CIWALINI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN
(Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Mengikuti Sidang Skripsi pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Rizka Putri Ananda 0804604
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH PHYSICAL EVIDENCE OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS CIWALINI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN
(Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung)
Oleh Rizka Putri Ananda
0804604
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Rizka Putri Ananda 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
De ga i i saya e yataka bahwa skripsi i i de ga judul Pe garuh Physical Evidence Objek
Wisata Pe a dia Air Pa as Ciwali i Terhadap Keputusa Berku ju g Wisatawa (Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung) beserta seluruh isinya adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan yang berlaku dalam masyarakat keilmuwan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika-etika keilmuwan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, November 2012
Yang Membuat Pernyataan
KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN
(pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung) Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Eeng Ahman, M.S NIP. 196110221986031002
Oce Ridwanudin, MM NIP. 198104072010121002
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
H.P.Diyah Setyorini, MM NIP.197610312008122001 Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
ABSTRAK
Rizka Putri Ananda, 0804604, “PengaruhPhysical Evidence Pemandian Air Panas Ciwalini Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan (Survei pada Wisatawan Nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini-Ciwidey Kabupaten Bandung), Skripsi, 2012, di bawah Bimbingan Prof. Dr. Eeng Ahman, M.S dan Oce Ridwanudin, MM
Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi wisata yang cukup besar karena terdapat banyak destinasi wisata yang dapat menjadi alternatif pilihan wisatawan untuk berkunjung. Salah satu kekuatan pariwisata Kabupaten Bandung adalah banyaknya jenis wisata alam yang dapat dijadikan sebagai kawasan wisata unggulan. Pemandian Air Panas Ciwalini merupakan salah satu destinasi alam dari 28 destinasi yang ada di Kabupaten Bandung. Setiap tahunnya jumlah pengunjung ke Pemandian Air Panas Ciwalini fluktuatif dengan kecenderungan yang menurun dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan melalui pengelolaan bukti fisik (physical evidence) di dalam objek wisata itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil kajian mengenai: (1) Physical evidence yang terdiri dari facility exterior (fasilitas eksterior), facility interior (fasilitas interior) dan other tangibles pada objek wisata Pemandian Air Panas Ciwalini. (2) Keputusan berkunjung yang terdiri dari pemilihan produk wisata, pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah kunjungan dan penentuan waktu kunjungan wisatawan ke Pemandian Air Panas Ciwalini. (3) Pengaruh physical evidence terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada Pemandian Air Panas Ciwalini. Objek penelitian ini adalah untuk mengetahui physical evidence yang terdiri dari facility exterior, facility interior
dan other tangibles terhadap keputusan berkunjung wisatawan nusantara di Pemandian Air Panas Ciwalini. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan metode explanatory survey. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara Pemandian Air Panas Ciwalini. Sampel penelitian ini sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik penarikan sampel
simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis jalur. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa physical evidence
yang terdiri dari atas sub variable fasilitas eksterior, fasilitas interior dan other tangibles memberikan pengaruh terhadap keputusan berkunjung pada Pemandian Air Panas Ciwalini. Fasilitas interior memberikan pengaruh paling tinggi terhadap keputusan berkunjung, sedangkan yang memiliki pengaruh terendah adalah fasilitas eksterior.
ABSTRACT
Rizka Putri Ananda, 0804604, Effect of Physical Evidence Pemandian Air Panas Ciwalini on Tourists visiting Decisions. (Survey on local tourist in Pemandian Air Panas Ciwalini – Ciwedey Kabupaten Bandung), Script, 2012, under Prof.Dr.Eeng Ahman, MS and Oce Riwanudin, MM advisory.
Kabupaten Bandung is one of regions that has a lot of potential tourism object since it has many alternative destination for tourists to visit.One of the strenght of Bandung tourism are the enormous number of eco tourism objec ts that can be managed as best tourism area.Pemandian Air Panas Ciwalini is one out of 28 ecotourism destination that lays in Kabupaten Bandung.Every year the amount of visitors who visit pemandian Air Panas Ciwalini are fluctuated, which is seems to be decreased in the last two years.Based on the data, a research of effort on increasing the amount of visitor through management of physical evidence inside the site had been conducted.The aims of this research is to gain the result of examination about (1) Physical evidence which consist of facililty exterior, facility interior and other tangibles in the tourism object Pemandian Air Panas Ciwalini. (2) Visiting decisions which consist of choosing the tourism product, choosing the brand, choosing the travel agent, amount of visiting, and decision of visiting time of the tourist to Pemandian Air Panas Ciwalini. (3) The effect of physical evidence to the decision of the tourist on visiting Pemandian Air Panas Ciwalini.The object of this research is to acknowlegde the physical evidence which consist of facility exterior, facility interior and other tangibles on the the local tourist’s decisions to visit Pemandian Air Panas Ciwalini.The kind of research is descriptive and verivicative which use explanatory survey method.Population in this research was the domestic tourist from accros the country in Pemandian Air Panas Ciwalini.100 people had been taken to be the samples of the research which is using simple random sampling.Data analysis technique that is used in this research is Path Analysis MethodThe result on hipothesis examination showed that the physical evidence which consist sub variable such; exterior facilities,interior facilities and other tangibles, gives effects on visiting decisions to Pemandian Air Panas Ciwalini Interior facilities deliver the highest effects on taking the visit decision, whereas eksterior facilities give the lowest effects.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 10
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka……… . 12
2.1.1 Physical Evidence bagian dari Markeing Mix ... 12
2.1.1.1 Bauran Pemasaran Jasa ... 17
2.1.1.2 Konsep Physical Evidence ... 23
2.1.1.3 Dimensi Physical Evidence ... 26
2.1.2 Konsep Pariwisata ... 28
2.1.2.1 Wisata Alam ... 29
2.1.2.2 Proses Destinasi Pariwisata ... 30
2.1.3Konsep Keputusan Pembelian ... 31
2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 31
2.1.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 33
2.2 Penelitian Terdahulu dan Orsinalitas Penelitian ... 40
2.3 Kerangka Pemikiran ... 41
2.4 Hipotesis ... 46
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 49
3.2 Metode Penelitian... 50
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan ... 50
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 51
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 54
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel ... 55
3.2.4.1 Populasi ... 55
3.2.4.2 Sampel ... 56
