commit to user i
Evaluasi Sistem Pelaksanaan Penyerahan dan Pengembalian
Warkat Kliring pada PT Bank Negara Indonesia Tbk. KCU Surakarta
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
RAMA JUNI TAMBUNAN
NIM F3309092
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user ii ABSTRAK
Evaluasi Sistem Pelaksanaan Penyerahan dan Pengembalian Warkat Kliring
pada
PT Bank Negara Indonesia Tbk. KCU Surakarta
RAMA JUNI TAMBUNANNIM F3309092
Seiring berkembangnya jaman, manusia menginginkan semua hal serba praktis, cepat dan mudah. Begitu juga dengan proses kliring, dimana masyarakat menginginkan suatu proses kliring yang efisien, cepat dan handal. Sehingga untuk memenuhi keinginan tersebut, Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia mengeluarkan Sistem Kliring Nasional (SKN).
PT Bank Negara Indonesia adalah salah satu bank peserta kliring yang memberikan pelayanan kliring kepada nasabahnya baik untuk pembayaran maupun penagihan kepada nasabah bank lain denga mata uang berbentuk rupiah. Di bawah lembaga kliring yakni Bank Indonesia, PT Bank Negara Indonesia ikut serta dalam operasional Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). SKNBI merupakan suatu sistem yang digunakan dalam penyelengaraan kliring secara nasional.
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui Sistem Pelaksanaan Penyerahan dan Pengembalian Warkat Kliring pada PT Bank Negara Indonesia Tbk. KCU Surakarta termasuk dalam wilayah kliring offline manual. Dimana disebutkan mengenai prosedur pelaksanaan, fungsi yang terkait dan dokumen yang digunakan. Hasil penelitian dapat disimpulkan, Sistem Pelaksanaan Kliring PT Bank BNI 46 (Persero) Tbk KCU Surakarta yang diterapkan pada prakteknya telah sesuai dengan mekanisme yang didasarkan pada Sistem Operasional Prosedur. Sehingga keganjilan saat proses kliring tidak ditemui selama penelitian Penerapan SKNBI berpengaruh dalam proses kliring warkat yaitu terjadi efisiensi proses, waktu dan biaya. Diharapkan agar kinerja yang baik ini dapat dipertahankan guna menjaga stabilitas operasional kliring pada Bank BNI 46 Kantor Cabang Utama Surakarta.
commit to user iii ABSTRACT
Evaluasi Sistem Pelaksanaan Penyerahan dan Pengembalian Warkat Kliring
pada
PT Bank Negara Indonesia Tbk. KCU Surakarta
RAMA JUNI TAMBUNANNIM F3309092
As the growth in time, people want everything very practical, quick and easy. So the process of clearing, where the community wants a process of clearing an efficient, fast and reliable. So to fulfill that desire, Bank Indonesia as the central bank in Indonesia issued a National Clearing System (SKN).
PT Bank Negara Indonesia is one of the clearing member banks which provide clearing services to its customers both for payment and billing to customers of another bank premises shaped rupiah currency. Under clearing the Bank Indonesia, PT Bank Negara Indonesia participated in the operations of Bank Indonesia National Clearing System (SKNBI). SKNBI is a system used in the provision of national clearance.
This thesis aims to determine Execution System Delivery and Return Clearing slips in PT Bank Negara Indonesia Tbk. KCU Surakarta included in the offline manual clearing. Where is the mention of the implementation procedures, and documents related functions are used. The results were inconclusive, Execution Clearing System PT Bank BNI 46 (Persero) Tbk Surakarta KCU has been applied in practice in accordance with the mechanism based on the System Operating Procedures. So the anomaly when clearing process is encountered during the implementation of research SKNBI influential in the process of clearing slips that occur efficiency of the process, time and cost. It is hoped that this good performance can be maintained in order to maintain the stability of the clearing operations at Bank BNI 46 Main Branch Surakarta.
commit to user vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Hidup hanya sekali jangan sia – siakan hidup dengan hal – hal yang tidak ada gunanya
2. Halangan adalah penyemangat untuk meraih semua kesuksesan
3. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda
4. Nasehat yang baik terkadang sangat menyakitkan
5. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa
(Roma 12: 12)
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta
2. Teman – teman yang telah memberi dorongan kepada penulis Oci, Putri, Salmi,
Ratih, Mano, Rizky.
3. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
4. Staff BNI KCU Surakarta (Mas Bayu, Mas Iwan, Pak Gunadi, Pak Danang)
commit to user vii KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Evaluasi Sistem
Pelaksanaan Penyerahan dan Pengembalian Warkat Kliring pada PT Bank Negara
Indonesia Tbk. KCU Surakarta”.
Tugas Akhir ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Akuntansi Keuangan Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, petunjuk, bimbingan,
dan saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh rasa hormat, penulis
menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Orangtua penulis yang telah mendukung penulis selama penulis mencari ilmu di jenjang
ini, memberikan doa dan materi kepada penulis.
2. Drs. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Santoso Tri Hananto, Msi, Ak. selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Agus Budiatmanto, Msi, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Keuangan Program
Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Agus Widodo, SE., M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arah
dan bimbingannya.
commit to user viii
7. Teman-teman penulis yang memberikan dukungan dan semangat kepada penulis selama
penulisan tugas akhir ini.
8. Semua orang yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu penulis selama ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, saran
dan kritik yang membantu sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan selanjutnya.
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa mencurahkan berkatNya kepada kita semua.
Amin.
Surakarta, 10 Mei 2012
commit to user ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN A.Gambaran umum Perusahaan... 1
1. Sejarah Singkat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk .. ... 1
2. Visi dan Misi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk... 3
3. Deskripsi Jabatan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Surakarta... ... 5
4. Produk-produk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 20
5. Produk-produk Pinjaman PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk... ... 24
B. Latar Belakang Masalah... 25
C. Perumusan Masalah... ... 27
commit to user x
E. Manfaat Penelitian... ... 28
BAB II Landasan Teoritis dan Pembahasan A. Tinjauan Pustaka... 30
1. Sejarah Kliring Indonesia……….... 30
2. Pengertian Kliring……….. 35
3. Istilah-istilah Dalam Kliring………... 36
4. Sistem Kliring………. 38
5. Biaya Kliring……….. 50
6. Penyelenggara……….… 50
7. Sistem,Prosedur, dan Sistem Akuntansi………. 51
8. Bank……… 52
B. Pembahasan……….…… …………... 55
1. Sistem pelaksanaan Kliring pada PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk.KCUSurakarta………... 54
2. Fungsi yang Terkait……… 55
3. Dokumen yang Digunakan………. 59
4. Catatan Akuntansi yang Digunakan...………... 60
5. Prosedur Pelaksanaan Kliring……… 61
C. Evaluasi Sistem Penyerahan dan Pengembalian Warkat Kliring... 83
1. Dokumen Yang Digunakan... 83
2. Catatan Akuntansi yang Digunakan... 83
3. Fungsi yang terkait... 83
commit to user xi
D. Perbandingan Sistem Kliring Bank Indonesia dengan Bank Negara
Indonesia... 84
BAB III Temuan
A. Kelebihan... 86
B. Kelemahan...87
BAB IV Penutup
A. Simpulan... 88
B. Rekomendasi...89
commit to user xii DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Flow Chart Prosedur Penerimaan Warkat
Debet Kliring Penyerahan ... 68
Gambar 1.4 Flow Chart Prosedur Outward Warkat
Debet Kliring Penyerahan ... 71
Gambar 1.8 Flow Chart Prosedur Inward
Warkat Debet Kliring Penyerahan ... 75
Gambar 2.1 Flow Chart Prosedur Outward
Warkat Debet Kliring Pengembalian ... 77
Gambar 2.4 Flow Chart Prosedur Inward Warkat
commit to user xiii DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir
2. Surat Keterangan Telah Melakukan Magang
3. Lembar Penilaian Pembimbing Institusi
4. Lembar Penilaian Pembimbing Internal
5. Stuktur Organisasi Perusahaan
6. Warkat Debet (Bilyet Giro & Cek)
7. Slip Penyetoran
8. Data Keuangan Elektronik (DKE)
9. Surat Keterangan Penolakan (SKP)
10.Laporan Hasil Kliring
11.Bilyet Saldo Kliring Penyerahan
commit to user
ii ABSTRAK
Evaluasi Sistem Pelaksanaan Penyerahan dan Pengembalian Warkat
Kliring pada
PT Bank Negara Indonesia Tbk. KCU Surakarta
RAMA JUNI TAMBUNANNIM F3309092
Seiring berkembangnya jaman, manusia menginginkan semua hal serba praktis, cepat dan mudah. Begitu juga dengan proses kliring, dimana masyarakat menginginkan suatu proses kliring yang efisien, cepat dan handal. Sehingga untuk memenuhi keinginan tersebut, Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia mengeluarkan Sistem Kliring Nasional (SKN).
