• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Explanatory Style pada Siswa Kelas IX SMPN 5 Lembang Untuk Melanjutkan ke Jenjang SMA di Kabupaten Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Explanatory Style pada Siswa Kelas IX SMPN 5 Lembang Untuk Melanjutkan ke Jenjang SMA di Kabupaten Bandung."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan Explanatory Style pada siswa kelas IX SMPN 5 Lembang, yaitu sebanyak 45 orang. Penelitian ini, melihat Explanatory Style melalui tiga dimensi, yaitu Permanence, Pervasiveness, dan Personalization, baik dalam kejadian baik (good situation) maupun kejadian buruk (bad situation) dalam lingkungan yang dialami oleh para siswa siswa kelas IX SMPN 5 Lembang.

Teori yang digunakan adalah teori Seligman (1990) dengan menggunakan alat ukur yang mengacu dari teori tersebut serta dimodifikasi oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner, dengan rata-rata validitas berkisar antara 0,331 sampai 0,723, dimana alat ukur yang digunakan telah dianggap valid, sementara item-item yang tidak valid sudah tidak digunakan. Reliabilitas penelitian menunjukkan angka 0,468 yang berarti alat ukur sudah cukup reliabel untuk digunakan dalam pengambilan data.

(2)

iv

Universitas Kristen Maranatha Abstract

This research is conducted to gain insight into Explanatory style on 45 ninth grade students in SMPN 5 Lembang. This research observes Explanatory Style from three aspects: the Permanence, Pervasiveness, and Personalization in both good and bad situations among the students.

The theory used in this research is Seligman (1990), and the measurement questionnaire is derived from the theory with further modification by the researcher. The validity of the accepted items ranges from 0.331 to 0.723, and the reliability shows 0.468, which means that the measurement is accurate and reliable enough for data gathering.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN . ...ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN .. ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... ... 1

1.2 Identifikasi Masalah . ... ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian ... ... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... ... 6

(4)

vi

Universitas Kristen Maranatha

1.4.1 Kegunaan Penelitin... 7

1.4.2 Kegunaan Praktis... 7

1.5 Kerangka Pikir ... 8

1.6 Asumsi Penelitian ... ... 16

BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Explanatory Style ... 17

2.1.1 Dua Cara dalam memandang kehidupan ... 17

2.1.2 Pengertian Explanatory Style ... 19

2.1.3 Tiga Dimensi dalam Explanatory Style ... 20

2.1.3.1 Permanence ... 20

2.1.3.2 Pervasiveness ... 23

2.1.3.3 Personalization ... 25

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Explanatory Style ... 24

2.2.1 Mother Explanatory Style ... 24

2.2.2 Adult Criticism : Teachers and Parents ... 25

2.2.3 Children’s Life Crises ... 26

2.3 Pengertian remaja ... 27

(5)

2.5 Ciri-Ciri Remaja ... 28

2.5.1 Perkembangan Biologis ... 28

2.5.2 Perkembngan kognitif ... 28

2.5.3 Perkembangan sosial ... 29

2.6 Tugas Perkembangan Remaja ... 29

2.7 Konteks Perkembangan Masa Remaja ... 30

2.7.1 Keluarga ... 30

2.7.2 Sekolah ... 30

2.7.3 Teman Sebaya ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 32

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 32

3.3 Variable Penelitian dan Definisi Operasional ... 32

3.3.1 Variable Penelitian ... 32

3.3.2 Definisi Operasional ... 33

3.4 Alat Ukur ... 35

(6)

viii

Universitas Kristen Maranatha

3.4.2 Prosedur Pengisian dan Sistem Penilaian ... 36

3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 39

3.4.3.1 Data Pribadi ... 39

3.4.3.2 Data Penunjang ... 39

3.4.4 Validitas dan Reabilitas Alat Ukur ... 39

3.4.4.1 Validitas Alat Ukur ... 39

3.4.4.2 Reabilitas Alat ukur ... 41

3.4.4.2.1 Reliability Stastistics ... 41

3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ... 42

3.5.1 Populasi Sasaran ... 42

3.5.2 Teknik Penarikan Sampel ... 42

3.6 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Hasil Penelitian Berdasarkan Data Responden ... 43

