vii
Universitas Kristen Maranatha Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai self regulation pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sudah kuliah lebih dari empat tahun dan belum lulus, khususnya mahasiswa yang sudah mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari
empat kali di Universitas “X” Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan mengunakan teknik survey. Variabel penelitian ini adalah self regulation. Teknik pengambilan data dilakukan pada seluruh populasi mahasiswa Fakultas Psikologi yang sudah mengontrak mata
kuliah Usulan Penelitian lebih dari empat kali di Universitas “X” kota Bandung, yang
berjumlah 30 orang.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan kuesioner self-regulation dari Zimmerman (Boekarts, 2002). Validitas dilakukan dengan menggunakan metode construct validity dan diperoleh validitas berkisar antara 0,327-0,589 dimana item dikatakan valid dan dapat digunakan. sedangkan reliabilitasnya sebesar 0,725 dengan menggunakan metode Alpha Cronbach pada program SPSS.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah mahasiswa yang sudah kuliah lebih dari empat tahun dan belum lulus terbagi menjadi 56,7% mahasiswa memiliki self regulation dengan kategori tinggi. Kategori dengan self regulation rendah ada 43,3%.
Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih lanjut mengenai fase
performance or volitional control dari mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”
viii
Universitas Kristen Maranatha Abstract
This research was conducted to get a picture of self-regulation on the students of the Faculty of Psychology in college more than four years and has not yet passed, especially students who had contracted Proposed research subjects more than four times in the University "X" Bandung.
The method used in this research is descriptive by using survey techniques. The variables of this study is self regulation. Data collection techniques performed on the entire population of students of the Faculty of Psychology who had contracted Proposed research subjects more than four times in the University "X" in Bandung, totaling 30 people.
Measuring instrument used in this study is a questionnaire, which was be modified by researchers based on the questionnaire of self-regulation of Zimmerman (Boekarts, 2002). The validity of using the method of construct validity and obtained validity ranged from 0.327 to 0.589 where the item is said to be valid and can be used. whereas the reliability of 0.725 using Cronbach Alpha method in SPSS.
The results obtained from this study are students who are in college more than four years and have not graduated divided into 56.7% of the students have high self regulation by category. Categories with low self regulation there is 43.3%.
ix
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR BAGAN ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.3.1 Maksud Penelitian ... 5
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 6
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 6
1.5 Kerangka Pemikiran ... 6
x
Universitas Kristen Maranatha
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Self-Regulation ... 16
2.1.1 Definisi Triadic dari Self-Regulation ... 16
2.1.2 Struktur dari Sistem Self Regulatory ... 18
2.1.3 Pengaruh Sosial dan Lingkungan Terhadap Self-Regulation ... 25
2.1.4 Disfungsi Dalam Self-Regulation ... 26
2.1.5 Perkembangan Keterampilan Self-Regulation ... 28
2.2 Dewasa Awal ... 29
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32
3.3.1 Variabel Penelitian ... 32
3.4.6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 37
xi
Universitas Kristen Maranatha
3.4.6.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 38
3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 39
3.5.1 Populasi Sasaran ... 39
3.5.2 Karakteristik Populasi ... 39
3.6 Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden ... 40
4.1.1 Berdasar Angkatan ... 40
4.1.2 Berdasar Usia ... 41
4.1.3 Berdasar SKS ... 41
4.2 Hasil Penelitian ... 42
4.2.1 Gambaran Hasil Penelitian Self Regulation ... 42
4.2.2 Gambaran Tabulasi Silang Antara Self Regulation Dengan Forethought ... 43
4.2.3 Gambaran Tabulasi Silang Antara Self Regulation dengan Performance or Volitional Control ... 44
4.2.4 Gambaran Tabulasi Silang Antara Self Regulation dengan Self Reflection ... 45
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 52
5.2 Saran ... 52
xii
Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Praktis ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
DAFTAR RUJUKAN ... 55
xiii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran ... 14
Bagan 2.1 Triadic Forms Of Self Regulation ... 17
Bagan 2.2 Cyclical Phases Of Self-Regulation ... 18
xiv
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Phase Structure and Subprocesses of Self-Regulation ... 19
Tabel 2.2 Level Perkembangan Keterampilan Pengaturan Diri ... 28
Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur ... 35
Tabel 3.2 Sistem Penilaian ... 36
Tabel 4.1 Persentase Angkatan ... 40
Tabel 4.2 Persentase Usia ... 41
Tabel 4.3 Berdasar Jumlah SKS Yang Sudah Ditempuh ... 41
Tabel 4.4 Persentase Self Regulation ... 42
Tabel 4.5 Gambaran Tabulasi Silang Antara Self Regulation dengan Forethought ... 43
Tabel 4.6 Gambaran Tabulasi Silang Antara Self Regulation Dengan Performance or Volitional Control ... 44
xv
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner Self Regulation ... L-1
Lampiran II Kisi – kisi Alat Ukur ... L-11
Lampiran III Hasil Validitas dan Reliabilitas ... L-17
Lampiran IV Hasil Data Utama ... L-20
Lampiran V Tabulasi Silang Data Utama dengan Data Penunjang Self Regulation ... L-24
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan, menurut Kamus Bahasa Indonesia, proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
(http://kamusbahasaindonesia.org, diakses 10 Oktober 2013). Menurut UU No.20 tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan sendiri diperoleh melalui jenjang pendidikan
yang dimulai dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA sampai universitas atau juga biasa disebut
dengan perguruan tinggi. ( http://zkarnain.tripod.com, diakses 25 Oktober 2013).
