• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGRADASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB “SABILULUNGAN”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGRADASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB “SABILULUNGAN”."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGRADASI

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS

PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI

SLB “SABILULUNGAN”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Biasa

Oleh

ISNA NURANI FAJRIAH

0800906

(2)

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi

dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis

Permulaan pada Anak Tunagrahita Ringan di

SLB “Sabilulungan”

Oleh : Isna Nurani Fajriah

0800906

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Isna Nurani Fajriah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

(3)

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

ISNA NURANI FAJRIAH

0800906

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGRADASI DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB “SABILULUNGAN”

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd NIP. 19561808 198503 1 002

Pembimbing II

Dra. Oom Sitti Homdijah, M.Pd NIP. 19610105 198303 2 002

Mengetahui,

(4)

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198503 1 001

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN

MEDIA KARTU KATA BERGRADASI DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA

RINGAN DI SLB SABILULUNGAN” ini dan seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan

tersebut, saya siap menanggung risko yang dijatuhkan kepada saya apabila

dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam

karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juni 2013

Yang membuat pernyataan

Isna Nurani Fajriah

(5)

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

(6)

vi

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGRADASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA

ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB “SABILULUNGAN”

Oleh : Isna Nurani Fajriah (0800906)

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian “apakah penggunaan media kartu kata bergradasi dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada anak tunagrahita ringan di SLB “Sabilulungan”?. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media kartu kata bergradasi, dan variabel terikat yaitu kemampuan menulis permulaan anak tunagrahita ringan. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa tunagrahita ringan di SLB “Sabilulungan” yang mengalami kesulitan dalam menulis permulaan. Untuk itu dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan tersebut diperlukan media pembelajaran yang menarik bagi siswa. Oleh karena itu penggunaan kartu kata bergradasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan subjek. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain Single Subject Research (SSR). Adapun model desain yang digunakan menggunakan desain A-B-A, yang meliputi fase baseline 1 (A1), Intervensi (B), dan fase baseline (A2). Fase tersebut dilaksanakan sebanyak 16 sesi, diantaranya empat sesi pada baseline 1 (A1), delapan sesi pada intervensi (B), dan empat sesi pada baseline 2 (A2). Teknik analisi data yang dilakukan yaitu analisis grafik, dimana peneliti mengamati grafik-grafik perkembangan kemampuan menulis permulaan subjek. Hasil analisis data diperoleh gambaran bahwa kemampuan menulis permulaan anak meningkat, hal ini dapat dilihat dari skor mean level kemampuan menulis permulaan subjek pada fase baseline 1 yaitu sebesar 63,9%, fase intervensi sebesar 78,2% dan fase baseline 2 sebesar 78,3%. Berdasarkan data diatas peningkatan tersebut menunjukkan bahwa media kartu kata bergradasi dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan dengan baik. Penelitian ini dapat memberikan alternatif strategi pembelajaran bagi guru untuk dapat melaksanakan pembelajaran menulis permulaan dengan menggunakan kartu kata bergradasi.

(7)

vii

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

(8)

vii

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

Pernyataan ... i

Kata Pengantar ... ii

Abstrak ... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... x

Daftar Tabel ... xi

Daftar Grafik ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Indentifiasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian ... 4

2. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Anak Tunagrahita ... 6

1. Pengertian Anak Tunagrahita ... 6

2. Dampak Ketunagrahitaan ... 7

B. Konsep Dasar Menulis ... 8

(9)

viii

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Menulis Permulaan ... 9

3. Menulis Permulaan pada Anak Tunagrahita Ringan ... 10

4. Hubungan Hambatan Persepsi Visual dan Memori dalam Menulis Permulaan ... 12

C. Konsep Dasar Media Kartu Kata Bergradasi ... 13

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 13

2. Kartu Kata Bergradasi ... 14

a) Desain Kartu Kata Bergradasi ... 15

b) Cara Penggunaan Kartu Kata Bergradasi ... 15

3. Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi dalam Pembelajaran Menulis Permulaan ... 16

D. Kerangka Berfikir ... 17

E. Hipotesis ... 18

F. Penelitian yang Relevan ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 19

B. Variabel Penelitian ... 21

C. Subjek Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 24

1. Penentuan Target Behavior ... 24

2. Fase Baseline 1 (A1) ... 25

3. Fase Intervensi ... 26

4. Fase Baseline 2 (A2) ... 28

(10)

ix

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Uji Coba Instrumen ... 31

1. Validitas Instrumen ... 31

2. Reliabilitas Instrumen ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Pengolahan dan Analisis Data ... 39

1. Analisis dalam Kondisi ... 39

2. Analisis antar Kondisi ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

1. Deskriptif Hasil Penelitian ... 43

2. Analisis Data ... 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 59

B. Rekomendasi ... 59

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

x

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(12)

xi

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Menulis Permulaan ... 29

Tabel 3.2 Data Tim Ahli Expert Judgement ... 31

Tabel 3.3 Data Uji Reliabilitas Menjiplak Kata yang suram ... 33

Tabel 3.4 Data Uji Reliabilitas Meniru Kata yang Hampir Hilang ... 33

Tabel 3.5 Data Uji Reliabilitas Menulis Kata dengan Dikte ... 34

Tabel 3.6 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes ... 37

Tabel 3.7 Contoh Format Pencatatan Data Setiap Sesi ... 38

Tabel 4.1 Format Pencatatan Data Setiap Sesi ... 44

Tabel 4.2 Fase Baseline 1 (A1) Kemampuan Menulis Permulaan ... 44

Tabel 4.3 Fase intervensi (B) Kemampuan Menulis Permulaan ... 46

(13)

xii

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.5 Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Menulis Permulaan dengan

Grafik 3.2 Menggunakan Media Kartu Kata Bergradasi ... 48

Tabel 4.6 Panjang Kondisi Kemampuan Menulis Permulaan ... 50

Tabel 4.7 Estimasi Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis Permulaan ... 51

Tabel 4.8 Persentase Stabilitas Kemampuan Menulis Permulaan ... 52

Tabel 4.9 Kecenderungan Jejak Data Kemampuan Menulis Permulaan ... 53

Tabel 4.10 Kecenderungan Level Stabilitas dan Rentang Kemampuan Menulis Permulaan ... 53

