan pengalaman menggunakan benda-benda kongkrit.
Sedangkan untuk menjembatani keabstrakan atau prinsip dan konsep Bahasa
Indonesia, maka diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa
tunagrahita.
Siswa tunagrahita dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata
pelajaran bahasa Indonesia diperlukan pelayanan khusus sesuai dengan kondisi
tunagrahita. Oleh karena itu untuk membantu kelancaran belajar bahasa Indonesia
sangat diperlukan penunjang media atau alat untuk memberikan pengalaman yang
berarti dan membentuk pemahaman anak. Alat peraga juga dapat berfungsi dengan
baik apabila dapat memberikan pengalaman yang bermakna, mengaktifkan dan
menyenangkan siswa. Salah satu media yang sesuai dengan kondisi anak tunagrahita
sehingga dapat diangkat dalam penelitian ini, yaitu media puzzle. Dimana dalam
memahaminya perlu tingkat kecerdasan yang sesuai dengan kemampuan dasar yang
dimiliki.
Menurut Jean Piaget dalam (Asrori,2007,hlm.12) inteligensi dapat diartikan
sama dengan “kecerdasan” yaitu seluruh kemampuan berfikir dan bertindak secara
adaptif termasuk kemampuan-kemampuan mental yang komplek secara berfikir,
mempertimbangkan, menganalisis, mengevaluasi dan menyelesaikan
persoalan-persoalan. Inteligensi yang terbatas tentunya dapat berpengaruh dalam segi
kognitif;membaca, menulis dan berhitung.
2
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menulis, dan berhitung tidak lepas dari kharakteristik siswa tunagrahita seperti :
hambatan sosial komunikasi, kesulitan mengenali simbol, cepat lupa dan perlu latihan
yang berulang-ulang, berkaitan dengan hal tersebut maka siswa tunagrahita
memerlukan strategi dan teknik proses penyampaian pembelajaran yang tepat.
Dalam pembelajaran membaca strategi, teknik dan proses penyampaian yang
tepat sangat diperlukan untuk dapat memecahkan permasalahan membaca pada siswa
tunagrahita. Selama ini strategi, teknik dan pembelajaran banyak dilakukan guru agar
siswadapat membaca.
Salah satu hal yang sangat penting dalam mengupayakan pembelajaran yang
bermutu dan menyenangkan adalah ketersediaan media pembelajaran. Media
pembelajaran ini tidak dapat dianggap sepele karena dengan penggunaan media
pembelajaran yang tepat, praktis, dan menarik akan membuat para siswa menjadi
senang belajar, dan mudah menyerap materi pembelajaran yang diberikan. Bahkan
dengan penggunaan media tersebut akan dapat memenuhi harapan yang dikemukakan
dalam pakem pembelajaran yakni pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan.
Suatu media pembelajaran diharapkan dapat membangkitkan semangat, minat,
dan menciptakan rasa senang bagi siswa dalam proses pembelajaran. Hal itu bukanlah
suatu hal yang mudah tetapi harus diupayakan sedemikian rupa. Untuk menguasai
bidang-bidang pembelajaran seperti tersebut di atas bukanlah suatu hal yang mudah
untuk dilakukan oleh seorang guru, tetapi menuntut adanya kesungguhan, kreativitas
yang tinggi, serta inovasi-inovasi yang relevan untuk mencapai suatu keberhasilan
yang efektif dan efisien. Salah satu syarat yang harus diperhatikan adalah bahwa
media yang dipergunakan itu harus disesuaikan dengan sifat, dan karakteristik siswa,
serta harus dipertimbangkan dari segi kepraktisan dan dapat tidaknya media itu
menimbulkan rasa senang para siswa.
Tanpa adanya alat pendukung yang tepat, praktis, dan menarik dalam proses
pembelajaran jangan diharap akan mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
3
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencapai suatu keberhasilan secara riil dalam proses pembelajaran diperlukan
langkah-langkah, metode, serta media yang sekiranya dapat memenuhi proses
pembelajaran yang aktip, kreatif, dan menyenangkan.