PT Bank Negara Indonesia adalah salah satu bank peserta kliring yang memberikan pelayanan kliring kepada nasabahnya baik untuk pembayaran maupun penagihan kepada nasabah bank lain denga mata uang berbentuk rupiah. Di bawah lembaga kliring yakni Bank Indonesia, PT Bank Negara Indonesia ikut serta dalam operasional Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). SKNBI merupakan suatu sistem yang digunakan dalam penyelengaraan kliring secara nasional.
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui Sistem Pelaksanaan Penyerahan dan Pengembalian Warkat Kliring pada PT Bank Negara Indonesia Tbk. KCU Surakarta termasuk dalam wilayah kliring offline manual. Dimana disebutkan mengenai prosedur pelaksanaan, fungsi yang terkait dan dokumen yang digunakan. Hasil penelitian dapat disimpulkan, Sistem Pelaksanaan Kliring PT Bank BNI 46 (Persero) Tbk KCU Surakarta yang diterapkan pada prakteknya telah sesuai dengan mekanisme yang didasarkan pada Sistem Operasional Prosedur. Sehingga keganjilan saat proses kliring tidak ditemui selama penelitian Penerapan SKNBI berpengaruh dalam proses kliring warkat yaitu terjadi efisiensi proses, waktu dan biaya. Diharapkan agar kinerja yang baik ini dapat dipertahankan guna menjaga stabilitas operasional kliring pada Bank BNI 46 Kantor Cabang Utama Surakarta.
commit to user
iii ABSTRACT
Evaluasi Sistem Pelaksanaan Penyerahan dan Pengembalian Warkat
Kliring pada
PT Bank Negara Indonesia Tbk. KCU Surakarta
RAMA JUNI TAMBUNANNIM F3309092
As the growth in time, people want everything very practical, quick and easy. So the process of clearing, where the community wants a process of clearing an efficient, fast and reliable. So to fulfill that desire, Bank Indonesia as the central bank in Indonesia issued a National Clearing System (SKN).
PT Bank Negara Indonesia is one of the clearing member banks which provide clearing services to its customers both for payment and billing to customers of another bank premises shaped rupiah currency. Under clearing the Bank Indonesia, PT Bank Negara Indonesia participated in the operations of Bank Indonesia National Clearing System (SKNBI). SKNBI is a system used in the provision of national clearance.
This thesis aims to determine Execution System Delivery and Return Clearing slips in PT Bank Negara Indonesia Tbk. KCU Surakarta included in the offline manual clearing. Where is the mention of the implementation procedures, and documents related functions are used. The results were inconclusive, Execution Clearing System PT Bank BNI 46 (Persero) Tbk Surakarta KCU has been applied in practice in accordance with the mechanism based on the System Operating Procedures. So the anomaly when clearing process is encountered during the implementation of research SKNBI influential in the process of clearing slips that occur efficiency of the process, time and cost. It is hoped that this good performance can be maintained in order to maintain the stability of the clearing operations at Bank BNI 46 Main Branch Surakarta.
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk.
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara
Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat
pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia,
yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang
tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya.
Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan
Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli
ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan
dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949,
Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank
sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan
sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk
bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi
luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status
Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik
pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan
commit to user
2 Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai
bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946
resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan
Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan
nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan
bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun1988.
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT
Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi
perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di
pasar modal pada tahun 1996.
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan
kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui
penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke
masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap
perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai
digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik,
setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank
BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' -
digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan
sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan
commit to user
3 Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya,
BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri,
serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.
2. Visi dan Misi PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk.
a. Visi BNI
Menjadi Bank kebanggaan nasional yang Unggul, Terkemuka dan
Terdepan dalam Layanan dan Kinerja
Pernyataan Visi
Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik
dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial
dan consumer
b. Misi BNI
1) Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah
kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the
bank choice)
2) Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
3) Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan
untuk berkarya dan berprestasi.
4) Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap
lingkungan sosial.
5) Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola
commit to user
4 c. Filosofi Logo Baru
1) Identitas Baru BNI – Dasar Pembuatan Desain
Identitas baru BNI merupakan hasil desain ulang untuk
menciptakan suatu identitas yang tampak lebih segar, lebih
modern, dinamis, serta menggambarkan posisi dan arah
organisasi yang baru. Identitas tersebut merupakan ekspresi
brand baru yang tersusun dari simbol “46” dan kata “BNI”
yang selanjutnya dikombinasikan dalam suatu bentuk logo baru
BNI.
2) Huruf BNI
Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk
mencerminkan kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan
citra yang lebih modern. Huruf tersebut dibuat secara khusus
untuk menghasilkan struktur yang orisinal dan unik.
3) Simbol “46”
Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran BNI,
sekaligus mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama
di Indonesia. Dalam logo ini, angka “46” diletakkan secara
diagonal menembus kotak berwarna jingga untuk
meng-gambarkan BNI baru yang modern.
4) Palet Warna
Palet warna korporat telah didesain ulang, namun tetap
commit to user
5 dan jingga. Warna turquoise yang digunakan pada logo baru ini
lebih gelap, kuat mencerminkan citra yang lebih stabil dan
kokoh. Warna jingga yang baru lebih cerah dan kuat,
mencerminkan citra lebih percaya diri dan segar.
Logo “46” dan “BNI” mencerminkan tampilan yang modern
dan dinamis. Sedangkan penggunakan warna korporat baru
memperkuat identitas tersebut. Hal ini akan membantu BNI
melakukan diferensiasi di pasar perbankan melalui identitas
yang unik, segar dan modern.
3. Deskripsi Jabatan PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk. KCU
Surakarta
BNI 46 KCU Surakarta yang beralamat di Jalan Arifin nomor 2
Surakarta membawahi 8 Kantor Layanan (KLN) yaitu: KLN
Karanganyar, KLN Nusukan, KLN Sebelas Maret , KLN Sragen,
KLN Kartasura, KLN Boyolali, KLN Kampus UNS, dan KLN
Bandara Adisucipto.
BNI 46 KCU Surakarta per Juli 2011 memiliki 199 pegawai yang
terdiri 107 pegawai tetap, 77 pegawai non tetap, dan 6 pegawai
kontrak.
Dalam srtuktur organisasi BNI 46 dapat dijelaskan secara singkat
commit to user
6
a. Pemimpin Kantor Cabang Utama:
1) Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran, Sasaran Usaha dan
tujuan yang akan dicapai.
2) Menyelia (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi) secara
langsung unit-unit kerja menurut bidang tugasnya (pelayanan
nasabah, pengembangan dan pengendalian usaha serta
pengelolaan administrasi) di area/ wilayah kerjanya sejalan
dengan sistem dan prosedur yang berlaku.