4.1. Tabel frekuensi jenis kelamin siswa... 43

4.2. Tabel frekuensi usia siswa ... 43

(7)

4.1.2 Hasil penelitian berdasarkan pengolahan data Explanatory Style .. 44

4.1.2.1 Tabel frekuensi derajat explanatory style ... 44

4.1.3 Tabulasi silang Explanatory Style pada siswa kelas IX SMPN 5 Lembang ... 45

4.2 Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

5.2.1. Saran teoritis ... 55

5.2.2. Saran Guna Laksana ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(8)

x

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Explanatory Style ... vi

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I PROFILE SEKOLAH

LAMPIRAN II KUESIONER EXPLANATORY STYLE

LAMPIRAN III REKAP DATA

LAMPIRAN IV VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

LAMPIRAN V TABULASI SILANG EXPLANATORY STYLE DENGAN

INDIKATOR DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI

LAMPIRAN VI TABEL FREKUENSI DAN DATA PENUNJANG

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional merupakan tugas pemerintah untuk menciptakan keadilan (Pembukaan UUD 1945 alinea IV). Pembangunan nasional diwujudkan melalui berbagai proses pembangunan di berbagai bidang yang terkait, di antaranya adalah infrastruktur bangunan, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Keempat hal tersebut dapat dibentuk melalui kejesahteraan sosial, yaitu dalam usaha terencana dan terarah yang meliputi berbagai bentuk intervensi dan pelayanan sosial dalam memenuhi kebutuhan manusia, mencegah, dan mengatasi masalah sosial yang terutama dapat ditempuh dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan.

(12)

2

Universitas Kristen Maranatha Salah satu desa yang menarik untuk dilihat adalah Desa Cikidang, Kabupaten Bandung Barat. Secara topografi desa ini terletak di lenteran Gunung Tangkuban Perahu, memiliki luas 584 ha, serta memiliki kemiringan 3º (Unpad.ac.id, 2013). Rumah-rumah penduduk di desa ini menyebar di daerah lereng gunung sehingga kondisi tersebut merupakan suatu kesulitan tersendiri bagi anak-anak yang pergi ke sekolah. Hal ini terutama dirasakan bagi siswa sekolah menengah pertama negeri (SMPN) yang harus menempuh jarak tempuh sejauh kurang lebih 2 km untuk pergi ke sekolah dan tidak ada trotoar untuk pejalan kaki di sepanjang jalan. Jarak tempuh tersebut semakin bertambah ketika siswa SMPN ingin melanjutkan ke sekolah menengah atas negeri (SMAN).

(13)

3

jumlah ketersediaan proyektor. Hal ini dikarenakan jauhnya lokasi SMAN terdekat dari Desa Cikidang, yaitu di pusat Kota Lembang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Desa (Sekda) dan data dari Kecamatan Lembang sampai akhir tahun 2012, dari total 8.000 jiwa warga di Desa Cikidang, hanya ada 388 jiwa warga yang lulus SMP dan 75 jiwa yang lulus SMA, sedangkan 3.149 jiwa tidak mengecap pendidikan bersekolah. Faktor lainnya yang menyebabkan rendahnya jumlah warga lulus SMP dan SMA adalah ketidakinginan orang tua untuk anaknya melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Orang tua siswa menganggap bahwa sekolah tinggi hingga ke jenjang SMA dan perguruan tinggi tidak terlalu penting karena kemampuan ekonomi yang terbatas serta mata pencaharian sebagai buruh tani yang tidak membutuhkan pendidikan tinggi.

