Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Manusia tidak pernah statis, tetapi cenderung mengalami berbagai perubahan
dalam dirinya. Dengan berbagai perubahan itu manusia rentan terkena stres.
Begitupun halnya pada remaja khususnya remaja SMP cenderung rentan terkena stres
karena pada masa SMP remaja mengalami ketidakstabilan dalam dirinya. Bila
ketidakstabilan tersebut berjangka panjang dan berkelanjutan maka akan
mengakibatkan timbulnya stres pada remaja yang akan menghabat perkembangan dan
pertumbuhannya. Oleh karena itu stres tersebut harus dikelola, sehingga stres yang
dialami bermanfaat dan tidak menjadi stresor.
Remaja pada umumnya ingin bebas dan dapat melakukan apapun yang ia
inginkan dan cenderung mengakibatkan stres. Di sekolah siswa dituntut untuk
mengerjakan serangkaian tugas sekolah, sehingga hal itu menjadi tekanan dalam
dirinya maka timbullah stres akademik. Perwujudan dari stres akademik ini nampak
pada perilaku siswa seperti enggan dan malas ketika harus mengerjakan PR, sering
mencontek ketika mengerjakan tugas dan sering bolos pada jam-jam pelajaran
tertentu dengan berbagai alasan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurmalasari (2011) mengenai
stres akademik menjelaskan bahwa siswa di SMPN 1 Lembang menunjukan bahwa
berdasarkan penelitian diketahui sebanyak 20,93% siswa RSBI mengalami stres
akademik kategori tinggi. Siswa yang termasuk pada kategori tinggi memiliki
intensitas tertinggi pada gejala stres akademik yang meliputi aspek fisik, aspek
perilaku, aspek pikiran dan aspek emosi. Sebanyak 58,14% siswa RSBI mengalami
stres akademik. Pada kataegori sedang sebagian besar siswa kelas VII memiliki
intensitas gejala stres akademik yang meliputi aspek fisik, aspek perilaku, aspek
pikiran dan aspek emosi pada kategori menengah atau mendekati tinggi. Sebanyak
2
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dialami siswa pada kategori rendah memiliki skor gejala stres akademik yang
paling kecil jika dibandingkan dengan kategori lainnya yaitu tinggi dan sedang.
Selain penelitian di atas terdapat fenomena yang dilakukan oleh penelitian
Gusniati (Desmita, 2010, hlm 290) mengemukakan bahwa penelitian yang dilakukan
pada salah satu sekolah unggulan di Jakarta menemukan adanya fenomena stres yang
dialami siswa di sekolah. Siswa merasa terbebani dengan keharusan mempertahankan
peringkat sekolah 62,96%, siswa merasa cemas menghadapi ujian semster, 82,72%
siswa merasa takut mendapat nilai ulangan jelek, 80,25% merasa bingung
menyelesaikan PR yang terlalu banyak dan 50,62% siswa merasa letih mengikuti
perpanjangan waktu belajar disekolah.
Fenomena yang terjadi di SMPN 2 Tanjungsiang sendiri banyak siswa kelas
VIII yang tidak mengerjakan PR dan mengerjakan PR di sekolah. karena adanya
tekanan dengan semua tugas yang harus dipenuhi, sedangkan kelas VIII merupakan
masa SMP merupakan awal masa remaja (usia 12-15 th ).
Stres adalah pandangan individu terhadap suatu masalah atau kondisi
individu. Pandangan individu terhadap stres mempengaruhi cara individu
menyelesaikan masalah bila individu memandang stres menjadi positif maka stresor
yang ada akan menjadi pemicu individu untuk mempelajarai
keterampilan-keterampilan serta membuat individu menilai diri sendiri sehingga individu dapat
melanjutkan hidup dengan baik. Sedangkan stres dipandang negatif hal tersebut akan
membuat individu memandang setiap permasalahan menjadi tekanan-tekanan dan
membebani dirinya. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dalam ABKIN (2007,
hlm 25) Stres akdemik merupakan salah satu masalah belajar yang sudah banyak
yang ditemukan di setiap sekolah stres akademik merupakan sumber stres utama pada
siswa di sekolah. Stres dapat dikelola dengan menggunakan coping stress yaitu
coping ini adalah pengelolan stres yanng disebut dengan pengalihan stres dengan cara
mengelola stres dengan menggunakan salah satu teknik dalam coping stress . Lazurus
dan Folkman (dalam Taylor, 2003 hlm. 219) coping adalah proses mengelola tuntutan
3
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Lazarus (dalam Sarafino, 2012, hlm 83) menyatakan bahwa coping
yang digunakan untuk mengelola stres yaitu problem focused coping yakni strategi
kognitif yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalahnya. Penelitian
menggunakan problem focused coping karena strategi ini dapat digunakan untuk
mengontrol masalah langsung sehingga dengan demikian siswa dapat memiliki
keterampilan untuk mengelola stres. Lazarus (dalam Sarafino, 2012, hlm. 83)
menyatakan individu memiliki kecenderungan menggunakan problem focused
coping ketika individu percaya bahwa sumber daya dan tuntutan dapat diubahnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap stres akademik pada siswa kelas
VIII di SMPN 2 Tanjungsiang Tahun Ajaran 2014/2015. Strategi problem focused
coping digunakan untuk melatih keterampilan siswa dalam mengelola stres akademik.
