TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh
EVI AENI RUFAEDAH 1101171
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA
Oleh
Evi Aeni Rufaedah
S.Psi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling
© Evi Aeni Rufaedah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan cetak ulang,
Oleh:
Evi Aeni Rufaedah
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I
Prof. Dr. Uman Suherman, M.Pd
NIP. 1962 0623 198610 1 001
Pembimbing II
Dr. Hj. Euis Farida, M.Pd
NIP. 1959 0110 198403 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah dan Pernyataan Penelitian ... 15
C. Tujuan Penelitian... 16
D. Manfaat Penelitian ... 16
BAB II PILIHAN KARIER DAN BIMBINGAN KARIER A. Konsep Dasar ... 18
B. Tipologi Kepribadian Holland ... 21
C. Teori Pemilihan dan Perkembangan Karier Trait and Factor ... 37
D.Tugas Perkembangan Karier Remaja ... 40
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemantapan Karier ... 44
F. Konsep Dasar Bimbingan Karier ... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian ... 52
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 53
C. Definisi Operasional Variabel ... 55
D. Instrumen Penelitian ... 59
E. Rancangan Program Bimbingan Karier untuk Memantapkan Pilihan Karier Peserta Didik ... 62
E. Teknik Analisis Data ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 78
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83
C. Keterbatasan Penelitian ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 91
B. Rekomendasi ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 94
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Komposisi Sampel Penelitian Tiap Jurusan Berdasarkan Kategori
Rendah ... 55
Tabel 3.2 Daftar Pernyataan dan Skoring Skala Kemantapan Pilihan Karier... 60
Tabel 3.3 Kriteria Derajat dan Kategori Kemantapan Pilihan Karier Peserta Didik ... 61
Tabel 4.1 Profil Umum Kemantapan Pilihan Karier Peserta Didik ... 78
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 79
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Varians Data ... 80
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 81
Tabel 4.5 Hasil Uji beda rata-rata ... 82
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu XI SMK Negeri 1 Indramayu TahunAjaran 2013/014).
Pembimbing I: Prof.Dr.Uman Suherman,M.Pd; Pembimbing II: Dr.Hj.Euis Farida,M.Pd. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah program bimbingan karier efektif untuk memantapkan pilihan karier peserta didik. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian pra eksperimen one group pretest-posttest design. Populasi penelitian ini terdiri dari 52 orang peserta didik kelas XI. Instrumen yang digunakan adalah Skala Kemantapan Pilihan Karier yang merupakan modifikasi dari Career Choice Certainly Scale Crites. Program bimbingan karier dalam penelitian ini menggunakan Inventori Karier Arahan Diri yang merupakan modifikasi dari Self Directed Search Holland, inventori tersebut digunakan sebagai media sekaligus intervensi dalam melakukan bimbingan. Dalam hal ini, pelaksanaan program bimbingan karier terdiri atas tiga tahap utama, yaitu: pertama, tahap pengungkapan awal sebagai tahap perkenalan dan merupakan pre
test untuk mengumpulkan informasi mengenai kemantapan pilihan karier; kedua,
tahap pemahaman dan kontrak belajar yang bertujuan agar peserta didik dapat menganalisis kemantapan pilihan karier dan berkomitmen dalam mengikuti kegiatan bimbingan dari awal sampai selesai; dan ketiga, tahap kerja/perlakuan yang terdiri dari 7 sesi, setiap sesi terdapat berbagai topik kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemantapan pilihan karier peserta didik dan membekali mereka dengan kemampuan dasar memantapkan pilihan karier. Analisis data menggunakan kuantitatif dengan menggunakan uji t, dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa “Program Bimbingan karier efektif untuk memantapkan
pilihan karier peserta didik Kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran
2013/2014”. Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada guru bimbingan dan konseling, dan peneliti selanjutnya.
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Supervisor I: Prof.Dr.Uman Suherman, M. Pd; Supervisor II: Dr.Hj.Euis Farida, M. Pd. Study Guidance and Counseling Program Graduate School of Education University of Indonesia, Bandung.
This study aims to determine whether an effective career guidance programs for students solidify career choice. This study was designed as a pre-experimental study one group pretest-posttest design. The study population consisted of 52 students of class XI. The instrument used is the Scale Stability career choice which is a modification of the Career Choice Scale Certainly Crites. Career guidance program in this study using the Inventory Career Self Referral is a modification of the Holland Self Directed Search, the inventory is used as intervention in the conduct of media guidance. In this case, the implementation of career guidance program consists of three main stages, namely: first, the initial disclosure stage as the introductory stage and is a pre-test to gather information about the stability of career choice; The second stage of understanding and learning contract that aims to make students able to analyze the stability of career choice and commit to follow the activities of guidance from start to finish; and third, working stage / treatment consisted of 7 sessions, each session there is a wide range of topics of activities aimed at improving the stability of career choice learners and equip them with the basic ability to establish a career choice. Using quantitative data analysis using the t test, the results showed that "effective career guidance program to establish a career choice Class XI students of SMK Negeri 1 Indramayu 2013/2014 Academic Year". The results of this study recommended to the teacher guidance and counseling, and further research.
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Layanan bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan dalam proses
pendidikan, karena tujuan akhir bimbingan dan konseling sama dengan tujuan
akhir pendidikan nasional. Hal ini tercantum dalam Bab II, Pasal 3
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai
berikut: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut tampak bahwa bimbingan
dan konseling berperan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Hal ini senada dengan pernyataan Kartadinata (1993: 1) yang
memandang bahwa: “keberadaan bimbingan di dalam sistem pendidikan
merupakan satu piranti untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya”.
Seiring dengan kecenderungan perubahan pola-pola pendidikan bimbingan
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peran-peran pendidik (khususnya bagi guru bimbingan dan konseling) dalam
melaksanakan proses bimbingan dan konseling, serta kegiatan pengembangan
diri peserta didik lainnya. Hal yang paling mendasar ialah memahami dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran di
sekolah. Oleh karena itu, kehadiran bimbingan dan konseling di Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang dalam penelitian ini dibatasi ke dalam
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sangatlah dibutuhkan oleh peserta didik.
Jenjang pendidikan formal di Indonesia memiliki empat tingkatan, yakni;
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) termasuk ke dalam
pendidikan menengah dan merupakan salah satu jenjang pendidikan yang
dapat dipilih dan ditempuh oleh anak Indonesia dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran secara formal, dengan visi menghasilkan tamatan yang memiliki
jati diri bangsa, mampu mengembangkan keunggulan lokal dan bersaing di
pasar global. Berdasarkan tujuan tersebut, peserta didik SMK dihadapkan pada
keputusan dan pilihan yang harus diambil, yang mana pilihan tersebut
bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu, untuk dapat
memilih sekolah yang sesuai dengan perencanaan karier masa depan
hendaknya peserta didik memiliki pilihan karier yang mantap.