Tabel 4.11 Level Perubahan Kemampuan Menulis Permulaan ... 53

Tabel 4.12 Hasil Analisis Visual dalan Kondisi Kemampuan Menulis Permulaan .... 54

Tabel 4.13 Data Jumlah Variabel yang diubah ... 54

Tabel 4.14 Perubahan Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis Permulaan ... 55

Tabel 4.15 Perubahan Kecenderungan Stabilitas Kemampuan Menulis Permulaan ... 55

Tabel 4.16 Perubahan Level Kemampuan Menulis Permulaan ... 56

Tabel 4.17 Persentase Overlap Kemampuan Menulis Permulaan ... 56

(14)

xiii

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Tampilan Desain A-B-A ... 20

Grafik 4.1 Fase Baseline 1 (A1) Kemampuan Menulis Permulaan ... 45

Grafik 4.2 Fase Intervensi (B) Kemampuan Menulis Permulaan ... 46

Grafik 4.3 Fase Baseline 2 (A2) Kemampuan Menulis Permulaan ... 47

(15)

xiv

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Grafik 3.2 Menggunakan Media Kartu Kata Bergradasi ... 49

(16)

1

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Komunikasi adalah salah satu proses penyampaian informasi yang

melibatkan komunikator sebagai penyampai pesan. Melalui komunikasi seseorang

dapat menyampaikan segala keinginan, menyampaikan pendapat, mendapat

informasi dan sebagainya.

Salah satu alat untuk berkomunikasi adalah bahasa. Keterampilan bahasa

ada empat yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menulis

merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus dimiliki oleh peserta didik.

Soemarno Markam (1989:7 dalam Abdurrahman, 1999:224) mengemukakan

bahwa menulis adalah mengungkapkan bahasa dalam bentuk simbol gambar dan

merupakan salah satu aktivitas kompleks yang mencakup gerakan lengan, tangan,

jari dan mata secara terintegrasi.

Pengajaran menulis memiliki tiga tahapan yaitu menulis dengan tangan atau

menulis permulaan, mengeja dan menulis ekpresif. Menulis berperan sebagai

sarana untuk mendapatkan informasi, selain itu juga kegunaan menulis bagi siswa

adalah untuk menyalin, mencatat, mengerjakan sebagian besar tugas sekolah.

Tanpa memiliki kemampuan menulis, maka siswa akan mengalami banyak

kesulitan dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut.

Anak tungrahita adalah anak yang mempunyai IQ dibawah rata-rata yang

signifikan, kurangnya kecerdasan pada mereka mengakibatkan berbagai hambatan

dan kesulitan dalam menerima pelajaran, termasuk dalam menulis, ini disebabkan

perkembangan menulis erat kaitannya dengan perkembangan integrasi seseorang

dan hambatan dalam memori, motorik, persepsi visual, persepsi auditori dan

(17)

2

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siswa kelas III SDLB di SLB “Sabilulungan”, ternyata siswa tersebut belum menguasai semua huruf a sampai z, pada huruf –huruf yang hampir sama sering terbalik, seperti b dengan

p, d dengan p, m dengan w, selain itu juga anak belum hafal huruf e, g, j, dan t.

Ketika diperintahkan untuk mengeja anak dapat melakukannya, sedangkan untuk

merangkaikan huruf-huruf menjadi kata yang mempunyai arti anak belum bisa. Ini

nampak ketika pada saat diberikan kartu bergambar dan diperintahkan untuk

menuliskan nama gambarnya anak mengalami kesulitan, contoh ketika peneliti

memperlihatkan gambar gigi, kemudian anak disuruh menuliskan kata tersebut,

tetapi anak belum bisa menuliskan huruf g karena dari kata gigi tidak hafal bentuk

huruf g dan sering terbalik dengan huruf e, selain itu juga dalam penulisannya

sering terdapat huruf yang hilang dalam satu kata. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru kelas, pembelajaran menulis biasanya disampaikan dengan gambar,

kemudian anak menuliskan nama gambar tersebut dengan meniru tulisan yang

ditulis guru. Ternyata dengan teknik seperti itu anak sulit untuk menulis secara

mandiri karena tidak diajarkan sesuai tahapan menulis, maka dari itu anak tidak

hafal huruf-huruf yang belum dipahaminya. Keterampilan menulis sebaiknya

dimiliki oleh setiap peserta didik, termasuk peserta didik yang termasuk dalam

kelompok Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Salah satu kelompok yang

termasuk kedalam kelompok ABK adalah anak tunagrahita (ATG).

Guru merupakan figur sentral dalam pembelajaran untuk anak tunagrahita.

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran termasuk anak tunagrahita guru harus

terampil memilih alat atau media pembelajaran, memilih metode atau strategi

mengajar, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dan kondusif bagi

semua anak terutama dalam masalah akademik seperti dalam belajar menulis.

Media tersebut harus sesuai dengan kebutuhan, hambatan dan perkembangan

intelektual, serta emosi-sosial anak, dan yang lebih penting media harus dapat

(18)

3

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

guru. Salah satu media yang peneliti anggap dapat mempermudah anak dalam

belajar menulis dan memahami konsep huruf adalah media kartu kata bergradasi.

Kartu kata bergradasi yang dimaksud adalah kartu kata yang dimodifikasi

dari satu gambar dan kata yang nyata dan jelas menuju pada gambar dan kata

yang abstrak. Menurut Sadiman S (1984:7) media merupakan representatif dari

penyampaian informasi dengan bantuan suatu alat. Media kartu bergradasi ini

berguna untuk melatih keterampilan menulis. Kartu gradasi ini berukuran 13x10

cm dengan masing-masing seri terdiri dari tiga gambar yang bergradasi dan tiga

kartu kosong disetiap kartu gradasi.

Kartu kata bergradasi mempunyai tingkatan atau tahapan belajar yang jelas

yaitu mulai dari konkret, semi konkret ke abstrak yang dimana pada setiap kartu,

gambar dan kata dari jelas menuju ke suram sampai akhirnya gambar dan kata

mulai hilang, dan di setiap kartu terdapat kartu kosong dibelakangnya, kartu

tersebut berguna untuk menjiplak,meniru,dan menulis kata dengan dikte. Sampai

pada kartu terakhir gambar dan kata pun hilang. Pembelajaran ini dilakukan untuk

mempermudah peserta didik belajar menulis permulaan.