Suatu hal yang sudah tentu dihadapi dalam pembelajaran anak tunagrahita,
adalah bahwa para siswa tunagrahita itu akan cepat merasa bosan, tidak tahan lama
dalam belajar, cepat lupa, rendah motivasi belajarnya, dan sulit dalam menguasai
materi pembelajaran. Menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut maka seorang
guru dalam pendidikan siswa tunagrahita harus melakukan berbagai tindakan atau
pembelajaran yang kreatif dan memiliki kepekaan terhadap situasi yang ditemui, serta
perlu mencari berbagai solusi agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan
efisien, karena mau tidak mau bila mengharapkan keberhasilan dalam proses
pembelajaran maka permasalahan-permasalahan seperti siswa tunagrahita merasa
cepat bosan, tidak tahan lama dalam belajar, cepat lupa dan rendah motivasi
belajarnya harus diatasi dengan tepat.
Permasalahan yang ada di dalam kelas yang ditemui dalam pembelajaran
membaca pada siswa kelas III SDLBN Trituna Subang di dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia yaitu siswa yang belum bisa membaca sehingga anak belum
mencapai nilai yang diharapkan. Adapun nilai perolehan siswa adalah sebagai
berikut:
Nilai kurang (50-55) berjumlah 2 orang (40%)
Nilai cukup (60-65) berjumlah 1 orang (20%)
Nilai baik (70-75) berjumlah 2 orang (40%)
Dari data tersebut di atas jelas terlihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai
dibawah 70 berjumlah 3 orang atau 60% dari jumlah 5 orang anak. Setelah dilakukan
kajian ternyata ada beberapa kendala yang menyebabkan anak sulit untuk
merangkaikan suku kata dan membacanya.
Kemampuan siswa baru dapat mengenal huruf-huruf dan sebagian baru dapat
membaca sampai suku kata. Selama ini beberapa startegi, teknik dan proses
4
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa tunagrahita tersebut. Adapun pembelajaran membaca permulaan yang sudah
dilakukan oleh guru adalah menggunakan metode SAS yaitu menulis kata di papan
tulis beserta gambarnya kemudian kata tersebut dibacakan dan diikuti oleh anak
kemudian ditulis pada buku tulis masing-masing kemudian anak mencoba untuk
membacanya dibimbing oleh gurunya. Kemudian metode yang sudah dilakukan
lainnya yaitu dengan menggunakan kartu bergambar, dan juga metode
game/permainan mencocokan kata dengan gambar. Namun teknik, strategi serta proses pembelajaran yang sudah dilakukan belum dapat memecahkan permasalahan
sehingga anak masih kesulitan untuk membaca.
Dengan demikian suatu media pembelajaran harus bermanfaat dalam
meningkatkan kelancaran pembelajaran bagi siswa tunagrahita, selain itu dapat
menumbuhkan perhatian, minat dan rasa senang siswa dalam proses pembelajaran
juga media pembelajaran harus efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sehubungan dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka munculah
ide untuk membuat media pembelajaran yang dapat membantu anak didik khususnya
siswa tunagrahita untuk dapat membatu siswa agar dapat membaca dengan mudah,
media yang dimaksud adalah Puzzle Kata yang diharapkan siswa dapat meningkatkan
kemampuan membaca permulaan dengan media yang lebih komunikatif dan
intertaktif.
Oleh karena itu, penulis perlu melakukan penelitian tindakan kelas untuk
mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan penggunaan media puzzle untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa tuagrahita ringan. Karena
media puzzle adalah suatu bentuk kegiatan yang menggembirakan dan dapat
menunjang tercapainya tujuan instruksional dalam pengajaran bahasa Indonesia baik
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor (Rusefendi, 1998:312). Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur
untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses dan hasil
5
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Sasaran Tindakan
Dalam penelitian ini, sasaran tindakan adalah siswa kelas III SLB Negeri
Trituna Subang sebanyak 5 orang siswa tunagrahita ringan. SDLB Negeri Trituna
terletak di Jalan Dangdanggula Kelurahan Pasirkareumbi Kabupaten Subang. Asal
siswa dari lingkungan penduduk di daerah kecamatan Subang kabupaten Subang.
Kebanyakan keadaan ekonomi kurang mampu, sehingga banyak siswa yang kemauan
belajarnya rendah dan mengalami kesulitan belajar.
