1
PENERAPAN PROYEKSI ATAS LAPORAN KEUANGAN PROFORMA
TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG TASIKMADU KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
Karlina Fatma
F.3306059
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.
Sejarah berdirinya Pabrik Gula Tasikmadu
Pabrik Gula Tasikmadu didirikan oleh KGPA Mangkunegaran IV pada
tahun 1871 yang telah lebih dahulu mendirikan Pabrik Gula Colomadu pada
tahun 1861 dengan sejarah singkat sebagai berikut :
a.
Tahun 1871
KGPAA Mangkunegoro IV bekerjasama dengan pemerintah Hindia
Belanda (Superintendents M.S.Zeken) mendirikan PG Tasikmadu dan mulai
beroperasi tahun 1874 dibawah pengelolaan Het Fonds Eigendommen
Mangkoenegaranse Rijk.
b.
Tahun 1926 – 1937
Pada tahun 1926 dilakukan perbaikan untuk meeningkatkan kapasitas
dan mulai beroperasi normal kembali pada tahun 1937 sampai dengan
pendudukan Jepang tahun 1942.
c.
Tahun 1942 – 1946
Pengelola perusahaan berada dibawah kantor Pimpinan Oemoem
Peroesahaan Mangkoenegaran (POPMN)
d.
Tahun 1946 – 1947
Bergabung dengan Perusahaan Kasunanan menjadi Perusahaan
Nasional Surakarta (PNS)
e.
Tahun 1947 – 1960
Tahun 1947 lahir Peraturan Pemerintah (PP) No. 9/PP/1947 mengubah
PNS menjadi Perusahaan Perkebunan Republik Indonesia (PPRI) sampai
dengan tahun 1960.
f.
Tahun 1960 – 1963
Tahun 1960 lahir (PP) No. 47/PP/1960 tentang penyerahan PRRI
kepada Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) dan pada tahun 1961 lahir PP
No. 164/PP/1961 yang memasukkan PG Tasikmadu ke dalam PPN Jawa
Tengah dan memiliki status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sampai
dengan tahun 1963.
g.
Tahun 1963 – 1965
Tahun 1963 lahir PP No. 1/PP/1963 yang mengubah PPN menjadi
Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara (BPUPPN) sampai
dengan tahun 1965.
h.
Tahun 1965 – 1968
Pada tahun 15 Mei 1965 lahir Keputusan Menteri Koordinator
Departemen Pertanian dan Agraria No. 179/SK/Kompag/1965 yang
mengubah BPUPPN menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan
Negara Gula (BPUPPN Gula) sampai dengan tahun 1968.
i.
Tahun 1968 – 1973
Berdasarkan PP No.14/PP/1968 didirikan Perusahaan Negara
Perkebunan XVI (PNP XVI) dan BPUPPN Gula dimasukkan kedalam PNP
XVI dan PG Tasikmadu masuk dalam unit kerja PNP XVI sampai dengan
1973.
j.
Tahun 1973 – 1981
Pada tahun 1973 lahir PP No. 32/PP/1973 yang mengubah status PNP
menjadi Persero yaitu PT. Perkebunan XVI (PTP XVI) sampai dengan
tahun1981.
k.
Tahun 1981 – 1996
Pada tanggal 28 April 1981 lahir Surat Keputusan Menteri Keuangan
No. 236/KMK.011/1981 yang menggabungkan PTP XV dengan PTP XVI
menjadi PTP XV – XVI (Persero) yang berkedudukan di Jl. Ronggowarsito
No. 164 Surakarta sampai dengan tahun 1996. Pada rentang waktu tersebut
tepatnya tahun 1989 diadakan rehabilitasi PG Tasikmadu dengan menaikkan
kapasitas dari 2500 TCD menjadi 4000 TCD.
l.
Tahun 1996
Berdasarkan PP No.17/PP/1996 tanggal 14 Februari 1996, Surat
Keputusan Menteri Keuangan No. 168/KMK.016/1996 tanggal 16 Maret 1996
dan No. 256/KMK.016/1996 tanggal 8 April 1996, PTP XV – XVI (Persero)
digabung dengan PTP XVIII (Persero) menjadi PT Perkebunan Nusantara IX
(Persero) dan PG Tasikmadu menjadi salah satu unit kerja dari PT
Perkebunan Nusantara IX (Persero).
m.
Tahun 1997
Pada tahun 1997 PG Colomadu ditidurkan dan tahun 1998 digabung
dengan PG Tasikmadu menjadi PG Tasikmadu Afdeling Colomadu.
n.
Tahun 2005
Pada tanggal 18 Desember 2005 diresmikan berdirinya Agro Wisata
Sondokoro yang merupakan salah satu diversifikasi usaha dari PG Tasikmadu.
o.
Tahun 2007
Pada tanggal 11 Mei 2007 diresmikan alih proses PG Tasikmadu dari
Karbonasi menjadi Sulfitasi.
.
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi PG Tasikmadu Karanganyar
KEPALA
INSTALASI
KEPALA
PENGOLAHAN
KEPALA
A.K.U
KEPALA
TANAMAN
Litbang
SKW
SKK
Ka Sub
Teb/Angk
4 Sub Bagian
Masinis Stasiun
Chemiker
KARYAWAN PELAKSANA TETAP
PEKERJA PKWT
5
1.
Struktur Organisasi
Kegiatan usaha unit kerja PG Tasikmadu dikelola dan dipimpin oleh
Administratur dibantu oleh beberapa Kepala Bagian. Adapun susunan dan tugas
masing-masing jabatan pada PG Tasikmadu adalah sebagai berikut :
a.
Administratur
Administratur adalah pimpinan tertinggi dalam struktur organisasi PG
yang bertanggung jawab memimpin dan mengelola semua kegiatan usaha yang
meliputi perencanaan dan pelaksanaan seluruh operasional produksi, finansial dan
administrasi dengan efektif dan efisien. Administratur membawahi 4 Bagian
yaitu:
1.
Bagian Tanaman
Bagian tanaman bertanggungjawab dalam pengelolaan tanaman/kebun tebu
mulai dari persiapan lahan dan bibit sampai dengan penyediaan tebu sebagai
bahan baku di Pabrik Gula.
Bagian tanaman membawahi bagian-bagian berikut :
a.
Sinder kebun Kepala
1)
Bertanggungjawab atas Rayon Tertentu dan melakukan pengawasan
untuk meningkatkan ketertiban, efektivitas dan efisiensi dalam
rayonnya yang meliputi pembibitan, penanaman, pemeliharaan, tebang
dan angkut tebu.
2)
Mengkoordinir dan melakukan pembagian tugas kepada bawahannnya
untuk mencapai peningkatan produktivitas.
3)
Melakukan pembinaan kepada Petani Tebu Rakyat dalam rangka
penyediaan bahan baku yang diperlukan untuk mencapai target
produksi.
4)
Menyelenggarakan administrasi, arsip, dokumentasi dan statistik atas
seluruh hasil kegiatan dalam rayonnya.
b.
Sinder Kebun Wilayah
1)
Mengatur pelaksanaan aktivitas kebun untuk menghasilkan produksi
yang setinggi-tingginya baik kuantitas maupun kualitas.
2)
Mengelola sarana dan prasarana.
3)
Mengatur penyediaan tenaga kerja, membimbing, membina dan
mengendalikan untuk menjaga produktivitas kerja yang optimal.
4)
Menyelenggarakan administrasi, dokumentasi dan statistik atas
seluruh aktivitas dalam kebunnya.
c.
Sinder Kebun Percobaan/Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
1)
Bekerjasama dengan Sinder Kebun Wilayah, berkewajiban mengawasi
penyelenggaraan kebun-kebun percobaan, pemeliharaan sampai
dengan penebangandan selanjutnya bekerjasama dengan Bagian
Pengolahan dalam penggilingan.