3.2.4.3 Teknik Sampling... 57
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data... . 58
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 59
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas... 59
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 65
3.2.7 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 68
3.2.7.1 Analisis Data Deskriptif ... 68
3.2.7.2 Method of Succesive Interval (MSI) ... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan dan Wisatawan ... 75
4.1.1 Profil Perusahaan ... 75
4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 75
4.1.1.2 Sejarah Perusahaan... 76
4.1.1.3 Produk dan Jasa yang ditawarkan ... 77
4.1.2 Profil Pengunjung Pemandian Air Panas Ciwalini ... 77
4.1.2.1 Keterkaitan Karakteristik Wisatawan Berdsarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 79
4.1.2.2 Keterkaitan Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan ... 80
4.1.2.3 Keterkaitan Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan dan Penghasilan ... 82
4.1.3 Pengalaman Wisatawan Pemandian Air Panas Ciwalini ... 83
4.1.3.1 Jumlah Kunjungan Pengunjung ke Pemandian Air Panas Ciwalini dalam Kurun Waktu Satu bulan ... 83
4.1.3.2 Daya Tarik Pengunjung Menurut Informasi Mengenai Pemandian Air Panas Ciwalini... 84
4.1.3.4 Daya Tarik Pengunjung Menurut Biaya Pengeluaran Selama
Berada di Pemandian Air Panas Ciwalini ... 87
4.1.3.5 Daya Tarik Pengunjung Menurut Kunjungan ke Objek Wisata Lain ... 88
4.2 Tanggapan Wisatawan Terhadap Physical Evidence ... 89
4.2.1 Tanggapan Pengunjung Terhadap Fasilitas Eksterior ... 91
4.2.2 Tanggapan Pengunjung Terhadap Fasilitas Interior ... 96
4.2.3 Tanggapan Pengunjung Terhadap Fasilitas Lainnya ... 100
4.3 Tanggapan Wisatawan Terhadap Keputusan Berkunjung pada Objek Wisata Pemandian Air Panas Ciwalini... 103
4.4 Pengaruh Physical Evidence terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Pada Pemandian Air Panas Ciwalini ... 110
4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 119
4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 119
4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 120
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ………….. ... 122
5.2 Rekomendasi ... 124
DAFTAR PUSTAKA ... xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pengembangan kepariwisataan Jawa Barat tidak terlepas dari munculnya
berbagai isu strategis pembangunan. Ketimpangan pembangunan poros
utara-tengah-selatan, penyediaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, optimalisasi
kinerja pemerintah daerah, lemahnya sinergitas antar unit kerja, pelibatan
masyarakat, maupun pengembangan sumber daya manusia merupakan beberapa
isu khusus yang juga berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan
Provinsi Jawa Barat (Bappeda Provinsi Jawa Barat,2005)
Kebijakan, strategi, serta program pembangunan seperti yang tertuang
dalam Perda No. 1 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pemerintah Provinsi
Jawa Barat, mengisyaratkan bahwa pengembangan dan pembangunan sektor
pariwisata memegang peranan penting dalam pengembangan wilayah. Melalui
pengembangan kawasan-kawasan andalan yang terdapat di Provinsi Jawa Barat,
secara internal pengembangan sektor kepariwisataan diharapkan dapat
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan secara eksternal diharapkan
mampu menjadi sektor utama yang memberikan dampak menyebar pada wilayah
sekitarnya demi menciptakan pemerataan wilayah.
Jawa Barat memiliki potensi pariwisata yang begitu beragam, baik dari sisi
produk wisata maupun pasar wisatawan, dengan alam dan budaya yang dimiliki,
Barat juga tidak kalah besarnya. Kedekatan Jawa Barat dengan provinsi-provinsi
berpenduduk banyak dan sudah berkembang menjadikan Jawa Barat kaya akan
sumber pasar wisatawan yang tentunya dapat dijadikan objek kunjungan baik oleh
wisatawan nusantara maupun wisatawan asing. Adapun data jumlah kunjungan
wisnus dan wisman, dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:
TABEL 1.1
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE JAWA BARAT TAHUN 2007-2011 2007 23.859.547 227.068
2008 23.782.802 338.959 -0,3 49,3 2009 24.075.027 254.551 1,2 -24,9 2010 25.066.687 205.033 4,1 -19,5 2011 25.781.420 215.347 2,8 5,0 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, 2011
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas pertumbuhan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Jawa Barat baik wisatawan nusantara maupun asing cenderung
meningkat, namun dilihat trend pertumbuhannya wisatawan nusantara relatif
stabil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan jumlah wisatawan asing yang
seringkali fluktuatif bahkan tahun 2010 terjadi penurunan pertumbuhan. Pada
tahun 2007 jumlah wisatawan nusantara tercatat sebanyak 23.859.547 orang dan
sampai akhir tahun 2011 tercatat sebanyak 25.781.4207 orang, dan jumlah
wisatawan asing pun di tahun 2011 kembali terjadi peningkatan sebesar 5,0%.
Meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk melakukan perjalanan
wisata tentunya dapat berdampak positif bagi perkembangan sektor pariwisata di
Jawa Barat. Melalui pengembangan kawasan-kawasan andalan yang terdapat di
diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, dan secara
eksternal diharapkan mampu menjadi sektor utama yang memberikan dampak
menyebar pada wilayah sekitarnya demi menciptakan pemerataan wilayah.
Kabupaten Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang memiliki
potensi wisata yang cukup besar karena terdapat banyak jenis wisata yang dapat
menjadi alternatif pilihan wisatawan untuk berkunjung. Salah satu kekuatan
pariwisata Kabupaten Bandung adalah banyaknya jenis wisata alam yang dapat
dijadikan sebagai kawasan wisata unggulan. Sebagai gambaran Tabel 1.2
menunjukkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bandung.
TABEL 1.2
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2007-2011
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan nusantara
maupun asing yang datang berkunjung ke Kabupaten Bandung cenderung
meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 8,57% untuk
wisatawan nusantara dan 2,9% untuk wisatawan asing. Peningkatan tersebut
dimungkinkan selain karena banyaknya pilihan kawasan wisata terutama di
Bandung Selatan juga sebagai akibat dari membaiknya kualitas pelayanan baik
dalam hal fasilitas maupun infrastruktur pendukung pengembangan pariwisata di
tahun 2011, secara keseluruhan jumlah objek wisata yang ada di Bandung wilayah
selatan adalah 28 objek wisata seperti dapat dilihat pada Tabel 1.3.
TABEL 1.3
DATA OBJEK WISATA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011
Pengelola Jenis Wisata Lokasi
1 Situ Patenggang 46 Koperasi Alam Kec.Rancabali
22 Rumah Hitam 32 Masyarakat Budaya Kec. Pangalengan
23 Taman Sari Alam 2 Masyarakat Alam Kec. Pasirjambu
24 Curug Ceret 4 Masyarakat Budaya Kec. Pangalengan
25 Geothermal Magma 7 Masyarakat Budaya Kec. Pangalengan
26 Makam Boscha 7 PTPN VIII Alam Kec. Pangalengan
27 Malabar 5 PTPN VIII Alam Kec. Pangalengan
28 Kp.Mahmud 10 Masyarakat Alam Kec. Margaasih
Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, 2011
Berdasarkan Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa keberagaman jenis
wisata bagi wisatawan semakin tinggi. Sebagian besar pilihan wisatawan untuk
berkunjung ke objek-objek wisata di kawasan Kabupaten Bandung wilayah
selatan adalah kemenarikan wisata alamnya yang asri dan belum tercemar polusi,
namun selama ini masih ada anggapan bahwa beragamnya kemenarikan objek
wisata di Bandung Selatan ini kurang didukung oleh penyediaan sarana penunjang
untuk berwisata.
