• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Jumlah Armada Kereta Penumpang pada Kereta Api Rute Bandung-Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Jumlah Armada Kereta Penumpang pada Kereta Api Rute Bandung-Surabaya."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

A. Profillidis, Vassilios. 2006. Railway Management and Engineering. Surrey: Ashgate Publishing, Ltd.

A.S, MM., Hartono. 2004. Lokomotif dan Kereta Rel Diesel di Indonesia. Bandung: Asosiasi Profesi Perkeretaapian Indonesia.

D.N., Phd, Nachrowi dan Usman, Msi., Hardius. 2004. Teknik Mengambil Keputusan. Jakarta: PT Grasindo.

Margaretha, Farah. 2005. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan: Investasi dan Sumber Dana Jangka Panjang. Jakarta: PT. Grasindo.

Markidakis, Sypros., E.M., Victor., dan C.W., Steven.1995. Metode dan Aplikasi Peramalan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero). 2010. GAPEKA 2010: Penomoran Kereta Api dan Kapasitas Lintas. Bandung: Sub Divisi Grafika, PT Kereta Api Indonesia (Persero).

(2)

ABSTRAK

PT. Kereta Api Indonesia (KAI) adalah salah satu badan penyedia layanan transportasi publik dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memegang kendali sistem operasional perkereta-apian di Indonesia. Saat ini PT. KAI mengalami kekurangan armada kereta penumpang pada rute Bandung – Surabaya. Layanan kereta api pada rute tersebut adalah KA Argo Wilis, KA Pasundan, KA Mutiara Selatan dan KA Turangga. Kurangnya armada kereta penumpang disebabkan peningkatan jumlah penumpang yang tidak diimbangi dengan penambahan jumlah kereta penumpang untuk rute tersebut. Akibatnya, terjadi kekurangan alokasi waktu untuk pemeliharaan kereta yang digunakan.

Berdasarkan hasil penelitian, pada hari Senin sampai hari Jumat terjadi kekurangan armada kereta penumpang untuk KA Turangga dan KA Mutiara Selatan. Tingkat okupasi hari Senin sampai hari Kamis di atas 102% untuk KA Turangga, sedangkan untuk KA Mutiara Selatan di atas 110%. Tingkat okupasi pada hari Jumat di atas 126% untuk KA Turangga dan diatas 117% untuk KA Mutiara Selatan. Pada hari Sabtu dan Minggu terjadi kekurangan armada kereta penumpang untuk seluruh perjalanan kereta api, tingkat okupasi KA Argo Wilis di atas 116%, KA Pasundan diatas 109%, KA Turangga diatas 126% dan KA Mutiara Selatan diatas 117%.

Kebutuhan kereta penumpang di tahun 2011 untuk rute Bandung – Surabaya diramalkan berdasarkan data jumlah penumpang tahun 2010. Metode peramalan yang digunakan adalah Linear regression with time. Berdasarkan hasil peramalan, dapat dihitung kebutuhan kereta penumpang yang harus dioperasikan dengan mempertimbangkan kekuatan tarik lokomotif dan biaya operasional per perjalanan kereta api. Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah armada yang harus dioperasikan untuk KA Argo Wilis sebanyak 10 kereta penumpang dan untuk KA Pasundan, KA Turangga dan KA Mutiara Selatan masing-masing sebanyak 16 kereta penumpang. Dengan mengoperasikan kereta penumpang sebanyak jumlah kereta penumpang yang diusulkan tersebut, masih terdapat penumpang yang tidak terangkut oleh KA Mutiara Selatan untuk hari Jumat sampai hari Minggu, namun hanya sebesar 3% dari keseluruhan jumlah penumpang.

