• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III DI SLBN TRITUNA SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III DI SLBN TRITUNA SUBANG."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA

RINGAN KELAS III DI SLBN TRITUNA SUBANG SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Khusus

Disusun oleh:

SRI MULYATI 1106685

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA

RINGAN KELAS III DI SLBN TRITUNA SUBANG

Oleh

SRI MULYATI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus

Fakultas Ilmu Pendidikan

SRI MULYATI

Univarsita Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak cipta dilindungi oleh undang- undang

(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

SRI MULYATI

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA

RINGAN KELAS III DI SLBN TRITUNA SUBANG

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing

Pembimbing I

Dra. Hj. PudjiAsri, M.Pd. NIP 19510326 197903 2 002

DosenPembimbing II

Drs. Nandi Warnandi, M.Pd. NIP 19590525 198403 1 001

KetuaJurusan PKH

(4)

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

(5)

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

1 Penggunaan Puzzle……… 29

2 Format Observasi……….. 36

3 SiklusPelaksanaan PTK……… 38

4 JadwalPelaksanaanPenelitian……….. 39

5 Kisi-kisiTesBelajarMembacaPermulaan………... 42

6 Namaparaahli (judge)……….. 44

7 PerolehanNilaiSiswa………... 45

8 NilaiMembacaSiklus I………. 46

9 NilaiMembacaSiklus II……… 47

10 NilaiMembacaSiklus III……….. 48

11 Tabel Rata-rata PerolehanNilai……… 48

12 Grafik Rata-rata PerolehanNilai………... 50

13 Format Observasisiklus1 ..……….. 49

14 Format Observasisiklus 2………. 51

(6)

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

1 SuratPernyataan Expert Judgement…….……… 61

2 SuratKeteranganPenelitian……….. 64

3 AssesmenMembacaPermulaan……… 69

4 RPP siklus 1……….. 119

5 NilaiHasilKerjaPesertaDidikSiklus 1……….. 129

6 Format Observasi………... 134

7 RPP Perbaikan 2………... 135

8 NilaiHasilKerjaPesertaDidikSiklus 2……….. 144

9 Format Observasi……….. 149

10 RPP Perbaikan 3……… 150

11 NilaHasilKerjaPesertaDidikSiklus 3……… 158

12 Format Observasi………...………... 163

13 FotoKegiatanPelaksanaanPenelitianSiklus 1..……….. 164

14 FotoKegiatanPelaksanaanPenelitianSiklus 2..……….……. 165

(7)

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sri Mulyati, 2014, Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III di SLBN Trituna Subang

Pembelajaran membaca permulaan bagi anak tunagrahita ringan merupakan pembelajaran yang sulit dilakukan mengingat kemampuan kognitif siswa tunagrahita ringan di bawah siswa normal. hal ini menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran membaca dibandingkan dengan siswa normal. Peneliti mencoba menanggulangi kesulitan membaca permulaan siswa tunagrahita dengan menggunakan media puzzle kata yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca pada siswa..Peneliti

mengangkat judul “Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas III di SLBN Trituna Subang”. Penelitian inia kan membahas tentang penggunaan media puzzle, aktifitas siswa, dan hasil belajar yang diperoleh setelah menggunakan media puzzle. Tujuan dari penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa tunagrahita dan mendeskripsikan aktifitas siswa dalam menggunakan media puzzle. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas .Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa tunagrahita kelas III SLBN Trituna Subang mengalami peningkatan setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan media puzzle. Peningkatan siswa diketahui dengan hasil tes membaca yang dilaksanakan pada pra-siklus, akhir siklus I, akhir siklus II, dan akhir siklus III menunjukkan peningkatan skor rata-rata perolehan siswa pada pra-siklus sebesar 53 (rendah), pra-siklus I sebesar 62,54 (batas bawah), pra-siklus II sebesar 67,2 (tinggi batas bawah) dan siklus III sebesar 71,2 (tinggi batas atas). Skor maksimal sebesar 76. Aktifitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media puzzle menunjukkan hasil yang baik. Siswa aktif dalam pembelajaran karena media yang digunakan menarik bagi siswa. Pengunaan media puzzle sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa tungrahita ringan serta membangkitkan motivasi dan semangat belajar siswa sehingga hasil belajar meningkat. Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan penelitian yang mendukung peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca terus dilakukan oleh setiap guru dengan menggunakan media yang menarik sehingga potensi yang dimiliki siswa dapat tergali dan mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan.

(8)

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Sri Mulyati,2014, “The Use of Words Puzzle Media to Increase the Mild Retardation Students’ Early Reading Ability in the Beginning Level of 3rd Grade Students in SLBN

TritunaSubang”.