3) Memasarkan produk dan jasa-jasa BNI kepada Nasabah serta
menggali calon Nasabah/giran potensial dalam rangka
meningkatkan bisnis dan menguasai pangsa pasar di daerah
kerjanya.
b. Pemimpin Bidang Operasional
1) Mendukung dan bekerja sama dengan pemimpin cabang utama
dalam hal:
i. Menyusun rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan
penetapan target pelayanan Back Office dan tujuan –tujuan
lain yang akan dicapai.
ii. Mengorganisasikan serta mengelola sumber daya manusia
yang ada di Back Office.
2) Mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi aktivitas Back
commit to user
7 i. Pengelolaan penetapan rencana kerja, anggaran dan target
Back Office.
ii. Pengelolaan administrasi kredit bekerjasama dengan sentra
kredit.
iii. Pelayanan produk BNI Instan, Penerbitan Garansi Bank (Full
Cover/Fasilitas) dan kredit konsumen.
iv. Penyelesaian transaksi dan informasi keuangan
v. Penyelenggaraan administrasi umum, logistik, dan
kepegawaian.
vi. Pengelolaan administrasi dalam negeri dan kliring
i. Memastikan berjalannya program-program peningkatan budaya
pelayanan (service culture enchancement) dari Kantor Besar atau
Kantor Wilayah.
c. Pemimpin Bidang Pembinaan Kantor Layanan
1) Mendukung dan bekerja sama dengan pemimpin cabang utama
dalam hal utama:
i. Menyusun rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan
penetapan target Pelayanan Kantor Layanan (KLN) dan
tujuan-tujuan lain yang akan dicapai.
ii. Mengorganisasikan serta mengelola sumber daya manusia
yang ada di Kantor Layanan (KLN)
2) Mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi aktivitas Kantor
commit to user
8 i. Pengelolaan penetapan rencana kerja anggaran dan target
Kantor Layanan
ii. Penyediaan Informasi dan alat promosi
iii. Pelayanan transaksi produk/jasa dalam dan luar negeri
iv. Penyelesaian daftar pos terbuka.
v. Melakukan koordinasi dengan segenap unit mengenai
pemecahan permasalahan pelayanan.
3) Memastikan berjalannya program-program peningkatan budaya
Pelayanan (service culture enchancement) dari Kantor Besar
atau Kantor Wilayah.
d. Pemimpin Kantor Layanan
i. Mendukung dan bekerjasama dengan Pemimpin Cabang Utama
dalam hal :
i. Menyusun rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan
penetapan target pelayanan dan tujuan-tujuan lain yang akan
dicapai.
ii. Mengorganisasikan serta mengelola sumber daya manusia
yang ada di Kantor Layanan
ii. Memimpin dan mengelola seluruh aktivitas pelayanan di Kantor
Layanan dalam hal pelaksanaan standar pelayanan transaksi
produk/jasa baik Dalam maupun Luar Negeri secara optimum
commit to user
9 iii. Mengelola organisasi dan kepegawaian unit-unit yang dibawahinya
termasuk membuat perencanaan dan pengusulan pengembangan
pegawai (rotasi, mutasi dan promosi ) serta bertanggung jawab
untuk mengontrol dan memecahkan permasalahan unit-unit yang
dibawahinya.
iv. Memastikan berjalannya program-program peningkatan budaya
Pelayanan (service culture enchancement) dari Kantor Besar
atau Kantor Wilayah.
v. Berkoordinasi dengan Unit lain dan center-center yang terkait
untuk menjamin kualitas dan kelancaran aktivitas pelayanan.
e. Pemimpin Bidang Penjualan
1) Memberi dukungan dan bekerja sama dengan Pemimpin Cabang
utama dalam hal :
1) Pengelolaan aktivitas penjualan produk dana, kredit dan jasa
BNI kepada Kantor Cabang Utama dan Kantor Layanan
2) Pengelolaan dan pemprosesan Kredit konsumen
iii. Membantu Kantor Besar /Wilayah/Cabang lain di bidang
pemasaran bisnis.
iv. Melayani dan mengembangkan hubungan dengan
Nasabah/Debitur/Wholesale dan Middle.
v. Mengelola portepel bisnis (dana dan jasa) Nasabah Layanan
commit to user
10
vi. Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah dan penyusun
peta bisnis.
2) Mendukung dan bekerja sama dengan Pemimpin Cabang Utama
dalam hal:
i. Menyusun rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan
penetapan target Penjualan dan tujuan-tujuan lain yang akan
dicapai sesuai dengan prosedur dan kebijakan (RKA) yang
ditetapkan oleh Kantor Wilayah dan Kantor Besar.
ii. Mengorganisasikan serta mengelola sumber daya manusia di
Unit Penjualan.
iii. Melakukan koordinasi dengan segenap unit mengenai
pemecahan permasalahan penjualan di Kantor cabang Utama
dan Kantor Layanan.
iv. Menyelia (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi)
secara langsung seluruh unit-unit kerja di lingkungan Kantor
Cabang Utama sejalan dengan prosedur dan kebijaksanaan
(RKA) yang ditetapkan oleh Kantor Wilayah dan Kantor
Basar.
v. Memastikan berjalannya program-program peningkatan
budaya penjualan (sales enchancement) dari Kantor Besar
commit to user
11
f. Pemimpin Bidang Pelayanan
1) Memberikan dukungan kepada Pemimpin Cabang Utama dalam
mengkoordinasikan dan mengendalikan:
i. Kinerja operasional segenap Unit Layanan dalam
memberikan jasa pelayanan BNI kepada nasabah.
ii. Penyediaan informasi dan pelayanan transaksi giro, tabungan,
deposito dan produk/jasa lainnya kepada nasabah umum dan
nasabah inti prima.
iii. Pelayanan semua jenis transaksi kas tunai dan pemindahan.
iv. Pelayanan transaksi produk/jasa LN (penukaran valas,
ekspor-impor, transfer, draft dan collection).
2) Mendukung dan bekerja sama dengan Pemimpin Cabang Utama
dalam hal:
i. Menyusun rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan
penetapan target pelayanan dan tujuan-tujuan lain yang akan
dicapai sesuai dengan prosedur dan kebijakan (RKA) yang
ditetapkan oleh Kantor Wilayah dan Kantor Besar.
ii. Mengorganisasikan serta mengelola sumber daya manusia
yang ada di Unit Front Office.
iii. Melakukan koordinasi dengan segenap unit mengenai
pemecahan permasalahan pelayanan di Kantor Cabang
commit to user
12
3) Mengelola (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi)
secara langsung seluruh unit kerja di lingkungan Kantor Cabang
Utama sejalan dengan prosedur dan kebijaksanaan (RKA) yang
ditetapkan oleh Kantor Wilayah dan Kantor besar.
4) Memastikan berjalannya program-program peningkatan budaya
pelayanan (service culture enhancement) dari Kantor Besar dan
Kantor Wilayah.
g. Penyelia Pelayanan Uang Tunai
1) Menyelia langsung kegiatan pelayanan transaksi kas / tunai,
pemindahan , setoran kliring, serta transaksi keuangan lainnya
dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik kepada
nasabah, berperan aktif dalam melakukan referal walk in
customer serta mengarahkan nasabah untuk menggunakan
saluran berbiaya rendah (ATM, Phone Plus)
2) Mengupayakan berjalannya program-program peningkatan
budaya Pelayanan (service culture enchancement) dari Kantor
Besar atau Kantor Wilayah.
h. Penyelia Pelayanan Nasabah
1) Melayani Menyelia langsung seluruh kegiatan layanan yang
dilakukan asisten pelayanan nasabah antara lain meliputi :
i. Pembukaan dan pengelolaan rekening/transaksi produk dan
commit to user
13 BNI card phone plus serta melayani transaksi pencairan
bunga deposito dll.
ii. Melakukan referal dan cross selling kepada walk in customer
serta mengarahkan nasabah untuk menggunakan saluran
berbiaya rendah (ATM, Phone Plus) kepada nasabah yang
datang.