Pengertian universitas itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen
Pendidikan Nasional, yaitu perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu
tertentu. (http://bahasa.cs.ui.ac.id, diakses 10 Oktober 2013). Melalui pendidikan di
perguruan tinggi atau universitas, akan dihasilkan calon – calon yang siap kerja yang akan
membangun bangsa ini. Para peserta didik atau murid dalam suatu universitas biasa disebut
dengan mahasiswa. Mahasiswa dalam universitas ini berasal dari berbagai macam latar
belakang yang berbeda, diantaranya berbeda daerah asal, ekonomi, dan budaya. Dengan
adanya perbedaan daerah asal dan budaya, menuntut mahasiswa untuk beradaptasi dalam
2
Universitas Kristen Maranatha kelancaran berlangsungnya proses belajar mengajar dan dalam membangun relasi dengan
teman perkuliahan yang baru. Latar belakang ekonomi juga turut berpengaruh dalam
kelancaran proses perkuliahan. Mahasiswa dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas,
dapat memperlancar proses perkuliahan, seperti dapat membayar perkuliahan tepat waktu dan
memenuhi kebutuhan fasilitas yang diperlukan untuk kuliah, walaupun tidak menjamin
kesuksesannya. Pada tingkat universitas, mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses
belajar mengajar. Mahasiswa diharapkan untuk memiliki rasa tanggung jawab yang lebih
baik karena mahasiswa sudah dianggap dewasa. Salah satu tanggung jawab mahasiswa dalam
menjalankan perannya adalah untuk berusaha lulus tepat waktu sesuai dengan kurikulum.
Universitas “X” merupakan universitas swasta yang berada di kota Bandung, yang
sudah berdiri sejak tahun 1965 dan saat ini memiliki 9 fakultas, salah satunya fakultas
psikologi. Fakultas Psikologi semenjak berdiri sampai dengan saat ini, sudah banyak
menghasilkan lulusan sarjana, dan beberapa ada yang mengabdikan dirinya untuk menjadi
pengajar. Fakultas Psikologi Universitas “X” juga turut menyediakan fasilitas yang
menunjang untuk membantu mahasiswanya dalam kelancaran proses belajar mengajar, seperti
ruang kasuistik yang digunakan untuk pengambilan data, laboratorium perkembangan,
laboratorium klinis. (http://psikologi-maranatha.com, diakses 5 November 2013)
Menurut kurikulum fakultas psikologi universitas “X”, materi perkuliahan dibagi
menjadi 2, yaitu perkuliahan teori dan praktikum. Disamping itu ada mata kuliah umum,
wajib, dan pilihan. Untuk lulus sarjana, mahasiswa harus menyelesaikan 144 – 156 SKS.
Batas waktu studi mahasiswa adalah 4 tahun atau 8 semester. (http://www.dikti.go.id, diakses
5 November 2013). Dalam kenyataannya, masih ada mahasiswa yang belum lulus meskipun
sudah menempuh kuliah lebih dari 8 semester dan masih mengontrak mata kuliah UP.
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian administrasi fakultas psikologi universias “X”
3
Universitas Kristen Maranatha mengontrak UP, mulai dari angkatan 2004 berjumlah sebanyak 12 orang. Tahun 2005
berjumlah sebanyak 25 orang, tahun 2006 berjumlah sebanyak 29 orang, tahun 2007
berjumlah sebanyak 108 orang, dan tahun 2008 berjumlah sebanyak 146 orang. Keseluruhan
mahasiswa tersebut masih dalam status aktif kuliah dan sedang mengontrak mata kuliah UP
(Usulan Penelitian), beberapa masih ada yang harus mengikuti kuliah di dalam kelas. Mata
kuliah UP menuntut mahasiswa untuk aktif, karena berbeda dengan mata kuliah lain yang
sudah terjadwal secara pasti. Mahasiswa harus mengatur waktunya untuk bimbingan dengan
dosen, untuk itu mahasiswa harus aktif menghubungi dosen mencari buku teori yang
dibutuhkan dan meminta ijin untuk pengambilan data. Keberhasilan/kelulusan mata kuliah
UP ditandai dengan seminar UP, sesudahnya akan berlanjut dengan mata kuliah skripsi.
Mahasiswa yang mengambil mata kuliah UP umumnya berada pada tahap perkembangan
dewasa awal. Pada tahap ini muncul keinginan yang kuat untuk bekerja dan mendapatkan
penghasilan, membentuk keluarga.
