• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation pada Mahasiswa yang Mengontrak UP Lebih dari 4 Semester Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation pada Mahasiswa yang Mengontrak UP Lebih dari 4 Semester Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

vii

Universitas Kristen Maranatha Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai self regulation pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sudah kuliah lebih dari empat tahun dan belum lulus, khususnya mahasiswa yang sudah mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari

empat kali di Universitas “X” Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan mengunakan teknik survey. Variabel penelitian ini adalah self regulation. Teknik pengambilan data dilakukan pada seluruh populasi mahasiswa Fakultas Psikologi yang sudah mengontrak mata

kuliah Usulan Penelitian lebih dari empat kali di Universitas “X” kota Bandung, yang

berjumlah 30 orang.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan kuesioner self-regulation dari Zimmerman (Boekarts, 2002). Validitas dilakukan dengan menggunakan metode construct validity dan diperoleh validitas berkisar antara 0,327-0,589 dimana item dikatakan valid dan dapat digunakan. sedangkan reliabilitasnya sebesar 0,725 dengan menggunakan metode Alpha Cronbach pada program SPSS.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah mahasiswa yang sudah kuliah lebih dari empat tahun dan belum lulus terbagi menjadi 56,7% mahasiswa memiliki self regulation dengan kategori tinggi. Kategori dengan self regulation rendah ada 43,3%.

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih lanjut mengenai fase

performance or volitional control dari mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”

(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha Abstract

This research was conducted to get a picture of self-regulation on the students of the Faculty of Psychology in college more than four years and has not yet passed, especially students who had contracted Proposed research subjects more than four times in the University "X" Bandung.

The method used in this research is descriptive by using survey techniques. The variables of this study is self regulation. Data collection techniques performed on the entire population of students of the Faculty of Psychology who had contracted Proposed research subjects more than four times in the University "X" in Bandung, totaling 30 people.

Measuring instrument used in this study is a questionnaire, which was be modified by researchers based on the questionnaire of self-regulation of Zimmerman (Boekarts, 2002). The validity of using the method of construct validity and obtained validity ranged from 0.327 to 0.589 where the item is said to be valid and can be used. whereas the reliability of 0.725 using Cronbach Alpha method in SPSS.

The results obtained from this study are students who are in college more than four years and have not graduated divided into 56.7% of the students have high self regulation by category. Categories with low self regulation there is 43.3%.

(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Maksud Penelitian ... 5

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 6

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 6

1.5 Kerangka Pemikiran ... 6

(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Self-Regulation ... 16

2.1.1 Definisi Triadic dari Self-Regulation ... 16

2.1.2 Struktur dari Sistem Self Regulatory ... 18

2.1.3 Pengaruh Sosial dan Lingkungan Terhadap Self-Regulation ... 25

2.1.4 Disfungsi Dalam Self-Regulation ... 26

2.1.5 Perkembangan Keterampilan Self-Regulation ... 28

2.2 Dewasa Awal ... 29

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32

3.3.1 Variabel Penelitian ... 32

3.4.6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 37

(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

3.4.6.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 38

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 39

3.5.1 Populasi Sasaran ... 39

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 39

3.6 Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden ... 40

4.1.1 Berdasar Angkatan ... 40

4.1.2 Berdasar Usia ... 41

4.1.3 Berdasar SKS ... 41

4.2 Hasil Penelitian ... 42

4.2.1 Gambaran Hasil Penelitian Self Regulation ... 42

4.2.2 Gambaran Tabulasi Silang Antara Self Regulation Dengan Forethought ... 43

4.2.3 Gambaran Tabulasi Silang Antara Self Regulation dengan Performance or Volitional Control ... 44

4.2.4 Gambaran Tabulasi Silang Antara Self Regulation dengan Self Reflection ... 45

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 52

5.2 Saran ... 52

(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Praktis ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

DAFTAR RUJUKAN ... 55

(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran ... 14

Bagan 2.1 Triadic Forms Of Self Regulation ... 17

Bagan 2.2 Cyclical Phases Of Self-Regulation ... 18

(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Phase Structure and Subprocesses of Self-Regulation ... 19

Tabel 2.2 Level Perkembangan Keterampilan Pengaturan Diri ... 28

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur ... 35

Tabel 3.2 Sistem Penilaian ... 36

Tabel 4.1 Persentase Angkatan ... 40

Tabel 4.2 Persentase Usia ... 41

Tabel 4.3 Berdasar Jumlah SKS Yang Sudah Ditempuh ... 41

Tabel 4.4 Persentase Self Regulation ... 42

Tabel 4.5 Gambaran Tabulasi Silang Antara Self Regulation dengan Forethought ... 43

Tabel 4.6 Gambaran Tabulasi Silang Antara Self Regulation Dengan Performance or Volitional Control ... 44

(9)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Self Regulation ... L-1

Lampiran II Kisi – kisi Alat Ukur ... L-11

Lampiran III Hasil Validitas dan Reliabilitas ... L-17

Lampiran IV Hasil Data Utama ... L-20

Lampiran V Tabulasi Silang Data Utama dengan Data Penunjang Self Regulation ... L-24

(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan, menurut Kamus Bahasa Indonesia, proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.