Learning early reading in the beginning level for disable students is a hard thing to do concerning their low cognitive ability compared to the normal students. Thisleads to an ineffectiveness of learning early reading process for disable students. The researcher to overcome this problemby using word puzzle media. This media is expected

to increase students’ early reading ability. The researcher entitle “The Use of Words Puzzle Media to Increase the Mild Retardation Students’ early Reading Ability in the Beginning Level of 3rdGrade Students in SLBN TritunaSubang” will examine the use of words puzzle media, students activity and learning outcome gained after applying the media. The purpose of this research is to increase the early reading ability and describe

students’ activity in using words puzzle media. The research method used in this research

in class action research. The research concluded that the learning outcome of 3rd grade disabled students in SLBN TritunaSubang has increased significantly. The increase was shown from thearly reading test result in pre-cycle, end cycle 1, end of cycle 2, and end of cycle 3. The study found out the average score had increase significantly. In pre cycle(53 score- low), in cycle 2, (62,54 score-low limit) in cycle 3 (71,2-hight limit) and the maximum score was 76. It also noted that students were activity engaged in the learning process. It was due to the media used for learning early reading was interesting

for them. The use of word puzzle media is really effective to increase students’ reading

ability and motivate them to learn reading better. Based on the research finding, the writer hopes every teacher can develop new techniques in teaching reading using

interesting media to increase students’ ability and develop students’ potentiality to

achieve a satisfying outcome.

(9)

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan suatu bahan kajian yang memiliki tingkat kesulitan

yang tinggi bagi siswa tunagrahita apabila diajarkan dengan ceramah akan menjadi

materi abstrak (tidak nyata). Salah satu cara untuk mengatasi problem terhadap

pembelajaran adalah diperlukan pengalaman menggunakan benda-benda kongkrit.

Sedangkan untuk menjembatani keabstrakan atau prinsip dan konsep Bahasa

Indonesia, maka diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa

tunagrahita.

Siswa tunagrahita dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata

pelajaran bahasa Indonesia diperlukan pelayanan khusus sesuai dengan kondisi

tunagrahita. Oleh karena itu untuk membantu kelancaran belajar bahasa Indonesia

sangat diperlukan penunjang media atau alat untuk memberikan pengalaman yang

berarti dan membentuk pemahaman anak. Alat peraga juga dapat berfungsi dengan

baik apabila dapat memberikan pengalaman yang bermakna, mengaktifkan dan

menyenangkan siswa. Salah satu media yang sesuai dengan kondisi anak tunagrahita

sehingga dapat diangkat dalam penelitian ini, yaitu media puzzle. Dimana dalam

memahaminya perlu tingkat kecerdasan yang sesuai dengan kemampuan dasar yang

dimiliki.

Menurut Jean Piaget dalam (Asrori,2007,hlm.12) inteligensi dapat diartikan

sama dengan “kecerdasan” yaitu seluruh kemampuan berfikir dan bertindak secara

adaptif termasuk kemampuan-kemampuan mental yang komplek secara berfikir,

mempertimbangkan, menganalisis, mengevaluasi dan menyelesaikan

persoalan-persoalan. Inteligensi yang terbatas tentunya dapat berpengaruh dalam segi

kognitif;membaca, menulis dan berhitung.

(10)

2

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menulis, dan berhitung tidak lepas dari kharakteristik siswa tunagrahita seperti :

hambatan sosial komunikasi, kesulitan mengenali simbol, cepat lupa dan perlu latihan

yang berulang-ulang, berkaitan dengan hal tersebut maka siswa tunagrahita

memerlukan strategi dan teknik proses penyampaian pembelajaran yang tepat.

Dalam pembelajaran membaca strategi, teknik dan proses penyampaian yang

tepat sangat diperlukan untuk dapat memecahkan permasalahan membaca pada siswa

tunagrahita. Selama ini strategi, teknik dan pembelajaran banyak dilakukan guru agar

siswadapat membaca.

Salah satu hal yang sangat penting dalam mengupayakan pembelajaran yang

bermutu dan menyenangkan adalah ketersediaan media pembelajaran. Media

pembelajaran ini tidak dapat dianggap sepele karena dengan penggunaan media

pembelajaran yang tepat, praktis, dan menarik akan membuat para siswa menjadi

senang belajar, dan mudah menyerap materi pembelajaran yang diberikan. Bahkan

dengan penggunaan media tersebut akan dapat memenuhi harapan yang dikemukakan

dalam pakem pembelajaran yakni pembelajaran yang aktif, kreatif, dan

menyenangkan.

Suatu media pembelajaran diharapkan dapat membangkitkan semangat, minat,

dan menciptakan rasa senang bagi siswa dalam proses pembelajaran. Hal itu bukanlah

suatu hal yang mudah tetapi harus diupayakan sedemikian rupa. Untuk menguasai

bidang-bidang pembelajaran seperti tersebut di atas bukanlah suatu hal yang mudah

untuk dilakukan oleh seorang guru, tetapi menuntut adanya kesungguhan, kreativitas

yang tinggi, serta inovasi-inovasi yang relevan untuk mencapai suatu keberhasilan

yang efektif dan efisien. Salah satu syarat yang harus diperhatikan adalah bahwa

media yang dipergunakan itu harus disesuaikan dengan sifat, dan karakteristik siswa,

serta harus dipertimbangkan dari segi kepraktisan dan dapat tidaknya media itu

menimbulkan rasa senang para siswa.

Tanpa adanya alat pendukung yang tepat, praktis, dan menarik dalam proses

pembelajaran jangan diharap akan mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.

(11)

3

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai suatu keberhasilan secara riil dalam proses pembelajaran diperlukan

langkah-langkah, metode, serta media yang sekiranya dapat memenuhi proses

pembelajaran yang aktip, kreatif, dan menyenangkan.