Berdasar survey awal pada 15 orang mahasiswa yang sudah menempuh kuliah 8
semester atau lebih dan masih mengontrak UP diperoleh data, sebanyak 60% mahasiswa
belum lulus kuliah dikarenakan jarang mengikuti perkuliahan dan menunda mengerjakan UP.
Alasan mahasiswa tersebut tidak mengikuti perkuliahan dikarenakan di kelas tersebut tidak
memiliki teman yang berasal dari satu angkatan, akibatnya mahasiswa tersebut dicekal.
Alasan lain mahasiswa yang belum lulus adalah menunda mengerjakan UP mereka. Sebanyak
26,7% mahasiswa belum lulus karena harus bekerja sehingga ada beberapa mata kuliah yang
ditunda untuk dikontrak atau mengambil cuti untuk bekerja sehingga kegiatan perkuliahan
mereka terhambat termasuk dalam mengerjakan UP. Sebesar 13,3% mahasiswa yang
terlambat lulus dikarenakan sakit yang membutuhkan istirahat total, sehingga harus
mengambil cuti kuliah untuk beberapa waktu tertentu. Dari data diatas, mahasiswa yang tidak
4
Universitas Kristen Maranatha yang memilih bekerja terkesan kurang memiliki perencanaan dalam studi, atau dengan kata
lain mereka kurang dapat meregulasi diri (self-regulation).
Semua mahasiswa tersebut menyatakan bahwa mereka harus lulus sebelum terkena
sanksi yang diberlakukan oleh fakultas. Sanksinya adalah setelah 7 tahun kuliah dan belum
menyelesaikan skripsi, mahasiswa diminta untuk mengundurkan diri, atau mahasiswa yang
sudah 5 tahun kuliah dan belum mengontrak mata kuliah UP (Sesuai dengan SK Dekan
Fakultas Psikologi Universitas “X”, nomor 0058/SK/FP/UKM/IX/12 tentang waktu
penyelesaian studi). Sanksi tersebut tidak akan berpengaruh pada mahasiswa jika mereka
memiliki self-regulation yang baik. Dengan adanya self-regulation, mahasiswa diharapkan
mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilakunya dalam perkuliahan dimana hal itu
membantu untuk dapat lulus kuliah secepatnya, khususnya dalam menyelesaikan mata kuliah
UP.
Menurut Bandura, 1986 pandangan sosial kognitif mengenai self-regulation, adalah
merujuk kepada pemikiran, perasaan, dan tindakan yang muncul dari diri sendiri, yang
direncanakan dan secara berulang disesuaikan untuk meraih tujuan pribadi. Menurut
Bandura, untuk mencapai goal, diperoleh melalui 3 fase, yaitu forethought, performance or
volitional control, dan self reflection.
Fase pertama tentang forethought terdiri dari task analysis dan self motivational belief
yang berisi tentang perencanaan mencapai goal. Pada fase kedua, tentang performance or
volitional control yang dibagi menjadi self control dan self observation. Proses ini berisi
tentang usaha yang dilakukan untuk mencapai goal, dilihat melalui usaha yang dilakukan
untuk mencapai goal. Dan fase ketiga, tentang self reflection yang dibagi menjadi self
judgement dan self reaction yang berisi tentang evaluasi atau penilaian terhadap hasil kerja
5
Universitas Kristen Maranatha Secara khusus perspektif sosial kognitif memandang self regulation sebagai suatu
interaksi antara proses personal, behavior, dan environment yang bersifat triadic (saling
bergantungan). Self regulation dilihat sebagai suatu siklus, karena adanya feedback dari
tingkah laku sebelumnya digunakan untuk membuat penyesuaian tindakan yang akan
dilakukan saat ini dan tindakan di masa yang akan datang.
Dari hasil uraian di atas, menggambarkan tentang pentingnya self-regulation yang
harus dimiliki oleh mahasiswa. Dengan memiliki self-regulation, mahasiswa dapat
mengontrol dirinya dan mensiasati diri mereka dalam hal pikiran, perasaan, dan perilaku yang
semua itu dapat digunakan untuk membantu mahasiswa lulus kuliah dengan mengerjakan UP
mereka. Dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran self-regulation
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” di Bandung, khususnya yang sudah berkuliah
8 semester atau lebih dan masih mengontrak UP.
1.2 Identifikasi Masalah
Peneliti ingin mengetahui tentang gambaran self regulation pada mahasiswa psikologi
yang mengontrak mata kuliah UP lebih dari 4 semester di universitas “X” kota Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran mengenai forethought,
performance or volitional control, dan self reflection pada mahasiswa psikologi yang
6
Universitas Kristen Maranatha
1.3.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sejauh mana kemampuan
self-regulation yang dimiliki oleh mahasiswa psikologi yang sudah mengontrak mata kuliah UP
lebih dari 4 semester di Universitas “X” kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Memberikan masukan dalam pengembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi
pendidikan yang berkaitan dengan self-regulation.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Memberi informasi mengenai self-regulation yang dimiliki oleh mahasiswa psikologi
yang belum lulus kuliah dan sudah mengontrak mata kuliah UP lebih dari 4 semester, agar
informasi ini dapat berguna bagi dosen pengajar untuk meningkatkan regulasi diri mahasiswa
dan dapat membantu mereka untuk mencapai target lulus secepatnya.