(http://kamusbahasaindonesia.org, diakses 10 Oktober 2013). Menurut UU No.20 tahun 2003

tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan sendiri diperoleh melalui jenjang pendidikan

yang dimulai dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA sampai universitas atau juga biasa disebut

dengan perguruan tinggi. ( http://zkarnain.tripod.com, diakses 25 Oktober 2013).

Pengertian universitas itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen

Pendidikan Nasional, yaitu perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang

menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu

tertentu. (http://bahasa.cs.ui.ac.id, diakses 10 Oktober 2013). Melalui pendidikan di

perguruan tinggi atau universitas, akan dihasilkan calon – calon yang siap kerja yang akan

membangun bangsa ini. Para peserta didik atau murid dalam suatu universitas biasa disebut

dengan mahasiswa. Mahasiswa dalam universitas ini berasal dari berbagai macam latar

belakang yang berbeda, diantaranya berbeda daerah asal, ekonomi, dan budaya. Dengan

adanya perbedaan daerah asal dan budaya, menuntut mahasiswa untuk beradaptasi dalam

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha kelancaran berlangsungnya proses belajar mengajar dan dalam membangun relasi dengan

teman perkuliahan yang baru. Latar belakang ekonomi juga turut berpengaruh dalam

kelancaran proses perkuliahan. Mahasiswa dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas,

dapat memperlancar proses perkuliahan, seperti dapat membayar perkuliahan tepat waktu dan

memenuhi kebutuhan fasilitas yang diperlukan untuk kuliah, walaupun tidak menjamin

kesuksesannya. Pada tingkat universitas, mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses

belajar mengajar. Mahasiswa diharapkan untuk memiliki rasa tanggung jawab yang lebih

baik karena mahasiswa sudah dianggap dewasa. Salah satu tanggung jawab mahasiswa dalam

menjalankan perannya adalah untuk berusaha lulus tepat waktu sesuai dengan kurikulum.

Universitas “X” merupakan universitas swasta yang berada di kota Bandung, yang

sudah berdiri sejak tahun 1965 dan saat ini memiliki 9 fakultas, salah satunya fakultas

psikologi. Fakultas Psikologi semenjak berdiri sampai dengan saat ini, sudah banyak

menghasilkan lulusan sarjana, dan beberapa ada yang mengabdikan dirinya untuk menjadi

pengajar. Fakultas Psikologi Universitas “X” juga turut menyediakan fasilitas yang

menunjang untuk membantu mahasiswanya dalam kelancaran proses belajar mengajar, seperti

ruang kasuistik yang digunakan untuk pengambilan data, laboratorium perkembangan,

laboratorium klinis. (http://psikologi-maranatha.com, diakses 5 November 2013)

Menurut kurikulum fakultas psikologi universitas “X”, materi perkuliahan dibagi

menjadi 2, yaitu perkuliahan teori dan praktikum. Disamping itu ada mata kuliah umum,

wajib, dan pilihan. Untuk lulus sarjana, mahasiswa harus menyelesaikan 144 – 156 SKS.

Batas waktu studi mahasiswa adalah 4 tahun atau 8 semester. (http://www.dikti.go.id, diakses

5 November 2013). Dalam kenyataannya, masih ada mahasiswa yang belum lulus meskipun

sudah menempuh kuliah lebih dari 8 semester dan masih mengontrak mata kuliah UP.

Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian administrasi fakultas psikologi universias “X”

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha mengontrak UP, mulai dari angkatan 2004 berjumlah sebanyak 12 orang. Tahun 2005

berjumlah sebanyak 25 orang, tahun 2006 berjumlah sebanyak 29 orang, tahun 2007

berjumlah sebanyak 108 orang, dan tahun 2008 berjumlah sebanyak 146 orang. Keseluruhan

mahasiswa tersebut masih dalam status aktif kuliah dan sedang mengontrak mata kuliah UP

(Usulan Penelitian), beberapa masih ada yang harus mengikuti kuliah di dalam kelas. Mata

kuliah UP menuntut mahasiswa untuk aktif, karena berbeda dengan mata kuliah lain yang

sudah terjadwal secara pasti. Mahasiswa harus mengatur waktunya untuk bimbingan dengan

dosen, untuk itu mahasiswa harus aktif menghubungi dosen mencari buku teori yang

dibutuhkan dan meminta ijin untuk pengambilan data. Keberhasilan/kelulusan mata kuliah

UP ditandai dengan seminar UP, sesudahnya akan berlanjut dengan mata kuliah skripsi.

Mahasiswa yang mengambil mata kuliah UP umumnya berada pada tahap perkembangan

dewasa awal. Pada tahap ini muncul keinginan yang kuat untuk bekerja dan mendapatkan

penghasilan, membentuk keluarga.

Berdasar survey awal pada 15 orang mahasiswa yang sudah menempuh kuliah 8

semester atau lebih dan masih mengontrak UP diperoleh data, sebanyak 60% mahasiswa

belum lulus kuliah dikarenakan jarang mengikuti perkuliahan dan menunda mengerjakan UP.