2)
Menyelenggarakan dan mempertanggungjawabkan pengambilan
contoh kemasakan tebu dengan dibantu Sinder Kebun Wilayah dan
Chemiker
3)
Bekerjasama dengan Bagian Pengolahan menyelenggarakan dan
mempertanggungjawabkan penggilingan contoh tebu serta analisa
kemasakan beserta administrasinya dengan baik dan benar.
4)
Melakukan analisa lori dalam rangka menjadi kualitas tebangan yang
baik dengan menilai hasil mutu tebangan secara berkala.
5)
Bekerjasama dengan Sinder Kebun Wilayah melakukan pencegahan
terhadap terjadinya serangan hama, penyakit serta tumbuhan
pengganggu lainnya.
6)
Bekerjasama dengan Sinder Kebun Wilayah menyelenggarakan Kebun
Bibit.
7)
Mengadakan penelitian dan pengembangan terhadap alat-alat
mekanisasi pertanian.
d.
Kepala Tebang dan Angkut
1)
Bertanggung jawab atas terselenggaranya efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan teknis operasional tebang dan angkutan tebu.
2)
Merencanakan, menggunakan, memlihara, mengawasi keamanan dan
mengusulkan
penambahan
atau
pengurangan
alat-alat
kerja,
perlengkapa, sarana dan prasarana tebang dan angkutan tebu
3)
Menyelenggarakan rapat tebangan setiap hari dalam musim giling
2.
Bagian Instalasi
Dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi yang bertanggung jawab mengelola
seluruh peralatan dan instalasi yang terdiri dari stasiun-stasiun :
a. Stasiun Gilingan
b. Stasiun Ketel
c. Stasiun Pemurnian
d. Stasiun Penguapan
e. Stasiun Masakan
f. Stasiun Puteran
g. Stasiun Listrik
h. Stasiun Besali
i. Stasiun Bangunan
j. Garasi/Kendaraan
k. Pompa Kebun/Pemadam
Kebakaran
Kepala Instalasi dibantu oleh Masinis yang bertugas :
1)
Bertanggung jawab atas kelancaran fungsi stasiun-stasiun secara optimal
terutama dalam musim giling.
2)
Menyusun daftar kebutuhan semua barang perlengkapan, bahan dan alat
lengkap dengan spesifikasi teknisnya serta melakukan evaluasi dan
pengawasan terhadap penggunaannya.
3)
Merencanakan investasi, rehabilitasi, dan eksploitasi beserta perhitungan
ekonomi tekniknya.
4)
Bertanggung jawab atas terpeliharanya barang investasi pabrik.
5)
Melakukan
koordinasi
pemeliharaan
(maintenance)
terhadap
peralatan/mesin-mesin sehingga dapat digunakan secara optimal dan
ekonomis.
6)
Bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja serta
menciptakan suasana kerja yang tenang dan kerjasama yang baik dengan
karyawan.
7)
Menyelenggarakan administrasi, arsip, dokumentasi dan statistik dalam
bagiannya.
3.
Bagian Pengolahan
Dipimpin oleh seorang Kepala Pengolahan yang bertanggung jawab terhadap
seluruh proses pengolahan tebu menjadi gula yang dalam pelaksanaan
tugasnya dibantu oleh beberapa Chemiker.
4.
Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum (A.K.U)
Bagian A.K.U mempunyai tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan
kepada semua bagian yang ada di Pabrik Gula. Mengkompilir dan
mengkoordinasi dalam masalah keuangan dan ketenagakerjaan pada semua
bagian. Dipimpin oleh seorang Kepala Administrasi, Keuangan dan Umum
(Kepala A.K.U) dan dalam pelaksanaan tugasnya membawahi 4 (empat) Sub
Bagian atau urusan/seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang staf
yaitu :
a.
Sub Bagian Keuangan
1)
Menyusun Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)
2)
Mengurusi Administrasi
b.
Sub Bagian Pembukuan
Memcatat dan mengumpulkan semua bukti dalam pembukuan.
c.
Sub Bagian Hubungan Antar Kerja (HAK) dan Umum/SDM & Umum
Sub bagian H.A.K & Umum bertanggungjawab atas urusan
administrasi karyawan dan urusan-uruan umum. Semua ketentuan
mengenai Ketenagakerjaan telah tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama
(PKB) antara Direksi PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) dengan
Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara IX (SP BUN Nusantara IX). PKB
inilah
yang dijadikan pedoman untuk
seluruh urusan teknis
ketenagakerjaan di Pabrik Gula.
Sub Bagian H.A.K dan Umum bertanggungjawab atas ketertiban
administrasi kepegawaian seluruh karyawan di seluruh bagian Pabrik
Gula. Hal ini berkaitan erat dengan data-data kepegawaian karyawan yang
mencakup permasalahan golongan, masa kerja, hak-hak karyawan,
perhitungan masa bebas tugas, penetapan pension, sampai dengan
penghitungan santunan hari tua.
d.
Sub Bagian Gudang
Gudang dalam hal ini adalah gudang materialyang berfungsi untuk
menyimpan barang-barang, bahan-bahan dan perlengkapan yang
dibutuhkan Pabrik Gula untuk keperluan produksi selama musim giling
maupun kebutuhan rutin lainnya selama dalam musim giling maupun di
luar musim giling.
Gudang di PG Tasikmadu terdiri dari :
a.
Gudang Induk (Dalam)
Menyimpan barang-barang investasi, suku cadang mesin-mesin dan
instalasi, bahan-bahan pembantu pengolahan
b.
Gudang Luar
1)
Gudang pupuk
2)
Gudang alat-alat pertanian
3)
Gudang IDO/FO (minyak bakar)
4)
Gudang besi tua
5)
Gudang oil
6)
Gudang solar
7)
Gudang pipa-pipa
8)
Gudang gula catu karyawan
c.
Gudang Gula Produksi
Menyimpan gula hasil produksi
d.
Tanki Tetes
Menyimpan tetes hasil produksi
b.
Personalia
PG Tasikmadu mempunyai beberapa karyawan yang tergolong dalam
jenis karyawan yaitu :
a. Karyawan Pimpinan
= 43 orang
b. Karyawan Pelaksana
= 655 orang
c. Pekerja Musiman
= 679 orang
d. Pekerja dalam kesepakatan kerja :
- Luar musim giling
= 3 orang
- Dalam musim giling
= 739 orang
Pengupahan dilakukan dengan cara :
1)
Upah Harian
Upah harian diterapkan untuk bagian produksi dan upah dibayar setiap
minggu sekali.
2)
Upah Bulanan
Upah bulanan diterapkan untuk karyawan bagian administrasi dan staff,
pembayarannya setiap bulan sekali.
3)
Jam Kerja
Senin - Sabtu (Kecuali jumat)
: 07.00 – 14.00 WIB
Jumat (tanpa istirahat)
: 07.00 – 11.30 WIB
Istirahat
: 09.30 – 10.00 WIB
B.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang pesat terutama untuk saat
ini menuntut perusahaan meningkatkan eksistensinya. Banyak hal yang dilakukan
perusahaan dalam peningkatan kualitas dengan merancang strategi manajemen
dan pengendalian yang sangat ketat. Pada umumnya, perusahaan didirikan dengan
tujuan untuk mencari laba yang sebesar-besarnya dari hasil operasi perusahaan.
Tetapi dengan melihat fenomena sekarang menunjukkan semakin besar tingkat
kinerja sebuah perusahaan maka semakin besar keuntungan yang diperoleh.