1.5 Kerangka Pemikiran
Universitas “X” merupakan universitas swasta yang memiliki 9 fakultas. Salah
satunya adalah fakultas psikologi. Dalam suatu fakultas, di dalamnya ada mahasiswa yang
mengikuti perkuliahan. Mahasiswa tersebut terdiri dalam beberapa angkatan, dimana dalam
angkatan tersebut seharusnya ada yang sudah lulus. Dalam kenyataannya masih terdapat
mahasiswa yang seharusnya sudah lulus atau idealnya sudah menempuh 4 tahun kuliah (8
semester) tetapi masih belum lulus.
Mahasiswa secara pribadi memiliki kewajiban – kewajiban dan tanggung jawab
7
Universitas Kristen Maranatha secepatnya. Mahasiswa ini ada yang belum lulus kuliah dikarenakan beberapa alasan, antara
lain mahasiswa malas untuk mengikuti kegiatan kuliah di dalam kelas karena tidak ada teman,
ada yang cuti kuliah untuk bekerja, ada juga yang dikarenakan sakit, dimana harus mengambil
cuti kuliah. Umumnya mahasiswa ini memiliki keinginan untuk bisa lulus kuliah secepatnya
dan itu menjadi target mereka saat ini. Mahasiswa yang sedang mengontrak UP umumnya
berada dalam tahap perkembangan dewasa awal, dimana salah satu tugas dari tahap
perkembangannya adalah mulai meniti karir atau mandiri secara ekonomi (Havighurst dalam
Lemme, 1995), sehingga kondisi ini sering membuat mahasiswa tidak fokus untuk
menyelesaikan studinya. Mahasiswa ini perlu memiliki self-regulation, dikarenakan untuk
menyelesaikan UP diperlukan kemampuan untuk mengontrol pikiran, perasaan, dan tindakan
mereka agar dapat mencapai tujuan, yaitu lulus studi.
Dalam kehidupan nyata, mahasiswa untuk dapat lulus kuliah tepat waktu memerlukan
pikiran, perasaan, dan tindakan, dimana semua itu ada dalam self-regulation. Dengan
mahasiswa yang memiliki self-regulation, mereka akan dapat mengontrol diri mereka untuk
tetap fokus dalam pencapaian goal, dimana hal itu dapat membantu mereka untuk mencapai
goal atau target yang mereka tentukan, yaitu menyelesaikan UP agar dapat lulus kuliah
secepatnya. Pengertian self-regulation adalah merujuk kepada pemikiran, perasaan, dan
tindakan yang muncul dari diri sendiri, yang direncanakan dan secara berulang disesuaikan
untuk meraih tujuan pribadi.
Self-regulation digambarkan sebagai suatu siklus karena umpan balik dari kinerja
sebelumnya digunakan untuk membuat penyesuaian selama usaha saat ini. Penyesuaian juga
diperlukan karena faktor diri pribadi, tingkah laku, dan lingkungan terus-menerus berubah
selama proses belajar dan kinerja, dan harus diamati atau dipantau menggunakan tiga siklus
kinerja yang berorientasi pada diri. Pada mahasiswa fakultas psikologi universitas “X”,
8
Universitas Kristen Maranatha kegiatan perkuliahan mereka dengan baik dan menyelesaikan UP mereka. Mahasiswa akan
dapat mengendalikan fungsi pemikiran mereka untuk mencapai target lulus mereka.
Mahasiswa juga akan mampu untuk mengendalikan perasaan mereka, dimana hal ini juga
diperlukan oleh mahasiswa untuk membantu mereka dalam proses mencapai target dalam
perkuliahan. Dengan adanya kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan perasaan, maka
mahasiswa akan dapat menunjukan perilaku kondusif yang sesuai, dimana perilaku yang
ditunjukan akan dapat membantu mereka untuk mencapai goal mereka, yaitu lulus kuliah
secepatnya. Untuk bisa lulus kuliah, mahasiswa harus menyelesaikan mata kuliah UP sebagai
syarat untuk dapat mengontrak skripsi.
Proses self-regulation ini memiliki kesamaan dengan sistem perkuliahan SKS. Hal ini
terlihat pada fase forethought, ketika perwalian mahasiswa merencanakan mata kuliah apa
saja yang akan dikontrak dan berapa banyak SKS yang akan diambil dalam 1 semester
perkuliahan. Pada fase kedua, yaitu performance or volitional control, usaha apa saja yang
dilakukan oleh mahasiswa untuk mencapai goal mereka selama 1 semester perkuliahan.