Personal sekolah terdiri dari 1 kepala sekolah, 18 guru dan 5 staf. Dengan guru
yang memadai tersebut di atas proses belajar mengajar dapat berjalan lancar. Dengan
kelancaran proses belajar mengajar tersebut, siswa-siswa di SDLB Negeri Trituna
Kecamatan Subang, dapat mencapai prestasi belajar dengan baik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran pada latar belakang masalah yang telah dijelaskan
tersebut di atas, maka secara umum permasalahan penelitian ini adalah:
1. Apakah penggunaan media puzzle dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan siswa tunagrahita ringan kelas III di SDLB Trituna Subang?
2. Bagaimana aktivitas siswa dalam menggunakan media puzzle?
D. Hipotesis Tindakan
1. Penggunan media puzzle dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan pada siswa tunagrahita ringan.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan
media puzzle dapat membuat siswa lebih aktif
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan di antaranya:
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan media puzzle dapat meningkatkan
6
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa tunagrahita ringan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media puzzle.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai pihak, diantaranya:
1. Manfaat bagi guru
a. Memperbaiki kualitas pembelajaran yang dikelolanya;
b. Mengembangkan profesionalisme guru;
c. Mengembangkan otonomi sebagai guru profesional;
d. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan; dan
e. Sebagai bahan acuan bagi penelitian lanjutan.
2. Manfaat bagi siswa tunagrahita
a. Memperbaiki hasil belajar;
b. Meningkatkan motivasi membaca siswa; dan
c. Terciptanya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Mendorong terciptanya inovasi baru dalam proses pembelajaran;
b. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah;
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan. Pada penelitian tindakan peneliti
menekankan kepada kegiatan tindakan dengan menguji cobakan suatu ide kedalam
praktik atau situasi nyata dalam skala mikro, yang diharapkan tujuan tersebut adalah
mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar mengajar
Setiap penelitian mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan dengan
penelitian yang lain. Penelitian tindakan mempunyai karakteristik tersendiri. Adpun
ciri dari penelitian tindakan antara lain sebagai berikut:
1. Bersifat situasional kontekstual yang terkait dengan mendiaknosis dan
memecahkan masalah dalam konteks tertentu.
2. Menggunakan pendekatan yang kolaboratif.
3. Bersifat partisipatori (jika peelitian tindakan dilakukan secara tim), yakni
masing-masing anggota tim ikut mengambil bagian dalam pelaksanaan
penelitiannya.
4. Bersifat self evaluative, yakni peneliti melakukan evaluasi sendiri secara
kontinu untuk meningkatkan praktik kerja.
5. Prosedur penelitian tindakan bersifat on the sport yang didesain untuk
mengalami sasalah konkret yang ada ditempat itu juga.
6. Temuannya diterapkan segera dan perspektif jangka panjang.
7. Memiliki sifat keluwesan dan adiktif.
Dijelaskan oleh Wahidmurni dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas;
32
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak untuk digeneralisasi, mengingat karakteristik siswa, kondisi
kelas/sekolah/madrasah berbeda.(Wahidmurni,2008,hlm.8)
B. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDLB Negeri Trituna yang
beralamat di Jalan Dangdangula Kabupaten Subang. Pertimbangan penulis
mengambil lokasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jarak tempat penelitian tidak terlalu jauh dari rumah
2. Peluang waktu yang luas.
3. Subjek penelitian sesuai dengan profesi penulis.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini meliputi 5 orang siswa tunagrahita ringan kelas III
SDLB Negeri Trituna Kabupaten Subang. Lengkapnya data-data siswa yang
mengikuti pembelajaran dalam PTK dapat dilihat di bawah ini :
1. Subjek siswa pertama bernama Iqbal, merupakan siswa laki-laki yang berusia
9 tahun yang termasuk dalam kategori siswa tunagrahita ringan. Dalam
pembelajaran membaca, siswa baru mengenal huruf-huruf dan masih kesulitan
untuk menggabungkan menjadi suku kata dan kata.
2. Subjek siswa kedua bernama Kevin, merupakan siswa laki-laki kelas III sama
seperti Iqbal berusia 9 tahun termasuk dalam kategori siswa tunagrahita
ringan,Siswa ini yang paling menonjol di antara teman-temannya karena dia
yang sudah dapat membaca beberapa suku kata dan kata.