Laporan keuangan merupakan wujud pertanggungjawaban pengelola
perusahaan atas kekayaan yang diamanahkan oleh investor dan sebagai alat untuk
memperoleh informasi mengenai posisi keuangan serta hasil yang telah dicapai
oleh instansi yang bersangkutan. Dalam menyelenggarakan laporan keuangan
manajemen perusahaan menggunakan akuntansi sebagai bahasa komunikasi.
Penyusunan laporan keuangan yang berupa laporan laba rugi, neraca, perubahan
modal, dan arus kas dalam tiap periodenya merupakan salah satu disyaratkan oleh
Standar Akuntansi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para
pemakai laporan keuangan baik pemakai internal maupun eksternal. Dengan
membaca dan mempelajari laporan keuangan yang disusun tersebut para pemakai
dapat mendapatkan informasi yang kemudian dapat dipakai sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi. Namun demikian, laporan keuangan yang
disusun dalam tiap periodenya tersebut memiliki keterbatasan-keterbatasan karena
di dalam penyusunannya didasarkan pada taksiran estimasi. Sehingga informasi
yang disediakan tidak sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan informasi para
pemakai sesuai dengan tujuan masing-masing (Munawir, 2004).
Agar informasi yang diperoleh dapat maksimal diperlukan analisis lebih
lanjut dengan menggunakan teknik analisis tertentu. Untuk itu penulis memilih
Pabrik Gula TASIKMADU, KARANGANYAR sebagai tempat penelitian
menganalisis laporan keuangan menggunakan teknik analisis yaitu Laporan
Keuangan Proforma. Laporan Keuangan Proforma adalah suatu teknik untuk
memproyeksikan kondisi keuangan untuk masa mendatang. Proyeksi laporan
keuangan terutama neraca dan laba rugi pada periode berikutnya akan terlihat
dengan menggunakan teknik ini. Dengan menggunakan data laporan keuangan
periode sebelumnya di tahun 2004, 2005 dan 2006 dapat diketahui proyeksi
periode mendatang yaitu 2007. Hasil proyeksi periode 2007 kemudian
dibandingkan dengan data laporan keuangan yang sebenarnya pada periode 2007
sehingga dapat diketahui seberapa besar perbedaannya dan perkembangan kinerja
keuangan serta faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Dengan
demikian, akan diketahui dapat atau tidaknya penerapan teknik analisis ini pada
PG Tasikmadu Karanganyar.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis bermaksud
memilih judul
PENERAPAN PROYEKSI ATAS LAPORAN KEUANGAN
PROFORMA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TASIKMADU
KARANGANYAR
C.
PERUMUSAN MASALAH
Dalam perusahaan, laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting
untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis bermaksud merumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Berapa besar proyeksi laporan keuangan proforma periode 2007?
2.
Apakah laporan keuangan proforma dapat diterapkan pada PG Tasikmadu
Karanganyar?
D.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian dilakukan salah satunya mempunyai beberapa tujuan. Adapun
tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui hasil proyeksi pada laporan keuangan proforma periode
2007.
2.
Untuk mengetahui dapat atau tidaknya laporan keuangan proforma diterapkan
pada PG Tasikmadu Karanganyar.
E.
MANFAAT PENELITIAN
1.
Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana mengaplikasikan
teori yang diperoleh selama perkuliahan dan media untuk mendapatkan
gambaran secara nyata dalam praktik yang sesungguhnya.
2.
Bagi Perusahaan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
untuk perbaikan perusahaan dalam hal kinerja pada periode berikutnya.
3.
Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca serta dapat digunakan sebagai acuan pengembangan penelitian lebih
lanjut.
F.
SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir nanti terdiri dari beberapa bab
yaitu sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini meliputi: latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian tugas akhir, manfaat penelitian tugas
akhir, metodologi penelitian.
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan menguraikan tentang tinjauan pustaka yang
sesuai dan relevan dengan masalah yang akan dibahas, dimulai
dari landasan teori yang kemudian membahas sampai ke
proyeksi atas laporan keuangan proforma dan faktor-faktor
yang menyebabkan perbedaan hasil proyeksi dengan laporan
keuangan perusahaan.
BAB III
TEMUAN
Dalam bab ini berisi tentang kelebihan dan kelemahan yang
sesuai dengan masalah yang dibahas.
BAB IV
PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari
penulis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Pengertian Akuntansi
Ditinjau dari sudut pemakaiannya akuntansi dapat didefinisikan
sebagai
“suatu disiplin yang menyatakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
suatu organisasi”.
(Jusup, 2003: 4)
2.
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan
data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan
untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh
perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.
(Djarwanto, 1993: 5).
a.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban
(stewardship)
manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
(IAI, 2004: 4)
b.
Pemakai Laporan Keuangan
Pemakai laporan keuangan meliputi para investor dan calon
investor, kreditor (pemberi pinjaman), pemasok, kreditor usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah, pemerintah dan lembaga lainnya,
karyawan dan masyarakat, dan shareholders (para pemegang saham).
(Prastowo, 2005: 3)
Para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, yang
meliputi :
1.
Investor
Para investor (dan penasihatnya) berkepentingan terhadap
resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang
dilakukannya. Investor ini membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau
menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap
kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.
2.
Kreditor
(pemberi pinjaman)
Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
3.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar
pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding
kreditor.
4.
Shareholders
(pemegang saham)
Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi
mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan
diperoleh dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya.
5.
Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada
perusahaan.
6.
Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan
oleh karenanya berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.
Selain itu mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur
aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik nasional dan statistik lainnya.
7.
Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan.
Mereka
juga tertarik pada informasi
yang
memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pension dan
kesempatan kerja.
8.
Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara, seperti pemberian kontribusi pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada para penanam modal domestik. Laporan
keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan
(trend)
dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
c.
Jenis Laporan keuangan
Jenis Laporan keuangan, meliputi :
1.
Neraca
Neraca
(balance sheet)
adalah laporan yang menunjukkan
keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Daftar ini menunjukkan tentang kekayaan yang dipunyai
perusahaan serta sumber pembelanjaannya. Neraca menunjukkan
posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. (Soemarso,
2004: 55)
2.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi
(income statement)
adalah ikhtisar
pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu
tertentu. Laporan laba rugi menunjukkan hasil usaha suatu
perusahaan dalam jangka waktu tertentu. (Soemarso, 2004: 55)
3.
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah ikhtisar tentang perubahan
modal suatu perusahaan yang terjadi selama jangka waktu tertentu.
(Soemarso, 2004: 54)
4.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas
(cash flow statement)
adalah laporan yang
mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk melakukan
kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode
tertentu. (Soemarso, 2004: 338)
5.
Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan
arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan. (SAK, 2004: 69)
d.
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan
(financial statement analysis)
adalah
hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka
lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan
(trend)
suatu fenomena. (Jusup, 2003)
B.
PEMBAHASAN
Penelitian kali ini PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) merupakan
induk perusahaan dari Pabrik Gula Tasikmadu. Dalam hal ini induk perusahaan
dan anak perusahaan menyusun laporan keuangan konsolidasi untuk mencapai
suatu kesatuan ekonomi. Dengan adanya laporan keuangan perusahaan dapat
mengetahui kondisi keuangan dan perubahan posisi keuangan dalam periode
tertentu.
Selain itu laporan keuangan bisa dipakai untuk menganalisis data masa
lalu dan kemudian memproyeksikan data tersebut ke masa depan. Teknik yang
digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan PG Tasikmadu adalah laporan
keuangan proforma.
1.
Definisi Laporan Keuangan Proforma
Laporan keuangan proforma, yaitu suatu teknik untuk memproyeksikan
kondisi keuangan untuk masa mendatang. (Falikhatun dan Putri N., 2007:
40)
2.