Penggunaan kartu kata bergradasi ini menuntut siswa untuk teliti dan cermat

dalam menuliskan huruf yang hilang dengan benar dan sesuai. Kartu gambar yang

diberikan yaitu kata benda yang mengandung struktur bahasa KVKV dan

KVKVK, tujuannya yaitu tidak hanya hafal huruf-huruf dalam kata tersebut,

namun siswa dapat mengenal gambar yang dimaksud dan huruf-huruf yang ada

pada gambar tersebut.

Melihat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh melalui penggunaan media

kartu kata bergradasi, peneliti termotivasi dalam melakukan penelitian tentang

kartu kata bergradasi untuk melatih menulis permulaan pada anak tunagrahita

ringan. Peneliti berharap melalui media kartu kata bergradasi ini anak tunagrahita

ringan dapat meningkatkan kemampuan menulisnya. Berangkat dari permasalahan

(19)

4

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah,

sebagai berikut :

1. Lingkungan pembelajaran yang kurang kondusif mengakibatkan konsentrasi

anak mudah teralih.

2. Metode pembelajaran yang monoton, menyebabkan anak jenuh dalam

belajar.

3. Penggunaan media yang kurang sesuai dengan kemampuan anak,

menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai kemampuannya.

4. Pemilihan media yang kurang menarik, mengakibatkan anak tidak tertarik

untuk belajar selama proses pembelajaran.

C. BATASAN MASALAH

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah pada penggunaan

media kartu kata bergradasi dengan kata benda yang unsur struktur bahasanya

mengandung KVKV dan KVKVK, untuk meningkatkan kemampuan menulis

anak tunagrahita ringan kelas III SDLB yang difokuskan pada menulis kata

dengan dikte huruf-huruf yang ada pada kartu, dimulai dari kata yang jelas

menuju ke suram sampai akhirnya hilang. Sedangkan kartu yang diberikan yaitu

kata yang huruf-hurufnya sulit dibedakan dan sulit dihafal oleh anak.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka dapat

(20)

5

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatan kemampuan menulis anak tunagrahita ringan setelah diberikan

intervensi dengan menggunakan kartu kata bergradasi.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kemampuan awal anak tunagrahita ringan dalam menulis

permulaan sebelum menggunakan kartu kata bergradasi.

2. Mengetahui kemampuan anak tunagrahita ringan dalam menulis

permulaan setelah menggunakan kartu kata bergradasi.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan

informasi mengenai penggunaan media kartu kata bergradasi dalam

meningkatkan kemampuan menulis anak tunagrahita. Sehingga dapat

dijadikan acuan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan

kemampuan menulis permulaan pada anak tunagrahita ringan.

b. Kegunaan Praktis

Memberikan rekomendasi kepada pihak sekolah khususnya guru

mengenai penggunaan media kartu kata bergradasi sebagai salah satu

pembelajaran dalam kemampuan menulis permulaan pada anak tunagrahita

(21)

19 Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan

subjek tunggal (Single Subject Tunggal) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan yang diberikan dan mengacu

pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan

tingkah laku subjek. Hal ini memungkinkan untuk memperlihatkan hubungan

fungsional antara perlakuan dan perubahan tingkah laku.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data menganai penggunaan media

kartu kata bergradasi dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak

tunagrahita ringan, dimana dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan desain A-B-A’ yang merupakan penelitian yang diharapkan dapat digunakan dalam menganalisis terjadinya suatu perubahan. Dimana A (Baseline 1) adalah lambang dari data garis

datar, yang merupakan suatu kondisi awal kemampuan subjek dalam menulis

permulaan sebelum diberi perlakuan atau intervensi. B (intervensi) adalah untuk data

perlakuan atau intervensi. Pada tahap ini subjek diberikan intervensi dengan media

kartu kata bergradasi secara berulang-ulang. A’ (Baseline 2) merupakan pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi setelah intervensi diberikan.

Dalam desain A-B-A’ ini terdapat tiga fase yang memiliki tujuan untuk

mempelajari besarnya pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan kepada individu

dengan membandingkan kondisi baseline sebelum dan sesudah diberikan suatu

perlakuan atau intervensi. Adapun secara visual desain A-B-A’ digambarkan sebagai

(22)

20

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Berikut adalah penjabaran desain A-B-A’:

A=Baseline 1,

Baseline 1 merupakan kondisi awal kemampuan anak dalam menulis permulaan sebelum diberikan perlakuan atau intervensi. Fase baseline ini akan

dilakukan sampai data diperoleh stabil.

B= Intervensi,

Intervensi adalah kondisi kemampuan anak dalam menulis permulaan

selama memperoleh perlakuan. Fase intervensi ini akan dilakukan sampai data

yang diperoleh stabil dengan menggunakan media kartu kata bergradasi.

A’= Baseline 2,

Baseline 2 merupakan pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi dari intervensi yang telah diberikan yang bertujuan untuk melihat apakah intervensi

yang dilakukan memberikan pengaruh terhadap kemampuan atau keterampilan

anak dalam menulis permulaan. Fase baseline kedua ini akan dilakukan sampai

Grafik 3.1 Tampilan Desain A-B-A’

(23)

21

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. VARIABEL PENELITIAN

1. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:

38). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas dalam subjek tunggal dikenal dengan istilah

intervensi atau perlakuan. Sementara itu, variabel terikat dikenal dengan nama

perilaku sasaran atau target behavior (Sunanto, dkk, 2006 : 12). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah penggunaan media kartu kata bergradasi dan

variabel terikatnya adalah kemampuan menulis permulaan.

a. Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi

Salah satu kesulitan pada anak tunagrahita yaitu kesulitan dalam

menulis. Mereka kesulitan dalam menuliskan kata-kata yang disebutkan

guru karena sulitnya membedakan huruf-huruf yang hampir sama dan daya

ingat mereka yang lemah sehingga sulitnya menghafal huruf-huruf alphabet.