Apabila dilihat dari bidang permasalahan individu terdapat empat jenis
bimbingan, yaitu: “bimbingan akademik, bimbingan pribadi sosial, bimbingan
karier dan bimbingan keluarga” (Nurihsan. 2006: 15). Ke empat jenis
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bimbingan konseling di SMK. Salah satu jenis bimbingan yang memiliki
peranan cukup penting di SMK adalah bimbingan karier. Bimbingan karier
sendiri menurut Nurihsan (2006: 16) adalah “upaya bantuan terhadap individu
agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, dan
mengembangkan masa depannya sesuai dengan bentuk kehidupannya yang
diharapkan”. Melalui bimbingan karir peserta didik dipandang memiliki hak
untuk menentukan sendiri dalam memilih karier. “Pengalaman dalam
menentukan pilihan karier sendiri tersebut berkontribusi terhadap
perkembangan rasa tanggung jawabnya” (Supriatna, 2009: 16).
Peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berkisar
antara usia 15-18 tahun, dalam konteks psikologi perkembangan masa ini
dapat digolongkan sebagai masa remaja akhir (Syamsudin, 2003:130).
Menurut Hurlock (1991:208) remaja memiliki karakteristik khusus
diantaranya ialah masa mencari identitas. Karakteristik remaja yang sedang
berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah
pada diri remaja, diantaranya masalah kebingungan menentukan masa
depannya kelak.
Piaget (Hurlock, 1991:206) mengartikan remaja secara psikologis sebagai
individu yang berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak
lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada
dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Mereka
tidak mau dikatakan sebagai anak-anak, namun mereka belum dapat
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atas tindakan yang diperbuatnya. Erikson (Yusuf, 2012: 71) memandang
bahwa pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu
suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk
masa depan.
Yusuf (2006: 35) mengemukakan bahwa yang termasuk ke dalam kategori
remaja juga dituntut untuk memenuhi tugasnya dalam memilih dan
menentukan karier. Hakikat tugas remaja untuk memenuhi tugas dalam
memilih dan menentukan karier, yaitu: (1) remaja dapat memilih suatu
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, dan (2) mempersiapkan diri
memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memasuki pekerjaan tersebut.
Dari pernyataan tersebut bisa dikatakan bahwa layanan bimbingan dan
konseling bagi siswa SMK adalah sangat penting khususnya dalam bidang
bimbingan karier.
Fenomena yang terjadi di lapangan saat ini menunjukkan banyak
permasalahan karier yang dialami oleh peserta didik SMK. Sebagaimana
Toffler (Manrihu, 1988: 21) telah menggambarkan dengan jelas „bahwa
masalahnya adalah terlalu banyak pilihan dan bukan karena pilihan-pilihan
yang kurang‟. Hal ini menyebabkan timbulnya tuntutan kepada para remaja
khususnya peserta didik SMK agar memilih karier yang sesuai dengan dirinya,
namun kadang peserta didik sendiri belum memiliki persiapan yang matang.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Amin Budiamin (2002: 260) terhadap
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa menyatakan bingung dalam memilih karier masa depan dan 70% siswa
menyatakan rencana masa depan tergantung pada orang tua.
Sudrajat
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/04/informasi-karier/) berpendapat bahwa seorang remaja dalam kehidupannya akan
dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang berhubungan dengan
kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kariernya. Namun, adakalanya
remaja mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan
alternatif mana yang seyogyanya dipilih. Salah satunya adalah kesulitan dalam
pengambilan keputusan yang berkenaan dengan rencana-rencana karier yang
akan dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan
permasalahan tentang rencana kariernya. Diantaranya, mereka
mempertanyakan dari sejumlah jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa yang
paling cocok untuk mereka kelak setelah menamatkan pendidikan?
Erickson (Yusuf, 2008:188) mengungkapkan bahwa berkenaan dengan hal
tersebut masa remaja merupakan masa terjadinya krisis identitas atau
pencarian identitas diri. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk
mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja,
diantaranya masalah kebingungan menentukan masa depannya kelak. Lebih
lanjut lagi, Hurlock (1980:189) mengemukakan bahwa masa remaja adalah
masa yang penting dalam menentukan keputusan yang perlu dipikirkan dan
diambil berkaitan dengan kehidupan mereka di masa depan, seperti keputusan
mengenai pilihan untuk melanjutkan pendidikan, bekerja, atau pilihan lain
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh karena itu, Witmer & Sweeney (Surya, 2003: 194-199)
mengungkapkan bahwa secara rasional setiap orang mendambakan pilihan
karier yang mampu mengantarkannya ke kehidupan yang layak, yakni suatu
kondisi hidup yang “wellness”. Secara ideal, setiap orang juga menghendaki
agar pekerjaan, jabatan dan berbagai aktivitas kehidupan yang dilakukannya
bukanlah hanya sekedar sebagai penunjang hidup. Akan tetapi, sekaligus
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan hidupnya, namun pada
kenyataannya perjalanan kehidupan bagi setiap orang tidaklah sama.
Pengalaman kehidupan yang ditemukan oleh setiap orang berbeda dan jalan
yang dilaluinya pun beragam. Artinya, tidak semua orang dapat dengan mudah
mencapai kehidupan yang diharapkannya. Pencapaian tujuan hidup seseorang
itu sesungguhnya bergantung pada pilihan karier yang telah dipilihnya. Karier
yang dipilih sendiri oleh seorang dengan tepat dan mantap akan lebih
menjanjikan baginya untuk meraih keberhasilan hidup daripada karier yang
dipilihkan oleh orang lain.
Kesulitan yang dialami remaja dalam memilih dan menentukan karier
tidaklah dapat dipungkiri, banyak para remaja yang kurang memahami bahwa
karier merupakan jalan hidup dalam usaha menggapai kehidupan yang baik di
masa mendatang. Remaja sering memandang eksplorasi karier dan
pengambilan keputusan dengan disertai kebimbangan, ketidakpastian, dan
stress. Kebanyakan keputusan pemilihan karier yang dibuat oleh para remaja
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak cukup banyak mengeksplorasi pilihan karier sendiri dan juga menerima
sedikit bimbingan karier dari guru bimbingan konseling di sekolah mereka.
Hansen (1977) mengungkapkan bahwa belum mantapnya pilihan karier
peserta didik dapat disebabkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal.
Faktor-faktor eksternal antara lain keluarga dan sekolah. Oleh karena itu,
Ginzberg (Brown, 1987) mengemukakan bahwa dalam pemilihan kemantapan
karier orang tua hendaklah tidak bersikap netral, namun mereka hendaklah
mengajak anak-anaknya berdiskusi dalam penentuan pilihan karier, sedangkan
pihak sekolah bukanlah hanya membantu peserta didik untuk merencanakan
pekerjaan mereka, namun yang lebih baik adalah dengan memberikan
penjelasan-penjelasan yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi dasar
berupa persiapan mereka untuk bekerja secara professional. Hurlock (1991:
209) juga menambahkan selama masa remaja bertambah dan berkurangnya
prasangka dan diskriminasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan di tempat
remaja berada dan oleh sikap serta perilaku dan teman-teman baiknya.