Wisatawan yang mengunjungi objek wisata hanya merasa terpenuhi
keinginan untuk menikmati keasrian suatu objek wisata tanpa dipenuhi kebutuhan
untuk aktivitas lainnya, karena kondisi dan ketersediaan fasilitas wisata yang
kurang memenuhi harapan pengunjung. Selama ini upaya yang dilakukan oleh
Disbudpar Kabupaten Bandung, dalam meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan masih sebatas pada penyebaran booklet, leaflet dan pameran belum
memaksimalkan kualitas tujuan wisata yang tentunya akan melibatkan
kepentingan wisatawan sebagai konsumennya. Oleh karena itu Disbudpar
Kabupaten Bandung dituntut untuk mengembangkan strategi pemasaran yang
efektif, dimana strategi pemasaran harus disesuaikan menurut kebutuhan
wisatawan, sehingga intensitas kunjungan wisatawan yang masuk ke Kabupaten
Bandung semakin meningkat. Hal ini perlu dilakukan mengingat Kabupaten
Bandung memiliki potensi wisata alam yang beragam dengan kualitas dan daya
tarik yang dapat diandalkan. Salah satu destinasi wisata alam yang menjadi
andalan dan banyak dikunjungi oleh wisatawan di Kabupaten Bandung wilayah
Pemandian Air Panas Ciwalini adalah sebuah tempat wisata yang
menyediakan kolam renang, kamar mandi tertutup, permainan anak, wisata alam
tea walk, bungalow, restaurant dan cottage dan perkebunan teh Walini yang tidak
terpisahkan, produk-produk ini dikemas dengan baik yang dikelola oleh
Puskopkar PTPN VIII. Pemandian Air Panas Ciwalini juga mempunyai fasilitas
layanan untuk memberikan kenyamanan bagi pelanggannya seperti kolam renang
I dan II, kolam rendam, restoran, bungalow, cottage, flying fox, water boom dan
lainnya.
Kolam renang air panas Ciwalini terletak pada hamparan area perkebunan
teh, dengan ketinggian 2000 m di atas permukaan air laut dan berjarak 60 km dari
Kota Bandung. Kolam air panas ini sangat diinginkan oleh masyarakat untuk
rekreasi, karena udaranya yang sejuk, pemandangan yang indah dan adanya
Pemandian Air Panas Ciwalini memiliki potensi wisata alam yang tidak di
ragukan lagi, dengan potensi ini Pemandian Air Panas Ciwalini setidaknya
mampu menarik banyak para wisatawan. Namun jumlah wisatawan lokal yang
berkunjung ke Pemandian Air Panas Ciwalini menunjukkan kecenderungan yang
menurun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.4.
TABEL 1.4
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA KE TEMPAT PEMANDIAN AIR PANAS DI KABUPATEN BANDUNG
PERIODE 2007-2011
Ciwalini Cimanggu Cibolang Ciwalini Cimanggu Cibolang
2007 121.783 85.792 32.021 - - -
Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa dari tiga tempat wisata alam
yang sejenis di kawasan wisata Kabupaten Bandung, menunjukkan hasil yang
bervariasi dalam menyerap wisatawan, tempat pemandian air panas Cimanggu
masih menjadi tempat pilihan utama wisatawan. Masih relatif tingginya jumlah
wisatawan yang berkunjung ke Cimanggu disebabkan karena selain lokasinya
strategis yang tepat berada dipinggir jalan utama juga karena memiliki tempat
pemandian air panas yang lebih luas serta fasilitas pendukung lainnya yang cukup
lengkap dan wisatawan dapat menikmati kapan saja karena dibuka selama 24 jam
setiap hari. Kondisi ini yang menyebabkan jumlah wisatawan pada tahun 2009
yang datang lebih banyak ke Cimanggu dibandingkan ke Ciwalini maupun
Cibolang. Salah satu hal yang menarik dari ketiga tempat wisata alam yang
sejenis tersebut adalah Ciwalini yang secara berturut-turut dari tahun 2009 sampai
tahun 2011 yang mengalami penurunan jumlah pengunjung dibandingkan kedua
tempat pemandian air panas lainnya pada tahun 2011 justru mengalami kenaikan
jumlah pengunjung. Kondisi ini juga dapat mengindikasikan bahwa keputusan
wisatawan untuk melakukan kunjungan ke pemandian air panas Ciwalini
mengalami penurunan.
Penurunan jumlah kunjungan ke objek wisata Air Panas Ciwalini selain
karena tingkat persaingan dengan objek wisata alam yang lokasinya dekat dengan
wisata Air Panas Ciwalini juga karena adanya objek wisata baru yang
menampilkan beragam atraksi menarik terutama bagi keluarga, sehingga
menyebabkan wisatawan berpindah ke objek wisata lain. Untuk menjaga dan
Air Panas Ciwalini, maka pihak pengelola membutuhkan langkah-langkah
strategis dalam mengelola dan memasarkan produk jasa wisatanya. Strategi yang
dilakukan oleh pengelola selain melalui penyebaran booklet, leaflet dan pameran
wisata yang rutin diikuti oleh pengelola pemandian air panas Ciwalini adalah
pemeran di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung dan Jawa
Barat yang rutin dilakukan dalam setiap tahun. Strategi lainnya yang juga tak
kalah penting untuk meningkatkan jumlah kinjungan adalah pengelolaan bukti
fisik (physical evidence) di dalam objek wisata itu sendiri, seperti perbaikan akses
jalan, penambahan kolam renang untuk anak-anak dan penambahan fasilitas
pendukung seperti warung sovenir merupakan upaya serius dari pengelola untuk
menjadikan pemandian air panas Ciwalini sebagai pilihan utama wisata alam.
Physical Evidence atau bukti fisik merupakan lingkungan fisik tempat jasa
diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Dalam industri jasa
wisata, mengelola physical evidence dengan mencoba menggunakan unsur yang
tangible untuk memperkuat arti atau nilai pokok intangible merupakan strategi
yang penting dalam pemasaran jasa. Zeithaml at al (2013:278) menyebutkan
bahwa physical evidence dapat dilihat dari Facility Exterior (Exterior design,
signage, parking, landscape, surrounding environment), Facility Interior (Interior
design, equipment, signage, layout, Air quality/temperature,
Sound/music/lighting), Other Tangibles (Business cards, Stationery, Billing
statements, Reports, Employee dress, Uniforms, Brochures, Web page, Virtual
Physical evidence dalam objek wisata Pemandian Air Panas Ciwalini lebih
ditujukan kepada penampilan fisik sarana wisata seperti kerapihan, kebersihan,
kelengkapan, kelancaran, penampilan petugas, dan lain-lain. Hasil observasi dan
wawancara awal dengan Bapak H. Dadang selaku pengelola Pemandian Air Panas
Ciwalini dari Puskopkar PTPN VIII didapat informasi bahwa, aspek physical
evidence objek wisata alam Air Panas Ciwalini (sarana prasana fasilitas
pendukung kondisi atau interior design bangunan termasuk tata letak seperti
kondisi jalan menuju lokasi pondokan wisata, ruang pertemuan, dan sarana
lainnya) pada umumnya masih belum optimal.