Alasan mahasiswa tersebut tidak mengikuti perkuliahan dikarenakan di kelas tersebut tidak

memiliki teman yang berasal dari satu angkatan, akibatnya mahasiswa tersebut dicekal.

Alasan lain mahasiswa yang belum lulus adalah menunda mengerjakan UP mereka. Sebanyak

26,7% mahasiswa belum lulus karena harus bekerja sehingga ada beberapa mata kuliah yang

ditunda untuk dikontrak atau mengambil cuti untuk bekerja sehingga kegiatan perkuliahan

mereka terhambat termasuk dalam mengerjakan UP. Sebesar 13,3% mahasiswa yang

terlambat lulus dikarenakan sakit yang membutuhkan istirahat total, sehingga harus

mengambil cuti kuliah untuk beberapa waktu tertentu. Dari data diatas, mahasiswa yang tidak

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha yang memilih bekerja terkesan kurang memiliki perencanaan dalam studi, atau dengan kata

lain mereka kurang dapat meregulasi diri (self-regulation).

Semua mahasiswa tersebut menyatakan bahwa mereka harus lulus sebelum terkena

sanksi yang diberlakukan oleh fakultas. Sanksinya adalah setelah 7 tahun kuliah dan belum

menyelesaikan skripsi, mahasiswa diminta untuk mengundurkan diri, atau mahasiswa yang

sudah 5 tahun kuliah dan belum mengontrak mata kuliah UP (Sesuai dengan SK Dekan

Fakultas Psikologi Universitas “X”, nomor 0058/SK/FP/UKM/IX/12 tentang waktu

penyelesaian studi). Sanksi tersebut tidak akan berpengaruh pada mahasiswa jika mereka

memiliki self-regulation yang baik. Dengan adanya self-regulation, mahasiswa diharapkan

mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilakunya dalam perkuliahan dimana hal itu

membantu untuk dapat lulus kuliah secepatnya, khususnya dalam menyelesaikan mata kuliah

UP.

Menurut Bandura, 1986 pandangan sosial kognitif mengenai self-regulation, adalah

merujuk kepada pemikiran, perasaan, dan tindakan yang muncul dari diri sendiri, yang

direncanakan dan secara berulang disesuaikan untuk meraih tujuan pribadi. Menurut

Bandura, untuk mencapai goal, diperoleh melalui 3 fase, yaitu forethought, performance or

volitional control, dan self reflection.

Fase pertama tentang forethought terdiri dari task analysis dan self motivational belief

yang berisi tentang perencanaan mencapai goal. Pada fase kedua, tentang performance or

volitional control yang dibagi menjadi self control dan self observation. Proses ini berisi

tentang usaha yang dilakukan untuk mencapai goal, dilihat melalui usaha yang dilakukan

untuk mencapai goal. Dan fase ketiga, tentang self reflection yang dibagi menjadi self

judgement dan self reaction yang berisi tentang evaluasi atau penilaian terhadap hasil kerja

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha Secara khusus perspektif sosial kognitif memandang self regulation sebagai suatu

interaksi antara proses personal, behavior, dan environment yang bersifat triadic (saling

bergantungan). Self regulation dilihat sebagai suatu siklus, karena adanya feedback dari

tingkah laku sebelumnya digunakan untuk membuat penyesuaian tindakan yang akan

dilakukan saat ini dan tindakan di masa yang akan datang.

Dari hasil uraian di atas, menggambarkan tentang pentingnya self-regulation yang

harus dimiliki oleh mahasiswa. Dengan memiliki self-regulation, mahasiswa dapat

mengontrol dirinya dan mensiasati diri mereka dalam hal pikiran, perasaan, dan perilaku yang

semua itu dapat digunakan untuk membantu mahasiswa lulus kuliah dengan mengerjakan UP

mereka. Dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran self-regulation

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” di Bandung, khususnya yang sudah berkuliah

8 semester atau lebih dan masih mengontrak UP.

1.2 Identifikasi Masalah

Peneliti ingin mengetahui tentang gambaran self regulation pada mahasiswa psikologi

yang mengontrak mata kuliah UP lebih dari 4 semester di universitas “X” kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran mengenai forethought,

performance or volitional control, dan self reflection pada mahasiswa psikologi yang

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sejauh mana kemampuan

self-regulation yang dimiliki oleh mahasiswa psikologi yang sudah mengontrak mata kuliah UP

lebih dari 4 semester di Universitas “X” kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Memberikan masukan dalam pengembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi

pendidikan yang berkaitan dengan self-regulation.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Memberi informasi mengenai self-regulation yang dimiliki oleh mahasiswa psikologi

yang belum lulus kuliah dan sudah mengontrak mata kuliah UP lebih dari 4 semester, agar

informasi ini dapat berguna bagi dosen pengajar untuk meningkatkan regulasi diri mahasiswa

dan dapat membantu mereka untuk mencapai target lulus secepatnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Universitas “X” merupakan universitas swasta yang memiliki 9 fakultas. Salah

satunya adalah fakultas psikologi. Dalam suatu fakultas, di dalamnya ada mahasiswa yang

mengikuti perkuliahan. Mahasiswa tersebut terdiri dalam beberapa angkatan, dimana dalam

angkatan tersebut seharusnya ada yang sudah lulus. Dalam kenyataannya masih terdapat

mahasiswa yang seharusnya sudah lulus atau idealnya sudah menempuh 4 tahun kuliah (8

semester) tetapi masih belum lulus.