(3)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1-1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3 Batasan Masalah dan Asumsi ... 1-3 1.4 Perumusan Masalah ... 1-4 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-5 1.6 Sistematika Penulisan... 1-5

BAB 2 TINAJUAN PUSTAKA ... 2-1

2.1Peramalan (forecasting) ... 2-1 2.1.1Definisi Peramalan ... 2-1 2.1.2Aplikasi Peramalan pada Tranportasi Kereta Api ... 2-1 2.1.3Metode Peramalan ... 2-2 2.1.4Kesalahan Peramalan ... 2-7 2.2Pengujian Kesamaan Rata-Rata Dengan Menggunakan Uji

(4)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 3-1

3.1 Bagan Alir Penelitian ... 3-1 3.2 Keterangan Bagan Alir Penelitian ... 3-4

BAB 4 PENGUMPULAN DATA ... 4-1

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 4-1 4.2 Struktur Organisasi ... 4-2 4.2.1 Job Description... 4-3 4.3 Data Jumlah Penumpang Aktual ... 4-4 4.4 Data Alokasi Sarana Kereta Api ... 4-4 4.5 Informasi Teknis pada Kereta Api Rute Bandung - Surabaya ... 4-6 4.5.1 Rute dan Waktu Tempuh Kereta Api ... 4-6 4.5.2 Penggunaan Sarana Kereta Aktual ... 4-6 4.5.3 Kapasitas Kereta Api... 4-7 4.5.4 Kemampuan Beban Tarik Lokomotif ... 4-7 4.5.5 Berat Kosong Kereta ... 4-8 4.5.6 Jumlah Rangkaian Maksimum ... 4-8 4.6Harga Kereta Penumpang dan Lokomotif ... 4-8 4.7Tanggal Pemeliharaan Kereta Penumpang ... 4-9

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS ... 5-1

5.1Pengujian Kesamaan Rata-Rata Jumlah Penumpang Kereta Api

pada Rute Bandung – Surabaya ... 5-1 5.1.1Pengujian Kesamaan Rata-rata Jumlah Penumpang

Antar Bulan pada Hari yang Sama ... 5-1 5.1.2Pengujian Kesamaan Rata-rata Antar Hari ... 5-2 5.2Perhitungan Tingkat Okupasi Kereta Api pada Rute

(5)

viii Universitas Kristen Maranatha 5.5Perhitungan Biaya Operasional Perjalanan Kereta Api ... 5-12 5.6Perhitungan Kebutuhan Jumlah Armada Kereta Penumpang

Untuk Rute Bandung - Surabaya ... 5-17 5.7Jadwal Pemeliharaan pada Kereta Penumpang ... 5-28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 6-1

6.1Kesimpulan ... 6-1 6.2Saran ... 6-3 LAMPIRAN

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Armada Kereta Penumpang Aktual ... 4-5 4.2 Rute dan Waktu Tempuh Kereta Api ... 4-6 4.3 Penggunaan Sarana Kereta Api Aktual ... 4-6 4.4 Kapasitas Angkut per Kereta Penumpang dan per

Rangkaian ... 4-7 4.5 Kemampuan Tarik Lokomotif pada Rute

Bandung – Surabaya ... 4-7 4.6 Berat Kosong Kereta ... 4-8 4.7 Harga Lokomotif ... 4-8 4.8 Harga Kereta ... 4-9 4.9 Tanggal Pemeliharaan Terakhir Kereta Penumpang

KA Argo Wilis ... 4-9 4.10 Tanggal Pemeliharaan Terakhir Kereta Penumpang

KA Turangga ... 4-10 4.11 Tanggal Pemeliharaan Terakhir Kereta Penumpang

KA Mutiara Selatan... 4-10 4.12 Tanggal Pemeliharaan Terakhir Kereta Penumpang

KA Pasundan ... 4-11 5.1 Pasangan Hari dalam Pengujian Kesamaan Rata-rata

Antar Hari... 5-2 5.2 Rekapitulasi Uji Kesamaan Rata-rata Antar hari ... 5-3 5.3 Perhitungan Tingkat Okupasi KA Argo Wilis ... 5-4 5.4 Perbandingan Nilai MSE... 5-8 5.5 Hasil Peramalan Jumlah Penumpang Bulan Januari 2011 –

(7)

x Universitas Kristen Maranatha 5.6 Hasil Peramalan Jumlah Penumpang Bulan Januari 2011 –

Desember 2011 KA Pasundan ... 5-9 5.7 Hasil Peramalan Jumlah Penumpang Bulan Januari 2011 –

Desember 2011 KA Turangga ... 5-10 5.8 Hasil Peramalan Jumlah Penumpang Bulan Januari 2011 –