3. Subjek siswa ketiga bernama Kurniawan berusia 9 tahun, siswa termasuk ke
dalam siswa tunagrahita ringan. Dalam pembelajaran membaca, siswa baru
menguasai suku kata.
4. Subjek siswa keempat bernama Rifki, merupakan siswa laki-laki yang berusia
33
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran membaca, siswa baru mengenal huruf-huruf dan masih kesulitan
untuk menggabungkan menjadi suku kata dan kata.
5. Subjek siswa kelima bernama Rifki, merupakan siswa laki-laki yang berusia 9
tahun yang termasuk dalam kategori siswa tunagrahita ringan. Dalam
pembelajaran membaca, siswa baru mengenal huruf-huruf dan masih kesulitan
untuk menggabungkan menjadi suku kata dan kata
D. Siklus Tindakan
Penelitian dilakukan dalam 3 siklus tindakan yang terdiri dari:
1. Tahap Perencanaan Tindakan Kelas
Supaya penelitian tindakan kelas (classroom action research) ini dapat berjalan
secara efektif dan efisien, maka perlu direncanakan secara matang. Perencanaan yang
dilakukan peneliti sebelum tindakan dilakukan, di antaranya menyangkut alat, materi,
kelas, dan siswa bagaimana dipersiapkan peneliti. Hal ini dimaksudkan agar seluruh
rangkaian kegiatan penelitian tersusun secara sistemik dan sistematis. Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai rencana yang dilakukan peneliti
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Alat
Alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan ini pada dasarnya tidak
terlalu rumit, bahkan bisa dikatakan sederhana. Hanya mempersiapkan media berupa
papan puzzle, kata beserta gambar. Hal ini dimaksudkan agar anak interaktif untuk
belajar membaca.
2) Materi
Sehubungan dengan materi tentang “penggunaan media puzzle kata untuk
meningkatkan kemampuan siswa membaca kata ” materi berhubungan dengan “
kata-kata benda sederhana” sebanyak 15 kata merupakan materi yang sifatnya umum yang
ada dalam buku sumber yang menjadi pegangan guru dan siswa, maka materi
pelajarannya dikemas oleh guru, pengemasan materi didasarkan atas tujuan yang
34
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelajaran dikemas dalam bentuk latihan soal-soal dengan pengerjaannya
menggunakan papan puzzle.
3) Siswa dan Kelas
Jumlah siswa yang ada di kelas 3 SDLB Negeri Trituna Kecamatan Subang
sebanyak 5 siswa. Duduk di dalam meja dan kursi berbentuk lingkaran. Hal ini
dilakukan agar terjadi komunikasi multi arah diantara para siswa. Dengan terjadinya
komunikasi multi arah, pengetahuan pra-penelitian lebih tergali oleh para siswa.
Pada tahap perencanaan ditentukan hal-hal sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses
pembelajaran di kelas.
2) Pemilihan topik dan permasalahan yang akan diteliti sesuai dengan hasil dari
identifikasi masalah yang telah dilakukan.
3) Melakukan pendalaman materi bacaan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
4) Menyusun desain penelitian dan kisi-kisi instrumen penelitian, dalam hal ini
pedoman observasi untuk pengumpulan data.
5) Persiapan sarana dan prasarana, yaitu menyiapkan media puzzle menjadi alat
peraga untuk belajar membaca permulaan, dan menyiapkan ruang belajar sebagai
tempat penelitian.
6) Menyusun materi dan skenario pembelajaran yang akan disampaikan dalam proses
Penelitian Tindakan Kelas.
7) Indikator kinerja, yaitu sebagai tolok ukur keberhasilan siswa. Siswa mengikuti
pembelajaran secara aktip dengan perasaan senang dan mudah memahami materi
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tampak menjadi lebih efektif
8) Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan tiga siklus dengan maksud
untuk melihat ketetapan data hasil yang diperoleh dari pengamatan.
9) Mengolah hasil-hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung.
35
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pelaksanaan Penelitian
Untuk mempermudah pelaksanaan tindakan penelitian disusun skenario
pembelajaran dan dalam pelaksanaan pembelajaran sekaligus melakukan pengamatan
untuk pengumpulan data sesuai dengan lembar observasi/pengamatan yang telah
dipersiapkan.