Mahasiswa secara pribadi memiliki kewajiban – kewajiban dan tanggung jawab

(16)

7

Universitas Kristen Maranatha secepatnya. Mahasiswa ini ada yang belum lulus kuliah dikarenakan beberapa alasan, antara

lain mahasiswa malas untuk mengikuti kegiatan kuliah di dalam kelas karena tidak ada teman,

ada yang cuti kuliah untuk bekerja, ada juga yang dikarenakan sakit, dimana harus mengambil

cuti kuliah. Umumnya mahasiswa ini memiliki keinginan untuk bisa lulus kuliah secepatnya

dan itu menjadi target mereka saat ini. Mahasiswa yang sedang mengontrak UP umumnya

berada dalam tahap perkembangan dewasa awal, dimana salah satu tugas dari tahap

perkembangannya adalah mulai meniti karir atau mandiri secara ekonomi (Havighurst dalam

Lemme, 1995), sehingga kondisi ini sering membuat mahasiswa tidak fokus untuk

menyelesaikan studinya. Mahasiswa ini perlu memiliki self-regulation, dikarenakan untuk

menyelesaikan UP diperlukan kemampuan untuk mengontrol pikiran, perasaan, dan tindakan

mereka agar dapat mencapai tujuan, yaitu lulus studi.

Dalam kehidupan nyata, mahasiswa untuk dapat lulus kuliah tepat waktu memerlukan

pikiran, perasaan, dan tindakan, dimana semua itu ada dalam self-regulation. Dengan

mahasiswa yang memiliki self-regulation, mereka akan dapat mengontrol diri mereka untuk

tetap fokus dalam pencapaian goal, dimana hal itu dapat membantu mereka untuk mencapai

goal atau target yang mereka tentukan, yaitu menyelesaikan UP agar dapat lulus kuliah

secepatnya. Pengertian self-regulation adalah merujuk kepada pemikiran, perasaan, dan

tindakan yang muncul dari diri sendiri, yang direncanakan dan secara berulang disesuaikan

untuk meraih tujuan pribadi.

Self-regulation digambarkan sebagai suatu siklus karena umpan balik dari kinerja

sebelumnya digunakan untuk membuat penyesuaian selama usaha saat ini. Penyesuaian juga

diperlukan karena faktor diri pribadi, tingkah laku, dan lingkungan terus-menerus berubah

selama proses belajar dan kinerja, dan harus diamati atau dipantau menggunakan tiga siklus

kinerja yang berorientasi pada diri. Pada mahasiswa fakultas psikologi universitas “X”,

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha kegiatan perkuliahan mereka dengan baik dan menyelesaikan UP mereka. Mahasiswa akan

dapat mengendalikan fungsi pemikiran mereka untuk mencapai target lulus mereka.

Mahasiswa juga akan mampu untuk mengendalikan perasaan mereka, dimana hal ini juga

diperlukan oleh mahasiswa untuk membantu mereka dalam proses mencapai target dalam

perkuliahan. Dengan adanya kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan perasaan, maka

mahasiswa akan dapat menunjukan perilaku kondusif yang sesuai, dimana perilaku yang

ditunjukan akan dapat membantu mereka untuk mencapai goal mereka, yaitu lulus kuliah

secepatnya. Untuk bisa lulus kuliah, mahasiswa harus menyelesaikan mata kuliah UP sebagai

syarat untuk dapat mengontrak skripsi.

Proses self-regulation ini memiliki kesamaan dengan sistem perkuliahan SKS. Hal ini

terlihat pada fase forethought, ketika perwalian mahasiswa merencanakan mata kuliah apa

saja yang akan dikontrak dan berapa banyak SKS yang akan diambil dalam 1 semester

perkuliahan. Pada fase kedua, yaitu performance or volitional control, usaha apa saja yang

dilakukan oleh mahasiswa untuk mencapai goal mereka selama 1 semester perkuliahan.

Dan fase ketiga adalah self reflection, berisi tentang evaluasi kembali atau penilaian kembali

terhadap hasil kerja yang telah dilakukan selama satu semester.

Menurut sudut pandang sosial kognitif, kemampuan self-regulation terdiri dari tiga

fase yang triadic, yaitu fase forethought, fase performance or volitional control, dan fase self

reflection.(D. H. Schunk & B. J. Zimmermann, 1998 dalam Boekaerts, 2002). Fase pertama

dalam self-regulation adalah fase forethought atau perencanaan. Fase ini dibagi lagi menjadi

dua aspek, yaitu task analysis dan self motivation beliefs. Task analysis mengacu pada

langkah – langkah yang akan dilakukan untuk mencapai goal sesuai dengan yang diharapkan.

