• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Kecemasan Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Kecemasan Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kecemasan akademik pada mahasiswa fakultas Psikologi di Universitas “X” Bandung yang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali. Terdapat 100 orang responden yang berpartisipasi di dalam penelitian ini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem, maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nazir, 2009:54).

Alat ukur yang digunakan berdasarkan teori kecemasan akademik dari Ottens (1991) yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Skala yang digunakan berbentuk skala likert dengan option jawaban, jarang sekali (JS), jarang (J), sering (S), sering sekali (SS).

Setelah dilakukan uji validitas dengan menggunakan Statistical Package for the Social Science (SPSS) Version 20.0 for Windows, diperoleh 57 item yang valid dengan item validitas 0,333 sampai dengan 0,783 dan reliabilitas sebesar 0,926.

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 54% responden mengalami kecemasan akademik yang tergolong tinggi. Responden seringkali merasa cemas ketika mengerjakan Usulan Penelitiannya. Sebanyak 96,3% responden yang mengalami kecemasan akaddemik tinggi memiliki perilaku tidak tepat yang tergolong tinggi. Untuk responden yang mengalami kecemasan akademik tinggi disarankan untuk memilih Usulan Penelitian sebagai prioritas untuk dikerjakan dan melakukan konsultasi dengan dosen wali untuk mengurangi rasa cemasnya.

(2)

Abstract

This research was conducted to describe academic anxiety in university students who had been undertaking Usulan Penelitian course more than once. There were 100 respondents who participated in this study. This study used descriptive research design, in which a method in studies to investigate the status of human groups, objects, conditions, systems of thoughts, as well as classes of events in present time. The purpose of descriptive research is to create a description, picture, or painting in a systematic, factual, and accurate information on the facts, nature, and the relationship between the phenomenon investigated. (Nazir, 2009: 54).

Variable measured by four characteristics of academic anxiety drawn from the theory of academic anxiety (Ottens, 1991). The scale was in the form of Likert scale with four options of answers consisted of very rarely (JS), rarely (J), often (S), very often (SS). This questionnaire contained positive and negative items.

After testing the validity using Statistical Package for the Social Science (SPSS) Version 20.0 for Windows, 57 valid items were obtained with validity score in the range of 0,333 up to 0,783 and reliability score 0.926.

Based on the data tabulation results, it can be concluded that as many as 54% of respondents experienced high academic anxiety. Respondents often felt anxious when working on Usulan Penelitian. A total of 96.3% of respondents reporting high academic anxiety had inappropriate behavior classified as high too. For respondents who had high academic anxiety is advisable to choose Usulan Penelitian as a priority to work and consult with faculty trustee to relieve anxiety.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

KATA PENGANTAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Maksud Penelitian ... 5

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 6

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 6

1.5 Kerangka Pikir ... 6

1.6 Asumsi Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan ... 13

(4)

2.1.2 Karakteristik Kecemasan Akademik ... 14

2.1.3 Ciri-ciri Kecemasan Akademik ... 16

2.2 Perkembangan Masa Dewasa Awal ... 18

2.3.1 Transisi dari Masa Remaja ke Masa Dewasa Awal ... 18

2.3.2 Perubahan Kognitif pada Masa Dewasa Awal ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 20

3.2 Bagan Prosedur Penelitian ... 20

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 20

3.3.1 Variabel Penelitian ... 21

3.3.2 Definisi Konseptual ... 21

3.3.2.1 Kecemasan Akademik ... 21

3.3.3 Definisi Operasional ... 21

3.3.3.1 Kecemasan Akademik. ... 21

3.4 Alat Ukur ... 22

3.4.1 Alat Ukur Kecemasan Akademik ... 22

3.4.2 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 25

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 25

3.4.4.1 Validitas Alat Ukur ... 25

3.4.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 26

3.5 Populasi dan Teknik Sampling ... 27

3.5.1 Populasi Sasaran ... 27

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 27

(5)

3.6 Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Sampel Penelitian ... 29

4.1.1 Gambaran Sampel Penelitian Berdasarkan Angkatan ... 29

4.1.2 Gambaran Berdasarkan Jumlah Semester ... 29

4.1.3 Gambaran Berdasarkan Kendala ... 30

4.2 Hasil Penelitian ... 31

4.2.1 Tingkat Kecemasan Akademik ... 31

4.2.2 Distribusi FrekuensiPola Kecemasan yang Menimbulkan Aktivitas Mental (Patterns of Anxiety Engendering Mental Activity) ... 31

