• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRACT

This study aims to determine the influence between the professionalism of the auditor as an independent variable consisting , the influence of professional ethics, and the influence of experience auditor’s with the dependent variable, namely consideration of the level of materiality.

The respondents are a few professionals who work well as part-time jobs, junior auditor, senior auditor, supervisor, manager or partner at public accounting firm located in Bandung. Sampling was done using a type of nonprobability sampling, to collect some important information provided by respondents. The questionnaire is a tool used to measure the variables. Analytical model used is multiple regression, multiple correlation, and coefficient of determination to determine whether there is a influence between the professionalism of the auditor, professional ethics, and auditor experience with materiality level of consideration.

Research results from the simultaneous testing showed that a significant difference between the attitude of the auditor professionalism, professional ethics, and experience of the auditor’s with consideration of materiality levels. In partial test showed auditor professionalism, professional ethics, and experience of the auditor’s and affect with consideration of materiality levels.

(2)

viii

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara profesionalisme auditor sebagai variabel independen, pengaruh etika profesi, dan pengaruh pengalaman auditor terhadap variabel dependen yaitu pertimbangan tingkat materialitas.

Responden penelitian adalah beberapa profesional yang bekerja baik sebagai pekerjaan paruh waktu, junior auditor, senior auditor, supervisor, manajer atau partner di Kantor Akuntan Publik yang berlokasi di Bandung. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tipe non probabilitas sampling, dengan mengumpulkan beberapa informasi penting yang diberikan oleh responden. Kuesioner adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda, korelasi berganda, dan koefisien determinasi untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara profesionalisme auditor, etika profesi, dan pengalaman kerja auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Hasil penelitian dari pengujian secara simultan ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap profesionalisme auditor, etika profesi, dan pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dalam pengujian secara parsial menunjukkan profesionalisme auditor, etika profesi, dan pengalaman auditor berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.………...i

HALAMAN PENGESAHAN………....……….ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR………....….…... iv

ABSTRACT………...…….….. vii

ABSTRAK………... viii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR GAMBAR………... xiv

DAFTAR TABEL………...…….. xv

DAFTAR LAMPIRAN………...……… xvi

BAB I PENDAHULUAN………...…...1

1.1Latar Belakang Penelitia………...…...1

1.2Identifikasi Masalah………...…...9

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………….…...………...……….9

1.3.1 Maksud Penelitian...………...9

1.3.2 Tujuan Penelitian.…...………10

(4)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS………... 11

2.1Kajian Pustaka...……….………...…….... 11

2.1.1 Profesionalisme Auditor………...………… 12

2.1.1.1 Dimensi-Dimensi Profesionalisme Auditor...…………....17

2.1.1.2 Indikator-Indikator dalam Profesionalisme Auditor..…...20

2.1.2 EtikaProfesi………...……….………..… 21

2.1.2.1 Dimensi-Dimensi Etika Profesi……….………... 26

2.1.2.2Indikator-Indikator dalam Etika Profesi…...…... 29

2.1.3Pengalaman Auditor……...………...….30

2.1.3.1Dimensi-Dimensi Pengalaman Auditor……… 33

2.1.3.2 Indikator-Indikator dalam Pengalaman Auditor……... 34

2.1.4Pertimbangan Tingkat Materialitas... 35

2.1.4.1Dimensi-Dimensi Pertimbangan Tingkat Materialitas...38

2.1.4.2Indikator-Indikator dalam Pertimbangan Tingkat Materialitas………40

2.2KerangkaPemikiran………...………...41

2.2.1Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas……….……..41

2.2.2Pengaruh Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas………42

2.2.3Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas………43

2.2.4Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, Pengalaman Auditor, terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas…………..45

2.3Pengembangan Hipotesis……...………...………...49

(5)