Physical Evidence (bukti fisik) sangat penting dalam membentuk image
atau persepsi karena melalui bukti fisik ini konsumen siap untuk
mengidentifikasikan dan membandingkan suatu perusahaan jasa dengan
perusahaan jasa lainnya sehingga dalam pengambilan keputusan penggunaan jasa
konsumen tidak salah pilih. Van Der Merwe (2006:67) dalam penelitiannya
menyebutkan “Jasa pariwisata pada dasarnya tidak berwujud, sehingga pelanggan
sering mengandalkan bukti fisik di lingkungan layanan untuk mengevaluasi
kualitas layanan. Lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi pilihan pelanggan,
harapan, perilaku pembelian dan kepuasan dengan organisasi pariwisata”.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis perlu untuk melakukan
penelitian tentang: “PENGARUH PHYSICAL EVIDENCE PEMANDIAN AIR
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana physical evidence yang terdiri dari facility exterior (fasilitas
eksterior), facility interior (fasilitas interior) dan other tangibles pada objek
wisata Pemandian Air Panas Ciwalini.
2. Bagaimana keputusan berkunjung wisatawan yang terdiri dari pemilihan
produk wisata, pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah kunjungan dan
penentuan waktu kunjungan wisatawan ke Pemandian Air Panas Ciwalini.
3. Bagaimana pengaruh physical evidence terhadap keputusan berkunjung
wisatawan pada Pemandian Air Panas Ciwalini.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh hasil kajian mengenai:
1. Physical evidence yang terdiri dari facility exterior (fasilitas eksterior), facility
interior (fasilitas interior) dan other tangibles pada objek wisata Pemandian
Air Panas Ciwalini.
2. Keputusan berkunjung yang terdiri dari pemilihan produk wisata, pemilihan
merek, pemilihan penyalur, jumlah kunjungan dan penentuan waktu
kunjungan wisatawan ke Pemandian Air Panas Ciwalini.
3. Pengaruh physical evidence terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan :
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konseptual
bagi pengembangan ilmu dan penelitian dalam bidang disiplin ilmu
Manajemen Pemasaran Pariwisata khususnya pengembangan wawasan
mengenai physical evidence objek wisata dan keputusan berkunjung
wisatawan sehingga dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam
mengembangkan wawasan Manajemen Pemasaran Destinasi.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi pihak manajemen objek wisata Pemandian Air Panas Ciwalini untuk
dapat lebih mengetahui program mana yang dapat memberikan
keuntungan lebih banyak terutama dalam hal tinggi rendahnya keputusan
berkunjung dari wisatawan ke Pemandian Air Panas Ciwalini, sehingga
dapat menjadikan bahan informasi dalam upaya meningkatkan minat
wisatawan agar nantinya dapat lebih dikembangkan lagi ke arah yang
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu tanggapan dari responden tentang dari
variabel independent (X) (variabel bebas) mengenai physical evidence yang
terdiri dari facility exterior (X1), facility interior (X2) dan other tangibles (X3)
terhadap keputusan berkunjung. Sedangkan yang menjadi variabel dependent (Y)
(variabel terikat) yaitu keputusan berkunjung yang terdiri pemilihan produk,
pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah kunjungan dan waktu berkunjung
pada Pemandian Air Panas Ciwalini.
Pada penelitian ini yang menjadi responden, yaitu wisatawan nusantara
yang berkunjung ke Pemandian Air Panas Ciwalini. Tujuan dari penelitian ini,
yaitu untuk mengetahui pengaruh physical evidence terhadap keputusan
berkunjung wisatawan.
Berdasarkan kurun waktu penelitian yang dilaksanakan satu kali dan
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, yaitu mulai dari bulan Maret sampai
dengan bulan September 2012, maka metode penelitian yang dipergunakan adalah
metode cross sectional. Metode cross sectional adalah metode penelitian yang
3.2 Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross
sectional, yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu
kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”
(Husein Umar, 2010:131). Metode ini diharapkan peneliti dapat mengungkapkan
serta mengkaji seberapa besar physical evidence terhadap keputusan berkunjung
wisatawan pada Pemandian Air Panas Ciwalini.
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan
Berdasarkan variable-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010:35):
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih variabel (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan atau mencari hubungan variabel satu sama lain.
Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat diperoleh deskripsi
mengenai physical evidence pada objek wisata Pemandian Air Panas Ciwalini
serta persepsi responden tentang keputusan berkunjung. Menurut Sugiyono
(2010:36) :
Penelitian verifikatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis, dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh physical evidence
Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif
maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross
sectional.
3.2.2 Operasionalisasi variabel
Operasional variabel merupakan batasan atau arti suatu konstruk atau
variabel dengan merinci hal-hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk
mengukur variabel tersebut. Adapun variabel-variabel yang akan diuji adalah
pengaruh physical evidence terhadap keputusan berkunjung. Secara lebih rinci
operasionalisasi masing-masing variabel itu dapat terlihat dalam Tabel 3.1 berikut
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel Konsep
Variabel
Sub
Variabel Indikator Ukuran Skala
No.
Parking (tempat parkir) Tingkat kemudahan
Variabel Konsep Variabel
Sub
Variabel Indikator Ukuran Skala
No.
Interior design Daya tarik
interior design Ordinal C.2.11 Tingkat keunikan
interior design Ordinal C.2.12 Equipment
Layout (tata ruang) Tingkat
Variabel Konsep Variabel
Sub
Variabel Indikator Ukuran Skala
No.
Brochures (brosur) Tingkat kejelasan
informasi Ordinal C.3.22 Tingkat
Variabel Konsep Variabel
Sub
Variabel Indikator Ukuran Skala
No.
Sumber: Hasil pengolahan data, 2012
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Menurut Ulber Silalahi (2009 :280), menyatakan data merupakan hasil
pengamatan dan pengukuran empiris yang mengungkapkan fakta tentang
karakteristik dari suatu gejala tertentu. Data dalam penelitian dapat dibedakan
1. Sumber data Primer menurut Ulber Silalahi (2009:289) adalah suatu objek
atau dokumen original-material mentah dari pelaku yang disebut
first-hand-information.
2. Sumber data Sekunder menurut Ulber Silalahi (2009:291) adalah
merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari
sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan.