Salah satu keberhasilan peserta didik dalam menentukan dan memilih
karier dapat ditentukan dari kemampuan guru bimbingan konseling dalam
memberikan gambaran dan memberikan keyakinan kepada peserta didik
tentang kemampuan dan potensi yang dimiliki serta mampu mengarahkan
peserta didik menuju karier yang sesuai dengan kemampuannya tersebut.
Pada dasarnya pilihan karier yang berhasil merupakan hasil dari rangkaian
pengalaman dan belajar yang berkesinambungan melalui interaksi dengan
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bukanlah merupakan suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan (Surya,
1988: 257). Selanjutnya, Surya menjelaskan bahwa keberhasilan seseorang
dalam studi atau karier selain karena takdir, sesungguhnya tercipta karena
direncanakan dan diciptakan oleh yang bersangkutan melalui pengalaman dan
berlangsung sepanjang kehidupannya. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan
pilihan karier seyogyanya diawali oleh suatu perencanaan yang matang dan
berlangsung sepanjang kehidupan seseorang, yakni di mulai sejak dari bangku
sekolah hingga berlanjut ke jenjang pendidikan tinggi hingga akhirnya
sampailah kepada pengambilan keputusan tentang kelompok dan jenis
pekerjaan yang akan dimasukinya sebagai pilihan karier hidup yang
dipilihnya.
Holland (1985: 173) menyatakan bahwa pilihan karier merupakan hasil
interaksi diri dengan kekuatan-kekuatan lingkungan luar, dan sekaligus
sebagai perluasan kepribadian serta usaha untuk mengungkapkan diri dalam
kehidupan kerja. Menurutnya, seseorang akan dapat berkembang secara
maksimal jika ia berada dalam lingkungan kerja yang memiliki sifat yang
sesuai dengan kepribadiannya. Selanjutnya, Holland mengatakan bahwa
seseorang mengekspresikan diri, minat, dan nilai melalui pilihan karier atau
pengalaman yang mereka lalui. Oleh karena itu, pilihan karier menjadi suatu
yang penting untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki seseorang.
Oleh karena itu, untuk mencapai tugas perkembangan yang optimal,
hendaknnya pada fase remaja ini hendaknya peserta didik di sekolah dalam
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
khususnya dalam upaya menentukan rencana awal menentukan karier. Selain
itu, seyogyanya layanan bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan
bantuan kepada masalah-masalah yang telah dan akan muncul, akan tetapi
juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diperlukan dalam pekerjaan. Dengan demikian, sejatinya layanan bimbingan
karier menitik beratkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan
mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar peserta didik
memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan
positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat. Oleh karena itu,
penggunaan istilah karier didalamnya terkandung makna pekerjaan dan
jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/konsep-bimbingan-karir/).
Pemilihan karier remaja berawal dari pertanyaan “ke mana tujuan yang
akan di ambil para remaja?”, pertanyaan tersebut muncul baik pada laki-laki
maupun perempuan karena mereka perlu untuk merasa mandiri, otonomi, dan
puas dengan pilihan karier yang sesuai dengan minat dan bakatnya, dalam
berusaha untuk menentukan pilihan pekerjaan remaja dikelilingi oleh teman
sebayanya, orang tua, guru bidang studi, dan guru bimbingan konseling yang
memainkan peran dalam pengambilan keputusan untuk menentukan apakah
akan melanjutkan studi yang lebih tinggi atau mengambil keputusan untuk
bekerja (Kaplan & Sadock, 1997: 83).
Super (Suherman, 2009:113) berpendapat bahwa pada usia sekitar 17
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kapasitas, nilai-nilai, dan kesempatan secara menyeluruh. Pada tahap ini
remaja sudah dapat mempertimbangkan kesadaran terhadap dirinya dan dunia
kerja, dan mulai mencoba-coba peran baru. Oleh karena itu, dalam hal ini
diharapkan peserta didik telah memiliki kemantapan dalam memilih karier
masa depannya kelak.
Pada tahap eksplorasi dalam perkembangan karier, Osipow (1983:285)
berpendapat bahwa peserta didik pada tahap tersebut dituntut agar mampu
menunjukkan ciri-ciri ketepatan dan kemantapan pilihan kariernya sebagai
berikut:
1) Pilihan karier yang ajeg dan realistis, baik dilihat dari segi waktu,
bidang, tingkat, dan rumpun pekerjaan maupun kesesuaiannya dengan
kesempatan yang ada, minat, kepribadian, dan kelas sosialnya.
2) Memiliki kemampuan yang memadai untuk melakukan pilihan karier
secara bijaksana, dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam
perkembangan kariernya secara efektif dan mempunyai perencanaan
ke depan dalam kariernya.
3) Mengetahui dunia kerja secara komprehensif, dapat menilai kesesuaian
kemampuannya dengan pekerjaan yang diinginkan dan cakap dalam
menyesuaikan sifat-sifat pribadi dengan persyaratan dan tuntutan
pekerjaan.
4) Memiliki sikap yang jelas, baik berkenaan dengan kondisi
perasaaan-perasaan, reaksi-reaksi subyetif dan disposisi-disposisi yang
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aktif berpartisipasi dalam proses pembuatan suatu pilihan, merasa
terpanggil dan menyenangi serta menghargai pekerjaan, tidak terikat
pada orang lain dalam memilih suatu pekerjaan, mendasarkan
pilihannya pada faktor tertentu, dan mempunyai konsepsi yang akurat
tentang pembuatan suatu pilihan pekerjaan.
Remaja dapat sering merasakan masalah karier ketika berada pada
tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK), namun remaja/peserta didik
yang berada di SMA tidak terlalu terlihat dampak dari permasalahan karier
yang dihadapinya. Permasalahan karier ini lebih terlihat pada peserta didik
yang memasuki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memang lebih
banyak dibekali keterampilan untuk memasuki lapangan kerja. Seyogyanya
peserta didik yang masuk SMK telah memiliki pilihan karier yang mantap,
sebab mereka telah memilih sekolah dengan bidang keilmuan tertentu.
Namun pada kenyataannya, tidak sedikit dari peserta didik yang tidak yakin
dengan pilihan kariernya. Bahkan pada saat menentukan atau memilih jurusan
pendidikan mereka ikut-ikutan apa yang dipilih oleh teman dekat mereka.
SMK saat ini menjadi program utama dari pemerintah, karena dengan
keterampilan yang sudah dimiliki bisa dijadikan usaha untuk menekan
pengangguran bahkan bisa untuk menciptakan lapangan kerja. Hal ini
dibuktikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan
memperkuat pendidikan vokasi di jenjang menengah, dengan terus
menambah SMK. Pada tahun 2020 nanti, jumlah SMK mencapai 60% dari
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mohammad Nuh, mengatakan perbandingan SMA dan SMK saat ini masih
51 berbanding 49. Pada tahun 2015 nanti dengan penambahan SMK, jumlah
SMK ditargetkan menjadi 55% (http://edukasi.kompas.com/read/ 2012/08/29/
20190521/Jumlah.SMK.Terus.Ditambah).