3.1Objek Penelitian………...…...51

3.2Jenis Penelitian….………...………...51

3.3Definisi Operasional Variabel………...52

3.4Populasi dan Sampel……….……...56

3.4.1Populasi………...………...56

3.4.2Sampel………...……...…... 58

3.5Metode Penelitian……….…...…………...58

3.5.1Metode Penelitian yang Digunakan.……….………...58

3.5.2Teknik Pengumpulan Data…...60

3.6Teknik Pengolahan Data….…...…………...61

3.6.1Pengujian Data………...62

3.6.1.1Uji Validitas………...…...…...62

3.6.1.2 Uji Reliabilitas…………...………...63

3.6.2Analisis Statistik.………….………....…………...64

3.6.2.1Uji Asumsi Klasik………...64

3.6.2.2Analisis Data………..67

3.6.3Pengujian Hipotesis………...70

3.6.3.1Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)………..71

3.6.3.2Uji Koefisien Determinasi (R2)……….73

3.6.3.3Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F)………….73

3.6.4Penetapan Hipotesis……….74

3.6.5Penetapan Tingkat Signifikan………..75

3.6.6PenarikanKesimpulan………...76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...77

4.1 HasilPenelitian………..………...77

4.1.1 Analisis Data Penelitian……….77

4.1.1.1 Uji Validitas…………...………...………...77

(6)

4.1.2 Analisis Deskriptif Data Responden………...…..…...80

4.1.2.1Jenis Pendidikan Terakhir Responden…………...…...80

4.1.2.2 Jenis Kelamin Responden...81

4.1.2.3 Usia Responden………...82

4.1.2.4 Jabatan Auditor Responden……….…83

4.1.3Analisis Deskriptif Data Penelitian…...………...84

4.1.3.1Variabel Profesionalisme Auditor (X1)……….85

4.1.3.2 Variabel Etika Profesi (X2)……….…………..88

4.1.3.3 Variabel Pengalaman Auditor (X3)………..89

4.1.3.4 Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y)…….93

4.1.4 PengaruhSikapProfesionalisme Auditor (X1), Etika Profesi (X2) danPengalaman Auditor (X3) terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y)………96

4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik………..………...96

4.1.4.1.1Uji Normalitas Data…………...……….96

4.1.4.1.2 Uji Multikolinieritas………...97

4.1.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas...97

4.1.4.2 Regresi Linier Berganda……….……...98

4.1.4.3 Analisis Korelasi Pearson Product Moment………….100

4.1.4.4 Analisis Koefisien Determinasi……….101

4.1.5Pengujian Hipotesis………...………...103

4.1.5.1 Uji Simultan (Uji F)………...103

4.1.5.2 Uji Parsial (Uji t)……….. 104

4.2 Pembahasan...108

(7)

Tingkat Materialitas………108

4.2.2 PengaruhEtikaProfesiterhadapPertimbangan Tingkat Materialitas………..108

4.2.3 PengaruhPengalaman Auditor terhadapPertimbangan Tingkat Materialitas……….……..109

4.2.4 PengaruhProfesionalisme Auditor, Etikaprofesi, Pengalaman Auditor terhadapPertimbangan Tingkat Materialitas……….110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..……...111

5.1 Kesimpulan………...…………...…...111

5.2 Saran………...………...112

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Pikiran………. 47

Gambar 2 Paradigma Penelitian…………..………. 48

Gambar 3 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir... 81

Gambar 4 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 82

Gambar 5 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Usia….……… 83

Gambar 6 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Jabatan

Auditor... 84

Gambar 7 Uji Heteroskedastisitas...………. 98

Gambar 8 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Sikap

Profesionalisme Auditor (X1)... 105

Gambar 9 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Etika Profesi (X2).. 106

Gambar 9 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Pengalaman

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel3.1 Pengembangan Variabel Independen Profesionalisme Auditor

(X1)…...53

Tabel3.2 Pengembangan Variabel Independen Etika Profesi (X2)...……..54

Tabel 3.3 Pengembangan Variabel Independen Pengalaman Auditor (X3)...55

Tabel3.4 PengembanganVariabel Dependen Pertimbangan Tingkat Materialitas(Y)...55

Tabel3.5 Nama Kantor Akuntan Publik dan Alamat……….57

Tabel3.6 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi………...69

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas X1... .77

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas X2………...78

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas X3...78

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Y...79

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Penelitian………80

Tabel 4.6 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir...80

Tabel 4.7 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………….81

Tabel 4.8 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Usia………...82

(10)