Pada mahasiswa fakultas psikologi universitas “X”, mahasiswa yang belum lulus sudah

menetapkan perencanaan yang akan dilakukan untuk mencapai goal mereka (goal setting),

(18)

9

Universitas Kristen Maranatha perencanaan berdasar hasil kuliah mereka pada semester sebelumnya (strategic planning).

Saat perwalian, mereka sudah merencanakan akan mengontrak mata kuliah apa saja dan target

nilai yang ingin dicapai oleh mahasiswa. Mereka sudah membuat perkiraan nilai yang harus

diperoleh saat UTS dan UAS, selain itu mahasiswa juga membuat rencana belajar baru yang

dapat membantu mereka mencapai goal nya, contohnya mahasiswa sekarang mulai membeli

bahan materi pelajaran yang diberikan oleh dosen dan membuat jadwal mengerjakan UP.

Aspek kedua dalam fase forethought adalah self motivation beliefs. Aspek ini

mengacu pada keyakinan mahasiswa yang seharusnya sudah lulus tetapi belum lulus untuk

menyelesaikan kuliah mereka (self efficacy). Mahasiswa ini memiliki keyakinan untuk dapat

lulus kuliah secepatnya, salah satu caranya dengan menyelesaikan UP. Mereka juga memiliki

harapan setelah lulus untuk bekerja dan memiliki penghasilan sendiri serta dapat

membanggakan orang tua mereka (outcome expectations). Mereka juga mengatakan bahwa

mereka memiliki minat dalam fakultas yang mereka pilih (intrinsict interest/value) dan

mereka juga melakukan usaha untuk lulus kuliah secepat mungkin (goal orientation).

Dengan adanya self motivation beliefs yang baik, akan dapat menumbuhkan keyakinan dalam

diri mahasiswa yang belum lulus untuk meyakinkan diri mereka bahwa mereka mampu

menyelesaikan UP mereka dan lulus kuliah seperti teman – teman mereka yang sudah lulus.

Fase yang kedua dalam self-regulation adalah fase performance or volitional control.

Fase ini meliputi proses – proses yang terjadi selama mahasiswa yang belum lulus berusaha

untuk mengoptimalkan usaha mereka untuk dapat mengejar ketinggalan dalam target nya

untuk lulus tepat waktu dengan menyelesaikan UP. Bentuk usaha yang dilakukan untuk

mencapai target mereka adalah mereka harus segera menyelesaikan mata kuliah UP. Aspek

pertama dari fase ini adalah self control. Dengan adanya self control dapat membantu

mahasiswa untuk tetap fokus dalam mencapai goal dan mengoptimalkan usaha mereka dalam

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha belum lulus untuk mengarahkan diri mereka dalam proses mencapai tujuannya. Mahasiswa

yang belum lulus ini, mencoba untuk mengejar target lulus mereka dengan menyelesaikan UP

mereka dan belajar lebih baik dari pada semester sebelumnya sehingga target yang sudah

dibuat sebelumnya dapat tercapai. Mereka mulai merubah sikap mereka saat mengikuti

perkuliahan, berusaha hadir setiap mengikuti perkuliahan dan mengerjakan UP mereka sesuai

dengan perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya.

Dengan mahasiswa mampu untuk fokus dan mengarahkan diri mereka pada tujuannya,

maka mahasiswa sudah bisa melaksanakan kewajiban mereka sesuai dengan perencanaan

yang sudah dibuat untuk mencapai target mereka (self instruction). Kemampuan mereka

untuk membayangkan keberhasilan usaha yang mereka lakukan ketika sudah mengikuti

seminar (imagery), kemampuan mahasiswa untuk selalu memusatkan perhatian dalam

mencapai tujuan utama mereka saat mengerjakan UP (attention focusing), dan kemampuan

mahasiswa dalam merancang kegiatan - kegiatan apa saja yang akan dilakukan agar mencapai

hasil yang diharapkan (task strategies). Mahasiswa ini berusaha untuk tetap fokus dalam

mencapai goal mereka, beberapa ada yang mensiasati diri mereka dengan membuat kalimat

penyemangat di kamar mereka, ada yang membayangkan hal – hal yang dapat mereka

lakukan setelah lulus, seperti tidak bergantung lagi pada orang tua mereka.

Aspek kedua dalam fase ini adalah self observation. Aspek ini berisi tentang

kemampuan mahasiswa yang belum lulus untuk menelusuri aspek – aspek spesifik dari tugas

mereka, kondisi sekeliling, dan efek yang dihasilkan dari melaksanaan tugas mereka

(Zimmermann & Paulsen, 1995). Aspek ini berisi tentang kemampuan mahasiswa yang

belum lulus untuk mengingat hal – hal yang pernah dialaminya (self recording), seperti hal –

hal yang menjadi penyebab mereka belum lulus atau alasan mereka mengulang mata kuliah,

dan kemampuan mereka untuk mencoba hal – hal baru (self experimentation), seperti

(20)

11

Universitas Kristen Maranatha sendiri dalam satu hari meluangkan waktu satu jam untuk mengerjakan mata kuliah UP

mereka.