Hal terpenting yang menjadi sorotan permasalahan peserta didik SMK
adalah kontribusinya dalam angka pengangguran di Negara ini. Meskipun
SMK diharapkan bisa menghasilkan lulusan yang siap kerja, akan tetapi pda
kenyataannya pengangguran terbuka paling banyak justru dari SMK. Badan
Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah pengangguran pada Agustus 2013
sebanyak 7,39 juta orang. Sekitar 11,19% dari total tersebut atau sekitar 814
ribu orang, merupakan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kepala
BPS Suryamin mengatakan angka tersebut meningkat dibanding Agustus
2012 yang sebesar 9,87%. Artinya tamatan SMK lebih banyak menjadi
pengangguran dibanding yang lainnya."Tingkat penggangguran terbuka pada
Agustus 2013 untuk pendidikan, SMK menempati posisi tertinggi, yaitu
sebesar 11,19%,". Sementara posisi kedua terbanyak adalah tamatan Sekolah
Menengah Atas (SMA) dengan 9,74% dari total pengangguran.
Pengangguran dari tamatan ini terus meningkat dibandingkan Agustus 2012
yang sebesar 9,6% (http://finance.detik.com/read/2013/11/06/142438/
2405053/4/pengangguran-paling-banyak-dari-tamatan-smk).
Sehubungan dengan fenomena angka tertinggi pengangguran untuk
lulusan SMK tersebut, guru bimbingan konseling seyogyanya memberikan
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat mengganggu terhadap pencapaian perkembangan peserta didik, baik
yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun kariernya.
Melalui layanan informasi diharapkan peserta didik dapat menerima dan
memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik
itu sendiri
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/04/informasi-karier).
Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karier akan dapt dihindari
manakala peserta didik memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang
hal-hal yang berhubungan dengan dunia kariernya. Oleh karena itu, peserta
didik seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh pemahaman yang
memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang
bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam
dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak hanya cukup sekedar memahami diri.
Namun juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada
dilingkungannya, seperti kondisi sosio-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis
dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan dengan dunia
kerja. Sehingga pada gilirannya peserta didik dapat mengambil keputusan
yang terbaik tentang kepastian rencana karier yang akan ditempuhnya kelak.
Pemilihan karier yang tepat bukanlah pekerjaan yang sederhana. Untuk
sampai kepada suatu keputusan karier yang tepat dan mantap, seseorang perlu
terlebih dahulu memahami dirinya dan mengenal dunia kerja yang hendak
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meskipun tidak ada jaminan bahwa apabila seseorang telah memahami diri
dan lingkungan kerjanya dengan baik maka akan mampu membuat keputusan
karier secara tepat, namun langkah awal semacam ini sudah dapat dipandang
sebagai suatu permulaan yang berharga guna menentukan ketepatan suatu
tindakan, atau pilihan tertentu. Bagaimanapun juga, memilih bidang karier
yang sudah jelas diketahui lebih baik daripada memilih bidang karier yang
belum jelas informasinya. Dengan kata lain, pemahaman berbagai aspek diri
dan kecenderungan kepribadian dan tuntutan suatu bidang pekerjaan atau
jurusan studi merupakan hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh
seseorang yang sedang membuat keputusan pilihan karier atau bidang studi
secara tepat.
Supriatna & Budiman (2011:24) mengemukakan secara konkrit masalah
karier yang dirasakan oleh peserta didik, antara lain:
1) Peserta didik kurang memahami cara memilih program studi yang cocok
dengan kemampuan minat.
2) Peserta didik tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang cukup.
3) Peserta didik masih bingung untuk memilih pekerjaan.
4) Peserta didik masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan minat.
5) Peserta didik merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan setelah tamat
sekolah.
6) Peserta didik belum memiliki pilihan perguruan tinggi atau lanjutan
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7) Peserta didik belum memiliki gambaran tentang karakteristik, persyaratan,
kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan, serta
prospek pekerjaan untuk masa depan kariernya.
Sebagai bantuan yang profesional, layanan bimbingan dan konseling
senantiasa berusaha untuk meningkatkan mutu kualitas layanannya secara
optimal. Bantuan yang diberikan dalam proses konseling karier bertujuan agar
peserta didik mampu merencanakan kariernya dan mewujudkannya dalam
seluruh perjalanan hidupnya (Surya, 1988: 256). Secara lebih ringkas,
bimbingan dan konseling karier itu merupakan peristiwa belajar bagi peserta
didik untuk lebih memahami diri dan lingkungannya agar dapat mencapai
suatu keputusan pilihan karier yang tepat dan mantap.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan
tersebut, maka permasalahan utama dalam penelitian ini adalah program
bimbingan karier seperti apa yang efektif untuk memantapkan pilihan karier
peserta didik di SMK Negeri 1 indramayu?
Agar lebih terfokus, maka pertanyaan penelitian ini dijabarkan sebagai
berikut:
1) Bagaimana profil kemantapan pilihan karier peserta didik kelas XI
SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/204?
2) Seperti apa rumusan program bimbingan karier secara hipotetik dapat
memantapkan pilihan karier peserta didik kelas XI SMK Negeri 1
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Bagaimana keefektifan program bimingan karier dalam memantapkan
pilihan karier peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun
Ajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini untuk menghasilkan program
bimbingan karier yang efektif untuk memantapkan pilihan karier peserta didik
kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013-2014. Sedangkan
secara khusus, tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1) Memperoleh profil kemantapan pilihan karier peserta didik SMK
Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014.
2) Memperoleh rumusan program bimbingan karier secara hipotetik
untuk memantapkan pilihan karier peserta didik kelas XI SMK Negeri
1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014.
3) Memperoleh efektivitas program bimbingan karier untuk
memantapkan pilihan karier peserta didik SMK Negeri 1 Indramayu
Tahun Ajaran 2013/2014.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dalam pengembangan
teori maupun praktik bimbingan dan konseling. Secara teoritis, penelitian ini
dapat memperkaya khazanah keilmuan bimbingan dan konseling, khususnya
adalah bidang bimbingan karier untuk membantu peserta didik dalam
memantapkan pilihan karier. Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan
Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peserta didik di SMK. Lembaga pendidik konselor dapat memanfaatkan
penelitian ini untuk mengembangkan kemampuan para calon konselor di
bidang bimbingan karier untuk membantu peserta didik dalam memantapkan
pilihan karier. Bagi konselor di sekolah, model produk penelitian ini dapat
digunakan untuk penyelenggaraan layanan bimbingan karier yang terfokus
pada peningkatan pilihan karier peserta didik. Sedangkan bagi peserta didik
SMK, diharapkan memiliki pilihan karier yang mantap dalam menentukan
52 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian adalah kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengkaji profil kemantapan pilihan karier
peserta didik dan keefektifan program bimbingan karier untuk memantapkan
pilihan karier peserta didik.
Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui efektivitas program
bimbingan karier adalah metode pra-eksperimen dengan desain one-group
pretest-posttest design. Dalam one-group pretest-posttest design profil
kemantapan pilihan karier diperoleh dengan cara memberikan test di awal
(pretest), kemudian diberikan treatment dalam jangka waktu tertentu, selanjutnya
diberi test akhir (posttest) dan kemudian hasil kedua test tersebut dibandingkan
(Sugiyono, 20112: 110).
Dalam penelitian ini yang diukur adalah kemantapan pilihan karier
sebelum dan sesudah mendapatkan program bimbingan karier. Berikut ini desain
penelitian one-group pretest-posttest design.
Gambar 3.1
Desain Penelitian Pra-eksperimen
53 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :
: Nilai pretest sebelum diberikan treatment
: Nilai posttest setelah diberikan treatment
X : Treatment melalui program bimbingan karier.
B.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Indramayu Jl.Gatot Subroto
No.47. Alasan peneliti memilih SMK Negeri 1 Indramayu dengan pertimbangan
terdapat gejala kurangnya kemantapan pilihan karier peserta didik yang menjadi
fokus dalam penelitian.
Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik Kelas XI SMK Negeri 1
Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 450 orang. Namun, terdapat
5 peserta didik yang tidak hadir, maka populasi pada penelitian ini berjumlah 445
orang. Asumsi pemilihan peserta didik Kelas XI adalah: 1) peserta didik Kelas XI
dilandasi oleh asumsi bahwa mereka berada pada masa transisi perilaku dari kelas
X ke kelas XII. Sehingga dengan kerangka pikir itu, peserta didik kelas XI
dianggap dapat mewakili profil umum perilaku peserta didik kelas X dan kelas
XII, termasuk profil umum pilihan kariernya. 2) belum adanya Program
Bimbingan Karier di SMK Negeri 1 Indramayu yang secara khusus untuk
meningkatkan kemantapan pilihan karier peserta didik.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non
probability sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan bagi setiap unsur atau anggota
54 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam pengambilan sampel ini adalah purpossive sampling, dimana pengambilan
sampel dilakukan atas dasar pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012: 300).
Dalam penelitian ini yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan sampel
adalah peserta didik yang teridentifikasi memiliki kemantapan pilihan karier pada
kategori sedang dan kategori rendah. Dari data hasil pengukuran kemantapan
pilihan karier pada populasi, teridentifikasi 345 peserta didik termasuk dalam
kategori sedang dan 52 peserta didik berada dalam kategori rendah. Dalam
menentukan jumlah sampel penelitian mengacu pada pendapat Creswell (2008),
dimana pada penelitian eksperimen, estimasi jumlah sampel yang dibutuhkan
untuk prosedur pengolahan statistik sehingga dapat mewakili populasi secara tepat
adalah sekitar 15 orang. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang akan dijadikan
sampel adalah peserta didik yang berada pada kategori rendah, yakni berjumlah
52 orang, sehingga jumlah sampel yang diambil berjumlah 26 orang pada
kelompok eksperimen dan 26 orang pada kelompok kontrol. Berikut rincian
anggota sampel penelitian pada masing-masing jurusan terpilih berdasarkan
identifikasi kategori rendah dalam kemantapan pilihan karier sebagaimana terlihat
55 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Komposisi Sampel Penelitian Tiap Jurusan Berdasarkan Kategori Rendah
No Jurusan Jumlah
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 Administrasi Perkantoran 1 3 2 1
2 Administrasi Perkantoran 2 4 3 1
3 Administrasi Perkantoran 3 3 1 2
4 Akuntansi 1 2 1 1
5 Akuntansi 2 2 1 1
6 Akuntansi 3 3 1 2
7 Animasi 1 4 2 2
8 Animasi 2 6 2 4
9 Animasi 3 3 1 2
10 Multimedia 1 4 1 3
11 Multimedia 2 3 1 2
12 Multimedia 3 3 2 1
13 Akomodasi Perhotelan 1 4 1 3
14 Akomodasi Perhotelan 2 4 2 2
15 Akomodasi Perhotelan 3 4 2 2
Jumlah 52 23 29
C.Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini memuat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel
bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program bimbingan karier,
sedangkan variabel terikatnya adalah kemantapan pilihan karier. Untuk
menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka
istilah-istilah dalam penelitian ini dijelaskaan secara operasional dalam uraian berikut:
1. Program Bimbingan Karier
Program bimbingan karier yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dirancang peneliti untuk
56 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ajaran 2013/2014 dalam memantapkan pilihan karier melalui serangkaian
kegiatan yang terdiri dari: penemuan Kode Ringkasan Peserta Didik,
penemuan Alternatif Kode Ringkasan Peserta Didik, hingga pada
pembuatan keputusan pilihan karier yang mantap. Kegiatan penemuan
kode ringkasan tersebut bertujuan untuk membantu peserta didik dalam
memahami dirinya dan mengenal lingkungannya secara memadai yang
dilakukan melalui kegiatan; asesmen kegiatan, asesmen kompetensi,
asesmen pekerjaan, estimasi diri, dan pengorganisasian hasilnya. Kode
Ringkasan yang dihasilkan oleh peserta didik pada tahap kegiatan ini
merupakan gambaran tentang tingkat kemiripan karaktersitik pribadi
individu dengan ciri-ciri enam tipe kepribadian vokasional Holland, yakni:
Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Enterprising, dan Konvensional.
2. Kemantapan Pilihan Karier
Roe (Osipow, 1983:19) mengemukakan bahwa pilihan karier
seseorang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni: faktor genetika dan
faktor kebutuhan. Kedua faktor ini yang menyebabkan setiap orang
memiliki latar belakang yang berbeda dalam memilih kariernya.Seseorang
juga lebih memiliki kepuasan dalam memilih karier apabila pilihannya
tersebut sesuai dengan kebutuhan dirinya. Dengan kata lain, pilihan karier
seseorang dilatarbelakangi oleh faktor genetika dan kebutuhannya.
Sedangkan Hoppock (Dillard, 1985: 25) mengasumsikan bahwa pilihan
karier adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh kebutuhan, di mana
57 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Holland (Sharf, 1992: 45) berpendapat bahwa pilihan karier
merupakan ekspresi atau perluasan kepribadian ke dalam dunia kerja.
Holland (Winkel & Hastuti, 1997: 634-635) mengemukakan bahwa
terdapat enam tipe karier yang dapat digunakan sebagai pertimbangan
dalam pemilihan karier, yakni: Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial,
Enterprising, dan Konvensional. Adapun pilihan karier menurut Holland
yaitu penggolongan jenis atau suatu keumuman sifat-sifat karier seseorang
berdasarkan ekspresi atau perluasan kepribadiannya.
Williamson (Winkel, 1996: 575) mengemukakan bahwa pemilihan
karier berdasarkan trait and factor adalah suatu teori yang berusaha
mencocokkan atau menyesuaikan individu dengan suatu karier tertentu
dengan melakukan tes kepribadian atau tes psikologis sehingga seseorang
akan mendapatkan karier yang sesuai dengan kepribadian yang
dimilikinya.