Tujuan Laporan Keuangan Proforma
Pada umumnya, laporan keuangan mempunyai dua tujuan, yaitu :
1.
Menganalisis kondisi keuangan perusahaan di masa lalu dan masa
sekarang.
2.
Memproyeksikan kondisi keuangan (prestasi dan posisi keuangan)
perusahaan pada masa-masa mendatang. (Falikhatun dan Putri N.,
2007: 40)
3.
Metode Laporan Keuangan Proforma
Menurut Falikhatun dan Putri N. (2007: 40) penyusunan laporan
keuangan proforma memerlukan banyak asumsi (seperti tingkat
pertumbuhan penjualan, perilaku biaya dari sejumlah pos rekening, tingkat
investasi pada modal kerja dan aktiva tetap, dan lain-lain). Para
stakeholder
ingin melihat sensitivitas laporan keuangan proforma terhadap
perubahan-perubahan asumsi dan pengaruh asumsi-asumsi tersebut terhadap laporan
keuangan proforma.
Prosedur penyusunan laporan keuangan proforma meliputi beberapa
langkah:
1.
Memproyeksikan penjualan untuk sejumlah periode pada masa mendatang.
2.
Memproyeksikan biaya operasional (harga pokok penjualan, biaya penjualan
dan administrasi, biaya pajak di luar bunga) dan kemudian menerapkan
proyeksi pendapatan operasional.
3.
Memproyeksikan total aset, utang, dan modal saham yang diperlukan untuk
mendukung tingkat operasi yang diproyeksikan pada (1) dan (2).
4.
Menentukan biaya pendanaan
(financing cost)
dari utang pada (3) dan
kemudian menerapkan dari pendapatan operasional untuk memperoleh laba
bersih proyeksi.
5.
Menerapkan laporan aliran kas dari laporan keuangan yang diproyeksikan
(laporan laba rugi dan neraca)
Menurut Falikhatun dan Putri N. (2007: 41) memproyeksikan laporan
keuangan terbagi dalam :
A.
Memproyeksikan Laporan laba rugi
1.
Memproyeksikan Penjualan
Langkah pertama adalah dengan memproyeksikan penjualan, hasil
proyeksi penjualan ini kemudian dipakai untuk menurunkan
angka-angka dalam laporan keuangan proforma. Jika penjualan tumbuh dengan
relative stabil, maka tingkat pertumbuhan tersebut bisa dipakai untuk
memproyeksikan penjualan pada masa-masa mendatang.
2.
Memproyeksikan Biaya Operasional
Proyeksi biaya operasional tergantung pada asumsi perilaku biaya.
Jika analis bisa mengasumsikan biaya operasional mempunyai perilaku
sebagai biaya variable sepenuhnya, biaya operasional diproyeksikan
pada masa mendatang dengan menggunakan laporan keuangan
common-size
(proporsional). Biaya-biaya operasional seperti harga pokok
penjualan, biaya administrasi, diperoleh dengan mengalikan proporsinya
terhadap penjualan saat ini (untuk masing-masing komponen biaya)
dengan penjualan yang diproyeksikan.
B.
Memproyeksikan Neraca
Sesudah proyeksi penjualan dan laporan laba rugi dibuat, langkah
berikutnya adalah membuat proyeksi neraca. Cara yang paling mudah
membuat proyeksi ini dilakukan dengan memproyeksikan sisi kiri neraca
(sisi aktiva) terlebih dahulu, langkah selanjutnya menyusun komposisi yang
diinginkan untuk sisi kanan (pasiva atau pendanaan) neraca untuk tingkat
total asset yang diproyeksikan.
Ada dua pendekatan yang bisa dipakai untuk memproyeksikan aset :
1.
Memproyeksikan total aset, kemudian memproyeksikan neraca
common-size
untuk mengalokasikan total aset ke
komponen-komponennya.
2.
Memproyeksikan asset secara individual, kemudian menjumlahkan
aset-aset individual tersebut untuk memperoleh total aset.
Untuk memproyeksikan aset (baik total maupun individual), ada dua
cara yang dilakukan, yaitu :
1.
Memproyeksikan aset dengan menggunakan tingkat pertumbuhan.
2.
Memproyeksikan aset dengan menganggap perputaran aktiva konstan
untuk masa mendatang.
C.
Memproyeksikan Total Aset
Total aset bisa diproyeksikan dengan menggunakn pendekatan tingkat
pertumbuhan aset pada masa lalu. Apabila pertumbuhan rata-rata aset untuk
beberapa tahun diasumsikan sama, maka tingkat pertumbuhan aset yang
terjadi di masa mendatang diasumsikan sama.
D.
Memproyeksikan Aset Individual
Cara lain adalah dengan menggunakan metoda kedua yaitu
memproyeksi aset secara individual, kemudian menjumlahkan aset-aset
tersebut menjadi total aset. Untuk memproyeksi aset secara individual, sama
halnya seperti ketika memproyeksi total aset.
E.
Memproyeksikan Utang dan Modal Saham
Setelah sisi kiri neraca proforma selesai disusun, tahap berikutnya
adalah menyusun sisi kanan neraca (sisi pasiva). Cara untuk menyusun
komposisi pasiva adalah dengan menggunakan common-size sisi kanan.
Pendekatan ini diasumsikan apabila komposisi tersebut tidak berubah untuk
masa-masa mendatang.
4.
Perhitungan Menggunakan Laporan Keuangan Proforma
Dibawah ini akan disajikan laporan keuangan proforma PG Tasikmadu
Karanganyar periode 2007. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
neraca dan laporan laba rugi. Beberapa langkah yang diperlukan untuk
mengetahui proyeksi pada periode berikutnya (tahun 2007) adalah sebagai
berikut ini :
1.
Dengan menghitung besar kenaikan / penurunan tahun 2007 dalam persen.
2.
Selanjutnya menghitung rata-rata pertahun dalam persen
3.
Kemudian menghitung proyeksi tahun mendatang (tahun 2007).
Terakhir,
setelah
melakukan
proyeksi
tahun
berikutnya
adalah
membandingkan data keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi tahun 2007
dengan hasil proyeksi tahun 2007 yang telah dihitung menggunakan langkah di
atas.
Untuk mengetahui hasil proyeksi periode 2007, dapat dilihat dari laporan
keuangan proforma dengan beberapa langkah sebagai berikut :
1)
Dengan menghitung peningkatan atau penurunan per tahun. Menggunakan
rumus :
Tahun 2005 =
X
100%
2004
Tahun
2004
Tahun
-2005
Tahun
Tahun 2006 =
X
100%
2005
Tahun
2005
Tahun
-2006
Tahun
2)
Selanjutnya mencari rata-rata per tahun dalam persen. Dengan menggunakan
rumus :
Rata-rata =
2
2006
Tahun
2005
Tahun
+
3)
Kemudian menghitung proyeksi tahun mendatang (2007). Menggunakan
rumus:
Tahun 2007 = Tahun 2006 + (Rata-rata per tahun x Tahun 2006)
Dari laporan laba rugi PG Tasikmadu dari tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007
akan dibandingkan dengan laporan keuangan proforma laporan laba rugi PG
Tasikmadu tahun 2007 yang terlihat pada 2 tabel di bawah ini.