Maka dari itu diperlukan media yang digunakan untuk membantu proses

pembelajaran. Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk

meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada anak tunagrahita

tingkat dasar yaitu kartu kata bergradasi, kartu ini berisi gambar dan kata

yang dimana pada setiap kartu tersebut mulai suram, sampai akhirnya

gambar dan kata menjadi hilang, selain itu terdapat kartu kosong dibelakang

setiap kartu kata bergradasi. Kartu kata bergradasi digunakan untuk

(24)

22

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Media ini diperuntukan bagi anak tunagrahita yang mempunyai hambatan

dalam persepsi visual, memory (ingatan), dan konsentrasi.

Kartu kata bergradasi berisi enam kartu pada setiap seri katanya, dan

terdapat kartu kosong dibelakang setiap kartunya. Kartu kata itu terdiri dari

satu kata untuk menyimak huruf – huruf, dua kartu untuk menjiplak kata

yang mulai suram, dua kartu untuk meniru kata yang hampir hilang, dan

satu kartu untuk menulis kata dengan dikte. Adapun kata yang ada pada

kartu adalah huruf-huruf yang belum dipahami dan diingat oleh anak seperti

b, d, e, g, j, l, m, p, t, w.

Disini ada beberapa langkah kegiatan yang dilakukan, yaitu :

1) Anak diinstruksikan agar duduk tenang untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran.

2) Anak diperlihatkan kartu kata bergradasi dan diberikan penjelasan cara

penggunaan kartu tersebut.

3) Anak diberikan kartu kata bergradasi dan mengerjakan sesuai petunjuk

penggunaannya, kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2x30 menit.

4) Setelah pembelajaran selesai, lalu anak diberikan tes berupa soal yang

berkaitan dengan kata-kata yang sudah diberikan pada saat pembelajaran

menggunakan kartu kata bergradasi.

Sehingga melalui penelitian ini bisa dilihat apakah terdapat pengaruh

penggunaan media kartu kata bergradasi dalam menigkatkan kemampuan

menulis permulaan anak tunaggrahita ringan.

b. Kemampuan Menulis Permulaan

Kemampuan menulis permulaan anak tunagrahita ringan yang

ditingkatkan melalui media kartu kata bergradasi ini berpusat pada menulis

(25)

23

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

meniru kata terlebih dahulu sesuai dengan tahapan menulis permulaan.

Menulis menurut Pranoto (2004:9) berarti menuangkan sebuah pikiran

kedalam bentuk tulisan. Pada penelitian ini yang dimaksud kemampuan

menulis permulaan adalah perilaku anak dalam menulis huruf-huruf yang

belum dipahami dan diingat oleh anak seperti huruf b, d, e, g, j, l, m, p, t, w

dengan struktur bahasanya KVKV dan KVKVK.

Tujuan dari menulis dengan media ini yaitu untuk melatih menulis,

mulai dari menjiplak, meniru sampai akhirnya menulis sendiri dengan dikte.

Selain itu melatih anak dalam persepsi visual, yaitu menuliskan kata yang

suram, hampir hilang sampai akhirnya hilang. Melatih memori dan

konsentrasi, yaitu anak dapat menuliskan dan mengingat huruf-hurufnya

karena kata itu ditulis beberapa kali dengan cara yang berbeda sampai

akhirnya anak bisa mengingat huruf-huruf yang ada pada gambar tersebut.

Sedangkan untuk mengetahui peningkatan subjek dalam kemampuan

menulis dalam penelitian ini yaitu peneliti akan mengukurnya dengan tes

praktek yang akan diberikan pada 3 tahap yaitu:

1. Sebelum subjek mendapatkan perlakuan dengan menerapkan

penggunaan kartu kata bergradasi, fungsinya untuk mengetahui

kemampuan awal menulis yang dimiliki oleh subjek.

2. Selama diberikan perlakuan yang berfungsi untuk mengetahui

kemampuan yang dicapai selama diberikan kartu kata betgradasi.

3. Setelah diberikan perlakuan yaitu untuk melihat hasil akhir setelah

penguji coba menggunaan kartu kata bergradasi untuk menulis.

(26)

24

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Subjek dalam penelitian ini adalah seorang anak perempuan kelas 3 SDLB.

Kegiatan penelitian dilakukan di sekolah subjek, yaitu di SLB “Sabilulungan”

Kabupaten Bandung. Berikut identitas dan karakteristik subjek penelitian.

1. Identitas Subjek

Nama Inisial : SR

Tempat tanggal lahir : Bandung, 12 November 2002

Usia : 10 tahun

Alamat : Kp. Sukasari Ds. Sangkanhurip, Kec. Katapang, Kab.

Bandung.

Kelas : 3 SDLB

2. Karakteristik Subjek

SR adalah siswa SLB Sabilulungan yang sudah bersekolah selama 1

tahun, sebelumnya dia bersekolah di SD, namun pada saat bersekolah di SD SR

sangat tertinggal jauh dari teman-temannya dikarenakan SR mengalami

hambatan dalam bidang akademik, maka dari itu SR pindah sekolah ke SLB.

SR mengalami hambatan dalam bidang akademik, terutama dalam hal

menulis. SR belum bisa menulis dengan mandiri, SR menulis dengan cara

menulis dengan cara meniru tulisan dan dengan dikte, namun pada saat di dikte

anak belum menguasai semua huruf. Huruf-huruf yang belum dipahami anak

yaitu diantaranya b, d, e, g, j, l, m, p, t, w. SR masih belum bisa membedakan

bentuk huruf yang hampir sama dan belum hafal sebagian bentuk huruf,

sehingga pada saat di dikte SR kesulitan dalam menuliskan huruf yang belum

dihafal anak.

(27)

25

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan desai A-B-A adalah

sebagai berikut:

1. Penentuan Target Behavior

Target behavior dalam penelitian ini yaitu kemampuan menulis permulaan. Target behavior yang akan diubah yaitu kemampuan menulis permulaan yang diantaranya meliputi proses menjiplak,meniru,dan menulis kata dengandikte.