(14)

4

Universitas Kristen Maranatha Hal menarik yang terdapat pada SMPN 5 Lembang adalah adanya peningkatan jumlah siswa sebesar 20% setiap tahunnya sepanjang tahun 2010 hingga 2013, terlepas dari segala keterbatasan yang ada. Jumlah siswa pada tahun 2010 mencapai 60 orang dan pada tahun 2011 jumlahnya meningkat menjadi 80 orang. Jumlah siswa dari tahun 2012-2013 hingga saat ini mencapai 100 siswa. Akan tetapi, persentase siswa SMPN 5 Lembang yang melanjutkan ke jenjang SMA pada tahun 2012-2013 hanyalah sebesar 40%. (Kepala Sekolah SMPN 5 Lembang, 2014)

Berdasarkan peningkatan tersebut, peneliti melakukan survei awal berupa wawancara terhadap siswa SMPN 5 Lembang untuk menjaring informasi mengenai penghayatan mereka dalam bersekolah. Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak 100% responden mengatakan bahwa alasan mereka bersekolah adalah untuk memeroleh ilmu. Kemudian ketika ditanya terkait harapan setelah lulus, 20% responden berharap dapat membanggakan orang tua, 50% responden berharap dapat melanjutkan ke jenjang SMA favorit (SMAN 1 Lembang), dan 30% responden berharap dapat mengejar cita-cita yang diharapkan.

(15)

5

yang memiliki sikap optimis dalam hidupnya akan selalu memiliki harapan bahwa dirinya akan mengalami keadaan yang baik sehingga mampu bertahan dalam menghadapi kesukaran dan tidak mudah menyerah. Siswa kelas IX SMPN 5 Lembang tersebut mampu melihat suatu keadaan keterbatasan dalam pergi ke sekolah sebagai situasi yang sementara, menggangap bahwa bukan dirinya yang mengakibatkan semua keterbatasan tersebut dan berusaha mencari jalan keluar untuk tetap menyelesaikan sekolahnya.

Dari hasil wawancara kepada Kepala Desa Cikidang, didapatkan bahwa kebanyakan siswa sekolah menengah pertama (SMP) kecenderungan tidak ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA) dikarenakan tidak adanya kesadaran dalam diri siswa akan pentingnya sebuah pendidikan, hal ini dikarenakan pengaruh orang tua yang berpendapat bahwa lebih baik bekerja menjadi buruh tani dan membantu perekonomian keluarga. Meski para guru sudah berupaya mendorong siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah atas, namun hal tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan karena tidak adanya kerja sama dengan orang tua siswa yang mendorong pentingnya untuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

(16)

6

Universitas Kristen Maranatha penting untuk ada sehingga seorang individu tidak mudah menyerah dan terus berusaha. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan studi deskriptif mengenai gambaran explanatory style yang dimiliki para siswa kelas IX SMPN 5 Lembang untuk melanjutkan ke jenjang SMA.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, peneliti ingin mengetahui gambaran explanatory style pada siswa kelas IX SMPN 5 Lembang untuk melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas (SMA).

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran mengenai Explanatory Style pada siswa kelas IX SMPN 5 Lembang, kabupaten Bandung Barat.

1.3.2 Tujuan Penelitian

(17)

7

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Penelitian

- Memberikan sumbangan pada ilmu Psikologi Pendidikan tentang Explanatory Style pada siswa kelas IX SMPN 5 Lembang, kabupaten Bandung.

- Memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya, terutama yang berhubungan dengan Explanatory Style dalam setting pendidikan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

- Memberikan gambaran pentingnya Explanatory Style bagi siswa kelas IX SMPN 5 Lembang, kabupaten Bandung Barat.

- Mengetahui Explanatory Style pada siswa kelas IX SMPN 5 Lembang agar menjadi pacuan untuk melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas (SMA).

- Memberikan gambaran kepada orang tua siswa kelas IX SMPN 5 Lembang mengenai Explanatory Style yang dimiliki siswa.