Fase ketiga dalam self-regulation adalah self reflection, dimana terdiri dari dua aspek,

yaitu self judgement dan self reaction. Aspek yang pertama, yaitu self-judgment,

melibatkan evaluasi diri atas kinerja individu dan menghubungkan penyebab signifikan

terhadap hasil kerja yang sudah dilakukan. Pada mahasiswa yang belum lulus karena tidak

mengerjakan UP, mereka melakukan evaluasi terhadap diri mereka sendiri (self evaluative).

Mereka mencari penyebab ketidak lulusan mereka, seperti mahasiswa tidak lulus karena nilai

tugas tidak memenuhi syarat atau tidak pernah mengumpulkan tugas. Ada juga mahasiswa

yang sudah absen lebih dari tiga kali sehingga dicekal dan tidak lulus atau terpengaruh

lingkungan (causal attribution). Beberapa mahasiswa membuat perencanaan baru dengan

mengontrak kembali mata kuliah yang tidak lulus adan beberapa mahasiswa membuat

perencanaan dengan tetap mengontrak mata kuliah semester selanjutnya dan yang tidak lulus

akan dikontrak saat perkuliahan remedial.

Aspek yang kedua pada fase ini adalah self reaction. Self reaction mengacu pada

derajat kepuasan atau ketidakpuasan dan pengaruh yang terkait dengan kinerja individu (self

satisfaction), dimana hal ini penting karena individu mengejar tindakan yang menghasilkan

kepuasan dan pengaruh positif, dan menghindari tindakan yang menghasilkan ketidakpuasan

dan pengaruh negatif, seperti kecemasan (Bandura, 1991). Mahasiswa yang belum lulus

tetapi sudah melakukan usaha – usaha tertentu dan berhasil dalam menyelesaikan UP, mereka

merasa puas dengan tindakan yang sudah dilakukan. Mereka merasa usaha dan perencanaan

yang sudah dibuat efektif dan memberikan pengaruh yang positif pada mahasiswa tersebut

sehingga menimbulkan keyakinan dalam diri mereka bahwa mereka bisa mencapai target

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha Di dalam self reaction selain self satisfaction juga terdapat adaptive or defensive

inferences, merupakan kesimpulan mengenai bagaimana seseorang perlu mengubah

pendekatan self-regulatory pada usaha berikutnya untuk belajar dan bekerja. Adaptive

inferences penting karena hal tersebut mengarahkan individu pada bentuk pengaturan diri

yang baru dan secara potensial lebih baik, seperti mengubah tujuan atau memilih strategi yang

lebih efektif (Zimmerman & Martinez-Pons, 1992). Mahasiswa yang terlambat lulus karena

tidak menyelesaikan UP pada semester sebelumnya, mencoba untuk memperbaiki dengan

mengubah cara belajarnya dan membuat perencanaan baru dalam mengerjakan UP. Apabila

rencana mereka tidak mencapai hasil yang diinginkan, mereka akan tetap fokus terhadap goal

mereka dengan mencoba cara baru, seperti mahasiswa yang tidak rutin bimbingan lalu

berubah menjadi rutin mengikuti bimbingan UP.

Sebaliknya, defensive inferences terutama untuk melindungi individu dari

ketidakpuasan dan perasaan bermusuhan di masa mendatang, tetapi sayangnya defensive

inferences juga merusak keberhasilan adaptasi. Reaksi diri yang defensif mencakup

ketidakberdayaan, prokrastinasi, menghindari tugas, ketidakterlibatan kognitif, dan apatis.

Beberapa mahasiswa yang defensive akan melindungi dirinya dengan mengatakan misalnya

bahwa mereka tidak lulus mata kuliah UP karena dosen dipersulit oleh dosen pembimbing.

Mahasiswa yang memiliki self-regulation yang tinggi, akan mampu membuat perencanaan

untuk mencapai goal mereka, yaitu menyelesaikan UP sehingga bisa lulus kuliah secepatnya

(Fase Forthought), mampu melaksanakan perencanaan yang sudah dibuat dan tugas mereka

(Fase Performance or Volational Control), dan mahasiswa mampu melakukan evaluasi

terhadap hasil yang sudah mereka dapat (Fase Self Reflection).

Semua fase-fase di atas juga dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu lingkungan sosial dan

lingkungan fisik dimana kedua faktor ini saling berhubungan dan bersifat triadic antara sosial,

(22)

13

Universitas Kristen Maranatha sumber untuk meningkatkan diri dalam forethought, performance and volitional control, dan

self-reflection.