2) Bertanggung jawab untuk mengontrol dan memecahkan
permasalahan yang ada, mengelola kepegawaian di unit yang
dikelolanya, memeriksa pelaporan-pelaporan yang dibuat
unitnya.
3) Mengupayakan berjalannya program-program peningkatan
budaya Pelayanan (service culture enchancement) dari Kantor
Besar atau Kantor Wilayah.
i. Penyelia Pelayanan Prima
1) Menyelia kegiatan dan aktifitas pelayanan seluruh asisten pada
unit pelayanan prima dalam hal pembukaan dan pengelolaan
rekening/transaksi produk dan jasa dalam dan luar negeri,
melayani penerbitan credit card, BNI card, phone plus serta
melayani transaksi pencairan bunga deposito dll kepada nasabah
prima cabang.
2) Bertanggung jawab untuk mengontrol dan memecahkan
permasalahan yang ada, mengelola kepegawaian di unit yang
commit to user
14 unitnya agar sesuai dan tepat waktu serta melakukan penjualan
silang kepada nasabah.
3) Mengupayakan berjalannya program-program peningkatan
budaya pelayanan (service culture enchancement) dari kantor
besar atau kantor wilayah.
j. Penyelia Dalam Negeri dan Kliring
1) Menyelia seluruh asisten/pelaksana di unit Administrasi Dalam
Negeri dan Kliring untuk memberikan pelayanan terbaik dalam
pengelolaan aktivitas dalam negeri dan kliring meliputi :
i. Mengelola transaksi kliring (termasuk KU/Inkaso-DN)
ii. Melaksanakan entry transaksi keuangan secara
kliring/pemindahbukuan ke dalam sistem
iii. Mengelola daftar hitam/nasabah penarik cek kosong.
iv. Mengelola komunikasi Cabang.
v. Menyelesaikan transaksi Daftar Pos Terbuka (DPT) –
Rupiah.
vi. Mengelola kegiatan Persepsi untuk KPKN.
k. Penyelia Administrasi Kredit
1) Menyelia langsung seluruh asisten atau pelaksana di unit
Administrasi Kredit unutk memerikan pelayanan terbaik dalam
pengelolaan aktivitas administrasi perkreditan meliputi :
i. Mengelola admnistrasi perkreditan bekerjasama dengan
commit to user
15 ii. Pengelolaan penerbitan jaminan bank
iii. Pelayanan dan pemroresan BNI instan
iv. Penyelenggaraan laporan perkreditan
2) Mendukung atau mensupport berjalannya program2 peningkatan
budaya pelayanan (Service culture enchancement) dari Kantor
Besar atau Kantor Wilayah.
l. Penyelia Administrasi Keuangan
1) Menyelia seluruh asisten atau pelaksana di unit Administrasi
Keuangan untuk memberikan pelayanan terbaik dalam
pengelolaan aktivitas administrasi keuangan meliputi :
i. Mengelola sistem otomasi di kantor cabang utama dan kantor
layanan
ii. Mengelola kebenaran dan sistem transaski keuangan kantor
cabang utama dan kantor layanan
iii. Mengelola laporan harian sistem kantor cabang utama dan
kantor layanan
iv. Mengendalikan transaksi pembukuan kantor cabang utama
dan kanator layanan
v. Mengelola laporan kantor cabang utama
2) Mendukung atau mensupport berjalannya program-program
peningkatan budaya pelayanan (Service culture enchancement)
dari Kantor Besar atau Kantor Wilayah.
m. Penyelia Administrasi Umum
1) Menyelia seluruh asisten atau pelaksana di unit Administrasi
Umum untuk memberikan pelayanan terbaik dalam pengelolaan
commit to user
16
i. Mengelola administrasi kepegawaian
ii. Mengelola kebutuhan logistic, akomodasi dan transportasi
iii. Menyelenggarakan administrasi umum dan kearsipan
2) Mendukung atau mensupport berjalannya program-program
peningkatan budaya pelayanan (Service culture enchancement)
dari Kantor Besar atau Kantor Wilayah.
n. Asisten Pelayanan Prima
Dibawah penyeliaan atasannya bertugas memberikan informasi
produk dan jasa BNI kepada nasabah prima serta menerima,
melayani dan melaksanakan seluruh transaksi DN secara tunai/
pemindahbukuan/ kliring, juga menerima dan memeriksa
permohonan aplikasi kartu ATM, credit card dan kegiatan lainnya
demi pencapaian sasaran unit layanan prima juga melakukan
pelaporan dan administrasi
o. Asisten Administrasi Kredit
Dibawah penyeliaan atasannya aktif menjalankan kegiatan anatar
lain:
1) Mengelola administrasi perkreditan bekerjasama dengan sentra
kredit
2) Mengelola penerbitan jaminan bank
3) Pelayanan dan pemrosesan BNI instan
commit to user
17 p. Asisten Administrasi Keuangan
Dibawah penyeliaan atasannya aktif menjalankan kegiatan:
1) Mengelola sistem otomasi di KCU dan KLN
2) Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan KCU dan
KLN
3) Mengelola laporan harian sistem KCU dan KLN
4) Mengendalikan transaksi pembukuan KCU dan KLN
5) Mengelola laporan KCU
q. Asisten Administrasi Dalam Negeri dan Kliring
Dibawah penyeliaan atasannya aktif menjalankan kegiatan:
1) Mengelola transaksi kliring (termasuk KU/inkaso-DN)
2) Melaksanakan entry transaksi keuangan secara kliring
/pemindahan ke dalam sistem
3) Mengelola daftar hitam/nasabah penarik cek kosong
4) Mengelola komunikasi cabang
5) Menyelesaikan transaksi Daftar Pos Terbuka (DPT)-Rupiah
6) Mengelola kegiatan Bank Operasional/persepsi untuk KPKN
r. Asisten Administrasi Umum
Dibawah penyeliaan atasannya aktif menjalankan kegiatan:
1) Mengelola administrasi kepegawaian
2) Mengelola kebutuhan logistic, akomodasi dan transportasi
commit to user
18 s. Asisten Penjualan
Dibawah penyeliaan atasannya aktif menjalankan kegiatan:
1) Memberikan informasi mengenai produk dan jasa kepada
nasabah/calon nasabah
2) Penjualan produk dan jasa perbankan kepada nasabah/calon
nasabah
3) Membina hubungan dan memantau perkembangan aktifitas
nasabah
t. Asisten Administrasi Penjualan
Dibawah penyeliaan atasannya aktif menjalankan kegiatan:
1) Aktifitas penjualan dan pengelolaan kredit konsumen
2) Membantu penjualan produk dan jasa perbakan kepada
nasabah/calon nasabah
3) Membina hubungan dan memantau perkembangan aktifitas
nasabah
u. Asisten Penyelia Pelayanan Uang Tunai
Dibawah penyeliaan, pengendalian, pengawasan asistennya
bertanggung jawab penuh untuk menyediakan pelayanan transaksi
kas/tunai, pemindahan, kliring, serta transaksi keuangan lainnya
kepada nasabah sesuai dengan standart layanan yang ditetapkan,
melakukan referral kepada walk in customer, serta mengarahkan
kepada nasabah untuk menggunakan saluran berbiaya rendah (ATM,
commit to user
19 v. Asisten Kasir
Dibawah penyelian atasannya berperan aktif dalam mengelola kas
besar (cabang utama dan kantor layanan) dan kas ATM, pelayanan
kas supply/remise ke cash admin centre serta pengambilan dan
setoran tunai dalam jumlah besar (>= Rp 100jt).