1.2Rumusan Masalah Penelitian
Sebagaimana identifikasi masalah di atas siswa belum dapat mengelola stres
akademik artinya siswa perlu memiliki keterampilan dalam mengelola stres
akademik sehingga dengan menggunakan strategi problem focused coping
diharapkan siswa dapat memiliki keterampilan dalam mengelola stres akademik.
Oleh sebab itu yang dikaji lebih jauh rumusan masalah dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran intensitas stres akademik di SMPN 2 Tanjungsiang tahun
ajaran 2014/2015?
2. Bagaimana layanan bimbingan kelompok strategi problem focused coping dalam
mengelola stres akademik?
3. Bagaimana keefektivan strategi problem focused coping dalam mengelola stres
akademik?
1.3 Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini dilakukan agar memperoleh gambaran
empirik efektivitas problem focused coping untuk mereduksi stres akademik siswa.
4
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Memperoleh gambaran intensitas stres akademik pada siswa kelas VIII SMPN 2
Tanjungsiang Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Merumuskan layanan bimbingan dan kelompok yang berbasis strategi problem
focused coping untuk mengelola stres akademik.
3. Efektivitas penggunaan problem focused coping dalam meningkatkan
pengelolaan stres akademik siswa kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang, Subang
Tahun Ajaran 2014/2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pnelitian, sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti pada
perkembangan ilmu psikologi, terutama pada psikologi pendidikan khususnya
mengenai bimbingan konseling pada siswa di sekolah.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi konselor
Hasil penelitian ini idharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak sekolah
mengenai strategi problem focused coping dan stres akademik yang dimiliki siswa di
kelas SMPN 2 Tanjungsiang, sehingga diharapkan dapat bermanfaat dama pembinaan
siswa terutama dalam meningkatkan strategi problem focused coping dan
menurunkan stres akademik yag dapat mengganggu prestasi belajarnya.
2. Bagi siswa
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan kepada para siswa megenai
strategi problem focused coping dan stres yang dimiliki, sehingga diharapkan
dapat digunakan dalam menurunkan stres akademik yang diperkirakan dapat
mengganngu prestasi belajarnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian yang diharapkan dapat memberi masukan dan rujukan bagi para
peneliti selanjutnya yang akan meneliti strategi problem focused coping dan
5
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.5 Asumsi
Adapun asumsi yang menjadi titik tolak penelitan sebagai berikut:
1. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) mengemukakan strees adalah “a
particular relationship between the person and environment that apraised by the
person a taxing or axceding his or her resources and andangering his or her
well-being”. Stres adalah hubungan spesifik antara individu dengan
lingkungannya yang dinilai oleh individu sebagai tuntutan melebihi sumber
dayanya dan membahayakan kesejahteraannya.
2. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) Problem focused coping ditujukan dengan
mengurangi tuntututan dari situasi yang menekan atau memperluas sumber daya
untuk mengatasinya. Seseorang cenderung menggunakan metode problem
focused coping apabila mereka percaya bahwa sumber daya atau tuntutan dari
situasinya dapat diubah.
3. Menurut Nova Ekapuri N (2011, hlm) dalam penelitiannya megungkapkan
bahwa problem focused coping efektif dalam mereduski stres akademik.
1.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada pemaparan diatas maka hipotesis penelitian ini adalah
strategi problem focused coping efektif dalam mereduksi stres akademik siswa kelas
VIII SMPN 2 Tanjungsiang tahun ajaran 2014/2015.
1.7 Sistematika Penelitian 1. BAB I : Pendahuluan
Pendahuluan berisi penejelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan pendidikan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi dan sistematika
6
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bab II : Landasan Teori
Landasan teori berisi teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti,
adapun teori yang menjadi landasan penelitian yakni stres akademik dan strategi
problem focused coping.
3. Bab III : Metode Penelitian
Berisi pendekatan penelitian,metode penelitian, definisi operasional, populasi,
sampel, metode pengambilan sampel penelitian atau alat ukur yang akan digunakan,
prosedu pelaksanaan dan metode analisis data yang digunakan.
4. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi mengenai gambaran umum penelitian, layanan bimbingan kelompok yang
menggunakan strtaegi problem focused coping dan pembahasan.
5. Bab V : Kesimpulan dan Rekomendasi
Berisi kesimpulan dan rekomondasi dari penelitian dan saran-saran pengembangan
penelitian bagi peneliti dan saran praktis yang ditujukan kepada sekolah, konselor dan
Aprilia Pratiwi, 2015
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekataan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif sebagai metode ilmiah atau scientific karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah seperti konkret atau empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis.
Metode ini juga disebut metode discovery, karena data penelitian yang dihasilkan
berupa angka-angka dan anlisis menggunakan statistik. (Sugiyono, 2008, hlm. 13).
Pendekatan kuantitatif ini dilakukan untuk mendapatkan hasil angka secara
sistematis untuk mengetahui stres akademik di SMPN 2 Tanjungsiang.
3.2Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen kuasi
Sugiyono (2008, hlm. 72) menyetakan eksperimen kuasi sebuah penelitian yang
digunakan mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendali.
Metode penelitian ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent
control Group Design dengan pretest dan posttest. Menurut Sugiyono (2008, hlm.
116), desain ini hampir sama dengan Pretest-Posttest control group design, hanya
pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
21
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Eksperimen O1 X O2
Kelmpok Kontrol O3 O4
(Sugiyono 2008:116)
Keterangan :
O1 O2 : Pretest
X : Strategi Problem Focused Coping O3 O4 : Posttest
Skema desain non-eqivalent control grup design ini dengan menggunakan dua
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, pada kelompok eksperimen diberikan
strategi untuk problem focused coping dan pada kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberiakan prettest setelah
itu diberikan perlakuan dengan kelompok eksperimen diberikan strategi problem
focused coping sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan, setelah
diberikan perlakuan dilakukan posttest, hasilnya kemudian dibandingkan antara hasil
prettest dan posttest sehingga diperoleh gain yaitu selisih antara pretest dan posttest.
3.4 Definisi Operasional Variabel
1. Definisi Operasional Stres Akademik
Stres akademik yang ditampilkan oleh siswa SMPN 2 Tanjungsiang tahun
ajaran 2014/2015 respon dari dalam individu ketika adanya hal yang membuat
individu merasa tidak nyaman dalam proses belajar baik dari dirinya maupun
lingkungannya. Hal tersebut akan mengakibatkan adanya respon yang negatif atau
positif sebagaimana individu dapat mereduksi nya menjadi hal positif atau negatif.
Begitupun dengan stres akademik adalah reaksi dari dalam diri individu ketika
individu mengalami tekanan akademik seperti siswa yang beruasaha untuk
mendapatkan prestasi namun tidak dapat mencapainya. stres adalah sesuatu yang
penting dalam akademik stres menjadi hal yang penting karena stres dapat memicu
22
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
positif karenanya individu harus memiliki keterampilan dalam mengelola stres
tersebut menjadi hal yang dapat membuat dirirnya berkembang. Stres akademik dapat
dikelola dengan pengelolaan stres (management) disebut juga dengan istilah coping.
Definisi Operasional Problem Focused Coping
Strategi coping adalah perubahan-perubahan perilaku secara konsisten dan
upaya-upaya untuk mengelola tuntutan dan beban sebagai pengalihan diri seseorang
terhadap suatau permasalahn khususnnya stres yaitu stres akademik, hal tersebut
dapat dikatakan sebagai proses dalam melindungi dirinya daris situasi yang menekan,
menantang atau mengancam pada permasalahan yang dia sedang hadapi. Pernyataan
sebelumnya menyebutkan bahwa stres akademik merupakan tekanan-tekanan yang
dialami oleh individu dalam hal akademik , tekanan dari orang tua yang berharp
mendapatkan prestasi yang gemilang sementara siswa atau individu tidak dapat
mencapainya karena siswa tidak dapat menyesuaikan dengan lingkungannya atau
mengontrol dirinya agar dapat mencapai prestasi namun hal tersebut menjadi hal yang
positif agar individu dapat memiliki pencapaian yang gemilang dalam hal akademik
dengan adanya coping ini membantu individu untuk mereduksi stres akademik yang
dialami oleh individu sehingga individu dapat mengelolanya.
Strategi untuk mengelola stres adalah problem focused coping strategi ini
dapat digunakan untuk mengontrol masalah langsung. Strategi dengan cara
menyelesaikan masalah yang dihadapi, sehingga individu segera terbebas dari
masalahnya tersebut. Dengan kata lain individu secara aktif mencari penyelsaian dari
masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres.