Desember 2011 KA Mutiara Selatan ... 5-10 5.9 Kemampuan Tarik Lokomotif pada Rute

Bandung – Surabaya ... 5-11 5.10 Sisa Beban Tarik Setelah Penggunaan Kereta Makan dan

Pembangkit ... 5-12 5.11 Jumlah Rangkaian Maksimum Kereta Penumpang ... 5-12 5.12 Perhitungan Biaya Bahan Bakar untuk Lokomotif

per Perjalanan KA ... 5-13 5.13 Perhitungan Biaya Bahan Bakar untuk Generator

per Perjalanan KA ... 5-13 5.14 Perhitungan Biaya Depresiasi Lokomotif ... 5-14 5.15 Perhitungan Pemeliharaan Lokomotif... 5-14 5.16 Perhitungan Biaya Depresiasi Kereta Penumpang ... 5-15 5.17 Perhitungan Biaya Pemeliharaan Kereta Penumpang ... 5-15 5.18 Perhitungan Biaya Depresiasi dan Pemeliharaan

Prasarana serta Biaya Tenaga Kerja ... 5-16 5.19 Biaya Operasional Berdasarkan Jumlah Kereta

Penumpang yang Digunakan... 5-16 5.20 Harga Tiket Kereta Api pada Rute Bandung – Surabaya ... 5-16 5.21 Kebutuhan Armada Kereta Penumpang pada Rute Bandung –

Surabaya Tahun 2010 ... 5-17 5.22 Kebutuhan Armada Kereta Penumpang pada Rute Bandung –

Surabaya Tahun 2011 ... 5-18 5.23 Alternatif Kebutuhan Armada Kereta Penumpang ... 5-18 5.24 Jumlah Rangkaian Kereta Api Berdasarkan Range

(8)

5.25 Jumlah Rangkaian Kereta Penumpang untuk Rute Bandung – Surabaya ... 5-22 5.26 Tingkat Okupasi dengan Jumlah Kereta Penumpang Usulan .... 5-23 5.27 Jumlah Armada Kereta Penumpang yang Dioperasikan

untuk Rute Bandung – Surabaya ... 5-24 5.28 Perhitungan Jumlah Armada Kereta Penumpang yang

Dicadangkan untuk Rute Bandung – Surabaya ... 5-24 5.29 Kekurangan Armada Kereta Penumpang ... 5-25 5.30 Perhitungan Investasi untuk Pengadaan Kereta Penumpang ... 5-25 5.31 Perhitungan Biaya Lost Sale Per Perjalanan Kereta Api ... 5-26 5.32 Perhitungan income per tahun ... 5-27 5.33 Perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR) ... 5-27 5.34 Perkiraan Puncak Lonjakan Jumlah Penumpang

Tahun 2011 – 2012... 5-28 5.35 Jadwal Pemeliharaan Kereta Penumpang KA Argo Wilis ... 5-29 5.36 Jadwal Pemeliharaan Kereta Penumpang KA Turangga ... 5-29 5.37 Jadwal Pemeliharaan Kereta Penumpang

KA Mutiara Selatan... 5-30 5.38 Jadwal Pemeliharaan Kereta Penumpang KA Pasundan ... 5-30 6.1 Estimasi Jumlah Penumpang Rata-Rata untuk Masing-Masing

Kereta Api ... 6-1 6.2 Jumlah Rangkaian Kereta Api Usulan ... 6-2 6.3 Usulan Jumlah Armada Dioperasikan dan Dicadangkan

Untuk Masing-Masing Kereta Api ... 6-2 6.4 Investasi dan Nilai BCR pada Penambahan Armada Kereta

(9)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Daerah Kritis pada Distribusi t ... 2-12 3.1 Bagan Alir Metode Penelitian ... 3-1 4.1 Struktur Organisasi Divisi Sarana Pada Masing-Masing

Daerah Operasi di PT. Kereta Api Indonesia ... 4-2 5.1 Grafik Tingkat Okupasi Kereta Api Rute

Bandung - Surabaya ... 5-5 5.2 Grafik Hubungan Antara Besar Keuntungan Dengan Jumlah

