• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN MEMINIMALKAN PEMBOROSAN ENERGI BBM SEMASA PROYEK PEMELIHARAAN JALAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN MEMINIMALKAN PEMBOROSAN ENERGI BBM SEMASA PROYEK PEMELIHARAAN JALAN."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

JUDUL PENELITIAN

KAJIAN MEMINIMALKAN PEMBOROSAN ENERGI

BBM SEMASA PROYEK PEMELIHARAAN JALAN

PENGUSUL

Dr. Ir. Dewa Ketut Sudarsana, MT NIDN. 0005026308

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS UDAYANA

Nopember 2015

Dibiayai oleh:

DIPA PNBP Universitas Udayana

sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor: 2018/UN14.1.31/PN.00.00.00/2015, tanggal 25 Mei 2015

(2)
(3)

DAFTAR ISI

4.1 Penanganan Peningkatan Jalan Nasional Di Provinsi Bali Tahun 2015……… 11

4.2 Rumusan Pemborosan Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM).. 12

4.3 Faktor Penyesuaian Volume, Kecepatan Kendaraan, Derajat Kejenuhan ……….. 14

4.4 Kinerja Lalu Lintas Pada Kondisi Pra Konstruksi ……… 15

4.5 Kinerja Lalu Lintas Pada Kondisi Semasa Konstruksi ………….. 18

4.6 Analisis Pemborosan BBM (Kasus Studi) ………. 18

4.7 Hubungan Pemborosan BBM dengan Waktu (Jam) ……….. 20

4.8 Meminimalkan Pemborosan BBM Pada Zona Kerja……….` 21

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 23

5.1 Kesimpulan ……… 23

5.2 Saran ……… 23

(4)

DAFTAR PUSTAKA ……… 24

LAMPIRAN ………..……… 26

Lampiran -1 Surat Ijin Survey dari Jurusan ke Kepala Bali BPJN VIII Bali ………..……… 26

Lampiran- 2 Peta Penanganan Peningkatan Jalan Balai VIII Bali Tahun Anggaran 2015 ………..……… 27.

Lampiran -3 Peralalatan ATC tipe GR M400 …………..……… 27

Lampiran -4 Foto Penelitian ………..………. 28

Lampiran -5 Luaran Penelitian ………..………. 29

(5)

RINGKASAN

Pelaksanaan penanganan pemeliharaan jalan selalu menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat pengguna jalan dan lingkungan sekitarnya. Dampak ini terjadi akibat zona kerja (work zone) yang dipergunakan sebagai ruang kerja dan pelaksanaan peningkatan/rekonstruksi jalan. Zona kerja ini mengakibatkan para pengemudi mengalami stress, terganggunya lalu-lintas seperti tertundanya perjalanan, kemacetan dan juga terjadinya kecelakaan. Dampak negatif dalam satuan moneter dapat berupa kerugian biaya operasi kendaraan dan nilai waktu. Dampak negatif pada sumber daya alam adalah terjadi pemborosan energi BBM. Di Indonesia upaya meminimalkan dampak negatif berupa meminimalkan pemborosan energi BBM semasa pemeliharaan jalan belum diteliti secara mendalam. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji upaya meminimalkan pemborosan energi BBM semasa proyek pemeliharaan jalan.

Sebagai kasus studi adalah 7 paket ruas jalan Nasional yang mendapat penanganan peningkatan jalan tahun anggaran 2015, dengan tipe jalan adalah dua lajur dua arah, perkotaan dan semi perkotaan yang berada dibawah wewenang Balai Peningkatan Jalan Nasional wilayah VIII di provinsi Bali. Survey lalu lintas menggunakan peralatan secara otomatis (Automatic Traffic Counting=ATC). Jenis perlatan yang digunakan adalah merek dagang Golden River (GR) tipe Marksman 400 (M400). Metode deskriptip digunakan menjelaskan karakteristik lalu lintas pada ruas jalan mendapatkan peningkatan jalan. Analisis konsumsi BBM mengunakan pedoman Bina Marga Pd. T-15-2005-B. Metode statistic digunakan mendapatkan rentang waktu dari jam kerja yang berdampak pada pemborosan energi BBM minimum. Hasil analisis mendapatkan rata-rata pemborosan BBM adalah 176 lt/hari/km. Fluktuasi pemborosan BBM perjam dalam sehari model kurvanya berbentuk polynomial pangkat tiga. Dalam sehari fluktuasi pemborosan tertinggi terjadi paada siang hari anatara jam 11.00-12.00 siang hari dengan rerata pemborosan BBM adalah 17,4 lt/jam/km, sedangkan pemborosan minimal terjadi pada jam kerja malam hari yaitu antara jam 02.00-03.00 dinihari dengan pemborosan BBM yang terjadi adalah 0.3 lt/jam/km. Rentang jam kerja untuk pelaksanaan peningkatan jalan yang menimbulkan pemborosan BBM minimal adalah antara jam 22.00 malam sampai jam 06.00 pagi

Kata-kata kunci: energi BBM, pemeliharaan jalan, meminimumkan pemborosan.