Dan fase ketiga adalah self reflection, berisi tentang evaluasi kembali atau penilaian kembali
terhadap hasil kerja yang telah dilakukan selama satu semester.
Menurut sudut pandang sosial kognitif, kemampuan self-regulation terdiri dari tiga
fase yang triadic, yaitu fase forethought, fase performance or volitional control, dan fase self
reflection.(D. H. Schunk & B. J. Zimmermann, 1998 dalam Boekaerts, 2002). Fase pertama
dalam self-regulation adalah fase forethought atau perencanaan. Fase ini dibagi lagi menjadi
dua aspek, yaitu task analysis dan self motivation beliefs. Task analysis mengacu pada
langkah – langkah yang akan dilakukan untuk mencapai goal sesuai dengan yang diharapkan.
Pada mahasiswa fakultas psikologi universitas “X”, mahasiswa yang belum lulus sudah
menetapkan perencanaan yang akan dilakukan untuk mencapai goal mereka (goal setting),
9
Universitas Kristen Maranatha perencanaan berdasar hasil kuliah mereka pada semester sebelumnya (strategic planning).
Saat perwalian, mereka sudah merencanakan akan mengontrak mata kuliah apa saja dan target
nilai yang ingin dicapai oleh mahasiswa. Mereka sudah membuat perkiraan nilai yang harus
diperoleh saat UTS dan UAS, selain itu mahasiswa juga membuat rencana belajar baru yang
dapat membantu mereka mencapai goal nya, contohnya mahasiswa sekarang mulai membeli
bahan materi pelajaran yang diberikan oleh dosen dan membuat jadwal mengerjakan UP.
Aspek kedua dalam fase forethought adalah self motivation beliefs. Aspek ini
mengacu pada keyakinan mahasiswa yang seharusnya sudah lulus tetapi belum lulus untuk
menyelesaikan kuliah mereka (self efficacy). Mahasiswa ini memiliki keyakinan untuk dapat
lulus kuliah secepatnya, salah satu caranya dengan menyelesaikan UP. Mereka juga memiliki
harapan setelah lulus untuk bekerja dan memiliki penghasilan sendiri serta dapat
membanggakan orang tua mereka (outcome expectations). Mereka juga mengatakan bahwa
mereka memiliki minat dalam fakultas yang mereka pilih (intrinsict interest/value) dan
mereka juga melakukan usaha untuk lulus kuliah secepat mungkin (goal orientation).
Dengan adanya self motivation beliefs yang baik, akan dapat menumbuhkan keyakinan dalam
diri mahasiswa yang belum lulus untuk meyakinkan diri mereka bahwa mereka mampu
menyelesaikan UP mereka dan lulus kuliah seperti teman – teman mereka yang sudah lulus.
Fase yang kedua dalam self-regulation adalah fase performance or volitional control.
Fase ini meliputi proses – proses yang terjadi selama mahasiswa yang belum lulus berusaha
untuk mengoptimalkan usaha mereka untuk dapat mengejar ketinggalan dalam target nya
untuk lulus tepat waktu dengan menyelesaikan UP. Bentuk usaha yang dilakukan untuk
mencapai target mereka adalah mereka harus segera menyelesaikan mata kuliah UP. Aspek
pertama dari fase ini adalah self control. Dengan adanya self control dapat membantu
mahasiswa untuk tetap fokus dalam mencapai goal dan mengoptimalkan usaha mereka dalam
10
Universitas Kristen Maranatha belum lulus untuk mengarahkan diri mereka dalam proses mencapai tujuannya. Mahasiswa
yang belum lulus ini, mencoba untuk mengejar target lulus mereka dengan menyelesaikan UP
mereka dan belajar lebih baik dari pada semester sebelumnya sehingga target yang sudah
dibuat sebelumnya dapat tercapai. Mereka mulai merubah sikap mereka saat mengikuti
perkuliahan, berusaha hadir setiap mengikuti perkuliahan dan mengerjakan UP mereka sesuai
dengan perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya.
Dengan mahasiswa mampu untuk fokus dan mengarahkan diri mereka pada tujuannya,
maka mahasiswa sudah bisa melaksanakan kewajiban mereka sesuai dengan perencanaan
yang sudah dibuat untuk mencapai target mereka (self instruction). Kemampuan mereka
untuk membayangkan keberhasilan usaha yang mereka lakukan ketika sudah mengikuti
seminar (imagery), kemampuan mahasiswa untuk selalu memusatkan perhatian dalam
mencapai tujuan utama mereka saat mengerjakan UP (attention focusing), dan kemampuan
mahasiswa dalam merancang kegiatan - kegiatan apa saja yang akan dilakukan agar mencapai
hasil yang diharapkan (task strategies). Mahasiswa ini berusaha untuk tetap fokus dalam
mencapai goal mereka, beberapa ada yang mensiasati diri mereka dengan membuat kalimat
penyemangat di kamar mereka, ada yang membayangkan hal – hal yang dapat mereka
lakukan setelah lulus, seperti tidak bergantung lagi pada orang tua mereka.