Berdasarkan data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini,
maka peneliti menuliskanya dalam Tabel 3.2 berikut :
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No. Data Jenis
Data Sumber Data
1 Pertumbuhan Kunjungan wistawan di Indonesia, Jawa Barat dan Kabupaten Bandung tahun 2007- 2011
Sekunder BPS, P2DSJ, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat dan Dinas kebudayaan dan
Sekunder Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung
3 Nama wisata di Bandung Selatan
Sekunder Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung
4
Data jumlah pengunjung ke Pemandian Air Panas Ciwalini
Sekunder Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung
5 Program promosi wisata Air Panas Ciwalini
Sekunder Puskopkar PTPN VIII
6 Karakteristik responden Primer Pengunjung 7 Tangapan konsumen terhadap
Physical Evidence
Primer Pengunjung
8 Tangapan konsumen terhadap keputusan berkunjung
Primer Pengunjung
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
3.2.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012:119) mendefiniskan “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik ternetu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka polulasi
dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang mempengaruhi keputusan
berkunjung tersebut, dan anggota polulasinya adalah seluruh pengunjung objek
wisata alam Pemandian Air Panas Ciwalini yang berjumlah 132.478 tahun 2011.
3.2.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012:120), untuk pengambilan sampel dari populasi,
agar diperoleh sampel yang presentatif mewakili, maka diupayakan setiap subjek
dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Menurut Sugiyono (2012:120), “Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya
akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus
benar-benar mewakili”.
Berdasarkan pengertian sampel yang dikemukakan di atas, maka sampel
yaitu sebagian pengunjung wisata alam Pemandian Air Panas Ciwalini. Adapun
rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein
Umar, 2010:146), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari
ukuran populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam
pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel
ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu
sebagai berikut:
Dimana :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat
ditolerir (e= 0,10)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel yang diteliti
yaitu sebanyak 100 responden.
3.2.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel,
(Sugiyono, 2012:121). Teknik sampling yang digunakan yaitu dengan
menggunakan Non probability Sampling. Teknik ini tidak memberikan
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pengunjung
yang telah datang ke Pemandian Air Panas Ciwalini tidak datang kembali pada
saat dilakukan penyebaran kuesioner. Secara spesifik teknik yang digunakan
adalah Teknik Sampling Aksidental. Teknik ini menentukan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data (Sugiyono, 2012:77). Hal ini didasarkan pada pertimbangan
bahwa.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan untuk
keperluan penelitian dimana data yang terkumpul adalah untuk menguji hipotesis
yang telah dirumuskan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah:
1. Wawancara
Sebagai teknik komunikasi langsung dengan pimpinan Puskopkar PTPN VIII.
Wawancara ini dilakukan kepada pihak manajemen untuk memperoleh data
mengenai profil Pemandian Air Panas Ciwalini, pelanggan sasaran dan
program promosi pemasaran khususnya physical evidence.
Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti yaitu wisata Pemandian Air Panas Ciwalini,
khususnya mengenai physical evidence
3. Kuesioner/angket
Merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar
pertanyaan tertulis. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai
karaktersitik pengunjung, pelaksanaan physical evidence serta keputusan
berkunjung. Kuesioner ditujukan kepada pengunjung wisata alam Pemandian
Air Panas Ciwalini.
4. Studi Literatur
Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan
dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti
yang terdiri dari physical evidenceserta keputusan berkunjung didapat melalui
Perpustakaan UPI, STT Telkom, Universitas Maranatha, internet dan lain-lain
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Mengingat pengumpulan dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka
kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal
yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan atau kesahihan suatu hasil
peneliti sosial sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan, apabila alat ukur
yang dipakai tidak valid atau tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang
diperoleh tidak akan mampu menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk
kesahihan), dan test of reliability (uji keandalan), guna menguji kesungguhan
jawaban responden.
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur, (Sugiyono, 2012: 168)
Menurut Barker (2002:65) secara garis besar validitas dapat dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Content Validity; “Content validity assesses whether the measure
adequately covers the different aspects of the construct that are specified
in its definition”.
2. Criterion Validity; “ It assesses how well the measure correlates with an
established criterion or indicator of the construct it is measuring”
3. Construct Validity; “Construct validity is established by accumulating
studies which test predictions about how the construct in question should
relate to other constructs and measures”
Dalam penelitian ini digunakan validitas jenis yang ketiga, yaitu konsep
validitas yang dikembangkan dengan studi berkelanjutan yang mana menguji
prediksi tentang bagaimana sebuah konsep dalam sebuah pertanyaan harus ada
hubungannya dengan konsep-konsep dan ukuran-ukuran lainnya. Suatu alat ukur
alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Untuk menguji validitas alat ukur, kuesioner dibagikan kepada responden,
di mana setiap responden dimintai tanggapannya atas physical evidence serta
keputusan berkunjung. Teknik yang digunakan dalam menguji korelasi antar
pernyataan pada kuesioner nanti adalah rumus teknik korelasi product moment.
Adapun rumus korelasi pearson adalah sebagai berikut:
(Husein Umar, 2010:190)
Keterangan:
r1 = koefisien validitas item yang dicari
X = skor yang diperoleh subjel dalam setiap item
Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item ∑X = jumlah skor dalam distribusi X yang berskala ordinal ∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala ordinal ∑X2
= jumlah kuadrat masing-masing skor X ∑Y2
= jumlah kuadrat masing-masing skor Y
n = banyaknya responden
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program
SPSS 19 for windows. Keputusan pengujian validitas item instrumen,
menggunakan taraf signifikansi adalah sebagai berikut:
1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel
3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung < rtabel
Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 responden dengan
tingkat signifikansi 5% maka hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang
diajukan peneliti adalah sebagai berikut.
TABEL 3.3
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL (X) PHYSICAL EVIDENCE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN BERKUNJUNG
No.
Item Pernyataan rhitung rtabel
Sig
Keterangan Fasilitas Eksterior (X1)
C.1.1 Tingkat kemenarikan gedung/bangunan luar 0,601 0,361 0,000 Valid
C.1.2 Tingkat keunikan gedung/bangunan luar 0,726 0,361 0,000 Valid
C.1.3 Tingkat kejelasan tanda atau papan nama 0,574 0,361 0,001 Valid
C.1.4 Daya tarik tanda atau papan nama 0,645 0,361 0,000 Valid
C.1.5 Tingkat kemudahan parkir 0,450 0,361 0,012 Valid
C.1.6 Tingkat kenyamanan parkir 0,526 0,361 0,003 Valid
C.1.7 Tingkat keluasan area parkir 0,457 0,361 0,011 Valid
C.1.8 Daya tarik pemandangan Pemandian Air
Panas Ciwalini 0,614 0,361 0,000 Valid
C.1.9 Tingkat kenyamanan lingkungan sekitar 0,706 0,361 0,000 Valid
C.1.10 Tingkat kebersihan lingkungan sekitar 0,796 0,361 0,000 Valid
Fasilitas Interior (X2)
C.2.11 Daya tarik interior design 0,464 0,361 0,010 Valid
C.2.12 Tingkat keunikan interior design 0,752 0,361 0,000 Valid
C.2.13 Tingkat ketersediaan perlengkapan sarana di
pemandian air panas Ciwalini 0,548 0,361 0,002 Valid
C.2.14 Tingkat kelayakan perlengkapan di
pemandian air panas Ciwalini 0,795 0,361 0,000 Valid
C.2.15 Tingkat kesesuaian tata letak kolam renang 0,779 0,361 0,000 Valid
C.2.16
Tingkat kesesuaian tata letak kolam rendam
tertutup 0,432 0,361 0,017 Valid
C.2.17 Tingkat kesesuaian tata letak kamar bilas 0,517 0,361 0,003 Valid
Fasilitas Lainnya (X3)
C.3.18 Tingkat kenyamanan ruang ganti 0,400 0,361 0,028 Valid
C.3.19 Daya tarik pakaian kerja karyawan 0,526 0,361 0,003 Valid
No.