Selanjutnya, Williamson (1939b; Crites, 1981: 24) membagi diagnosis
dalam pembuatan keputusan karier ke dalam empat kategori sebagai
berikut:
a. Tidak ada pilihan (No choice), peserta didik tidak mampu
menyebutkan bidang pekerjaan yang akan dipilihnya.
b. Ketidakpastian pilihan (Uncertain choice), peserta didik ragu atas
pilihan karier yang telah dipikirkannya.
c. Pilihan tidak bijaksana (Unwise choice), peserta didik memilih
58 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Ketidaksesuaian antara minat dan bakat (Discrepancy between
interest and aptitudes), yang termasuk pada kategori ini adalah: (a)
bidang pekerjaan yang diminati tidak sesuai dengan bakat peserta
didik; (b) pekerjaan yang diminati tidak sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik; dan (c) bakat dan minat cocok, namun
tidak sesuai dengan pekerjaan yang dipilih.
Untuk memulai diagnosis sebagai bantuan dalam proses bimbingan
karier dapat dimulai dengan pengidentifikasian masalah peserta didik.
Terdapat tiga kelemahan yang telah dikemukakan oleh Williamson
tersebut, yakni: (a) dalam pengklasifikasian masalah permasalahan peserta
didik hanya menunjukkan 50%; (b) diagnosis ini tidak berdiri sendiri
tetapi diklasifikasikan ke dalam tiga kategori; dan (c) diagnosis ini belum
lengkap (Crites, 1981:24).
Crites (1981: 24) telah mengantisipasi masalah-masalah tersebut dan
telah menetapkan diagnosis untuk masalah peserta didik dalam pemilihan
karier yang dapat diandalkan, independensi dan dependensi juga saling
melengkapi dalam pemberian kriteria sebuah pengklasifikasian dari sistem
pendefinisan dan kategorisasi masalah ke dalam tiga derajat kepastian,
yakni : kepastian tinggi, kepastian menengah, dan kepastian rendah.
Oleh karena itu, kemantapan pilihan karier yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah derajat kepastian peserta didik dalam memutuskan
59 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagaimana diukur oleh Skala Kemantapan Pilihan Karier yang
dikemukakan oleh Crites dalam Career Choice Certainly Scale.
D.Instrumen Penelitian
1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Untuk keperluan penelitian, telah dikembangkan Skala Kemantapan
Pilihan Karier yang peneliti kembangkan berdasarkan teori pilihan karier
Crites, yang peneliti gunakan untuk mengukur dampak perlakuan
penelitian. Skala ini telah dipakai sebagai alat dalam mengamati perilaku
peserta didik baik sebelum maupun sesudah peserta didik menerima
layanan. Skala ini bertujuan untuk menjaring tingkat kemantapan pilihan
karier peserta didik.
Skala Kemantapan Pilihan Karier terdiri atas dua butir pernyataan,
yakni: pernyataan pilihan karier dan skala penilaian kemantapannya. Butir
pertama berisi tuntutan peserta didik untuk menyatakan bidang karier dan
nama jabatan yang hendak dipilihnya, selanjutnya pada pernyataan kedua
peserta didik diminta untuk menilai derajat kemantapan atas pilihan karier
yang telah di buat tersebut. Skala ini dimodifikasi dari Career Choice
Certainly Scale (Crites, 1981:25) dan telah dikembangkan oleh penulis
berdasarkan kebutuhan dan keperluan pencapaian tujuan penelitian.
Adapun daftar pernyataan dan skoring Skala Kemantapan Pilihan Karier
60 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
[image:33.595.150.538.440.678.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2
Daftar Pernyataan dan Skoring Skala Kemantapan Pilihan Karier
1. Apa karier yang akan Anda pilih? Jabatan apa yang ingin Anda masuki
secara full time setelah menyelesaikan studi kelak? Gunakan nama
jabatan secara spesifik. Misalnya, karier: akuntan, jabatan: akuntan publik, dan lain sebagainya. Tuliskan jawaban Anda pada tempat yang
telah tersedia di bawah ini!
Karier : ………..
Jabatan : ……….
2. Nilailah kemantapan keputusan karier yang telah Anda pilih pada
skala berikut. Kemudian berilah tanda checklist (√) pada nomor
pernyataan yang menunjukkan derajat kemantapan yang Anda rasakan!
No Pernyataan Skor
1 Saya tidak berkeinginan untuk merubah pilihan karier yang telah
Saya miliki, dan Saya berencana untuk memasuki pilihan karier
tersebut dan akan tetap menekuninya.
3
2 Saya agak ragu dengan pilihan karier yang telah Saya
rencanakan, namun Saya terkadang menanyakan pada diri
sendiri, apakah karier yang telah Saya pilih itu sudah benar.
2
3 Saya memiliki banyak keraguan terhadap karier yang Saya pilih,
dan Saya sudah memiliki satu pilihan karier, tetapi Saya sering
bertanya pada diri sendiri apakah pilihan karier yang telah dipilih
itu merupakan suatu pilihan yang tepat.
61 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya, untuk memberikan penafsiran atas jawaban peserta
didik digunakan kriteria seperti yang terlihat pada tabel 3.3. Berdasarkan
kriteria itu, setiap jawaban peserta didik pada Skala Kemantapan Pilihan
Karier dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: kemantapan pilihan yang
“Tinggi = Mantap” dengan skor 3 poin, “Sedang = Kurang Mantap”
[image:34.595.134.516.320.393.2]dengan skor 2 poin, dan “Rendah = Belum Mantap” dengan skor 1 poin.
Tabel 3.3
Kriteria Derajat dan Kategori Kemantapan Pilihan Karier Peserta Didik
Derajat Kemantapan
Rentangan Skor Jawaban Skala Kemantapan Pilihan Karier
Kategori Kemantapan
Mantap 3 poin Tinggi
Kurang Mantap 2 poin Sedang
Belum Mantap 1 poin Rendah
2. Penimbangan (Judgement) Instrumen
Skala kemantapan pilihan karier peserta didik telah dilakukan dengan
meminta pertimbangan ahli (expert judgment) untuk dikaji dan ditelaah dari segi
isi, redaksi kalimat, serta kesesuian item yang layak dipakai. Untuk keperluan ini
telah dilibatkan 2 orang ahli, yakni Dr. Amin Budiamin, M.Pd., dan Dr.