Penumpang yang Diangkut pada KA Argo Wilis ... 5-19 5.3 Grafik Hubungan Antara Besar Keuntungan Dengan Jumlah

Penumpang yang Diangkut pada KA Pasundan ... 5-20 5.4 Grafik Hubungan Antara Besar Keuntungan Dengan Jumlah

Penumpang yang Diangkut pada KA Turangga... 5-20 5.5 Grafik Hubungan Antara Besar Keuntungan Dengan Jumlah

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Data Jumlah Penumpang Kereta Api Rute Bandung –

(11)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Transportasi publik adalah salah satu penggerak roda perekonomian baik secara langsung maupun tidak langsung, karena transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi, transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Peningkatan kebutuhan akan transportasi yang disebabkan adanya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya aktivitas masyarakat baik dalam aktivitas ekonomi, sosial dan lainnya. Oleh karena itu, setiap penyedia layanan jasa transportasi harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa transportasi untuk menjamin kelangsungan roda perekonomian dan menunjang aktivitas masyarakat.

(12)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung dan Daerah Operasi 8 Surabaya, masalah yang dihadapi adalah kurangnya alokasi waktu pemeliharaan untuk kereta penumpang rute Bandung - Surabaya yang disebabkan kurangnya jumlah armada kereta penumpang untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa kereta api pada rute tersebut. Kurangnya jumlah armada kereta penumpang disebabkan oleh tingginya kebutuhan jumlah penumpang yang tidak diimbangi dengan peningkatan sarana yang dialokasikan. Saat ini, pihak PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengantisipasi masalah tersebut dengan menggunakan armada kereta penumpang yang seharusnya dialokasikan pada rute lain yang menyebabkan mengurangnya kapasitas angkut dan terganggunya pemeliharaan kereta penumpang untuk kereta api pada rute lain. Kurangnya tersedianya waktu pemeliharaan pada armada kereta penumpang dapat berpengaruh pada kenyamanan dan keselamatan para penumpang kereta api.

Upaya yang seyogyanya dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa kereta api yang kini tidak lagi seimbang dengan jumlah kereta penumpang yang dialokasikan adalah dengan melakukan penambahan jumlah armada kereta penumpang. Dengan demikian setiap rangkaian kereta api penumpang rute Bandung – Surabaya memiliki kereta cadangan, agar dapat dilakukan pemeliharaan berkala serta perbaikan apabila terjadi kerusakanm, sehingga dapat meningkatkan kapasitas angkut dan meningkatkan keselamatan penumpang serta memperbaiki pelayanan yang diberikan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

1.2Identifikasi Masalah

(13)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha memenuhi kebutuhan penumpang kereta api. Hal ini disebabkan kurangnnya jumlah armada kereta penumpang yang tersedia.

1.3Batasan Masalah dan Asumsi

Pada penelitian ini, diperlukan beberapa pembatasan masalah untuk mengarahkan dan membatasi ruang lingkup penulisan laporan tugas akhir agar tidak menyimpang dari tujuan. Adapun batasan masalah yang ditetapkan pada penelitian, yaitu :

 Rute yang diamati adalah rute terpadat pada wilayah operasional Daerah Operasi 2 Bandung, yaitu pada rute Bandung – Surabaya.

 Penelitian dilakukan pada lingkungan Daerah Operasi 2 Bandung dan Daerah Operasi 8 Surabaya.

 Kereta api yang diamati adalah KA Argo Wilis, KA Turangga, KA Mutiara Selatan dan KA Pasundan.

Perhitungan jumlah armada tidak dilakukan untuk high season (libur lebaran, tahun baru dan libur sekolah)

 Perhitungan kesamaan rata-rata jumlah penumpang antar bulan pada hari yang sama dilakukan dengan one sample wilcoxon signed rank test menggunakan program Minitab.

 Perhitungan kesamaan rata-rata jumlah penumpang antar hari dilakukan dengan uji statistik paired sampel t-test menggunakan program SPSS.  Perhitungan estimasi jumlah penumpang dilakukan dengan menggunakan

program WinQSB.

Asumsi-asumsi yang di tetapkan pada penelitian ini adalah:

 Kapasitas pada setiap kereta penumpang disesuaikan dengan kapasitas dari masing-masing kelas kereta penumpang.