(18)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pikir

Siswa kelas IX SMPN 5 Lembang berada pada tahap perkembangan remaja awal, dan salah satu tanda bahwa individu berada pada masa remaja awal adalah dengan tumbuh kearah kematangan dengan melalui periode transisi yang ditandai oleh perubahan diri baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial dan pencarian identitas dalam bentuk suatu hubungan baru, kira-kira sama dengan melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama dengan situasi kondisi lingkungan yang baru dan pertemanan yang baru. Pola kognitif menjadi hal penting bagi siswa kelas IX SMPN 5 Lembang yang berpengaruh pada perubahan kemampuan berpikir. Jika dibandingkan dengan masa kanak-kanak, remaja lebih mampu berpikir hipotetikal dan abstrak, seperti persahabatan, dan demokrasi atau moral (Santrock, 2003).

(19)

9

ilmu pengetahuan itu sendiri. Pendidikan merupakan salah satu yang dapat ditempuh individu remaja awal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA, melanjutkan ke perguruan tinggi dan mecapai tingkat jabatan yang tinggi dalam pekerjaan.

Setiap siswa kelas IX SMPN 5 Lembang memiliki cara menjelaskan yang berbeda-beda terhadap suatu kegagalan atau keberhasilan, terutama yang berhubungan dengan pendidikan di masa depannya. Explanatory Style merupakan cara yang biasa digunakan individu untuk menjeaskan kepada diri sendiri mengenai mengapa suatu peristiwa terjadi padanya dalam menghadapi suatu keadaan, untuk keadaan yang baik maupun buruk. Berbagai penelitian menunjukan bahwa orang yang memiliki explanatory style optimistis lebih dari berhasil dalam sekolah, pekerjaan, dan di lingkungan bermain ketika dibandingkan orang-orang yang memiliki explanatory style pesimistis (Seligman, 1990).

(20)

10

Universitas Kristen Maranatha Bentuk dari explanatory style mulai dipelajari sejak masa kanak-kanak dan remaja. Explanatory style ini berpengaruh dalam kehidupan remaja awal termasuk siswa kelas IX SMPN 5 Lembang, diantaranya dapat memunculkan daya tahan ketika menghadapi kejadian buruk atau bahkan dapat memunculkan tekanan ketika menghadapi kejadian buruk. Juga dapat membuat seseorang tidak bisa menikmati hidup atau sebaliknya. Selain itu juga bisa mencegah seseorang dalam mencapai goal, atau membantu mencapai goal bahkan lebih dari yang diharapkannya (Seligman, 1990). Lebih lanjut untuk menjelaskan explanatory style tersebut, maka ditelusuri melalui tiga dimensi utama dalam explanatory style, yaitu permanence, pervasiveness, dan personalization.

(21)

11

alami sifatnya permanen (tampil menarik saat disekolah), sementara penyebab peristiwa-peristiwa baik yang mereka alami sifatnya temporer (mengalami kondisi yang baik saat itu).

Dimensi kedua yaitu pervasiveness membahas mengenai spesifik atau universal penyebab peristiwa buruk maupun baik yang dijelaskan oleh individu kepada diri mereka sendiri. Individu yang optimis menjelaskan kepada diri mereka sendiri bahwa penyebab peristiwa-peristiwa buruk (dijauhi oleh teman sebaya) yang terjadi pada mereka sifatnya spesifik (angkuh dengan teman kelas), sementara penyebab peristiwa-peristiwa baik yang terjadi pada mereka sifatnya universal (kurang banyak bergaul). Sebaliknya, individu yang pesimistis menjelaskan kepada diri mereka sendiri bahwa penyebab peristiwa-peristiwa buruk (ketika dimintai saran oleh teman) yang terjadi pada mereka sifatnya universal (senang dalam membantu teman), sementara penyebab peristiwa-peristiwa baik yang terjadi sifatnya spesifik (memunyai kelebihan ketika diminta saran oleh teman).