31
2004
2005
2006
2007
(dlm Rp)
(dlm Rp)
(dlm Rp)
(dlm Rp)
POS-POS LABA RUGI
A
B
C
D
PENDAPATAN
Penjualan gula lokal
35.924.445.600
38.268.400.339 51.619.026.742
23.551.004.800
Penjualan tetes
5.235.919.570
4.962.274.950
3.226.176.120
6.544.567.628
Penjualan gula Impor
0
57.286.036.325 40.740.823.636
71.952.043.968
Jumlah pendapatan
41.160.365.170 100.516.711.614 95.586.026.498 102.047.616.396
HARGA POKOK PENJUALAN
GULA
Persediaan awal gula
13.722.548.681
6.150.718.958 10.806.304.908
3.393.701.940
Biaya produksi
Alokasi biaya :
Pimpinan & tata usaha
2.002.186.314
2.573.728.789
3.528.734.750
4.568.147.376
Tanaman
4.546.115.111
6.163.814.025
7.538.972.278
9.605.916.835
Tebang & angkut tebu
4.162.497.442
5.646.293.448
6.963.238.596
8.779.291.220
Pabrik & pengolahan
17.012.298.386
31.921.388.567 18.744.939.457
26.161.120.912
Penyusutan aktiva tetap PG
863.826.363
915.468.217
1.552.017.477
2.825.417.153
Sub Jumlah
28.586.923.616
47.220.693.046 38.327.902.558
51.939.893.496
Biaya Raw Sugar
0
0
0
0
Biaya gula import
0
56.415.398.651 38.886.932.871
65.737.415.024
Jumlah Biaya Produksi
28.586.923.616 103.636.091.697 77.214.835.429 117.677.308.520
Persediaan akhir gula
6.150.718.958
10.806.304.908
3.393.701.940
33.012.863.875
Jumlah Harga Pokok Penjualan
gula
36.158.753.339
98.980.505.747 84.627.438.397
88.058.146.585
3
0
Persediaan awal tetes
176.763.639
632.772.009
604.488.614
1.953.886.143
Biaya Produksi
Alokasi biaya :
Pimpinan & tata usaha
478.530.219
430.857.703
413.104.783
462.851.937
Tanaman
4.498.577.832
1.108.091.717
953.051.961
1.004.992.028
Tebang & angkut tebu
994.852.877
945.223.535
815.178.066
889.531.710
Pabrik & pengolahan
3.106.477.321
3.081.961.392
2.191.395.719
1.978.724.749
Penyusutan aktiva tetap PG
206.457.819
153.254.894
181.692.841
286.275.747
Sub Jumlah
9.284.896.068
5.719.389.241
4.554.423.370
4.622.376.171
Persediaan akhir tetes
632.772.009
604.488.614
1.953.886.143
590.854.875
Jumlah Harga Pokok Penjualan
Tetes
8.828.887.698
5.747.672.636
3.205.025.841
5.985.407.439
Jumlah Harga Pokok Penjualan
44.987.641.037 104.728.178.383 87.832.464.238
94.043.554.024
Laba/Rugi Kotor
-3.827.275.867
-4.211.466.769
7.753.562.260
8.004.062.372
BIAYA USAHA
Biaya umum & administrasi
Biaya kantor direksi
1.959.553.417
1.597.548.100
2.923.854.404
2.488.956.323
Penyusutan aktiva benda KD
16.182.706
16.346.310
20.116.452
16.967.331
Biaya bunga exploitasi
5.975.313.419
4.866.761.106
5.670.785.827
5.159.113.022
Biaya bunga RDI
234.057.648
128.955.887
134.718.072
0
Sub Jumlah
8.185.107.190
6.609.611.403
8.749.474.755
7.665.036.676
Biaya Penjualan
Biaya penjualan gula
36.502.313
0
0
3.934.719
Biaya penjualan tetes
0
0
0
0
Sub Jumlah
36.502.313
0
0
3.934.719
Jumlah Biaya Usaha
8.221.609.503
6.609.611.403
8.749.474.755
7.668.971.395
3
1
Tabel 1. Laporan laba rugi PG Tasikmadu periode 2004, 2005, 2006 dan 2007
Laba/Rugi Bersih Usaha Tetes
-3.592.968.128
-785.397.686
21.150.279
559.160.189
Laba /Rugi Bersih
-12.048.885.370 -10.821.078.172
-995.912.495
335.090.977
Laba Rugi Diluar Usaha
Pendapatan lain-lain
709.542.558
555.911.395
558.753.732
2.822.968.484
Biaya lain-lain
2.725.134.762
1.740.968.234
3.803.773.963
5.451.005.147
Laba/Rugi Diluar Usaha
-2.015.592.204
-1.185.056.839
-3.245.020.231
-2.628.036.663
Laba/Rugi sblm PLB
-14.064.477.574 -12.006.135.011
-4.240.932.726
-2.292.945.686
Pendapatan luar biasa
368.604.256
0
0
0
Pajak penghasilan
0
0
0
0
Laba/Rugi setelah Pajak
-13.695.873.318 -12.006.135.011
-4.240.932.726
-2.292.945.686
3
2
TAHUN
(Penurunan)
rata
Proyeksi
2004
2005
2006
2005
2006
2007
(dlm Rp)
(dlm Rp)
(dlm Rp)
(dlm
persen)
(dlm
persen)
(dlm
persen)
(dlm Rp)
RUGI
A
B
C
D
E
F
G
PENDAPATAN
Penjualan gula lokal
35.924.445.600
38.268.400.339
51.619.026.742
6,52
34,89
20,71
62.307.132.061
Penjualan tetes
5.235.919.570
4.962.274.950
3.226.176.120
-5,23
-34,99
-20,11
2.577.517.258
Penjualan gula Impor
0
57.286.036.325
40.740.823.636
0,00
-28,88
-14,44
34.857.491.192
Jumlah pendapatan
41.160.365.170
100.516.711.614
95.586.026.498
144,21
-4,91
69,65
162.162.741.833
HARGA POKOK
PENJUALAN
GULA
Persediaan awal gula
13.722.548.681
6.150.718.958
10.806.304.908
-55,18
75,69
10,26
11.914.692.620
Biaya produksi
0,00
0,00
0,00
0
Alokasi biaya :
0,00
0,00
0,00
0
Pimpinan & tata usaha
2.002.186.314
2.573.728.789
3.528.734.750
28,55
37,11
32,83
4.687.074.519
Tanaman
4.546.115.111
6.163.814.025
7.538.972.278
35,58
22,31
28,95
9.721.293.243
Tebang & angkut tebu
4.162.497.442
5.646.293.448
6.963.238.596
35,65
23,32
29,49
9.016.378.661
Pabrik & pengolahan
17.012.298.386
31.921.388.567
18.744.939.457
87,64
-41,28
23,18
23.089.953.058
Penyusutan aktiva
tetap PG
863.826.363
915.468.217
1.552.017.477
5,98
69,53
37,76
2.137.988.755
Sub Jumlah
28.586.923.616
47.220.693.046
38.327.902.558
65,18
-18,83
23,18
47.210.478.519
Biaya Raw Sugar
0
0
0
0,00
0,00
0,00
0
Biaya gula import
0
56.415.398.651
38.886.932.871
0,00
-31,07
-15,54
32.845.778.431
3
3
Produksi
28.586.923.616
103.636.091.697
77.214.835.429
262,53
-25,49
118,52
168.728.101.706
Persediaan akhir gula
6.150.718.958
10.806.304.908
3.393.701.940
75,69
-68,60
3,55
3.514.120.127
Jumlah Harga Pokok
Penjualan gula
36.158.753.339
98.980.505.747
84.627.438.397
173,74
-14,50
79,62
152.006.877.755
TETES
0,00
0
Persediaan awal tetes
176.763.639
632.772.009
604.488.614
257,98
-4,47
126,75
1.370.697.824
Biaya Produksi
0,00
0
Alokasi biaya :
0,00
0
Pimpinan & tata usaha