Suatu hal yang sudah tentu dihadapi dalam pembelajaran anak tunagrahita,

adalah bahwa para siswa tunagrahita itu akan cepat merasa bosan, tidak tahan lama

dalam belajar, cepat lupa, rendah motivasi belajarnya, dan sulit dalam menguasai

materi pembelajaran. Menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut maka seorang

guru dalam pendidikan siswa tunagrahita harus melakukan berbagai tindakan atau

pembelajaran yang kreatif dan memiliki kepekaan terhadap situasi yang ditemui, serta

perlu mencari berbagai solusi agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan

efisien, karena mau tidak mau bila mengharapkan keberhasilan dalam proses

pembelajaran maka permasalahan-permasalahan seperti siswa tunagrahita merasa

cepat bosan, tidak tahan lama dalam belajar, cepat lupa dan rendah motivasi

belajarnya harus diatasi dengan tepat.

Permasalahan yang ada di dalam kelas yang ditemui dalam pembelajaran

membaca pada siswa kelas III SDLBN Trituna Subang di dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia yaitu siswa yang belum bisa membaca sehingga anak belum

mencapai nilai yang diharapkan. Adapun nilai perolehan siswa adalah sebagai

berikut:

Nilai kurang (50-55) berjumlah 2 orang (40%)

Nilai cukup (60-65) berjumlah 1 orang (20%)

Nilai baik (70-75) berjumlah 2 orang (40%)

Dari data tersebut di atas jelas terlihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai

dibawah 70 berjumlah 3 orang atau 60% dari jumlah 5 orang anak. Setelah dilakukan

kajian ternyata ada beberapa kendala yang menyebabkan anak sulit untuk

merangkaikan suku kata dan membacanya.

Kemampuan siswa baru dapat mengenal huruf-huruf dan sebagian baru dapat

membaca sampai suku kata. Selama ini beberapa startegi, teknik dan proses

(12)

4

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa tunagrahita tersebut. Adapun pembelajaran membaca permulaan yang sudah

dilakukan oleh guru adalah menggunakan metode SAS yaitu menulis kata di papan

tulis beserta gambarnya kemudian kata tersebut dibacakan dan diikuti oleh anak

kemudian ditulis pada buku tulis masing-masing kemudian anak mencoba untuk

membacanya dibimbing oleh gurunya. Kemudian metode yang sudah dilakukan

lainnya yaitu dengan menggunakan kartu bergambar, dan juga metode

game/permainan mencocokan kata dengan gambar. Namun teknik, strategi serta proses pembelajaran yang sudah dilakukan belum dapat memecahkan permasalahan

sehingga anak masih kesulitan untuk membaca.

Dengan demikian suatu media pembelajaran harus bermanfaat dalam

meningkatkan kelancaran pembelajaran bagi siswa tunagrahita, selain itu dapat

menumbuhkan perhatian, minat dan rasa senang siswa dalam proses pembelajaran

juga media pembelajaran harus efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan siswa.

Sehubungan dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka munculah

ide untuk membuat media pembelajaran yang dapat membantu anak didik khususnya

siswa tunagrahita untuk dapat membatu siswa agar dapat membaca dengan mudah,

media yang dimaksud adalah Puzzle Kata yang diharapkan siswa dapat meningkatkan

kemampuan membaca permulaan dengan media yang lebih komunikatif dan

intertaktif.

Oleh karena itu, penulis perlu melakukan penelitian tindakan kelas untuk

mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan penggunaan media puzzle untuk

meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa tuagrahita ringan. Karena

media puzzle adalah suatu bentuk kegiatan yang menggembirakan dan dapat

menunjang tercapainya tujuan instruksional dalam pengajaran bahasa Indonesia baik

aspek kognitif, afektif maupun psikomotor (Rusefendi, 1998:312). Penelitian

tindakan kelas merupakan penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur

untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses dan hasil

(13)

5

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Sasaran Tindakan

Dalam penelitian ini, sasaran tindakan adalah siswa kelas III SLB Negeri

Trituna Subang sebanyak 5 orang siswa tunagrahita ringan. SDLB Negeri Trituna

terletak di Jalan Dangdanggula Kelurahan Pasirkareumbi Kabupaten Subang. Asal

siswa dari lingkungan penduduk di daerah kecamatan Subang kabupaten Subang.

Kebanyakan keadaan ekonomi kurang mampu, sehingga banyak siswa yang kemauan

belajarnya rendah dan mengalami kesulitan belajar.

Personal sekolah terdiri dari 1 kepala sekolah, 18 guru dan 5 staf. Dengan guru

yang memadai tersebut di atas proses belajar mengajar dapat berjalan lancar. Dengan

kelancaran proses belajar mengajar tersebut, siswa-siswa di SDLB Negeri Trituna

Kecamatan Subang, dapat mencapai prestasi belajar dengan baik.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran pada latar belakang masalah yang telah dijelaskan

tersebut di atas, maka secara umum permasalahan penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan media puzzle dapat meningkatkan kemampuan membaca

permulaan siswa tunagrahita ringan kelas III di SDLB Trituna Subang?

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam menggunakan media puzzle?