w. Asisten Pelayanan Nasabah
Dibawah penyeliaan atasannya bertugas memberikan informasi
produk dan jasa BNI kepada nasabah serta menerima, melayani dan
melaksanakan seluruh transaksi produk DH/LN secara
tunai/pemindahbukuan/kliring.
x. Pengelola LN
Berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan:
1) Melayani transaksi ekspor
2) Melayani transaksi impor
3) Memberikan informasi mengenai produk dan jasa LN
4) Menyelesaikan daftar pos terbuka transaksi valuta asing
y. Asisten Pengelola LN
Dibawah penyeliaan berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan:
1) Memberikan informasi dan pelayanan produk LN secara tunai,
pemindahan dan kliring
2) Melayani transaksi ekspor impor, incoming dan outgoing transfer
dan inward dan outward collection
commit to user
20 4) Menyelesaikan daftar pos terbuka transaksi valuta asing
z. Asisten Penyelia Pelayanan Uang Tunai
Dibawah penyeliaan, pengendalian, pengawasan asistennya
bertanggung jawab penuh untuk menyediakan pelayanan transaksi
kas/tunai, pemindahan,kliring, serta transaksi keuangan lainnya
kepada nasabah sesuai dengan standart layanan yang ditetapkan.
aa. Greeter
1) Mengarahkan dan membantu nasabah yang membutuhkan
informasi untuk menjamin pelayanan terbaikkepada nasabah .
2) Memberikan informasi tentang produk dan jasa kepada nasabah.
3) Memberikan solusi kepada nasabah terhadap
permasalahan/complain yang terjadi.
Memelihara kerapihan banking hall.
4. Produk-produk PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk
Saat ini Bank Negara Indonesia Tbk. Mempunyai beberapa fitur saldo
nasabah antara lain
a. Tabungan Plus (Taplus)
Kini setiap penabung BNI Taplus diberikan BNI Card sehingga
layanan semakin “PLUS”. Dengan BNI Card anda dapat
memanfaatkan ATM CIRRUS diseluruh dunia dan/atau POS (Point
Of Sale) yang memasang logo Master Card, sehingga anda dapat
commit to user
21
b. BNI TAPPA (Taplus Pegawai/Anggota)
BNI Taplus/Anggota (BNI TAPPA) adalah tabungan yang
diverikan kepada pegawai/anggota perusahaan/ lembaga/asosisasi/
organisasi profesi yang bekerja sama dengan BNI yang berfungsi
sebagai sarana tabungan.
Kartu Pegawai/kartu anggota (KP/KA) adalah kartu ATM yang
dapat berfungsi sebagai kartu identitas anggota/pegawai
perusahaan profesi. Nasabah adalah pegawai/anggota
perusahaan/lembaga/asosisasi/organisasi yang telah menjalin kerja
sama dengan BNI.
c. BNI TAPMA (Taplus Mahasiswa)
BNI Taplus Mahasiswa (BNI TAPMA) adalah tabungan yang
diberikan kepada para mahasiswa perguruan tinggi negeri/swasta
(PTN/PTS) yang bekerja sama dengan BNI yang berfungsi untuk
menampung keperluan pembayaran SPP dan/atau lainnya. Kartu
tanda Mahasiswa (KTM) adalah kartu ATM yang dapat berfungsi
sebagai kartu identitas mahasiswa.
d. Tabunganku
Tabunganku adalah tabungan untuk perorangan warga negara
Indonesia dengan persyaratan murah dan ringan yang
diselenggarakan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna
menumbuhkan budaya menabung serta untuk meningkatkan
commit to user
22
e. BNI Taplus Anak
Merupakan produk unggulan terbaru dari BNI yang mulai
dipasarkan Juli 2011 dengan target anak-anak usia 0-18 tahun.
Produk ini diluncurkan oleh BNI untuk mendidik anak yang rajin
menabung, dimana tabungan atas nama anak tersebut, bebas biaya
administrasi, serta orang tua mendapatkan sms langsung atas
semua transaksi yang terjadi pada rekening tersebut.
f. BNI Giro
Merupakan simpanan unggulan BNI yang dapat ditarik dengan cek
maupun bilyet giro.
g. BNI deposito
Merupakan simpanan unggulan BNI dengan jangka waktu 1,3,6
dan 12 bulan.
h. BNI TKI
BNI TKI merupakan simpanan nasabah personal dalam mata uang
rupiah untuk tenaga kerja indonesia yang akan atau sedang bekerja
di luar negeri dan atau keluarganya yang tinggal di indonesia
dengan bukti kepemilikan berupa buku dan kartu TKI (Khusus
untuk TKI)
i. BNI Simponi
Simponi ( Simpanan Pensiun BNI) adalah layanan pengelolaan
simpanan untuk program pensiun yang diselenggarakan oleh Dana
commit to user
23 dipersembahkan untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan
masyarakat luas yang mengiginkan kesejahteraan dan kebahagiaan
bagi seluruh keluarganya di masa depan.
j. BNI Tapenas
Tapenas merupakan akronim dari tabungan pendidikan untuk anak
sekolah. Tabungan berjangka bagi nasabah perorangan untuk
investasi dana pendidikan anak dengan manfaat asuransi.
k. BNI Taplus Bisnis
Merupakan produk simpanan BNI yang membantu nasabahnya
untuk menjalankan bisnis, baik perorangan maupun badan usaha.
Keungulan produk ini adalah rincian transaksi tercetak lengkap di
buku tabungan. Fasilitas notifikasi transaksi melalui sms, fasilitas
automatic transfer system online (ATS Online), gratis asuransi
jiwa, limit transaksi kartu lebih tinggi, otomatis askes e-banking
BNI.
l. BNI Duo
Merupakan simpanan di BNI dengan menggunakan dua jenis mata
uang, yaitu rupiah dan dollar amerika.
m. BNI Haji
BNI Haji merupakan tabungan yang digunakan sebagai sarana
penghimpun dan pembayaran biaya penyelenggaraan ibadah haji
(BPIH) . Sesuai keputusan dirjen Bimas Islam dan urusan haji No.
commit to user
24 sudah mencapai dua puluh juta langsung dipindah ke rekening
Departemen agama sebagai syarat untuk mendaftarkan pada Sistem
Komputer Haji Terpadu (Siskohat) dan dinyatakan sah sebagai
waiting list calon jemaah haji. Nasabah bisa langsung menjadi
calon jamaah haji sesuai kuota yang tersedia atau menjadi calon
jemaah haji tahun-tahun berikutnya.
5. Produk- Produk Pinjaman PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk.
a. BNI Fleksi
Merupakan fasilitas kredit tanpa anggunan yang diberikan kepada
pegawai /pensiunan pemegang rekening taplus yang mempunyai
penghasilan tetap, untuk keperluan konsumtif yang tidak
bertentangan dengan peraturan maupun Undang- Undang yang
berlaku.
b. BNI Griya
Merupakan kredit yang diberikan kepada anggota masyarakat
untuk membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko,
rusun, rukan, kios, apartemen, kondominium, vila dan sejenisnya)
dan membeli tanah kavling yang besarnya disesuaikan dengan
kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali
masing-masing calo debitur.
c. BNI Multiguna
merupakan kredit yang diberikan kepada anggota masyarakat
commit to user
25 bangunan rumah tinggal yang dimiliki oleh calon debitur atau
pihak ketiga yang memiliki hubungan dengan pemohon.
d. BNI Griya Multiguna
merupakan pengembagan BNI Multiguna dengan maksimum kredit
dan sasaran lebih tinggi dengan agunan berupa tanah dan bagunan
rumah tinggal milik pemohon atau suami/istri pemohon.
e. BNI OTO
merupakan kredit yang diberikan kepada anggota masyarakat
untuk pembelian kendaraan bermotor dengan jaminan kendaraan
bermotor dengan jaminan kendaraan bermotor dengan jaminan
kendaraan bermotor ynag dibiaya dengan kredit ini.
f. BNI Instan
merupakan kredit yang dijamin dengan simpanan dalam bentuk
deposito/giro/tabungan yang diberikan BNI.