Besar demand diambil dari tingkat okupasi. Hal ini disebabkan karena data permintaan penumpang yang tidak terpenuhi tidak tercatat.

(14)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

 Tidak memperhatikan penumpang yang naik atau turun di tengah perjalanan karena tempat duduk yang disediakan tidak diberikan kepada penumpang lain meskipun penumpang tersebut telah turun di tengah perjalanan.

 Bahan bakar yang digunakan untuk lokomotif dan generator adalah bahan bakar high speed diesel (HSD) dengan harga per tanggal 1 Desember 2010 yaitu Rp. 6000 per liter dan tidak terjadi fluktuasi harga.

Suku bunga yang digunakan pada perhitungan Benefit Cost Ratio sebesar 6.75% dan tidak mengalami perubahan.

 Perhitungan depresiasi pada kereta penumpang dan lokomotif menggunakan metode depresiasi garis lurus.

 Pada penentuan jadwal pemeliharaan tidak melibatkan pemeriksaan harian, pemeriksaan bulanan (P1), pemeriksaan per 3 bulan (P3), pemeriksaan per 6 bulan (P6) dan pemeriksaan tahunan (P12) karena tidak memakan banyak waktu dan dilakukan di dipo induk masing daerah operasi.

 Taraf nyata yang digunakan (α) adalah 0.05.

1.4Perumusan Masalah

1. Apakah jumlah armada kereta penumpang yang dialokasikan untuk rute Bandung – Surabaya dapat memenuhi kebutuhan penumpang kereta api? 2. Berapa estimasi jumlah penumpang pada masa yang akan datang?

3. Berapa jumlah rangkaian kereta guna memenuhi kebutuhan penumpang pada tahun 2011?

4. Berapa jumlah armada kereta penumpang yang harus dioperasikan dan dicadangkan untuk masing-masing kereta api pada rute Bandung – Surabaya?

(15)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 6. Bagaimana jadwal pemeliharaan kereta penumpang sebaiknya dilakukan

pada masing-masing rangkaian kereta api pada rute Bandung – Surabaya agar dapat memenuhi kebutuhan jumlah penumpang yang harus diangkut?

1.5Tujuan Penelitian

1. Mengetahui cukup atau tidaknya jumlah armada yang tersedia saat ini dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa kereta api penumpang pada rute Bandung – Surabaya.

2. Dapat mengestimasi jumlah penumpang pada masa yang akan datang sehingga dapat mengantisipasi kebutuhan penumpang pada masa yang akan datang

3. Dapat memberikan masukan untuk PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mengenai jumlah rangkaian guna memenuhi kebutuhan pengguna jasa kereta api.

4. Memeberikan masukan dan pertimbangan bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mengenai jumlah armada kereta penumpang yang perlu dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan pengguna kereta api pada rute Bandung – Surabaya dan jumlah armada kereta penumpang yang dicadangkan untuk dapat dilakukan pemerikasaan dan pemeliharaan. 5. Dapat memberikan pertimbangan bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero)

mengenai jumlah investasi dan kelayakan investasi guna memenuhi kebutuhan penumpang dengan melakukan penambahan jumlah kereta penumpang.

(16)

Bab 1 Pendahuluan 1-6

1.6Sistematika Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 berisi uraian masalah yang menjadi latar belakang dari penelitian yang dilakukan, serta mengindentifikasi masalah secara detail, dan menjelaskan mengenai tujuan dalam penelitian yang dilakukan, serta menjelaskan mengenati batasan yang digunakan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 berisi teori-teori yang menjadi dasar dalam melakukan penelitian maupun dalam melakukan pemecahan masalah yang dilakukan pada laporan penelitian tugas akhir ini.

