• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Belajar Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teori Belajar Sosial"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Teori Belajar Sosial

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan

Pembelajaran

Dosen Pengampu : Dra.Hj. Retno Indayati, M.Si

Disusun Oleh :

Fakultas : Jurusan :

Moh. Rizal Sukma (2814133119) Mufa Latifatul Ummah (2814133120) Moh. Hadi Khanani (2814133121) Moh. Adibil Mahbub (2814133122) Moh. Hamim Wahyudi (2814133123) Imroatus Sholichah (2814133219)

FTIK

Tadris Matematika 3-D

Institut Agama Islam Negri (IAIN)

Tulungagung Tahun 2014

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat, anugerah dan karunia yang melimpah, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas dalam mata belajar dan pembelajaran adapun judul penulisan makalah ini adalah "Teori Belajar Sosial”.

Selanjutnya kami menyadari jika dalam pembuatan makalah ini banyak memperoleh pengarahan dari semua pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telibat dalam pembuatan makalah ini.

Semoga pembuatan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari mengenai materi teori belajar sosial.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati ,kepada para pembaca kami mohon dapat menyampaikan saran dan kritik untuk perbaikan selanjutnya.

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb

Tulungagung, 09 Oktober 2014

(3)

iii

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 1

BAB II TINJAUAN TORITIS TERKAIT TEORI ... 2

2.1 Pengertian Teori Belajar Sosial ... 2

2.2 Macam-Macam Proses Kognitif Dari Teori Belajar Sosial ... 2

2.3 Proses Belajar Dalam Pembentukan Kepribadian... 3

2.4 Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem Bioekologikal ... 3

2.5 Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial ... 5

2.6 Aplikasi Teori Belajar Sosial Terhadap Pembelajaran ... 6

BAB III PENUTUP ... 7

3.1 Kesimpulan ... 7

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social (Social Learning Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.

Teori kognitif social (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa factor social dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, faktor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilakuorangtuanya. Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian teori belajar sosial?

2. Apakah macam proses kognitif dari teori belajar sosial?

3. Bagaimanakah proses belajar dalam pembentukan kepribadian? 4. Bagaimana Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem Bioekologikal 5. Apa kelemahan dan kelebihan teori belajar social?

6. Bagaiman aplikasi teori belajar social terhadap pembelajaran? 1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian teori belajar social.

2. Mengetahui macam proses kognitif dari teori belajar social. 3. Mengetahui proses belajar dalam pembentukan kepribadian.

4. Mengetahui Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem Bioekologikal. 5. Mengetahui kelemahan dan kelebihan teori belajar social.

(5)

2

BAB II

TINJAUAN TORITIS TERKAIT TEORI

2.1 Pengertian Teori Belajar Sosial

1. Teori Belajar Sosial dari miller dan dollard

Miller dan dollard bertitik tolak dari teori hull ( mediationist ) yang dikembangkan menjadi teori sendiri pandangan dasar mereka adalah tingkah laku manusia adalah dipelajari. Karena itu, untuk memahami tingkah laku social dan proses belajar social harus mengetahui prinsip-prinsip psikologi belajar.1

2. Teori belajar social albert bandura

Teori belajar social dikembangkan oleh albert bandura. Asal mulanya teori ini disebut learning, yaitu belajar dengan mengamati perilaku orang lain. Dasar pemikirannya adalah belajar dengan cara mengamati perilaku individu. Dan sebagian perilaku individu diperoleh sebagai hasil belajar melalui pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan oleh orang lain yang disajikan sebagai model.2

Menurut teori belajar social, yang terpenting ialah kemampuan seseorang untuk mengabstraksikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang dipilih. 2.2 Macam-Macam Proses Kognitif Dari Teori Belajar Sosial

Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan gambaran kognitif dari tindakan , secara rinci dasar kognisi dalam proses belajar dapat diringkas dalam 4 tahap yaitu : atensi/perhatian, retensi/mengingat, reproduksi gerak, dan motivasi.3

1. Atensi / Perhatian

Model tidak dapat ditiru apabila tidak diadakan pengamatan sehingga dapat dipersepsikan secara tepat

2. Retensi

1 Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. PT. Raja Grafindo

Persada: Jakarta, hal. 23

2 Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I dan Dr. Sulistyorini, M.Ag. 2012. Belajar dan Pembelajaran.

Teras: Yogyakarta, hal 232 - 233

(6)

3 Jadi seorang pengamat menyimpan tingkah laku model yang telah diamati di dalam ingatannya karena tingkah laku tersebut harus bisa diingat kembali.

3. Reproduksi Gerak

Pengamat mencoba untuk mengungkapkan ulang tingkah laku model yang diamatinya.

4. Penguatan dan Motivasi

Tingkah laku dicontoh sebagai tindakan-tindakan terpuji yang mempunyai motivasi untuk menirukan.