Pernyataan tersebut menguatkan bahwa stres akademik dapat direduksi dengan
menggunakan focused problem coping. Strategi problem focused coping adalah
menyelesaikan masalah yang dihadapinya, sehingga individu dapat secara aktif
mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang
menimbulkasn stres. Adapun teknik strategi problem focused coping sebagai berikut:
1) Informasi seeking, individu mencari informasi dari orang lain yang dapat
23
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Asistance seeking, individu mencari dukungan dan menggunakan bantuan dari
orang lain berupa nasihat maupun tindakan di dalam menghadapi masalahnya.
3) Direct action, meliputi tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah
secara langsung serta menyusun secara lengkap apa yang diperlukan.
4) Planfull problem solving, individu memikirkan dan mempertimbangkan secara
matang beberapa alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan,
meminta pendapat dan pandangan orang lain tentang masalah yang dihadapi,
bersikap hati-hati sebelum memutuskan sesuatu dan mengevaluasi strtegi yang
pernah dilakukan.
3.5Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi (Sugiyono, 2008, hlm. 173) Mengingat luasnya populasi maka
peneliti membatasi populasi dalam penelitian ini untuk membantu memperoleh
sampel. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMPN 2
Tanjungsiang, Subang tahun ajaran 2014/2015. Sedangkan populasi terjangkaunya
adalah seluruh angkatan kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang Tahun ajaran 2014/2015.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian yang digunakan yaitu nonprobability sampling dengan
melakukan sampling purposive karena sampel ini adalah sampel yang bertujuan,
dilakukan dengan mangambil bukan dengan random tetapi didasarkan atas dasar
tujuan tertentu. (Arikunto, 2010, hlm.183). Sampel penelitian ini berjumalah 32 orang
dengan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol masing-masing 16 Orang.
Adapun ketentuan sampel yang diambil sebagai berikut:
1) Seluruh angkatan kelas VIII yang terdaftar sebagai siswa di SMPN 2
24
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Teridintifakasi memiliki gejala stres akademik yang tinggi.
3.6 Teknik Pengmpulan Data
Teknik pegeumpulan data ini dilakukan dengan cara memberikan pretest dan
postest untuk mengungkapkan gejala stres tinggi. Angket diberikan kepada siswa
sebelum dilakukan treatment, dan setelah dilakukan tretament, yang dibutuhkan oleh
peneliti adalah selisih nilai antara pretest dan posttest antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol sebelum melakukan posttest peneliti memberikan terlebih dahulu
perlakuan (treatment) pada siswa. Hasil penelitian ini maka akan dijadikan tolak ukur
mengenai keefektivan Strategi problem focused coping untuk mengelola gejala stres
akademik siswa.
3.7 Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan pengumpulan data (Arikunto, 2005, hlm. 24). Instrumen yang
digunakan dalam mengembangkan penelitian sebagai dasar untuk mencari imformasi
mengenai stres akademik yang dialami siswa dengan menggunakan instrumen angket.
1. Jenis Instrumen
Jenis instrumen yang digunakan adalah dengan skala ya-tidak, skala pengukuran
tipe ini akan didapat jawaban tegas yaitu “ya-tidak”. Pada skala ini penelitiaan
menggunakan skala ya-tidak karena ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap
suatu permasalahan yang ditanyakan. (Sugiyono, 2008, hlm. 139). Angket yang
diberikan merupakan daftar cek. Cara menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan
cara memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan.
2. Penyususnan Kisi-Kisi
Penyususnan kisi-kisi digunakan rujukan mengadaptasi pada intrument Nova
Rina Ekapuri (2011) ada empat macam reaksi stres, yaitu reaksi fisik, perilaku,
25
Aprilia Pratiwi, 2015
[image:13.612.164.507.114.605.2]EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen gejala stres akademik siswa (Setelah validasi)
Aspek Indikator
Fisik
1. Sering buang air kecil 2. Kelelahan Fisik
3. Tangan terasa lembab dan dingin 4. Kepala terasa pusing atau sakit
5.Tubuh tidak mampu istirahat dengan maksimal
Perilaku
1. Menggerutu
2. kesulitan tidur atau insomnia 3. Berbohong
4. Ketidakmampuan menolong diri sendiri 5. Mabal atau membolos
Pikaran
1. Mudah Lupa
2. Tidak memiliki tujuan dan makna hidup 3. Tidak bisa menentukan prioritas dalam hidup 4. Merasa Bingung
5. Prestasi Menurun
6. Merasa menghadapi jalan buntu 7. Kehilangan Harapan
Emosi
1. Gelisah 2. Marah
3. Mudah Menangis 4. Merasa diabaikan 5. mudah tersinggung 6. Cemas
7. Tidak merasakan kepuasaan 8. Merasa tidak bahagia 9. Mudah panik
3. Pedoman Skoring
Instrumen penelitian ini di buat dengan menggunakan pernyataan positif dan
negatif untuk mengetahui tingkat stres akademik siswa. Item pernyataan dibuat
26
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[image:14.612.141.517.131.220.2]dan “tidak” diberi skor 0. Ketentuan pemberian skor stres akademik dapat dilihat ditabel berikut.