B. Latar Belakang Masalah
Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang ekonomi dan
perdagangan berimbas pada meningkatnya transaksi keuangan, baik
menggunakan alat pembayaran tunai maupun nontunai. Lalulintas
pembayaran tunai yang ada saat ini merupakan proses evolusi dari
perkembangan alat pembayaran tunai. Meskipun pada kenyataannya,
penggunaan alat pembayaran tunai masih ada dan berlaku di masyarakat,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa transaksi bisnis sekarang ini mayoritas
commit to user
26 beberapa faktor yaitu: (1) alat pembayaran tunai yang lebih banyak
menggunakan uang kartal (uang kertas dan logam) memiliki kendala
efisiensi sedangkan alat pembayaran nontunai lebih efisiensi karena
mengunakan Cek atau Bilyet Giro yang berbasisi kertas (paper based) dan
berupa transfer dan elektronik (paperless), selain itu juga dapat berupa alat
pembayaran kartu (card based) seperti kartu ATM, kartu debet,kartu kredit
dan kartu prabayar. (2) Apabila melakukan transaksi keuangan dalam
jumlah besar, alat pembayaran tunai lebih beresiko daripada alat
pembayaran nontunai, seperti resiko pencurian, perampokan dan pemalsuan
uang. Melihat dua faktor utama tersebut, para pelaku ekonomi global
sangat membutuhkan sistem pembayaran yang aman, cepat dan handal
dalam transaksi yang menunjang kegiatan usahanya.
Transaksi keuangan yang menggunakan alat pembayaran nontunai
berupa cek atau bilyet giro mengharuskan masyarakat memiliki dana yang
tersimpan dibank agar penyelesaian transaksi berjalan lancar. Bank
merupakan lembaga keuangan yang terlibat dalam lalu lintas pembayaran
cek atau bilyet giro yang mekanismenya diselesaikan melalui sistem
kliring. Sistem kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan
elektronik antarpeserta kliring baik atas nama nasabah peserta yang
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Penyelenggaraan kliring
dimaksudkan untuk mempermudah cara pembayaran dengan perantaraan
bank peserta kliring dan Bank Indonesia yang betindak sebagai
commit to user
27 PT Bank Negara Indonesia adalah salah satu bank peserta kliring yang
memberikan pelayanan kliring kepada nasabahnya baik untuk pembayaran
maupun penagihan kepada nasabah bank lain denga mata uang berbentuk
rupiah. Di bawah lembaga kliring yakni Bank Indonesia, PT Bank Negara
Indonesia ikut serta dalam operasional Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI). SKNBI merupakan suatu sistem yang digunakan
dalam penyelengaraan kliring secara nasional.
Untuk menghindari praktek-praktek kejahatan melalui kliring, maka pihak
bank memberikan suatu tindakan pengamanan guna kelancaran pelaksanaan
kliring. Usaha pengamanan dalam kliring dimaksudkan untuk memperlancar,
mempermudah, meningkatkan pelaksanaan pengawasan intern peserta kliring,
menghindarkan usaha memanipulasi serta usaha-usaha lain dari orang yang
tidak bertanggung jawab yang dapat merugikan bank.
Penulis membahas judul ini dengan maksud pembaca bisa mengetahui
prosedur penyerahan dan pengembalian warkat kliring.
C. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dalam tugas akhir ini
penulis merumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana prosedur penyerahan warkat kliring pada PT Bank Negara
Indonesia Tbk. KCU Surakarta ?
2. Bagaimana prosedur pengembalian warkat kliring pada PT Bank Negara
commit to user
28
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Tujuan obyektif
a. Untuk mengetahui bagaimana sistem penyerahan dan pengembalian
warkat kliring Di Bank Negara Indonesia Cabang Surakarta.
b. Untuk mengetahui apakah sistem yang ada sudah dijalankan dengan
benar.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk mengembangkan teori yang telah diterima penulis selama
mengikuti kuliah serta melatih kemampuan penulis dalam pembuatan
karya ilmiah.
b. Untuk mendapatkan bahan-bahan dan data yang digunakan dalam
penyusunan penulisan tugas akhir guna memenuhi syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi Keuangan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi teori tentang bagaimana cara
prosedur penyerahan dan pengembalian warkat kliring.
b. Dapat memberikan bahan dan masukan serta referensi bagi penelitian
commit to user
29 2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada
pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang berkaitan
dengan perihal sistem kliring.
b. Memberikan informasi bagi para pembaca tugas akhir dan
masyarakat pada umumnya tentang bagaimana prosedur penyerahan
dan pengembalian warkat kliring dan apakah prosedur tersebut
commit to user
30 BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Sejarah Kliring di Indonesia
Perjanjian yang menyangkut sistem perhitungan penyelesaian hutang
piutang melalui mekanisme kliring untuk pertama kali terjadi di Indonesia
pada tanggal 15 Februari 1909 antara 6 (enam) bank utama di Jakarta (saat
itu bernama Batavia). Sistem ini dirasakan sangat bermanfaat dalam
memperlancar serta mempermudah perhitungan antar bank. Enam bank
utama yang menyelenggarakan perjanjian sistem perhitungan kliring ini
adalah Nederlandsche Handel Mij Factorij, De Hongkong & Shanghai
Banking Corp, De Chartered Bank of India Australia & China, De
Nederderlandsch Indische Escompto Mij, De Nederlandsch Indische
Handelsbank, dan De Javasche Bank. Perhitungan kliring pada saat itu
dilaksanakan oleh pihak ketiga yaitu di gedung Fa. Rijnst & Vinju dibawah
pimpinan E. Th. Kal. Adapun perkembangan kegiatan kliring dapat
digambarkan sebagai berikut;
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 13 tahun 1968 tentang
Bank Sentral pada waktu itu, pada Pasal 30 butir a. diatur bahwa Bank
Indonesia membina perbankan dengan jalan memperluas, memperlancar dan
mengatur lalu lintas pembayaran giral dan menyelenggarakan kliring antar
bank. Sesuai amanat Undang-undang dimaksud penyelenggaraan kliring
commit to user
31 telah diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.
14/35/Kep/Dir/UPPB dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/8/UPG
masing-masing tertanggal 10 September 1981 tentang Penyelenggaraan
Kliring Lokal.
Pada awalnya, pelaksanaan kliring di Jakarta dan kota-kota lain di
Indonesia dilaksanakan secara manual, yaitu suatu sistem perhitungan antar
bank dimana pelaksanaan fungsi yang meliputi perhitungan, pembuatan
daftar, pemilahan, pengecekan, penyesuaian dan distribusi warkat kliring
dilakukan secara manual, baik oleh penyelenggara maupun oleh bank
peserta kliring. Dalam perkembangannya, sejalan dengan meningkatnya
transaksi perekonomian nasional khususnya di Jakarta dan kota-kota besar
lainnya di Indonesia yang antara lain ditandai dengan meningkatnya jumlah
bank/kantor peserta kliring serta kuantitas maupun volume warkat kliring
yang dikliringkan, sistem penyelenggaraan kliringpun menjadi sangat
penting untuk ditingkatkan atau dikembangkan demi efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan kliring.
Khusus di wilayah kliring Jakarta, pertumbuhan baik jumlah warkat
kliring maupun nilai nominal rata-rata 6% per tahun, menyebabkan
penyelenggaraan kliring secara manual menjadi tidak efektif dan efisien lagi.
Pada tahun 1990 dilakukan perubahan sistem penyelenggaraan kliring lokal
Jakarta dari sistem manual menjadi sistem otomasi kliring. Sistem Otomasi
adalah sistem perhitungan antar bank dimana pelaksanaan fungsi-fungsi
commit to user
32 dilakukan oleh Penyelenggara dengan bantuan perangkat komputer,
sedangkan pemilahan warkat dilakukan dengan bantuan mesin baca pilah
(reader sorter) yang dapat memilah +/- 1.000 (seribu) warkat per menit
secara otomatis. Sementara itu di beberapa kota lain yang warkat kliringnya
relatif cukup banyak dilakukan perubahan sistem kliring dari sistem manual
menjadi sistem semi otomasi kliring lokal (SOKL). SOKL adalah sistem
perhitungan antar bank dimana penggabungan data, pembuatan daftar dan
laporan serta bilyet saldo kliring dilakukan oleh Penyelenggara secara
komputerisasi, sedangkan kegiatan pengecekan, penyesuaian dan distribusi
warkat kliring dilakukan oleh masing-masing bank peserta kliring secara
manual.
Di tempat-tempat yang tidak terdapat kantor Bank Indonesia dimana
jumlah bank dan volume warkat kliring relatif cukup banyak,
penyelenggaraan kliring umumnya dilakukan oleh bank pemerintah atau
bank pembangunan daerah yang ditunjuk oleh Bank Indonesia berdasarkan
kesediaan dan kesiapan teknis maupun non teknis. Kebijakan ini ditempuh
agar sistem pembayaran yang efektif dan efisien melalui kliring tidak saja
dinikmati oleh masyarakat di kota-kota besar melainkan mencakup pula
transaksi-transaksi masyarakat melalui perbankan di kota-kota yang relatif
kecil dan atau jauh dari pusat-pusat bisnis. Dewasa ini, penyelenggaraan
kliring di Indonesia yang dilakukan oleh Bank Indonesia meliputi 1 kota
dengan sistem elektronik (Jakarta), 3 kota dengan sistem otomasi kliring
commit to user
33 penyelenggaraan kliring yang dilakukan oleh penyelenggara yang bukan
merupakan Bank Indonesia meliputi 23 kota dengan SOKL dan 41 kota
dengan sistem kliring secara manual. Semakin meningkatnya jumlah warkat
kliring dari waktu ke waktu menyebabkan meningkatnya tekanan-tekanan
dalam kegiatan proses warkat kliring baik di bank peserta kliring maupun di
Penyelenggara. Hal tersebut diakibatkan adanya keterbatasan kemampuan
sarana kliring yang ada dibandingkan dengan peningkatan jumlah warkat
kliring. Pada gilirannya hambatan-hambatan dalam proses warkat kliring
tersebut menyebabkan terjadi keterlambatan dalam setelmen dan penyediaan
informasi hasil kliring.
Sebagaimana diketahui, gangguan yang terjadi dalam sistem
pembayaran sangat berpotensi untuk memperlemah dan mengurangi
kepercayaan masyarakat terhadap bank. Gangguan tersebut dapat pula
merugikan lembaga lain yang terkait sehingga dapat menimbulkan efek
negatif yang berantai (systemic risk). Untuk itu, sesuai dengan acuan pokok
pengembangan sistem pembayaran nasional (Blue Print Sistem Pembayaran
Nasional Bank Indonesia;1995) yang antara lain memuat visi, kerangka
kebijakan dan langkah-langkah yang perlu dikembangkan dalam
menciptakan sistem pembayaran nasional yang lebih efektif, efisien, handal
dan aman, maka pada tahun 1996 konsep penyelenggaraan kliring lokal
secara elektronik dengan teknologi image mulai dikembangkan oleh Urusan
Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia. Pada tanggal 18
commit to user
34 pembayaran dimana untuk pertama kalinya di Indonesia diresmikan
penggunaan Sistem Kliring Elekronik Jakarta (SKEJ) oleh Gubernur Bank
Indonesia, DR. Syahril Sabirin. Dengan sistem elektronis ini informasi
warkat kliring dikirim secara elektronis dan on-line dari Terminal Peserta
Kliring (TPK) ke terminal penyelenggara (Sistem Pusat Komputer Kliring
Elektronik/SPKE) melalui Jaringan Komunikasi Data (JKD). Sementara itu
fisik warkat itu sendiri tetap diserahkan ke Bank Indonesia untuk dipilah
oleh mesin baca-pilah berdasarkan bank tertuju. Perhitungan kliring dan
bilyet saldo kliring dilakukan oleh Bank Indonesia berdasarkan data
elektronis yang dikirim bank-bank peserta yang kemudian dicetak dalam
bentuk laporan dan didistribusikan kepada bank bersama-sama dengan
warkat yang telah dipilah oleh mesin baca-pilah. Sedangkan Kliring
Pengembalian tetap menggunakan sistem SOKL. Pada awal implementasi,
jumlah peserta yang ikut serta dalam kliring elektronis masih terbatas
kepada 8 peserta kliring (BRI, BDN, BII, BCA, B.Bali, Deutsche Bank,
Standard Chartered Bank dan Citibank) dan 2 peserta intern dari Bank
Indonesia (Bagian Akunting Thamrim dan Bagian Akunting Kota).
Keikutsertaan kantor-kantor bank dalam penyelenggaraan kliring elektronis
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan teknis masing-masing
peserta. Bagi kantor-kantor bank yang belum menjadi anggota SKEJ,
perhitungan kliring tetap menggunakan sistem otomasi. Penerapan sistem
kliring elektronik secara menyeluruh baru diterapkan pada tanggal 18 Juni
commit to user
35 2. Pengertian Kliring
Kliring berasal dari bahasa Inggris yaitu “clear”. Kamus The Grolier
Webster International Dictionary of The English Language dalam Subagyo
dkk, (1997:38), memberikan definisi celaring sebagai berikut: “The act os
exchanging drafts on each other and settling the differences.” Artinya:
kegiatan mengadakan tukar-menukar warkat antara satu bank dengan bank
lainnya dan menetapkan perbedaan-perbedaanya.
Sedangkan menurut Kamus Perbankan yang disusun oleh tim penyusun
Kamus Perbankan Indonesia 1980, kliring adalah perhitungan utang piutang
antara para peserta secara terpusat di satu tempat dengan cara saling
menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah
ditetapkan untuk dapat diperhitungkan.
Budisantoso dan Triandaru (2006:135) menyebutkan “kliring antarbank
adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antarbank baik atas
nama bank maupun nasabah yang hasil dari perhitungannya diselesaikan
pada waktu tertentu”.