2.3 Proses Belajar Dalam Pembentukan Kepribadian4

a. Imitasi

Dengan mengamati dan meniru tingkah laku atau dalam hal tertentu menjadikan seseorang model bagi dirinya. Subjek-subjek yang dibiarkan mengamati serangkaian respon yang dilakukan oleh model cenderung melakukan respon yang sama apabila ditempatkan pada situasi yang sama.

b. Perkuatan sosial

Agar terjadi proses belajar, pengamat harus memperhatikan isyarat-isyarat yang diberikan oleh model. Akibat-akibat yang disaksikan oleh individu telah mengikuti tingkah laku orang lain akan menjadi perkuatan social.

c. Perkuatan Diri dan Pemonitoran

Menurut Bandura perkuatan adalah pengaruh apa yang dilakukan bukan apa yang dipelajari. Dengan mengetahui akibat yang bersifat baik atau buruk dari tindakan orang lain atau dirinya sendiri, individu mengembangan harapan-harapan kognitif tentang hasil tingkah laku dan tentang apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan atau menghindari hasi-hasil yang tidak menyenangkan.

2.4 Perkembangan Ruang Sosial dan Sistem Bioekologikal

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan perkembangan anak. Salah satu teori yang mempengaruhi perkembangan anak di susun oleh Urie Bronfen benner yang dikenal dengan teori sistem bioelogikal ( bioelogical systems theory ). Untuk

4

(7)

4 mempelajari perkembangan anak, kita tidak dapat hanya melihat lingkungan langsung, tetapi juga interaksi dengan lingkungan yang lebih besar. Teori sistem bioelogikal mencoba mendefinisikan berbagai lapisan kompleks lingkungan yang memiliki dampak dalam perkembangan anak.

Lapisan pertama disebut mikrosistem, yang merupakan lapisan terdekat dengan anak. Mikrosistem yang berisi struktural yang memiliki hubungan dan interaksi langsung dengan anak. Struktur mikrosistem merupakan unit yang bersifat paling individual, terdiri dari keluarga, sekolah, tetangga dan lingkungan pengasuhan anak. Pada tingkat ini, hubungan memiliki pengaruh dalam dua arah baik dari maupun terhadap anak. Misalnya, orang tua anak memengaruhi kepercayaan dan perilaku anak, sebaliknya kepercayaan dan perilaku anak juga memengaruhi orang tua. Pengaruh dua arah ini tidak hanya terjadi pada seluruh tingkat lapisan lingkungan, namun pada tingkat mikrosistem, hubungan dua arah ini memiliki pengaruh yang paling kuat dan paling besar bagi anak.

Lapisan mikrosistem yang terpenting adalah keluarga. Islam mengajarkan pentingnya membina kasih sayang dan hubungan positif di dalam keluarga. Orang tua berkewajiban untuk menyayangi keluarga dan mendidik anak-anaknya dengan adil untuk mendapatkan perkembangan yang optimal. Sebaliknya, anak juga berkewajiban untuk berbakti ke dua orang tuanya. Lapisan mikrosistem lain yang juga penting adalah tetangga. Tetangga adalah lingkungan disekitar rumah yang sering berinteraksi secara sosial. Hubungan tetangga yang ini merupakan hal yang penting, karena mereka merupakan orang-orang terdekat setelah keluarga. Tetangga yang baik akan mendorong perkembangan anak yang baik pula. Selanjutnya lapisan mikrosistem yang penting bagi anak adalah lingkungan sekolah. Pada lingkungan ini , anak mencoba untuk menuntut ilmu dan memperoleh pendidikan pada masa depannya.

Tepat setelah mikrosistem terdapat lapisan mesosistem. Lapisan ini memberikan pengaruh pada struktur mikrosistem anak. Misalnya hubungan antara orangg tua anak dan gurunya di sekolah, bagaimana pandangan guru terhadap anak tersebut. Segala hubungan dalam dalam mesosistem juga merupakan perantara antara mikrosistem dan ekosistem seperti yang dialami individu.makrosistem merupakan lapisan paling luar dari lingkungan anak. Lapisan ini terdir dari struktur nilai-nilai budaya, etika,

(8)

5 adat istiadat, dan hukum peraturan.misalkan, terdapat budaya yang memiliki kepercayaan bahwa orang tua merupakan penanggung jawab utama dalam membesarkan anak-anak, karena keluarga merupakan agen sosial pertama yang memberikan dasar pembentukan kepribadian anak. Cara pengasuhan anak dibagi atas dimensi penerimaan/penanggapan dan penuntutan/kontrol. Dimensi ini memperlihatkan adanya empat jenis cara pengasuhan orang tua yang meliputi pola asuh otoritatif, otoriter, permisif dan tidak terlibat. Orang tua yang otoriter dan permisif menghasilkan anak yang mengalami perkembangan yang sedikit kurang diinginkan, sedangkan orang tua yang tidak peduli menghasilkan anak yang mengalami kekurangan hampir pada segala aspek fungsi psikologis.