Tabel 3.3
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
4. Kategorisasi Data
Kategorisasi data diperuntukan untuk mnegetahui gambaran umum gejala stres
akademik pada siswa kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang. Adapun penjabarannya
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategorisasi Data
No Skor Kategori Frekuensi Persentase
1 X>29 Tinggi 30 14,29%
2 29>X>16 Sedang 150 72,38%
3 X<16 Rendah 27 13,33%
Kategorisasi data dijabarkan sebagai berikut:
1) Kategori skor tinggi : Pada kategori tinggi siswa berarti belum dapat
mereduksi stres dalam aspek fisik yakni sering buang air kecil, kelelahan fisik,
tangan terasa lembab dan dingin, kepala terasa pusing atau sakit, tubuh tidak
mampu istirahat dengan maksimal. Aspek perilaku yakni menggerutu, kesulitan
tidur atau insomnia, ketidakmampuan menolong diri sendiri, mabal atau
membolos. Aspek pikiran yakni mudah lupa, tidak memiliki tujuan dan makna
hidup, tidak bisa menentukan prioritas dalam hidup, merasa bingung, prestasi
menurun, merasa menghadapi jalan buntu dan kehilangan harapan. Aspek emosi
yakni gelisah, marah, mudah menangis, cemas, tidak merasakan kepuasaan,
[image:14.612.147.518.329.438.2]27
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Kategori skor sedang : Pada kategori tinggi siswa berarti cukup dapat
mereduksi stres dalam aspek fisik yakni sering buang air kecil, kelelahan fisik,
tangan terasa lembab dan dingin, kepala terasa pusing atau sakit, tubuh tidak
mampu istirahat dengan maksimal. Aspek perilaku yakni menggerutu, kesulitan
tidur atau insomnia, ketidakmampuan menolong diri sendiri, mabal atau
membolos. Aspek pikiran yakni mudah lupa, tidak memiliki tujuan dan makna
hidup, tidak bisa menentukan prioritas dalam hidup, merasa bingung, prestasi
menurun, merasa menghadapi jalan buntu dan kehilangan harapan. Aspek emosi
yakni gelisah, marah, mudah menangis, cemas, tidak meraskan kepuasaan,
merasa tidak bahagia dan mudah panik.
3) Kategori skor rendah : Pada kategori tinggi siswa berarti sudah dapat
mereduksi stres dalam aspek fisik yakni sering buang air kecil, kelelahan fisik,
tangan terasa lembab dan dingin, kepala terasa pusing atau sakit, tubuh tidak
mampu istirahat dengan maksimal. Aspek perilaku yakni menggerutu, kesulitan
tidur atau insomnia, ketidakmampuan menolong diri sendiri, mabal atau
membolos. Aspek pikiran yakni mudah lupa, tidak memiliki tujuan dan makna
hidup, tidak bisa menentukan prioritas dalam hidup, merasa bingung, prestasi
menurun, merasa menghadapi jalan buntu dan kehilangan harapan. Aspek emosi
yakni gelisah, marah, mudah menangis, cemas, tidak meraskan kepuasaan,
merasa tidak bahagia dan mudah panik.
3.8Uji Coba Instrumen
1. Pengujian Validitas Rasional
Uji validitas rasional bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen
dari segi isi atau konstruk, konten dan bahasa. Pengujian ini dilakukan oleh tiga
dosen ahli yaitu, Dr. Amin Budiamin M.Pd., Dra. Tati Kustiawati, M.Pd., dan Dra.
SA. Lili Nurillah, M.Pd. Uji validitas ini meminta dosen ahli untuk memberikan
penelitian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai
28
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ada dua kemungkinan untuk tidak digunakan atau direvisi. Hasil pengujian kontruks
ini sebagian besar soal harus diperbaiki dan sebagin harus di revisi dari soal awal
yaitu sebanyak 118 soal menjadi 70 soal yang digunakan.