2. Fase Baseline 1 (A)

Untuk mengetahui kemampuan menulis permulaan, maka peneliti

melakukan asesmen awal dengan memberikan tes berupa soal. Pada fase awal ini

subjek diminta untuk menjawab pertanyaan berisi tes dengan menggunakan kartu

kata dan lembar kerja siswa. Kartu kata berisi gambar dan kata yang beruguna

untuk melihat kemampuan subjek mengingat huruf-huruf dalam satu kata pada

kartu tersebut, kemudian subjek diberikan lembar kerja siswa (LKS) untuk

mengerjakan soal menjiplak kata yang suram, meniru kata yang hampir hilang

dan menulis kata dengan dikte, tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal

subjek dalam menjiplak kata, meniru kata dan menuliskan kata dengan dikte. Fase

baseline ini dilakukan selama empat sesi untuk menulis permulaan yang diantaranya meliputi proses menjiplak kata, meniru kata dan menulis kata dengan

dikte, kata-kata yang dipakai untuk menulis permulaan merupakan 10 kata yang

sama dalam satu seri.

Adapun beberapa tahap yang dilalui dalam fase baseline ini yaitu:

a. Tahap persiapan

Waktu yang dibutuhkan untuk tahap persiapan ini sekitar 10 menit,

langkah-langkah kegiatannya yaitu:

(28)

26

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu - Menyiapkan lembar penilaian.

- Mempersilahkan subjek masuk kedalam ruangan.

b. Tahap pelaksanaan

Waktu yang dibutuhkan untuk tahap pelaksanaan adalah 30 menit,

adapun langkah-langkah kegiatannya yaitu:

- Memperlihatkan kartu kata satu persatu yang harus disimak gambar dan

huruf-huruf dalam kata tersebut oleh subjek.

- Memberikan LKS pada subjek untuk mengerjakan soal-soal yang

diberikan, yaitu untuk menjiplak kata, meniru kata dan menulis

katadengan dikte, subjek diberi waktu 1 menit.

- Peneliti mencatat nilai dari setiap jawaban sesuai dengan kriteria

penilaian.

c. Tahap akhir

Waktu yang dibutuhkan untuk tahap akhir adalah 10 menit,

langkah-langkah kegiatannya yaitu:

- Subjek diminta kluar ruangan.

- Peneliti menjumlahkan skor yang diperoleh oleh subjek.

3. Fase Intervensi (B)

Pada fase intervensi ini dilakukan selama delapan sesi untuk menjiplak kata,

meniru kata dan menulis kata dengan dikte, dimana setiap sesi terdiri dari satu

kali pertemuan atau satu hari. Adapun kata-kata yang dipakai pada kartu tersebut

yaitu huruf-huruf yang belum dihafal anak diantaranya b, d, e, g, j, l, m, p, t, w

dengan struktur bahasa KVKV dan KVKVK

Tahap intervensi ini dilaksanakan dengan penggunaan kartu kata bergradasi.

Adapun langkah-langkah fase intervensi adalah sebagai berikut:

(29)

27

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Waktu yang dibutuhkan untuk tahap persiapan ini sekitar 10 menit,

langkah-langkah kegiatannya yaitu:

- Menyiapkan kartu kata bergradasi, dan memisahkan setiap serinya.

- Menyiapkan alat tulis, lembar penilaian, dan stop watch.

- Mempersiapkan meja dan kursi yang akan diguanakan

- Mempersilahkan subjek masuk ke dalam ruangan.

- Memberikan penjelasan secara ringkas mengenai kegiatan yang akan

dilakukan.

b. Tahap pelaksanaan

Waktu yang dibutuhkan untuk tahap pelaksanaan adalah 65 menit,

adapun langkah-langkah kegiatannya yaitu:

1) Memberikan penjelasan tentang penggunaan kartu kata bergradasi, dimana

cara penggunaan kartu kata bergradasi ini adalah sebagai berikut:

- Guru menunjukkan satu seri kartu kata yang diguanakan untuk

menyimak kata, menjiplak kata, meniru kata dan menulis kata dengan

dikte. Pada setiap satu seri kartu tersebut terdiri dari 6 kartu kata yaitu:

a) Kartu pertama adalah kartu gambar yang berisi gambar dan ata

dengan cara menempelkan kartu ketiga diatas kartu kedua,

kemudian subjek menjiplak kata tersebut dengan spidol white

(30)

28

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Kartu keempat dan kelima adalah kartu yang digunakan untuk

meniru kata yang hampir hilang. Pada kartu keempat berisi gambar

dan kata yang hampir hilang, sedangkan kartu kelima berisi

gambar yang hampir hilang. Setelah itu, subjek diminta

menuliskan kata pada kartu ke lima dengan cara meniru kata yang

hampir hilang pada kartu keempat.

d) Kartu keenam adalah kartu terakhir, kartu ini digunakan untuk

menulis kata yang sama pada saat menjiplak dan meniru kata

dengan cara didikte oleh peneliti, kemudian subjek menuliskan

kata yang disebutkan peneliti sesuai dengan kemampuannya

sendiri.

- Subjek melakukan kegiatan tersebut sampai pada seri ke 10, kegiatan

ini dilakukan selama 50 menit.

- Setelah penggunaan kartu kata bergradasi selesai, subjek akan

diberikan tes kemampuan menulis permulaan sama seperti pada fase

baseline selama 15 menit.

- Tahap akhir subjek diminta keluar ruangan, kemudian peneliti

menjumlah skor yng diperoleh oleh subjek.

4. Fase Baseline 2 (A’)

Pada tahap baseline 2 ini dilakukan pengukuran kembali seperti pada

baseline 1 tanpa intervensi tujuannya yaitu untuk mengukur kemampuan menulis dengan memberikan tes menggunakan kartu kata bergradasi. Hal ini dilakukan

sampai sejauh mana intervensi yang dilakukan berpengaruh terhadap subjek,

kemudian hasil yang didapat dimasukan kedalam format pencatatan data baseline

(31)

29

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu E. INSTRUMEN PENELITIAN

1. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah adalah alat bantu yang bertujuan untuk memperoleh data

yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian. Instrumen atau alat bantu yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Arikunto (2006 : 150) tes

adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok.

Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

pencapaian dan kemampuan menulis permulaan anak tunagrahita ringan.

Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi soal pada

kondisi baseline dan intervensi. Agar lebih terstruktur dan mencapai tujuan

penelitian ini maka penyusunan instrumen penelitian dilakukan dengan

langkah-langkah tersebut :

a) Membuat Kisi-kisi

Kisi-kisi adalah gambaran rencana butir-butir soal yang disesuaikan

dengan variabel penelitian. Adapun kisi-kisi intrumen penelitian dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Menulis Permulaan

Tujuan Aspek yang

suram berpola KVKV 1-5

10 Menjiplak lima kata yang

suram berpola KVKVK 6-10

(32)

30

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu yang hampir

hilang

hampir hilang berpola KVKV

Meniru lima kata yang hampir hilang berpola KVKVK

6-10

Menulis kata dengan dikte

Menulis lima kata dengan

dikte berpola KVKV 1-5

10 Menulis lima kata dengan

(33)

31

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b) Penyusunan Rencana Program Pembelajaran (RPP)

Penyusunan RPP disesuaikan dengan kisi-kisi yaitu berdasarkan pada

kemampuan awal anak.

c) Pembuatan Butir Soal

Pembuatan butir soal disesuaikan dengan indikator yang telah

ditentukan pada kisi-kisi soal. Dalam aspek kemampuan menjiplak huruf

akan dibuat 10 butir soal, dalam aspek kemampuan meniru kata akan dibuat

10 butir soal, dan untuk menulis kata dengan dikte akan dibuat 10 butir soal.

Soal-soal yang digunakan untuk menjiplak kata, meniru dan menulis kata

dengan dikte adalah soal yang sama yaitu kata dan gambar yang sama.

d) Menentukan Kriteria Penilaian Butir Soal

Adapun kriteria penilaian untuk masing-masing butir soal adalah

sebagai berikut :

1) Kriteria penilaian kemampuan menjiplak kata

Skor 5 : Jika anak mampu menjiplak kata dengan lengkap dan rapi

Skor 4 : Jika anak mampu menjiplak 4 huruf dengan benar

Skor 3 : Jika anak mampu menjiplak 3 huruf dengan benar

Skor 2 : Jika anak mampu menjiplak 2 huruf dengan benar

Skor 1 : Jika anak mampu menjiplak 1 huruf dengan benar

Skor 0 : Jika anak tidak mampu menjiplak kata dengan benar

Skor maksimal : 50

2) Kriteria penilaian kemampuan meniru kata

Skor 5 : Jika anak mampu meniru kata dengan lengkap dan rapi

Skor 4 : Jika anak mampu meniru 4 huruf dengan benar

Skor 3 : Jika anak mampu meniru 3 huruf dengan benar

Skor 2 : Jika anak mampu meniru 2 huruf dengan benar

(34)

32

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skor 0 : Jika anak tidak mampu meniru kata dengan benar

Skor maksimal : 50

3) Kriteria penilaian menulis kata dengan dikte

Skor 5 : Jika anak mampu menulis kata dengan lengkap dan rapi

Skor 4 : Jika anak mampu menulis 4 huruf dengan benar

Skor 3 : Jika anak mampu menulis 3 huruf dengan benar

Skor 2 : Jika anak mampu menulis 2 huruf dengan benar

Skor 1 : Jika anak mampu menulis 1 huruf dengan benar

Skor 0 : Jika anak tidak mampu menulis kata dengan benar

Skor maksimal : 50

F. UJI COBA INSTRUMEN

Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas

dari instrumen yang akan digunakan dalampenelitian. Sehingga akan dapat diketahui

apakah alat pengumpulan data tersebut sudah layak digunakan atau harus diperbaiki.

1. Validitas Instrumen

Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila dapat diukur secara tepat. Tes

hasil belajar dapat dikatakan tes yang valid apabila tes tersebut benar-benar mengukur

hasil belajar. Dalam penelitian ini, peneliti menguji validitas instrumen menggunakan

validitas isi (construct) berupa expert judgement yang dilakukan oleh para ahli, yaitu satu orang dosen luar biasa dan dua orang guru SLB “Sabilulungan”. Adapun 3 ahli yang memberikan judgemen tersebut antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.2

Data Tim Ahli Expert Judgement

No Nama Jabatan Instansi

1. Dra. Mimin Tjasmini, M.Pd

(35)

33

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Indondesia

2. Andang Jumhawan, S.pd

NIP. 19660812 199403 1 008 Kepala Sekolah SLB “Sabilulungan”

3. Lyna Verena

NIP. 19650620 198803 2 008 Guru Kelas SLB “Sabilulungan”

Hasil expert judgement dikatakan valid jika perolehan skornya diatas 50%.

Adapun perhitungannya yaitu dengan menggnakan rumus sebagai berikut:

x 100%

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah cocok

N = Jumlah penilai

Kriteria butir validitas dibagi menjadi empat, yaitu :

1. Valid = x 100% = 100%

2. Cukup valid = x 100% = 66,6%

3. Kurang valid = x 100% = 33,3%

4. Tidak valid = x 100% = 0%

Hasil dari judgement yang dilakukan oleh para ahli diperoleh hasil dengan

persentase 100%, artinya ditinjau dari validitas instrumen ini layak digunakan.

(perhitungan validitas expert-judgement dapat dilihat dilampiran).

2. Realibilitas Instrumen

Realibilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur

(36)

34

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

digunakan dapat menghasilkan data yang benar, tidak menyimpang atau ridak dapat berbeda dari kenyataan”.

Pengujian reliabilitas intrumen pada penelitian menggunakan pengujian

reliabilitas dengan internal consistency. Pengujian reliabilitas dengan internal

consistency ini dilakukan dengan cara mencobakan intrumen sekali saja, kemudian data diperoleh dianalisi dengan teknik tertentu.

Uji coba soal dilaksanakan di SLB Nurvita, dan di ujikan pada 6 orang siswa.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas intrumen dalam tes

menulis permulaan yaitu dengan teknik Alfa Cronbach. Pengujian reliabilitas dengan

teknik Alfa Cronbach dilakukan untuk jenis data interval (Sugiyono,2008:359-365).