478.530.219
430.857.703
413.104.783
-9,96
-4,12
-7,04
384.016.740
Tanaman
4.498.577.832
1.108.091.717
953.051.961
-75,37
-13,99
-44,68
527.230.467
Tebang & angkut tebu
994.852.877
945.223.535
815.178.066
-4,99
-13,76
-9,37
738.768.238
Pabrik & pengolahan
3.106.477.321
3.081.961.392
2.191.395.719
-0,79
-28,90
-14,84
1.866.135.006
Penyusutan aktiva
tetap PG
206.457.819
153.254.894
181.692.841
-25,77
18,56
-3,61
175.139.714
Sub Jumlah
9.284.896.068
5.719.389.241
4.554.423.370
-38,40
-20,37
-29,38
3.216.109.236
Persediaan akhir tetes
632.772.009
604.488.614
1.953.886.143
-4,47
223,23
109,38
4.091.045.258
Jumlah Harga Pokok
Penjualan Tetes
8.828.887.698
5.747.672.636
3.205.025.841
-34,90
-44,24
-39,57
1.936.843.686
Jumlah Harga Pokok
Penjualan
44.987.641.037
104.728.178.383
87.832.464.238
132,79
-16,13
58,33
139.065.272.201
Laba/Rugi Kotor
-3.827.275.867
-4.211.466.769
7.753.562.260
10,04
-284,11
-137,03
-2.871.444.491
BIAYA USAHA
Biaya umum &
administrasi
Biaya kantor direksi
1.959.553.417
1.597.548.100
2.923.854.404
-18,47
83,02
32,27
3.867.491.876
Pnystn aktv benda KD
16.182.706
16.346.310
20.116.452
1,01
23,06
12,04
22.537.986
3
4
Biaya bunga RDI
234.057.648
128.955.887
134.718.072
-44,90
4,47
-20,22
107.480.852
Sub Jumlah
8.185.107.190
6.609.611.403
8.749.474.755
-19,25
32,38
6,56
9.323.733.543
Biaya Penjualan
Biaya penjualan gula
36.502.313
0
0
-100,00
0,00
-50,00
0
Biaya penjualan tetes
0
0
0
0,00
0,00
0,00
0
Sub Jumlah
36.502.313
0
0
-100,00
0,00
-50,00
0
Jumlah Biaya Usaha
8.221.609.503
6.609.611.403
8.749.474.755
-19,61
32,38
6,38
9.308.049.173
Laba/Rugi Bersih
Usaha Gula
-8.455.917.242
-10.035.680.486
-1.017.062.774
18,68
-89,87
-35,59
-655.073.900
Laba/Rugi Bersih
Usaha Tetes
-3.592.968.128
-785.397.686
21.150.279
-78,14
-102,69
-90,42
2.026.869
Laba/Rugi Bersih
-12.048.885.370
-10.821.078.172
-995.912.495
-10,19
-90,80
-50,49
-493.042.594
Laba Rugi Diluar
Usaha
Pendapatan lain-lain
709.542.558
555.911.395
558.753.732
-21,65
0,51
-10,57
499.691.091
Biaya lain-lain
2.725.134.762
1.740.968.234
3.803.773.963
-36,11
118,49
41,19
5.370.390.681
Laba/Rugi Diluar
Usaha
-2.015.592.204
-1.185.056.839
-3.245.020.231
-41,21
173,83
66,31
-5.396.837.111
Laba/Rugi sblm PLB
-14.064.477.574
-12.006.135.011
-4.240.932.726
-14,64
-64,68
-39,66
-2.559.148.498
Pendapatan luar biasa
368.604.256
0
0
-100,00
0,00
-50,00
0.00
Pajak penghasilan
0
0
0
0,00
0,00
0,00
0.00
Laba/Rugi setelah
[image:36.842.92.699.109.468.2]Pajak
-13.695.873.318
-12.006.135.011
-4.240.932.726
-12,34
-64,68
-38,51
-2.607.865.619
Tabel 2. Laporan Keuangan Proforma Laporan Laba Rugi PG Tasikmadu Karanganyar
3
5
37
Dilihat dari kedua tabel diatas, dapat diperbandingkan beberapa hal diantaranya:
1.
Pendapatan mengalami perubahan naik dan turun tiap tahunnya dari tahun 2004
sampai tahun 2007. Pada tahun 2004 sampai 2005 naik dari 41.160.365.170
menjadi 100.516.711.614. Untuk tahun 2005 sampai 2006 turun dari
100.516.711.614 menjadi 95.586.026.498. Tahun 2006 menuju tahun 2007
pendapatan naik dari 95.586.026.498 menjadi 102.047.616.396. Selisih antara
pendapatan periode 2007 dengan proyeksi tahun 2007 sebesar 60.115.125.437.
Pendapatan periode 2005 mengalami kenaikan sebesar 144,21% dan periode
2006 menurun sebesar 4,91%. Rata-rata dua tahun (periode 2006 dan 2007)
adalah naik 69,65%. Proyeksi menunjukkan pendapatan meningkat pada tahun
2007 sebesar 162.162.741.833 terlihat dari naiknya penjualan gula lokal tiap
tahun dan penurunan yang tidak terlalu besar pada penjualan tetes dan penjualan
impor gula. Proyeksi tersebut berbeda pada pendapatan yang sebenarnya di
tahun 2007 dimana terjadi selisih yang disebabkan oleh harga gula yang selalu
berubah sesuai kebijakan pemerintah dan perusakan tanaman oleh hama
sehingga penjualan gula lokal turun dan pabrik harus meningkatkan penjualan
tetes dan penjualan impor gula untuk tahun 2007.
2.
Harga Pokok Penjualan peningkatan dan penurunan di tiap periodenya. Pada
tahun 2004 sampai 2005 naik dari 44.987.641.037 menjadi 104.728.178.383.
Tahun 2005 sampai 2006 turun dari 104.728.178.383 menjadi 87.832.464.238.
Untuk tahun 2006 ke 2007 naik dari 87.832.464.238 menjadi 94.043.554.024..
Harga Pokok Penjualan tahun 2005 mengalami persentase kenaikan sebesar
132,79% dan tahun 2006 menurun sebesar 16,13%. Rata-rata dua tahun
(periode 2006 dan 2007) naik sebesar 58,33%. Selisih antara harga pokok
penjualan periode 2007 dengan proyeksi tahun 2007 sebesar 45.021.718.177.
Proyeksi
harga
pokok
penjualan
tahun
2007
meningkat
menjadi
139.065.272.201 terlihat dari naiknya harga pokok penjualan gula tiap tahun.
Adanya selisih begitu besar pada Harga Pokok Penjualan periode 2007 dengan
proyeksi periode 2007 dikarenakan pada kenyataan yang terjadi di pabrik
banyak gula yang terjual dan minimnya penjualan tetes periode sebelumnya
sehingga persediaan awal gula periode 2007 menurun dan persediaan awal tetes
periode 2007 meningkat sedangkan untuk persediaan akhir gula periode 2007
meningkat disebabkan minimnya gula yang terjual akibat harga gula pada saat
itu naik. Pada persediaan akhir tetes periode 2007 menurun disebabkan
banyaknya tetes yang dijual di industri kimia untuk keperluan pembuatan
etanol, metanol dan spiritus. Penyebab lain adalah pengeluaran untuk
biaya-biaya gula dan tetes mengalami peningkatan terutama pada Biaya Tanaman,
Biaya Tebang dan Angkut Tebu, serta Biaya Pabrik dan Pengolahan.
3.