Skenario Pembelajaran
1) Awal :
Mengadakan apersepsi dengan tanya jawab tentang huruf/abjad.
2) Inti :
a) Semua siswa duduk berkeliling .
b) Siswa mengamati beberapa gambar dalam puzzle dan beberapa suku
kata yang sudah dipersiapkan
c) Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara menggunakan puzzle
d) Siswa mencari suku kata yang ditanyakan
e) Siswa menempelkan suku kata pada bagian kanan gambar
f) Siswa yang banyak menyusun suku kata dengan benar pada gambar
diberi reward
3) Akhir :
Siswa membereskan kartu suku kata dan membaca kembali suku kata yang
dibereskan. Hal ini dilakukan sebagai evaluasi untuk mengetahui taraf serap siswa
terhadap materi pembelajaran secara keseluruhan.
3. Observasi
Pengamatan dilakukan adalah observasi partisipatif. Dalam observasi ini peneliti
terlibat dalam kehidupan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian.
36
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tajam dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Kegiatan observasi dilakukan penulis dalam mengamati keampuan membaca
sederhana anak tunagrahita ringan kelas III dengan menggunakan puzzle kata di
SLBN Trituna Subang.
Kartono (1990:157) dalam kartika(2010,hlm.38) menjelaskan bahwa: “Observasi
adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan mengamati dan pencatatan”. Tujuan dipergunakannya teknik observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengamati secara langsung pelaksanaan
kegiatan di lokasi penelitian. Cara yang paling efektif pengumpulan data dengan
observasi adalah melengkapi dengan format atau dengan blanko pengamatan.
Adapun cara melakukan pengamatan atau observasinya adalah petugas yang
diberikan mandat sebagai observer duduk di belakang siswa tunagrahita dan
mengamati keefektifan penggunaan media papan puzzle kata untuk meningkatkan
kemampuan membaca pada anak kelas III di SLBN Trituna Subang. Berikut ini
adalah contoh format pengamatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini,
sebagaimana terlihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Format Observasi penggunaan media papan Puzzle kata
Dimensi
Aspek yang diamati Skor hasil pengamatan
SB B C K
Penggunaan alat peraga mendorong kelancaran proses pembelajaran
1. Tingkat peran aktip siswa dalam mengikuti pembelajaran.
4. Kemudahan siswa diarahkan ke dalam situasi pembelajaran.
6. Rasa senang siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 7. Semangat siswa dalam mengikuti
37
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu rasa senang.
8. Sikap tidak malas siswa dalam mengikuti pembelajaran. 9. Perasaan nyaman siswa dalam
mengikuti pembelajaran. 10.Kepuasan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
13.Semangat siswa dalam berupaya memahami materi pembelajaran. 14.Kemudahan siswa dalam
mempelajari materi pembelajaran.
15.Taraf serap siswa terhadap materi pembelajaran.
Efektifitas Alat peraga puzzle
16.Mudah digunakan 17.Tampilannya menarik 18.Terbuat dari bahan yang aman 19.Efektifitas dalam
Pembelajaran
20.Ketepatan penggunaan
Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilaksanakan peneliti dalam hal ini guru
yang melaksanakan proses pembelajaran dengan pengamat atau observer melakukan
diskusi. Kegiatan diskusi ini dimaksudkan guna mengetahui kelebihan dan
kekurangan pelaksanaan tindakan sehingga dapat dianalisa, untuk selanjutnya
dipecahkan secara bersama-sama. Hal-hal yang dianggap sudah baik dipertahankan
dan bila perlu ditingkatkan kembali, sementara yang dianggap kurang baik diperbaiki
lagi untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.
4. Refleksi
Refleksi adalah suatu kegiatan mengevaluasi, menganalisis, dan meninjau
kembali kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang telah dilakukan peneliti
selama proses pelaksanaan tindakan. Dengan demikian, kegiatan refleksi ini dapat
38
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan peneliti selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Adapun pelaksanaan
refleksi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berdiskusi dengan observer
setelah pelaksanaan tindakan berakhir. Artinya, setelah peneliti selesai melaksanakan
tindakan maka diakhiri dengan kegiatan diskusi dengan rekan sejawat mengenai
berbagai hambatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan tersebut. Dengan
demikian, kegiatan refleksi ini dilaksanakan berkali-kali sesuai dengan kebutuhan dan
jumlah siklus yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas tersebut.