4.2.3 Distribusi Frekuensi Perhatian yang Salah Arah (Misdirected Attention) ... 32

4.2.4 Distribusi Frekuensi Tekanan Fisiologis (Psysiological Distress) .... 33

4.2.5 Distribusi Frekuensi Perilaku yang Tidak Tepat (Inappropriate Behaviors) ... 33

4.2.6 Tabulasi Silang Antara Kecemasan Akademik dengan Pola Kecemasan yang Menimbulkan Aktivitas Mental (Patterns of anxiety-engendering mental activity) ... 34

4.2.7 Tabulasi Silang Antara Kecemasan Akademik dengan Perhatian yang Salah Arah (Misdirected attention) ... 34

4.2.8 Tabulasi Silang Antara Kecemasan Akademik dengan Tekanan Fisiologis (Psysiological distress) ... 35

(6)

4.3 Pembahasan ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN (38) 5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Saran (38) 5.2.1 Teoritis ... 40

5.2.2 Praktis ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

(7)

DAFTAR BAGAN

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Item Positif dan Negatif Kecemasan Akademik ... 23

Tabel 3.2 Bobot Penilaian Kecemasan Akademik ... 23

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Alat Ukur Kecemasan Akademik ... 24

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien ... 26

Tabel 4.1 Kecemasan Akademik Berdasarkan Angkatan ... 29

Tabel 4.2 Jumlah semester mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian ... 29

Tabel 4.3 Kendala yang Dihadapi ... 30

Tabel 4.4 Tingkat Kecemasan Akademik ... 31

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pola Kecemasan yang Menimbulkan Aktivitas Mental (Patterns of Anxiety Engendering Mental Activity) ... 31

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Perhatian yang Salah Arah (Misdirected Attention) ... 32

Tabel 4.7 Distribusi FrekuensiTekanan Fisiologis (Psysiological Distress) ... 33

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perilaku yang Tidak Tepat (Inappropriate Behaviors) ... 33

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Kecemasan Akademik dengan Pola Kecemasan yang Menimbulkan Aktivitas Mental (Patterns of anxiety-engendering mental activity) ... 34

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara Kecemasan Akademik dengan Perhatian yang Salah Arah (Misdirected attention) ... 34

(9)
(10)

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi adalah lembaga ilmiah yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di atas perguruan tingkat menengah, dan yang memberikan pendidikan dan pengajaran berdasarkan kebudayaan kebangsaan Indonesia dan dengan cara ilmiah (www.polsri.ac.id Kamis, 14 April 2016 pukul 21.09 WIB). Perguruan tinggi di Indonesia saat ini memiliki sistem kurikulum Sistem Kredit Semester (SKS) dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK atau Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah rencana kegiatan akademik untuk memandu mahasiswa dalam upaya memperoleh seperangkat kemampuan yang dapat dipakai sebagai bekal awal dalam kehidupan dan fungsinya di masyarakat (Hamalik, 2000), sedangkan Sistem Kredit Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan untuk menentukan dan mengatur beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan yang dinyatakan dalam satuan SKS (www.wikipedia.com Kamis, 14 April 2016 pukul 22:25 WIB). SKS dalam pendidikan perguruan tinggi di Indonesia memungkinkan mahasiswa mengatur sendiri beban studi mereka setiap semester dan juga mengatur waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan studi di perguruan tinggi. (www.duniapendidikan.com Sabtu, 19 Desember 2015)

(12)

2

mengontrak mata kuliah skripsi. Dalam kurikulum fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, mata kuliah Usulan Penelitian diharapkan dapat diselesaikan oleh mahasiswa selama satu semester.

Menurut kepala TU fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung pada semester ganjil

tahun ajaran 2015-2016, dari delapan puluh lima mahasiwa yang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian terdapat lima puluh sembilan mahasiswa (69,4%) yang telah mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian selama lebih dari satu semester. Lima belas orang telah diwawancarai oleh peneliti. Ada pula alasan-alasan mahasiswa yang telah mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali. Tujuh orang mahasiswa mengatakan bahwa ketika mereka mengalami kesulitan mereka tidak mampu untuk melanjutkan pengerjaan Usulan Penelitiannya. Kondisi yang sedemikian rupa membuat mahasiswa mengatakan bahwa mereka bingung dengan apa yang harus mereka lakukan. Kesulitan yang dialami oleh mahasiswa tersebut bermacam-macam. Dua orang mengatakan bahwa mereka merasa sulit untuk menentukan teori pada saat awal mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian. Pada akhirnya tidak ada yang mereka lakukan, namun pada saat dosen memberikan konfirmasi mengenai Usulan Penelitiannya barulah dia merasa cemas. Dua orang mahasiswa mengatakan bahwa dirinya merasa kesulitan ketika sedang melakukan revisi yang membuat mereka enggan untuk menemui dosen pembimbing karena merasa cemas. Tiga orang mahasiswa mengatakan bahwa sulit untuk mengatur waktu bertemu dengan pembimbing. Hal tersebut yang membuat mahasiswa merasa cemas, terlebih jika sudah mendekati batas pengumpulan Usulan Penelitian.