D. Hipotesis Tindakan

1. Penggunan media puzzle dapat meningkatkan kemampuan membaca

permulaan pada siswa tunagrahita ringan.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan

media puzzle dapat membuat siswa lebih aktif

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan di antaranya:

1. Untuk mengetahui apakah penggunaan media puzzle dapat meningkatkan

(14)

6

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa tunagrahita ringan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media puzzle.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai pihak, diantaranya:

1. Manfaat bagi guru

a. Memperbaiki kualitas pembelajaran yang dikelolanya;

b. Mengembangkan profesionalisme guru;

c. Mengembangkan otonomi sebagai guru profesional;

d. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan; dan

e. Sebagai bahan acuan bagi penelitian lanjutan.

2. Manfaat bagi siswa tunagrahita

a. Memperbaiki hasil belajar;

b. Meningkatkan motivasi membaca siswa; dan

c. Terciptanya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

3. Manfaat bagi sekolah

a. Mendorong terciptanya inovasi baru dalam proses pembelajaran;

b. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah;

(15)

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan. Pada penelitian tindakan peneliti

menekankan kepada kegiatan tindakan dengan menguji cobakan suatu ide kedalam

praktik atau situasi nyata dalam skala mikro, yang diharapkan tujuan tersebut adalah

mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar mengajar

Setiap penelitian mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan dengan

penelitian yang lain. Penelitian tindakan mempunyai karakteristik tersendiri. Adpun

ciri dari penelitian tindakan antara lain sebagai berikut:

1. Bersifat situasional kontekstual yang terkait dengan mendiaknosis dan

memecahkan masalah dalam konteks tertentu.

2. Menggunakan pendekatan yang kolaboratif.

3. Bersifat partisipatori (jika peelitian tindakan dilakukan secara tim), yakni

masing-masing anggota tim ikut mengambil bagian dalam pelaksanaan

penelitiannya.

4. Bersifat self evaluative, yakni peneliti melakukan evaluasi sendiri secara

kontinu untuk meningkatkan praktik kerja.

5. Prosedur penelitian tindakan bersifat on the sport yang didesain untuk

mengalami sasalah konkret yang ada ditempat itu juga.

6. Temuannya diterapkan segera dan perspektif jangka panjang.

7. Memiliki sifat keluwesan dan adiktif.

Dijelaskan oleh Wahidmurni dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas;

(16)

32

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak untuk digeneralisasi, mengingat karakteristik siswa, kondisi

kelas/sekolah/madrasah berbeda.(Wahidmurni,2008,hlm.8)

B. Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDLB Negeri Trituna yang

beralamat di Jalan Dangdangula Kabupaten Subang. Pertimbangan penulis

mengambil lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jarak tempat penelitian tidak terlalu jauh dari rumah

2. Peluang waktu yang luas.

3. Subjek penelitian sesuai dengan profesi penulis.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini meliputi 5 orang siswa tunagrahita ringan kelas III

SDLB Negeri Trituna Kabupaten Subang. Lengkapnya data-data siswa yang

mengikuti pembelajaran dalam PTK dapat dilihat di bawah ini :

1. Subjek siswa pertama bernama Iqbal, merupakan siswa laki-laki yang berusia

9 tahun yang termasuk dalam kategori siswa tunagrahita ringan. Dalam

pembelajaran membaca, siswa baru mengenal huruf-huruf dan masih kesulitan

untuk menggabungkan menjadi suku kata dan kata.

2. Subjek siswa kedua bernama Kevin, merupakan siswa laki-laki kelas III sama

seperti Iqbal berusia 9 tahun termasuk dalam kategori siswa tunagrahita

ringan,Siswa ini yang paling menonjol di antara teman-temannya karena dia

yang sudah dapat membaca beberapa suku kata dan kata.

3. Subjek siswa ketiga bernama Kurniawan berusia 9 tahun, siswa termasuk ke

dalam siswa tunagrahita ringan. Dalam pembelajaran membaca, siswa baru

menguasai suku kata.

4. Subjek siswa keempat bernama Rifki, merupakan siswa laki-laki yang berusia

(17)

33

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran membaca, siswa baru mengenal huruf-huruf dan masih kesulitan

untuk menggabungkan menjadi suku kata dan kata.

5. Subjek siswa kelima bernama Rifki, merupakan siswa laki-laki yang berusia 9

tahun yang termasuk dalam kategori siswa tunagrahita ringan. Dalam

pembelajaran membaca, siswa baru mengenal huruf-huruf dan masih kesulitan

untuk menggabungkan menjadi suku kata dan kata

D. Siklus Tindakan

Penelitian dilakukan dalam 3 siklus tindakan yang terdiri dari:

1. Tahap Perencanaan Tindakan Kelas

Supaya penelitian tindakan kelas (classroom action research) ini dapat berjalan

secara efektif dan efisien, maka perlu direncanakan secara matang. Perencanaan yang

dilakukan peneliti sebelum tindakan dilakukan, di antaranya menyangkut alat, materi,

kelas, dan siswa bagaimana dipersiapkan peneliti. Hal ini dimaksudkan agar seluruh

rangkaian kegiatan penelitian tersusun secara sistemik dan sistematis. Untuk

mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai rencana yang dilakukan peneliti

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Alat

Alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan ini pada dasarnya tidak

terlalu rumit, bahkan bisa dikatakan sederhana. Hanya mempersiapkan media berupa

papan puzzle, kata beserta gambar. Hal ini dimaksudkan agar anak interaktif untuk

belajar membaca.