Pemberian hukuman sebagai alat untuk mendisiplinkan anak harus dilakukan secara hati-hati. Pemberian hukum akan sia-sia, jika tidak disertai pengertian mengapa hukuman itu diberikan kepadanya. Sewaktu anak –anak lebih besar, ruang pergaulan mereka semakin bertambah luas. Keinginan untuk berinterksi dengan teman sebaya dengan mencari perhatian dan pengakuan, telah muncul pada pertengahan tahun pertama. Dalam penerimaan teman sebaya, anak dapat menilai sejauh mana mereka merasa disenangi atau tidak disenangi oleh teman sebayanya. Terdapat lima kategori penerimaan teman sebaya, yaitu anak yang populer, anak yang ditolak, anak yang kontro versial, anak yang tidak dihiraukan, dan anak yang berstatus biasa.

2.5 Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Sosial5

a) Kelemahan Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Teori belajar sosial Albert Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan perilaku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.

Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat individu yang menngunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah

(9)

6 laku akan meniru tingkah laku yang negative, termasuk perlakuan yang tidak diterima masyarakat.

b) Kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Teori belajar social Albert Bandura lebih lengkap dari teori sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan dan erilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata reflex atas stimulus, melainkan juga atas reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.

Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentngnya perhatian empiris dalam mempelajari perkembangan anak-anak. Penelitian ini berfokus pada perkembangan anak-anak factor social dan kognitif.

2.6 Aplikasi Teori Belajar Sosial Terhadap Pembelajaran

Bandura percaya bahwa segala sesuatu yang dapat dipelajari melalui pengalaman langsung juga bisa dipelajari secara tidak langsung melalui observasi. Bandura juga percaya bahwa model akan sangat efektif apabila dilihat sebagai seseorang yang memiliki kehormatan, kompetensi, status tinggi atau kekuasaan. Dan dalam hal ini sebagian besar guru memiliki kriteria tersebut sehingga dapat menjadi model yang berpengaruh besar. Guru dapat menjadi model untuk suatu keahlian, strategi pemecahan masalah, dan kreativitas. Guru juga dapat menjadi model tindakan, yang akan diinternalisasi siswa dan karenanya menjadi standar evaluasi diri.

Dalam proses pembelajaran menurut teori sosial Albert Bandura, seorang guru harus dapat menghadirkan model yang baik. Model yang baik harus dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar sehingga dapat memberi perhatian kepada si pembelajar. Model disini tidak harus dari guru, namun tergantung apa yang akan diajarkan. Teori sosial belajar ini cocok untuk mengajarkan materi yang berupa aspek psikomotorik dan afektif, karena pembelajar langsung dapat memperhatikan, mengingat dan meniru dari model yang dihadirkan.

(10)

7

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori belajar sosial ini menganggap bahwa belajar tidak hanya sekedar perubahan dalam tingkah laku yang diamati, tetapi juga pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati berdasarkan pengetahuan tersebut, jadi pengalaman seseorang yang terlibat di dalamnya.

Dengan demikian bahwa penguatan yang mengendalikan ekspresi perilaku yang dipelajari mungkin langsung (hadiah yang nyata, penerimaan/ penolakan social / penghilangan kondisi yang tidak mengenakkan) atau tidak langsung (mellihat orang mndapat hadiah / hukuman atas perilaku yang ditimbulkan oleh diri sendiri atau penilaian atas kemampuan diri sendiri).

(11)

8

Daftar Isi

Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I dan Dr. Sulistyorini, M.Ag. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Teras: Yogyakarta

http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2008-2-00350-JP%20Bab%202.pdf

09-10-2014 pukul 10.33

|http://www.slideshare.net/dediyulianto370/teori-belajar-dan-aplikasinya 10-10-2014 pukul 10.37

Referensi

Dokumen terkait

dari senam lantai karena dilakukan di atas matras. Senam lantai merupakan bagian dari pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya materi

Projek Cerdig adalah salah satu proses pembelajaran Bahasa Inggris berbasis teknologi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan siswa generasi Z di kelas VIII SMPN 5

Pemberian token ekonomi ini akan diberikan kepada siswa sekolah dasar (SD) di daerah Parakancanggah, Banjarnegara tepatnya di SDN 1 Parakancanggah

Di Indonesia sendiri persediaan MIGAS mengalami defisit, sehingga perlu adanya program yang mampu memenuhi kebutuhan minyak bumi dan gas bumi dalam negeri.Saat ini, banyak

Dugaan Dampak Buruk Terhadap Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali Fisik dan.

Misalnya daya pisah sebuah teleskop adalah 2”, artinya teleskop tersebut bisa melihat dua benda yang jarak pisahnya minimal 2”, jika ada dua benda dengan jarak pisah

Atas dasar inilah, penelitian ini dilakukan, yaitu untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara sistem KBK dan non-KBK yang sedang

(2).Status kepemilikan akan beralih kepada PEMBELI jika PENJUAL telah menerima lunas pembayarannya dan PENJUAL menyerahkan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) KENDARAAN