(13)

3

karena mahasiswa mengalami tekanan psikologis. Akibatnya, mahasiswa tersebut mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas yang harus dikerjakan. Hal ini disebabkan oleh penurunan rentang perhatian, konsentrasi dan memori pada mahasiswa. Namun di sisi lain kecemasan dalam derajat tertentu memiliki pengaruh yang positif terhadap mahasiswa karena dapat memotivasi mahasiswa untuk menyelesaikan tugas.

Ottens (1991) berpendapat bahwa ada empat karakteristik yang ada pada kecemasan akademis. Peneliti telah melakukan survey kepada lima belas orang mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian

lebih dari satu kali. Pada hasil survey yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa lima belas mahasiswa tersebut merasa khawatir terhadap Usulan Penelitian. Ketika mereka di hadapkan pada pengerjaan Usulan Penelitian yang sedang dibuatnya, mahasiswa merasa khawatir karena merasa takut, tidak mampu menyelesaikan Usulan Penelitian, merasa kemampuannya di bawah teman-temannya, mengalami perubahan fisik, dan penundaan yang sering dilakukan untuk mengerjakan Usulan Penelitian.

(14)

4

berguna!”, “saya orang yang bodoh!”. Satu orang mahasiswa selalu merasa bahwa dirinya

bodoh sehingga tidak ada yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Sementara itu, sembilan mahasiswa lainnya jarang merasa cemas. Mereka saat perasaan cemasnya datang, mereka masih mampu mengendalikan rasa cemasnya.

Terdapat empat mahasiswa yang mudah terganggu perhatiannya saat mengerjakan Usulan Penelitian. Tiga dari empat mahasiswa tersebut mengakui bahwa ketika mereka sedang mengerjakan Usulan Penelitian mudah terganggu dengan suara berisik seperti mendengar suara orang yang sedang bercakap-cakap pada saat mengerjakan Usulan Penelitian di perpustakaan, suara televisi dan suara kendaraan. Perhatiannya akan mudah teralihkan, mereka lebih memperhatikan suara tersebut dan konsentrasi mereka terganggu. Meskipun mahasiswa tersebut berusaha untuk tidak memperhatikan suara-suara tersebut namun tetap saja mahasiswa tidak dapat mengerjakan Usulan Penelitiannya dengan tenang. Satu dari empat mahasiswa mengatakan bahwa ketika dirinya memiliki masalah pribadi akan sangat mengganggu proses pengerjaan Usulan Penelitian. Mahasiswa tersebut lebih fokus untuk menyelesaikan masalah pribadinya daripada menyelesaikan Usulan Penelitian. Sebelas mahasiswa lainnya meskipun perhatian mereka mudah terganggu, namun mereka berusaha untuk tetap fokus dalam pengerjaan Usulan Penelitiannya.

(15)

5

Terdapat tiga orang mahasiswa yang melakukan penundaan secara berulang ketika mahasiswa merasa cemas. Walaupun mencoba untuk membuat jadwal pengerjaan Usulan Penelitian, namun berulangkali juga mahasiswa tidak mengerjakannya. Mereka mengungkapkan bahwa semakin merasa cemas, maka mereka semakin melakukan penghindaran. Untuk meredakan rasa cemasnya mahasiswa akan lebih memilih untuk hangout bersama dengan teman-temannya, berlibur dengan keluarga ataupun bermain game. Sementara, dua belas orang mahasiswa lainnya akan tetap mengerjakan Usulan Penelitiannya.