Aspek kedua dalam fase ini adalah self observation. Aspek ini berisi tentang
kemampuan mahasiswa yang belum lulus untuk menelusuri aspek – aspek spesifik dari tugas
mereka, kondisi sekeliling, dan efek yang dihasilkan dari melaksanaan tugas mereka
(Zimmermann & Paulsen, 1995). Aspek ini berisi tentang kemampuan mahasiswa yang
belum lulus untuk mengingat hal – hal yang pernah dialaminya (self recording), seperti hal –
hal yang menjadi penyebab mereka belum lulus atau alasan mereka mengulang mata kuliah,
dan kemampuan mereka untuk mencoba hal – hal baru (self experimentation), seperti
11
Universitas Kristen Maranatha sendiri dalam satu hari meluangkan waktu satu jam untuk mengerjakan mata kuliah UP
mereka.
Fase ketiga dalam self-regulation adalah self reflection, dimana terdiri dari dua aspek,
yaitu self judgement dan self reaction. Aspek yang pertama, yaitu self-judgment,
melibatkan evaluasi diri atas kinerja individu dan menghubungkan penyebab signifikan
terhadap hasil kerja yang sudah dilakukan. Pada mahasiswa yang belum lulus karena tidak
mengerjakan UP, mereka melakukan evaluasi terhadap diri mereka sendiri (self evaluative).
Mereka mencari penyebab ketidak lulusan mereka, seperti mahasiswa tidak lulus karena nilai
tugas tidak memenuhi syarat atau tidak pernah mengumpulkan tugas. Ada juga mahasiswa
yang sudah absen lebih dari tiga kali sehingga dicekal dan tidak lulus atau terpengaruh
lingkungan (causal attribution). Beberapa mahasiswa membuat perencanaan baru dengan
mengontrak kembali mata kuliah yang tidak lulus adan beberapa mahasiswa membuat
perencanaan dengan tetap mengontrak mata kuliah semester selanjutnya dan yang tidak lulus
akan dikontrak saat perkuliahan remedial.
Aspek yang kedua pada fase ini adalah self reaction. Self reaction mengacu pada
derajat kepuasan atau ketidakpuasan dan pengaruh yang terkait dengan kinerja individu (self
satisfaction), dimana hal ini penting karena individu mengejar tindakan yang menghasilkan
kepuasan dan pengaruh positif, dan menghindari tindakan yang menghasilkan ketidakpuasan
dan pengaruh negatif, seperti kecemasan (Bandura, 1991). Mahasiswa yang belum lulus
tetapi sudah melakukan usaha – usaha tertentu dan berhasil dalam menyelesaikan UP, mereka
merasa puas dengan tindakan yang sudah dilakukan. Mereka merasa usaha dan perencanaan
yang sudah dibuat efektif dan memberikan pengaruh yang positif pada mahasiswa tersebut
sehingga menimbulkan keyakinan dalam diri mereka bahwa mereka bisa mencapai target
12
Universitas Kristen Maranatha Di dalam self reaction selain self satisfaction juga terdapat adaptive or defensive
inferences, merupakan kesimpulan mengenai bagaimana seseorang perlu mengubah
pendekatan self-regulatory pada usaha berikutnya untuk belajar dan bekerja. Adaptive
inferences penting karena hal tersebut mengarahkan individu pada bentuk pengaturan diri
yang baru dan secara potensial lebih baik, seperti mengubah tujuan atau memilih strategi yang
lebih efektif (Zimmerman & Martinez-Pons, 1992). Mahasiswa yang terlambat lulus karena
tidak menyelesaikan UP pada semester sebelumnya, mencoba untuk memperbaiki dengan
mengubah cara belajarnya dan membuat perencanaan baru dalam mengerjakan UP. Apabila
rencana mereka tidak mencapai hasil yang diinginkan, mereka akan tetap fokus terhadap goal
mereka dengan mencoba cara baru, seperti mahasiswa yang tidak rutin bimbingan lalu
berubah menjadi rutin mengikuti bimbingan UP.
Sebaliknya, defensive inferences terutama untuk melindungi individu dari
ketidakpuasan dan perasaan bermusuhan di masa mendatang, tetapi sayangnya defensive
inferences juga merusak keberhasilan adaptasi. Reaksi diri yang defensif mencakup
ketidakberdayaan, prokrastinasi, menghindari tugas, ketidakterlibatan kognitif, dan apatis.
Beberapa mahasiswa yang defensive akan melindungi dirinya dengan mengatakan misalnya
bahwa mereka tidak lulus mata kuliah UP karena dosen dipersulit oleh dosen pembimbing.
Mahasiswa yang memiliki self-regulation yang tinggi, akan mampu membuat perencanaan
untuk mencapai goal mereka, yaitu menyelesaikan UP sehingga bisa lulus kuliah secepatnya
(Fase Forthought), mampu melaksanakan perencanaan yang sudah dibuat dan tugas mereka
(Fase Performance or Volational Control), dan mahasiswa mampu melakukan evaluasi
terhadap hasil yang sudah mereka dapat (Fase Self Reflection).