Tabel 4.10 Skor Jawaban Responden Pada Variabel X1...85

Tabel 4.11 Persentase Jawaban Responden Pada Variabel X1...87

Tabel 4.12 Skor Jawaban Responden Pada Variabel X2...88

Tabel 4.13 Persentase Jawaban Responden Pada Variabel X2...90

Tabel 4.14 Skor Jawaban Responden Pada Variabel X3...91

Tabel 4.15 Persentase Jawaban Responden Pada Variabel X3...92

Tabel 4.16 Skor Jawaban Responden Pada Variabel Y...93

Tabel 4.17 Persentase Jawaban Responden Pada Variabel Y...95

Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas...………... 96

Tabel 4.19 Hasil Uji Multi kolinieritas...………… 97

Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Persamaan Regresi………... 99

Tabel 4.21 Nilai Koefisien Korelasi Pearson Product Moment………... 101

Tabel 4.22 Koefisien Korelasi dan Taksirannya...………... 101

Tabel 4.23 Analisis Koefisien Determinasi...………... 102

Tabel 4.24 Koefisien...………… 102

Tabel 4.25 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F)...………… 104

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Kuisioner

Lampiran B : Hasil Kuisioner

Lampiran C : Data VariabelPenelitian Critical Values

Lampiran D : Validitas dan Reliabilitas

Lampiran E : Reliability Statistic (X) dan reliability statistics (Y)

Lampiran F : Correlation

(12)
(13)

B A B 1 P e n d a h u l u a n | 1

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Auditor eksternal adalah seorang profesional auditor yang melakukan audit

pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

yang dikelola oleh manajemen profesional yang ditunjuk oleh para pemegang saham,

pemerintah, individu atau badan hukum dan organisasi lain. Dalam perusahaan

perseroan terbatas yang bersifat terbuka (PT Terbuka), saham perusahaan dijual

kepada masyarakat umum melalui pasar modal dan pemegang saham sebagai pemilik

perusahaan terpisah dari manajemen perusahaan (Mulyadi, 2010:211).

Para pengguna laporan keuangan seperti investor, pemerintah dan masyarakat

umum bergantung pada auditor eksternal untuk menyajikan evaluasi yang tidak bias,

obyektif dan independen sesuai dengan etika profesionalnya. Informasi yang

dihasilkan dari laporan keuangan yang telah diaudit tersebut akan berguna untuk

pembuatan keputusan. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, bisnis tidak lagi

mengenal batas negara, tingkat kompetensipun semakin tinggi. Para pengguna

informasi dan laporan keuangan tentu akan membutuhkan informasi yang relevan

dan reliable, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Lebih tegas lagi, dikatakan bahwa informasi mempunyai

nilai apabila menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di

(14)

B A B 1 P e n d a h u l u a n | 2

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian,

serta mengubah keputusan atau perilaku para pemakai (Suwardjono, 2010:578).

Dalam bentuk badan usaha ini, pemilik perusahaan menanamkan dana

mereka di dalam perusahaan dan manajemen untuk mempertanggungjawabkan dana

yang dipercayakan kepada mereka tersebut. Manajemen perusahaan memerlukan jasa

pihak ketiga agar pertanggungjawaban keuangan yang disajikan kepada pihak luar

dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga

untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh

manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusan-keputusan yang

diambil oleh mereka. Peran auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan

dalam era globalisasi seperti sekarang ini menjadi sangat penting (Mulyadi,

2010:29).

Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen, perlu

diaudit oleh auditor eksternal sebagai pihak ketiga yang independen, karena laporan

keuangan ada kemungkinan mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun

tidak disengaja, dan laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini

unqualified, diharapkan para pemakai laporan keuangan dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berterima umum. Artinya, walaupun di dalam laporan

keuangan tersebut terdapat salah saji material yang tidak terlalu berpengaruh

signifikan, maka salah saji tersebut dapat dianggap wajar sehingga dapat disajikan

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (Arens dan Loebbecke,

(15)

B A B 1 P e n d a h u l u a n | 3

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Seorang auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak

semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk kepentingan

pihak lain yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan auditan. Untuk dapat

mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan

lainnya, auditor dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai. Menurut

Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2, menyatakan bahwa relevansi dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang membuat informasi

akuntansi berguna untuk pembuatan keputusan. Untuk dapat mencapai kualitas

relevan dan reliabel maka laporan keuangan perlu diaudit oleh auditor untuk memberikan jaminan kepada pemakai bahwa laporan keuangan tersebut telah

disusun sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, yaitu Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) yang berlaku di Indonesia (Herawaty dan Susanto, 2009:2).

Sikap dan tindakan profesional memerlukan tuntutan pada berbagai bidang

profesi, tidak terkecuali profesi sebagai akuntan publik. Akuntan yang profesional

dalam melaksanakan pengauditan diharapkan akan menghasilkan audit yang

memenuhi standar yang telah ditetapkan organisasi dan sesuai dengan kode etik atau

standar profesi (Khikmah, 2005:11). Seorang akuntan agar tetap dipercaya

masyarakat harus selalu konsisten, profesional, independen dan menjunjung tinggi

kode etik profesi dalam menjalankan tugasnya. Kode etik profesional diperlukan

untuk mengatur perilaku profesional agar bertindak untuk kepentingan orang banyak

(Khikmah, 2005:11).

Auditor harus meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk

audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Guna peningkatan

(16)

B A B 1 P e n d a h u l u a n | 4

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

atas laporan keuangan. Gambaran tentang Profesionalisme seorang auditor menurut

Mulyadi (2002) dan Arens, Elder, dan Beasley (2008) tercermin dalam 7 hal yaitu:

tanggung jawab, kepentingan publik, integritas, objektivitas dan independensi,

kompetensi dan kehati–hatian, kerahasiaan, dan memiliki standar teknis. Dengan

profesionalisme yang tinggi, kebebasan auditor akan terjamin.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, sejak awal September 2009 telah

menetapkan pemberian sanksi pembekuan izin usaha kepada delapan akuntan publik

(AP) dan kantor akuntan publik (KAP). Departemen Keuangan dalam pengumuman

yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan, penetapan sanksi pembekuan izin

usaha itu berdasar Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tentang Jasa

Akuntan Publik. Kasus yang terjadi adalah kasus yang menimpa salah satu akuntan

publik yaitu Drs. Hans Burhanuddin Makarao, yang dikenakan sanksi pembekuan

selama tiga bulan karena tidak mematuhi Standar Auditing - Standar Profesional

Akuntan Publik dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Samcon

pada tahun buku 2008, yang dinilai berpotensi berpengaruh cukup signifikan

terhadap Laporan Auditor Independen

Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme,

setiap auditor juga diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan

oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), agar situasi persaingan tidak sehat dapat

dihindarkan. Di Indonesia, etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Hal ini

seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh auditor,

baik auditor independen, auditor pemerintah, maupun auditor intern perusahaan.

Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah

(17)

B A B 1 P e n d a h u l u a n | 5

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Di samping itu, profesi akuntansi mendapat sorotan yang cukup tajam dari

masyarakat (Mulyadi, 2002:4).