(22)

12

Universitas Kristen Maranatha sendiri (saya memang menjengkelkan). Sebaliknya, individu yang pesimistis menjelaskan kepada diri mereka sendiri bahwa peristiwa-peristiwa buruk (tidak mendapatkan teman baru) yang mereka alami disebabkan oleh diri mereka sendiri (sulit dalam menjalin dengan orang baru) sementara peristiwa-peristiwa baik yang mereka alami berasal atau datang dari orang lain ataupun keadaan (sekeliling saya tidak mudah bergaul).

Berdasarkan ketiga dimensi explanatory style yang telah dijelaskan di atas, siswa kelas IX SMPN 5 Lembang yang optimis menjelaskan kepada diri mereka sendiri bahwa penyebab peristiwa buruk bersifat temporer, spesifik, dan eksternal sementara penyebab peristiwa baik bersifat permanen, universal, dan internal. Sebaliknya, pada siswa kelas IX SMPN 5 Lembang yang pesimistis, mereka menjelaskan kepada diri mereka sendiri bahwa penyebab peristiwa buruk yang mereka alami bersifat permanen, universal, dan internal sementara penyebab peristiwa baik yang mereka alami bersifat temporer, spesifik, dan eksternal. .

(23)

13

maupun baik. Apabila figur signifikan memiliki explanatory style optimis maka individu yang bersangkutan juga cenderung memiliki explanatory style optimistis. Demikian sebaliknya, apabila figur signifikan memiliki explanatory style pesimistis maka individu yang bersangkutan juga cenderung memiliki explanatory style pesimistis. Sebagai contoh, ketika figur signifikan membuat penjelasan bahwa dirinya sangat bodoh dan selalu sial pada saat mengalami peristiwa buruk, maka penjelasan yang bersifat permanen, universal, dan internal tersebut akan didengar serta dipelajari oleh siswa yang bersangkutan sehingga kelak siswa tersebut juga akan membuat penjelasan yang bersifat permanen, universal, dan internal terhadap peristiwa buruk.

(24)

14

Universitas Kristen Maranatha dan eksternal maka siswa tersebut cenderung mengembangkan explanatory style optimistis.

Selain explanatory style figur signifikan dan kritika orang dewasa, krisis masa kanak-kanak yang pernah dialami oleh siswa kelas IX SMPN 5 Lembang juga berkaitan dengan explanatory stlye yang dimiliki siswa. Sebagai contoh, apabila siswa pernah mengalami suatu krisis (misalnya kirisis keuangan dalam keluarga) dan peristiwa buruk tersebut membaik maka siswa akan membuat penjelasan bahwa peristiwa buruk bersifat temporer dan spesifik (siswa cenderung mengembangkan explanatory style optimistis). Tetapi apabila peristiwa buruk tersebut berkelanjutan maka siswa akan membuat penjelasan bahwa peristiwa buruk bersifat permanen dan universal (siswa cenderung mengembangkan explanatory style pesimistis).

(25)

15

Bagan 1.1 skema Kerangka Pikir Siswa kelas IX SMPN

5 Lembang

Dimensi Explanatory Style:

Permanence • Pervasiveness • Personalization Faktor yang memengaruhi Explanatory Style:

• Explanatory Ibu • Kritik orang dewasa • Krisis masa kanak-kanak

Optimis

(26)

16

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian

1. Peranan explanatory style sangat penting untuk melanjutkan ke jenjang SMA.

2. Dalam melanjutkan ke jenjang SMA, siswa kelas IX SMPN 5 Lembang akan menemui hambatan.

3. Cara menjelaskan mengenai berlangsungnya suatu masalah, berkaitan dengan waktu ruang, dan apa yang menjadi penyebab masalah yang dihadapi.

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diungkapkan pada bagian sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

- Dari hasil yang telah diperoleh dari gamabaran responden siswa kelas IX SMPN 5 Lembang, memiliki pessimist explanatory style 39 orang siswa (86,7%), dan optimist explanatory style 6 orang siswa (13,3%).