Faktor sosial, contohnya adalah orang tua, teman, dan pengajar. Peran orang tua yang

kondusif serta teman yang sudah lulus akan dijadikan modeling oleh mahasiswa yang belum

lulus untuk memotivasi mencapai goal. Misalnya, mahasiswa yang memiliki orang tua yang

selalu mendukung dan menyemangati anaknya, maka dapat menumbuhkan semangat dalam

diri mahasiswa untuk mengerahkan kemampuannya dalam mencapai goal. Dapat juga orang

tua memberi hadiah atau memuji untuk memotivasi anaknya. Peran teman juga dapat

dijadikan modelling yang memotivasi, mahasiswa yang memiliki teman yang sudah lulus,

dapat memotivasi mahasiswa tersebut untuk mengejar studi mereka yang tertinggal agar dapat

sama dengan temannya yang sudah lulus. Yang kedua adalah faktor fisik, misalnya kesadaran

mahasiswa akan peran dan tugasnya serta fasilitas yang menunjang mahasiswa. Dengan

mahasiswa yang sadar akan tugas dan perannya, diharapkan mahasiswa akan lebih fokus

dalam pencapaian goal mereka. Misalnya, mahasiswa yang belum lulus diharapkan sadar

akan keterlambatan mereka dan belajar lebih rajin setiap ujian dan menyelesaikan UP mereka.

Mahasiswa yang mampu menggunakan sumber daya lingkungan fisik dan sosial, akan

membantu mahasiswa dalam meregulasi diri mereka dan mempermudah mereka dalam

(23)

14

 Tugas dan Tanggung Jawab Mahasiswa

(24)

Self-15

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi

 Mahasiswa Psikologi Universitas “X” Bandung memiliki kemampuan self regulation

akademik meliputi fase forethought, performance or volitional control, dan self reflection

yang berbeda – beda.

(25)

52

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasar hasil pengolahan data dan pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang sudah kuliah lebih dari 5

tahun dan mengontrak UP lebih dari 4 semester belum lulus, memiliki kemampuan

self-regulation dalam akademik yang tinggi sebanyak 56,7 % sedangkan mahasiswa yang

memiliki self-regulation rendah dalam akademik sebanyak 43,3%.

2. Faktor pekerjaan membuat self-regulation yang tinggi tidak dapat berfungsi dengan baik

pada bidang akademik, sehingga mahasiswa menjadi tidak fokus dalam menjalani

perkuliahan karena memilih untuk bekerja dan mengakibatkan keterlambatan lulus kuliah.

3. Penghayatan yang positif terhadap lingkungan sosial dan fisik yang ada ternyata tidak

memiliki kontribusi yang nyata dengan self-regulation yang dimiliki oleh mahasiswa.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai self-regulation,

khususnya dalam bidang pendidikan agar lebih melengkapi data penunjang sehingga hasil

tabulasi silang akan lebih lengkap.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi mahasiswa, khususnya yang sudah kuliah lebih dari 5 tahun belum lulus dan

(26)

53

Universitas Kristen Maranatha dimiliki dan manfaatnya dalam proses penyelesaian studinya. Bagi mahasiswa dengan

self-regulation tinggi untuk lebih fokus dalam kegiatan kuliah dengan memilih untuk

terlibat aktif dalam kegiatan kuliah dari pada bekerja sehingga target untuk lulus

secepatnya dapat tercapai. Bagi mahasiswa dengan self-regulation rendah, memberikan

masukan untuk mengembangkan kemampuan self-regulation yang dimiliki dengan

menentukan target goal yang disesuaikan dengan kemampuan diri dan mampu

dilaksanakan sehingga dapat membantu mahasiswa lulus kuliah secepatnya.

2. Bagi fakultas dan dosen, khususnya dosen pembimbing dan dosen wali hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk membangun kemampuan self-regulation

mahasiswa dalam bidang akademik, seperti ketika perwalian membantu mahasiswa

membuat target nilai yang harus dicapai mahasiswa yang sudah kuliah 5 tahun atau lebih

dan masih mengontrak UP, khususnya yang sudah lebih dari 4 semester agar mereka dapat

(27)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF-REGULATION PADA

MAHASISWA YANG MENGONTRAK UP LEBIH DARI 4

SEMESTER

FAKULTAS PSIKOLOGI UNVERSITAS “X”

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh :

ALBERT CHANDRA NRP : 0733003

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

(28)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Albert Chandra

NRP : 0733003

Fakultas : Psikologi

Menyatakan bahwa laporan penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri

dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya

bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala konsekuensi sesuai dengan peraturan

Menteri Pendidikan Nasional RI No. 17 Tahun 2010.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bandung, Januari 2016

ALBERT CHANDRA

(29)

iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Albert Chandra

NRP : 0733003

Fakultas : Psikologi

menyatakan bahwa:

1. Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada Universitas

Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right)

atas karya ilmiah saya yang berjudul: STUDI DESKRIPTIF MENGENAI

SELF-REGULATION PADA MAHASISWA YANG MENGONTRAK UP LEBIH DARI 4

SEMESTER FAKULTAS PSIKOLOGI UNVERSITAS “X” BANDUNG.

2. Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalihmediakan/

mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

mendistribusikannya dan menampilkan/ mempublikasikannya dalam bentuk softcopy untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/ pencipta.

3. Saya bersedia menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Kristen

Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak

Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Bandung, Januari 2016

ALBERT CHANDRA

(30)

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan

karunia-Nya proposal penelitian ini dapat terselesaikan. Proposal penelitian ini disusun dalam

rangka memenuhi tugas mata kuliah Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha Bandung, dengan judul “Studi Deskriptif Mengenai Self-Regulation Pada

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung”.