Kegiatan refleksi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini, tentu tidak
akan berjalan secara optimal pada awalnya. Karena sadar atau tidak, rekan sejawat
yang menjadi observer juga memiliki tugas yang sama sebagai guru. Dengan
demikian, observer harus mengajar atau memberikan tugas terlebih dahulu pada para
siswanya. Namun demikian, demi terlaksananya penelitian tindakan kelas secara
efektif dan efisien, maka peneliti berkoordinasi dengan kepala sekolah sebagai
pembuat kebijakan di sekolah yang sekaligus menjadi observer.
Untuk lebih jelasnya, berikut gambaran pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
Tahapan dalam siklus pelaksanaan PTK menurut Depdiknas (2001) dapat
digambarkan dalam bentuk spiral sebagai berikut:
Plan
Refleksi
Action/observation
Revised plan
Refleksi
Action/observation
Revised plan
39
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Action/observation
Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan PTK
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah sebagaimana dijelaskan
dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Hari/Tanggal Siklus Materi
1 Senin, 12 Maret 2014 I
Membaca kata benda sederhana dengan menggunakan puzzle kata 2 Senin, 19 Maret 2014 II
3 Senin, 26 Maret 2014 III
Materi pelajaran yang disampaikan adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penelitian ini sengaja dibuat dalam 3 kali penelitian, hal ini dimaksudkan agar para
siswa dapat terlatih untuk dapat membaca.
Pelaksanaan kegiatan penelitian dapat dilihat lebih detail pada tabel di
bawah ini:
No Kegiatan
Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perencanaan
-Penyusunan jadwal penelitian
40
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
-Pembuatan RPP perbaikan 3. Analisis dan interpretasi
Refleksi
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel bebas (X) media puzzle
kata. Media puzzle kata merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran
membaca permulaan .Media ini terbuat dari papan kayu sebagai papan puzzle dan
potongan keping kayu kecil yang ditempel gambar dan suku kata-yang nanti akan
dipasangkan pada papan Puzzle kata. Ukuran dari media puzzle kata ini
berukuran 55x70 cm yang di desain sebagai papan puzzle yang terdiri dari 5
lubang kolom gambar dan 10 lubang kolom suku kata yang nanti akan diisi oleh
potongan keping kayu kecil yang ditempel gambar dan suku kata.Variabel
terikat(Y) ini adalah kemampuan membaca permulaan berupa kata benda
sederhana.
F. Instrumen
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis sebagai alat
untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.
Instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen
dibagi menjadi dua macam, yakni tes dan non-tes. Instrumen kelompok tes, misalnya
41
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
misalnya pedoman wawancara, angket atau kuesioner, pedoman observasi, daftar
cocok (checklist), dan skala penilaian.
Keterampilan membaca siswa diukur dengan menggunakan tes. Tes sebagai
instrument pengumpulan data adalah serangkaian latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau motorik.
Terdapat empat konsep mendasar dalam menyusun tes yaitu validitas, reliabilitas,
objektifitas dan norma. Valid berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa
saja yang seharusnya diukur, reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Pada pengukuran keterampilan membaca siswa maka menggunakan validitas
konstruk (construct validity) dan validitas isi (content validity). Adapun untuk
menguji validitas konstruk menggunakan pendapat ahli (expert judgement).
Reliabilitas instrumen keterampilan membaca permulaaan siswa diestimasi dengan
cara melakukan uji coba instrumen beberapa kali kepada responden, apabila koefisien
korelasi positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel.
Metode pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan,
tes, dan observasi.
1. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan, yaitu untuk memperoleh keterangan-keterangan ilmiah
dari buku-buku sumber yang ditulis para ahli, karangan ilmiah, dan
internet yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2. Tes
Tes dilakukan setelah pelaksanaan tindakan berakhir, sementara observasi
dilakukan saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Tes adalah kegiatan
penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan oleh satu siswa, sehingga menghasilkan data/informasi mengenai
perilaku atau prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan siswa
lainnya untuk memperoleh standar yang telah ditetapkan. Adapun jenis tes
42
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai umpan balik (feed back) dalam penyempurnaan pelaksanaan tindakan
berikutnya. Sehubungan dengan fungsi tes formatif tersebut maka ada juga
yang memberikan istilah tes diagnosis. Dalam artian, tes formatif diarahkan
untuk mendiagnosa dan memperbaiki kesulitan belajar siswa baik secara
kelompok atau pun individu.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Tes Belajar Membaca Permulaan
Hari/tanggal : Nama murid : Kelas : Umur :
No Aspek yang dianalisa
Skor Dapat mengucapkan suku kata Dapat mengucapkan kata Kejelian pengamatan suku kata Kejelian pengamatan kata Dapat mengucapkan kata Memahami arti kata
43
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baca
Jumlah skor maksimum dan perolehan
3. Observasi
Observasi dimaksudkan guna mengumpulkan data/informasi mengenai
berbagai aktivitas siswa dan guru selama pelaksanaan tindakan. Dalam
observasi ini, beberapa kajian dari obyek penelitian dapat diteliti langsung
secara konkrit. Adapun yang ditelitinya adalah segala sesuatu yang terjadi
selama pelaksanaan tindakan, baik yang terjadi pada guru maupun siswa
sebagai dampak dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru/peneliti.
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah data-data hasil penelitian terkumpul kemudian dilakukan analisis atau
pengolahan data sebagai berikut :
1. Reduksi data dengan melakukan pengecekan kembali seluruh catatan yang diperoleh hasil observasi guna menemukan hal-hal pokok yang sesuai.
2. Display data yaitu merangkum hal-hal pokok dari kegiatan reduksi data. Rangkuman tersebut kemudian disusun secara sistematis sehingga diperoleh
informasi yang jelas mengenai hasil penelitian.
3. Verifikasi yaitu pemantapan kesimpulan yang diperoleh dari display dan reduksi data yang dilakukan, sehingga diperoleh kesimpulan data yang valid dan mendasar.
Singkatnya, analisis data setelah data-data terkumpul adalah mereduksi data
dengan mencatat, menggolongkan, dan mengklasifikasi hal-hal yang relevan dengan
fokus penelitian serta menghubungkan data antara yang satu dengan yang lainnya,
sehingga data diperoleh secara jelas menjadi satu kesatuan yang utuh. Data tersebut
dianalisis secara mendalam, sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik suatu
kesimpulan.
44
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada bagian ini perlu dikemukakan tolok ukur keberhasilan penelitian yang
dilakukan. Dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian akan tercapai,
jika siswa memperoleh nilai 65 dari 80% nilai rata-rata kemampuan membaca
meningkat :
1. Rata-rata peningkatan kemampuan membaca meningkat dari tidak mampu
membaca menjadi mampu membaca dengan sedikit bantuan.
2. Prestasi belajar meningkat.
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Simpulan
Penelitian tindakan kelas ini mengenai Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca permulaan Siswa Tunagrahita Kelas III SLBN
Trituna Subang,diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan media puzzle dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa Tunagahita Ringan
Kelas III SLBN Trituna Subang, tahun 2013-2014. Dari hasil penelitian kelas
yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan
prestasi belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Nilai rata-rata
membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 53 meningkat
menjadi 62,54 pada penelitain siklus I. Kemudian penelitian siklus II
meningkat lagi menjadi 67,2 dan pada siklus III meningkat menjadi 71,2.
2. Aktifitas siswa pada pembelajaran dengan menggunakan media puzzle
menunjukkan keaktifan dan mestimulasi rasa ingin tahu siswa. Siswa lebih
bersemangat dalam belajar.
B. Implikasi
Kemampuan membaca permulaan merupakan dasar untuk menguasai mata
pelajaran. Sedangkan bagi siswa tuna grahita ringan masih kurang memenuhi hasil
yang diharapkan. Siswa cenderung kurang tertarik untuk belajar, karena materi
disajikan seadanya dan tidak memotivasi siswa untuk belajar. Guru harus pandai
dalam menggunakan media yang menarik minat siswa.