Semua fase-fase di atas juga dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu lingkungan sosial dan
lingkungan fisik dimana kedua faktor ini saling berhubungan dan bersifat triadic antara sosial,
13
Universitas Kristen Maranatha sumber untuk meningkatkan diri dalam forethought, performance and volitional control, dan
self-reflection.
Faktor sosial, contohnya adalah orang tua, teman, dan pengajar. Peran orang tua yang
kondusif serta teman yang sudah lulus akan dijadikan modeling oleh mahasiswa yang belum
lulus untuk memotivasi mencapai goal. Misalnya, mahasiswa yang memiliki orang tua yang
selalu mendukung dan menyemangati anaknya, maka dapat menumbuhkan semangat dalam
diri mahasiswa untuk mengerahkan kemampuannya dalam mencapai goal. Dapat juga orang
tua memberi hadiah atau memuji untuk memotivasi anaknya. Peran teman juga dapat
dijadikan modelling yang memotivasi, mahasiswa yang memiliki teman yang sudah lulus,
dapat memotivasi mahasiswa tersebut untuk mengejar studi mereka yang tertinggal agar dapat
sama dengan temannya yang sudah lulus. Yang kedua adalah faktor fisik, misalnya kesadaran
mahasiswa akan peran dan tugasnya serta fasilitas yang menunjang mahasiswa. Dengan
mahasiswa yang sadar akan tugas dan perannya, diharapkan mahasiswa akan lebih fokus
dalam pencapaian goal mereka. Misalnya, mahasiswa yang belum lulus diharapkan sadar
akan keterlambatan mereka dan belajar lebih rajin setiap ujian dan menyelesaikan UP mereka.
Mahasiswa yang mampu menggunakan sumber daya lingkungan fisik dan sosial, akan
membantu mahasiswa dalam meregulasi diri mereka dan mempermudah mereka dalam
14
Tugas dan Tanggung Jawab Mahasiswa
Self-15
Universitas Kristen Maranatha
1.6 Asumsi
Mahasiswa Psikologi Universitas “X” Bandung memiliki kemampuan self regulation
akademik meliputi fase forethought, performance or volitional control, dan self reflection
yang berbeda – beda.
52
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasar hasil pengolahan data dan pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang sudah kuliah lebih dari 5
tahun dan mengontrak UP lebih dari 4 semester belum lulus, memiliki kemampuan
self-regulation dalam akademik yang tinggi sebanyak 56,7 % sedangkan mahasiswa yang
memiliki self-regulation rendah dalam akademik sebanyak 43,3%.
2. Faktor pekerjaan membuat self-regulation yang tinggi tidak dapat berfungsi dengan baik
pada bidang akademik, sehingga mahasiswa menjadi tidak fokus dalam menjalani
perkuliahan karena memilih untuk bekerja dan mengakibatkan keterlambatan lulus kuliah.
3. Penghayatan yang positif terhadap lingkungan sosial dan fisik yang ada ternyata tidak
memiliki kontribusi yang nyata dengan self-regulation yang dimiliki oleh mahasiswa.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Teoritis
Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai self-regulation,
khususnya dalam bidang pendidikan agar lebih melengkapi data penunjang sehingga hasil
tabulasi silang akan lebih lengkap.
5.2.2 Saran Praktis
1. Bagi mahasiswa, khususnya yang sudah kuliah lebih dari 5 tahun belum lulus dan
53
Universitas Kristen Maranatha dimiliki dan manfaatnya dalam proses penyelesaian studinya. Bagi mahasiswa dengan
self-regulation tinggi untuk lebih fokus dalam kegiatan kuliah dengan memilih untuk
terlibat aktif dalam kegiatan kuliah dari pada bekerja sehingga target untuk lulus
secepatnya dapat tercapai. Bagi mahasiswa dengan self-regulation rendah, memberikan
masukan untuk mengembangkan kemampuan self-regulation yang dimiliki dengan
menentukan target goal yang disesuaikan dengan kemampuan diri dan mampu
dilaksanakan sehingga dapat membantu mahasiswa lulus kuliah secepatnya.
2. Bagi fakultas dan dosen, khususnya dosen pembimbing dan dosen wali hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk membangun kemampuan self-regulation
mahasiswa dalam bidang akademik, seperti ketika perwalian membantu mahasiswa
membuat target nilai yang harus dicapai mahasiswa yang sudah kuliah 5 tahun atau lebih
dan masih mengontrak UP, khususnya yang sudah lebih dari 4 semester agar mereka dapat
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF-REGULATION PADA
MAHASISWA YANG MENGONTRAK UP LEBIH DARI 4
SEMESTER
FAKULTAS PSIKOLOGI UNVERSITAS “X”
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha Bandung
Oleh :
ALBERT CHANDRA NRP : 0733003
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN
Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Albert Chandra
NRP : 0733003
Fakultas : Psikologi
Menyatakan bahwa laporan penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri
dan bukan duplikasi dari orang lain.
Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya
bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala konsekuensi sesuai dengan peraturan
Menteri Pendidikan Nasional RI No. 17 Tahun 2010.
Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Bandung, Januari 2016
ALBERT CHANDRA
iv
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN
Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Albert Chandra
NRP : 0733003
Fakultas : Psikologi
menyatakan bahwa:
1. Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right)
atas karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI
SELF-REGULATION PADA MAHASISWA YANG MENGONTRAK UP LEBIH DARI 4
SEMESTER FAKULTAS PSIKOLOGI UNVERSITAS “X” BANDUNG.
2. Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalihmediakan/
mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
mendistribusikannya dan menampilkan/ mempublikasikannya dalam bentuk softcopy untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/ pencipta.
3. Saya bersedia menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Kristen
Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak
Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Bandung, Januari 2016
ALBERT CHANDRA
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya proposal penelitian ini dapat terselesaikan. Proposal penelitian ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Maranatha Bandung, dengan judul “Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung”.
Selama proses penyusunan proposal penelitian ini, peneliti mendapatkan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. Yuspendi, M.Psi., M.Pd., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Kristen Maranatha.
2. Drs. R. Sanusi Soesanto, M.Psi., Psikolog, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan arahan dan masukkan kepada peneliti. Peneliti juga mengucapkan banyak
terima kasih atas waktu yang telah diluangkan serta dukungan semangat yang diberikan
kepada peneliti selama menyelesaikan proposal penelitian ini.
3. Windu Wulan Sari, S.Psi., Psikolog, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah
banyak memberikan arahan serta saran kepada peneliti. Peneliti juga mengucapkan banyak
terima kasih atas segala dukungan, waktu, serta bimbingan yang telah diberikan kepada
peneliti selama menyelesaikan proposal penelitian ini.
4. Para responden survey awal yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
diwawancarai dan memberikan banyak informasi kepada peneliti.
5. Orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangat kepada
vi
6. Lidya Lustoyo Putrajaya, yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk
mengerjakan penelitian ini.
7. Yohan S., Christian Iskandar, Laurencius Lierry, Daniel W., Tommy R., Yusman Permana,
Julius, Shiela, Cicelia serta teman – teman lainnya yang telah bersedia untuk membantu
dan mendengarkan keluhan dari peneliti dan bersedia untuk memberikan saran kepada
peneliti serta memberikan dukungan dan motivasi kepada peneliti.
8. Erwin Setiawan, Akilla, Tirta W. Chandra, Amelia, Tina, Priska, Yacob, Evi, Andri,
Hanni, Adeline, Novi, Gladys, Heda dan teman – teman lainnya yang telah menjadi
sahabat peneliti dan memberikan semangat dalam mengerjakan penelitian ini juga memberi
dukungan dan saran.
9. Kepada seluruh teman dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
mendukung dan membantu dalam menyelesaikan tugas metodologi penelitian ini.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan keterbatasan, baik dari segi isi maupun dari segi penyajiannya. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan untuk perbaikan proposal
penelitian ini kedepannya. Akhir kata peneliti berharap agar proposal penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan pihak – pihak lain yang membutuhkan. Terima kasih.
Bandung, Januari 2016
54
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Boekaerts, Monique; Pintrich, Paul. R. Aeider, Moshe. (2002). Handbook of Self –
Regulation. California, USA: Academic Press.
Lemme, B.H. (1995). Development in Adulthood. Boston : Allyn & Bacon.
Freidenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing : Design, Analysis. And Use. USA: Allyn & Bacon.
Nazir, M. (1988). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
55
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
Belinda. Survey Mengenai Self Regulation Akademik Pada Mahasiswa Psikologi Angkatan
2002 di Universitas “X” Bandung. Skripsi : Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Maranatha.
Agustina, S. Studi Deskriptif Mengenai Self Regulation Akademik Pada Siswa/I Kelas 2 SMU
“X” di Bandung. Skripsi : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
Apriliani Gita Fitria. 29/10/2013. Bank Dunia: Sanitasi di Indonesia Masih Buruk.
www.tempo.co. Diunduh pada tanggal 1/11/2013. Pada pukul 21:45.
Muhammad Badai Anugrah . 12/12/2013. Indonesia Kaya Tapi Miskin.
www.lifestyle.kompasiana.com. Diunduh pada tanggal 23/12/2013. Pada pukul 09:05.
_________. 2013. www.kamusbahasaindonesia.org. Diunduh pada tanggal 10/10/2013. Pada pukul 09.15.
_________. 2013. www.zkarnain.tripod.com. Diunduh pada tanggal 25/10/2013. Pada pukul 20.00.
_________. 2013. www.bahasa.cs.ui.ac.id. Diunduh pada tanggal 10/10/2013. Pada pukul 08.30.
_________. 2013. www.psikologi-maranatha.com. Diunduh pada tanggal 5/11/2013. Pada pukul 09.00.