- Sebagian besar responden siswa kelas IX SMPN 5 Lembang yang diteliti memiliki explanatory style yang cenderung pesimis untuk melanjutkan ke jenjang SMA.

- Pada indikator permanence bad yang permanen (60%), pervasiveness bad yang universal (60%), personalization bad yang internal (71,1%), dan permanence good yang temporer (57,8)%, pervasiveness good yang spesifik (71,1%), personalization good yang eksternal (55,6%), cukup memengaruhi explanatory style pesimis.

(28)

55

Universitas Kristen Maranatha memiliki kaitan dengan pessimst explanatory style siswa kelas IX SMPN 5 Lembang.

5.2 Saran

5.2.1. Saran teoretis

Untuk penelitian selanjutnya, peneliti memberikan saran atau rekomendasi sebagai berikut:

- Para peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melakukan penelitian dengan jumlah responden yang lebih banyak, sehingga hasil penelitian yang didapat dapat di generalisasikan pada populasi yang lebih banyak.

- Peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya dapat melibatkan lebih dalam mengenai data penunjang yaitu hambatan-hambatan yang berpengaruh besar pada explanatory style kemudian faktor-faktor yang berpengaruh seperti kritikan dari orang dewasa atau guru, agar data yang didapatkan dapat lebih kaya dan lebih menggambarkan explanatory style dari responden.

5.2.2. Saran Guna Laksana

(29)

56

- Peneliti menyarankan pada siswa kelas IX untuk angkatan selanjutnya lebih aktif mencari informasi mengenai sekolah-sekolah SMA agar dapat melanjutkan ke jenjang SMA.

(30)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Santrock, John W. 1998. Adolescence. Seventh Edition.USA : McGraw-Hill

Companies, Inc.

(31)

DAFTAR RUJUKAN

http://indonesia.ahrchk.net/news/mainfile.php/Constitution/22/ diakses pada tanggal 22 Mei 2013 dalam UUD 1945.

http://indonesiaberkibar.org/en/node/135 / diakses pada tanggal 17 April 2013 dalam kesenjangan dunia pendidikan.

http://repository.unpad.ac.id/bitstream/handle/123456789/2279/desa.cikidang. pdf?sequence=6 / diakses pada tanggal 24 November 2013 dalam Letak Demografis Desa Cikidang Bandung Barat.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukannya penelitian kepada subjek mengenai makna hidup pada pengguna NAPZA maka ditemukan: faktor-faktor yang menyebabkan subjek menjadi pengguna NAPZA

Hasil penelitian: (1) berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan semua instrumen memenuhi kevalidan (2) kepraktisan modul pada aspek keterlaksanaan modul mencapai skor 78.17%

Judul Tesis : Hubungan Jumlah Netrofil Dengan Nilai Enzim Jantung Dan Kejadian Klinis Kardiovaskular Mayor Selama Perawatan Di Rumah Sakit Pada Pasien Penderita Infark

Pelatih Membuat & Mengumumkan keputusan Pelatih Membuat Keputusan Dan menjualnya Pelatih Mengajukan Ide dan Mengundang pertanyaan Pelatih Mengajukan Keputusan Sementara Yang

Pembuatan Alat Evaluasi Pembelajaran Praktek Busana Kerja Wanita Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Sedangkan yang dimaksud dengan hadis hasaln li ghairihi yaitu hads hasan yang tidak memenuhi persyaratan hadis hasan secara sempurna atau pada dasarnya hadis tersebut dhaif ,

Sementara itu, Imam berkata dengan santun, “Wahai saudaraku, sungguh telah kau katakan sesuatu padaku, seandainya benar apa yang kau katakan, aku memohon ampunan kepada

: Mata kuliah rekayasa akuakultur (Aquaculture Engineering) ini mencakup rekayasa wadah budidaya (kolam, tambak, dan karamba jaring apung), rekayasa pakan ikan, baik pakan