Melihat hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
penggunaan media puzzle berpengaruh dalam membangkitkan motivasi dan semangat
belajar siswa. Beberapa faktor yang mempengaruhi siswa dalam kelancaran
58
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keinginan dalam diri siswa untuk membaca. Faktor eksternal berupa media dan
keterampilan guru dalam mengajar membaca anak tunagrahita.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan siswa tunagrahita dengan
media puzzle berkaitan erat. Siswa senang belajar dengan media puzzle sehingga hasil
belajar meningkat.
C. Saran-Saran
Sesuai dengan kesimpulan serta dalam rangka ikut menyumbang guna meningkatkan prestasi belajar khususnya hal membaca pada anak tunagrahita ringan maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Untuk Peneliti
Kepada para peneliti yang akan datang, hendaknya mengadakan penelitian yang mendukung peningkatan prestasi belajar, terutama bagi siswa tuna grahita ringan yang sedang belajar membaca. Dengan menggunakan media yang sesuai dan menarik, untuk mencapai prestasi yang lebih baik dan memuaskan.
2. Untuk Siswa
Bagi siswa tuna grahita ringan yang sedang belajar membaca, diharapkan dengan adanya penggunaan media yang sesuai dan menarik, potensi yang dimiliki dan prestasi siswa dapat berkembang dengan baik.
3.Untuk Sekolah
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
AECT. (1979). Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta :Rajawali
Alimin,Z .(1993).Ortopedagogi Tunagrahita 1.Jakarta : Depdikbud.
Amin,M.(1995).Metode Penelitian.Jakarta : Bumi Aksara.
Amin, M.(2004)Ortopedagik anak Tunagrahita. Jakarta: PT.Raja Grapindo.
Anderson, R. H. (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Alih bahasa oleh: Yusufhadi Miarso, dkk., edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Arsyad, Azhar .(2007). Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Asrori,M.(2007).Penelitian Tindakan Kelas.Bandung :CV Wacana Prima
Astati.(2010).Pendidikan Anak Tunagrahita.Bandung : CV Catur Karya mandiri
Bruner, J. S.(1966). Toward a Theory of Instruction. Cambridge: Harvad University.
B3PTKSM.(1992).Pengertian Tunagrahita.Jakarta :Gramedia
Criticos, C. (1996). Media selection. Plomp, T & Ely, D.P (Eds): International Encyclopedia of Educational Technology, 2nd ed. UK: Cambridge University Press. pp. 182 - 185.
Degeng, N. S. (2001). Media Pembelajaran. Dalam kumpulan makalah PEKERTI (Pengembangan Keterampilan Instruntur) untuk Quatum Teaching. Karya tidak diterbitkan.
Depdikbud. (1983). Pedoman Guru Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Bagian C Tingkat D1. Jakarta : Depdikbud
Gagne, R. M. 1985. The Condition of Learning and Theory of Instruction, 4th ed. New
York: CBS College Publishing.
60
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
Hawkins &Shepard.(1994). A Performance of Order Constituency.(Canbridge Studies in Linguistics,73)Cambridge :Canbridge University Press
Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. (1993). Instructional Media and the New Technologies of Instruction, 4th ed. New York: Macmillan Publishing
Company.
Kirk & Gallagher.(1986). Education Exceptinal Children.Boston : Hougton Mifflin Company
Kartika,Y.(2010).Kemampuan Anak Tunagrahita Sedang dalam Menjaga Keamanan di Rumah Melalui Keterampilan Menggunakan Kunci Anak Kelas I SMALB di SLB Kandaga bina Bangsa. Skipsi Uninus.Tidak diterbitkan
Leshin , CB, Pollock, Reigeluth, CM. (1992). Instructional Design Strategies and Tactics. Engelwood Cliffs : Educational Technology Publications.
Ruseffendi,H.E.T.(1998).Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan.Bandung : IKIP Bandung Press.
Rahim,F.(2007).Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta :Bumi Aksara
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. (1990). Media Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Situmorang,R. (2009). Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan. Makalah pada Seminar Opimalisasi Penggunaan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran Tanggal 23 Mei 2009 di Unimed. PSBTK-SK Unimed.
Tarigan,H.G.(1985). Pengajaran Gaya Bahasa.Bandung : Angkasa.
Tejaningsih,E.(1988). Dasar-Dasar PLB. Bandung : Epsilon Group.
Sudjana, N. & Rivai, A. (1992). Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Badung.
61
Sri Mulyati, 2014
Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sukmadinata, N.S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma Karya.