2) Materi

Sehubungan dengan materi tentang “penggunaan media puzzle kata untuk

meningkatkan kemampuan siswa membaca kata ” materi berhubungan dengan “

kata-kata benda sederhana” sebanyak 15 kata merupakan materi yang sifatnya umum yang

ada dalam buku sumber yang menjadi pegangan guru dan siswa, maka materi

pelajarannya dikemas oleh guru, pengemasan materi didasarkan atas tujuan yang

(18)

34

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran dikemas dalam bentuk latihan soal-soal dengan pengerjaannya

menggunakan papan puzzle.

3) Siswa dan Kelas

Jumlah siswa yang ada di kelas 3 SDLB Negeri Trituna Kecamatan Subang

sebanyak 5 siswa. Duduk di dalam meja dan kursi berbentuk lingkaran. Hal ini

dilakukan agar terjadi komunikasi multi arah diantara para siswa. Dengan terjadinya

komunikasi multi arah, pengetahuan pra-penelitian lebih tergali oleh para siswa.

Pada tahap perencanaan ditentukan hal-hal sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses

pembelajaran di kelas.

2) Pemilihan topik dan permasalahan yang akan diteliti sesuai dengan hasil dari

identifikasi masalah yang telah dilakukan.

3) Melakukan pendalaman materi bacaan yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

4) Menyusun desain penelitian dan kisi-kisi instrumen penelitian, dalam hal ini

pedoman observasi untuk pengumpulan data.

5) Persiapan sarana dan prasarana, yaitu menyiapkan media puzzle menjadi alat

peraga untuk belajar membaca permulaan, dan menyiapkan ruang belajar sebagai

tempat penelitian.

6) Menyusun materi dan skenario pembelajaran yang akan disampaikan dalam proses

Penelitian Tindakan Kelas.

7) Indikator kinerja, yaitu sebagai tolok ukur keberhasilan siswa. Siswa mengikuti

pembelajaran secara aktip dengan perasaan senang dan mudah memahami materi

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tampak menjadi lebih efektif

8) Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan tiga siklus dengan maksud

untuk melihat ketetapan data hasil yang diperoleh dari pengamatan.

9) Mengolah hasil-hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung.

(19)

35

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pelaksanaan Penelitian

Untuk mempermudah pelaksanaan tindakan penelitian disusun skenario

pembelajaran dan dalam pelaksanaan pembelajaran sekaligus melakukan pengamatan

untuk pengumpulan data sesuai dengan lembar observasi/pengamatan yang telah

dipersiapkan.

Skenario Pembelajaran

1) Awal :

Mengadakan apersepsi dengan tanya jawab tentang huruf/abjad.

2) Inti :

a) Semua siswa duduk berkeliling .

b) Siswa mengamati beberapa gambar dalam puzzle dan beberapa suku

kata yang sudah dipersiapkan

c) Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara menggunakan puzzle

d) Siswa mencari suku kata yang ditanyakan

e) Siswa menempelkan suku kata pada bagian kanan gambar

f) Siswa yang banyak menyusun suku kata dengan benar pada gambar

diberi reward

3) Akhir :

Siswa membereskan kartu suku kata dan membaca kembali suku kata yang

dibereskan. Hal ini dilakukan sebagai evaluasi untuk mengetahui taraf serap siswa

terhadap materi pembelajaran secara keseluruhan.

3. Observasi

Pengamatan dilakukan adalah observasi partisipatif. Dalam observasi ini peneliti

terlibat dalam kehidupan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan

sebagai sumber data penelitian.

(20)

36

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tajam dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Kegiatan observasi dilakukan penulis dalam mengamati keampuan membaca

sederhana anak tunagrahita ringan kelas III dengan menggunakan puzzle kata di

SLBN Trituna Subang.

Kartono (1990:157) dalam kartika(2010,hlm.38) menjelaskan bahwa: “Observasi

adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan mengamati dan pencatatan”. Tujuan dipergunakannya teknik observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengamati secara langsung pelaksanaan

kegiatan di lokasi penelitian. Cara yang paling efektif pengumpulan data dengan

observasi adalah melengkapi dengan format atau dengan blanko pengamatan.

Adapun cara melakukan pengamatan atau observasinya adalah petugas yang

diberikan mandat sebagai observer duduk di belakang siswa tunagrahita dan

mengamati keefektifan penggunaan media papan puzzle kata untuk meningkatkan

kemampuan membaca pada anak kelas III di SLBN Trituna Subang. Berikut ini

adalah contoh format pengamatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini,

sebagaimana terlihat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Format Observasi penggunaan media papan Puzzle kata

Dimensi

Aspek yang diamati Skor hasil pengamatan

SB B C K

Penggunaan alat peraga mendorong kelancaran proses pembelajaran

1. Tingkat peran aktip siswa dalam mengikuti pembelajaran.

4. Kemudahan siswa diarahkan ke dalam situasi pembelajaran.

6. Rasa senang siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 7. Semangat siswa dalam mengikuti

(21)

37

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu rasa senang.

8. Sikap tidak malas siswa dalam mengikuti pembelajaran. 9. Perasaan nyaman siswa dalam

mengikuti pembelajaran. 10.Kepuasan siswa dalam

mengikuti pembelajaran.