Berdasarkan hasil penimbangan oleh dosen ahli, dilakukan uji keterbacaan pada
lima orang siswa kelas VIII dari sekolah yang sama dengan sampel penelitian. Uji
keterbacaan ini bertujuan untuk mengetahui keterbacaan intrument dari responden
sebelum digunakan untuk penelitian. Hasil keterbacaan dari 70 soal setelah diakukan
menghasilkan 63 soal yang dapat digunakan untuk penelitian dengan kata lain ada 7
item yang dibuang.
2. Pengujian Validitas Butir Item
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu
instrumen (Arikunto, 2010, hlm. 78). Pengujian validitas butir item yang dilakukan
dalam penelitian adalah seluruh butur item penelitian pada angket stres akademik.
Korelasi biserial titik merupakan salah satu bentuk korelasi dari Pearson yang
digunakan dalam situasi khusus, yaitu untuk mngkorelasikan satu peubah prediktor
yang bersifat dikhotomus (biner atau binomial) dengan satu peubah kriteria yang
berskala interval atau rasio (Furqon, 2099:107). Untuk menguji validitas instrumen
digunakan rumus dari validitas sebagai berikut.
Keterangan: r pbis = koefisien korelasi biserial titik
Yp = rata-rata kelompok p (kelompok kesatu)
Yt = rata-rata seluruh subjek
St = simpangan baku
P = proporsi subjek kelompok kesatu
Q = proporsi subjek kelompok kedua
(Furqon, 2009, hlm. 108)
Semakin tinggi nilai validitas soal menunjukkan semakin valid instrumen
29
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
t =
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi sampel yang diperoleh
n = jumlah sampel
(Furqon, 2009, hlm. 223)
Pada penelitian item dinyatakan valid jika memiliki koefisien validitas
signifikan pada total aspek maupun total perangkat instrumen, dengan nilai
probabilitas (p-value) lebih kecil 0.05 (p-value < 0.05).
Hasil pengujian validitas instrumen stres akademik siswa dengan
menggunakan biserial titik dari jumlah pernyataan 63 item menjadi 40 item
pernyataan yang valid dengan tingat kepercayaan 95%.
3. Revisi Akhir dan Pengemasan Instrumen Final
Berikut ini instrumen yang siap digunakan setelah uji coba sesuai kebutuhan,
sehingga dihasilkan seperangkat instrumen yang siap untuk digunakan dalam
[image:17.612.119.526.442.684.2]pengumpulan data.
Tabel 3.4
Kisi-kisi instrumen dan Indikator stres akademik (setelah uji coba)
No Aspek Indikator Sebelum Sesudah
validasi validasi 1 Fisik 1. Sering buang air kecil No Item No Item
2. Kelelahan Fisik 1,2,3,4 1,2,3,4
3. Tangan terasa lembab dan dingin 6,7,8,9 5,6,7 4. Kepala terasa pusing atau sakit 10,11,12
5.Tubuh tidak mampu beristirahat dengan
maksimal
2 Perilaku 1. Menggerutu 13,14,15, 8,9,10,11 2. Kesulitan tidur atau insomnia 16,17,18 12,13,14
3. Berbohong 19,20,21
4. Ketidakmampuan menolong diri sendiri 22,23,24
30
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28,29
3 Pikiran 1. Mudah Lupa 30,31,32 15,16,17
2. Tidak memiliki tujuan dan makna
hiduo 33,34,35 18,19,20
3. Tidak bisa menentukan prioritas dalam
hidup 36.37.38 21,22,23
4. Merasa Bingung 39,40,41 24,25
5. Prestasi Menurun 42,43,44
6. Merasa menghadapi jalan buntu 45,46
7. Kehilangan harapan
8. Merasa tidak dapat menikmati hidup
9. Mudah panik
4 Emosi 1. Gelisah 47,48,49 26,27,28
2. Marah 50,51,52 29,30,31
3. Mudah Menangis 53,54,55 32,33,34
4. Merasa diabaikan 56,57,58 35,36,37
5. mudah tersinggung 59,60,61 38,39,40
6. Cemas 62,63,64
7. Tidak meraskan kepuasaan 65,66
8. Merasa tidak bahagia
9. Mudah panik
4. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas berkenaan dengan ketetapan alat ukur. Reliabilitas
adalah ketetapan atau keajekan alat tersebu untuk menilai apa yang dinilainya
Sudjana (2001, hlm.16). Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki tingkat reliabilitas
yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan untuk mengukur berkali-kali
menghasilkan data yang sama (konsisten).
Uji reliabilitas menggunakan rumus K-R20 sebagai berikut.
=
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
31
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Vt = varians total
P = proporsi subjek kelompok p
q = proporsi kelompok q
(Arikunto, 2010, hlm.231)
Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di
atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya. Dapat juga dilihat
dari kriteria korelasi sebagai berikut (Sugiyono, 2012, hlm.257).