Ada beberapa kasus yang menyebutkan tidak sedikit akuntan melakukan

kecurangan dalam memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan. Hal ini biasanya

disebabkan oleh adanya tekanan psikologis yang diterima akuntan dari perusahaan

yang tidak akan menggunakan jasanya kembali di periode yang akan datang, bila

akuntan tidak memberikan pendapat yang positif atas laporan keuangan yang

diperiksanya saat ini. Contoh kasus yang terjadi adalah kasus yang menimpa 10

(sepuluh) KAP yang melakukan pelanggaran saat mengaudit bank-bank yang

dilikuidasi tahun 1998. Contoh lainnya adalah pada tahun 2000 banyak bank-bank

yang dinyatakan sehat tanpa syarat oleh akuntan publik atas audit laporan keuangan

berdasar Standar Akuntansi Perbankan Indonesia ternyata sebagian besar kondisi

bank itu tidak sehat. Selain itu disebutkan pula adanya kasus rekayasa laporan

keuangan oleh akuntan intern yang banyak dilakukan sejumlah perusahaan go-public

yang dikatakan oleh Djarwoto selaku salah satu anggota BPKP

Selain profesionalisme dan etika profesi, seorang auditor juga harus

mempunyai pengalaman yang cukup agar dapat membuat keputusan dalam laporan

audit. Auditor yang mempunyai pengalaman yang berbeda, akan berbeda pula dalam

memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan

pemeriksaan dan juga dalam memberi kesimpulan audit terhadap obyek yang

diperiksa berupa pemberian pendapat. Pada saat auditor mempertimbangkan

keputusan mengenai pendapat apa yang akan dinyatakan dalam laporan audit,

(18)

B A B 1 P e n d a h u l u a n | 6

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

oleh auditor. Informasi yang tidak material atau tidak penting biasanya diabaikan

oleh auditor dan dianggap tidak pernah ada. Jika informasi tersebut melampaui batas

materialitas, pendapat auditor akan terpengaruh (Novanda, 2012:21).

Pertimbangan auditor tentang materialitas adalah suatu masalah kebijakan

profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor tentang kebutuhan yang beralasan

dari laporan keuangan. Pertimbangan materialitas dapat membantu merencanakan

pengumpulan bukti yang tepat. Tingkat materialitas suatu laporan keuangan tidak

akan sama tergantung pada ukuran laporan keuangan tersebut. Selain itu tingkat

materialitas tergantung pada dua aspek yaitu aspek kondisional dan aspek situasional

(Mulyadi, 2002:158).

Aspek kondisional adalah aspek yang seharusnya terjadi. Auditor seharusnya

menetapkan materialitas secara standar, artinya dalam menentukan tingkat

materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan, antar auditor harus sama tanpa

ada pengaruh antara lain, umur ataupun gender. Pada kenyataannya dalam menentukan tingkat materialitas antar auditor berbeda-beda sesuai dengan aspek

situasionalnya. Aspek situasional adalah aspek yang sebenarnya terjadi, yaitu

profesionalisme auditor itu sendiri. Auditor sering menghadapi dilema etika dalam

menjalani karir bisnis. Misalnya, klien mengancam untuk mencari auditor baru kalau

perusahaan tidak memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian. Untuk mencegah

adanya tekanan dari pihak manajemen, maka auditor memerlukan independensi.

Misalnya sekalipun auditor dibayar oleh klien, dia harus memiliki kebebasan yang

cukup untuk melakukan audit. Auditor akan menjadi sepenuhnya tidak independen

apabila dia mendapatkan imbalan yang lebih agar memberikan pendapat yang wajar

(19)

B A B 1 P e n d a h u l u a n | 7

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Materialitas pada tingkat laporan keuangan adalah besarnya keseluruhan

salah saji minimum dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting sehingga

membuat laporan keuangan menjadi tidak disajikan secara wajar sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sebagai contoh, jika auditor

berkeyakinan bahwa salah saji secara keseluruhan yang berjumlah kurang lebih Rp

100.000.000 akan memberikan pengaruh material terhadap pos pendapatan, namun

baru akan mempengaruhi neraca secara material apabila mencapai angka Rp

200.000.000 adalah tidak memadai baginya untuk merancang prosedur audit yang

diharapkan dapat mendeteksi salah saji yang berjumlah Rp 200.000.000 (Hastuti,

Indiarto, dan Susilowati, 2003).