Berdasarkan teori dan hasil wawancara mengenai survey di atas, peneliti tertarik untuk melihat gambaran kecemasan akademik pada mahasiswa fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali di Universitas “X” Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Ingin mengetahui derajat kecemasan akademik pada mahasiswa fakultas psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali di Universitas “X” Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

(16)

6

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui derajat kecemasan akademik mahasiswa fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali di Universitas “X” Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

a. Memberikan sumbangan informasi bagi ilmu psikologi terutama psikologi pendidikan mengenai kecemasan akademik pada mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali di fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

b. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya mengenai gambaran kecemasan akademik, pada subjek yang berbeda.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Memberikan informasi bagi dosen wali mengenai kecemasan akademik yang dialami atau dirasakan oleh mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali sebagai pertimbangan untuk memberikan konseling untuk anak walinya. b. Memberikan informasi bagi mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan

Penelitian lebih dari satu kali sebagai pertimbangan atau masukan agar dapat mengerjakan Usulan Penelitian secara optimal.

1.5 Kerangka Pemikiran

(17)

7

menyelesaikan studinya sebagai mahasiswa. Pada saat pembuatan Usulan Penelitian mahasiswa dituntut untuk dapat mengembangkan ide-ide yang dimilikinya lewat tulisan yang pada akhirnya nanti akan dijadikan sebagai tugas akhir atau skripsi. Banyak hal yang perlu dilalui oleh mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung ini. Selain dibutuhkan

kreativitas, tentu saja membutuhkan tanggung jawab yang pada akhirnya nanti mahasiswa harus mampu untuk mempertanggung jawabkan hasil penelitian di depan penguji ketika sidang skripsi. Hal lain yang mungkin akan dirasakan oleh mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian ini adalah rasa cemas, dimana mahasiswa akan mengalami fase ini ketika akan bertemu maupun ketika bimbingan dengan dosen pembimbingnya. Rasa cemas yang dialami oleh mahasiswa membuat mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian hingga lebih

dari satu kali.

(18)

8

Dalam kecemasan akademik terdapat 4 karakteristik yang saling berkaitan menurut Ottens (1991). Karakteristik yang pertama adalah patterns of anxiety-engendering mental activity atau pola aktivitas mental yang menimbulkan kecemasan. Kekhawatiran yang dimiliki

oleh mahasiswa akan menjebak diri mereka sendiri ke dalam rasa tidak aman dan meresahkan sehingga segala sesuatunya dapat menjadi salah. Mahasiswa yang merasa khawatir ketika mengerjakan rancangan Usulan Penelitiannya lebih dari satu kali akan malu bertanya karena takut dirinya dianggap bodoh. Selain itu juga, mahasiswa akan melakukan dialog diri yang semakin membuat dirinya merasa khawatir dan memiliki keyakinan bahwa bahwa kemampuannya dalam mengerjakan rancangan Usulan Penelitian di bawah kemampuan temannya.

Karakteristik kedua dalam kecemasan akademik adalah misdirected attention atau perhatian yang salah arah. Pada karakteristik yang kedua ini mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali akan memusatkan perhatiannya pada tempat yang salah. Mahasiswa yang mengalami kecemasan akademik seperti ini, pada saat membuat rancangan Usulan Penelitian, mahasiswa mudah terdistraksi oleh faktor internal maupun eksternal. Misalnya pada mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali dan mengalami gangguan internal lebih fokus pada angan-anngannya untuk menyelesaikan Usulan Penelitian daripada mengerjakannya. Mahasiswa yang mengalami gangguan secara eksternal akan teralihkan perhatiannya jika melihat teman-temannya telah menyelesaikan rancangan Usulan Penelitiannya lebih cepat, sehingga mahasiswa tersebut akan merasa sangat khawatir atau cemas.

(19)

9

mengalami otot tegang, berkeringat, jantung berdetak cepat, dan tangan gemetar ketika mereka mengingat tanggung jawabnya untuk menyelesaikan rancangan Usulan Penelitian. Selain itu juga mahasiswa akan merasa cemas ketika sedang mengerjakan rancangan Usulan Penelitian karena merasa takut salah sehingga dapat membuat mahasiswa berkeringat dan jantung yang berdebar lebih cepat tidak seperti biasanya ketika sedang mengerjakan Usulan Penelitian. Dari hal ini bisa diketahui bahwa proses kecemasan mempengaruhi pada dampak psikologis mahasiswa sehingga mengakibatkan masasiswa tersebut berubah secara prilaku seperti tangan gemetar, pusing, lemas dan sulit berkonsentrasi dan dampak paling parah adalah mahasiswa tersebut lalai dan terlambat untuk mengerjakan kewajiban mereka yaitu Usulan Penelitian.