Berdasarkan berbagai macam pendapat mengenai pengertian dari kliring
tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa kliring adalah perhitungan
utang piutang antara para peserta secara terpusat di satu tempat dengan cara
saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah
ditetapkan untuk dapat diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk
commit to user
36 3. Istilah-Istilah Dalam Kliring
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/18/PBI/2005
tanggal 22 Juli 2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, antara
lain dalam Pasal 1 disebutkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998;
b. Bank Konvensional adalah Bank yang melakukan kegiatan usaha
secara konvensional;
c. Kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar
peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah
peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
d. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang selanjutnya disebut
SKNBI, adalah sistem Kliring Bank Indonesia yang meliputi Kliring
debet dan Kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan
secara nasional.
e. Kliring Debet adalah kegiatan dalam SKNBI untuk transfer debet.
f. Kliring Kredit adalah kegiatan dalam SKNBI untuk transfer kredit.
g. Wilayah Kliring adalah suatu wilayah tertentu yang
menyelenggarakan Kliring sebagai bagian dari SKNBI.
h. Penyelenggara Kliring Nasional, yang selanjutnya disebut PKN,
adalah unit kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia yang bertugas
commit to user
37
i. Penyelenggara Kliring Lokal, yang selanjutnya disebut PKL, adalah
unit kerja di Bank Indonesia dan unit kerja di kantor Bank yang
bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah
Kliring.
j. PKL BI adalah unit kerja di Bank Indonesia yang bertugas
mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu Wilayah Kliring.
k. PKL Selain BI adalah unit kerja pada kantor Bank yang memperoleh
persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan
SKNBI di suatu Wilayah Kliring.
l. Peserta adalah kantor Bank Indonesia dan atau kantor Bank yang
terdaftar pada PKN dan atau PKL untuk mengikuti kegiatan SKNBI.
m. Data Keuangan Elektronik, yang selanjutnya disebut DKE, adalah
data transfer dana dalam format elektronik yang digunakan sebagai
dasar perhitungan dalam SKNBI.
n. Penyelesaian Akhir (settlement), yang selanjutnya disebut
Penyelesaian Akhir, adalah kegiatan pendebetan dan pengkreditan
rekening giro Bank di Bank Indonesia yang dilakukan berdasarkan
perhitungan rekening giro Bank di Bank Indonesia yang dilakukan
berdasarkan perhitungan hak dan kewajiban masing-masing Bank
yang timbul dalam penyelenggaraan SKNBI.
o. Warkat Debet adalah alat pembayaran bukan tunai yang
commit to user
38
p. Penarik adalah pemilik rekening yang memerintahkan Tertarik untuk
melakukan pembayaran atau pemindahbukuan sejumlah dana atas
beban rekeningnya kepada Pemegang dengan menggunakan cek atau
biylet giro;
q. Tertarik adalah bank yang menerima perintah pembayaran atau
pemindahbukuan dari Penarik;
r. Pemegang adalah Nasabah yang memperoleh pembayaran atau
pemindahbukuan dana dari Penarik sebagaimana diperintahkan oleh
Penarik kepada Tertarik;
s. Cek/Bilyet Giro Kosong adalah Cek/Bilyet Giro yang diunjukkan
dan ditolak Tertarik dalam tenggang waktu adanya kewajiban
penyediaan dana oleh Penarik karena saldo tidak cukup atau
Rekening telah ditutup;
t. Daftar Hitam adalah suatu daftar yang berisi nama-nama Penarik
Cek/Bilyet Giro Kosong yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan
berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penerbitan.
4. Sistem Kliring
Saat ini penyelenggaraan kliring lokal di Indonesia dilakukan dengan
menggunakan 4 (empat) macam sistem kliring, yaitu :
i. Sistem Manual
Saat ini pengaturan mengenai sistem manual terdapat dalam Surat
Edaran Bank Indonesia No. 2/7/DASP tanggal 24 Februari 2000
commit to user
39 Manual, pelaksanaan fungsi-fungsi kliring seluruhnya dilakukan
secara manual, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1) Perhitungan kliring dan pemilahan/penyampaian warkat
dilakukan oleh semua peserta;
2) Pembuatan dan pencocokan rincian Daftar Warkat Kliring,
penyusunan Neraca Kliring serta pembuatan Bilyet Saldo
Kliring dilakukan oleh Peserta;
3) Penyusunan Neraca Kliring Penyerahan dan Pengembalian
Gabungan dilakukan oleh Penyelenggara;
4) Identitas peserta menggunakan nomor urut kelompok;
5) Menggunakan warkat baku, namun dapat menggunakan standar
kertas sekuriti yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
warkat baku pada sistem otomasi dan elektronik;
6) Kesalahan perhitungan lebih sering terjadi;
7) Memiliki wakil peserta sekurang-kurangnya 2 (dua) orang yang
mempunyai kewenangan untuk membuat, mengubah dan
menandatangani Daftar Warkat Kliring Penyerahan/
Pengembalian, Neraca Kliring Penyerahan/Pengembalian, Bilyet
Saldo Kliring serta menandatangani dan mencantumkan nama
jelas sebagai tanda terima pada Daftar Warkat Kliring
commit to user
40 ii. Semi Otomasi Kliring Lokal (SOKL)
1) Perangkat yang diperlukan
Untuk menjalankan program SOKL diperlukan perangkat yaitu
1 buah PC IBM Compatible, minimal PC seri 486 DX dengan
Hardisk minimal 100 Mega Byte dan 1 buah printer.
2) Mekanisme SOKL
a) Proses kliring penyerahan
i. Untuk menjalankan proses ini Cabang masuk ke dalam
menu Kliring Penyerahan. Dalam menu ini berisi 7 menu
pilihan. Pada saat mengisi data Cabang diminta untuk
mengisi sandi bank kantor sebagai bank peserta kliring
yang akan menyerahkan warkat.
ii. Selanjutnya Cabang harus mengisi data mengenai warkat
yang akan dikliringkan. Setelah selesai pengisian data
warkat petugas kliring harus memeriksa kembali untuk
menghindarkan pengisian data yang keliru/salah. Bila
sudah benar kemudian melakukan Rekam untuk
menyimpan data yang sudah diisi dengan benar.
iii. Data warkat yang akan diserahkan ke bank penyelenggara
kliring harus sesuai antara total manual dengan perhitungan
dalam komputer. Untuk menguji kebenaran yang telah
dilakukan, petugas kliring harus mengisi menu Bukti
commit to user
41 Apabila total lembar dan total nominal yang dimasukkan
sudah benar, petugas kliring harus membuat disket kliring
jika sebagai peserta kliring langsung dan atau disket
transfer jika status sebagai cabang pembantu.
iv. Setelah selesai membuat disket kliring atau transfer,
petugas kliring diminta untuk mebuat laporan melalui menu
laporan kliring lokal penyerahan, yaitu daftar rincian
warkat debet dan kredit yang diserahkan dengan total
lembar dan nominal, daftar rincian warkat debet dan kredit
yang diterima dengan total lembar dan nominal.
v. Apabila Cabang Bank BNI mempunyai kantor cabang
pembantu, maka disket yang dibuat oleh Cabang Pembantu
warkat harus digabung di kantor cabang induknya.
b) Kliring Pengembalian
i. Untuk melakukan proses ini Cabang yang akan
mengembaliakn warkat ke Bank penyelenggara kliring
harus mengisi data kliring pengembalian.
ii. Apabila ada warkat yang ditolak cabang harus mengisi pada
data tolakan sampai dengan penolakannya.
iii. Selanjutnya cabang melakukan:
(a) Rekam data, untuk menyimpan data yang sudah diisi
commit to user
42 (b) Koreksi data, untuk mengoreksi data yang saat itu
sedang proses isi data bila ada.
(c) Batal data, untuk membatalkan data yang saat itu
sedang proses isi data bila perlu.
(d) Cabang melakukan rekam disket untuk data warkat
yang akan diserahkan kepada bank penyelenggara
kliring. Untuk penyerahan data itu antara jumlah
nominal yang dihitung secara manual dengan
perhitungan dalam computer harus sama.
(e) Apabila total lembar dan total nominal warkat yang
enter ke dalam computer sudah benar, maka cabang
melanjutkan proses lainnya yaitu membuat disket
kliring atau disket transfer bila sebagai kantor cabang
pembantu.
(f) Membuat atau mencetak laporan-laporan yang
diperlukan yaitu:
i) Laporan kredit
ii) Laporan debet
iii) Cetak Surat Keterangan Penolakan (SKP)
(g) Bagi kantor cabang pembantu penyerahan disket
transfer ke penyelenggara kliring harus digabung lebih