Nurhudaya, M.Pd. Deskripsi hasil penimbangan pakar terhadap skala yang telah
dikembangkan yaitu: pernyataan-pernyataan dalam setiap item harus operasional
dan dapat dipahami oleh peserta didik yang dijadikan objek penelitian, dalam hal
ini peserta didik SMK kelas XI. Setelah instrumen tersebut direvisi berdasarkan
pendapat para ahli, selanjutnya instrumen diuji keterbacaannya oleh 5 orang
peserta didik yang tidak menjadi sampel penelitian dan direvisi kembali, baik
62 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pernyataan dalam instrumen tidak ambigu dan cukup dapat dimengerti oleh
responden. Instrumen kemantapan pilihan karier yang diajukan oleh peneliti
disempurnakan dengan pertimbangan para ahli dan berdasarkan uji keterbacaan
sebagai berikut:
1. Masukan dari Pakar Bimbingan dan Konseling
a. Instrumen yang diajukan hendaknya menggunakan bahasa yang
sederhana, sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik. Khususnya
pada tingkat Sekolah Menengah.
2. Masukan dari Hasil Uji Keterbacaan
a. Secara keseluruhan, pernyataan cukup dimengerti untuk digunakan
pada peserta didik tingkat Sekolah Menengah.
E. Rancangan Program Bimbingan Karier untuk Memantapkan Pilihan Karier Peserta Didik Kelas XI SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran 2013/2014
Dalam rangka menghasilkan program bimbingan yang teruji secara efektif,
maka langkah awal yang dilakukan adalah menguji kelayakan program bimbingan
secara rasional. Uji kelayakan program dilakukan melalui penilaian 2 orang pakar
dalam bimbingan dan konseling, 1 Dosen. Pakar yang terlibat dalam penilaian
yaitu: Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf, L.N, M.Pd, dan 1 pakar dari Guru Bimbingan
63 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Program bimbingan karier yang diajukan oleh peneliti disempurnakan dengan
pertimbangan para ahli sebagai berikut:
1. Masukan dari Pakar Bimbingan dan Konseling
a. Program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta
didik ini harus sampai menyebutkan prosedur layanan.
b. Prosedur pelaksanaan bimbingan harus dijelaskan secara lebih rinci.
c. Pada panduan pelaksanaan perlu dijelaskan evaluasi keberhasilan
layanan bagi guru bimbingan dan konseling.
d. Redaksi beberapa pertanyaan yang termuat dalam buku IEKAD perlu
disempurnakan agar lebih mudah dipahami oleh pemakai, khusunya
pada latar sekolah menengah.
2. Masukan dari Guru Bimbingan dan Konseling
Secara umum guru bimbingan dan konseling menilai bahwa program
bimbingan karier ini layak digunakan untuk membantu peserta didik dalam
memantapkan pilihan kariernya. Namun, agar program yang telah
dikembangkan ini lebih layak lagi terdapat beberapa masukan yang
disampaikan, yaitu:
a. Istilah-istilah yang dimuat dalam buku IEKAD hendaknya
menggunakan istilah-istilah yang akrab digunakan oleh peserta didik,
khususnya pada latar sekolah menengah.
b. Redaksi dari beberapa pernyataan yang dimuat dalam buku IEKAD
64 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Pelaksanaan bimbingan, hendaknya disesuaikan dengan satuan waktu
yang tersedia, yakni pada pertemuan yang sudah terjadwal pada
masing-masing kelas.
1. Rasional
Kemantapan dalam memilih karier adalah suatu hal yang harus
dimiliki oleh setiap peserta didik khususnya bagi peserta didik SMK
karena menurut tahap perkembangannya mereka telah memasuki masa
akhir remaja dan berada pada tahap eksplorasi dalam perkembangan
karier. Pada situasi seperti ini seharusnya peserta didik mampu membuat
pilihan karier yang tepat dan mantap karena mereka akan dihadapkan pada
proses pengambilan keputusan pekerjaan di masa mendatang. Pada
kenyataannya, tidak sedikit dari peserta didik yang mengalami masalah
dalam pembuatan keputusan pilihan karier. Menurut Crites (1981) masalah
karier yang mereka hadapi meliputi: 1) bimbang dalam menentukan
pilihan jurusan studi atau bidang pekerjaan yang hendak dijadikan karier
dalam hidupnya kelak karena tidak memiliki cukup informasi (kurang
paham), baik tentang diri maupun tentang jurusan atau bidang pekerjaan
yang akan di pilih, 2) bingung untuk menentukan pilihan kariernya karena
merasa kemampuan yang dimilikinya kurang memenuhi persyaratan yang
menjadi tuntutan oleh suatu jurusan atau bidang pekerjaan yang
ditawarkan, 3) bingung dalam memilih karier karena bakat dan minatnya
65 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karena tidak tahu apa yang akan dikerjakan setelah menyelesaikan studi
kelak.
Pemilihan karier yang tepat sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang
sederhana. Untuk sampai kepada suatu keputusan karier yang tepat dan
mantap, seseorang perlu terlebih dahulu memahami dirinya dan mengenal
dunia kerja yang hendak dipilihnya secara memadai. Meskipun, tidak ada
jaminan bahwa apabila seseorang telah memahami diri dan lingkungan
pekerjaannya dengan baik akan mampu membuat keputusan karier secara
tepat. Namun, langkah awal semacam ini dapat dipandang sebagai suatu
permulaan yang berharga guna menentukan ketepatan suatu tindakan atau
pilihan tertentu. Bagaimanapun juga, memilih bidang karier yang sudah
jelas diketahui jauh lebih baik dibandingkan memilih bidang karier yang
belum jelas informasinya. Dengan kata lain, pemahaman berbagai aspek
diri dan kecenderungan kepribadian dan tuntutan suatu bidang pekerjaan
jurusan studi merupakan hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh
seseorang yang sedang membuat keputusan pilihan karier atau bidang
studi secara tepat.
Pada latar sekolah yang ada, khususnya pada SMK/SMA di
Indramayu pelayanan untuk membantu peserta didik membuat keputusan
pilihan karier sudah dilaksanakan, khususnya untuk penjurusan studi.
Namun, pada umumnya pelayanan tersebut berbentuk pengetesan atau
asesmen psikologis dan penyajian jenis-jenis informasi pendidikan berikut
66 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengetesan biasanya diawali dengan pengukuran dan berakhir dengan
penyampaian hasil tes kepada para peserta didik. Hasil pelayanan
bimbingan karier yang telah dilaksanakan tersebut nampaknya belum
optimal, karena penyajian informasi karier masih terbatas pada jenis
informasi pendidikan dan jurusan studi yang ada pada sejumlah perguruan
tinggi yang ada di Indonesia. Infromasi tentang kelompok pekerjaan atau
jenis jabatan berikut persyaratannya dirasakan oleh peserta didik masih
sangat kurang. Oleh karena itu, kehadiran bimbingan karier pada latar
pendidikan merupakan suatu upaya yang sangat dinantikan. Sebagai
bantuan yang profesional, pelayanan bimbingan karier senantiasa berusaha
untuk meningkatkan mutu kualitas layanannya secara optimal yang mana
layanannya bukanlah hanya pekerjaan memberikan tes kepada peserta
didik dan memberitahu mereka hasilnya, bimbingan karier yang
dimaksudkan adalah peristiwa belajar bagi peserta didik untuk memahami
diri dan lingkungannya agar dicapai suatu keputusan karier secara tepat
dan mantap.