Karakteristik kecemasan akademik yang keempat adalah inappropriate behaviors atau perilaku yang tidak tepat. Perilaku mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali mengarah pada situasi akademis yang tidak tepat. Mahasiswa yang mengalami kecemasan akademik akan melakukan penghindaran untuk mengerjakan rancangan Usulan Penelitiannya, misalnya dengan cara melakukan hal-hal lain yang sebenarnya tidak perlu. Mahasiswa lebih memilih untuk melakukan hal lain yang lebih menyenangkan dibandingkan harus menyelesaikan rancangan Usulan Penelitiannya. Misalnya mahasiswa lebih memilih untuk berkumpul dengan teman-temannya atau menonton televisi.

(20)

10

Mahasiswa cenderung untuk menghindar ketika mahasiswa harus mengerjakan Usulan Penelitiannya.

Mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali dengan derajat kecemasan akademik yang tinggi maka mahasiswa tersebut akan mengalami keempat karakteristik dalam kecemasan akademik. Mahasiswa dengan derajat kecemasan akademik tinggi, dirinya sering melakukan dialog diri yang membuat dirinya merasa bersalah ketika mahasiswa tidak mampu menyelesaikan usulan penelitian usulan penelitiannya selama satu semester. Selain itu juga mahasiswa sering merasa sakit perut ataupun tegang otot ketika mahasiswa merasa cemas terhadap usulan penelitiannya. Mahasiswa dengan derajat kecemasan akademik tinggi sering merasa terganggu dengan lingkungan sekitar yang berisik dan mahasiswa sering merasa terganggu ketika memiliki masalah pribadi. Mahasiswa juga sering menunda pengerjaan usulan penelitiannya. Mahasiswa lebih mementingkan untuk melakukan hal lain seperti berkumpul bersama teman dibandingkan mengerjakn usulan penelitiannya.

(21)

11

Bagan 1.5 Kerangka Pemikiran

1.6 Asumsi Penelitian

- Kecemasan akademik yang dialami oleh mahasiswa fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung akan dilihat melalui 4 karakteristik kecemasan akademik, yaitu pola

aktivitas mental yang menimbulkan kecemasan, perhatian yang salah arah, gangguan fisiologikal, dan perilaku yang tidak tepat.

- Mahasiswa yang mengalami kecemasan akademik yang tergolong tinggi, akan sering mengalami keempat karakteristik tersebut.

Karakteristik Kecemasan Akademik :

1. Pola aktivitas mental yang menimbulkan kecemasan (Patterns of anxiety-engendering mental activity) 2. Perhatian yang salah arah (Misdirected attention) 3. Gangguan fisiologikal (Psysiological distress) 4. Perilaku yang tidak tepat (Inappropriate behaviors).

KECEMASAN

AKADEMIK

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung

yang mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali

Tinggi

(22)

12

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kecemasan akademik pada mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari 100 responden dalam penelitian ini, lebih dari setengahnya (54 responden) yang mengalami kecemasan akademik yang tergolong tinggi.

2. Karakteristik kecemasan akademik yang paling signifikan adalah karakteristik perilaku yang tidak tepat (innapropriate behaviors). Hal ini dialami oleh 52 responden yang mengalami kecemasan akademik yang tergolong tinggi.

5.2 Saran

Dalam penulisan skripsi ini peneliti ingin memberikan saran yang mungkin dapat berguna bagi mahasiswa khususnya di Fakultas Psikologi Universitas “X” kota Bandung, maupun berguna untuk penelitian selanjutnya, saran tersebut adalah sebagai berikut:

5.2.1 Teoritis

1. Mengingat keterbatasan data dan teori saat melakukan survey awal, untuk penelitian selanjutnya peneliti lebih melakukan probing saat melakukan survey awal.

2. Alat ukur yang telah digunakan dalam penelitian ini, tidak disarankan untuk digunakan kembali pada penelitian selanjutnya.

(24)

40

4. Bagi peneliti lain yang berminat untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai Kecemasan Akademik, penelitian dapat dilakukan kepada responden yang berbeda.

5.2.2 Praktis

1. Bagi responden yang mengalami kecemasan akademik yang tergolong tinggi agar memilih Usulan Penelitian sebagai hal prioritas sehingga harus dikerjakan dan lebih bisa untuk mengatur waktu. Selain itu, responden disarankan agar melakukan konsultasi dengan dosen wali agar responden mendapatkan arahan untuk mengurangi kecemasan akademik yang dialaminya.