Tabel 3.3

Data Uji Reliabilitas Menjiplak Kata yang Suram

Nama Butir Soal

Data Uji Reliabilitas Meniru Kata yang Hampir Hilang

Nama Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Cn 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 48 2304

(37)

35

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ih 5 4 5 3 5 5 4 5 5 4 45 2025

Data Uji Reliabilitas Menulis Kata dengan Dikte

Nama Butir Soal

Adapun rumus Alfa Cronbach tersebut adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r = Realibilitas instrumen

k = Jumlah item dalam instrumen

(38)

36

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu = Varians total

Sebelum data dimasukan ke rumus Alfa Cronbach, dihitung terlebih dahulu

varians total ( ) danvarians item

(

) yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

= Jumlah kuadrat seluruh skor item

= Jumlah kuadrat subjek

a. Hasil uji reliabilitas instrumen menjiplak kata :

 Menghitung jumlah varians total

=

-

= 1916 – 1820,4

= 95,6

 Menghitung varians item

(39)

37

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Hasil uji reliabilitas instrumen meniru kata :

 Menghitung jumlah varians total

=

-

= 1942 – 1906,7

= 35,3

 Menghitung varians item

 Setelah itu, hasil diatas dimasukan kedalam rumus alfa cronbach:

(40)

38

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Menghitung jumlah varians total

=

= 1734,83– 1694,69

= 40,14

 Menghitung varians item

 Setelah itu, hasil diatas dimasukan kedalam rumus alfa cronbach:

Tolak ukur menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat

digunakan tabel klasifikasi analisis reliabilitas tes menurut Arikunto (2002) adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.6

(41)

39

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nilai r Interpretasi

0,000 – 0,19 Sangat rendah

0,200 – 0,39 Rendah

0,400 – 0,59 Cukup

0,600 – 0,79 Tinggi

0,800 – 1,00 Sangat Tinggi

Hasil reliabilitas instrumen tes menjiplak kata adalah 0,935, instrumen meniru

kata adalah 0,858, dan instrumen menulis kata dengan dikte adalah 0,847, sehingga

dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi.

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini sudah ditentukan perilaku yang akan diubah yaitu

kemampuan menulis permulaan dalam menjiplak kata, meniru kata, menulis kata

dengan dikte pada anak tunagrahita ringan dengan menggunakan media kartu kata

bergradasi. Berikut dibawah ini teknik pengumpulan data tersebut :

Pengumpulan data diperoleh dari tes hasil belajar pada saat kondisi baseline dan

intervensi. Setelah peneliti mendapat hasil kemampuan awal menulis permulaan dari

subjek penelitian, maka peneliti akan menghitung skor dari kemampuan subjek dalam

menulis permulaan lalu mengubahnya dalam bentuk persentase dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah skor yang didapat

(42)

40

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah itu peneliti memasukkan data tersebut ke dalam lembar pencatatan data,

dimana lembar pencatat data tersebut juga akan digunakan pada fase baseline (A) dan

intervensi (B) di setiap sesinya. Berikut format pencatatan.

Tabel 3.7

Format Pencatatan Data Setiap Sesi

Target Behavior

Sesi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Menjiplak kata Meniru kata Menulis kata dengan dikte

Jumlah Skor

Skor Tertinggi 150

Persentase

H. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Setelah semua data terkumpul kemudian data diolah dan dianalisis kedalam

statistik deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai

hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu. Setelah itu hasil data yang didapat

selama penelitian dituangkan dalam bentuk grafik, agar dapat memperjelas gambaran

dari pelaksanaan eksperimen sebelum diberikan perlakuan (baseline) dan saat

(43)

41

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Sunanto (2005: 93-103) menjelaskan bahwa ada dua cara dalam

menganalisis data yang telah didapat selama di lapangan terdapat dua jenis, yaitu

analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.

1. Analisis dalam Kondisi

Analisis perubahan dalam kondisi adalah analisis perubahan data dalam

suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi. Adapun

komponen-komponen yang harus dianalisis diantaranya yaitu :

a. Panjang Kondisi

Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut.

Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi

yang dilakukan pada kondisi tersebut. Data dalam kondisi baseline

dikumpulkan sampai data menunjukkan stabilitas dan arah yang jelas.

b. Kecenderungan arah

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua

data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di

bawah garis tersebut sama banyak. Untuk membuat garis ini dapat ditempuh

dengan dua metode, yaitu metode tangan bebas (freehand) dan metode belah

tengah (split middle). Bila menggunakan metode freehand, cara yang

digunakan yaitu menarik garis lurus yang membagi data point (sesi) pada

suatu kondisi menjadi dua bagian sama banyak yang terletak di atas dan di

bawah garis tersebut. Sedangkan bila menggunakan metode split middle yaitu

dengan cara membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi

berdasarkan median.

c. Kecenderungan stabilitas

Kecenderungan stabilitas dapat menunjukkan tingkat homogenitas data

dalam suatu kondisi. Adapun tingkat kestabilan data ini dapat ditentukan

(44)

42

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan dibawah mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang

50% diatas dan dibawah mean, maka data tersebut dapat dikatakan stabil.

d. Kecenderungan jejak data (data path)

Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu

kondisi. Sebenarnya jejak data sama halnya dengan kecenderungan arah.

Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu

menaik, menurun, dan mendatar.

e. Level stabilitas dan rentang

Rentang merupakan jarak antara pertama dengan data terakhir pada

suatu kondisi yang dapat memberikan sebuah informasi. Informasi yang

didapat akan sama dengan informasi dari hasil analisis mengenai perubahan

level (level change).

f. Perubahan level (level change)

Perubahan level dapat menunjukkan besarnya perubahan antara dua

data. Tingkat perubahan data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu

kondisi maupun data antar kondisi. Tingkat perubahan data dalam suatu

kondisi merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir.

Sementara tingkat perubahan data antar kondisi ditunjukkan dengan selisih

antara data terakhir pada kondisi pertama dengan data pertama pada kondisi

berikutnya.

2. Analisi antar kondisi

Analisis data antar kondisi dilakukan untuk melihat perubahan data antar

kondisi, misalnya peneliti akan menganalisis perubahan data antar kondisi

(45)

43

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

harus menentukan terlebih dahulu kondisi mana yang akan dibandingkan. Untuk

dapat mengetahui perubahan data antar kondisi tersebut, maka harus dilakukan

analisis dari komponen-konponen berikut:

a. Variabel yang diubah

Dalam analisis data antar kondisi sebaiknya variabel terikat atau

perilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan

pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.

b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

Dalam analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik

antar kondisi baseline dengan kondisi intervensi dapat menunjukkan makna

perubahan perilaku sasaran yang disebabkan oleh intervensi.

c. Perubahan stabilitas dan efeknya

Dari perubahan kecenderungan stabilitas antar kondisi dapat dilihat efek

atau pengaruh intervensi yang diberikan. Hal itu terlihat dari stabil atau

tidaknya data yang terdapat pada kondisi baseline dan data pada kondisi

intervensi. Data yang dapat dikatakan stabil bila menunjukkan arah mendatar,

menarik, dan menurun yang konsisten.

d. Perubahan level data

Perubahan level data dapat menunujkkan seberapa besar data berubah.