13.Semangat siswa dalam berupaya memahami materi pembelajaran. 14.Kemudahan siswa dalam

mempelajari materi pembelajaran.

15.Taraf serap siswa terhadap materi pembelajaran.

Efektifitas Alat peraga puzzle

16.Mudah digunakan 17.Tampilannya menarik 18.Terbuat dari bahan yang aman 19.Efektifitas dalam

Pembelajaran

20.Ketepatan penggunaan

Setelah pelaksanaan tindakan selesai dilaksanakan peneliti dalam hal ini guru

yang melaksanakan proses pembelajaran dengan pengamat atau observer melakukan

diskusi. Kegiatan diskusi ini dimaksudkan guna mengetahui kelebihan dan

kekurangan pelaksanaan tindakan sehingga dapat dianalisa, untuk selanjutnya

dipecahkan secara bersama-sama. Hal-hal yang dianggap sudah baik dipertahankan

dan bila perlu ditingkatkan kembali, sementara yang dianggap kurang baik diperbaiki

lagi untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.

4. Refleksi

Refleksi adalah suatu kegiatan mengevaluasi, menganalisis, dan meninjau

kembali kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang telah dilakukan peneliti

selama proses pelaksanaan tindakan. Dengan demikian, kegiatan refleksi ini dapat

(22)

38

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan peneliti selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Adapun pelaksanaan

refleksi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berdiskusi dengan observer

setelah pelaksanaan tindakan berakhir. Artinya, setelah peneliti selesai melaksanakan

tindakan maka diakhiri dengan kegiatan diskusi dengan rekan sejawat mengenai

berbagai hambatan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan tersebut. Dengan

demikian, kegiatan refleksi ini dilaksanakan berkali-kali sesuai dengan kebutuhan dan

jumlah siklus yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas tersebut.

Kegiatan refleksi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini, tentu tidak

akan berjalan secara optimal pada awalnya. Karena sadar atau tidak, rekan sejawat

yang menjadi observer juga memiliki tugas yang sama sebagai guru. Dengan

demikian, observer harus mengajar atau memberikan tugas terlebih dahulu pada para

siswanya. Namun demikian, demi terlaksananya penelitian tindakan kelas secara

efektif dan efisien, maka peneliti berkoordinasi dengan kepala sekolah sebagai

pembuat kebijakan di sekolah yang sekaligus menjadi observer.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambaran pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

Tahapan dalam siklus pelaksanaan PTK menurut Depdiknas (2001) dapat

digambarkan dalam bentuk spiral sebagai berikut:

Plan

Refleksi

Action/observation

Revised plan

Refleksi

Action/observation

Revised plan

(23)

39

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Action/observation

Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan PTK

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah sebagaimana dijelaskan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/Tanggal Siklus Materi

1 Senin, 12 Maret 2014 I

Membaca kata benda sederhana dengan menggunakan puzzle kata 2 Senin, 19 Maret 2014 II

3 Senin, 26 Maret 2014 III

Materi pelajaran yang disampaikan adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Penelitian ini sengaja dibuat dalam 3 kali penelitian, hal ini dimaksudkan agar para

siswa dapat terlatih untuk dapat membaca.

Pelaksanaan kegiatan penelitian dapat dilihat lebih detail pada tabel di

bawah ini:

No Kegiatan

Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Perencanaan

-Penyusunan jadwal penelitian

(24)

40

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

-Pembuatan RPP perbaikan 3. Analisis dan interpretasi

Refleksi

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel bebas (X) media puzzle

kata. Media puzzle kata merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran

membaca permulaan .Media ini terbuat dari papan kayu sebagai papan puzzle dan

potongan keping kayu kecil yang ditempel gambar dan suku kata-yang nanti akan

dipasangkan pada papan Puzzle kata. Ukuran dari media puzzle kata ini

berukuran 55x70 cm yang di desain sebagai papan puzzle yang terdiri dari 5

lubang kolom gambar dan 10 lubang kolom suku kata yang nanti akan diisi oleh

potongan keping kayu kecil yang ditempel gambar dan suku kata.Variabel

terikat(Y) ini adalah kemampuan membaca permulaan berupa kata benda

sederhana.

F. Instrumen

Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis sebagai alat

untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.

Instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen

dibagi menjadi dua macam, yakni tes dan non-tes. Instrumen kelompok tes, misalnya

(25)

41

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

misalnya pedoman wawancara, angket atau kuesioner, pedoman observasi, daftar

cocok (checklist), dan skala penilaian.

Keterampilan membaca siswa diukur dengan menggunakan tes. Tes sebagai

instrument pengumpulan data adalah serangkaian latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau motorik.

Terdapat empat konsep mendasar dalam menyusun tes yaitu validitas, reliabilitas,

objektifitas dan norma. Valid berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa

saja yang seharusnya diukur, reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Pada pengukuran keterampilan membaca siswa maka menggunakan validitas

konstruk (construct validity) dan validitas isi (content validity). Adapun untuk

menguji validitas konstruk menggunakan pendapat ahli (expert judgement).

Reliabilitas instrumen keterampilan membaca permulaaan siswa diestimasi dengan

cara melakukan uji coba instrumen beberapa kali kepada responden, apabila koefisien

korelasi positif dan signifikan maka instrumen dinyatakan reliabel.