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

Bab 3 berisi dan menjelaskan mengenai flowchart yang didalamnya berisi langkah-langkah dalam melakukan penelitian, dari awal proses sampai akhir.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab 4 berisi semua data yang dikumpulkan dan yang digunakan dalam melakukan penelitian, serta data-data pendukung lainnya, seperti: data kapasitas kereta api, kapasitas lintas pada rute yang diteliti, data demand pengguna kereta api pada rute yang diteliti.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab 5 berisi pengolahan data yang telah diperoleh dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode yang ada, serta menganalisis hasil dari pengolahan data yang dibandingkann dengan teori-teori yang ada. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

6-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Jumlah armada kereta penumpang yang dialokasikan untuk rute Bandung

– Surabaya tidak dapat memenuhi kebutuhan penumpang, kecuali untuk KA Argo Wilis dan KA Pasundan pada hari Senin hingga hari Jumat. Hal ini terlihat dari tingkat okupasi di atas 100%.

2. Estimasi jumlah penumpang untuk tahun 2011 untuk kereta api rute Bandung – Surabaya ditampilkan pada Tabel 6.1

Tabel 6.1

Estimasi Jumlah Penumpang Rata-Rata untuk Masing-Masing Kereta Api Rata-rata Jumlah

(18)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

BP : Kereta barang dan pembangkit KM1 : Kereta makan kelas eksekutif KM2 : Kereta makan kelas bisnis KMP : Kereta makan dan pembangkit

4. Jumlah armada kereta yang sebaiknya dioperasikan dan jumlah armada yang sebaiknya dicadangkan ditampilkan pada Tabel 6.3

Tabel 6.3

(19)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 5. Investasi dan nilai Benefit-Cost Ratio (BCR) pada penambahan armada

kereta penumpang pada Rute Bandung - Surabaya ditampilkan pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4

Investasi dan Nilai BCR pada Penambahan Armada Kereta Penumpang Rute Bandung- Surabaya

Berdasarkan hasil perhitungan BCR, seluruh penambahan kereta penumpang untuk kereta api untuk rute Bandung – Surabaya dapat dilakukan.

6. Jadwal pemeliharaan kereta penumpang ditampilkan Tabel 5.34 sampai Tabel 5.38 dan gantt chart dapat dilihat pada LAMPIRAN 5. Berdasarkan jadwal pemeliharaan yang diusulkan, pemeliharaan dilakukan agar dapat miningkatkan kapasitas untuk mengatasi lonjakan jumlah penumpang yang terjadi pada high season.

6.2Saran

Berdasarkan pembahasan-pembahasan sebelumnya, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) perlu mempertimbangkan penerapan sistem ticketing terpusat, dimana penumpang yang naik/turun di tengah rute perjalanan dapat diketahui. Dengan demikian penggunaan tempat duduk dapat dimaksimalkan.

2. Penelitian mengenai penentuan armada kereta penumpang pada kereta api rute Bandung – Surabaya ini dapat dikembangkan pada rute-rute lain, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kereta api pada seluruh layanan

(20)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-4

kereta api komersial baik pada kereta api penumpang dan kereta api barang.

3. Kekurangan armada kereta penumpang dapat dipenuhi dengan mengalihkan armada kereta penumupang dari rute lain apabila kebutuhan lebih kecil pada kapasitas yang tersedia, sehingga tidak membutuhkan investasi untuk pengadaan armada kereta penumpang baru.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 6.1
Tabel 6.3 Usulan Jumlah Armada Dioperasikan dan Dicadangkan Untuk Masing-

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ngainun Naim dan Achmad Sauqi (2008:161-224), kerangka operasional dalam membangun pendidikan yang berperspektif pluralis-multikultural dapat dilakukan melalui

Adanya pengaruh antara kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru, ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Beni Habibi (2013) bahwa kompetensi

Dari penelitian yang telah dilakukan untuk mendeteksi karakter pada plat nomor kendaraan menggunakan ekstraksi ciri ICZ dan ICZ+ZCZ dengan metode klasifikasi K-NN

Sedang untuk konflik yang terjadi di Maluku Utara, kembali PMI bekerjasama dengan ICRC menyalurkan 5.655 paket bantuan keluarga kepada korban disamping pelayanan kesehatan di

Pada penelitian ini akan diteliti pengaruh pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two (kekuatan berdua) terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan menghargai

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai self regulation pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sudah kuliah lebih dari empat tahun dan belum

BAB III PROTES WARGA TERHADAP PJOK KOTA PADANG MENGENAI DANA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 SUMATERA BARAT TAHAP III 3.1 Kebijakan