Item Pernyataan rhitung rtabel
Sig
Keterangan
C.3.21 Tingkat kesesuaian pakaian kerja karyawan 0,471 0,361 0,009 Valid
C.3.22 Tingkat kejelasan informasi 0,700 0,361 0,000 Valid
C.3.23 Tingkat kemenarikan brosur 0,250 0,361 0,182 Tidak Valid
Keputusan Berkunjung (Y)
D.1.1
Tingkat keunggulan produk wisata
Pemandian Air Panas Ciwalini dibanding yang lain
0,567 0,361 0,001 Valid
D.1.2 Daya tarik produk wisata Pemandian Air
Panas Ciwalini 0,578 0,361 0,001 Valid
D.1.3 Tingkat pemilihan berdasarkan citra
Pemandian Air Panas Ciwalini 0,660 0,361 0,000 Valid
D.1.4 Tingkat pemilihan berdasarkan kepopuleran
Pemandian Air Panas Ciwalini 0,477 0,361 0,008 Valid
D.1.5 Tingkat pemilihan berdasarkan lokasi
strategis 0,615 0,361 0,000 Valid
D.1.6 Tingkat kemudahan akomodasi dalam
menjangkau lokasi 0,559 0,361 0,001 Valid
D.1.7
weekday 0,658 0,361 0,000 Valid
D.1.11 Intensitas melakukan kunjungan pada saat
ada promosi 0,547 0,361 0,002 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas pengukuran validitas untuk sub
variabel physical evidence menunjukkan bahwa dari 25 item pertanyaan ada 2
item pernyataan yang tidak valid, karena skor r hitung lebih kecil dari r tabel yang
bernilai 0.361. untuk variabel Y menunjukkan hasil pengujian uji validitas,
dimana semua item pernyataan valid karena skor r hitung lebih besar jika
dibandingkan dengan r tabel yang bernilai 0.361.
Dengan demikian, karena terdapat item pernyataan dari variabel X yang
tidak valid maka perlu dilakukan pengujian ulang tanpa memasukkan item kedua
selanjutnya sebanyak 23. Berikut ini merupakan hasil uji validitas setelah kedua
item yang tidak valid dikeluarkan.
TABEL 3.4
HASIL TAHAP PENGUJIAN ULANG VALIDITAS VARIABEL (X) PHYSICAL
EVIDENCE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN BERKUNJUNG
No.
Item Pernyataan rhitung rtabel
Sig
Keterangan Fasilitas Eksterior (X1)
C.1.1 Tingkat kemenarikan gedung/bangunan luar 0,601 0,361 0,000 Valid
C.1.2 Tingkat keunikan gedung/bangunan luar 0,726 0,361 0,000 Valid
C.1.3 Tingkat kejelasan tanda atau papan nama 0,574 0,361 0,001 Valid
C.1.4 Daya tarik tanda atau papan nama 0,645 0,361 0,000 Valid
C.1.5 Tingkat kemudahan parkir 0,450 0,361 0,012 Valid
C.1.6 Tingkat kenyamanan parkir 0,526 0,361 0,003 Valid
C.1.7 Tingkat keluasan area parkir 0,457 0,361 0,011 Valid
C.1.8 Daya tarik pemandangan Pemandian Air
Panas Ciwalini 0,614 0,361 0,000 Valid
C.1.9 Tingkat kenyamanan lingkungan sekitar 0,706 0,361 0,000 Valid
C.1.10 Tingkat kebersihan lingkungan sekitar 0,796 0,361 0,000 Valid
Fasilitas Interior (X2)
C.2.11 Daya tarik interior design 0,464 0,361 0,010 Valid
C.2.12 Tingkat keunikan interior design 0,752 0,361 0,000 Valid
C.2.13 Tingkat ketersediaan perlengkapan sarana di
pemandian air panas Ciwalini 0,548 0,361 0,002 Valid
C.2.14 Tingkat kelayakan perlengkapan di
pemandian air panas Ciwalini 0,795 0,361 0,000 Valid
C.2.15 Tingkat kesesuaian tata letak kolam renang 0,779 0,361 0,000 Valid
C.2.16
Tingkat kesesuaian tata letak kolam rendam
tertutup 0,432 0,361 0,017 Valid
C.2.17 Tingkat kesesuaian tata letak kamar bilas 0,517 0,361 0,003 Valid
Fasilitas Lainnya (X3)
No.
Item Pernyataan rhitung rtabel
Sig
Keterangan
C.3.19 Daya tarik pakaian kerja karyawan 0,526 0,361 0,003 Valid
C.3.20 Tingkat kesesuaian pakaian kerja karyawan 0,471 0,361 0,009 Valid
C.3.21 Tingkat kejelasan informasi 0,700 0,361 0,000 Valid
Keputusan Berkunjung (Y)
D.1.1
Tingkat keunggulan produk wisata
Pemandian Air Panas Ciwalini dibanding yang lain
0,567 0,361 0,001 Valid
D.1.2 Daya tarik produk wisata Pemandian Air
Panas Ciwalini 0,578 0,361 0,001 Valid
D.1.3 Tingkat pemilihan berdasarkan citra
Pemandian Air Panas Ciwalini 0,660 0,361 0,000 Valid
D.1.4 Tingkat pemilihan berdasarkan kepopuleran
Pemandian Air Panas Ciwalini 0,477 0,361 0,008 Valid
D.1.5 Tingkat pemilihan berdasarkan lokasi
strategis 0,615 0,361 0,000 Valid
D.1.6 Tingkat kemudahan akomodasi dalam
menjangkau lokasi 0,559 0,361 0,001 Valid
D.1.7
weekday 0,658 0,361 0,000 Valid
D.1.11 Intensitas melakukan kunjungan pada saat
ada promosi 0,547 0,361 0,002 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
Tabel 3.4 menunjukkan hasil pengujian uji validitas, dimana semua item
pernyataan valid karena skor r hitung lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel
yang bernilai 0.361. Dengan demikian, maka proses selanjutnya adalah
melakukan pengujian relaibilitas.