Program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta
didik ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
pelayanan bimbingan karier di sekolah menengah. Program ini
dikembangkan berdasarkan Teori Pilihan Karier Holland. Karakteristik
khas bimbingan karier ini ditandai dengan penggunaan inventori sebagai
perangkat dan sekaligus intervensi dalam proses pelayanannya, yaitu
67 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki beberapa keuntungan, selain keuntungan praktis seperti
memungkinkan bagi peserta didik untuk melakukan penilaian diri,
menyekor diri, pengadministrasian diri, dan menafsirkan diri terhadap
potensi-potensi dirinya atas arahan diri sendiri, program ini pun sekaligus
telah menyediakan informasi karier yang memadai dengan segera, dan
relatif mudah dilakukan. Program bimbingan karier semacam ini juga
mampu mengarahkan peserta didik untuk menjajagi suatu rentangan
alternatif pekerjaan yang diorganisasikan dengan menggunakan tipologi.
2. Deskripsi Kebutuhan
Berdasarkan studi pendahuluan di SMK Negeri 1 Indramayu Tahun Ajaran
2013/2014, dari 445 orang peserta didik Kelas XI terdapat 48 orang (10,79%)
dengan kemantapan pilihan karier berada pada kategori tinggi, 345 orang
(77,53%) berada pada kategori sedang dan 52 orang (111,68 %) berada pada
kategori rendah. Secara umum peserta didik Kelas XI SMK Negeri 1
Indramayu sebagian memiliki kemantapan pilihan karier sedang. Artinya
peserta didik belum mampu memilih karier yang optimal sehingga perlu
68 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tujuan
Program bimbingan karier ini digunakan dengan tujuan utama untuk
membantu peserta didik memantapkan pilihan kariernya. Adapun secara rinci
model bimbingan karier ini memiliki tujuan untuk:
1. Memahami berbagai aspek diri dan tuntutan lingkungan yang
mencirikan tipologi karier individu dan model lingkungan
pekerjaan.
2. Menemukan kode Ringkasan yang menggambarkan kemiripan diri
peserta didik dengan tipe kepribadian Realistik, Investigatif,
Artistik, Sosial, Enterprising, Konvensional (RIASEK).
3. Memahami berbagai kelebihan dan kekurangan dirinya berkaitan
dengan pilihan karier yang direncanakannya.
4. Mengenal lebih dalam tuntutan kelompok pekerjaan yang menjadi
pilihan peserta didik.
5. Menemukan alternatif pilihan karier yang cocok dengan pola
kepribadian jabatannya.
6. Menentukan tipologi karier dan lingkungan pekerjaan yang paling
69 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Asumsi Program
Program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta
didik didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut:
Menurut Crites (1969: 303), peserta didik yang kurang atau belum
memililki kemantapan pilihan karier disebabkan karena:
1. Tidak realistik dalam pilihan karier, yaitu tidak didasarkan pada
kemampuan, minat, nilai, dan kenyataan yang ada, pilihan ini
mungkin karena kehendak orang tua, sedangkan peserta didik
bersifat pasif menerima pilihan orang tuanya. Hal ini berarti
peserta didik belum mandiri dalam proses pemilihan karier.
2. Keragu-raguan dalam membuat pilihan karier, yang menunjukkan
ketidakmampuannya mereka memilih atau menyatakan
pendapatnya terhadap tindakan tertentu yang akan menghasilkan
pilihan yang mempersiapkan ia masuk pada suatu jenis pekerjaan
tertentu. Hal ini menurut Crites (1981: 24) disebabkan karena: (1)
seseorang mempunyai banyak potensi dan membuat banyak
pilihan, tetapi ia tidak dapat memilih salah satu sebagai tujuannya;
(2) seseorang tidak dapat mengambil keputusan, ia tidak bisa
memilih satupun dari alternatif-alternatif yang mungkin baginya;
dan (3) seseorang tidak berminat, ia telah memilih satu pekerjaan,
tetapi ia bimbang akan pilihannya itu, karena tidak didukung oleh
70 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Sasaran
Program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier peserta
didik ini digunakan untuk membantu peserta didik dalam merencanakan
pilihan kariernya. Berdasarkan jenis, tujuan, dan fungsi layanannya maka
sasaran dari model bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier
peserta didik ini adalah keseluruhan peserta didik di sekolah menengah
yang tengah membuat perencanaan dan keputusan pilihan karier,
khususnya untuk memantapkan pilihan karier yakni; peserta didik kelas XI
yang memiliki kemantapan pilihan karier kategori rendah dan sedang,
yaitu: peserta didik yang kurang mampu dalam: (a) memilih karier, (b)
ketidaksesuaian antara minat karier dengan pilihan karier, dan (c) memiliki
satu pilihan karier, namun ia bimbang akan pilihannya.
6. Tahapan Pelaksanaan Program
Program Bimbingan Karier untuk Memantapkan Pilihan Karier Peserta
Didik, terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
a. Tahap Pengungkapan awal, terdiri dari 2 sesi yaitu perkenalan dengan
tujuan mengakrabkan diri antara guru bimbingan dan konseling dan
peserta didik yang merupakan pre test untuk mengumpulkan informasi
mengenai kemantapan pilihan karier.
b. Tahap Pemahaman Posisi dan kontrak belajar dengan tujuan peserta didik
dapat menganalisis kemantapan pilihan karier dan berkomitmen dalam
71 Evi Aeni Rifaedah, 2014
PROGRAM BIMBINGAN KARIER UNTUK MEMANTAPKAN PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Tahap Kerja/Perlakuan yang terdiri dari 7 sesi. Setiap sesi terdapat
berbagai topik kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemantapan
pilihan karier peserta didik dan membekali mereka dengan kemampuan
dasar memantapkan pilihan karier. Pada tahap ini digunakan beragam
teknik bimbingan kelompok seperti diskusi kelompok, dan penugasan.
d. Tahap Penutup/Refleksi Akhir terdiri dari penyampaian refleksi dari
kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk pengambilan keputusan yang
merupakan post test untuk mengetahui hasil akhir dari kemantapan pilihan
karier peserta didik.
7. Sesi Intervensi
Intervensi program bimbingan karier untuk memantapkan pilihan karier
peserta didik dilakukan selama 7 sesi. Sesi intervensi dirancang
berdasarkan hasil dari kemantapan pilihan karier peserta didik yang
rendah serta disesuaikan dengan kemampuan dasar yang perlu diberikan
dalam kemantapan pilihan karier.
Adapun isi intervensi program bimbingan karier, sebagai berikut:
Sesi pertama, pelaksanaan asesmen kegiatan. Sesi ini bertujuan agar peserta didik dapat mengenal beberapa kegiatan dan mengetahui kesamaan
dirinya dengan kegiatan yang sesuai dengan kepribadiannya. Teknik yang
digunakan adalah listing exercise (mengisi daftar isian). Adapun indikator
keberhasilan dari sesi ini yaitu, peserta didik mengetahui kegiatan yang
72 Evi Aeni Rifaedah, 2014