Metode pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan,

tes, dan observasi.

1. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan, yaitu untuk memperoleh keterangan-keterangan ilmiah

dari buku-buku sumber yang ditulis para ahli, karangan ilmiah, dan

internet yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Tes

Tes dilakukan setelah pelaksanaan tindakan berakhir, sementara observasi

dilakukan saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Tes adalah kegiatan

penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus

dikerjakan oleh satu siswa, sehingga menghasilkan data/informasi mengenai

perilaku atau prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan siswa

lainnya untuk memperoleh standar yang telah ditetapkan. Adapun jenis tes

(26)

42

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai umpan balik (feed back) dalam penyempurnaan pelaksanaan tindakan

berikutnya. Sehubungan dengan fungsi tes formatif tersebut maka ada juga

yang memberikan istilah tes diagnosis. Dalam artian, tes formatif diarahkan

untuk mendiagnosa dan memperbaiki kesulitan belajar siswa baik secara

kelompok atau pun individu.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Tes Belajar Membaca Permulaan

Hari/tanggal : Nama murid : Kelas : Umur :

No Aspek yang dianalisa

Skor Dapat mengucapkan suku kata Dapat mengucapkan kata Kejelian pengamatan suku kata Kejelian pengamatan kata Dapat mengucapkan kata Memahami arti kata

(27)

43

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baca

Jumlah skor maksimum dan perolehan

3. Observasi

Observasi dimaksudkan guna mengumpulkan data/informasi mengenai

berbagai aktivitas siswa dan guru selama pelaksanaan tindakan. Dalam

observasi ini, beberapa kajian dari obyek penelitian dapat diteliti langsung

secara konkrit. Adapun yang ditelitinya adalah segala sesuatu yang terjadi

selama pelaksanaan tindakan, baik yang terjadi pada guru maupun siswa

sebagai dampak dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru/peneliti.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data-data hasil penelitian terkumpul kemudian dilakukan analisis atau

pengolahan data sebagai berikut :

1. Reduksi data dengan melakukan pengecekan kembali seluruh catatan yang diperoleh hasil observasi guna menemukan hal-hal pokok yang sesuai.

2. Display data yaitu merangkum hal-hal pokok dari kegiatan reduksi data. Rangkuman tersebut kemudian disusun secara sistematis sehingga diperoleh

informasi yang jelas mengenai hasil penelitian.

3. Verifikasi yaitu pemantapan kesimpulan yang diperoleh dari display dan reduksi data yang dilakukan, sehingga diperoleh kesimpulan data yang valid dan mendasar.

Singkatnya, analisis data setelah data-data terkumpul adalah mereduksi data

dengan mencatat, menggolongkan, dan mengklasifikasi hal-hal yang relevan dengan

fokus penelitian serta menghubungkan data antara yang satu dengan yang lainnya,

sehingga data diperoleh secara jelas menjadi satu kesatuan yang utuh. Data tersebut

dianalisis secara mendalam, sehingga berdasarkan data tersebut dapat ditarik suatu

kesimpulan.

(28)

44

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada bagian ini perlu dikemukakan tolok ukur keberhasilan penelitian yang

dilakukan. Dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian akan tercapai,

jika siswa memperoleh nilai 65 dari 80% nilai rata-rata kemampuan membaca

meningkat :

1. Rata-rata peningkatan kemampuan membaca meningkat dari tidak mampu

membaca menjadi mampu membaca dengan sedikit bantuan.

2. Prestasi belajar meningkat.

(29)

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Simpulan

Penelitian tindakan kelas ini mengenai Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca permulaan Siswa Tunagrahita Kelas III SLBN

Trituna Subang,diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan media puzzle dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat

meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa Tunagahita Ringan

Kelas III SLBN Trituna Subang, tahun 2013-2014. Dari hasil penelitian kelas

yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan

prestasi belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Nilai rata-rata

membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 53 meningkat

menjadi 62,54 pada penelitain siklus I. Kemudian penelitian siklus II

meningkat lagi menjadi 67,2 dan pada siklus III meningkat menjadi 71,2.

2. Aktifitas siswa pada pembelajaran dengan menggunakan media puzzle

menunjukkan keaktifan dan mestimulasi rasa ingin tahu siswa. Siswa lebih

bersemangat dalam belajar.

B. Implikasi

Kemampuan membaca permulaan merupakan dasar untuk menguasai mata

pelajaran. Sedangkan bagi siswa tuna grahita ringan masih kurang memenuhi hasil

yang diharapkan. Siswa cenderung kurang tertarik untuk belajar, karena materi

disajikan seadanya dan tidak memotivasi siswa untuk belajar. Guru harus pandai

dalam menggunakan media yang menarik minat siswa.

Melihat hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

penggunaan media puzzle berpengaruh dalam membangkitkan motivasi dan semangat

belajar siswa. Beberapa faktor yang mempengaruhi siswa dalam kelancaran

(30)

58

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keinginan dalam diri siswa untuk membaca. Faktor eksternal berupa media dan

keterampilan guru dalam mengajar membaca anak tunagrahita.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan siswa tunagrahita dengan

media puzzle berkaitan erat. Siswa senang belajar dengan media puzzle sehingga hasil

belajar meningkat.