(6)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya agar kondisi ruas-ruas jalan kondisinya relatif tetap baik dan stabil (laik fungsi) diperlukan penanganan pemeliharaan (maintenance). Jenis penanganan pemeliharaan jalan tergantung dari tingkat kerusakan jalan. Selama masa pelaksanaan penanganan pemeliharaan timbul dampak negatif bagi masyarakat pengguna jalan dan lingkungan sekitarnya. Dampak ini terjadi akibat zona kerja (work zone) yang dipergunakan sebagai ruang kerja dan pelaksanaan rekonstruksi jalan (Jiang et al,

2010). Zona kerja ini mengakibatkan para pengemudi mengalami stress, terganggunya lalu-lintas seperti tertundanya perjalanan, kemacetan dan juga terjadinya kecelakaan (Sudarsana et al, 2013a, Sudarsana et al, 2014b).

Penelitian tentang kerugian terkait adanya zona kerja oleh Allouche et al

(2004), Huen et al (2006), Choi et al (2010), Jiang et al (2010), Yang, (2010) memperhitungkan kerugian biaya pengguna jalan (user cost) dan kerugian akibat kecelakaan lalu-lintas. Kerugian pengguna jalan yang selalu diperhitungkan adalah kerugian akibat bertambahnya biaya operasi kendaraan (BOK) dan bertambahnya kerugian nilai waktu (Sudarsana, 1997; Sudarsana et al, 2014a; Sudarsana et al,

2014b).

Bertambahnya BOK yang berhubungan dengan sumber energi alam semasa proyek pemeliharaan jalan adalah pemborosan penggunaan energi bahan bakar minyak (BBM) oleh pengguna jalan dengan kendaraan bermotor. Pada pelaksanaan proyek pemelihraan rekonstruksi jalan Nasional dua lajur dua arah di provinsi Bali tahun 2013, pemborosan energi BBM mencapai 145 liter/hari/ruas jalan proyek (Sudarsana et al, 2014c). Upaya meminimalkan pemborosan energi BBM semasa pelaksanaan proyek pemeliharaan jalan di Indonesia belum diteliti secara mendalam sehingga pelu dikaji.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah-masalah yang teridentifikasi diatas, maka permasalahan penelitian disertasi yang bisa diangkat adalah:

(7)

Bagaimanakah meminimalkan pemborosan energi BBM semasa proyek pemeliharaan jalan?

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat praktis dan manfaat teoritis. 1) Manfaat Praktis.

Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan gambaran bagi pengampu keputusan pada pelaksanaan proyek pemeliharaan jalan tentang timbulnya pemborosan energi BBM selama masa proyek pemeliharaan jalan.

2) Manfaat Teoritis.

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan utamanya dalam manajemen mitigasi selama pelaksanaan proyek pemeliharaan jalan.

(8)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Zona Kerja (Work Zone)

Kegiatan/proyek peningkatan jalan dilaksanakan dalam rangka memenuhi prasarana jalan memenuhi syarat teknis laik fungsi jalan. Laik Fungsi Jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif. Dalam pelaksanaan proyek pemeliharaan memerlukan ruang zona kerja (work zone). Zona kerja (work zone) adalah suatu area atau segmen jalan dimana satu atau lebih lajur jalan ditutup untuk pelaksanaan konstruksi jalan yang mengakibatkan berkurangnya pergerakan lalu lintas dan menurunannya kapasitas jalan (Jiang et al, 2010; FHWA, 2011; MTI, 2012)

Risiko dominan adanya zona kerja adalah kemacetan (congestion) lalu lintas. Startegi mitigasi kemacetan pada zona kerja dapat dikategorikan dalam 5 kelompok (MTI, 2012):

a. Strategi managemen lalu lintas

b. Strategi managemen kebutuhan (demand)

c. Strategi alternatif disain untuk meminimalkan biaya kemacetan d. Strategi alternatif penjadualan dan tahapan proyek

e. Strategi sistem kontrak dan startegi percepatan penyelesaian proyek.

Variansi dari strategi manajemen zona kerja dikelompokkan dalam tiga kategori sebagai berikut (FHWA, 2005; OKTC, 2010):

1) Pengendalian lalu lintas sementara (TTC=Temporary Traffic Control) 2) Oprasional trasportasi (TO= Traffic Operation)

3) Informasi publik (PI= Public Information).

Strategi pengendalian lalu lintas sementara (TTC) terdiri dari 3 komponen yaitu : (1) strategi pengendalian; (2) perlengkapan pengendalian lalu lintas dan (3) koordinasi proyek, strategi kontrak dan inovatif konstruksi. Unsur strategi kontrak satu diantaranya adalah klausal Insentif/Disinsentif (I/D). Besaran I/D dihitung dari kerugian biaya pengguna jalan.

Penutupan lajur jalan pada pelaksananan pemeliharaan jalan sering tidak dapat dihindari. Berbagai metode penutupan lajur pada zona kerja direncanakan dengan

(9)

tujuan meminimalkan kerugian akibat dampak penutupan lajur ini (Jiang et al,2010). Alternatif penutupan lajur jalan pada zona kerja disajikan pada Gambar 2.1dan Gambar 2.2

Gambar 2.1 Penutupan lajur parsial pada zona kerja (Partial closure work zone) (Sumber: Jiang et al, 2010:293)

Gambar 2.2 Pengalihan lajur pada zona kerja (Crossover work zone) (Sumber: Jiang et al, 2010:294)

Merujuk tentang pengaturan lalu lintas pada zona kerja (DJBM,2010), tipikal pengaturan lalu lintas zona kerja disajikan pada Gambar 2.3. Secara umum zona kerja dibagi kedalam 4 zona terdiri dari zona pendekat, zona peralihan (taper), zona pekerjaan dan zona penjauh.

Gambar 2.3 Gambar Pembagian Zona Kerja(Sumber: DJBM, 2010:16)

(10)

2.2 Kinerja Lalu-lintas

Untuk menghitung tingkat kinerja lalu-lintas pada suatu segmen jalan diperlukan perhitungan variabel-variabel (DJBM,1997) seperti:

1) Arus dan Komposisi Lalu Lintas

(11)
(12)

6) Hubungan Kecepatan dengan Arus lalu lintas

Hubungan ini telah ditentukan secara kuantitatif untuk kondisi 'standar', untuk setiap tipe jalan. Setiap kondisi standar mempunyai geometrik standar dan karakteristik lingkungan tertentu. Jika karakteristik jalan "lebih baik" dari kondisi standar (misalnya lebih lehar dari lebar jalur lalu-lintas normal), kapasitas menjadi lebih tinggi dan kurva bergeser ke sebelah kanan, dengan kecepatan lebih tinggi pada arus tertentu, lihat Gambar 2.4

Gambar 2.4 Bentuk umum hubungan Kecepatan-Arus (Sumber: DJBM,1997:5-20)

Jika karakteristik jalan "lebih buruk" dari kondisi standar (misalnya hambatan samping tinggi) kurva bergeser ke kiri kapasitas menjadi berkurang dan kecepatan pada arus tertentu lebih rendah seperti terlihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Hubungan Kecepatan-Arus untuk Kondisi Standar dan Bukan Standar (Sumber: DJBM, 1997:5-20)

(13)

2.3 Biaya Pengguna Jalan Akibat Zona Kerja

Biaya Pengguna Jalan Zona Kerja (BPJZK) (work zone road user cost) didefinisikan sebagai penambahan biaya yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor dan kerugian masyarakat luas akibat dari aktivitas zona kerja (FHWA, 2011). BPJZK dirujuk dalam satuan moneter dari dampak zona kerja seperti biaya tundaan pengguna jalan, biaya operasi kendaraan, biaya tabrakan dan biaya emisi. Komponen dari BPJZK diilustrasikan seperti Gambar-2.6

Gambar 2.6 Komponen biaya pengguna jalan (Sumber: FHWA, 2011:5)

2.4 Konsumsi bahan bakar minyak (BBM)

Konsumsi bahan bakar minyak untuk masing-masing kendaraan (KBMMi) dapat dihitung dengan rumus persamaan berikut, yaitu (DPU, 2005):

(14)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian disertasi secara diagramatis disajikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Bagan Diagram Alir Penelitian

3.2 Pengumpulan Data

Penelitian ini mengambil kasus pada pelaksanaan pemeliharaan jalan khususnya peningkatan jalan Nasional dua lajur dua arah di provinsi Bali tahun

Tujuan Penelitian Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Analisis Data

Kesimpulan dan Rekomendasi Permasalahan

Hasil dan Pembahasan

(15)

anggaran 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan survei langsung berupa data primer dan tidak langsung berupa data sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui instansi pemerintah, dan swasta seperti data jumlah penduduk dan dokumen pelaksanaan fisik pemeliharaan jalan. Data primer dilakukan dengan survey langsung seperti:

1) Survey tentang pola pengaturan lalu lintas pada zona kerja pemeliharaan jalan.

2) Survey dimensi geometrik jalan meliputi lebar lajur, lebar bahu dan panjang segmen pelaksanaan pemeliharaan.

3) Survey lingkungan disekitar zona kerja pemeliharaan jalan.

4) Survey lalu lintas interval satu jam meliputi volume lalu lintas dan kecepatan kendaraan. Survey ini menggunakan peralatan perhitungan lalau lintas secara otomatis (Automatic Traffic Counting=ATC). Jenis perlatan yang digunakan adalah merek dagang Golden River (GR) tipe Marksman 400 (M400) atau disingkat GR M400. Untuk kebutuhan data temporary traffic alat ini diinsatal merekam volume, klas dan kecepatan kendaraan selama 65 jam. Gambar ATC GR M400 ini dapat dilihat pada Gambar 2 di Lampiran 3.

3.3 Analisis Data

Metode deskripstif digunakan untuk menjelaskan karaktristik lalu lintas dan pola pengaturan lalu lintas semasa pelaksanaan pemeliharaan jalan (Nazir, 2003). Metode analitis digunakan untuk menghitung kinerja lalu-lintas seperti: parameter kapasitas jalan dan parameter arus lalu lintas. Analisis juga digunakan untuk

mendapatakan kapasitas jalan (C), volume lalu lintas (Q), derajat kejenuhan (DS) dan kecepatan kendaraan (Vm) dakam interval satuan jam selama 24 jam (DJBM, 1997) Metode optimasi dipergunakan untuk meminumkan fungsi tujuan studi yaitu meminimumkan pemborosan dampak negatif masa pemeliharaan jalan khususnya pemborosan energi BBM (Yang, 2010).

(16)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penanganan Peningkatan Jalan Nasional Di Provinsi Bali Tahun 2015 Paket-paket ruas jalan Nasional di Provinsi Bali dibawah wewenang Balai Pelaksana Jalan Nasional wilayah VIII (BPJN VIII) tahun anggaran 2015, dibedakan atas 4 satuan kerja (Satker) yaitu Satker wilayah I Bali, Satker wilayah II Bali, Satker Metro Denpasar dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Pada tahun anggaran 2015 terdapat 20 paket ruas jalan yang mendapat penanganan fisik pemeliharaan. Jenis pemeliharaan ini meliputi peningkatan struktur dan kapasitas jalan, pemeliharaan berkala jalan, berkala jembatan. Peta paket-paket penanganan pemeliharaan jalan di wilayah BPJN VIII tahun anggaran 2015 dapat dilihat pada Gambar 1 pada Lampiran-2.

Paket-paket penangnan peningkatan dan rekonstruksi jalan pada tahun anggaran 2015 dibawah wewenang BPJN adalah sebanyak 8 paket ruas jalan. Nama paket/ruas jalan ini disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Paket/ruas jalan Peningkatan Jalan Tahun Anggaran 2015 di BPJN VIII Bali

No Kasus Nama paket/ruas jalan Panjang

(km)

1 B1 Cekik-Seririt 4,00

2 B2 Cekik-Batas Kota Negara 1,80

3 B3 Batas Kota Amlapura-Angentelu 2,30

4 B4 Jalan Sutomo, Stiabudi, Wahidin, Thamrin, 6,78

5 B5 Simpang Kuta-Banjar Taman 1,70

6 B6 Simpang Pesanggaran-Sesetan 5,32

7 B7 Cekik-Batas Kota Singaraja 3,80

Sumber: BPJN VIII Bali, 2015

(17)

4.2 Rumusan Pemborosan Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) Model konsumsi bahan bakar minyak (BBM) adalah :

BiBBMj = KBBMi x HBBMj Dimana,

BiBBMi = Biaya konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis kendaraan i, dalam rupiah/km

KBBMi = Konsumsi bahan bakar minyak untuk jenis kendaraan i, dalam liter/km

HBBMj = Harga bahan bakar untuk jenis BBM j, dalam rupiah/liter

i = Jenis kendaraan sedan (SD), utiliti (UT), bus kecil (BL), bus besar (BR), truk ringan (TR), truk sedang (TS) atau truk berat (TB) j = Jenis bahan bakar minyak solar (SLR) atau premium (PRM)

KBBMi untuk masing-masing kendaraan dapat dihitung dengan rumus yaitu (DPU, 2005):

Variabel AR dan SA mengandung variabel rasio arus dengan kapasitas (Q/C)

atau sama dengan DS

(18)

Percepatan rata-rata AR pada kondisi pra konstruksi dan masa konstruksi dapat

Simpangan baku percepatan SA pada kondisi pra rekonstruksi dan masa rekonstruksi dapat ditentukan sebagai berikut (DPU, 2005):

SA = SA max (1,04/(1+e(a0 + a1)* DS) Dimana,

SA = Simpangan baku percepatan (m/s2)

SA max = Simpangan baku percepatan maksimum (m/s2) (default = 0,75) a0, a1 = koefisien parameter (tipikal/default a0 = 5,140 ; a1 = - 8,264)

DS = rasio volume lalu lintas (smp/jam) dengan kapasitas jalan (smp/jam) Dengan memasukkan nilai tipikal/default SA max =0.75, a0= 5.1400 dan a1= -8.2640 (DPU, 2005), maka didapat:

SA = 0.75* (1,04/(1+e(- 3.1540)* DS)

Simpangan baku percepatan (m/s2) pada pra rekonstruksi (SAp) adalah:

SAp = 0.75* (1,04/(1+e(- 3.1540)* DSp) ……….. (4.4) Simpangan baku percepatan SA pada masa rekonstruksi (SAm) adalah:

SAm = 0.75* (1,04/(1+e(- 3.1540)* DSm)

SAm = 0.75* (1,04/(1+e(- 3.1540)* Fds*DSp) ……… (4.5)

Komponen biaya bahan bakar akibat zona kerja (KBBMzki) adalah selisih kondisi masa konstruksi (KBBMmi) dengan kondisi pra konstruksi (KBBMpi), dapat dirumuskan sebagai berikut:

KBBMzki = KBBMmi-KBBMpi

= {(+ 1/VmR + 2 x VmR2 + 3 x RR + 4 x FR + 5 x FR2 + 6 x DTR + 7 x AmR

(19)

+ 8 xSAm + 9 x BK + 10 x BK x AmR + 11 x BK x SAm)/1000) – ((+ 1/VpR + 2

4.3 Faktor Penyesuaian Volume, Kecepatan Kendaraan, Derajat Kejenuhan Variabel kinerja lalu lintas untuk kondisi masa konstruksi yang meliputi volume lalu lintas Qm, kecepatan kendaraan Vm dan derajan kejenuhan Fdsm, dihitung dari variabel kinerja lalu lintas kondisi pra konstruksi (Qp, Vp dan DSp) dengan mengalikan faktor penyesuaian Fq untuk volume lalu lintas, faktor penyesuaian Fv untuk kecepatan kendaraan dan faktor Fds untuk faktor penyesuaian derajat kejenuhan jalan (Sudarsana DK, 2014). Besaran parameter Fq, Fv dan Fds disajikan pada Tabel 4.2.

(20)

Tabel 4.2 Besaran Parameter Faktor Penyesuaian Volume Fq, Kecepatan Fv dan selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan volume harian dalam interval jam Qp (kend/jam dan kecepatan kendaraan Vp (km/jam). Hasil analisis ini disajikan pada Tabel 4.3.1 untuk kasus ruas jalan B1, B2 dan B3. Volume Qp dan kecepatan Vp kasus B4, B5, B6 disajikan pada Tabel 4.3.2, sedangkan kasus B7 disajikan pada Tabel 4.3.3

Analisis kinerja jalan para kondisi konstruksi yang juga terkait perhitungan konsumsi BBM adalah derajat kejenuhan DSp. Hasil analisis fluktuasi DSp untuk masing-masing ruas jalan disajikan pada Tabel 4.3.1 untuk kasus ruas jalan B1, B2 dan B3, Tabel 4.3.2 untuk kasus B4, B5, B6 dan pada Tabel 4.3.3 kasus B7.

(21)
(22)
(23)

Tabel 4.3.3 Kinerja lalu lintas pra konstruksi kasus B7

4.5 Kinerja Lalu Lintas Pada Kondisi Semasa Konstruksi

Kinerja lalu lintas jalan untuk semasa konstruksi yang terkait estimasi konsumsi BBM yang meliputi Volume lalu lintas Qm (kend/jam), Kecepatan kendaraan Vm (km/jam) dan derajat kejenuhan DSm diprediksi dari kinerja lalu lintas pra konstruksi Qp,Vp dan DSp dengan mengalikan factor penyesuain volume Fq, factor penyesuaian kecepatan Fp dan factor penyesuaian derajat kejenuhan Fds yang nilai parameternya telah disajikan pada Tabel 4.2.

4.6 Analisis Pemborosan Energi BBM

Pemborosan energy BBM KBBMizk dapat dihitung dengan menggunakan rumus (4.7). Dengan memasukkan kinerja lalu lintas pada kondisi pra konstruksi dan masa konstruksi dan parameter terkait analisis running cost maka didapat pemborosan

(24)

energi BBM masing-masing ruas jalan B1, B2, B3, B4, B5, b dan B7 yang disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Pemborosan Energi BBM masing-masing Ruas Jalan (Lt/km)

Ruas Jalan kegiatan mobilitas social masyarakat lebih tinggi dibandingkan malam hari. Pemborosan energy BBM harian terendah ditemukan pada kasus ruas jalan B1 (ruas Cekik-Seririt), sedangkan tertinggi pada kasus B4 (ruas Setiabudi-Cokroaminoto). Hal ini sejalan dengan tipe jalan perkotaan B4 (ruas Setiabudi-Cokroaminoto) dan semi perkotaan B1 (ruas Cekik-Seririt).

Rata-rata pemborosan energy BBM selama masa konstruksi peningkatan jalan diprediksi sebanyak 176 ltr/hari/km.

(25)

4.7 Hubungan Pemborosan Energi BBM dengan Waktu (Jam)

Hubungan fluktuasi prediksi pemborosan BBM untuk ruas jalan B1 sampai dengan B7 terhadap waktu perjam dalam sehari dapat dilihat juga pada Gambar 4.1. Pada Gambar 4.1 juga digambarkan rerata perjam dari pemborosan BBM dari 7 ruas jalan yang distudi. Rerata prediksi pemborosan BBM tertinggi ditemukan pada jam ke-6 (jam 11.00-12.00 siang hari) dengan rerata pemborosan BBM adalah 17,4 ltr/jam/km, sedangkan pemborosan terendah ditemukan pada jam ke-21 (Jam 02.00-03.00 malam dinihari) dengan rerata 0,3 lt/jam/km.

Hubungan antara fluktuasi BBM dengan waktu perjam harian, model kurva yang didapat adalah berbentuk kuva polynomial berderajat tiga, dengan rumusan seperti pada persamaan (4.1) dan dapat juga dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Adapun rumusan hubungan fluktuasi pemborosan BBM (Y) terhadap waktu dalam jam harian (X) adalah sebagai berikut:

Y = 0.010 x3 - 0.449 x2 + 4.652 x + 0.744 ……… (4.1)

Koefisien determinasi R2 yang didapat adalah R2 = 0.52, yang dapat dinyatakan model

hubungan yang didapat dipengaruhi factor lain selain waktu kerja adalah sebesar 48%.

Gambar 4.1 Hubungan pemborosan BBM terhadap waktu perjam sehari.

(26)

Gambar 4.2 Rentang Pemborosan BBM minmal

4.8 Meminimalkan Pemborosan BBM Pada Zona Kerja

Pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 kecendrungan pemborosan energy masa konstruksi proyek peningkatan jalan ditinjau dari segi waktu dapat dinyatakan bahwa pemborosan BBM pada jam-jam malam hari jauh lebih kecil dibandingkan pada siang hari. Hal ini selaras dengan kegiatan/aktivitas sosil ekonomi masyarakat. Untuk meminimalkan pemborosan BBM dalam masa peningkatan jalan terutama peningkatan perkerasan jalan, waktu pengerjaan proyek yang berdampak rendah terhadap pemborosan BBM yaitu pada malam hari.

Pemborosan energy terendah ditemukan adalah 0,3 lt/jam/km pada jam ke-21 atau jam 02.00-03.00 atau pada titik m seperti terlihat pada Gambar 4.2. Untuk menentukan rentang pemborosan minimal diperlukan nilai standar deviasi (S). Pada pembahasan ini dilakukan pendekatan pembagian jamkerja/aktivitas dalam sehari (24 jam), menjadi 2 kelompok jam kerja/aktifitas yaitu siang hari (jam 06.00-17.00) dan jam kerja malam (18.00-05.00). Standar deviasi pada jam kerja malam yang didapat adalah sebesar S= 3,2 lt/jam. Sehinga rentang pemborosan energy BBM minimal yang didapat berkisar antara (0.3 +- 3.2). Rentang pemborosan energy minimal yang didapat adalah antara 3.5 lt/jam sampai -2.9 lt/jam. Pemborosan BBM 3.5 lt/jam terjadi pada jam mendekati jam ke 17 (jam 22.00 -23.00) malam, hal ini

a m b

(27)

dapat dilihat pada titik a Gambar 4.2, sedang rentang lebih kecil (-2,9) adalah berada jam ke 24 ( jam 05.00-06.00) yang dapat dilihat pada titik b pada Gambar 4.2. Rentang pelaksanaan peningkatan jalan yang menimbulkan dampak pemborosan energy BBM minimal adalan dengan jam kerja antara jam 22.00 – 06.00 malam. Hal ini selaras dengan rendahnya volume lalu lintas dan kecepatan kendaraan lebih tinggi akibat dari rendahnya aktivitas sosial ekoomi masyarakat pada rentang jam tersebut.

(28)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis meminimalkan pemborosan energy BBM semasa pemeliharaan jalan Nasional khususnya proyek peningkatan/rekonstruksi jalan untuk tipe jalan 2 lajur 2 arah, perkotaan dan semi perkotaan dapat disimpulakan sebagai berikut:

1) Pemborosan energy BBM semasa pelaksanaan peningkatan jalan rata-rata adalah 176 lt/hari/km.

2) Fluktuasi pemborosan BBM perjam harian, memiliki model kurva bebentuk polynomial berderajat tiga. Pada jam kerja siang hari pemborosan BBM lebih tinngi dibanding pada jam kerja malam hari. Pemborosan BBM maksimum terjadi pada siang hari antara jam 11.00-12.00 dengan rerata pemborosan BBM adalah 17,4 lt/jam/km. Sedangkan pemborosan BBM minimal terjadi pada malam hari antara jam 02.00-03.00 dinihari dengan pemborosan BBM adalah 0.3 lt/jam/km

3) Rentang jam kerja yang dapat memminimalkan pemborosan BBM adalah mulai dari jam 22.00 malam sampai dengan jam 06.00 pagi.

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah:

1) Perlu menambah jumlah kasus studi untuk ruas jalan yang sejenis.

2) Perlu dikembangkan model optimasi lain untuk meminimalkan pemborosan BBM semasa pelaksanaan proyek peningkatan jalan.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Allouche E. N., Gilcrist A. 2004. Quantifying Construction Realated Social Costs, North American Society for Trenchless Technology (NASTT), New Orleans,Lusiana

Borchartdt D W., Pesti G, Sun D, Ding L. 2009. Capacity and Road User Cost

Analysis of Selected Freeway Work Zones in Texas. Report 0-5619-1,Texas

Trasportation Institute.

Choi K, Kwak Y. H, Yu B. 2010. Quantitative Model for Determining

Incentive/Disincentive Amounts through Schedule Simulation, Proceedings of

the 2010 Winter Simulation Conference.

DJBM (Direktorat Jendral Bina Marga) & Sweroad. 1997. Manual Kapsitas Jalan di Indonesia (MKJI).

DJBM (Direktorat Jendral Bina Marga). 2010. Petunjuk Praktis Keselamatan Jalan Pada Zona Kerja Di Jalan.

DPU (Departemen Pekerjaan Umum) Balitbang. 2005. SNI Pd.T-15-2005-B, Perhitungan Biaya Oerasi Kendaraan untuk Biaya Tak Langsung (Running Cost).

Ferdinan A. 2011. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen, Edisi 3,Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang

FHWA (Federal Highway Adminitration). 2005. Developing and Implementing

Transportation Management Plans for Work Zones.

FHWA (Federal Highway Adminitration). 2011, Work Zone Road Use Cost Concepts

and Applications, Report FHWA-HOP-12-005

Jiang Y, Chen H, Li S. 2010. Determination of Contarct Time and Incentive and

Disincentive Value of Highway Contruction Project, International Journal of

Construction Education and Research, [6],285-302, Routledge Taylor & Francis Group.

Matthews J.C, Allouche E.N. 2010. A Social Cost Calculator for Utility Construction

Project, Proceeding Paper F-4-03, NASTT-No-Dog Show 2010, Chicago

Illinois.

MTI (Mineta Trasportation Institute). 2010. Improving Trasportation Construction Project Performance: Development of Model to Support the Decision-Making

Process for Incentive/Disincentive Construction Projects, MTI Report 09-07

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta

(30)

OKTC (Oklahoma Trasportation Center). 2010. Evaluation of Construction Strategies

for PCC Pavement Rehabilitation Projects, Report

OTCREOS7.1-23-F,Oklahama.

Ortuzar J de D, Willemsen L.G. 1997. Modelling Transport. Second edition, March 1997. John Wiley and Sons.

Sudarsana, D.K. 1998. Studi Penyertaan Perhitungan Faktor Nilai Waktu dalam Kontrak Proyek Konstruksi Jalan (Kasus: Proyek Peningkatan Jalan dan Penggantian Jembatan Propinsi Bali), Tesis, Program Pasca Sarjana,Program Studi Teknik Sipil, Istitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Sudarsana D.K, Sulistio H, Wicaksono A dan Djakfar L. 2013a. Analisis Kerugian Biaya Pengguna Jalan akibat Zona Kerja (Work Zone). Prosiding Kolokium Jalan Jembatan 2013, ISBN : 978-602-264-032-5, III:119 – 133, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Pengembangan dan Penelitian Balibang Jalan dan Jembatan (Pusjatan), Bandung

Sudarsana D.K, Sulistio H, Wicaksono A dan Djakfar L . 2013b . Kajian Kinerja Jalan Akibat Adanya Zona Kerja (Work Zone). Prosiding Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke 16, ISBN 9786021855522, 716-725, Surakarta

Sudarsana D.K, Sulistio H, Wicaksono A and Djakfar L. 2014a. The Analysis Of Work Zone Road User Costs Due To The Delay Completion Of The Road Maintenance Project. Adv. in Nat. Appl. Sci., 8(3): 103-108

Sudarsana D.K, Sulistio H, Wicaksono A dan Djakfar L. 2014b. Prediksi Kinerja Jalan Terkait Estimasi Kerugian Pengguna Jalan Selama Masa Rekonstruksi Jalan. Prosiding Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke 17, ISSN 2356-0509, 2(1): 751-761. Jember.

Sudarsana D.K, Sulistio H, Wicaksono A dan Djakfar L. 2014c. Kerugian Energi BBM Selama Masa Proyek Rekonstruksi Jalan. Prosiding Senastek LPPM Unud, ISBN 978-602-294-018-0: 473-477. Denpasar

Sudarsana D.K. 2014. Model Kerugian Pengguna Jalan Pada Masa Pelaksanaan Proyek Rekonstruksi Jalan. Disertasi, Program Doktor Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang.

Yang N. 2010. Optimization of Highway Work Zone Decision Considering

Short-Term and Long-Short-Term Impacts. Disertation degree of Doctor Philosophy, Faculty

of the graduate school of the University of Maryland, College Park

(31)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Survey dari Jurusan ke Kepala Bali BPJN VIII Bali

(32)

Lampiran 2. Peta Penanganan Peningkatan Jalan Balai VIII Bali Tahun

Anggaran 2015

Gambar 1. Peta Penanganan Peningkatan Jalan Balai VIII Bali Tahun Anggaran 2015

Lampiran-3. Peralalatan ATC tipe GR M400

Gambar 2. Peralatan ATC tipe GR M400

(33)

Lampiran 4. FOTO PENELITIAN

(34)

Lampiran 5. LUARAN PENELITIAN

5.1 PUBLIKASI TINGKAT NASIONAL:

PEMBOROSAN ENERGI BBM HARIAN AKIBAT ZONA KERJA SEMASA PROYEK PENINGKATAN JALAN NASIONAL DI PROVINSI BALI

Dewa Ketut Sudarsana1,

1Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana-Bali

e-mail : dksudarsana@unud.ac.id

ABSTRAK

Dampak negatif dominan akibat adanya zona kerja pada peningkatan jalan adalah penurunan kinerja lalu lintas. Ekses dari penurunan kinerja lalu lintas ini adalah terjadi pemborosan konsumsi BBM pada kendaraan bermotor. Pemborosan BBM ini berfluktuasi dalam satuan jam perhari. Kajian pemborosan BBM harian semasa eksekusi proyek peningkatan jalan di Indonesia perlu dilakukan. Kasus studi adalah pelaksanaan peningkatan jalan Nasional tipe dua lajur dua arah, perkotaan dan semi perkotaan di Provinsi Bali tahun anggaran 2015. Analisis kinerja lalu lintas menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Analisis konsumsi BBM menggunakan pedoman Pd.T-15-2005-B. Analisis statistik digunakan mencari hubungan pemborosan BBM terhadap waktu perjam harian. Hasil penelitian menemukan model kurva polinomial berderajat tiga, dengan variabel generator waktu dalam jam harian, dan variabel respon adalah pemborosan BBM. Rata-rata pemborosan energi BBM harian yang ditemukan adalah 94 liter/ruas jalan. Pemborosan energi BBM maksimum ditemukan terjadi pada jam 12 sampai dengan jam 1 siang hari, sedangkan minimum terjadi pada jam 1 sampai dengan jam 2 pagi dini hari.

Kata-kata kunci: peningkatan jalan, zona kerja, pemborosan BBM.

ABSTRACT

Dominant negative impacts due to work zone in the road improvement project are the reduction of traffic performance. The excesses of the decline of traffic performance is loss of fuel consumption in motor vehicles. The loss of this fuel fluctuates in hours in a daytime.Study of daily fuel losses during the execution of a road improvement projectin Indonesia needs to be done. Case study is the execution of the National road improvement of two-lane two-way, urban and interurban road type in Bali province fiscal year 2015. Analysis of the traffic performance is using the Indonesian Highway Capacity Manual 1997. Analysis of fuel consumption using guidelines Pd.T-15-2005-B. Statistical analysis is used to find the loss of fuel per hour daily relationship. The study found the cubic curve model, with generator variable is time in hourly, daily and the response variable is loss of fuel. The average daily fuel loss found was 94 liters/link road. Maximum loss of fuel was found to occur in 12 until 1p.m., while the minimum occurred from 1until 2 a.m.ona day.

Key words: roads improved, work zones, loss of fuel.

(35)

(36)

5.2PUBLIKASI TINGKAT INTERNASIONAL

(37)

AUTHOR

32

(38)

Publication

http://civil.utm.my/apsec2015/publication/

Selected paper will be published in the following journal:

Jurnal Teknologi (Sciences and Engineering)

Jurnal Teknologi is indexed by:

Malaysian Journal of Civil Engineering (MJCE)

MJCE is indexed by:

ASEAN Engineering Journal (AEJ)

AEJ is a publication by AUN/SEED-Net

Gambar

Gambar 2.1  Penutupan lajur parsial pada zona kerja (Partial closure work zone) (Sumber: Jiang et al, 2010:293)
Gambar  2.4    Bentuk umum hubungan Kecepatan-Arus  (Sumber: DJBM,1997:5-20)
Gambar 2.6  Komponen biaya pengguna jalan
Gambar 3.1. Bagan  Diagram Alir Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keragaman potensi sumber daya iklim dan lahan di Sulawesi Selatan, dapat memberi manfaat yang besar untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian.. Berdasarkan zona iklimnya

Suatu perjanjian, selama itu telah disepakati oleh kedua belah pihak dan juga sudah sesuai dengan prinsip-prinsip umum hukum internasional, maka perjanjian tersebut

Adapun implikasi yang ditimbulkan dengan adanya realitas hasil perhitungan, baik perhitungan besarnya investasi, laju pertumbuhan ekonomi, indeks disparisitas

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Kromium VI (Cr VI) pada air Sungai Pangkajene baik pada pagi dan sore hari menunjukan bahwa logam Kromium VI (Cr VI)

Tahapan penelitian yang dilakukan terbagi dalam 4 tahap yaitu (1) Persiapan dan praproses dataset, (2) Persiapan perangkat lunak, (3) Penerapan perangkat lunak untuk

Ini juga menjadi sebuah acuan yang sangat penting, karena pada era teknologi sekarang para pengguna memerlukan cara untuk meningkatkan ilmu atau pengetahuan dalam

Dalam khazanah fikih Islam, nuansa Ilmu Falak tidak bisa lepas dalam pembahasan waktu-waktu shalat, arah kiblat dan penentuan puasa dan hari raya dengan

Seperti halnya dalam model berkelanjutan, dua dari faktor kontekstual adalah terkait tata kelola (kepentingan pemerintah dalam partisipasi inklusif dan dalam memastikan