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu ukuran untuk menentukan apakah suatu
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data,
reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas menunjukan
tingkat keterandalan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2009:247).
Metode dasar untuk menentukan reliabilitas dapat diklasifikasikan
menurut stabilitas pengukuran berdasarkan waktu atau konsistensi internal dari
setiap item dalam skala sikap Aaker, Kumar, dan Day (2009:304). Secara garis
besar reliabilitas dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Test-retest reliability; “The measure is administered to the same set of
people on two or more separate occasions (e.g., a week or a month apart).
Its test-retest reliability (sometimes called the stability coefficient) is
assessed by the correlation between the scores from the different time
points”
2. Equivalent form; “examines reliability across different versions of the
same instrument. This is an extension of test-retest reliability, where
instead of re-administering the same measure on the second occasion, you
use an alternate (or „„equivalent‟‟ or „„parallel‟‟) form.
3. Inter-rater reliability; “is used for observational rather than self-report
measures, in order to check the reliability of observations”
4. Internal consistency; “is the standard way of assessing the inter-item
reliability of a scale that is composed of multiple similar items (many
self-report measures fall into this category). The assumption is that the items
are equivalent or parallel, i.e., that they all aim to tap the same underlying
Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas jenis yang keempat, yaitu
konsep reliabilitas konsistensi internal, yang merupakan cara standar dalam
mengukur reliabilitas item-item yang berhubungan dari ukuran yang disusun dari
item-item yang memiliki kemiripan. Asumsinya adalah item-item yang digunakan
ekuivalen atau paralel. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, digunakan
internal consistency reliability dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha
Cronbach (), hal ini sesuai dengan tujuan test yang bermaksud menguji
konsistensi item-item dalam instrumen penelitian.
Mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan
rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3,
1-5 atau 1-7 dan seterusnya dapat menggunakan rumus Cronbach‟s Alpha,
(Husein Umar, 2010:170). Dalam menghitung nilai reliabilitas digunakan rumus
alpha atau cronbach‟s alpha ( sebagai berikut:
(Husein Umar, 2010:170)
Dimana:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
= varian total
= jumlah varian butir tiap pertanyaan
Jumlah varian butir tiap pertanyaan dapat dicari dengan cara mencari nilai
Dimana:
n = jumlah sampel
= nilai varian
X= nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaaan)
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan terhadap 30 responden dengan
tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28) dengan
menggunakan software komputer SPSS (Statistical Product for Service Solution)
19.0, diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini dikarenakan Cσ masing
-masing variabel lebih besar dibandingkan dengan koefisien alpha cronbach yang
bernilai > 0,70, berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian:
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL (X) PHYSICAL EVIDENCE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN BERKUNJUNG
No Variabel alpha
cronbach Hasil Keterangan
1 Physical evidence > 0,70 0,739 Reliabel
2 Keputusan Berkunjung > 0,70 0,749 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
3.2.7 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.2.7.1 Analisis Data Deskriptif
Pada penelitian ini, digunakan dua jenis analisis, yaitu analisis deskriptif
pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskripif
digunakan untuk melihat faktor penyebab, sedangkan analisis kuantitatif
menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan
menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi
yang bersifat komprehensif. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor
penyebab yang dalam penelitian ini analisis deskriptif yang digunakan antara lain:
1) Analisis deskriptif tentang physical evidenceyang terdiri dari facility exterior
(X1), facility interior (X2) dan other tangibles (X3)
2) Analisis deskriptif tentang keputusan berkunjung yang terdiri dari pemilihan
produk, pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah kunjungan dan waktu
berkunjung.
Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian di
atas digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:
(Umi Narimawati, 2007:84)
Keterangan:
n = jumlah sampel
m = jumlah alternatif jawaban tiap item
Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian
dapat dilihat dari urutan proses pencarian skor ideal tertinggi, skor ideal terendah,
panjang interval kelas, dan tinjauan kontinum berdasarkan rumus dari Sugiyono
(2010:94), yaitu :
a. Mencari skor maksimal variabel
Skor ideal = skor tertinggi x jumlah butir item x jumlah responden
b. Mencari skor minimal variabel
Skor ideal = skor terendah x jumlah butir item x jumlah responden
c. Mencari jenjang variabel
Jenjang = skor maksimal – skor minimal
d. Mencari panjang interval kelas variabel
Panjang interval kelas = jenjang / banyak kelas interval
e. Membuat garis kontinum
3.2.7.2Method of Succesive Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur (path analysis), oleh
karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi
menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Succesive Interval (Harun
Al Rasyid, 2000:131). Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data
tersebut sebagai berikut:
a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil
jawaban responden pada setiap pertanyaan.
b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan
perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi
frekuensi dengan jumlah responden.
c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi
d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan
setiap pilihan jawaban.
e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan sebagai berikut :
(Dencity at Lower Limit)–(Dencity at Upper Limit)
Scale Value =
(Area Below Upper Limit) – (Are Below Lower Limit)
Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan
pasangan data variable independent dengan variable dependen serta akan
ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
3.2.7.3 Pengujian Hipotesis
Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat
dipercaya anatara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada
akhirnya akan diambil suatu kesimpulan Ho ditolak atau Ha diterima dari
hipotesis yang telah dirumuskan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan
diuji melalui analisis jalur. Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menggambar struktur hipotesis
GAMBAR 3.1
DIAGRAM JALUR HIPOTESIS
Y X1
a. Selanjutnya diagram hipotesis di atas diterjemahkan ke dalam beberapa sub
hipotesis dan untk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2
GAMBAR 3.2
DIAGRAM JALUR SUB STRUKTUR HIPOTESIS
b. Menghitung matriks korelasi antarvariabel bebas :
X1.1 X1.2 X1.3
1 rX1.1X1.2 rX1.1X1.3
R1= 1 rX1.2X1.3
1
c. Identifikasi persamaan sub struktur hipotesis
Y = Pyx1X1.1+Pyx2X1.2+ Pyx3X1.3+
d. Menghitung matriks invers kolerasi
e. Menghitung semua koefisien jalur melalui rumus :
g. Statistik uji yang digunakan adalah:
)
Hasil Fhitung dibandingkan dengan tabel distribusi F-Snedecor, apabila
FhitungFtabel, maka Ho ditolak dengan demikian dapat diteruskan pada
pengujian secara individual, statistik yang digunakan adalah:
)
t mengikuti distribusi t-Student dengan derajat kebebasan n-k-1.