C. Saran-Saran

Sesuai dengan kesimpulan serta dalam rangka ikut menyumbang guna meningkatkan prestasi belajar khususnya hal membaca pada anak tunagrahita ringan maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Untuk Peneliti

Kepada para peneliti yang akan datang, hendaknya mengadakan penelitian yang mendukung peningkatan prestasi belajar, terutama bagi siswa tuna grahita ringan yang sedang belajar membaca. Dengan menggunakan media yang sesuai dan menarik, untuk mencapai prestasi yang lebih baik dan memuaskan.

2. Untuk Siswa

Bagi siswa tuna grahita ringan yang sedang belajar membaca, diharapkan dengan adanya penggunaan media yang sesuai dan menarik, potensi yang dimiliki dan prestasi siswa dapat berkembang dengan baik.

3.Untuk Sekolah

(31)

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1979). Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta :Rajawali

Alimin,Z .(1993).Ortopedagogi Tunagrahita 1.Jakarta : Depdikbud.

Amin,M.(1995).Metode Penelitian.Jakarta : Bumi Aksara.

Amin, M.(2004)Ortopedagik anak Tunagrahita. Jakarta: PT.Raja Grapindo.

Anderson, R. H. (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Alih bahasa oleh: Yusufhadi Miarso, dkk., edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.

Arsyad, Azhar .(2007). Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Asrori,M.(2007).Penelitian Tindakan Kelas.Bandung :CV Wacana Prima

Astati.(2010).Pendidikan Anak Tunagrahita.Bandung : CV Catur Karya mandiri

Bruner, J. S.(1966). Toward a Theory of Instruction. Cambridge: Harvad University.

B3PTKSM.(1992).Pengertian Tunagrahita.Jakarta :Gramedia

Criticos, C. (1996). Media selection. Plomp, T & Ely, D.P (Eds): International Encyclopedia of Educational Technology, 2nd ed. UK: Cambridge University Press. pp. 182 - 185.

Degeng, N. S. (2001). Media Pembelajaran. Dalam kumpulan makalah PEKERTI (Pengembangan Keterampilan Instruntur) untuk Quatum Teaching. Karya tidak diterbitkan.

Depdikbud. (1983). Pedoman Guru Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Bagian C Tingkat D1. Jakarta : Depdikbud

Gagne, R. M. 1985. The Condition of Learning and Theory of Instruction, 4th ed. New

York: CBS College Publishing.

(32)

60

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

Hawkins &Shepard.(1994). A Performance of Order Constituency.(Canbridge Studies in Linguistics,73)Cambridge :Canbridge University Press

Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. (1993). Instructional Media and the New Technologies of Instruction, 4th ed. New York: Macmillan Publishing

Company.

Kirk & Gallagher.(1986). Education Exceptinal Children.Boston : Hougton Mifflin Company

Kartika,Y.(2010).Kemampuan Anak Tunagrahita Sedang dalam Menjaga Keamanan di Rumah Melalui Keterampilan Menggunakan Kunci Anak Kelas I SMALB di SLB Kandaga bina Bangsa. Skipsi Uninus.Tidak diterbitkan

Leshin , CB, Pollock, Reigeluth, CM. (1992). Instructional Design Strategies and Tactics. Engelwood Cliffs : Educational Technology Publications.

Ruseffendi,H.E.T.(1998).Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan.Bandung : IKIP Bandung Press.

Rahim,F.(2007).Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta :Bumi Aksara

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. (1990). Media Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.

Situmorang,R. (2009). Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan. Makalah pada Seminar Opimalisasi Penggunaan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran Tanggal 23 Mei 2009 di Unimed. PSBTK-SK Unimed.

Tarigan,H.G.(1985). Pengajaran Gaya Bahasa.Bandung : Angkasa.

Tejaningsih,E.(1988). Dasar-Dasar PLB. Bandung : Epsilon Group.

Sudjana, N. & Rivai, A. (1992). Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Badung.

(33)

61

Sri Mulyati, 2014

Penggunaan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Iii Di Slbn Trituna Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukmadinata, N.S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma Karya.

Gambar

Tabel Rata-rata PerolehanNilai……………………………………
Tabel 3.2 Format Observasi penggunaan media papan
Tabel 3.1
Table 3.2 Jadwal penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Metode Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian experimen, yaitu melaksanakan pembelajaran membaca permulaan menggunakan pendekatan Learning by

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain Single Subject Research (SSR). Teknik analisi data yang dilakukan yaitu

Anak tunagrahita pada dasarnya mempunyai hambatan perkembangan fungsi intelektual, sehingga mengalami hambatan yang berarti dalam proses belajar termasuk dalam proses

Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media puzzle huruf dalam pembelajaran efektif terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan kelas II

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah pemberian metode suku kata ( syllabic method ) terhadap kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita

Berdasarkan uraian pada bab IV hasil penelitian ini yaitu media pop-up book efektif dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf vokal bagi anak tunagrahita ringan kelas III di

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain A-B-A dengan metode single subject reaserch (SSR) dan target behavior yaitu merangkai huruf menjadi suku kata

playing pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III di SLBN 1 Kubung Koto Baru Solok”. Peneliti berharap metode ini dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berlalu lintas agar