Penelitian ini dimotivasi dengan masih banyaknya kasus yang terjadi pada

auditor KAP, baik itu mengenai profesionalisme auditor maupun etika profesi.

Skandal di dalam negeri terlihat dari akan diambilnya tindakan oleh Majelis

Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terhadap 10 Kantor Akuntan Publik

yang melakukan pelanggaran, menyusul keberatan pemerintah atas sanksi berupa

peringatan plus yang telah diberikan. 10 KAP tersebut diindikasikan melakukan

pelanggaran berat saat mengaudit bank-bank yang dilikuidasi pada tahun 1998.

Selain itu terdapat kasus keuangan dan manajerial perusahaan publik yang tidak bisa

terdeteksi oleh auditor yang menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam

(Winarto, 2002 dalam Christiawan 2002:22).

Dalam konteks berbagai skandal keuangan di atas, memunculkan pertanyaan

apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh auditor yang mengaudit

laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun auditor justru ikut

(20)

B A B 1 P e n d a h u l u a n | 8

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

mengamankan praktik rekayasa tersebut, maka inti permasalahannya adalah sikap

profesionalisme auditor tersebut. Semakin profesional seorang auditor ditambah

dengan penerapan etika profesi dan pengalaman diharapkan dapat membuat

perencanaan dan pertimbangan yang lebih bijaksana dalam proses pengauditan

(Winarto, 2002 dalam Christiawan, 2002:82) .

Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh

Herawati dan Susanto (2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

terletak pada penambahan variabel pengalaman. Hal ini didasarkan pada pendapat

bahwa akuntan yang lebih berpengalaman akan bertambah pengetahuannya dalam

melakukan proses audit khususnya dalam memberikan pertimbangan tingkat

materialitas dalam proses audit atas laporan keuangan.

Pertimbangan Tingkat Materialitas suatu laporan keuangan akan

mempengaruhi pendapat yang diberikan auditor. Pertimbangan tingkat materilitas ini

didukung oleh Profesionalisme Auditor dan kepatuhan auditor terhadap Etika Profesi

serta Pengalaman Auditor. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini akan

dibatasi pada faktor-faktor yang kemungkinan mempengaruhi Pertimbangan Tingkat

Materialitas Auditor yaitu Profesionalisme Auditor, Etika Profesi dan Pengalaman

Auditor. Penelitian ini hanya dilakukan pada auditor yang bekerja di KAP Wilayah

Bandung.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

”Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan Pengalaman Auditor terhadap

(21)

B A B 1 P e n d a h u l u a n | 9

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas,

maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas?

2. Seberapa besar pengaruh Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas?

3. Seberapa besar pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas?

4. Seberapa besar pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan

Pengalaman Auditor secara simultan maupun parsial terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai

profesionalisme auditor, etika profesi, dan pengalaman auditor secara parsial maupun

simultan akan mempengaruhi tingkat materialitas dalam melakukan pengauditan

(22)

B A B 1 P e n d a h u l u a n | 10

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.3.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan

masalah, maka tujuan dari penelitian adalah memberikan bukti empiris:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Profesionalisme Auditor

terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Etika Profesi terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pengalaman Auditor

terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Profesionalisme Auditor,

Etika Profesi, dan Pengalaman Auditor secara simultan terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas.

1.4. Kegunaan Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat serta memberikan

pemahaman dan informasi bagi pihak-pihak terkait, adapun manfaat penelitian ini

adalah:

1. Akademis

Bagi akademis dapat memberi tambahan wawasan dan tambahan literatur

dalam perkembangan teori terutama yang berkaitan dengan auditing dan

akuntansi keperilakuan dalam memberi perkuliahan.

(23)

B A B 1 P e n d a h u l u a n | 11

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Memberikan kontribusi kepada Akuntan Publik (Auditor pada KAP) bahkan

pada sektor publik dalam hal perkembangan profesionalisme dan tingkat

tingkat materialitas yang lebih baik, untuk kemajuan profesi dan menjaga

keyakinan masyarakat terhadap auditor.