Antara 0,800 – 1,00 : sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup
Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,00 – 0,199 : sangat rendah
Proses uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program
Microsoft Excel 2007. Hasil uji realibilitas terhadap instrumen stres akademik siswa
menunjukan realibilitas sebesar 1,012. Berdasarkan derajat keterladanan instrumen
stres akademik siswa setelah diuji realibilitas adalah sangat tinggi sehingga instrumen
stres akademik mampu menghasilkan skor secara konsisten.
5. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berditribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan
sofware SPSS 18.0 for windows dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau
Shapiro-Wilk. Menggunakan taraf signifikansi 5%. Hipotesis yang digunakan pada
uji normalitas adalah sebagi berikut:
H0 : Data pretest atau posttest kelas kontrol dan kelas ekperimen berdistribusi
normal
H1 : Data pretest atau posttest kelas kontrol dan kelas ekperimen berdistribusi tidak
normal.
Kriteria pengujiannya yakni sebagai berikut :
32
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak.
Jika kedua data berditribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas
varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisi berdistribusi tidak normal
maka tidak dilakukan uji homogenitas varians melainkan dilakukan uji statistik non
parametrik yaitu uji Mann Whitney-U.
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas memiliki yakni jika kedua kelompok berdistribusi normal
maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kelompok menggunakan uji levena’s test dengan taraf signifikan 5%. Hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas adalah sebagai berikut.
H0 : Data pretest atau posttest kelas kontrol dan kelas ekperimen berdistribusi
homogen.
H1 : Data pretest atau posttest Data pretest kelas kontrol dan kelas ekperimen
berdistribusi tidak homogen.
2. Uji Pembeda dua rata-rata
Setelah uji normalitas dan homogenitas maka dilakukan uji pembeda dua rata-rata
karena data yang dimiliki berskala ordinal dan data tersebut terbatas hanya memiliki
sampel 16 orang, oleh karena nya dilakukan uji Mann Whitney-U. Adapun
hipotesisnya sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen yang
memperoleh treatment problem focused coping dengan kelompok kontrol.
H1: Terdapat perbedaan yang signifikan antara antara kelompok eksperimen yang
memperoleh treatment problem focused coping dengan kelompok kontrol.
3.8 Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksperimen kuasi
adalah sebagai berikut.
33
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penyebaran angket dilakukan di kelas VIII SMPN 2 Tanjungsiang . Kegiatan
dilakukan sebagai tes awal (pretest) dan untuk mendapatkan data tentang gambaran
umum stres akademik siswa.
3.8.2 Treatment (Perlakuan)
Pemberian perlakuan (treatment) teknik stres akademik siswa terhadap siswa
yang memiliki stres akademik tinggi, data tersebut diperoleh dari hasil Pre-test.
Rancangan intervensi teknik coping stress dalam mengelola stres akademik siswa
dari hasil data Pretest. Adapun rancangan programnya sebagai berikut:
1) Rasional
Rasional berisi tentang rumusan dasar pemikiran tentang karakteristik
siswa fakta-fakta teoritik dan empirik mengenai stres akademik. Rasional
diperlukan sebagai pedoman yang jelas untuk membuat program bimbingan
problem focused coping dan pertimbangan yang memperkuat program.
2) Deskripsi Kebutuhan
Analisis kebutuhan program yang dikembangkan dilakukan melalui
pengisian instrumen gejala stres akademik yang disusun berdasarkan kisi-kisi dan
aspek gejala stres akademik. Bentuk pernyataan dengan dua alternatif jawaban
yaitu ya dan tidak. Data hasil pengumpulan instrumen gejala stres akademik
kemudian diolah dan dianalisis sebagai dasar dalam pembuatan program layanan
bimbingan untuk menurunkan stres akademik.
3) Tujuan Intervensi
Tujuan pengembangan program secara umum adalah agar siswa dapat
memiliki keterampilan dalam mengelola stres akademik, dan tujuan khususnya
adalah pencapaian perilaku yang dikuasai siswa sesuai dengan tema dan topik
layanan. Adapun penelitian ini ditujukan untuk siswa kelas VIII SMPN 2
Tanjungsiang.
4) Prosedur Strategi Coping stress
Prosedur problem focused coping ini tentang teknik-teknik yang digunkan
34
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
asistance seeking, direct action, dan information seeking. Teknik tersebut
diharapkan dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan mengelola stres
akademik.