(25)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KECEMASAN AKADEMIK PADA

MAHASISWA YANG MENGONTRAK MATA KULIAH USULAN PENELITIAN DI

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS “X” BANDUNG

(STUDI INI DILAKUKAN PADA MAHASISWA YANG MENGONTRAK MATA

KULIAH USULAN PENELITIAN LEBIH DARI SATU KALI)

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Sidang Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Maranatha Bandung

Oleh :

DEA AMELIA

NRP : 1130011

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

FAKULTAS PSIKOLOGI

BANDUNG

(26)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Kecemasan Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung”. Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dengan segala keterbatasan, pengetahuan, kemampuan, informasi, dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti, peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata “sempurna”. Maka dari itu, sumbangan pemikiran, baik berupa kritik maupun saran yang

bersifat membangun peneliti dalam memperluas pengetahuan peneliti yang sangat berguna di masa yang akan mendatang.

Dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak sekali mendapatkan bantuan dan dorongan untuk menghadapi kesulitan-kesulitan dalam menyusunnya. Pada kesempatan ini, peneliti ingin sekali mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Dra. Sumiarti Soemarno, psikolog selaku pembimbing pertama yang selalu memberikan bimbingan dan memberikan banyak masukan untuk penulisan skripsi ini.

(27)

4. Dra. Sianiwati S.H. M.Si, Psik beserta tim dosen mata kuliah Skripsi yang telah memberikan pengajaran dan masukan kepada peneliti untuk melakukan suatu penelitian.

5. Bapak dan Ibu Pegawai Tata Usaha Fakultas Psikologi yang telah membantu peneliti dalam memberikan informasi yang mendukung penyelesaian skripsi ini. 6. Kepada responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner

serta memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan wawancara untuk penelitian ini.

7. Papah, Mamah dan adik tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan tetap senantiasa mendo’akan selama proses penyusunan skripsi ini.

8. Kepada teman-teman angkatan 2011 Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang bersedia berbagi ilmu, berdiskusi serta memberi semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu, yang telah membantu peneliti.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat-Nya pada semua pihak yang telah membantu peneliti dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukannya.

Bandung, Oktober 2016

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.

Hamalik, Oemar, (2000), Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Y.P Pemindo

Latan, Hengky. 2013. Model Persamaan Struktural: Implementasi AMOS 21.0. Bandung:

Penerbit Alfabeta

Moh.Nazir. 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Ottens, A.J. 1991. Coping with Academic Anxiety. New York: The Rosen Publishing Group. Santrock, J. W. 2004. Life Span Development 5th edition. Dallas: University of Texas. Semiun, Yustinus, (2006), Kesehatan Mental 3, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Suliyanto (2006), “Metode Riset Bisnis”, Yogyakarta :Andi

Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(29)

DAFTAR RUJUKAN

http://www.polsri.ac.id/panduan/01.%20umum/01.%20Undang-Undang%20Republik%20Indonesia%20Nomor%2022%20Tahun%201961%20Tanggal%2 04%20Desember%201961%20Tentang%20Perguruan%20Tinggi.pdf (diunggah pada : kamis, 14 April 2016 pukul 21.09 WIB)

https://www.hugedomains.com/domain_profile.cfm?d=duniapendidikan&e=com (diunggah pada : Sabtu, 19 Desember 2014 pukul 21:00 WIB)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses modulasi ini, fasa dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi digital... Apabila indeks modulasi terlalu

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi nonpartisipan, peneliti mengamati secara langsung proses belajar mengajar pada mata pelajaran seni budaya bidang

literatur menyebutkan bahwa terapi konservatif pada kasus empiema subdural dapat dilakukan jika memenuhi kriteria berikut yaitu : status pasien yang tidak menurun,

utama yang dimiliki robot humanoid R2C terletak pada motion (gerakan) dan kestabilan.. robot ketika

Simpulan penelitian adalah MAAW dan losion MAAW berpotensi sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti dan durasi losion MAAW lebih lama dibandingkan MAAW.. Kata

Dengan demikian, untuk mengantisipasi dampak signifikan yang ditimbulkan dari ancaman tersebut maka organisasi perlu menerapkan suatu rencana pemulihan yang

>7.5; 3) mewujudkan manajemen seleksi PPDB yang efektif; 4) mewujudkan PPDB yang efisien; 5) mewujudkan layanan yang baik, memenuhi standar kualitas layanan. Pelaksanaan

Dokumen rekam medis rawat inap yang telah pulang rawat inap diisi secara lengkap, benar dan jelas oleh tenaga medis, para medis atau tenaga kesehatan lainnya pada saat