Pada Biaya Usaha terjadi perubahan pula tiap tahunnya. Tahun 2006 sampai
2007 turun dari 8.749.474.755 menjadi 7.668.971.395. Pada tahun 2004 sampai
2005 naik dari 8.221.609.503 menjadi 6.609.611.403. Untuk tahun 2005
sampai 2006 turun dari 6.609.611.403 menjadi 8.749.474.755. Biaya Usaha
periode 2005 mengalami penurunan sebesar 19,61% dan periode 2006
meningkat sebesar 32,38%. Rata-rata dua tahun (tahun 2006 dan 2007) adalah
naik 6,38%. Proyeksi biaya usaha periode 2007 meningkat menjadi
9.308.049.173. Terjadi selisih yang tidak terlalu besar untuk neraca pada biaya
usaha periode 2007 dengan proyeksi periode 2007 sebesar 1.639.077.778
dikarenakan pada pabrik hampir semua biaya administrasi dan umum tidak
mengeluarkan biaya-biaya yang terlalu besar.
4.
Pada laporan laba rugi tahun 2007 terjadi rugi setelah pajak sebesar
2.292.945.686. Laporan keuangan proforma menunjukkan persentase
penurunan dari tahun 2004 sampai 2005 dan tahun 2005 sampai 2006 sebesar
12,34% dan 64,68%. Rata-rata dua tahun turun sebesar 38,51%. Proyeksi rugi
setelah pajak periode 2007 sebesar 2.607.865.619. Selisih antara rugi setelah
pajak pada neraca dengan proyeksi rugi setelah pajak adalah 314.919.933. Dari
hasil tersebut terlihat adanya perubahan pada rugi setelah pajak dimana terjadi
penurunan tiap tahun yang disebabkan peningkatan kinerja pabrik semakin
membaik tiap tahunnya.
Selanjutnya adalah membandingkan neraca PG Tasikmadu Karanganyar tahun
2004, 2005, 2006 dan 2007 dengan laporan keuangan proforma neraca PG
Tasikmadu Karanganyar, yang tertera pada 2 tabel di bawah ini.
40
2004
2005
2006
2007
(dlm Rp)
(dlm Rp)
(dlm Rp)
(dlm Rp)
POS-POS NERACA
A
B
C
D
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas
7.322.258
680.539
1.958.431
9.960.753
Bank
256.436.045
676.119.362
38.126.149
275.117.101
Piutang Usaha
7.976.742.312
7.769.666.190
12.158.406.389
7.136.107.926
Piutang Pegawai
258.022.632
181.606.735
1.522.734.350
475.095.631
Piutang JPP
510.721.443
158.514.452
0
71.930.200
Piutang lain-lain
1.113.191.611
382.003.531
906.808.272
621.159.265
Persediaan hasil produksi
17.783.490.967
11.410.793.522
5.347.588.083
33.603.718.750
Persediaan bhn/brg prlgkpn
1.448.986.650
741.258.360
500.072.959
1.054.796.237
Biaya tanaman thn tebang
sethn yad
2.254.475.804
2.906.554.883
4.521.103.000
5.126.516.932
Biaya non tanaman thn tebang
sethn yad
245.638.661
81.934.828
291.830.925
1.593.842.018
Jumlah aktiva lancar
31.855.028.383
24.309.132.402
25.288.628.558
49.968.244.813
AKTIVA TETAP
Bangunan & rumah
182.659.060
182.659.060
172.187.877
172.187.877
Akumulasi penystn bangunan
& rumah
-178.706.700
-179.776.337
-170.374.799
-171.444.436
Gedung & penataran
1.112.467.896
1.335.130.849
1.510.578.318
1.977.690.782
Akumulasi penystn gedung &
penataran
-1.013.452.391
-1.034.091.550
-1.017.492.140
-1.075.757.938
3
9
Akumulasi penystn mesin &
instalansi
-40.189.823.994
-40.638.528.769
-42.301.131.498
-41.489.027.909
Jalan & jembatan
159.358.562
299.058.562
299.058.562
299.058.562
Akumulasi penystn jalan &
jembatan
-152.498.651
-167.520.629
-175.510.849
-183.491.098
Alat pengangkutan
1.136.963.516
1.227.469.902
1.129.844.176
1.129.844.176
Akumulasi penystn alat
pengangkutan
-1.136.963.447
-1.102.269.839
-1.035.942.488
-1.067.242.488
Alat pertanian
168.053.666
168.053.665
168.053.665
168.053.665
Akumulasi penystn alat
pertanian
-168.053.626
-168.053.626
-168.053.597
-168.053.597
Inventaris kantor & rumah
287.235.689
287.235.689
287.235.689
287.235.689
Akumulasi penystn inventaris
kantor & rumah
-287.235.512
-287.235.512
-287.235.100
-287.235.100
Aktiva tak berujud
299.534.910
299.534.910
299.534.910
299.534.910
Akumulasi penyusutan aktiva
tak berujud
-233.540.576
-245.521.970
-257.503.364
-269.484.758
Jumlah aktiva tetap
5.812.816.557
6.675.420.980
10.903.209.041
22.631.033.159
AKTIVA LAIN-LAIN
Aktiva non operasional
1.806.338.954
2.480.075.217
4.675.649.375
6.778.104.123
Akumulasi penystn aktiva Non
operasional
-1.487.857.114
-2.160.222.605
-4.105.472.354
-6.293.765.532
Aktiva non produktif
713.505.799
713.505.799
768.925.169
768.925.169
Akumulasi pnystn aktv non
produktif
-713.505.799
-713.505.799
-768.925.169
-768.925.169
Piut. usaha jk pjg
16.646.625
16.646.625
16.646.625
16.646.625
Piut. sangsi
1.323.353.709
1.322.980.314
1.321.980.314
1.319.541.107
4
0
Bahan/brg incourant
117.290.518
116.835.185
108.137.264
106.342.858
Cad. Bhn/brg incourant
-117.290.518
-116.835.185
-108.137.264
-106.342.858
Biaya tanaman thn tebang yad
275.730.371
342.088.909
172.330.157
137.898.991
Biaya thn tebang yad
276.603.077
292.346.725
815.961.537
1.646.643.290
Jumlah aktiva lain-lain
568.980.073
651.082.259
1.004.938.319
1.801.188.906
Jumlah Aktiva
38.236.825.013
31.635.635.641
37.196.775.918
74.400.466.878
PASIVA
HUTANG LANCAR
Hutang Niaga
173.744.738
214.986.185
122.572.546
165.535.235
Hutang Pegawai
15.295.060
17.790.932
3.284.543
21.506.267
Hutang Lain-lain
31.156.148.890
21.376.499.800
19.904.168.700
30.071.077.800
Hutang KKP TRI
149.225.475
584.942.656
816.095.607
1.232.240.446
Hutang Pajak
3.716.594
1.845.509
5.461.637
22.656.513
Biaya yang masih harus dibyr
925.877.699
1.038.943.404
1.757.913.654
1.813.098.297
Jumlah Hutang Lancar
32.424.008.456
23.235.008.486
22.609.496.687
33.326.114.558
HUTANG JANGKA
PANJANG
Hutang RDI
0
0
0
0
Dapenbun
0
0
0
0
Jumlah Hutang Jk Pjg
0
0
0
0
MODAL
Modal saham biasa
5.812.816.557
8.400.627.155
14.587.279.231
41.074.352.320
Jumlah modal
5.812.816.557
8.400.627.155
14.587.279.231
41.074.352.320
[image:42.842.79.722.111.494.2]Jumlah pasiva
38.236.825.013
31.635.635.641
37.196.775.918
74.400.466.878
Tabel 3. Neraca PG Tasikmadu periode 2004. 2005. 2006 dan 2007