3. Masyarakat Umum

Dapat dijadikan refrensi bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian

(24)

BAB V Kesimpulan dan Saran | 109

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai Pengaruh

Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan Pengalaman Auditor terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas, maka penulis dalam bab ini akan mencoba menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah

penulis kemukakan dalam bab sebelumnya.

1. Berdasarkan pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara Sikap Profesionalisme Auditor terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas dengan total pengaruh sebesar 17,14%;

2. Berdasarkan pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas dengan total pengaruh sebesar 4,41%;

3. Berdasarkan pengujian secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara

Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dengan total

pengaruh sebesar 27,48%;

4. Berdasarkan pengujian secara simultan dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara Sikap Profesionalisme Auditor, Etika Profesi,

dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dengan

total pengaruh sebesar 41,7%, sedangkan sisanya sebesar 50,9% merupakan

(25)

BAB V Kesimpulan dan Saran | 110

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian dan pembahasan, penulis akan mencoba

memberikan beberapa saran perbaikan yang berkaitan dengan penelitian yang telah

dilakukan.

1. Para auditor diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuan profesionalnya,

karena dengan kemampuan professional yang tinggi akan dapat meningkatkan

kemampuan dalam mempertimbangkan tingkat materialitas laporan keuangan

kliennya.

2. Para auditor diharapkan senantiasa meningkatkan dan menjaga etika profesi,

karena dengan dimilikinya etika profesi sebagai auditor akan dapat meningkatkan

dan menunjang kemampuan dalam mempertimbangkan tingkat materialitas

laporan keuangan kliennya.

3. Para auditor diharapkan senentiasa mengembangkan pengalaman kerja, karena

dengan tunjangan pengalaman kerja para auditor akan dapat meningkatkan

kemampuan dalam mempertimbangkan tingkat materialitas laporan keuangan

kliennya.

4. Jumlah Kantor Akuntan Publik yang menjadi sampel penelitian ini sangat

terbatas , yaitu hanya 10 KAP. Hal ini dikarenakan terbatasnya KAP yang mau

menerima dan mengisi kuisioner, disamping itu dilihat dari segi jabatan,

mayoritas yang mengisi kuisioner adalah auditor junior, sehingga kemungkinan

pengetahuan dan pengalaman dalam profesi ini masih kurang dengan keadaan

seperti itu diharapkan lebih meningkatkan pemberdayaan auditor junior dalam

(26)

BAB V Kesimpulan dan Saran | 111

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

mengikuti pendidikan berkelanjutan guna meningkatkan keahlian auditor junior

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, H. (1997). Auditing. Edisi 2. Jakarta: Unit Penerbit & Percetakan (UPP).

Arens, A. A., dan Loebbecke, J.K. (2008). Auditing: Pendekatan Terpadu, Buku 1 dan 2. Edisi Ketiga. Terjemahan: Jusuf, Amir Abadi, Jakarta: Salemba Empat.

Arens, A. A., Elder, R. J., dan Beasley, M. S. (2008), Auditing and Assurance Service an Intergrated Approach, Singapore: Prentice Hall, Pearson.

Arikunto, S. (2001). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rireka Cipta.

Boynton, W.C., Johnson, R.N, Kell, G.W. (2003). Modern Auditing. Edisi 7. Jakarta: Erlangga.

Butt, J.L. (1988). Frequency Judgment in an Auditing related task, Journal of Accounting Research.

Christiawan Yulius Jogi. (2002). Kompetensi Dan Independensi Akuntan Publik :

Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Dalam Jurnal Akuntansi & Keuangan, 4.

Davis, Jefferson T. (1996). Experience and Auditor's Selection of Relevan Information for Reliminary Control of Risk Assesment, Auditing : Journal of Practice & Theory, vol 15.

Desiana. (2012). Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas oleh Auditor pada KAP di Surabaya. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 1 No. 1.