Analisis X terhadap Y :
h. Menghitung pengaruh variabel lain () dengan rumus sebagai berikut:
)
i. Keputusan penerimaan atau penolakan Ho
Ho : PYX1.1 = PYX1.2 = PYX1.3 = 0
Hi : sekurang-kurangnya ada sebuah PYXi 0, i = 1,2, dan 3
Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam
rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis
sebagai berikut :
Ho : ρi < 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan antara physical evidence yang
terdiri dari facility exterior, facility interior dan other tangibles
terhadap keputusan berkunjung
Ha : ρi > 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara physical evidence
yang terdiri dari facility exterior, facility interior dan other tangibles
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pengujian path analysis yang
dilaksanakan mengenai analisis Physical Evidence terhadap keputusan berkunjung pada
Pemandian Air Panas Ciwalini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran mengenai physical evidence pada pemandian air panas Ciwalini mendapat
penilaian yang tinggi dari pengunjung. Penilaian tertinggi diperoleh oleh fasilitas
lainnya sedangkan penilaian terendah diperoleh oleh fasilitas interior seperti
dijelaskan di bawah ini:
a) Secara keseluruhan physical evidence pada pemandian air panas Ciwalini sudah
tinggi terutama fasilitas lainnya seperti ruang ganti, kelengkapan pakaian
karyawan dan brosur, dikarenakan wisatawan yang datang berkunjung merasakan
adanya manfaat dari konsistensi pelayanan yang diberikan. Manfaat yang sangat
terasa adalah identitas karyawan yang jelas ditunjukkan melalui kartu nama,
sehingga memudahkan bagi pengunjung jika membutuhkan bantuan selama berada
di tempat tersebut. Mayoritas pengunjung juga menilai pakaian kerja yang
dikenakan karyawan menarik, sopan, cocok, rapih dan bersih. Penyampaian
informasi melalui brosur yang cukup detail juga memudahkan pengunjung
disebabkan karena pengunjung merasa kurang nyaman dengan tata letak kolam
renang yang berdekatan antara kolam renang untuk anak dan dewasa masih belum
begitu baik, kolam renang dewasa yang memiliki kedalaman 2 meter berbatasan
langsung dengan kolam renang anak, sehingga dapat menimbulkan risiko
kecelakan bagi anak-anak. Ketersediaan dan kelayakan alat pendukung wisata
seperti baju renang, pelampung dan perahu karet untuk anak-anak masih dirasakan
sangat terbatas pengunjung.
2. Gambaran mengenai tingkat keputusan berkunjung pada Pemandian Air Panas
Ciwalini mendapat penilaian yang tinggi. Penilaian tertinggi diantara variabel
dimensi keputusan berkunjung yaitu pemilihan produk. Hal ini disebabkan karena
Pemandian Air Panas Ciwalini memiliki sumber air panas yang jernih dan bersih
serta ditunjang dengan lokasinya tidak berada di pinggir jalan raya menjadikan
keunggulan tersendiri bagi objek wisata tersebut. Sementara penilaian penentuan
waktu kunjungan terutama kunjungan pada pada hari-hari kerja biasa (weekdays), hal
ini disebabkan karena Senin sampai dengan Jum’at yang merupakan hari-hari sibuk
kerja dan sekolah sehingga banyak wisatawan yang tidak datang ketempat tersebut.
3. Secara keseluruhan physical evidence yang terdiri dari atas sub variabel fasilitas
eksterior, fasilitas interior dan other tangibles memberikan pengaruh terhadap
keputusan berkunjung pada Pemandian Air Panas Ciwalini. Untuk fasilitas lainnya
memberikan pengaruh paling tinggi terhadap keputusan berkunjung. Sedangkan yang
Konsep physical evidence merupakan aspek yang sangat penting dalam
pemasaran jasa termasuk jasa wisata. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan
rekomendasi seperti hal-hal berikut:
1. Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap physical evidence Pemandian Air
Panas Ciwalini, tata letak kolam renang mendapat penilaian yang masih rendah dari
pengunjung. Oleh karena itu pengelola sebaiknya menambahkan payung tenda
diantara kolam renang dewasa dan anak-anak yang dapat dgunakan pengunjung
untuk beristirahat dan mengawasi anak-anaknya bermain di kolam rennag. Selain itu
pula pengelola menyediakan alat-alat renang seperti pelampung, perahu karet dan
rompi renang untuk disewakan kepada pengunjung atau pengelola dapat bekerjasama
dengan pedagang yang ada disekitar objek wisata alam tersebut. Tingkat keamanan
dan kenyamanan pengunjung yang kurang diperhatikan pengelola tentunya tidak
menutup kemungkinan akan menurunkan keinginan pengunjung untuk kembali
datang.
2. Secara keseluruhan physical evidence dalam meningkatkan keputusan berkunjung
yang meliputi fasilitas eksterior, fasilitas interior dan fasilitas lain sudah dilakukan
dengan baik dan terbukti mampu mempengaruhi keputusan berkunjung, namun hal
terpenting yang harus diperhatikan oleh pengelola daya adalah mengenai fasilitas
interior, karena merupakan faktor yang paling tinggi dalam meningkatkan keputusan
berkunjung dengan mengatur laya out kolam renang baik untuk dewasa maupun anak
survei terhadap pengunjung di Pemandian Air Panas Ciwalini. Rekomendasi untuk
peneliti berikutnya diharapkan dapat meneliti keputusan berkunjung tidak hanya
terbatas pada satu tempat saja, tetapi tetapi tempat pemandian air panas yang ada di
wilayah Bandung Selatan mengetahui kompetensi wisata alam yang unggul di
DAFTAR PUSTAKA
Aaker A., David, Kumar, V & Day, George S. Day. 2009. Marketing Research. 8th Edition. John Wiley & Sons Inc.
Anggraeni (2007) Bauran Pemasaran dalam Kaitannya dengan memilih jasa transportasi kereta api di Yogyakarta.
Briggs Susan, 2009. Marketing for the Tourism and Leisure, Sydney, Australia. Buchari, Alma, 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Alfabeta,Bandung.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. 2012. Data dan Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. Bandung.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. 2012. Data dan Informasi Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. Bandung.
Fandy Tjiptono Gregorius Chandra dan Dedi Adriana, 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta.
Harun Al Rasyid. 2000. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Hendri Sukotjo dan Sumanto Radix A. (2010) Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya.
Henry Purnomo (2011) Pengaruh Faktor Individual Wisatawan dan Kinerja Bauran Pemasaran terhadap Nilai Jasa Pariwisata Alam.
Husein, Umar. 2010. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Rajawali Pers.
I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diatra, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Andi Yogyakarta
Joko Samboro, et al (2010) Pengaruh People, Process dan Physical Evidence terhadap loyalitas keputusan mahasiswa memilih politeknik negeri Malang melalui keputusan pembelian.
Kawung (2006) Analisis pertimbangan faktor bauran pemasaran 7p yang berpengaruh terhadap pilihan mahasiswa Politeknik Menado.
Kotler and Amstrong. 2012. Principles of Marketing 14th ed. Pearson Hall. New Jersey.
Kotller, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2012. Marketing Management 14eth edition. New Jersey: Prentice Hall
Lovelock, Christopher and Lauran Wirtz. 2011. Service Marketing 7th ed. Pearson Hall. New Jersey.