4
1
TAHUN
Kenaikan
(Penurunan)
rata
(persen)
Proyeksi
2004
2005
2006
2005
2006
2007
(dlm Rp)
(dlm Rp)
(dlm Rp)
(dlm
persen)
(dlm
persen)
(dlm
persen)
(dlm Rp)
POS-POS NERACA
A
B
C
D
E
F
G
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas
7.322.258
680.539
1.958.431
-90,71
187,78
48,54
2.908.961
Bank
256.436.045
676.119.362
38.126.149
163,66
-94,36
34,65
51.336.669
Piutang Usaha
7.976.742.312
7.769.666.190 12.158.406.389
-2,60
56,49
26,94
15.434.462.905
Piutang Pegawai
258.022.632
181.606.735
1.522.734.350
-29,62
738,48
354,43
6.919.784.861
Piutang JPP
510.721.443
158.514.452
0
-68,96
-100,00
-84,48
0
Piutang lain-lain
1.113.191.611
382.003.531
906.808.272
-65,68
137,38
35,85
1.231.891.025
Persediaan hasil
produksi
17.783.490.967
11.410.793.522
5.347.588.083
-35,83
-53,14
-44,49
2.968.697.195
Persediaan bhn/brg
prlgkpn
1.448.986.650
741.258.360
500.072.959
-48,84
-32,54
-40,69
296.592.585
Biaya tanaman thn
tebang sethn yad
2.254.475.804
2.906.554.883
4.521.103.000
28,92
55,55
42,24
6.430.642.220
Biaya non tanaman thn
tebang sethn yad
245.638.661
81.934.828
291.830.925
-66,64
256,17
94,77
568.384.921
Jumlah aktiva lancar
31.855.028.383
24.309.132.402 25.288.628.558
-23,69
4,03
-9,83
22.802.894.548
AKTIVA TETAP
Bangunan & rumah
182.659.060
182.659.060
172.187.877
0,00
-5,73
-2,87
167.252.423
4
2
rumah
-178.706.700
-179.776.337
-170.374.799
0,60
-5,23
-2,32
-166.429.744
Gedung & penataran
1.112.467.896
1.335.130.849
1.510.578.318
20,02
13,14
16,58
1.761.002.517
Akumulasi penystn
gedung & penataran
-1.013.452.391
-1.034.091.550
-1.017.492.140
2,04
-1,61
0,22
-1.019.686.378
Mesin & instalansi
45.826.818.155
46.699.276.575 52.449.959.679
1,90
12,31
7,11
56.178.654.485
Akumulasi penystn
mesin & instalansi
-40.189.823.994
-40.638.528.769
-42.301.131.498
1,12
4,09
2,60 -43.402.581.426
Jalan & jembatan
159.358.562
299.058.562
299.058.562
87,66
0,00
43,83
430.141.827
Akumulasi penystn
jalan & jembatan
-152.498.651
-167.520.629
-175.510.849
9,85
4,77
7,31
-188.340.918
Alat pengangkutan
1.136.963.516
1.227.469.902
1.129.844.176
7,96
-7,95
0,00
1.129.883.431
Akumulasi penystn alat
pengangkutan
-1.136.963.447
-1.102.269.839
-1.035.942.488
-3,05
-6,02
-4,53
-988.968.871
Alat pertanian
168.053.666
168.053.665
168.053.665
0,00
0,00
0,00
168.053.665
Akumulasi penystn alat
pertanian
-168.053.626
-168.053.626
-168.053.597
0,00
0,00
0,00
-168.053.583
Inventaris kantor &
rumah
287.235.689
287.235.689
287.235.689
0,00
0,00
0,00
287.235.689
Akumulasi penystn
inventaris kantor &
rumah
-287.235.512
-287.235.512
-287.235.100
0,00
0,00
0,00
-287.234.894
Aktiva tak berujud
299.534.910
299.534.910
299.534.910
0,00
0,00
0,00
299.534.910
Akumulasi penyusutan
aktiva tak berujud
-233.540.576
-245.521.970
-257.503.364
5,13
4,88
5,01
-270.391.787
Jumlah aktiva tetap
5.812.816.557
6.675.420.980 10.903.209.041
14,84
63,33
39,09
15.164.911.061
AKTIVA LAIN-LAIN
Aktiva non operasional
1.806.338.954
2.480.075.217
4.675.649.375
37,30
88,53
62,91
7.617.263.383
4
3
aktiva Non operasional
-1.487.857.114
-2.160.222.605
-4.105.472.354
45,19
90,05
67,62
-6.881.567.528
Aktiva non produktif
713.505.799
713.505.799
768.925.169
0,00
7,77
3,88
798.787.119
Akumulasi pnystn aktv
non produktif
-713.505.799
-713.505.799
-768.925.169
0,00
7,77
3,88
-798.787.119
Piut. usaha jk pjg
16.646.625
16.646.625
16.646.625
0,00
0,00
0,00
16.646.625
Piut. sangsi
1.323.353.709
1.322.980.314
1.321.980.314
-0,03
-0,08
-0,05
1.321.294.188
Cad. piutang sangsi
-1.323.353.709
-1.322.980.314
-1.321.980.314
-0,03
-0,08
-0,05
-1.321.294.188
Bahan/brg incourant
117.290.518
116.835.185
108.137.264
-0,39
-7,44
-3,92
103.902.167
Cad. Bhn/brg incourant
-117.290.518
-116.835.185
-108.137.264
-0,39
-7,44
-3,92
-103.902.167
Biaya tanaman thn
tebang yad
275.730.371
342.088.909
172.330.157
24,07
-49,62
-12,78
150.308.343
Biaya thn tebang yad
276.603.077
292.346.725
815.961.537
5,69
179,11
92,40
1.569.906.936
Jumlah aktiva lain-lain
568.980.073
651.082.259
1.004.938.319
14,43
54,35
34,39
1.350.529.644
Jumlah Aktiva
38.236.825.013
31.635.635.641 37.196.775.918
-17,26
17,58
0,16
37.255.316.870
PASIVA
HUTANG LANCAR
Hutang Niaga
173.744.738
214.986.185
122.572.546
23,74
-42,99
-9,62
110.775.523
Hutang Pegawai
15.295.060
17.790.932
3.284.543
16,32
-81,54
-32,61
2.213.454
Hutang Lain-lain
31.156.148.890
21.376.499.800 19.904.168.700
-31,39
-6,89
-19,14
16.094.833.107
Hutang KKP TRI
149.225.475
584.942.656
816.095.607
291,99
39,52
165,75
2.168.786.268
Hutang Pajak
3.716.594
1.845.509
5.461.637
-50,34
195,94
72,80
9.437.653
Biaya yang masih harus
dibyr
925.877.699
1.038.943.404
1.757.913.654
12,21
69,20
40,71
2.473.505.749
Jumlah Hutang Lancar
32.424.008.456
23.235.008.486 22.609.496.687
-28,34
-2,69
-15,52
19.101.382.295
4
4
PANJANG
Hutang RDI
0.00
0.00
0.00
0,00
0,00
0,00
0.00
Dapenbun
0.00
0.00
0.00
0,00
0,00
0,00
0.00
Jumlah Hutang Jk Pjg
0.00
0.00
0.00
0,00
0,00
0,00
0.00
MODAL
[image:46.842.92.728.108.356.2]
Modal saham biasa
5.812.816.557
8.400.627.155 14.587.279.231
44,52
73,65
59,08
23.205.747.916
Jumlah modal
5.812.816.557
8.400.627.155 14.587.279.231
44,52
73,65
59,08
23.205.747.916
Jumlah pasiva
38.236.825.013
31.635.635.641 37.196.775.918
-17,26
17,58
0,16
37.255.316.870
Tabel 4. Laporan Keuangan Proforma Neraca PG Tasikmadu Karanganyar
4
5
Dilihat dari kedua tabel neraca diatas, maka dapat diketahui beberapa hal yaitu :
1.
Secara keseluruhan total aktiva tahun 2007 adalah 74.400.466.878. Angka
tersebut lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Proyeksi total aktiva tahun
2007 sebesar 37.255.316.870. Selisih antara total aktiva periode 2007 dengan
proyeksi total aktiva tahun 2007 adalah 37.14