Dr. Islahuzzaman, S.Em, M.Si., Ak. (2012). Istilah-Istilah Akuntansi dan Auditing. Jakarta: Bumi Aksara.

Imam, G. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Imam, G., dan Anis, C.( 2006). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gibbins, M. Propositions About The Psychology of Professional Judgment in Public Accounting. Journal of Accounting Research, Spring Vol. 22 No. 1, 1984.

(28)

Haryono, J. (2001). Dasar – Dasar Akuntansi. Jilid 2. Yogyakarta: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu YKPN.

Hastuti, T. D., Indarto, S. L., dan Susilawati, C. (2003). Hubungan antara Profesionalisme dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan, Prosidang Simposium Nasional Akuntansi VI,

Oktober.

Herawati dan Susanto. (2009). Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.11 No. 1.

Holmes, W Arthur, David E Burns (Moh. Badjuri), Auditing Norma dan Prosedur Ed 9, Erlangga, Jakarta, 1993.

I Gusti, A. (2008). Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Khikmah, Siti. N. (2005). Pengaruh Profesionalisme Terhadap Keinginan Berpindah Dengan Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Maksi Undip, Vol. 5 Agustus.

Knoers, dan Haditono. (199). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagi Bagian. Cetakan ke-12. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Koehn, D. (2000). Landasan Etika Profesi. Jakarta: Kanisius.

Konrath., Larry. A. (2002). Auditing, A Risk Analyses Approach. 5th Edition. Singapore: McGraw-Hill,. Inc.

Libby, R., and D. Frederick. (1990). Experience and the Ability to Explain Audit Findings.

Marchant G.A. (1989). Analogical Reasoning and Hypothesis Generation in Auditing.

The Accounting Review.

Mintz, S., M. (2000). Auditing & Assurance Services. Singapore: Mc Graw Hill Higher Education.

(29)

Murtanto dan Marini. (2003). Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita serta

Mahasiswa dan Mahasiswi terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VI.

Nazir, M.Ph.D. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Graha Indonesia.

Novanda, F. (2012). Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Jurnal Akuntansi dan Auditing Vol. 1 No. 3.

Ponemon, L. (1990). Ethical Judgments in Accounting : A cognitive-developmental perspective. Critical Perspectives on Accounting 1.

Reza, M. (2013). Analisis Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Pengalaman Bekerja Auditor, dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. Diponegoro Journal of Accounting Vol. 1 No. 1.

Russell, J. (2000). The Quality Audit Handbook. Edisi 2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Sekar, M, dan Puspa, W. (2013). Auditing, Pendekatan Sektor Publik, dan Privat.

Bandung: Media Bangsa.

Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Soekrisno, A. (2004). Auditing Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik, Jilid 1, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Suwardjono. (2010). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Referensi

Dokumen terkait

Memiliki keterampilan hidup dalam aspek vocational skill dalam bidang produksi bahan bangunan berbahan pasir dengan baik. Memperoleh bekal keterampilan pengelolaan

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak ditemukan adanya ketentuan atau pasal khusus yang mengatur

Menurut pasal 1679 KUH Perdata supaya dapat dikatakan sah untuk menikmati barang yang di hibahkan, ketentuan lainnya adalah orang yang diberi hibah harus sudah ada

Permohonan Pemisahan Harta Perkawinan dal am Penetapan i ni di l akukan setel ah perkawinan dilakukan. Permohonan Penetapan ini kemudian dikabulkan / ditetapkan oleh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduga statistik area kecil untuk data cacahan yakni penduga resiko relatif Bayes empirik dari model Poisson-Gamma dengan peubah

Adapun hasil angket yang telah di analisis oleh peneliti bahwa terdapat 24,24% atau 4 responden termasuk dalam kategori paham terhadap isi, pelaksanaan dan

Dari hasil analisis data penelitian, menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara keadilan distributif dengan perilaku kerja kontraproduktif sales Nissan Basuki

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-38/PJ.4/1995 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Sehubungan Dengan Perjanjian Bangun Guna Serah, pembayaran