Tingkat perubahan data antar kondisi ditunjukkan dengan selisih antara data

terakhir pada data kondisi pertama (baseline) dengan data pertama pada

kondisi berikutnya (intervensi). Nilai selisih menggambarkan seberapa besar

terjadi perubahan perilaku akibat pengaruh intervensi.

(46)

44

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data overlap menunjukkan data tumpang tindih. Artinya terjadi data

yang sama pada dua kondisi. Data yang tumpang tindih menunjukkan tidak

adanya perubahan pada dua kondisi tersebut. Semakin banyak data tumpang

tindih, maka semakin menguat dugaan tidak adanya perubahan perilaku

subjek pada kedua kondisi. Jika data pada kondisi baseline lebih dari 90%

yang tumpang tindih dari data pada kondisi intervensi, maka diketahui bahwa

(47)

45

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

(48)

59

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Dalam penelitian ini, tujuan penulis adalah ingin mengetahui peningkatan manulis permulaan dengan menggunakan media kartu kata bergradasi. Menulis permulaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dalam menjiplak, meniru, dan menulis kata dengan dikte. Pada kasus ini, kemampuan awal anak dalam menulis sudah mampu menuliskan beberapa huruf alphabet, namun pada huruf e dan g, m dan w, t dan j dalam penulisannya sering terbalik.

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang ada pada BAB IV dapat disimpulkan bahwa media kartu kata bergradasi dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan subjek yang diteliti, yaitu pada siswa tunagrahita ringan kelas D3 di SLB Sabilulungan. Media kartu kata bergradasi memberikan pengaruh dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada anak tunagrahita ringan, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya mean level pada setiap fase.

Kemampuan menulis permulaan yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis 10 kata melalui proses menjiplak, meniru dan menulis kata dengan dikte. Pada fase baseline 1 subjek mengalami kesulitan dalam menuliskan kata yang didiktekan, subjek seringkali salah dalam menulis dan seringkali terbalik dalam penulisan huruf yang hampir sama seperti kata mata ditulis maja, gigi ditulis eiei, bebek ditulis bgbgk, gelas ditulis eilas, gitar ditulis eitar dan mawar ditulis mara. Setelah menggunakan kartu kata bergradasi, kemampuan menulis kata, menjadi meningkat. Pada fase ini subjek masih terbalik dalam penulisan huruf e dan g, kata yang masih sering terbalik penulisannya yaitu kata gigi jadi eiei, gitar jadi eitar, dan gelas jadi eilas.

(49)

60

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka sebagai kelanjutan dari

penelitian ini, dapat disampaikan rekomendasai kepada guru-guru serta penelitian

selanjutnya sebagai berikut:

1. Bagi guru

Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan menulis

permulaan dengan menggunakan kartu kata bergradasi. Berdasarkan hasil

penelitian maka direkomendasikan kepada guru untuk dapat mengaplikasikan

kartu kata bergradasi ini di dalam proses belajar dengan variasi penggunanaan

kartu kata seperti, kartu dibuat lebih menarik dengan gambar-gambar yang

menarik anak dan kata-kata yang lebih sulit dipahami anak agar anak lebih

banyak menguasai kata-kata yang sulit ditulis anak. Dalam peerapannya juga

dibuat untuklebih dikembangkan misalnya melalui permainan sehingga dapat

menarik perhatian siswa untuk belajar.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Subjek dalam penelitian ini hanya satu, sehingga hasil penelitian ini hanya

berlaku bagi subjek yang diteliti, oleh karena kartu kata bergradasi untuk

penerapannya diberikan secara klasikal pada semua anak, selain itu

(50)

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Amran, Z. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Budirianti, E.R. (2010). Penggunaan Media artu Kata Bergradasi Gambar dalam Kesiapan Membaca pada Anak Tunarungu. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama.

Hasani. (2005). Pengertian, Metode Menulis Permulaan dan Langkah-langkah. [Online]. Tersedia: http://duniabaca.com/pengertian-menulis-menurut-para-ahli-html . Diakses : 19 September 2012.

Somantri, T.S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuanttatif,Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sunanto, J. (2005). Pengantar Penelitian Subjek Tunggal. CRIED: University Of Tsukuba.

Sunanto, J., dkk. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press.

(51)

Isna Nurani Fajriah, 2013

Penggunaan Media Kartu Kata Bergradasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Sabilulungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar

Gambar 2.1 Desain Kartu Kata Bergradasi  ................................................................
Tabel 3.1   Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Menulis Permulaan  ............  29
Grafik 4.4 Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Menulis Permulaan dengan
Grafik 4.5 Estimasi Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis Permulaan  .............  50
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 3 terlihat bahwa pada perlakuan LCC Mucuna sp tanaman jagung tidak ada yang dapat tumbuh karena jagung kalah bersaing dalam pertumbuhannya, pada saat

Kami akan menggunakan sebuah magnet yang mengalirkan fluks menuju sebuah kumparan sehingga didapatkan arus listrik bila gelombang tersebut dapat menghasilkan distorsi pada

Siswa menyimak penjelasan guru tentang tugas tiap kelompok, yaitu mengerjakan Lembar Kerja (LK) yang memuat permasalahan seperti yang telah ditampilkan secara

Referensi persona orang pertama yang digunakan oleh siswa kelas VII SMPN 31 Purworejo meliputi referensi persona -ku, saya, kami, dan kita sebagaimana terdapat dalam korpus data

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul Pengaruh

Menangkap makna terkait fungsi sosial dan unsur kebahasaan secara kontekstual lirik lagu terkait kehidupan remaja

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan untuk meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan khususnya keperawatan anak yang berkaitan dengan persepsi

Secara umum faktor penyebab kesalahan siswa mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal tes matematika model PISA konten quantity adalah siswa mengalami