Selama proses penyusunan proposal penelitian ini, peneliti mendapatkan bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. DR. Yuspendi, M.Psi., M.Pd., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Maranatha.

2. Drs. R. Sanusi Soesanto, M.Psi., Psikolog, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan arahan dan masukkan kepada peneliti. Peneliti juga mengucapkan banyak

terima kasih atas waktu yang telah diluangkan serta dukungan semangat yang diberikan

kepada peneliti selama menyelesaikan proposal penelitian ini.

3. Windu Wulan Sari, S.Psi., Psikolog, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah

banyak memberikan arahan serta saran kepada peneliti. Peneliti juga mengucapkan banyak

terima kasih atas segala dukungan, waktu, serta bimbingan yang telah diberikan kepada

peneliti selama menyelesaikan proposal penelitian ini.

4. Para responden survey awal yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

diwawancarai dan memberikan banyak informasi kepada peneliti.

5. Orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangat kepada

(31)

vi

6. Lidya Lustoyo Putrajaya, yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk

mengerjakan penelitian ini.

7. Yohan S., Christian Iskandar, Laurencius Lierry, Daniel W., Tommy R., Yusman Permana,

Julius, Shiela, Cicelia serta teman – teman lainnya yang telah bersedia untuk membantu

dan mendengarkan keluhan dari peneliti dan bersedia untuk memberikan saran kepada

peneliti serta memberikan dukungan dan motivasi kepada peneliti.

8. Erwin Setiawan, Akilla, Tirta W. Chandra, Amelia, Tina, Priska, Yacob, Evi, Andri,

Hanni, Adeline, Novi, Gladys, Heda dan teman – teman lainnya yang telah menjadi

sahabat peneliti dan memberikan semangat dalam mengerjakan penelitian ini juga memberi

dukungan dan saran.

9. Kepada seluruh teman dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

mendukung dan membantu dalam menyelesaikan tugas metodologi penelitian ini.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak terdapat

kekurangan dan keterbatasan, baik dari segi isi maupun dari segi penyajiannya. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan untuk perbaikan proposal

penelitian ini kedepannya. Akhir kata peneliti berharap agar proposal penelitian ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan pihak – pihak lain yang membutuhkan. Terima kasih.

Bandung, Januari 2016

(32)

54

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Boekaerts, Monique; Pintrich, Paul. R. Aeider, Moshe. (2002). Handbook of Self

Regulation. California, USA: Academic Press.

Lemme, B.H. (1995). Development in Adulthood. Boston : Allyn & Bacon.

Freidenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing : Design, Analysis. And Use. USA: Allyn & Bacon.

Nazir, M. (1988). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

(33)

55

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Belinda. Survey Mengenai Self Regulation Akademik Pada Mahasiswa Psikologi Angkatan

2002 di Universitas “X” Bandung. Skripsi : Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha.

Agustina, S. Studi Deskriptif Mengenai Self Regulation Akademik Pada Siswa/I Kelas 2 SMU

“X” di Bandung. Skripsi : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Apriliani Gita Fitria. 29/10/2013. Bank Dunia: Sanitasi di Indonesia Masih Buruk.

www.tempo.co. Diunduh pada tanggal 1/11/2013. Pada pukul 21:45.

Muhammad Badai Anugrah . 12/12/2013. Indonesia Kaya Tapi Miskin.

www.lifestyle.kompasiana.com. Diunduh pada tanggal 23/12/2013. Pada pukul 09:05.

_________. 2013. www.kamusbahasaindonesia.org. Diunduh pada tanggal 10/10/2013. Pada pukul 09.15.

_________. 2013. www.zkarnain.tripod.com. Diunduh pada tanggal 25/10/2013. Pada pukul 20.00.

_________. 2013. www.bahasa.cs.ui.ac.id. Diunduh pada tanggal 10/10/2013. Pada pukul 08.30.

_________. 2013. www.psikologi-maranatha.com. Diunduh pada tanggal 5/11/2013. Pada pukul 09.00.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sama dengan penelitian sebelumnya pada pekerja di bagian produksi packing yang dilakukan oleh Netty yang menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel

DINCAN?ROCRA IAMTTRAAX POL{ NrI fuKYAT ETR).. I'AIUPATf,N PTIAL{WAN PROPINSI

[r]

If there is abscess formation, incision and drainage is required followed by surgery which aimed to complete dissection of sinus by using various technique like the

JUDUL TUGAS AKHIR : DAMPAK PEMBANGUAN PUSAT PERDAGANGAN JODOH DI KOTA BAT AM TERHADAP KONDISI SO SIAL EKONOMI PEDAGANG.. NAMA :

Keterpenuhan unsur hara yang berasal dari pemberian pupuk kandang dan pupuk kimia dan atau perpaduan keduanya baik dalam bentuk pupuk padat maupun cair pada tanaman

a. Tidak adanya penyuluhan dan pelatihan dari pemerintah setempat dalam melakukan aktifitas pertambangan. Keterbatasan biaya diantara para penambang untuk membeli

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi