• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Perbedaan Kesejahteraan Sebelum Dan Sesudah Menjadi Anggota Koperasi “CU Sanqti” Pasuruan (Studi Kasus Pada Anggota Koperasi “Cu Sanqti” Program Sibuhar)”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“Perbedaan Kesejahteraan Sebelum Dan Sesudah Menjadi Anggota Koperasi “CU Sanqti” Pasuruan (Studi Kasus Pada Anggota Koperasi “Cu Sanqti” Program Sibuhar)”."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus Pada Anggota Koperasi “CU Sanqti”

Program Sibuhar)

SKRIPSI

Oleh :

MARIA ETI RUSTINA NPM. 0541010028

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN PROPOSAL

Judul Proposal : Perbedaan Kesejahteraan Anggota Koperasi “CU SANQTI” Sebelum dan Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Nama Mahasiswa : Maria Eti Rustina

NPM : 0541010028

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti ujian seminar proposal

Ketua Program Studi Pembimbing

(3)

(Studi Kasus Pada Anggota Koperasi “CU Sanqti” Program Sibuhar)

Nama Mahasiswa : Maria Eti Rustina

NPM : 0541010028

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan

Menyetujui

Pembimbing

Dra. Diana Hertati, M.Si NIP. 196601031989032001

Mengetahui DEKAN

(4)

Judul Penelitian : Perbedaan Kesejahteraan Anggota Koperasi “CU SANQTI” Sebelum Dan Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Nama Mahasiswa : Maria Eti Rustina

NPM : 0541010028

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui

Pembimbing Utama 1. Penguji I

Dra. Diana Hertati, MSi Dr. Lukman Arif, MSi

NIP. 030 201 935 NIP : 196411021994031001

2. Penguji II

Drs. Pudjo Adi, MSi NIP : 030 134 568 3. Penguji III

Drs. Hartono Hidayat, MSi

NIP : 030 115 320

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara

(5)

Maria, yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Kesejahteraan Sebelum Dan Sesudah Menjadi Anggota Koperasi “CU Sanqti” Pasuruan (Studi Kasus Pada Anggota Koperasi “Cu Sanqti” Program Sibuhar)”

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang tak terhingga khususnya kepada yang terhormat:

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati MSi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran”

2. Bapak DR. Lukman Arif, MSi., selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Diana Hertati, MSi., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara UPN “Veteran” Jawa Timur, sekaligus selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, bimbingan dan ilmu guna membantu penulis dalam penyusunan sekripsi ini dengan penuh kesabaran.

4. Seluruh staff dosen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan ilmu kepada penulis sebagai mahasiswa.

5. Pimpinan, staff dan karyawan “CU Sanqti” Pasuruan, yang telah membantu penulis dalam penyediaan data-data yang dibutuhkan, terimakasih....

6. Keluargaku, Papa, Mama dan Kakakku yang telah memberikan dorongan, semangat dan pengertiannya bagi penulis baik secara moril maupun materiil.

(6)

ii

7. Special thanks to My Lophely Tommy Natanael Lahenda, atas segala bantuannya dan memberi semangat yang luar biasa kepada ku, thanks for everything...

8. Sahabat-sahabatku, Tiza, Iis dan Fiki, terimakasih selama ini kalian telah menjadi sahabat terbaik ku....love u guysss...

9. Teman-teman dan saudara yang telah banyak membantu dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yesus Kristus selalu memberkati kepada semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya skripsi penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi penelitian ini. Penulis juga memohon maaf bila terdapat sesuatu yang kurang berkenan di dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Juli 2010

(7)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 11

2.1.1. Kesejahteraan Anggota ... 13

2.1.2. Tingkat Kesejahteraan Anggota Koperasi ... 16

2.2. Koperasi ... 18

2.2.1. Pengertian Koperasi ... 18

2.2.2. Tujuan Koperasi ... 21

2.2.3. Manajemen Koperasi ... 22

2.2.4. Landasan Koperasi ... 25

2.2.5. Azaz-Azaz Koperasi Indonesia ... 28

(8)

2.2.6. Jenis-Jenis Koperasi ... 33

2.2.7. Perangkat Organisasi Koperasi ... 36

2.3. Kerangka Konseptual ... 38

2.4. Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39

3.1.1. Definisi Operasional ... 39

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 41

3.2. Teknik Penarikan Sampel ... 41

3.2.1. Populasi ... 41

3.2.2. Sampel ... 42

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.4. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 46

4.1.1. Sejarah CU Sanqti ... 46

4.2. Visi, Misi dan Moto ... 48

4.3. Struktur Organisasi ... 49

4.4. Hasil Penelitian ... 52

4.4.1. Identitas Responden ... 52

4.4.2. Deskrpsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 55

(9)

Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 56

4.4.4. Deskrpsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 58

4.4.5. Deskrpsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 59

4.5. Deskripsi Hasil Pengujian ... 61

4.5.1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 61

4.5.1.1.Pengujian Validitas ... 61

4.5.1.2.Hasil Pengujian Reliabilitas ... 64

4.5.1.3.Hasil Pengujian Hipotesis ... 64

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 69

5.2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Tingkat Kesejahteraan Anggota Sebelum dan Sesudah Melakukan

Pinjaman dengan Program Sibuhar ... 8

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54

Tabel 4.4 Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 55

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 57

Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 58

Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 60

Tabel 4.8. Hasil Korelasi Butir Pernyataan Tingkat Kesajahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 62

(11)

Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 62 Tabel 4.10. Hasil Korelasi Butir Pernyataan Tingkat Kesajahteraan Anggota

Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 63 Tabel 4.11. Hasil Korelasi Butir Pernyataan Tingkat Kesajahteraan Anggota

Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar ... 63 Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 64 Tabel 4.13. Hasil Pengujian Paired Samples T-Test Tingkat Kesejahteraan

Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya dan Jenisnya ... 65 Tabel 4.14. Hasil Pengujian Paired Samples T-Test Tingkat Kesejahteraan

Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya dan Jenisnya ... 66

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Daerah Kritis Melalui Kurva Distribusi t Student Dua Sisi ... 45

(13)

ix Lmapiran 2. Rekapitulasi Jawaban Responden

(14)

Abstraksi

MARIA ETI RUSTINA, Perbedan Kesejahteraan Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota Koperasi “CU SANQTI” Pasuruan (Studi Kasus Pada Anggota Koperasi “CU SANQTI” Program Sibuhar)

Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dlam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan dari para anggotanya dri kesulitan-kesulitan ekonomi yang diderita mereka. Tujuan koerasi di dalam menjalankan usahanya adalah untuk memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya pada khususnya dan peningatan kesejahteraan ekonomi masyarakat pada umumnya. Orientasi usaha yang memihak pada koperasi tidak hanya sekedar pembeda antara koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan atau badan usaha lainnya, tapi merupakan hakekat dari koperasi itu sendiri. Tujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kesejahteraan anggota koprasi “CU SANQTI”.

Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah anggota koperasi CU SANQTI yang mengikuti program simpanan Sibuhar yaitu berjumlah 3575 orang. Kriteria sampel yang akan diambil adalah anggota koperasi CU SANQTI yang aktif menjadi anggota progaram pinjaman Sibuhar sehingga sampel yang diambil untuk penelitian ini adlah 100 orang. Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan uji beda dua sampel perpasangan (paired sample t-test).

Dari hasil pengujian yang dilakuakn terhadap tingkat kesejahteraan anggota melalui kebutuhan manusia menurut sifatnya dan jenisnya sebelum dan sesudah diadakannya program pinjaman Sibuhar yang diberikan kepada anggota koperasi CU SANQTI yang aktif menjadi anggota program pinjaman Sibuhar diperoleh hasil bahwa adanya perbedaan tingkat kesejahteraan aggota melalui kebutuhan manusia menurut sifatnya dan jenisnya sebelum dan sesudah diadakannya program pinjaman Sibuhar.

(15)

1.1.Latar Belakang

Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan dari para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang diderita mereka (Kartosapoetra, dkk 1991: 1).

Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”. Bentuk badan usaha yang sesuai dengan bunyi dari pasal tersebut adalah koperasi. Hal ini dipertegas dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi, yang menyatakan bahwa :

“Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”

(16)

2

Sebagai badan usaha rakyat, koperasi perlu membangun diri dan meningkatkan diri, serta mampu bersaing dengan badan usaha lain berdasarkan prinsip koperasi, sehingga diharapkan, koperasi sebagai badan usaha rakyat, mampu berperan sebagai soko guru perekonomian nasional yang berfungsi memperkokoh perekonomian rakyat, dan membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur koperasi harus berpijak pada landasan yang benar. Landasan koperasi Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai organisasi yang berwatak sosial, dasar pendirian koperasi berbeda dengan dasar pendirian perusahaan lain seperti Firma dan Perseroan. Pendirian koperasi dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat golongan ekonomi lemah untuk memperbaiki ekonomi mereka.

(17)

Dewasa ini kehidupan koperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat, sebab bagi masyarakat Indonesia hidup berkoperasi berarti membangun perekonomiannya. Seperti kita ketahui bersama pemerintah merupakan pemrakarsa ekonomi. Hal ini tentu terlalu sulit untuk dipahami, sebab perintah adalah misi untuk memajukan koperasi sesuai dengan apa yang dikehendaki atas dasar Undang–Undang Dasar 1945, yaitu membangun koperasi sehingga mempunyai kemampuan untuk dapat dipergunakan sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional.

Undang–Undang Dasar menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Atas dasar itu maka koperasi sebagai suatu perusahaan yang permanen memungkinkan koperasi untuk berkembang secara ekonomi, dengan demikian tidak saja akan mampu memberikan pelayanan terus menerus dan meningkat pada anggotanya serta masyarakat sekitarnya, akan tetapi juga akan memberikan sumbangan mendasar kepada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Tujuan koperasi di dalam menjalankan usahanya adalah untuk memperjuangkan kepentingan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggota- anggotanya pada khususnya dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat pada umumnya. Orientasi usaha yang memihak pada peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat ini harus dipegang teguh oleh koperasi, tidak hanya sekedar pembeda antara koperasi dengan bentuk– bentuk perusahaan atau badan usaha lainnya, tapi merupakan hakekat dari koperasi itu sendiri.

(18)

4

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang–Undang Dasar 1945.

Menurut Undang–Undang No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian bahwa usaha koperasi terutama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraannya. Dalam hubungan ini maka pengelolaan usaha koperasi harus dilakukan secara produktif dan efisien dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar–sebesarnya pada anggota. Koperasi dapat berusaha luwes baik hulu maupun hilir serta berbagai jenis usaha lainnya yang terkait. Adapun mengenai pelaksanaan usaha koperasi, dapat dilakukan dimana saja, baik di dalam maupun di luar negeri, dengan mempertimbangkan kelayakan usaha.

Menurut Setiady (2003 :9) mengatakan bahwa pencapaian peningkatan kesejahteran adalah tujuan usaha yang bermanfaat dalam usaha koperasi serta merupakan karya kegiatan dalam rangka tanggung jawab moril dan sosial. Serta yang penting juga adalah mempertinggi taraf hidup anggotanya, meningkatkan produksi dan mewujudkan pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata. Selanjutnya, koperasi Indonesia wajib memiliki dan berlandaskan nilai-nilai menolong diri-sendiri, bertanggung jawab kepada diri-sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan solidaritas.

(19)

cara sebaik–baiknya sedangkan sebagai perkumpulan orang, koperasi berusaha memenuhi kebutuhan–kebutuhan anggotanya itu, tanpa menjadikan keuntungan sebagai titik tolak usahanya karena keuntungan memang bukan tujuan utama koperasi.

Koperasi “CU SANQTI” Pasuruan didirikan pada tanggal 14 September 1985. Pendirian CU yang diberi nama CU Karyawan Sang Timur ini, diprakarsai oleh Yayasan Karya Sang Timur Pusat di Malang. Pada mulanya Yayasan memberikan dana sebesar Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk dipakai sebagai modal CU. Dana sebesar ini juga diberikan kepada sekolah-sekolah Sang Timur di Indonesia yang mau mendirikan koperasi (CU) di lingkungan kerjanya. Usaha Koperasi “CU SANQTI” adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota yang bertujuan untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggotanya. Program-program pinjaman yang dijalankan oleh Koperasi “CU SANQTI” antara lain :

1. Simalik. 2. Sibuhar 3. Siberkah

(20)

6

Indonesia bertempat tinggal di daerah pedesaan, tentunya penghidupan ekonomi mereka masih bersumber pada pengadaan bahan pangan dan pengembangan ekonomi rakyat yang berguna untuk meningkatkan taraf anggota dan masyarakat desa sekitarnya. Untuk itu, demi terpenuhinya kebutuhan ekonomi masyarakat pedesaan, dibentuklah sebuah koperasi simpan pinjam. Salah satu bentuk koperasi simpan pinjam adalah koperasi Credit Union Sang Timur atau lebih dikenal dengan sebutan “CU SANQTI” Pasuruan.

Sebenarnya anggota–anggotanya yang memiliki koperasi secara bersama-sama. Maju mundurnya koperasi itupun sebagian besar tergantung dari kegiatan-kegiatan anggota itu sendiri. Oleh karena anggota-anggota (calon anggota-anggota) mendirikan koperasi terutama untuk keperluan mereka sendiri, maka koperasi itupun dalam pekerjaan sehari-hari berusaha melayani anggota-anggota dengan sebaik-baiknya. Semakin baik pelayanan koperasi itu, semakin bertambahpulalah orang-orang yang tertarik dan meminta menjadi anggota koperasi itu, sehingga peran koperasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya menjadi anggota Koperasi “CU SANQTI” Pasuruan.

(21)

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan pelayanan yang diberikan pada anggota secara khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Koperasi “CU SANQTI” Pasuruan melayani masyarakat dari masyarakat kecil sampai pengusaha, mulai dari keperluan untuk pendidikan, pembangunan rumah dan kemajuan usaha kecil rumah tangga. Pembagian SHU setiap tahun yang semakin meningkat. Semua yang dilakukan koperasi “CU SANQTI” (Sang Timur) untuk mensejahterakan anggotanya.

Kegiatan pencapaian tujuan dalam koperasi “CU SANQTI” Pasuruan adalah meningkatkan kesejahteraan anggota, hal ini terbukti dari adanya salah satu program simpan pinjam sebagai contoh apabila ada anggota yang memerlukan dana secara mendadak dapat memperoleh dana dengan cepat dari koperasi sehingga kegunaan dari menjadi anggota koperasi bisa benar-benar dirasakan secara langsung dan nyata bagi kesejahteraan anggotanya. Salah satu program yang dilaksanakan di koperasi CU SANQTI dan paling banyak diminati oleh para anggotanya adalah program Sibuhar yang jumlah angggotanya berjumlah sekitar 3000 orang merupakan simpanan non saham dengan sisitem setoran atau penarikan yang dapat dilakukan sewaktu-waktu kelebihan-kelebihan program Sibuhar antara lain :

a. Persyaratan peminjaman yang mudah dan ringan.

b. Mendapat bunga dihitung dari saldo harian yang ditambah setiap akhir bulan.

c. Saldo simpanan setiap bulan tidak dikenakan potongan. Bunga kompetitif dan disesuaikan dengan bunga pasar.

(22)

8

Berikut ini keadaan anggota koperasi CU SANQTI (Sang Timur) Pasuruan ketika menjadi anggota Koperasi dengan program pinjaman Sibuhar:

Tabel 1. Tingkat Kesejahteraan Anggota Koperasi dengan Program Sibuhar Tahun 2009

No Tingkat Kesejahteraan Nama Anggota Sebelum Sesudah

Persentase Kenaikan Pinjaman

1 Permodalan Bapak Rudi Rp. 5.000.000 Rp. 10.000.000 100 %

2 Simpanan Anggota Bapak Yosep Rp. 8.500.000 Rp. 11.000.000 29%

3 Kredit Perbankkan Bapak Hari Martono Rp. 10.000.000 Rp. 12.500.000 25%

4 Sisa Hasil Usaha Bapak Tobi Rp. 1.500.000 Rp. 2.250.000 50%

5 Investasi Ibu Asih Yuliani Rp. 7.500.000 Rp. 12.500.000 67%

6 Volume Usaha Ibu Lia Rp. 14.000.000 Rp. 18.500.000 32%

Sumber : Koperasi CU Sanqti 2009

(23)
(24)

10

Berdasarkan kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Kesejahteraan Anggota Koperasi “CU SANQTI”

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : Apakah terdapat perbedaan kesejahteraan anggota koperasi “CU SANQTI”?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kesejahteraan anggota koperasi “CU SANQTI”.

1.4.Manfaat Penelitian Penelitian 1. Bagi Penulis Selaku Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan melatih berfikir secara sistematika, serta menambah wahan untuk mempeluas wawasan yang berhubungan antara pelayanan dengan kesejahteraan anggota.

2. Bagi Koperasi ”CU SANQTI” Pasuruan

Diharapkan menjadi sumbangan saran atau masukan pengetahuan dan linformasi yang kemudian dapat dijadikan acuan atau landasan dalam setiap memberikan pelayanan pada anggota sehingga kesejahteraan anggotanya dapat terjaga.

(25)
(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Penelitian Terdahulu A. Panggabean (2008)

a. Judul : Jurnal Infokop Volume 16 September 2008 : 126-142 (Dampak Pemberdayaan UMKM dan Koperasi Melalui Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) Bagi Anggota Koperasi (Studi Kasus di Kabupaten Brebes)

b. Perumusan masalah : Bagaimana dampak program P3KUM terhadap anggota koperasi dan masyarakat

c. Kesimpulan :

1. Dampak atau manfaat dana P3 KUM sangat dirasakan oleh anggota responden untuk meningkatkan omset, menghemat ongkos/transportasi, membantu perawatan kesehatan bagi keluarga dan memperbaiki MCK di keluarga.

2. Manfaat lain yang dirasakan anggota antara lain adanya rasa keinginan berkumpul pada saat RAT dan pada saat membayar pinjaman untuk berbagi pengalaman, berbagi informasi untuk menambah ide – ide baru.

(27)

4. Koperasi dan anggota masih memerlukan kelanjutan dari program P3KUM untuk menambah modal dan manfaat – manfaat sebagainya pada butir 1 dan 2.

B. Parno (2005)

a. Judul : Pengaruh Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Di Kota Semarang (Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Ekonomi Universitas Semarang).

b. Permasalahan : Adakah pengaruh efektivitas sistem pengendalian intern terhadap keberhasilan usaha KPRI di Kota Semarang ? dan Seberapa besar pengaruh efektivitas sistem pengendalian intern terhadap keberhasilan usaha KPRI di Kota Semarang ?

c. Kesimpulan : efektivitas sistem pengendalian berpengaruh terhadap keberhasilan usaha KPRI di Kota Semarang dan tingkat efektivitas sistem pengendalian intern KPRI di kota Semarang rata-rata termasuk dalam klasifikasi yang efektif.

(28)

13

2.1.1. Kesejahteraan Anggota

Kesejahteraan (sejahtera) Menurut Poerwadarminto diartikan sebagai keadaan yang aman sentosa, makmur, atau selamat atau terlepas dari segala macam gangguan maupun kesukaran dan sebagainya.

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat memberikan definisi kesejahteraan sebagai berikut :

“Kesejahteraan yaitu suatu kondisi seseorang atau masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya, kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainya seperti lingkungan bersih, aman dan nyaman dan juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”.(www.menkokesra.go.id/)

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan para anggota, hal ini sebagaimana di sebutkan dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian bahwa :

“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945”.

(29)

Di zaman modern sekarang ini, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri dan terlepas dari pengaruh lingkungan didalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Chourmain (1998 : 5-9 ) menyatakan, kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dibedakan menurut :

1. Kebutuhan manusia menurut jenisnya, yaitu :

b. Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidup.

c. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang lebih didasarkan kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, pujian ataupun meningkatkan kedudukan seseorang dipandang dari masyarakat sekitar.

1. Kebutuhan manusia menurut bentuknya, yaitu :

a. Kebutuhan lahiriah adalah kebutuhan yang secara alami dirasakan oleh fisik atau jasmani.

b. Kebutuhan rohaniah adalah kebutuhan pemenuhan keperluan yang rohaniah sifatnya.

2. Kebutuhan manusia menurut sifatnya, yaitu :

a. Kebutuhan pokok yang artinya adalah kebutuhan utama yang harus dipenuhi sehingga menjamin manusia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya secara wajar.

(30)

15

Untuk mencapai suatu taraf hidup yang sejahtera dapat dicapai

dengan adanya perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan,

yaitu pendapatan anggota yang didapat melalui kegiatan berkoperasi, yang

di bagikan kepada anggota, sesuai dengan hasil keuntungan koperasi.

Menurut Sukamdiyo (1996 : 102) kesejahteraan lain yang didapat anggota

koperasi adalah :

1. Membangkitkan aspirasi dan pemahaman para anggota tentang konsep,

prinsip, metode dan praktek serta pelaksanaan usaha koperasi

2. Mendorong dan menopang kebijakan pemerintah serta gerakan

koperasi dalam rangka pembangunan sosial-ekonomi

3. Mengubah perilaku dan kepercayaan serta menumbuhkan kesadaran

pada masyarakat, khususnya para anggota koperasi tentang arti penting

atau manfaat bergabung dan berpastisipasi aktif dalam kegiatan usaha

dan pengambilan keputusan koperasi sebagai upaya perbaikan terhadap

kondisi sosial-ekonomi mereka.

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang

(31)

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Koperasi dalam menjalankan usahanya, juga mengalami berbagai hambatan-hambatan, sehingga koperasi harus melakukan berbagai upaya agar koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan anggota. Dalam hal ini, keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuanya tergantung dari aktifitas anggota, apakah mereka mampu malaksanakan kerja sama dan mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota.

2.1.2. Tingkat Kesejahteraan Anggota Koperasi

Kesejahteraan anggota dan masyarakat akan dicapai jika kebutuhan-kebutuhan anggota dan masyarakat dapat terpenuhi pada tingkat yang lebih baik. Pada dasarnya kebutuhan anggota dan masyarakat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu: (1) kebutuhan pisik (material) dan (2) kebutuhan rohani (kejiwaan). Hal ini disebut membangun manusia seutuhnya, di mana kebutuhan fisik terpenuhi demikian juga kebutuhan rohani. Kedua kebutuhan ini harus seimbang supaya terdapat kesejahteraan dan kebahagian (Hasibuan, 1987). Berikut ini tingkat kesejahteraan anggota koperasi dapat dilihat dari :

a. Permodalan

(32)

17

b. Simpanan Anggota

Sebagai salah satu bentuk usaha, output koperasi dinyatakan dalam volume usaha. Semakin besar volume usaha mencerminkan semakin berkembangnya bisnis dan ekonomi koperasi.

c. Kredit Perbankan Untuk Koperasi

Kredit merupakan sumber pembiayaan eksternal dunia usaha dan koperasi. Semakin besar alokasi kredit untuk koperasi berarti semakin tinggi kepercayaan terhadap koperasi untuk meningkatkan kemampuan bisnisnya

d. Sisa Hasil Usaha

SHU merupakan nilai sisa dari seluruh transaksi koperasi setelah beban diperhitungkan. Semakin tinggi SHU koperasi menggambarkan semakin besar alokasi balas jasa terhadap anggota

e. Investasi Koperasi

Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Semakin tinggi investasi koperasi menunjukkan semakin tingginya kemampuan koperasi dalam mendorong ekspansi usaha, pertumbuhan perekonomian, dan penciptaan lapangan kerja.

f. Volume Usaha

Sebagai salah satu bentuk usaha, output koperasi dinyatakan dalam volume usaha. Semakin besar volume usaha mencerminkan semakin berkembangnya bisnis dan ekonomi koperasi.

g. Tingkat perekonomian

(33)

h. Kesehatan

Dengan mengikuti program Sibuhar para anggota tidak kebingungan ketika tidak mempunyai uang apabila sedang sakit karena bisa melakukan pinjaman di program Sibuhar.

2.2.Koperasi

2.2.1. Pengertian Koperasi

Istilah koperasi berasal dari dua suku kata yaitu Co dan operation. Co berarti bersama dan operation berarti pekerjaan, sehingga digabung menjadi cooperation atau koperasi berarti pekerjaan bersama, bersamasama bekerja untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Margono Djojohadikusumo, koperasi diartikan sebagai kumpulan orang yang menghimpun diri secara sukarela dan bekerja bersama-sama untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

(34)

19

Sistem ekonomi kapitalisme membiarkan setiap individu untuk bebas bersaing mengejar keuntungan sebesar-besarnya bagi individu, dan bebas pula mengadakan segala macam kontrak tanpa intervensi pemerintah (Widayanti, dkk 2003 : 18). Akibatnya golongan kecil yang ekonominya terbatas, kehidupan ekonominya semakin sulit, karena terdesak oleh golongan ekonomi yang mempunyai modal besar. Pada saat itulah tumbuh gerakan koperasi yang menentang aliran kapitalisme dengan asas kerja sama dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, yang melahirkan perkumpulan koperasi, yang dipelopori oleh koperasi Rochdale di Inggris.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi mempunyai dua aspek utama, yaitu:

1. Dilihat Dari Aspek Perkumpulan

Orang-orang yang bergabung dalam koperasi adalah mereka yang tentunya sudah memahami benar arti dan tujuan koperasi serta asas dan sendi dasarnya. Sebagai anggota koperasi harus memiliki kesadaran bahwa bukan kepentingan diri pribadi yang diutamakan tetapi kepentingan bersama.

2. Dilihat Dari Aspek Usahanya

(35)

bersaing dengan usaha-usaha bukan koperasi, sehingga anggota tidak berpengaruh untuk mencari pelayanan dari pihak lain.

Untuk mempertahankan kemurnian UU 1945 Pasal 33 ayat 1 bahwa membangun perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Karena perekonomian rakyat dengan tidak memandang golongan aliran maupun kepercayaan. Definisi tersebut mengandung unsur-unsur bahwa : a. Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal, akan

tetapi persekutuan sosial.

b. Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama. c. Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota-anggota

dengan kerja sama secara kekeluargaan.

Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.

(36)

21

pesantren, pengurus dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam pengelolaan koperasi yang dapat mendidik santri serta memberi arahan kepada santri sehingga santri dapat memahami kegiatan ekonomi dan tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Di Indonesia pengertian Koperasi menurut Undang-Undang koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokok-pokok perkoperasian adalah sebagai berikut:

“Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

Elemen yang terkandung dalam koperasi menurut International Labour Organization (Sitio dan Tamba, 2001) adalah:

a. perkumpulan orang-orang,

b. penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan, c. terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai,

d. koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis,

e. terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan, f. anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.

2.2.2. Tujuan Koperasi

(37)

a. Untuk meningkatkan hasrat manusia.

b. Untuk meningkatkan pendapatan yang berkecimpung didalamnya. c. Untuk memberikan suatu yang bermanfaat bagi sosial maupun

ekonomi dari usaha koperasi.

d. Untuk memperoleh keringanan dan untuk mendapatkan fasilitas dari pemerintah

2.2.3. Manajemen Koperasi

Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen. Demikian juga dalam badan usaha koperasi, manajemen merupakan satu hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang diharapkan.

Roy mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4 (empat) unsur yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan. Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para karyawan agar mempertahankan produktivitas yang tinggi. Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan (Hendrojogi, 2000).

(38)

23

(angota biasa), memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi (Widiyanti, 2003).

Gophar mengatakan bahwa manajemen koperasi pada dasarnya dapat ditelaah dan tiga sudut pandang, yaitu organisasi, proses, dan gaya (Hendar dan Kusnadi, 1999).

Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk dan tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan. Dapat dibedakan struktur atau alat perlengkapan onganisasi yang sepintas adalah sama yaitu: Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Untuk itu, hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi manajemen. Unsur Pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dan anggota, untuk mendampingi Pengurus dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota.

(39)

menganut gaya partisipatif (participation management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.

Sitio dan Tamba (2001) menyatakan badan usaha koperasi di Indonesia memiliki manajemen koperasi yang dirunut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu: Rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola.

Telah diuraikan sebelumnya bahwa, watak manajemen koperasi ialah gaya manajemen partisipatif. Pola umum manalemen koperasi yang partisipatif tersebut menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi. Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur. Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan (decision area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup keputusan yang dilakukan secara bersama (shared decision areas).

Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut (Sitio dan Tamba, 2001):

a. Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan sekali setahun.

(40)

25

Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.

c. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. OIeh sebab itu, dalam struktur organisasi koperasi, posisi Pengawas dan Pengurus adalah sama.

d. Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. Hubungan Pengelola usaha (managing director) dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau kontrak kerja.

2.2.4. Landasan Koperasi

(41)

Untuk mendirikan koperasi yang kokoh perlu adanya landasan tertentu. Landasan ini merupakan suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Landasan koperasi adalah dasar atau pedoman bagi koperasi, baik dasar bagi setiap pemikiran yang akan menentukan arah tujuan koperasi maupun dasar dari kedudukan koperasi dalam struktur perekonomian bangsa dan negara (Chaniago, dkk 1973 : 15). Landasan koperasi Indonesia adalah :

a. Landasan Idiil

Landasan Idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila, yang termuat dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992. Landasan Idiil koperasi adalah dasar yang digunakan dalam usaha untuk mencapai citacita koperasi (Anoraga, dkk 1997 : 8). Secara ideal koperasi harus dijiwai oleh Pancasila terutama sila ke lima” Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

b. Landasan Struktural dan Gerak

(42)

27

bagian yang terpenting adalah kehidupan ekonomi yaitu segala kegiatan dan usaha untuk mengatur dan mencapai atau memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup, sedangkan yang dimaksud dengan landasan gerak yaitu ketentuan-ketentuan yang terperinci tentang koperasi Indonesia harus berlandasakan dan bertitik tolak dari jiwa pasal 33 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945.

Asas kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam koperasi seperti yang dikemukakan oleh Kartosapoetra (1991 :18) adalah adanya kesadaran dari hati nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi oleh semua di bawah pimpinan pengurus, serta pemilihan para anggota didasarkan atas dasar keadilan dan kebenaran bagi kepentingan bersama. Asas kegotongroyongan berarti bahwa pada koperasi tersebut terdapat kesadaran bersama dan tanggung jawab yang menitikberatkan kepada keputusan bersama serta berupaya untuk mengatasi hambatan secara kolektif.

c. Landasan Mental

(43)

hukum di Indonesia, koperasi telah mendapatkan tempat yang pasti. Karena itu landasan hukum koperasi di Indonesia sangat kuat. Sementara bangun usaha bukan koperasi masih mengikuti warisan sistem hukum lama peninggalan belanda yaitu hukum dagang dan hukum perdata, koperasi telah memiliki undang-undang sendiri. Namun demikian, perlu dipahami bahwa perubahan sistem hukum dapat berjalan lebih cepat dari perubahan alam pikiran dan kebudayaan masyarakat sehingga koperasi dalam kenyataan belumberkembang secepat yang kita inginkan meskipun memiliki landasan hukum yang kuat.

2.2.5. Azas-azas Koperasi Indonesia

Azas mengandung arti dasar pemikiran untuk mencapai tujuan (Soeradjiman, 1996 :6). Azas koperasi atau dalam bahasa inggris disebut Cooperative Principles, berasal dari bahasa latin. Principium yang berarti basis atau landasan. Principium memiliki arti cita-cita utama atau kekuatan atau peraturan dari organisasi (Hendrojogi, 2000 :30).

(44)

29

a. Pengendalian secara demokrasi b. Keanggotaan yang terbuka c. Bunga terbatas atas modal

d. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan pembelianya

e. Pembayaran secara tunai atau transaksi perdagangan f. Tidak boleh menjual barang-barang palsu dan harus murni

g. Mengadakan pendidikan bagi anggota – anggotanya tentang azas-azas koperasi dan perdagangan yang saling membantu

h. Netral dalam aliran agama dan politik

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi menyatakan koperasi berdasar atas azas kekeluargaan. Prinsip kekeluargaan tersebut bersumber dari ketentuan lebih tinggi, yaitu UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai badan usaha bersama berdasar atas kekeluargaan”. Azas kekeluargaan dalam koperasi mengandung arti kerjasama yang saling menghidupi, atau dengan kata lain tidak boleh terjadi suatu usaha merugikan atau mematikan usaha yang dijalankan oleh pihak lain.

(45)

a. Setiap anggota memperhatikan anggota lainya b. Yang kuat membantu yang lemah

c. Masing-masing berpastisipasi dalam usaha sesuai dengan kemampuanya

d. Kepentingan lebih utama daripada kepentingan individu

e. Hasil usaha dibagi secara adil sesuai dengan partisipasi masing-masing anggota

Dikatakan bahwa .koperasi berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.. Dari bunyi pasal 2 itu jelas bahwa koperasi berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Masing-masing sila dari pancasila dalam kaitannya dengan koperasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

(46)

31

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Sebagai manusia yang beradab,maka mereka harus saling menghargai. Suatu kriteria menghargai manusia lain berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,gemar melaksanakan kegiatan kemanusiaan dan berani membela keadilan dan kebenaran.

Penerapan dari sila kedua itu adalah sebagai berikut.

b. Koperasi tidak membedakan kedudukan sosial,agama dan golongan masing-masing anggota.

c. Semua anggota koperasi berhak mendapat perlaku yang sama dan adil.

3. Persatuan Indonesia

Jalinan persatuan dan kesatuan dikembangkan atas dasar bhineka tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu jua) dengan memajukan pergaulan antarsesama manusia Indonesia. Penerapan sila ketiga ini adalah bahwa koperasi tidak mengenal perbedaan suku, agama, ras, antar golongan, politik atau status sosial anggota koperasi untuk bersatu dalam wadah koperasi. Koperasi harus mampu menempatkan rasa solidaritas tanpa memandang asal-usul dan status sosial.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan

(47)

tersebut harus dipecahkan melalui musyawarah atau mufakat dalam rapat anggota. Musyawarah berarti perundingan,sedangkan mufakat berarti setuju atau sepakat. Jadi, mufakat merupakan hasil dari suatu perundingan atau pembicaraan. Sehingga, jika dalam koperasi terdapat perbedaan pendapat dan pada akhirnya dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau melalui voting, maka hasil akhir itu merupakan kesempatan atau kesepakatan atau keputusan bersama dan menjadi tanggung jawab bersama pula untuk saling menghormati dan melaksanakan keputusan tersebut.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

(48)

33

2.2.6. Jenis-Jenis Koperasi

Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk pengelompokan koperasi. Cara-cara atau kriteria-kriteria yang digunakan untuk pengelompokkan itu tentunya dari suatu negara ke negara lain berbeda-beda. Pengelompokan atau klasifikasi koperasi atau istilah apa pun yang digunakan, memang diperlukan mengingat adanya banyak perbedaan yang ditemukan diantara sesama koperasi, baik yang menyangkut ciri, sifat, ekonominya, lapangan usaha, ataupun afiliasikeanggotaannya dan sebagainya. Untuk memisahkan koperasi yang serba heterogen itu satu sama lainnya, Indonesia dalam sejarahnya menggunakan berbagai dasar atau kriteria seperti: lapangan usaha, tempat tinggal para anggota, golongan dan fungsi ekonominya. Pemisahan-pemisahan yang menggunakan berbagai kriteria seperti tersebut di atas itu selanjutnya disebut penjenisan. Dalam perkembangannya kriteria yang dipergunakan berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Koperasi untuk dapat mewujudkan tujuan yang dicita-citakan dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang ini berbagai macam usaha telah dikembangkan dan terdapat berjenis-jenis koperasi yang terbagi menjadi 5 golongan, yaitu (Widiyanti 2003:49):

1. Koperasi Konsumsi

(49)

Koperasi konsumsi mempunyai fungsi sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuhan sehari-hari yang memperpendek jarak antara produsen ke konsumen, harga barang sampai ditangan pemakai menjadi lebih murah, ongkos-ongkos penjualan maupun pembelian dapat dihemat.

2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungantabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjaman kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat, tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Ada berbagai tujuan diadakannya koperasi kredit yaitu: membantu keperluan anggota dengan syarat ringan, mendidik anggota agar giat menyimpan sehingga membentuk modal sendiri, mendidik anggota untuk hidup hemat, menambah pengetahuan tenatang perkoperasian.

3. Koperasi Produksi

(50)

35

4. Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha dibidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.tujuan dari koperasi jasa untuk memberikan pelayanan yang mudah kepada para anggota atau masyarakat.

5. Koperasi Serba usaha.

Koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya. Tujuan diadakannya koperasi serba usaha ini agar anggota dan masayarakat lebih tertarik untuk berpartisipasi untuk lebih meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Koperasi jenis ini adalah KUD, KSU dan Koperasi yang ada dilingkungan karyawan (Widiyanti 2003:49)

Dengan beragam jenis usaha koperasi yang tengah berkembang diharapkan dapat membantu untuk lebih meningkatkan kesejahteraan anggota dan koperasi dapat lebih memberi manfaat pada masyarakat umum.

(51)

Dasar penjenisan koperasi Indonesia adalah dari dan maksud untuk efesiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas dan kepentingan ekonominya, misalnya koperasi yang bersifat khusus seperti koperasi batik, koperasi perumahan, koperasi listrik desa, koperasi asuransi dan koperasi lainnya. Guna kepentingan dan perkembangan daerah kerja serta menjamin efisiensi ekonomi koperasi yang bersangkutan juga demi ketertiban, diusahakan hanya satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk satu daerah kerja.

2.2.7. Perangkat Organisasi Koperasi

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Perangkat organisasi koperasi adalah sebagai berikut :

a. Rapat Anggota

Rapat anggota adalah tempat dimana suara-suara anggota berkumpul dan hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu (Hendrojogi, 2000 : 133) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

1) Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi

2) Menetapkan kebijaksanaan umum koperasi

3) Memilih atau mengangkat memberhentikan pengurus dan Badan Pemeriksa.

(52)

37

5) Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus dan Badan Pemeriksa dalam bidang organisasi dan usaha koperasi.

b. Pengurus

Pengurus koperasi adalah para anggota yang dipilih dalam rapat anggota sebagai kelompok orang yang di tugasi untuk mengurus koperasi dalam periode tertentu (Sukamdiyo, 1996 : 96) Fungsi Pengurus adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi serta bertindak untuk dan atas nama koperasi dalam berhubungan dengan pihak ketiga sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota dan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga Koperasi.

c. Pengawas

Pengawas adalah salah satu dari fungsi manajemen (Hendrojogi, 2000 :147). Trewathn dan Networth mengartikan manajemen :

“Manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan aktivitas-aktivitas organisasi seacara efektif dan efisien” (Winardi, 1990 : 4) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota. Wewenang dan tugas dari pengawas adalah sebagai berikut :

1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi

2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya

(53)

2.3.Kerangka Konseptual

Berdasarkan teori yang dijelaskan, maka disusun kerangka konseptual sebagai acuan untuk memeriksa hasil hipotesis yang telah dilakukan. Kerangka pemikiran dapat disampaikan dalam gambar sebagai berikut :

2.4.Hipotesis

Berdasarkan teori, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Agar konsep yang digunakan dapat diukur secara empiris dan menghindari kesalahan persepsi terhadap variabel penelitian, maka penjelasan mengenai variabel tingkat kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan merupakan sebuah tingkat perubahan yang terjadi pada anggota koperasi baik dari yang semula belum baik atau bahkan bisa disebut kurang baik kemudian menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tingkat kesejahteraan anggota koperasi dapat dilihat melalui :

a. Kebutuhan manusia menurut jenisnya :

1. Kebutuhan ekonomi, dengan menjadi anggota koperasi CU Sanqti dan mengikuti program-program yang ada di koperasi CU Sanqti kebutuhan ekonomi para anggotanya semakin membaik dari sebelum menjadi anggota koperasi dan mengikuti program-program yang ada di koperasi CU Sanqti seperti program Sibuhar. Kebutuhan ekonomi anggota koperasi antara lain :

a. Kebutuhan anggota untuk dapat memperoleh layanan kesehatan yang diperlukan

b. Kebutuhan anggota dalam memenuhi kebutuhan berpakaian yang layak

(55)

2. Kebutuhan sosial, dengan menjadi anggota koperasi CU Sanqti dapat menjalin silahturahmi dengan sesama anggota koperasi dan berinterakasi dengan baik dengan sesama anggota koperasi. Kebutuhan sosial antara lain :

a. Dapat menjalin persaudaraan dengan anggota CU Sanqti yang lain

b. Dapat menjadi keluarga besar yang dapat saling tolong menolong

b. Kebutuhan manusia menurut sifatnya, yaitu :

1. Kebutuhan pokok, setelah menjadi anggota koperasi kebutuhan pokok seperti sandang dan pangan dapat terpenuhi dengan baik jika dibandingkan sebelum menjadi anggota koperasi. Kebutuhan pokok antara lain :

a. Kebutuhan anggota dalam memenuhi kebutuhan makannya sehari-hari

b. Kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anggota keluarga

2. Kebutuhan pelengkap, setelah menjadi anggota koperasi kebutuhan pelengkap anggota koperasi dapat terpenuhi dengan baik jika dibandingkan sebelum menjadi anggota koperasi. Kebutuhan pelengkap antara lain :

a. Kebutuhan untuk dapat berwisata bersama keluarga

(56)

41

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal yaitu skala yang didasarkan pada rangking, diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai yang jenjang yang terendah atau sebaliknya (Riduwan, 2003:7). Skala pengukurannya yaitu seperti yang nampak dibawah ini:

Keterangan :

Nilai 1 : Sangat Tidak Setuju Nilai 2 : Tidak Setuju

Nilai 3 : Setuju Nilai 4 : Sangat Setuju

3.2.Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:55). Populasi dalam penelitian ini adalah anggota koperasi CU SANQTI yang mengikuti program simpanan Sibuhar yaitu berjumlah 3575 orang.

3.2.2. Sampel

(57)

probability sample dengan metode purposive sampling, Adapun pengertian non probabilty random sampling adalah cara pengambilan sampel dimana peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama pada anggota populasi untuk dijadikan sampel. Sedangkan purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel yang dilaksanakan dengan cara pengambilan subyek berdasarkan atas tujuan tertentu (Djarwanto 2000: 114). Kriteria sampel yang akan diambil adalah anggota koperasi CU SANQTI yang aktif menjadi anggota program pinjaman Sibuhar.

Sampel menurut Sugiyono (2003:56) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Untuk menentukan jumlah sampel akan ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane sebagai berikut:

N = Ukuran Populasi n = Ukuran Sampel

d Presisi (derajat ketelitian)

1

(58)

43

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan bisa dikategorikan dalam dua jenis, yaitu: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui penyebaran kusioner kepada responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang terkait dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Bahan-bahan pustaka didapat dari buku-buku literatur atau informasi tertulis lainnya. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait.

3.4 Teknik Analisis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan “diduga ada perbedaan tingkat kesejateraan anggota koperasi sebelum dan sesudah diadakannya program sibuhar di koperasi CU SANQTI maka digunakan uji beda dua sampel berpasangan (pairedsamplet test).

Dengan perumusan sebagai berikut:

Ho : 1 = 2 ; = (tidak terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan

anggota koperasi sebelum dan sesudah diadakannya program pinjaman sibuhar)

Ha : 1  2 ; = (terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan anggota

(59)

1 = tingkat kesejahteraan anggota sebelum diadakannya

program pinjaman sibuhar.

2 = tingkat kesejahteraan anggota sesudah diadakannya

program pinjaman sibuhar

 = 0,05

df = (n1 + n-1) dimana n = jumlah pengamatan ttab = t(0,05) (n1 + n-1)

Gambar 3.1.

Daerah Kritis Melalui Kurva Distribusi t Student Dua Sisi

Daerah Penerimaan Ho

Beda rata-rata observasi yang digunakan untuk mengukur perbedaan tingkat kesejahteraan anggota koperasi sebelum diadakannya program pinjaman sibuhar (Sugiyono, 2003:52).

fi = Perbedaan tingkat kesejahteraan anggota sebelum dan sesudah diadakannya program pinjaman sibuhar.

(60)

45

2) Teknik Pengujian Hipotesis

Untuk menguji signifikan atau tidak signifikannya standar deviasi di atas, maka dilakukan uji-t, sebagai berikut : (Sugiyono, 2003:119)

Dengan menggunakan derajat kebebasan (n-1), dan  = 5 % serta

uji dua sisi (kemungkinan terdapat atau tidak terdapat perbedaan), maka hasil perhitungan t test dibandingkan dengan t tabel, dimana :

1) Hipotesis diterima apabila nilai ttest > ttabel, artinya Ho ditolak dan Ha diterima.

(61)

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah CU SANQTI

CU Sang Timur Pasuruan didirikan tgl 14 September 1985 atas prakarsa Suster-Suster Sang Timur dan beberapa tokoh pendiri a.l. Gregorius Ora Pega, BM Suhirman, Caecilia Sardjilah, FB Djoko Suhartono (alm). Susunan kepengurusannya dilantik satu minggu kemudian tepatnya pada tanggal 21 September 1985.

Pendirian CU yang diberi nama Cu Karyawan Sang Timur ini, diprakarsai oleh Yayasan Sang Timur pusat di Malang. Pada mulanya Yayasan memberikan dana sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk dipakai sebagai modal CU. Dan sebesar ini juga diberikan kepada sekolah-sekolah Sang Timur di Indonesia yang mau mendirikan koperasi (CU) di lingkungan kerjanya.

(62)

1. Ketua : Gregorius Ora Pega 2. Wakil Ketua : B.M. Suhirman

3. Sekretaris : C.A.Djohar 4. Bendahar I : Sr.Y.M Vianney PIJ 5. Bandahara II : Caecilia Sardjiah 6. Anggota : 1. Sr. Luciana PIJ

2. Sr. M. Theresia PIJ 3. J. Marsudi Kertosambudji 7. Panitia Kredit : 1. Ibu Beriyati

2.A. Rukiyah

3.Sr.M. Magdalena PIJ 8. Badan Pemeriksa : 1. Sr. M. Yashinta PIJ

2. R. Soewandi

3.M.C.A. Liliek

9. Panitia Pendidikan : 1. Drs. Djoko Suhartono

2. Caroline Sutjipta

3. Suyanti Soetopo 10.Penasehat : Sr. Rosaline PIJ

(63)

(Mentri Supeno) dan Semarang (Pedurungan). Th 2009 di Gunung Kidul (Wonosari). Sudah berbadan Hukum Tingkat Propinsi, Th 2010 akan diajukan badan Hukum Tingkat Nasional. Rencana kedepan Buka cabang di Solo.

Saat ini CU tersebut mempunyai 3.500 anggota, dengan iuran per bulan Rp 25.000. Uang dari iuran inilah ditambah bunga pinjaman yang menggerakkan urusan simpan-pinjam di CU tersebut. Sanqti menerapkan ketentuan bunga pinjaman 2,25 persen per bulan. Sepintas, bunga pinjaman pada CU sama dengan bank. Namun, bunga pinjaman CU berlaku surut yang artinya bunga dihitung dari sisa angsuran, sementara bank menerapkan bunga tetap sehingga bunga dihitung dari pokok pinjaman (Sumber: Koperasi CU Sanqti 2010).

4.2.Visi, Misi dan Motto a. Visi

Menjadikan CU Sanqti yang handal dengan berpedoman pada nilai dan prinsip koperasi.

b. Misi

1. Meningkatkan kesejahteraan anggota melalui pelayanan keuangan dan pendidikan secara periodik dan berkesinambungan

(64)

3. Mengembangkan fungsi manajeman yang berdaya juang dan kompetitif

4. Meningkatkan loyalitas yang tinggi terhadap institusi dan pelayanan yang prima kepada seluruh anggota

5. Mengembangkan lembaga yang berkualitas denga pengelolaan secara kreatif, inovatif dan profesional

6. Mampu memanfaatkan sistem informasi teknologi muktahir c. Motto

Motto dari koperasi CU Sanqti adalah “Saya mau, Saya bisa, Saya pasti berhasil.

4.3.Struktur Organisasi

(65)
(66)

Tugas :

1. Bagian Administrasi, tugasnya yaitu :

a. Memantau saldo kas TP dan kebutuhan pencairan pinjaman / penarikan dana simpanan.

b. Memeriksa dan menganalisa laporan keuangan TP c. Cek saldo Bank tiap hari

d. Cek saldo simpanan dan pinjaman SPD/Puskopdit 2. Bagian Marketing, tuganya yaitu :

a. Menyusun rencana pemasaran tabungan

b. Memperhitungkan rencana tahunan dan dibreakdown bulanan c. Sosialisasi ke kelompok – kelompok masyarakat

d. Membuat laporan kunjungan marketing 3. Bagian Keuangan, tugasnya yaitu :

a. Menghitung fee koordinator pinjaman termasuk CUMI b. Evaluasi analisa Pearls setiap bulan

c. Memantau daftar kelalaian pinjaman bekerja sama dengan BOB d. Membuat laporan keuangan (LKSB), beserta gabungan dengan TP e. Membuat laporan daperma, laporan realisasi pinjaman dan lain-lain

yang berkaitan dengan inkopdit. f. Memeriksa saldo lembaga lain

(67)

i. Memeberikan usulan kepada GM mengenai perbaikan laporan keuangan serta uraian kondisi CU secara keseluruhan baik TP-TP maupun bidang kerja.

j. Administrasi dan penyusutan inventaris dan aktiva lainnya k. Memeriksa perhitungan rak TP

4.4.Hasil Penelitian

4.4.1. Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah anggota koperasi CU SANQTI yang mengikuti program simpanan Sibuhar dan yang aktif menjadi anggota program pinjaman Sibuhar yaitu berjumlah 100 orang.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Laki – laki 58 58

2 Perempuan 42 42

Total 100 100

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)

(68)

apabila ingin mendapatkan pinjaman dengan mudah dan bunga yang ringan maka mereka akan melakukan pinjaman di koperasi dan biasanya kebanyakan instansi-instansi perkreditan yang dipercaya adalah laki-laki ketimbang wanita karena kebanyakan laki-laki sudah mempunyai pekerjaan yang bagus ketimbang wanita.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

1 25 – 30 th 25 25

2 31 – 35 th 46 46

3 36 – 40 th 14 14

4 > 41 th 15 15

Total 100 100

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)

(69)

bisa memenuhi cicilan dengan lancar dan tepat waktu karena mereka sudah bekerja.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Pegawai Swasta 29 29

2 Pegawai Negeri 20 20

3 Wiraswasta 51 51

Total 100 100

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)

(70)

4.4.2. Deskripsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada anggota koperasi CU SANQTI yang aktif menjadi anggota program pinjaman Sibuhar yang menjadi responden dengan jumlah sebanyak 100 orang, diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.4.Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Skor Jawaban No Pernyataan

1 2 3 4 Total

1

Menurut anda para anggota koperasi dapat memperoleh layanan kesehatan yang diperlukan.

0 19 60 21 100

2

Menurut anda para anggota koperasi dapat memenuhi kebutuhan berpakaian yang layak.

0 18 62 20 100

3

Menurut anda para anggota koperasi dapat menjalin persaudaraan dengan anggota koperasi yang lain

0 16 68 16 100

4

Menurut anda para anggota koperasi dapat menjadi keluarga besar dan dapat saling tolong menolong sesame anggota

0 21 50 29 100

(71)

begitu juga dengan pemenuhan kebutuhan berpakaian yang layak, responden menjawab bahwa mereka cukup dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk berpakaian secara layak. Dan sebelum mengikuti program Sibuhar responden dapat menjalin persaudaraan dan menjadi keluarga besar sesama anggota.

Hal ini berarti menurut para responden mereka menyatakan setuju tentang tingkat kesejahteraan melalui kebutuhan manusia menurut jenisnya sebelum diadakannya program pinjaman sibuhar bahwa para anggota koperasi dapat memperoleh layanan kesehatan yang diperlukan, para anggota koperasi dapat memenuhi kebutuhan berpakaian yang layak, serta dapat menjalin persaudaraan dengan anggota koperasi yang lain dan para anggota koperasi dapat menjadi keluarga besar dan dapat saling tolong menolong sesame anggota.

4.4.3. Deskripsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

(72)

Tabel 4.5.Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sebelum Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Skor Jawaban No Pernyataan

1 2 3 4 Total

1 Menurut anda para anggota koperasi dapat

memenuhi kebutuhan makannya sehari-hari. 0 21 49 30 100

2 Menurut anda para anggota dapat memenuhi

kebutuhan pendidikan anggota keluarganya. 0 15 54 31 100

3

Menurut anda para anggota koperasi dapat memenuhi kebutuhan untuk berpariwisata dengan keluarga.

0 8 81 11 100

4

Menurut anda para anggota koperasi dapat membeli kendaraan dalam menunjang kegiatan sehari-hari.

0 13 65 22 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2 Dari hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui

bahwa sebagian besar responden sangat bervariasi dengan pernyataan yang

diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang

memberikan jawaban dengan skor 3 dan 4. Menurut kebanyakan

responden menjawab bahwa sebelum mengikuti program Sibuhar

responden dapat memenuhi kebutuhan makannya sehari-hari, dapat

memenuhi kebutuhan pendidikan anggota keluargannya, dan masih

mampu untuk pergi berwisata dengan anggota keluarga, serta mampu

membeli kendaraan yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan

sehari-harinya.

Hal ini berarti menurut para responden mereka menyatakan setuju

(73)

sebelum diadakannya program pinjaman sibuhar bahwa para anggota

koperasi dapat memenuhi kebutuhan makannya sehari-hari, para anggota

dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anggota keluarganya, serta dapat

memenuhi kebutuhan untuk berpariwisata dengan keluarga dan dapat

membeli kendaraan dalam menunjang kegiatan sehari-hari.

4.4.4. Deskripsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada anggota koperasi CU SANQTI yang aktif menjadi anggota program pinjaman Sibuhar yang menjadi responden dengan jumlah sebanyak 100 orang, diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.6.Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Jenisnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Skor Jawaban No Pernyataan

1 2 3 4 Total

1

Menurut anda para anggota koperasi dapat memperoleh layanan kesehatan yang diperlukan.

0 12 64 24 100

2

Menurut anda para anggota koperasi dapat memenuhi kebutuhan berpakaian yang layak.

0 7 66 27 100

3

Menurut anda para anggota koperasi dapat menjalin persaudaraan dengan anggota koperasi yang lain

0 11 67 22 100

4

Menurut anda para anggota koperasi dapat menjadi keluarga besar dan dapat saling tolong menolong sesame anggota

0 19 56 25 100

(74)

Dari hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sangat bervariasi dengan pernyataan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 3 dan 4. Berdasarkan jawaban tersebut menunjukkan bahwa responden setelah mengikuti program Sibuhar mereka menjadi lebih banyak memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal dan dapat memenuhi kebutuhan berpakaian yang layak jika dibandingkan dengan sebelum menjadi anggota Sibuhar, dan responden merasa bahwa setelah mengikuti program Sibuhar mereka dapat menjalin persaudaraan yang lebih dekat dan menjalin kekeluargaan yang semakin besar dengan sesama anggota yang jumlahnya semakin banyak.

Hal ini berarti menurut para responden mereka menyatakan setuju tentang tingkat kesejahteraan melalui kebutuhan manusia menurut jenisnya sebelum diadakannya program pinjaman sibuhar bahwa para anggota koperasi dapat memperoleh layanan kesehatan yang diperlukan, para anggota koperasi dapat memenuhi kebutuhan berpakaian yang layak, serta dapat menjalin persaudaraan dengan anggota koperasi yang lain dan para anggota koperasi dapat menjadi keluarga besar dan dapat saling tolong menolong sesame anggota.

4.4.5. Deskripsi Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

(75)

Sibuhar yang menjadi responden dengan jumlah sebanyak 100 orang, diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 4.7.Hasil Jawaban Responden Untuk Pernyataan Tingkat Kesejahteraan Anggota Melalui Kebutuhan Manusia Menurut Sifatnya Sesudah Diadakannya Program Pinjaman Sibuhar

Skor Jawaban No Pernyataan

1 2 3 4 Total

1 Menurut anda para anggota koperasi dapat

memenuhi kebutuhan makannya sehari-hari. 0 17 55 28 100

2 Menurut anda para anggota dapat memenuhi

kebutuhan pendidikan anggota keluarganya. 0 9 75 16 100

3

Menurut anda para anggota koperasi dapat memenuhi kebutuhan untuk berpariwisata dengan keluarga.

0 9 75 16 100

4

Menurut anda para anggota koperasi dapat membeli kendaraan dalam menunjang kegiatan sehari-hari.

0 15 49 36 100

Gambar

Tabel 1. Tingkat Kesejahteraan Anggota Koperasi  dengan Program Sibuhar Tahun 2009
Gambar 3.1.
Gambar 4.1.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

In Fiscal Year 2013/2014, the Centre conducted professional development programme on teaching methodology for foreign language teachers (i.e. Japanese, Chinese and Indonesian Language

(5) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai yaitu : Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya. b) Kegiatan inti menggunakan

.Perilaku informasi remaja menggunakan facebook berkaitan erat dengan keinginan remaja untuk menjadi bagian dari suatu lingkungan sosial, sehingga informasi yang mereka

[r]

Penjualan Tabel 5. Hal ini berarti setiap Rp. Hal ini berarti setiap Rp. 100,- penjualan menghasilkan laba usaha sebesar Rp. Hal ini berarti setiap Rp. 100,- penjualan

Adapun rumusan permasalahan dalam PTS ini adalah bagaimana efektivitas penerapan pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) terhadap

dimensional lain, misalnya kubah pasangan (bata), mempunyai ketebalan lebih besar, dan tidak dapat dikelompokkan struktur yang hanya memikul tegangan dalam bidang karena, pada

Tikus putih memiliki nilai bisnis yang tinggi, hal tersebut dikarenakan banyaknya permintaan terhadap tikus putih.Kemudahan perawatan serta perkembangbiakan tikus