5) Sasaran Intervensi
Sasaran dari kegiatan layanan bimbingan ini adalah siswa kelas VIII
SMPN 2 Tanjungsiang tahun ajaran 2014/2015. Sasaran program bimbingan agar
siswa mampu memiliki keterampilan untuk mengelola stres akademik. Penelitian
ini dimaksudkan untuk menghasilkan program bimbingan problem focused
coping yang efektif dalam menurunkan tingkat gejala stres akademik siswa.
Sampel penelitian yang dipilih berjumalah 32 orang siswa pada 30 orang kategori
tinggi dan 2 orang pada kategori sedang.
6) Rancangan Operasioanal Program
Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran
program bimbingan dan konseling secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan
adalah uraian detail dari program yang menggambarkan struktur isi program,
baik kegiatan di Sekolah atau Madrasah maupun luar Sekolah atau Madrasah,
untuk menfasilitasi peserta siswa agar mencapai tugas perkembangan atau
kompetensi tertentu.
7) Intervensi Kelompok Eksperimen
Intervensi kelompok eksperimen terdiri dari tiga langkah yaitu pretest
pengisian angket untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami gejala stres
akademik, kemudian yang merupakan treatement adalah layanan bimbingan
kelompok yang digunaan untuk melatih siswa agar siswa dapat memiliki
keterampilan dalam mengelola stres akademik dan posttest adalah hasil akhir
untuk mengetahui adanya penurunan terhadap hasil dari pretest yang
berimplikasi pada keefektifan strategi problem focused coping dalam mereduksi
stres akademik.
35
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di fokuskan pada siswa
kelompok eksperimen dengan melakukan delapan sesi bimbingan kelompok dan
dua tambahan sesi yaitu pretest dan posttest.
9) Indikator keberhasilan dan Mekanisme penilaian
Indikator keberhasilan yaitu strategi problem focused coping yang efektif
dalam mereduksi stres akademik. Hal itu dilihat dari siswa setelah diberikan
layanan bimbingan diharapkan mampu memiliki keterampilan dalam mengelola
stres akademik. Penilaian siswa memiliki keterampilan untuk mengelola stres
dapat dilihat dengan adanya penurunan skor pada saat pelaksanaan posttest.
3.8.3 Post Test (Tes Akhir)
Penyebaran angket dilkukan di kelas VIII SMPN 2 Tanjungsing kegiatan ini
dilakukan untuk langkah akhir (posttest) untuk mendapatan data akhir setelah
Aprilia Pratiwi, 2015
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan pembahasan yang telah dilakukan
dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
5.1.1 Gambaran umum stres akademik siswa kelas VIII di SMPN 2 Tanjungsiang
Subang tahun ajaran 2014/2015 mengalami stres akademik pada kategori
sedang. Artinya sebagian besar siswa cukup mampu dalam mereduksi stres
akademik.
5.1.2 Layanan bimbingan kelompok yang menggunakan strategi problem focused
coping yang secara hipotetik dapat mereduksi stres akademik siswa terdiri atas
teknik 1) information seeking; (2) assistance seeking; (3) direct action ;(4)
planfull problem solving.
5.1.3 Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi problem focused coping efektif
dalam mereduksi stres akademik. Oleh sebab itu siswa di rekomendasikan
untuk menjalankan langkah-langkah strategi problem focused coping yang
mencakup 1) information seeking; (2) assistance seeking; (3) direct action ;(4)
planfull problem solving.
5.1 Rekomendasi
Peneliti memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak , yaitu
1. Bagi pihak sekolah
Mengingatkan kembali bahwa masih banyak siswa yang mengalami stres
oleh karenanya diharapkan lembaga pendidikan dapat menfasilitasi siswa dalam
melanjutkan untuk mengembangkan strategi problem focused coping., karena
lingkungan sekolah yang didalamnya memilki berbagai kegiatan dan tuntutan
untuk siswa dapat menjadi stresor untuk siswa.
2. Bagi Konselor.
Konselor sekolah hendaknya untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam mengelola stres dengan membuat program layanan bimbingan dan
68
Aprilia Pratiwi, 2015
EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan untuk diterapkan pada layanan bimbingan kelompok di sekolah
SMPN 2 Tanjungsiang.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini terbatas dengan Efektivitas coping stress (problem foused
coping) untuk mereduksi stres akademik, adapun yang belum dapat dikaji oleh
penelit sebagai berikut
1) Penelitian yang dilakukan adalah pada siswa yang memiliki budaya sama, bila
peneliti selanjutnya ingin meneliti diharapkan agar menerapkan pada siswa yang
multibudaya.
2) Peneliti selanjutnya agar membuat program bimbingan dan konseling disekolah
yang berbasis problem focused coping dalam meningkatkan pengelolaan stres
siswa.
3) Peneliti selanjutnya diharpakan agar dapat mengembangkan model pelatihan